X IPA 4
Disusun Oleh :
1. Seffiana Nurwahyuni
2. Shafira Hairunnisa
3. Sharla As Syifa
4. Syifa Nuur Fadhilah
5. Tarissa Azzahra Danantya
6. Tyara Regina Nadya Putri
7. Viranty Azzahra
8. Wanda Hanifa
9. Zhalfa Habibi Nainggolan
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam, yang telah memberikan beribu-ribu nikmat
salah satunya yaitu nikmat dalam menuntut ilmu. Lihatlah pada era modern sekarang ini banyak
hal-hal canggihyang telah diciptakan oleh manusia melalui nikmat ilmu yang diberikan oleh
Allah SWT. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada pembawa risalah
kebenaran, al-islam, Rasul Muhammad SAW. Juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan
para pengikutnya hingga akhir zaman nanti.
Kami sebagai pelajar yang sedang menuntut ilmu, harus banyak menambah referensi kami
dengan buku-buku atau media yang mendukung kami dalam menuntut ilmu
Oleh karena itu, kami berterimakasih kepada guru kami karena telah membimbing kami,
memberi ilmu yang bermanfaat bagi kami, sehingga kami tidak tahu harus dengan apa membalas
jasa mereka.
Tetapi dengan izin Allah SWT kami hanya bisa memohon do’a agar guru kami di berikan
kemudahan dalam segala pemasalahan yang mereka hadapi dan semoga mereka diberikan oleh
Allah SWT surga di akhirat kelak …amiin…
Kami juga berterima kasih kepada Perpustakaan MAN 8 JAKARTA yang telah bersedia
memberikan buku-buku yang dapat menambah referensi kami. Dan terakhir, kami berterima
kasih kepada pendiri aplikasi google yang telah memberikan layanannya berupa ilmu yang
bermanfaat bagi kami. Kami mengucapkan terima kasih, jazakumullah khairan katsiran…
Kelompok 4
DAFTAR ISI
o BAB I
o PENDAHULUAN
o BAB II
o PEMBAHASAN
o Pengertian Ulul Azmi
o Dalil Al-qur’an
o Kisah-kisah rasul Ulul Azmi
o BAB III
o PENUTUP
o Kasimpulan
o DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
II. Tujuan penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Akidah
Akhlak, untuk mengetahui kisah para nabi Ulul Azmi, meneladani sifat yang baik dan perilaku
terpuji yang terdapat pada para nabi Ulul Azmi, menganalisi kisah keteguhan Nabi-nabi Ulul
Azmi dan dapat menceritakan kisah para rasul Ulul Azmi.
III. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Ulul Azmi?
2. Apa saja sifat-sifat Ulul Azmi?
3. Bagaiman kisah para nabi yang diberi gelar Ulul Azmi?
4. Apa perilaku, sikap, dan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah para nabi ulul azmi?
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Ulul Azmi
Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi
atau istimewa yang diperoleh dari kesabaran dan ketabahan yang luar biasa saat menyebarkan
agama Allah SWT.
II. Dalil Al-Qur’an
Q.S Asy-Syura: Ayat 13
Artinya : Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan
ketaqwaan) dan janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang
musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah telah memilih orang
yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi
orang yang kembali (kepada-Nya).
KEZALIMAN FIRAUN
Allah memberikan banyak nikmat kepada Bani Israel, antaranya dibebaskan daripada
kezaliman Firaun, menjalani kehidupan di kawasan subur, mempunyai Taurat dan rasul di
kalangan mereka, tetapi mereka tidak bersyukur, malah memberikan berbagai alasan. Mereka
juga membelakangi wahyu Allah kepada Musa supaya berpindah ke Palestina. Alasan diberikan
kerana mereka takut menghadapi suku Kan’an. Sikap Bani Israel yang pengecut itu menyedihkan
hati Musa, lalu beliau berdoa: “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai selain diriku dan diri
saudaraku Harun, maka pisahkanlah kami dari orang fasik mengingkari nikmat dan
kurniaMu.”Hukuman Bani Israel yang menolak perintah itu ialah Allah mengharamkan mereka
memasuki Palestin selama 40 tahun dan selama itu mereka berkeliaran di atas muka bumi tanpa
tempat tetap.Mereka hidup dalam kebingungan sehingga semuanya musnah. Palestina kemudian
dihuni oleh generasi baru. Bani Israel juga memperolokkan rasul mereka, yang dapat dilihat
melalui kisah sapi seperti dalam surah al-Baqarah: “Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada
kaumnya, sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih sapi betina. Mereka berkata;
apakah kamu hendak menjadikan kami bahan ejekan...”Musa meninggal dunia ketika berusia
120 tahun, tetapi ada pendapat menyatakan usianya 150 tahun di Bukit Nabu’, tempat
diperintahkan Allah untuk melihat tempat suci yang dijanjikan, iaitu Palestina. Tetapi beliau
tidak sempat memasukinya.
BENTENG KHAIBAR
Peperangan Khaibar terjadi pada tahun 629 antara Nabi Muhammad dan pengikutnya
dengan orang-orang Yahudi yang tinggal di oasis Khaibar, sejauh 150 kilometer dari Madinah di
bagian timur laut semenanjung Arab. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan orang Islam.
Perang Khaibar terjadi tidak lama selepas Perjanjian Hudaibiyah. Rasulullah memimpin sendiri
ekspedisi ketenteraan menuju Khaibar, daerah sejauh tiga hari perjalanan dari Madinah. Khaibar
adalah daerah subur yang menjadi benteng utama Yahudi di jazirah Arab, terutamanya setelah
Yahudi di Madinah ditaklukkan oleh Rasulullah. Pada perang Khaibar (sekitar 629 Masehi)
ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan
benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu
Bakar dan Umar tidak ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan Umar memuji
keberanian pemimpin benteng, Marhab, yang luar biasa. Kebisuan orang-orang sedang
menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi, “Dimanakah Ali?” Dikabarkan
kepada beliau bahwa Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi
bersabda, “Panggil dia”. Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di depan kemah Nabi.
Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi
menggosokkan tangannya ke mata Ali seraya mendoakannya. Mata Ali langsung sembuh dan tak
pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan Ali maju, menurut riwayat pintu
benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30 inci.
FATH MAKKAH
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah,
Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum
pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap bergerak,
Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi
kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah
10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan
musuh melihat betapa besar pasukan musuh tersebut. Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah
yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah
inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat
penjuru.
Mekkah… Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekkah membisu dan tidak lagi
menyerukan teriakan Firaun-firaun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang
menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya. Gua itu menatap kepada
orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap
dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya. Nabi memasuki Mekkah
dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang
tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap
tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk
menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan
dan beliau berkata … Pergilah, Anda semua adalah orang-orang yang dibebaskan!
Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam
menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini tidak bisa tidak di harus melihat
pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah
diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasi dan menelitinya kembali.
Nabi Muhammad SAW merupakan utusan Allah yang terakhir. Beliau bagaikan baju terbaik
yang pertama kali dibuat oleh Allah SWT yang akan dipakai terakhir kali yaitu sebagai Utusan
Allah yang terakhir dan terbaik. Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa
Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28),
sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47,
23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil. Sedangkan
persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu
kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).
HAJI WADA
Suasana haji wada
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik
pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di
Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus
inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal
25 Dzulqadah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah,
kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak… seluruh padang terisi gema
suara mereka yang mengucapkan, “
“Labbaik, Allahumma labaik… Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi
panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-
Mu…Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan
kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu… Labbaik, aku datang memenuhi
panggilan-Mu…Langit. “
Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa penguasa
itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya.
Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Kabah dan
Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah
diantarkan kepada Maksud. Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia
menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di
depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai
pidatonya, Rosulullah berkata,”Tahukah kalian, bulan apa ini”?
Mereka serentak menjawab, “Bulan Haram”!
…Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak
lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya…
Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui
Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan
menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini.
Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada
orang yang berhak menerimanya…..
Rasul kembali meminta untanya, Al-Qashwa. Ia berjalan menuju ke tengah wadi di daerah
'Urana-Arafah. Dari atas untanya itu, Rasul menyerukan khutbahnya yang terkenal tersebut.
Kata-katanya sangat jelas. Pada setiap kalimat, Muhammad berhenti sejenak. Rabi'a bin
Umayya, mengulang kata-kata itu, dengan suara lantang sehingga isi khutbah didengar oleh
semua jamaah. Muhammad menutup khutbahnya dengan berkata: "Ya Allah, sudah
kusampaikan!"Serentak jamaah pun menjawab: "Benar". Lalu Muhammad
menambahkannya: "Ya Allah, saksikan ini."
Rasul pun turun dari untanya. Ia terus di sana sampai waktu sembahyang dzuhur dan asar.
Setelah itu, ia menaiki untanya kembali menuju Sakharat. Di sana, Muhammad membacakan
firman Allah, Surat Al-Maidah ayat 3: "Hari ini, Kusempurnakan bagimu semua agamamu ini,
dan Kucukupkan nikmat-Ku padamu, serta Kuridhoi Islam sebagai agamamu."
Abu Bakar menangis mendengar ayat tersebut. Inilah isyarat bahwa risalah Rasul telah
tuntas. Malam itu, Rasul meninggalkan Arafah dan menginap di Muzdalifa. Pagi hari ia turun ke
Masyaril Haram, kemudian ke Mina untuk melemparkan kerikil ke Jumrah. Di kemah,
Rasulullah menyembelih 63 ekor unta -jumlah yang sebanyak tahun usianya. Muhammad
kemudian mencukur rambutnya, mengakhiri ibadah haji ini. Satu-satunya ibadah haji besar yang
dilakukannya.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dari sekian ulasan yang telah kami buat dapat kami simpulkan bahwa setiap nabi utusan
Allah adalah manusia yang begitu indah ketabahan dan kesabarannya dan Semoga kita semua
bisa mengambil hikmah dari kisah teladan mereka, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
www.masuk-islam.com
http://aciesneutron.blogspot.com
http://referensimakalah.com
http://soft-technick.blogspot.com
www.suaratauhid.com
http://harmoni-my.org
buku akidah akhlak kelas 10 madrasah aliyah
http://jayussimeulue.blogspot.co.id