Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HADITS PENDIDIKAN
“Etika dan Metode Belajar Perspektif Hadits”
Dosen Pengampu :
Fairuz Ainun Naim, MA

Disusun oleh Kelompok 6 :


 Tayonah
 Uripah
 Vina
 Yunzil Afroh El Zahrie

PROGRAM PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY
CIREBON
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Hadits Pendidikan, dengan judul : ”Etika dan Metode Belajar Persoektif
Hadits”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Cirebon, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang wajib bagi setiap orang. Di dalam Islam juga
dijelaskan bahwa setiap muslim wajib untuk mencari ilmu. Banyak nash Al-Qur’an
maupun hadis Nabi yang menyebutkan keutamaan mencari ilmu dan orang-orang
yang berilmu. Allah SWT sangat mencintai dan memuliakan orang yang mencari
ilmu dan berilmu di dunia dan di akhirat. Olehkarena itu, pendidikan sangatlah
penting bagi manusia karena melalui proses pendidikan tersebutmanusia dapat
mempertahankan eksistensinya sebagai manusia yang mulia, melalui perberdayaan
potensi dasar dan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Di dalam proses pendidikan tersebut tentunya memerlukan berbagai
metode dan etika saat berlangsungnya pembelajaran. Metode dan etika
tersebut bersumber dari Rasulullah SAW.Banyak hadis-hadis yang sudah
menjelaskan mengenai metode dan etika pembelajaran yangdigunakan oleh
Rasul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang pengertian etika dalam perspektif hadits?
2. Apa saja hadits tentang etika belajar?
3. Apa pengertian metode pembelajaran perspektif hadits?
4. Apa saja hadits tentang metode pembelajaran?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui etika dalam perspektif hadits
2. Untuk mengetahui macam macam hadits etika belajar
3. Untuk mengetahui pengertian metode belajar perspektif hadits
4. Untuk mengetahui macam macam metode belajar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian etika dalam perspektif Islam

Secara etimologi, istilah etika berasal dari kala Latin "Ethicos" yang
berarti kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika
adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Kata etika pun dapat diartikan dengan adab bahasa Arab yaitu aduba,
ya'dabu, adaban, yang mempunyai arti bersopan santun, beradab. Etika belajar
mengajar adalah bagaimana interaksi seorang guru dan peserta didik selama
proses belajar mengajar.

B. Hadits tentang etika belajar


1. Ikhlas dalam belajar mengajar (mengharap ridho Allah swt)

Janganlah kalian mempelajari ilmu untuk menandingi para ulama, dan jangan
untuk mendebat orang-orang bodoh, dan jangan bertujuan untuk bisa
menguasai pertemuan dan majlis-majlis. Barangsiapa yang berbuat seperti itu,
maka neraka baginya, neraka baginya." (HR. Ibnu Hibban, Ibnu Majah, dan
Al Hakim)
Seorang penuntut ilmu hendaknya memasang niat yang iklas. Penuntut ilmu
harus memurnikan niatnya dalam menuntut ilmu semata-mata hanya karena
Allah, bukan untuk menyombongkan ilmunya.

2. Sabar dalam belajar mengajar, tidak boleh bersikap keras atau kasar
Ajarkanlah ilmu dan janganlah kalian bersikap keras, karena sesungguhnya
mengajar ilmu lebih baik dari orang yang bersifat keras." (HR. Al-Harits,
Ath-Tayalisi, dan Al-Baihaqi).

3. Bersikap adil

Ajarkanlah ilmu dan janganlah kalian bersikap keras, karena sesungguhnya


mengajar ilmu lebih baik dari orang yang bersifat keras." (HR. Al-Harits,
Ath-Tayalisi, dan Al-Baihaqi).

4. Membuat mudah, gembira dan kompak

Anas bin Malik r.a.: Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Ringankanlah
orang- orang (dalam masalah-masalah agama), dan janganlah membuatnya
menjadi sukar bagi mereka dan berilah mereka dan berilah mereka kabar
gembira dan janganlah membuat mereka melarikan diri (dari Islam)

5. Tenang, sopan dan rendah hati

Umar Ibnu Khattab r.a. beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Pelajarilah
olehmu ilmu pengetahuan dan pelajarilah pengetahuan itu dengan tenang dan
sopan, rendah hatilah kami kepada orang yang belajar kepadanya." (H.R Abu
Nu'aim).

C. Pengertian metode dalam perspektif Islam


Metode (method) secara harfiah berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos.
Meta berarti "melalui" dan hodos berarti "jalan" atau "cara". Metode berarti cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Secara bahasa metode
dalam bahasa Arab disebut dengan istilah al thariq (jalan). Jalan adalah sesuatu
yang dilalui supaya sampai ke tempat tujuan. Sedangkan dalam pandangan Abdur
Rahim Ghunaimat metode mengajar adalah berbagai cara yang praktis untuk
menjalankan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran. Dengan
demikian metode mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru yang
terdiri dari berbagai kegiatan yang telah diatur secara sistematis, bertahap, dan
dilandasi berbagai prinsip untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

D. Hadits tentang metode pembelajaran


1. Hadits Aisyah tentang menyampaikan perkataan yang jelas dan terang.

rahimahallah berkata: Sesungguhnya perkataan Rasulullah SAW adalah


perkataan yang jelas memahamkan setiap orang yang mendengarnya.
Di antara sifat ucapan Rasulullah adalah mudah dipahami serta dapat
menyentuh fitrah dan akal orang awam. Di samping itu, ucapan beliau tidak
hanya dipahami oleh orang yang cerdas dan yang mengetahui peristilahan
ilmiah, memahami logika, filsafat, eksak, astronomi, juga ilmu-ilmu alam,
tetapi dipahami juga oleh orang awam, atau bermanfaat pula untuk orang-
orang yang tidak diberi kelebihan dalam penguasaan ilmu. Itu karena ucapan
Rasulullah diungkapkan atas dasar kemampuan pemahaman seseorang sesuai
fitrahnya.

2. Hadits Abu Hurairoh tentang metode cerita (kisah).

Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah SAW pernah bersabda, "Suatu ketika
seorang lelaki i yang melakukan perjalanan sangat kehausan. Ia turun ke
sebuah sumur. Lalu minum air dari situ. Pada saat ia keluar dari tempat itu, ia
melihat seekor anjing menjilat lumpur karena rasa haus yang menyengat.
Laki-laki itu berkata, (Anjing) ini sengsara karena persoalan yang sama
denganku. Lalu ia (turun kembali ke dalam sumur), mengisi sepatunya
dengan air, menggigitnya dengan giginya, dan memanjat dinding sumur,
kemudian memberinya minum dengan air itu. Allah berterima kasih atas
perbuatan (baiknya) dan memaafkannya," orang-orang berkata, "Ya
Rasulullah! Apakah kami diberi pahala bila melayani hewan?" Nabi SAW
menjawab, "Ya, melayani keperluan makhluk hidup memperoleh pahala."
Cerita merupakan salah satu jenis sastra yang memiliki nilai eststika. Cerita
adalah sastra berbentuk tulisan (yang dikonsumsi melalui bacaan) atau
berbentuk lisan (yang dikonsumsi melalui audiensi). Bagi orang yang buta
huruf, cerita cukup dikonsumsi melalui sastra berbentuk lisan saja. Adapun
bagi orang yang melek huruf, ia bisa menikmati sastra cerita melalui tulisan
dan lisan secara bebarengan.

3. Hadits Abu Hurairah tentang metode tanya jawab.

Abu Hurairah r.a.: Ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah SAW seraya
berkata, "Siapakah orang yang paling berhak kupergauli dengan baik?" Jawab
beliau, "Ibumu" Kata orang itu, "Lalu siapa?" Jawab beliau, "Ibumu", Kata
orang itu, "Lalu siapa?", Jawab beliau, "Ibumu", Kata orang itu, "Lalu siapa?"
Jawab beliau, "Ayahmu".

Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara


mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau
sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab
pertanyaan.

4. Hadits Anas bin Malik tentang diskusi

Dari Anas bin Malik r.a.: Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tolonglah
saudaramu, apakah ia seorang penindas atau tertindas." Orang-orang
bertanya, "Ya Rasulullah! Telah menjadi kewajiban kami menolong orang
yang tertindas, tetapi bagaimana mungkin kami menolong penindas?" Nabi
SAW bersabda, "(Tolong dia) dengan mencegahnya menindas orang lain.'

Metode diskusi adalah suatu memperdebatkan masalah cara mempelajari


materi pelajaran dengan yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara
rasional dan objektif. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat
merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengluarkan
pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Abdul Majid. 2003. Mendidik Anak Lewat Cerita (Terjemahan),
Jakarta: Mustaqim.
Ahmad Izzan dan Sehudin, 2016. Hadis Pendidikan: Konsep Pendidikan Berbasis
Hadis. Bandung: Humaniora.
Al-Amir, Najib Khalid. 2002. Mendidik Cara Nabi SAW (Terjmahan). Bandung:
Pustaka Hidayah.
A.W. Munawwir. 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.
Surabaya: Pustaka Progressif
Nizal dan Zainal Efendi Hasibuan. 2011. Hadis Tarbawi: Membangun Kerangka
Pendidikan Perspektif Rasulullah. Jakarta: Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai