Di susun Oleh :
Kelompok III
Diawati(22022055)
Jesika Gracia Putri (22022050)
Ayu (220220
Kelas Reguler 4 B
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan
inayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Hadist Tarbawi tentang “Hadist
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk itu, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa banyak kekurangan yang terkandung di
dalamnya baik dari segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………...……… i
DAFTAR ISI………………………………………………......…………..… ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 1
C. Tujuan……………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………......………….......… 11
B. Saran…………………………………………………………........ 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian berbagai elemen masyarakat,
perlakukan oleh kedua orang tuanya, bahkan juga dalam kehidupan masyarakat dan negara
sebelumnya, anak adalah amanah Allah SWT dan tidak bisa di anggap sebagai harta benda yang
bisa di perlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah, anak harus di jaga sebaik
mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadis tentang kewajiban orang tua kepada anak
َعلَ ْي ِه َو َسلَّ ْم فَقَا َل إِنِي نَ َح ْلتُ ا ْبنِي هَذَا غُ ََل ًما فَقَا َل أَكُ َّل َولَدِكَ نَ َح ْلت
َ ُصلَّى هللا
َ ِان ب ِْن بَشِ ي ٍْر أَنَّ أَبَاهُ أَتَى بِ ِه إِلَى َرس ُْو ُل هللا
ِ ع ْن النُّ ْع َم
َ
Artinya: “Dari Nu’man bin Basyir r.a. bahwa ayahnya datang membawanya kepada Rasulullah
SAW dan berkata : “Sesungguhnya saya telah memberikan seorang budak (pembantu) kepada
anakku ini”. Maka Rasulullah SAW bertanya : “Apakah semua anakmu engkau beri budak
seperti ini?”. “Ayah menjawab : “Tidak”. Rasulullah SAW lantas bersabda : “Tariklah kembali
AsbabWurud al-Hadis ini sebagaimana yang di riwayatkan oleh al-Bukhari dari Nu’man
bin al-Basyir berkata : “Ayahku bersedekah hartanya kepadaku.” Lantas ibuku Amrah binti
Rawahah berkata : “ Aku tidak rela sehingga engkau persaksikan sedekah ini kepada Rasulullah
SAW”. Maka berangkatlah ayahku kepada Rasulullah saw untuk mempersaksikannya tentang
beri seperti anakmu ini ?”. dan seterusnya sebagaimana Hadis di atas.
Hadis di atas menjelaskan pengajaran Nabi terhadap seorang bapak agar bertindak seadil-
adilnya terhadap anak-anaknya. Seorang bapak di dalam rumah tangganya sebagai pendidik
terhadap keluarganya harus bersikap adil dan baik dalam sikap, ucapan, dan segala tindakan.
Karena sikap adil ini mempunyai pengaruh yang besar dalam pembinaan keluarga yang bahagia
dan sejahtera. Tindakan adil dari orang tua atau pendidik merupakan pendidikan terhadap anak-
anaknya.
Dalam kitab Riyadh al-Shalihin ada periwayatan ada yang sama dengan Hadis di atas
sebagai berikut :
علَ ْي ِه َو َسلَّ ْم أَفَ َع ْلتَ هَذَا بِ َولَدِكَ كُ ِل ِه ْم قَا َل ََل قَا َل اتَّقُوا هللاِ َوا ْع ِدلُ ْوا فِي أَ ْو َِل ِد ُك ْم
َ صلَّى هللا
َ فَقَا َل لَهُ َرس ُْو ُل هللا: وفي رواية
Dalam riwayat lain di katakan : “Rasulullah SAW bertanya : “Apakah kamu berbuat
seperti itu kepada semua anakmu?” Ayah menjawab : “Tidak”. Beliau bersabda : “takutlah
kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu”. Kemudian Ayahku kembali pulang dan
Pertanyaan Rasulullah itu sudah mengharuskan pemberian orang tua terhadap anak itu
harus semua dan sama. Semua artinya semua anak, jika salah satunya di beri sesuatu yang lain
pun harus di beri pula, dan jika tidak di beri satu tidak di beri semua. Adapun sama artinya
pemberian pun harus sama, kalau salah satunya di beri satu petak tanah yang lain pun harus sama.
Ketidak adilan dalam pemberian akan memicu pertikaian dan perkelahian dalam keluarga.
علَى َج ْو ٍر
َ قَا َل ََل ت ُ ْش ِهدْنِي: وفي رويه
Dalam satu riwayat , beliau bersabda : “janganlah engkau mempersaksikan aku pada
kezhaliman.”
kepada anaknya. Tetapi karena pemberian itu tidak di berikan secara adil, kemudian beliau
mengungkapkan yang demikian. Tindakan yang tidak adil terhadap anak adalah suatu
Dalam riwayat lain beliau bersabda : “Persaksikanlah perkara ini kepada selain saya”,
kemudian bersabda lagi : “Tidakkah engkau bergembira jika mereka sama berbuat baik kepada
engkau”. Ayah menjawab : “Tentu senang”. Beliau menjawab : “kalau begitu jangan”. (HR.
Muttafaq Alaih).
Dalam redaksi hadist, perintah keadilan terhadap anak, di dahului perintah takwa kepada
Allah. Redaksi ini menunjukkan betapa pentingnya sikap adil di tengah-tengah mereka yang di
jadikan sebagai tanda orang yang takwa kepada Allah. Kemudian orang tua pulang dan meminta
atas pemberian tersebut. Ini di antara sifat para sahabat menerima nasihat atau setelah
Perbuatan baik terhadap anak-anak akan tumbuh dari keadilan orang tua terhadap
mereka. Oleh karena itu, keadilan orang tua sebenarnya merupakan pendidikan terhadap mereka.
Dan keutamaan orang tua yang telah berlaku adil kepada anak, di jelaskan dalam hadis
berikut :
َ ت فَا َ ْع
ًطتْ كُ َّل َواحِ دَةٍ مِ ْن ُه َما ت َْم َرة ْ َ ع ْن عَاءِ ى َشةَ أَنَّ َها قَالَتْ َجا َءتْنِي مِ ْس ِكنَتَةً تَحْ مِ ُل ا ْبنَتَي ِْن لَ َها فَأ
ٍ طعَ ْمت ُ َها ثَ ََلثَ تَ َم َرا َ
َطعَ َمتْ َها ا ْبنَتَاهَا فَ َشقَّتْ الت َْم َرةَ الَّتِي كَانَتْ ت ُ ِر ْيدُ أَ ْن تَأْكُلَ َها بَ ْينَ ُه َما فَأ َ ْع َجبَنِي شَأْنُ َها فَذَ َكرْ تُ الَّذِي
ْ َو َرفَ َعتْ إِلَى فِ ْي َها ت َْم َرةً ِلتَأْكُلَ َها فَا ْست
)ار (أحرجه مسلم ْ ب لَ َها ِب َها ْال َجنَّةَأَ ْو أَ ْعتَقَ َها ِب َها
ِ َّمِن الن َ علَ ْي ِه َو َسلَّ ْم فَقَا َل اِنَّ هللا قَدْ أَ ْو َج ُ صلَّى
َ هللا ِ صنَ َعتْ ل َِرسُو ِل
َ هللا َ
Artinya : dari ‘Aisyah berkata : “ada seorang perempuan miskin datang kepadaku dengan
membawa kedua anak perempuannya, maka saya berikan kepadanya tiga butir biji kurma. Ia
memberikan kepada masing-masing anaknya sebutir biji kurma dan sebutir lagi sudah ia angkat
ke mulutnya untuk di makan tetapi (tiba-tiba) di minta oleh kedua anaknya juga, ia lalu
membelah biji kurma yang akan di makannya itu di bagi kepada kedua anaknya itu. Saya sangat
kagum melihat perilaku orang perempuan itu. Kemudian saya ceritakan kepada Rasululah SAW.,
peristiwa yang dilakukan perempuan itu, Beliau lantas bersabda : “sesungguhnya Allah telah
menentukan surga baginya atau ia di bebaskan dari api neraka lantaran perbuatannya itu.”
(HR.Muslim)
2. Membantu anaknya untuk berbakti kepadanya, yaitu menerima amal kebaikannya dan
َ َو َيتَ َجا َو ُز, َو َيتَ َجا َو ُز ِإحْ َسا نَ ُه ْو,هللا ؟ قَا َل (( َي ْق َب ُل ِإحْ َسا نَ ُه ْو
ع ْن َ َكي:علَى ِب ِرهِ)) قَالُ ْوا
ِ ْف َيا َرس ُْو َل َ َهلل َوا ِلدًا أ
َ عا نَ َولَ َد ُه ُ َ((رحِ َم ا
َ
Artinya : Allah memberi rahmat kepada orang tua yang membantu anaknya untuk berbakti
kepadanya, (para sahabat) bertanya : bagaimana (caranya) wahai Rasulullah SAW? Beliau
Hadis yang memerintahkan kepada kedua orang tua untuk Menikahkan sang anak tatkala
berumur tujuh belas tahun jika memungkinkan, berdasarkan sabda Rasulullah SAW :
ْ ث ُ َّم ِل َيقُل، فَإِ ذَا فَ َع َل ف َْليُجْ ِل ْسهُ َبيْنَ َيدَ ْي ِه, َع ْش َرةَ ِإ ْن كَا ن
َ َوذَ ِوج ُْو ُه ِل َسب ِْع, َواع ِْز لُ ْوا ف َِرا َشةُ ِلتِس ٍْع, ص ََل ِة ِل َسب ٍْع
َّ علَى ال
َ ((اِض ِْرب ُْوا
Artinya: “Pukullah anak kalian jika meninggalkan sholat tatkala berumur tujuh tahun, jauhkan
tempat tidurnya (dengan saudarinya dan ibunya) tatkala berumur Sembilan tahun , dan
nikahkanlah dia tatkala berumur tujuh belas tahun jika memungkinkan, dan jika telah
melakukannya, maka dudukkan lah dia di hadapannya kemudian katakanlah : Semoga Allah
Dalam hadis yang lain, kewajiban Orang tua memberikan pendidikan sholat
Artinya : “Telah di ceritakan kepada kami Ali bin Hujr berkata ; telah mengabarkan kepada kami
Harmalah bin Abdul Aziz bin Rabi’ bin Syabrah Al Juhani dari Abdul Malik bin Rabi’ bin Sabrah
dari Ayahnya dari kakeknya ia berkata ; “Rasulullah SAW bersabda : “Ajarkanlah sholat bagi
Anak-anak di umur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika meninggalkan sholat di umur
sepuluh tahun”.
b. Seorang anak sebagai objek pendidikan, mulai di suruh dan di bimbing serta di
c. Apabila anak telah berumur sepuluh tahun, tetapi tidak mengerjakan sholat, maka
orang tua memberikan sanksi berupa hukuman dengan pukulan. Anak di berikan
sanksi agar dapat bertanggung jawab dan untuk pembentukan pribadi anak.
d. Orang tua memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dengan anak
)اع (الترمذي
ٍ ص َ َمِن أَ ْن َيت
َ صدَّقَ ِب ْ الر ُج ُل َولَدَ ُه َخي ٌْر
َّ ِب
َ يُود
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Ya’la dan Nashih dari Simak bin Harb dari Jabir bin Samurah ia berkata ; Rasulullah
SAW bersabda : “seseorang yang mengajarkan anaknya tentang kebaikan adalah lebih baik
Salah satu kewajiban orang tua sebagai pendidik adalah mendidik anak tentang kebaikan.
Oleh karena itu, Nabi mengumpamakan kebaikan orang tua yang mendidik anaknya tentang
kebaikan lebih utama dari sedekah satu Sha’. Perumpamaan ini adalah menunjukkan begitu
pentingnya orang tua mengajarkan anak-anak mereka dalam hal kebaikan, bukan berarti sedekah
tidak perlu, tetapi hadist ini menekankan akan pentingnya peranan orang tua dalam pendidikan
anak.
ْ ِع ْنهُ ف
ِط َرةَ هللا َ ُي هللا ِ عا َء ث ُ َّم يَقُو ُل أَبُو ه َُري َْرةَ َر
َ ض ْ َص َرانِ ِه أَ ْو يُ َم ِج َسانِ ِه َك َما ت ُ ْنتَ ُج ْالبَ ِه َمةُ بَ ِه ْي َمةً َج ْم َعا َء هَلْ تُحِ س ُّْونَ فِ ْي َها
َ ْمِن َجد ِ َويُن
Artinya : “dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada dari seorang
anak (Adam) melainkan di lahirkan atas fitrah (Islam), maka kedua orang tuanya lah yang
menjadikannya beragama yahudi atau beragama nashrani atau beragama majusi. Bagaikan
Hadis di atas menjelaskan tentang suatu fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci
dan Islam, baik anak seorang muslim atau no-muslim. Kemudian orang tuanya lah yang
memelihara dan memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak muslim,
seperti Yahudi, Nasrani dan Majusi. Hadis ini memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat
pendidikan lain. Kedua orang tua menjadi tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik
anaknya.
ْ علَى الَّف
ِِط َرة َ ُمِن َم ْولُ ْو ٍد إِلَّى ي ُّْولَد
ْ
Fitrah dalam ayat di atas implikasi kependidikan yang berkonotasi paham nativisme.
Kata fitrah di atas mengandung makna kejadian yang membawa potensi dasar beragama yang
benar yaitu agama Islam. Fitrah dalam pengertian ini berkaitan juga dengan faktor hereditas
(keturunan) yang bersumber dari orang tua termasuk keturunan beragama (religiusitas).
Fitrah yang di kemukakan hadist di atas merupakan faktor bawaan sejak lahir dan
pembawaan tersebut bisa di pengaruhi oleh lingkungan, bahwa pembawaan yang ada itu tidak
dapat berkembang dengan baik tanpa ada pengaruh lingkungan. Meskipun fitrah tersebut dapat
di pengaruhi namun kondisi fitrah tidaklah netral terhadap pengaruh dari luar, potensi yang
Oleh karena itu, usaha untuk mempengaruhi jiwa manusia melalui pendidikan dapat
berperan positif untuk mengarahkan perkembangan seseorang kepada jalan kebenaran. Hal ini
terutama dapat di lakukan orang tua, karena tanpa usaha melalui pendidikan yang baik dari orang
tua, maka anak akan terjerumus ke dalam kesalahan dan kesesatan. Allah menghargai akan
potensi manusia untuk memilih dua jalan yaitu jalan yang benar dan jalan yang sesat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak hadis yang menjelaskan kewajiban orang tua terhadap anak, diantaranya yaitu
berbuat adil diantara anak-anak, Membantu anaknya untuk berbakti kepadanya, yaitu menerima
amal kebaikannya dan memaafkan kesalahan sang anak, Memberikan pendidikan yang baik
terhadap anak, dan Pengaruh orang tua sangat besar terhadap anak.
B. Saran
Karena besarnya pengaruh orang tua terhadap anak, maka hendaknya orag tua harus
memperbaiki dirinya juga, agar anaknya kelak menjadi baik seperti dirinya. Memberikan contoh
yang baik kepada anak dan berbuat adil kepada semua anak-anaknya.
DAFTAR ISI
Muhammad Amin, Sayyid. Kitab Adab. Jember : Pustaka Syeih Abu Bakar bin Salim
Bin Abu Bakar ,Muhammad. 1996. 40 Hadits pensucian diri. Jakarta : Pustaka Amani