DOSEN PENGAMPUH:
Yusuf,S.Pd.I.,M.Pd.I.
KELAS : 4/ B
KENDARI
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah TA’ALA karena dengan rahmat, karunia,
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Tuntunan Al-Qur’an
dan Hadist tentang Metode Pembelajaran ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Yusuf,S.Pd.I.,M.Pd.I, selaku Dosen
mata kuliah Metode Pembelajaran PAI yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Kepedulian Terhadap Lingkungan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon saran dan kritik yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Makalah................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................................2
BAB III........................................................................................................................................9
PENUTUP....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidaklah berlebihan jika ada sebuah ungkapan “aththariqah ahammu minal maddah”,
bahwa metode jauh lebih penting disbanding materi, karena sebaik apapun tujuan
pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk
dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu
informasi secara lengkap atau tidak.. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus
dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil
pendidikan dapat memuaskan.
Apa yang dilakukan Rasulullah ﷺsaat menyampaikan wahyu Allah kepada para
sahabatnya bisa kita teladani, karena Rasul ﷺ. sejak awal sudah
mengimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi
pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam.
Rasul ﷺ. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-
nilai Islami dapat ditransfer dengan baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu diharapkan agar pembaca mampu
memeahami tentang Metode Pembelajaran dalam perspektif Hadis dan ayat-ayat Al-
Qur’an
1
BAB II
PEMBAHASAN
1) Secara Etimologi
Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi (bahasa),kata metode
berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu metha dan hodos.Metha artinya melalui
atau melewati dan hodos berarti “jalan” atau “cara”.Dalam Bahasa Arab metode
dikenal dengan istilah thariqah yang berartilangkah-langkah strategis yang harus
dipersiapkan untuk melakukan suatupekerjaan.Sedangkan dalam bahasa Inggris
metode disebut method yangberarti cara dalam bahasa Indonesia.
2) Secara Terminologi
Menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yangberagam tentang
metode, yaitu:Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah
carayang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran. Ramayulis
mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yangdipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan peserta didik padasaat berlangsungnya proses
pembelajaran. Dengan demikian metodemengajar merupaka alat untuk menciptakan
proses pembelajaran
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metodeadalah seperangkat jalan
atau cara yang digunakan pendidik dalam prosespembelajaran agar peserta didik bisa
mencapai tujuan pembelajaran dankompetensi tertentu.
Sementara itu, pendidikan dalam arti umum mencakup segala usahadan perbuatan dari
generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya,pengetahuannya, kecakapannya, serta
keterampilannya kepada generasimuda untuk memungkinkannya melakukan fungsi
hidupnya dalam pergaulanbersama, dengan sebaik-baiknya. Sedangkan pendidikan Islam
dalam artisempit, adalah bimbingan yang dilakukan seseorang yang kemudian
disebutpendidik., terhadap orang lain yang kemudian disebut peserta didik. Terlepasdari
apa dan siapa yang membimbing, yang pasti pendidikan diarahkan untukmengembangkan
manusia dari berbagai aspek dan dimesnsinya, agar iaberkembang secara maksimal.
Pendidikan juga adalah usaha membimbingdan membina serta bertanggung jawab untuk
mengembangkan intelektualpribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat
menerapkannya dalamkehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan islamadalah suatu jalan
atau cara untuk mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadiannya denganjalan membina potensi-potensi pribadi
2
E. Ayat –ayat Al-Qur’an tentang Metode Pembelajaran
ْواJض ُّ َب اَل ْنفِ ظَ ْالقَ ْلJْا َغلِيJًّت فَظ َ و ُك ْنJ
ْ َت لَهُ ْم ۚ َول َ ٍة ِّم َن هّٰللا ِ لِ ْنJفَبِ َما َرحْ َم
Adapun kandungan dari QS. Ali „Imran aayt 159 adalah sebagai berikut:
3
Relevansi QS. Ali „Imran dengan pendidikan khususnya bagi seorangpendidik yaitu:
4
ahli, dan berdoa dengansungguh-sungguh. Ketawakkalan seseorang kepada Allah,
adalah buktikebenaran keimanan seorang hamba. Karena hanya kepada Allah
kitabersandar.Karena Allah sangat menyukai orang-orang yang bertawakalkepada-
Nya
ا ِد ْلهُ ْمJJنَ ِة َو َجJJ ِة ْال َح َسJJَ ِة َو ْال َم ْو ِعظJJبِي ِْل َرب َِّك بِ ْال ِح ْك َمJJع اِ ٰلى َس ُ اُ ْد
وJَ Jُبِ ْيلِ ٖه َوهJ َّل َع ْن َسJض َ بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗ ُن اِ َّن َرب ََّك هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن
اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدي َْن
Terjemahan
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik,
dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Makna umum dari ayat ini bahwa nabi diperintahkan untukmengajak kepada umat
manusia dengan cara-cara yang telah menjadituntunan Al-Qur‟an yaitu dengan metode
Al-hikmah, Mau’izhoh Hasanah,dan Mujadalah. Dengan cara ini nabi sebagai rasul telah
berhasil mengajakumatnya dengan penuh kesadaran. Ketiga metode ini telah
mengilhamiberbagai metode penyebaran Islam maupun dalam kontekspendidikan. Proses
serta metode pembelajaran dan pengajaran yangberorientasi filsafat lebah (An-Nahl)
berarti membangun suatu sistem yang kuat dengan “jaring-jaring” yang menyebar ke
segala penjuru. Analogi inibisa menyeluruh ke peserta didik, guru, kepala sekolah, wali
murid, komitesekolah dan instasi lain yang terkait. Sehingga menjadi
komponenpendidikan yang utuh, menjadi satu sistem yang tidak bisa dipisahkan
satudengan yang lain
a) Metode Al-Hikmah
Dalam bahasa Arab Al-hikmah artinya ilmu, keadilan, falsafah,kebijaksanaan, dan
uraian yang benar. Al-hikmah berarti mengajakkepada jalan Allah dengan cara
keadilan dan kebijaksanaan, selalumempertimbangkan berbagai faktor dalam proses
belajar mengajar, baikfaktor subjek, obyek, sarana, media dan lingkungan
pengajaran.Pertimbangan pemilihan metode dengan memperhatikan audiens
ataupeserta didik diperlukan kearifan agar tujuan pembelajaran tercapaidengan
maksimal.Imam Al-Qurtubi menafsirkan Al-hikmah dengan “kalimat yanglemah
lembut”. Nabi diperintahkan untuk mengajak umat manusiakepada “dinullah” dan
syariatnya dengan lemah lembut tidak dengansikap bermusuhan. Hal ini berlaku
5
kepada kaum muslimin seterusnyasebagai pedoman untuk berdakwah dan seluruh
aspek penyampaiantermasuk di dalamnya proses pembelajaran dan
pengajaran.Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancarmanakala
ada interaksi yang kondusif antara guru dan peserta didik.Komunikasi yang arif dan
bijaksana memberikan kesan mendalamkepada para siswa, Guru yang bijaksana akan
selalu memberikan peluangdan kesempatan kapada siswanya untuk berkembang.
c) Metode Mujadalah
Kata jadilhum berasal dari kata jidal yang bermaknadiskusi. Kalimat “jadala” ini
banyak terdapat dalam Al-Qur‟an. Bahkanada surat yang bernama “Al-Mujaadilah”
(perempuan-perempuan yangmengadakan gugatan).Mujadalah dalam konteks
dakwah danpendidikan diartikan dengan dialog atau diskusi sebagai kata berbantah-
bantahan. Mujadalah berarti menggunakan metode diskusi ilmiah yangbaik dengan
cara lemah lembut serta diiringi dengan wajah penuhpersahabatan sedangkan
hasilnya diserahkan kepada Allah .Metode penyampaian ini dicontohkan oleh Nabi
Musa dan Nabi Harunketika berdialog-diskusi dan berbantahan dengan Fir‟aun.
Sedangkanhasil akhirnya dikembalikan kepada Allah . Sebab hanya Allahlahyang
mengetahui orang tersebut mendapat petunjuk atau tidak. Metodediskusi yaitu cara
penyampaian bahan pelajaran dengan memberikankesempatan kepada siswa untuk
membicarakan, menganalisa gunamengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun berbagaialternative pemecahan masalah. Dalam kajian metode
mengajar disebutmetode “hiwar” (dialog). Diskusi memberikan peluang sebesar-
besarnyakepada para siswa untuk mengeksplor pengetahuan yang
dimilikinyakemudian dipadukan dengan pendapat siswa lain. Satu sisimendewasakan
pemikiran, menghormati pendapat orang lain, sadarbahwa ada pandapat di luar
pendapatnya dan disisi lain siswa merasadihargai sebagai individu yang memiliki
potensi, kemampuan dan bakatbawaannya.
6
F. Hadis Tentang Metode-Metode Pendidikan
Pada hadist diatas menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang
yang memelihara anak yatim. Rasulullah ﷺmendemonstrasikan juga dengan jari beliau.
Beliau menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang
memelihara anak yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari
telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa
meneladani Rasulullah ﷺdalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat
peraga dalam metode pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan
sebutan media pendidikan. Media pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai,
khususnya penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas
yang digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media
pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media pendidikan
mengandung beberapa beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau sebagai teknik yang
berkaitan erat dengan metode pengajaran.
2. Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan
penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Metode ceramah ini
pernah dilakukan oleh Rasulullah ketika turun wahyu yang memerintahkan untuk dakwah
secara terang-terangan, seperti hadits berikut:
َع ْن َع ْب ِد ْال َما،ٌ َح َد ثَنَا َج ِر ْير،ال ِ َْح َد ثَنَا قُتَ ْيبَة بْن َس ِع ْي ٌد َو ُزهَي ِْربْن َحر
َ َ ق،ب
ْ َ لَ َّماَأ ْن َز ل،ال
ت هَ ِذ ِه َ َ َع ْن َأبِ ْي هُ َري َْرةَ ق، َع ْن ُم ْو َسى بْن طَ ْل َحة،لِ ِك بْن ُع َمر
7
صلَّى َ َد َع،)125:ك اَْأل ْق َربِي َْن" (الشعراء
َ ارس ُْو ُل هللا َ َ"وَأ ْن ِذر َع ِشي َْر ن
َ اَأليَ ِة
"يَابَنِ ْي َك َعبْ بِ ْن،ال َ َ فَق. ُّ فَ َع ُّم َو َخص، فَاجْ تَ َمع ُْوا،هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَ َم قُ َري ِْسيَّا
َأ ْنقِ ُذوااَ ْنفَ ِس ُك ْم ِم َن،بِ يَابَنِ ْي ُم َر ْة بْن َك َع.ارِ َّ َأ ْنقِ ُذوا َأ ْنفُ ِس ُك ْم ِم َن الن، ْلَُؤ ي
اُ ْنقِ ُذوا، ْ يَابَنِ ْي َع ْب ُد ْال ُمطَلِب.ار
ِ َّ َأ ْنفُ ِس ُك ْم ِم َن النJ َأ ْنقِ ُذوا،اش َم ِ َّالن
ِ َ يَابَنِ ْي ه.ار
َ َ فَِإنِّ ْي اَل َأ ْمل،ار
ك لَ ُك ْم ِ َّ َأ ْنقِ ِذيْ َأ ْنفُ ِس ِك ِم َن الن،ُ يَا فَا ِط َمة.ار
ِ ََّأ ْنفُ ِس ُك ْم ِم َن الن
)رواه مسلم " . َغي َْر َأ َّن لَ ُك ْم َر ِح ًما َسا بِلُهَا بِبِاَل لِهَا.هللا َشيَْئا ِ ِم َن
Artinya :
Menceritakan kepada kami Qutaibah ibn Sa’id dan Zuhair ibn Harb, berkata,
“Menceritakan kepada kami Jarir, dari ‘Abdul Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn
Thalhah, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Tatkala diturunkan ayat ini: “Dan
peringatkanlah para kerabatmu yang terdekat(Q.S. Al-Syu’ara:125), maka Rasulullah
ﷺmemanggil orang-orang Quraisy. Setelah meraka berkumpul, Rasulullah ﷺ
berbicara secara umum dan khusus. Beliau bersabda, “Wahai Bani Ka’ab ibn Luaiy,
selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Syams, selamatkanlah diri
kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Manaf, selamatkanlah diri kalian dari neraka!
Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari neraka!, wahai Fatimah,
selamatkanlah dirimu dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan
Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang
akan aku sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim )
Hadits tersebut menjelaskan bahwa menyampaikan suatu wahyu, atau mengajak orang
lain untuk mengikuti ajaran yang telah ditentukan, bahkan memberi peringatan kepada
siapapun dapat menggunakan metode ceramah. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah
ﷺberbicara secara umum dan khusus dihadapan orang-orang Quraisy dengan tujuan
mengajak orang-orang Quraisy dan lainnya untuk menyelamatkan diri dari neraka dengan
usahanya sendiri, karena Rasulullah tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah
terhadap umatnya.Menyampaikan ilmu kepada orang lain salah satu penyampaiaannya
adalah dengan metode ceramahDengan metode ceramah, murid atau orang yang
menerima ilmu itu, akan lebih merespon dengan mendengarkan apa yang seorang guru
bicarakan dalam ceramahnya. Dalam penyampaiannya, hendaklah seorang guru untuk
mengemas materi yang ia akan sampaikan dengan tata bahasa yang baik dan mudah
diterima oleh murid.
8
BAB III
PENUTUP
G. Kesimpulan
Metode sangat di perlukan dalam sebuah ranah pendidikan karna ia akan menghantarkan
pemahaman dari ke peserta didiknya, pendidikan yang baik dapat di hasilkan dengan
metode-metode yang baik, metode-metode yang baik itu akan mebuat sebuah pendikan
menjadi efektif dan efisien.
Metode-metode yang di jabarkan oleh Rasulullah patut di contoh karna beliau adalah
pengajar handal sedunia, banyak contoh yang di ajarkan oleh beliau terkait dengan
metode-metode pendidikan yaitu: metode keteladanan,kebiasaan dan hukuman, dialog
atau tanya jawab, perumpamaan, ceramah, targhib dan tarhib, pengulangan dan latihan,
metode muizhah dan masih banyak lagi metode-metode yang di ajarkan oleh Rasulullah
kepada kita semua melalui hadist-hadist beliau
H. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk
membangun. Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis begitu juga pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Darajat, Zakiah. 1995.Metodek Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Nawawi, Abu Zakaria Yahya ibn Syaraf ibn Maria. Syarah an-Nawāwi ‘ala Shahih Muslim.
Beirut: Dar al-Fikri, 1401 H.
Nizar, Samsul dan Hasibuan, Zainal Efendi. 2011. Hadis Tarbawi; Membangun Kerangka
Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah. Jakarta: Kalam Mulia
Yusuf, Tayar dan Anwar, Syaiful. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
10