Anda di halaman 1dari 5

Adab Terhadap Orang Tua dan Guru

AGAMA ISLAM  • SMP


Semenjak dilahirkan sampai pada kondisi saat ini, tentu kita tidak bisa lepas dari peran penting
orang tua dan guru kita yang telah memberikan berbagai macam pelajaran penting kita semuanya
baik sebagai anak atau pun murid.

Bapak dan ibu kandung kita tentu saja merupakan guru bagi kita semua ketika kita sedang berada
di rumah. Adapun guru adalah orang tua kita ketika kita berada di lingkungan sekolah.Dalam
agama Islam, seorang anak tentunya harus tahu dan memperhatikan adab atau sopan santunnya
kepada orang tua dan guru masing-masing. Hal ini karena mereka yakni, orang tua, dan guru
sudah pasti mempunyai peran dan jasa besar terhadap diri kita sebagai seorang anak. Dari sinilah
kita akan sedikit belajar tentang bagaimana adab kita sebagai seorang anak atau pun siswa,
terhadap orang tua dan guru kita, baik itu ketika di rumah atau pun ketika di sekolah.

A. Adab Kepada Orang Tua

1. Pengertian Adab Kepada Orang Tua

Sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu apa arti “adab” ini. Kata “adab” dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia mempunyai arti kehalusan, kesopanan, akhlak, atau bisa juga budi pekerti.
Lalu siapakah yang dimaksud dengan orang tua itu?. Orang tua adalah bapak (laki-laki) beserta
ibu (perempuan) yang menjadi perantara adanya diri kita di dunia ini.

Seorang ibu (perempuan) tentu saja melahirkan seorang anak, tidak lepas dari peran seorang
ayah (laki-laki). Semua manusia tentu dilahirkan melalui perantara keduanya (ayah dan ibu),
kecuali tiga orang. Yaitu, Nabi Adam as., Hawa (istri Nabi Adam as.), serta Nabi Isa as.
(dilahirkan tanpa perantara ayah). Tanpa keduanya (ayah dan ibu), tentu saja keberadaan kita
tidak akan ada di dunia ini. Demikianlah sunnatullah yang terjadi di alam raya ini.

Dari penjelasan tentang arti “adab” dan “orang tua” di atas, maka pengertian dari adab kepada
orang tua adalah berperilaku sopan santun dan baik budi pekerti kepada orang tua. Baik itu
dalam perkataan ataupun perbuatan kita sehari-hari.

2. Perintah untuk Beradab kepada Orang Tua

Islam sebagai agama yang sempurna tentu saja memiliki aturan-aturan umum tentang bagaimana
akhlak atau sikap seorang anak terhadap orang tua nya masing-masing. Perintah untuk bersikap
sopan santun, dan berakhlak mulia terhadap orang tua ini tentu saja banyak kita dapati dalam
kitab al-Qur’an ataupun hadits. Diantaranya adalah sebagai berikut ini:

a. QS. an-Nisaa’ (4): 36

َ ٰ ‫ٱعبُدُو ْا ٱهَّلل َ َواَل ت ُۡش ِر ُكو ْا بِ ِهۦ ش َٗيۡٔ ۖا َوبِ ۡٱل ٰ َولِد َۡي ِن إِ ۡح‬
۞٣٦ ..… ‫س ٗنا‬ ۡ ‫َو‬
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang tuamu (ibu – bapak), …. ” (QS. an-Nisaa’ : 36)

b. QS. al-Israa’ (17) : 23-24

ّ ٖ ُ‫سنً ۚا إِ َّما يَ ۡبلُ َغنَّ ِعن َد َك ۡٱل ِكبَ َر أَ َح ُد ُه َمٓا أَ ۡو ِكاَل ُه َما فَاَل تَقُل لَّ ُه َمٓا أ‬
۞‫ل‬SSُ‫ا َوق‬SS‫ف َواَل ت َۡن َه ۡر ُه َم‬ َ ٰ ‫ض ٰى َربُّكَ أَاَّل ت َۡعبُد ُٓو ْا إِٓاَّل إِيَّاهُ َوبِ ۡٱل ٰ َولِد َۡي ِن إِ ۡح‬
َ َ‫َوق‬
َ ‫اح ٱلذ ِّل ِمنَ ٱل َّر ۡح َم ِة َوقُل َّر ِّب ۡٱر َحمۡ ُه َما َك َما َربَّيَانِي‬
٢٤ ‫ص ِغ ٗيرا‬ ُّ َ َ‫ض لَ ُه َما َجن‬ ۡ
ۡ ِ‫ َوٱخف‬٢٣ ‫يما‬ ٗ ‫لَّ ُه َما قَ ۡواٗل َك ِر‬
Artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil” (QS. al-Israa’ (17): 23-24)

c. Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud

‫ا نَبِ َّي‬SSَ‫ا َذا ي‬SS‫ َو َم‬: ُ‫صاَل ةُ َعلَى َم َواقِيتِ َها» قُ ْلت‬َّ ‫ «ال‬:‫ب إِلَى ا ْل َجنَّ ِة؟ قَا َل‬ ُ ‫ال أَ ْق َر‬
ِ ‫ي اأْل َ ْع َم‬
ُّ َ‫ أ‬،ِ‫ يَا نَبِ َّي هللا‬: ُ‫ قُ ْلت‬:‫ قَا َل‬،‫س ُعو ٍد‬
ْ ‫عَنْ َع ْب ِد هللاِ ْب ِن َم‬
‫هللا‬ ‫يل‬
ِ ِ َِ ِ َ ِ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫د‬
ُ ‫ا‬‫ه‬‫ج‬ ْ
‫ل‬ ‫«ا‬ : ‫ل‬َ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫؟‬ ‫هللا‬ ‫ي‬ ‫ب‬َ ‫ن‬
ِ َّ ِ َ َ َ ‫ا‬‫ي‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫و‬ : ُ‫ت‬ ْ
‫ل‬ ُ ‫ق‬ » ‫ن‬ ‫ي‬
ْ ‫د‬
َ ‫ل‬‫ا‬ ‫و‬‫ل‬ْ
ِ ِ َ ُّ ِ َ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ « : ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫؟‬ِ ‫هللا‬»
Artinya:
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a. dia berkata: “ Aku berkata kepada Nabiyyullah saw.: “Amal apa
saja yang bisa mendekatkan kepada surga?”. Beliau menjawab: “Shalat tepat pada waktunya”,
“Kemudian apa lagi ?”. Beliau menjawab: “ Berbakti kepada orang tua”, Kemudian aku
bertanya “Dan apa lagi Nabiyyullah saw.?”. Beliau menjawab: “Jihad di dalan Allah swt.”
(Hadits Riwayat Muslim)

Dari keterangan hadits di atas, berbakti (beradab) kepada orang tua menempati urutan yang
kedua. Adapun urutan yang pertama adalah menjalankan ibadah shalat (menyembah Allah). Hal
ini membuktikan bahwa betapa penting dan mulianya akan beradab kepada orang tua tersebut.

3. Macam – Macam Adab kepada Orang Tua

Jika melihat firman Allah swt. dalam surat al-Israa’ (17) ayat 13 dan 14 di atas, ada berbagai
macam bentuk bagaimana adab seorang anak kepada orang tuanya. Antara lain adalah sebagai
berikut:
 Dilarang untuk berkata “ah” atau “cis” kepada kedua orang tua kita masing-masing.
 Larangan untuk berkata kasar atau membentak kepada kedua orang tua
 Ketika berbicara kepada orang tua hendaklah dengan perkataan yang sopan dan santun
dan lemah lembut
 Merendahkan diri di hadapan orang tua (ibu-bapak) dengan landasan sifat kasih dan
sayang.
 Senantiasa mendoakan kedua orang tua. Sebagaimana berikut ini: “Wahai Rabb-ku,
kasihanilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah menyayangiku dan mendidikku
semenjak aku masih kecil”
 Belajar dengan giat dan tekun untuk mendapatkan ilmu dan prestasi yang bermanfaat dan
gemilang

4. Menyimulasikan atau Mengamalkan Adab Kepada Orang Tua

Menyimulasikan atau melatih teori mengenai adab kepada orang tua ini dapat kita praktekkan di
rumah dan sekolah kita sendiri. Mempraktekkan adab kepada orang tua ini ketika sedang berada
di sekolahan dapat dilakukan dengan cara:
 Menjaga nama baik diri kita, dengan menjadi siswa yang baik, tekun dan giat belajar,
patuh pada peraturan sekolah. Hal ini sangatlah diperlukan, karena baik buruknya kita
menjadi siswa di sekolahan, kita juga membawa-bawa nama baik orang tua kita.
 Berusaha terus menerus (istiqomah) dalam menjaga nama baik diri sendiri dan orang tua.
Diantaranya dengan meninggalkan segala sesuatu yang buruk dan tindakan negatif, yang
dapat mencemarkan nama baik diri dan orang tua kita.
 Mengerjakan dengan baik tugas sekolah yang diberikan kepada diri kita dengan
kemampuan yang maksimal.
 Berdisiplin dalam berbagai hal sehingga menciptakan situasi dan kondisi yang positif,
baik ketika ada di ruah maupun dalam lingkungan sekolah.

5. Menghayati Adab kepada Orang Tua

Menghayati mempunyai arti mengalami (secara tidak langsung) dan merasakan atau menjiwai
sebuah peristiwa atau pun perbuatan yang sedang dilakukan. Menghayati ini tentunya bisa
dilakukan sendiri oleh pelakunya secara langsung. Dari sinilah kita perlu berusaha semaksimal-
nya untuk memiliki adab kepada orang tua kita.

Ketika berada di lingkungan sekolah, maka berusaha menjadi siswa yang baik dan berdisiplin
dalam mengerjakan tugas. Tentu saja itu masuk dalam kategori pengamalan dari QS. al-Israa’
(17) ayat 13 dan 14 di atas. Sama halnya ketika seorang anak berada di rumahnya. Seorang anak
yang memiliki adab kepada kedua orang tua nya, tentu saja dapat merasakan beberapa hal
berikut ini:

 Mendapatkan ridha dari kedua orang tua nya, karena dengan beradab kepada mereka
berdua, hati mereka bisa menjadi bahagia dan lega.
 Memperoleh ridhanya Allah swt. Ini sebagaimana terdapat pada sebuah hadits Nabi saw.
yang berbunyi: “ Ridhanya Allah terletak pada ridhanya kedua orang tua”
 Dengan adanya sebuah penghayatan, bisa mendekatkan hubungan batin antara anak dan
orang tua, dan menentramkan hubungan keduanya.
 Mendapatkan doa dan dukungan yang positif dari kedua orang tua yang senantiasa
mengerjakannya dengan tulus dan ikhlas sehari-harinya.
B. Adab Kepada Guru

1. Adab Kepada Guru

Murid sebagai anak yang sedang bersekolah atau belajar. Tentu sangat membutuhkan peran guru.
Guru sangatlah besar jasa dan pengorbanan-nya, oleh karena itu sudah sepantasnya jika guru
mempunyai sebutan yang kita kenal dengan pahlawan tanpa tanda jasa. Dari sinilah seorang
murid atau pun siswa, harus mempunyai adab atau tatakrama yang baik kepada gurunya.

Ketika murid atau siswa sadar akan adab kepada gurunya, tentu harus diberlakukan kepada
semua guru. Artinya, baik guru-guru itu masih aktif mengajar atau guru-gurunya yang sudah
pensiun karena faktor usia. Juga terhadap guru-gurunya terdahulu atau guru-gurunya saat ini.
Adab kepada guru ini antara lain, yaitu:
 Mematuhi dan mentaati perintah-perintah guru yang baik dan benar, secara tulus dan
ikhlas. Tentunya ini untuk kebaikan murid itu sendiri.
 Hormat dan santun kepada guru, baik perkataan dan perbuatan.
 Berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik, sehingga tidak
mengecewakan hati guru.
 Menjaga nama baik guru, baik di lingkungan sekolah ataupun ketika sedang berada di
rumah.
 Memperhatikan dengan baik dan benar materi ataupun pelajaran yang disampaikan oleh
guru.
 Murah senyum terhadap guru dengan bermaksud untuk menghormati.
 Ketika berpapasan, berusaha untuk menyapa gurunya terlebih dahulu (sebelum disapa
oleh gurunya)

2. Menyimulasikan atau Mengamalkan Adab Kepada Guru

Menyimulasikan atau mengamalkan adab kepada guru ini tidak hanya di sekolah saja, tetapi juga
harus dilakukan pula ketika kita sedang berada luar sekolah. Adapun simulasi dari adab kepada
guru ini antara lain adalah sebagai berikut:
 Pada suatu hari ketika Hasan siswa kelas 8 pulang ke rumah membonceng saudaranya,
tiba-tiba di jalan ia melihat guru matematika-nya menuntun kendaraannya karena bocor.
Kemudian ia meminta kepada saudaranya untuk berhenti sebentar. Kemudian Hasan pun
turun, dan menyuruh saudaranya untuk pulang lebih dahulu, karena jarak rumahnya sudah
tidak terlalu jauh lagi. Setelah itu Hasan pun menyapa guru Matematika-nya tersebut dan
meminta kendaraan gurunya untuk dituntun sampai tempat tambal ban terdekat.
 Suatu saat ketika guru bahasa Indonesia sedang menuliskan materi di papan tulis, spidol
yang digunakan untuk menulis di papan tulis tintanya habis. Guru tersebut meminta salah
seorang siswanya untuk mengambilkan spidol yang ada di ruang guru. Lalu dengan cekatan
Ratih pun meminta izin untuk mengambilnya. Ratih pun diberikan izin guru bahasa Indonesia
nya untuk mengambilkan spidol tersebut.
 Fahmi adalah salah satu mahasiswa di perguruan tinggi ternama. Suatu saat ketika ia
pergi ke salah satu tempat pariwisata, Fahmi bertemu dengan salah seorang guru SMP yang
telah mengajarnya dulu. Fahmi pun mendekati gurunya tersebut, dan memberikan salam dan
menjabat tangannya dengan penuh sikap hormat
3. Menghayati Adab Kepada Guru
Menghayati adab kepada guru tidaklah jauh berbeda dengan menghayati adab kepada orang tua
yang telah dijelaskan lebih dahulu di atas. Menghayati adab kepada guru ini sangatlah penting,
karena ketika kita tidak menghayati adab kepada guru, tentu akan terjadi hal-hal negatif yang
sangat bertolak belakang dengan sopan santun kita terhadap mereka para guru-guru kita. Ketika
kita sebagai murid mampu menghayati adab kepada guru, setidak-tidaknya kita bisa merasakan
beberapa hal berikut ini:
 Adanya hubungan batin yang dekat antara murid dan guru
 Dengan kedekatan hubungan batin ini akan memberikan kemudahan dalam menerima
materi pelajaran yang diberikan oleh guru kepada muridnya
 Membuat hati kita menjadi senang dan bahagia akan materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru
 Tujuan pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan

Anda mungkin juga menyukai