Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tengah kondisi saat ini, sebagian Negara termasuk Indonesia telah

dilanda musibah yaitu dengan adanya Corona Virus atau Covid-19. Awal

mulanya Virus ini dari kota Wuhan Cina Desember 2019 hingga merebak ke

berbagai Negara termasuk Indonesia sampai saat ini April 2021. Virus ini

mengakibatkan segala aktivitas diluar rumah terbatasi salah satunya untuk dunia

pendidikan. Hal ini menjadi problematika bagi dunia pendidikan, dimana dunia

pendidikan yang sistem pembelajarannya lebih dominan langsung bertatap muka

menjadi belajar dari rumah masing-masing (Daring).

Dampak adanya Virus Corona terhadap lembaga pendidik dalam proses

pembelajaran adalah tidak ada pembelajaran di ruang kelas, kurangn efektifnya

proses pembelajaran. Maka salah satu jalan alternatif untuk mengatasi masalah

tersebut adalah dengan cara memanfaatkan teknologi yang ada.

Dengan semakin meningkatnya kemajuan teknologi saat ini menjadi salah

satu kebutuhan bagi manusia termasuk dalam dunia pendidikan. Kemajuan

teknologi mampu memunculkan peluang maupun tantangan baru terhadap dunia

pendidikan, Conto-nya akses yang lebih luas terhadap konten multimedia yang

lebih mudah dan kaya.  Dan Seiring dengan  meningkatnya kemajuan teknologi

mampu menjadi jalan alternatif dalam menghadapi Covid-19 terutama

mampu  mengembangkan perkembangan metode pembelajaran  yang tidak

lagi  dibatasi oleh ruang dan waktu.


2

Distance aducation (pendidikan jarak jauh) adalah pendidikan formal

berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya  berada di lokasi

terpisah  sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk

menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di

dalamnya.  Pembelajaran daring (online) merupakan dari pendidikan jarak

jauh  yang secara khusus  menggabungkan teknologi elektronika dan teknologi

berbasis internet.1

Belajar  dengan menggunakan metode jarak jauh yang dewasa ini semakin

berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern.

Berbagai Negara dalam upaya memperluas kesempatan masyarakat dan

memudahkan masyarakat  untuk mendapatkan pendidikan salah satu jalan

alternatifnya adalah menggunakan metode pendidikan jarak jauh.

Pendidikan jarak jauh adalah suatu sistem pendidikan yang memiliki

karakteristik terbuka, belajar mandiri dan belajar tuntas dengan memanfaatkan

teknologi, informasi dan komunikasi. Sepanjang sejarah telah mengukir

bahwa  berbagai media baik media cetak maupun non cetak menjadi keharusan

dalam penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh. Seiring dengan pesatnya

kemajuan  teknologi informasi dan komunikasi Indonesia  telah menjadikan

Undang undang tentang sistem pendidikan Nasional sebagai landasan terhadap

sistem pendidikan jarak jauh yang legal formal dimana tujuannya adalah untuk

memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat

1
Simonson, M,.Smaldino, S., Albright, M.,& Zvacek, S. Teaching and learning at a
distance, 2006
3

mengikuti pendidikan  secara tatap muka atau reguler dan memperluas akses serta

mempermudah layanan pendidikan  dalam pembelajaran.2

Secara umum pendidikan jarak jauh memiliki prinsip yang mencakup

antara lain: Akses, yakni terkait dengan keinginan untuk memperluas akses

masyarakat terhadap pendidikan melalui penyelenggaraan pendidikan yang

berbasis teknologi komunikasi dan informasi, bersifat masal, ekonomis serta

meminimalkan kendala jarak dan waktu. Pemerataan yang merujuk kepada asa

keadilan dan persamaan hak bagi siapa saja untuk mengenyam pendidikan tanpa

dibatasi oleh berbagai kendala. Kualitas, yaitu berkenaan dengan jaminan standar

pengajar, materi bahan ajar dan ujian, serta proses pembelajaran interaktif yang

berbasis teknlogi komunikasi dan informasi.3

Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha

menggunakan perangkat komputer yang dapat diaplikasikan sebagai sarana

komunikasi untuk meningkatkan kenerja dunia pendidikan secara signifikan agar

terciptanya nilai-nilai efisiensi dan efektifitas yang berguna bagi lembaga

pendidikan.

Pada masa kini sejalan dengan arus globalisasi yang terjadi diseluruh

dunia kebutuhan informasi menjadi sangat penting dan mendesak. Penerapan

sistem informasi manajemen yang berbasis teknologi menjadi kebutuhan yang

mutlak bagi lembaga pendidikan dalam memberikan kompetitif sehingga

mendapatkan perioritas yang tinggi.

Sistem Informasi Manajemen dalam pendidikan merupakan perpaduan

antara sumber daya manusia dengan aplikasi teknologi informasi untuk memilih,

2
https;//pjj.pens.ac.id/index.php/dasarr-hukum (Akses 15 Jajuari 2021 jam 19.20)
3
DIKTI.(2011 panduan PJJ/ (Akses 15 Januari 2021 Jam 13.09)
4

menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung

proses pengambilan keputusan bidang pendidikan. Dalam suatu lembaga

pengelolaan atau manajemen yang baik menjadi suatu hal yang mutlak bagi

keberlangsungan hidup lembaga tersebut. Salah satu hal penting yang dapat

mempertahankan bahkan mampu mengembangkan sebuah lembaga pendidikan

adalah pengelolaan sistem informasi secara tepat,4

Menurut Robert W. Holmes, SIM adalah sistem yang dirancang untuk

menyajikan informasi pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang

diperlukan oleh manajemen guna merancang, mengawasi, dan menilai aktivitas

organiasi yang dirancang dalam kerangka kerja yang menitikberatkan pada

perencanaan, keuntungan, perencanaan penampilan, dan pengawasan pada semua

tahap.5 Dengan hal itu, Penerapan sistem informasi manajemen dalam

pembelajaran akan bermanfaat jika penerapannya sesuai tujuan visi dan misi

sekolah dengan menetapkan strategi informasi dalam pembelajaran.

Kemajuan ilmu dibidang teknologi informasi ini mampu mengubah

pandangan dan gaya hidup masyarakat Indonesia terutama di masa Covid-19,

pemerintah telah menetapkan Sosial Distancing (mengurangi kontak dengan

orang banyak atau jaga jarak) sehingga lembaga-lembaga pendidikan menjalankan

aktivitas pembelajaran dengan jarak jauh juga dalam menjalankan segala

aktivitasnya.

Perkembangan dan Peran teknologi informasi dalam sistem pendidikan

telah masuk ke era baru tetapi kemajuan teknologi belum di dukung secara

4
Helmawati. Sistem Informasi Manajemen, (bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2015), hal 1
5
Dr. Eti Rochaety, Ir. Pontjorini Rahayuningsih, Dra. Prima Gusti Yanti. Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan.(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal 12
5

maksimal baik sarana prasarana dan sumber daya manusia dalam pemanfaatan

teknologi tersebut.

Komponen utama yang diperlukan untuk menghasilkan sistem informasi

manajemen pendidikan yang efektif dan berkualitas, yaitu dengan adanya

teknologi informasi yang digunakan oleh sumber daya mansuia yang mampu

mengoperasikannya.

Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan terkait dengan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi (IPTEK) dalam ayatnya surat Al Baqarah ayat 164

َ َّ‫ك ٱلَّتِي ت َۡج ِري فِي ۡٱلبَ ۡح ِر بِ َما يَنفَ ُع ٱلن‬


‫اس َو َمٓا َأن َز َل‬ ِ ‫ار َو ۡٱلفُ ۡل‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
ِ َ‫ف ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّه‬ ۡ ‫ض َو‬
ِ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ۡ
ِ ‫ِإ َّن فِي خَ ل‬

‫ب ۡٱل ُم َس َّخ ِر‬ ِ َ‫يف ٱل ِّر ٰي‬


ِ ‫ح َوٱل َّس َحا‬ ِ ‫َص ِر‬ َ ‫ٱهَّلل ُ ِمنَ ٱل َّس َمٓا ِء ِمن َّمٓا ٍء فََأ ۡحيَا بِ ِه ٱَأۡل ۡر‬
َّ َ‫ض بَ ۡع َد َم ۡوتِهَا َوب‬
ۡ ‫ث فِيهَا ِمن ُك ِّل دَٓابَّ ِة َوت‬

ِ َ‫ض أَل ٓ ٰي‬


َ‫ت لِّقَ ۡو ِم يَ ۡعقِلُون‬ ِ ‫بَ ۡينَ ٱل َّس َمٓا ِء َوٱَأۡل ۡر‬

Artinya, Sesungguhnya pada penciptaaan langit dan bumi, pergantian malam dan
siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi
manusia, apa yang diturubkan allah dari langit berupa air, lalu dengan itu
dihidupkan-nya bumi setelah mati (kering), da dia tebarkan di dalamnya
bermacam-macam binatang, dan perkiaran anngin dan awan yang dikendalikan
Antara langit dan bumi, semua itu sungguh merupakan tanda-tanda kebesaran
allah bagi orang-orag yang mengerti.6

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa dalam penciptaan langit dan

bumi, pergantian dari malam ke siang begitu juga sebaliknya, kapal bisa berlayar

di laut, turunnya hujan dan seterusnya seperti ayat di atas terdapat tanda-tanda

(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. Maknanya kita diperintah

untuk berfikir dan merenungkan berbagai macam kebesaran Allah swt, seperti:

Penciptaan langit dan bumi, dalam surat Al baqarah ayat 164 tersebut

menggunakan kata “khalqi” yang memiliki arti “penciptaan” namun dapat juga

diartikan dengan “pengukuran yang teliti” atau “pengaturan” maka dari itu kita

6
Kementerian Republik Indonesia. Al Mumayaz, Al-Qur’an Tajwid Warna dan
Terjemah, Al Baqarah Ayat 164. Hal 25
6

diperintahkan untuk berpikir atau meneliti tentang kebersaran Allah terkait

penciptaan langit dan bumi. Merenungkan pergantian malam dan siang, bumi

berevolusi mengelilingi matahari, disamping itu bumi juga mengalami rotasi atau

berputar pada porosnya. Merenungkan bahtera-bahtera yang berlayar, bagaimana

kapal-kapal bisa mengapung dan berlayar di laut, bagaimana pesawat bisa terbang

melintasi udara. Merenungkan hujan, angina dan awan, merenungkan aneka

binatang yang diciptakan Allah.

Al qur’an juga memberikan dorongan daya cipta kepada umat manusia

untuk berpikir dan menganalisa serta mampu mengembangkan fenomena semesta

alam yang bergerak secara sistematis dan mempunyai tujuan menjadikan benda-

benda atau alat-alat teknologi yang tepat guna bagi kesejahteraan hidup manusia.

Berdasarkan observasi terdahulu ketikamelakukan PelaksananPraktik

Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Jayapura bahwa, SMA Negeri 1 Jayapura

adalah sebagai lembaga pendidikan formal yang juga mempunyai sistem

informasi manajemen, dalam rangka menyikapi segala perubahan dan

perkembangan yang terjadi di lingkungannya, terutama dalam bidang pendidikan

serta perannya dalam kegiatan proses belajar mengajar. SMA Negeri 1 Jayapura

mampu menyesuaikan keadaan yang ada dengan memberdayakan sumber

informaasi manajemen yang ada, sehingga segala kegiatan di masa pademi Covid-

19 baik pelayanan administrasi, hubungan sekolah dengan masyarakat, hubungan

sekolah dengan pemerintah ataupun kegiatan proses belajar mengajar dapat

berjalan dengan lancer.

Dari pemaparan di atas, betapa pentingnya sistem informasi manajemen

dalam menjalankan proses pembelajaran. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk
7

melakukan penelitian tentang bagaimana penerapan sistem informasi manajemen

dalam mengefektif dan mengefisienkan serta memperlancar kegiatan proses

pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 1 Jayapura.

B. Rumusan Masalah

Djarwanto, mengatakan bahwa : “Masalah adalah setiap kesulitan yang

menggerakkan manusia untuk memecahkannaya”.7 Rumusan tersebut diatas

menunjukkan bahwa masalah adalah suatu keadaan, kejadian, atau persoalan yang

perlu dicari pemecahannya, atau dengan kata lain bahwa masalah tersebut

merupakan suatu peristiwa atau gejala-gejala maupun kejadian-kejadian yang

menimbulkan pertanyaan-pertanyaan bagi orang lain hingga merupakan suatu

tantangan yang menggerakkan orang untuk mencari jawaban atau pemecahannya,

atau dapat dikatakan bahwa : masalah merupakan perbedaan antara harapan dan

kenyataan.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahannya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan sistem informasi manajemen dalm prosses

pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 1

Jayapura?

2. Apakah faktor-faktor yang menghambat dan mendukung proses

pembelajaran di SMA Negeri 1 Jayapura?

7
Djarwanto, Pokok-pokok Methode Riset Dan Bimbingan Tehnis Penulisan Skripsi,
(Yogyakarta : Liberti, 1994), hal. 15.
8

C. Tujuan Penelitian

Locke et al dalam Jhon W. Chreswell mengatakan bahwa : Tujuan

penelitian berarti menunjukkan Mengapa Anda ingin melakukan penelitian dan

apa yang ingin anda capai.8

Tujuan penelitian merupakan kumpulan pernyataan yang menjelaskan

sasaran-sasaran, maksud-maksud, atau gagasan-gagasan umum dilakukannya

suatu penelitian, yang dituangkan dalam satu atau beberapa kalimat.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui penerapan sistem informasi manajemen dalm

prosses pembelajaran pada masa pandemi Covid 19 di SMA

Negeri 1 Jayapura.

b. Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan

mendukung proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Jayapura.

D. Manfaat Penelitian

Setelah menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penulis

mengajukan manfaat dari penelitian yang dilakukan. Adapun manfaat dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kampus IAIN Fattahul Muluk Papua

Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan khazanah kailmuan tentang

penerapan sistem informasi manajemen dalam proses pembelajaran pada masa

8
John W. Creswell, Research Design “Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed”
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), hal. 166.
9

pendemi Covid-19, faktor-faktor penghambat dan pendukung proses pembelajaran

pada masa pandemic Covid-19di SMA Negeri 1 Jayapura.

2. SMA Negeri 1 Jayapura

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada

pihak sekolah tentang penerapan sistem informasi manajemen dalam proses

pembelajaran, faktor-faktor penghambat dan pendukung proses pembelajaran

pada masa pandemi Covid-19di SMA Negeri 1 Jayapura.

3. Peneliti

Diharapkan dapat memberikan dan mengembangkan khazanah keilmuan

bagi peneliti tentang penerapan sistem informasi manajemen dalam proses

pembelajaran pada masa pendemi Covid-19, faktor-faktor penghambat dan

pendukung proses pembelajaran pada masa pandemic Covid-19di SMA Negeri 1

Jayapura.

4. Masyarakat

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran atau sebagai bahan masukan terkait penerapan sistem informasi

manajemen dalam proses pembelajaran pada masa pendemi Covid-19 dan faktor-

faktor penghambat dan pendukung proses pembelajaran pada masa pandemic

Covid-19di SMA Negeri 1 Jayapura.

E. Kajian Putaka

Sudah barang tentu sangat banyak penelitian-penelitian yang sejenis dengan

penelitian ini yang mengangkat tentangPenerapan Sistem Informasi Manajemen


10

dalam Proses Pembelajaran diberbagai tingkat pendidikan, walaupun tempat,

waktunya, dan hasil dari penelitian berbeda-beda.

Untuk memperjelas perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan hasil

karya orang lain, penulis akan memaparkan beberapa hasil penelitian serupa

dengan penelitian ini tapi tidak sama dengan judul maupun isi yang terkadung

dalam tulisan yang penulis angkat, diantaranya adalah penelitian-penelitian

sebagai berikut :

N Nama Peneliti, Judul, Bentuk, Hasil


Penerbit dan Tahun Terbit
o

menghasilkan kurangnya efektif,


1. Seri Bahagia
karena kendala yang dihadapi oleh

judul “Penggunaan Sistem Imformasi kepala sekolah adalah kurangnya

Manjemen Dalam Peningkatan sarana prasarana yang mendukung

Kompetensi Profesional Guru di

MTS Luqman Al Hakim Kecamatan

Lhoknga Aceh Besar” Universitas

Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-

Banda Aceh 2017

menghasilkan nilai positif terhadap


2. Musdalifah
berjalannya proses pembelajaran

judul “Implementasi Sistem serta mendukung pelayanan

Imformasi Manajemen Dalam administrasi sekolah yang dikelola

Mendudkung Pelayan Sekolah di oleh tata usaha sebagaimana tata

SMA Negeri 1 Barru” Universitas usaha adalah merupakan hal


11

terpenting dalam suatu lembaga atau


Islam Negeri Alaudin Makasar 2016
sekolah.

menghasilkan adanya pengaruh


3. Uswatun Hasanah
positif antara hubungan pengawas

judul “Pelaksanaan Pengawasan dengan guru pendidikan agama islam

Dengan Sistem Imformasi serta memudahkan pengawas dalam

Manajemen Dalam Peningkatan melaksanakan pengawasan terhadap

Profesionalitas Guru PAI di SDN 2 GPAI guna memberikan arahan

Baturetno” Institut Agama Islam pembuatan administrasi GPAI,

Negeri Surakarta 2016 termasuk juga dalam penentuan

KKM, Membuat buku pembinaan

masing-masing guru yang

didalamnya berisi evaluasi tentang

admistrasi pembelajaran dan juga

supervisi kelas.

Dalam pengimplementasian sistem


4. Aprillia Gresty Wulandari
informasi mnajemen pendidikandi

Judul: Peranan Sistem Informasi MTs Putri Lampung sudah

Manajemen Pendidikan Bagi Kepala memaksimalkan komponen-

Madrasah dalam Pengambiolan komponen SIMP dengan baik sesuai

Keputusan di Madrasah Tsanawiyah indikator teori Gordin B. Davis. Dan

(MTs) Diniyyah Putri Lampung dalam kegiatan pengambilan


12

keputusan kepala sekolah dengan


2019
sistem informasi manajemen sudah

dapat membantu terutama kepala

sekolah untuk mendapatkan data

dan informasi.

………………

Dari beberapa penelitian di atas, terdapat kesamaan judul maupun

pembahasan yang akan dibahas dalam skripsi yang akan peneliti bahas. Namun

persamaan itu hanya terdapat pada satu segi saja seperti pembahasan tentang

sistem informasi manajemen dalam prose pembelajaran. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa belum ada skripsi yang membahas tentang “Penerapan Sistem

Informasi Manajemen dalam Proses Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19

di SMA Negeri Jayapura”. Yang membedakan dengan penelitian terdahulu adalah

penulis memfokuskan pada Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam Proses

Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19.

F. Definisin Operasional

Untuk memudahkan dalam memahami istilah-istilah dalam judul

penelitian, maka perlu dijabarkan pengertian istilah sebagai berikut

1. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk

menyediakan informasi guna mendukug pengambilan keputusan, mengefektif dan

mengefisienkan pada kegiatan-kegiatan manajemen dalam suatu lembaga atau

organisasi.Sistem informasi manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini


13

adalah hasil dari pengelolaan sistem informasi manajemen dalam proses

pembelajaran pada masa pandemi Civid-19.

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil


kegiatan yang dilakukan melalui SIM pada masa pandemi Covid-19.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem Informasi Manajemen

Sebelum membahas mengenai pengertian sistem informasi manajemen

secara utuh, sebelumnya penulis akan membahas satu persatu dari pengertian

sistem informasi manajemen sebagai berikut:

1. Sistem

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systema, yang artinya

himpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan

merupakan suatu keseluruhan. Selain itu, bisa diartikan sekelompok elemen yang

independen, namun saling terkait sebagai satu kesatuan. Sistem terdiri atas

struktur dan proses. Struktur sistem merupakan unsur-unsur yang membentuk

sistem tersebut, sedangkan proses sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur

sistem dalam mencapai tujuan. Setiap sistem merupakan bagian dari sistem lain

yang lebih besar dan terdiri atas berbagai sistem yang lebih kecil, yang disebut

subsistem. Setiap sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulang-ulang

atau yang secara rutin terjadi.9

Sistem adalah seperangkat komponen yang berada dalam suatu organisasi

yang saling berhubungan dalam menunjang aktivitas kinerja organisasi tersebut.

9
H. A. rusdiana, Moch. Irfan,Sistem informasi Manajemen, (Bandung. Pustaka Setia), hal
28

14
15

Keberadaan sistem menjadi semakin penting pada saat organisasi ssmakin

berkembang, yaitu terutama pada saat perusahaan memasuki pasar memasuki

pasar internasional segala keputusan tidak mungkin lagi dilakukan dengan

perangkat sistem yang sederhana.10

Kata sistem didefinisikan dengan berbagai pendekatan dan beragam istilah.

Menurut Lucas, sistem adalah suatu pengorganisasian yang Saling berinteraksi,

saling tergantung dan terintegrasi dalam kesatuan variable atau komponen.

Sedangkan menurut jogiyanto mendefinisikan sistem ke dalam dua kelompok

pendekatan, yaitu menekankan pada prosedur dan komponen atau elemennya.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkelompok dan bekerja sama untuk melakukan kegiatan

pencapaian sasaran tertentu. Makna dari prosedur sendiri, yaitu urutan yang tepat

dari tahapan-tahapan intruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa

yang mengerjakan, kapan dikerjakan,dan bagaimana mengerjakannya. Sedangkan

pendekatan yang menekankan pada komponen mendefinisikan sistem sebagai

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.11

Menurut Raymond McLeod, Jr., (2001) mengemukakan Jenis sistem secara

umum terdiri dari sistem terbuka dan sistem tertutup (open-Loop and Closed-Loop

System). Sistem terbuka adalah sistem yang tidak memiliki sasaran, pengendalian

mekanis, dan umpan balik. Sedangkan sistem yang tertutup, yaitu sebuah sistem

10
Irham FAhmi, MAnajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, (Bandung. Alsabeta, 2011), hal
77
11
Lantip Diat Prasojo. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta. Uny Press),
2013 hal 1
16

yang memiliki sasaran, pengendalian mekanis, dan umpan balik. Kedua jenis

tersebut dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:

PROCESS
INPUT OUTPUT
TRANSFORMASTION

Gambar 1.1 open-loop system (sistem terbuka)

OBJECTIVES

CONTROL
MECHANISM

INPUT TRANSFORMATION OUTPUT

Gambar 1.2 Closed-Loop System (sistem tertutup)

Dari kedua jenis sistem tersebut dapat dibedakan secara jelas bahwa sistem

terbuka tidak memiliki sasaran, control mekanis, maupun umpan balik.

Sebaliknya untuk jenis sitem tertutup masing-masing memiliki sasaran yang jelas,

pengendalian mekanis, dan umpan balik.12

Jadi Sistem merupakan kumpulan komponen-komponen dalam sebuah

organisasi atau lembaga yang berhubungan dengan proses penciptaan dan

pengaliran informasi. Keandalan suatu sistem dalm sebuah lembaga atau

organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehinngga dapat

12
Eti Richaety, Pntjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti. Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan, Jakarta,. PT Bumi Aksara, 2008, hal 3
17

menghasilkan informasi yang berguuna, akurat terpercaya, detail, cepat, relevan

bagi kepentingan lembaga tersebut.

2. Informasi

Informasi atau dalam bahasa Inggrisnya adalah information, berasal dari

kata informacion bahasa Prancis. Kata tersebut diambil dari bahasa Latin, yaitu

"informationem" yang artinya "konsep, ide, garis besar". Informasi adalah suatu

data yang sudah diolah atau diproses sehingga menjadi suatu bentuk yang

memiliki arti bagi penerima informasi yang memiliki nilai bermanfaat.

Informasi merupakan hasil dari pemrosesan data menjadi sesuatu yang

bermakna bagi yang menerimanya, sebagaimana dipaparkan oleh Vercellis (2009:

7), "Information is the outcome of extraction and processing activities carried out

on data, and it appears meaningfull for those who receive it in a specific domain."

Wawan dan Munir (2006: 1) mengemukakan bahwa informasi merupakan hasil

dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang menggambarkan kejadian nyata

dengan lebih berguna dan lebih berarti.13

Informasi merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pengolahan data-data

yang sudah ada dikemas dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah

informasi yang berguna. Sebagai dasar pengetahuan, informasi adalah kumpulan

dari data yang diolah sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan bermanfaat.

Adapun data adalah fakta-fakta, angka-angka, atau statistik-statistik yang dapat

menghasilkan kesimpulan. Informasi-informasi yang terkumpul dapat diolah

menjadi sebuah pengetahuan baru. Dengan demikian, informasi dapat dijelaskan

13
H. A. rusdiana, Moch. Irfan,Sistem informasi Manajemen, (Bandung. Pustaka Setia), ha
74
18

kembali sebagai suatu yang dihasilkan dari pengolahan data menjadi lebih mudah

dimengerti dan bermakna yang menggambarkan kejadian dan fakta yang ada.

Pada hakikatnya, informasi adalah salah satu sumber utama dari perusahaan

dan dapat dikelola seperti halnya sumber-sumber lain. Informasi adalah sumber

konseptual yang menggambarkan sumbersumber fisik yang harus dikelola oleh

manajer. Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi, manajer dapat

memonitor sumber-sumber fisik dengan menggunakan informasi yang

menggambarkan atau mewakili sumber-sumber tersebut. Informasi adalah hasil

pengolahan data yang telah mempunyai arti sehingga dapat digunakan, khususnya

oleh manajemen dalam membuat keputusan. Burch dan Grudnitski menyatakan

ada tiga pilar utama yang menentukan kualitas informasi, yaitu akurat, tepat

waktu, dan relevan. Menurut Gordon B. Davis dalam buku Management

Informations System: Conceptual Foundations, Structures, and Development,

informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi

penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan

sekarang ataupun masa depan.14

3. Manajemen

Secara luas orang sudah banyak mengenal tentang istilah manajemen,

hakikat manajemen secara relative yaitu bagaimana sebuah aktivitas bisa berjalan

lebih teratur berdasarkan prosedur dan proses.

Istilah manajemen, terjemahannya dalam Bahasa Indonesia hingga saat ini

belum ada keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan, seperti

ketatalaksanaan, manajemen, management dan pengurusan. Bila kita mempelajari

14
H. A. rusdiana, Moch. Irfan,Sistem informasi Manajemen, (Bandung. Pustaka Setia), ha
76
19

literature manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen

mengandung tiga pengertian, yaitu pertama, manajemen sebagai suatu proses,

kedua manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas

manajemen, dan ketiga manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu.

Pengertian pertama manajemen sebagai suatu proses, dalam pengertian ini

ada tiga buah definisi manajemen menurut para ahli. Encyclopedia Of The Social

Sciencedikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana

pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

Menurut Haiman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu

melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai

tujuan bersama.

George R. Terry mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan

yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.

Dari tiga pengertian diatas bila kita perhatikan ada tiga pokok penting

dalam definisi-definisi tersebut, yaitu pertama adanya tujuan yang ingin dicapai,

kedua,tujuan dicapai dengan mempergunakan orang lain, ketiga, kegiatan-

kegiatan yang dilakukan orang lain harus dibimbing dan diawasi.

Pengertian manajemen yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-

orang yang melakukan aktivitas manajemen dalm suatu badan tertentu diebut

manajemen.

Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni atau ilmu. Chester

I Bernard dalam bukunya the function of the executive, mengakui bahwa

manajemen itu adalah seni dan juga sebagai ilmu. Begitu pulaHenry Fayol, Alfin
20

Brown, Harold Koontz dan Cyril O’donnel, dan George R. Terry beranggapan

bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni.

Melihat pengertian manajemen yang pertama serta kenyataan bahwa

manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka manajemen itu dapat

didefinisiskan sebagai “seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan

yang sudah ditetapkan.15

Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas

yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengerakan,

dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (George R.

Terry).16

Sebagaimana pengertian masing-masing di atas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pengertian Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem

yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukug pengambilan

keputusan, mengefektif dan mengefisienkan pada kegiatan-kegiatan manajemen

dalam suatu lembaga atau organisasi.

Sistem informasi manajemen adalah suatu perangkat manajemen yang

dipergunakan untuk mendukung pihak manajemen perusahaan dalam menerima

dan mengelola perusahaan secara baik dan sistematis dengan tujuan untuk

mendukung kinerja perusahaan.17

15
Oey Liang Lee, Pengertian Manajemen), Yogyakarta: Balai Pembinaan administrasi,
Universitas Gdjah Mada (Drs. M. Manullang Dasar-dasar manajemen, Yogyakarta University
Gadjah MAda, 2009. Hal 3-5)
16
Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti, hal 4
17
Irham FAhmi, MAnajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, (Bandung. Alsabeta, 2011), hal 77
21

Sistem informasi manajemen merupakan perpaduan Antara sumber daya

manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah,

dan mengambil kembali data-data dalam rangka mendukung proses pengambilan

keputusan dibidang pendidikan

Sebagaimana merujuk kepada para ahli mengatakan sebagai berikut:

George M. Scott Mengatakan, sistem informasi manajemen adalah

sekumpulan sistem informasi yang saling berinteraksi, yang memberikan

informasi baik untuk kepentingan iperasi atau kegiatan manajerial.18

Menurut Raymond McLeod Jr mengatakan, sistem informasi manajemen

adalah suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para

pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.

Menurut Ais Zakiyudin dalam bukunya bahwa, sistem informasi

manajemen adalah suatu sistem informasi manajemen yang menggambarkan

ketersedian suatu rangkaian data yang cukup lengkap dan disimpan agar dapat

meneyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan pembuatan

keputusan dalam suatu organisasi.19

B. Macam-macam Sisitem Informasi

Pada era globalisasi sekarang ini bisa dikatakan seluruh perangkat kerja di

berbagai organisasi telah menggunakan dan menerapkan konsep sistem informasi

yang modern. Kecuali dinegara yang belum berkembang dan terbelakang yang

dianggap kawasan belum tesentuh oleh pengaruh dampak teknologi. Penerapan

sistem informasi tersebut terlihat diberbagai kantor-kantor, supermarket, rumah

sakit, lembaga pendidikan, pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya. Dan


18
Scot George M. prinsip-prinsip Sistem Informasi Manajemen.Jakarta: PT Rajagafindo
Persada 1997, hal 69
19
Ais Zakiyudin, Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: MItra Wacana Media 2011, hal 15
22

menggunnakan sistem informasi ini tanpa kita sadari merupakan kebutuhan bukan

lagi dianggap sebagai pelengkap semata.

Dalam kondisi dan situasi sekarang ini ada banyak macam sistem

informasi, menurut Abdul Kadir Antara lain:

1. Sistem reservasi pesawat terbang: digunakan dalam biro perjalanan untuk

melayani pemesanan tiket atau pembelian tiket.

2. Sitem untuk menangani penjualan tiket kendaraan bermotor sehingga dapat

digunakan untuk memantau utang para pelanggann

3. Sistem biometrik yang dapata mencegah orang yang tak berwenang memasuki

fasilitas-fasilitas rahasia atau mengakses informasi yang bersifat rahasia

dengan cara menganalisa sidik jari.

4. Sitem POS (Pint Of Sale) yang diterapkan pada kebanyakan pasar swalayan

dengan dukungan pembaca barcode untuk mempercepat pemasukan data.

5. Sistem berbasis kartu ceredas (Smart Card) yang dapat digunakan oleh juru

medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang kerumah sakit

karena didalam kartu tersebut terekam data-data mengenai pasien.

6. Sistem yang dipasang ditempat-tempat public yang memungkinkan seseorang

mendapatkan informasi seperti hotel, tempat pariwisata, lembaga, pertokoan,

dan lain-lain.

7. Sistem layanan akademis berbasis web yang memungkinkan mahasiswa

memperoleh data-data akademis atau bahkan dapat mendaftarkan mata kuliah

yang diambil pada semester baru.

8. Sistem pertukaran data elektronis (Electronic DataInterchange atau EDI)

yang memungkinkan pertukaran dokumen antar perusahaan atau lembaga


23

secara elektronis dan data yang terkandung dalam dokumen dapat diproses

secara langsung oleh computer.

9. E-governmment atau sistem informasi layanan pemerintah yang berbasis

internet.20

C. Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan bagian sistem yang lebih besar

lagi, yaitu manajemen itu sendiri informasi yang dikelola dalam suatu sistem

dapat membantu para pemmpin dalam kegiatan-kegiatan di lembaganya sehinga

prses pendidikan berjalan lancar. Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam

sebuah lembaga pendidikan harus mampu melaksanakan aktivitasnya dengan

menjalanan fungsi-fungsinya, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengendalian agar tercapainya tujuan pendidikan.

Fungsi sistem informasi manajemen diantarana:

1. Perencanaan

seorang pemimpin dalam sebuah lembaga pada saat menjalankan tugasnya

harus memiliki visi dan misi. Visi dan misi dalam lembaga pendidikan tentu

harus direncanakan dan diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.

Perencanaan adalah suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan ang

spesifik yang dikehendaki oleh manajer bagi organisasi mereka (Stoner, 1996).

2. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah kegiatan mengidentifikasi dan memilih

serangkain tindakan untuk menghadapi masalah tertentu atau mengambil

keuntungan dari suatu kesempatan. Untuk mengidentifikasi hingga memilih suatu

20
Irham FAhmi, MAnajemen Kinerja Teori dan Aplikasi, (Bandung. Alsabeta, 2011), hal
77-79
24

tindakan atau keputusan ini tentu diperlukan informasi yang benar-benar tepat,

akurat, dan relevan.

3. Pengendalian

Pengendalian adalah proses yang memastikan bahwa aktivitas actual

sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan (Stoner, 1994). Dari definisi ini

dapat dikatakan bahwa pengendalian harus diteggakan pada saat pelaksanaan

“perencanaan” mandek atau tidak efektif.21

D. Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Manajemen

Dalam dunia pendidikan, keberadaan sistem informasi merupakan salah

satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Kedua

doman ini mimiliki tingkat ketergantungan yang cukup tinggi dalam membentuk

karakteristik dunia pendidikan. Sistem informasi manajemen sebagai sebuah

metode formal untuk menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi

manajemen yang diperlukan untuk mempermudah proses pengambilan keputusan

dan memungkinkan fungsi-fungsi dari manajemen seperti perencanaan,

pengendalian, dan operasional organisasi dapat dilaksanakan secara efektif

(Stoner).22

Tujuan penerapan sistem informasi manajemen adalah untuk membantu

memudahkan hubungan sekolah dengan pemerintah, pendidik dengan pendidik,

pendidik dengan siswa didik, sekolah dengan masyarakat luas, selain itu

penerapan sistem informasi manajemen memudahkan pengelolaan data-data dan

informasi yang berkaitan dengan sekolah meliputi, penerimaan siswa baru,

21
Helmawati. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam. (Bandung, PT
Remaja Rosdakarya. 2015), hal 34-36
22
Helmawati.Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam.(Bandung, PT Remaja
Rosdakarya. 2015),hal 21
25

akademis, rapor, dan konseling juga merupakan jalan alternatif antara sekolah dan

orang tua atau wali murid.

Sistem informasi manajemen pada masa sekarang mengalami masa

keemasan karena sistem ini merupakan salah satu vitalitas yang sangat diperlukan.

Hal ini dikarenakan sistem informasi manajemen mampu memberikan masukan

dan dapat membantu para manajer dalam megambil keputusan ataupun

pengelolaan sautu pekerjaan dengan memerlukan teknologi informasi. Sistem

informasi manajemen mempunyai keunggulan yaitu dapat menolong sebuah

lembaga, organisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan

inovasi baru dalam dunia pendidikan terutama, dan membangun sumber-sumber

informasi yang strategis.

Beberapa Manfaatdari sistem informasi manajemen antara lain:23

1. Meingkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat dan akurat bagi para

pemakai

2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem

informasi secara kritis

3. Mengembangkan proses prencanaan yang efektif

4. Mengidentifikasi kebutuhan akan keteramplan pendukung sistem informasi

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sitem informasi

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi ekonois dari sistem informasi dan

teknologi baru

7. Memperbaiki produktivtas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan

system

23
H. A. Rusdiana; Moch. Irfan. Sistem Informasi Manajemen. Bnadung Pustaka Setia,
2014. Hal 98-99
26

8. Mengolah transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai

salah satu produk atau layanan.

E. Keamanan sistem informasi manajemen

Keamanan sistem informasi adalah bagian yang angat penting dalam

penjaminan keutuhan data dan kualitas informasi yang akan dihasilkan. Beberapa

prosedur dirumuskan untuk melindungi data dan informasi, baik dari faktor

kesengajaan maupun masalah teknis dan etika yang diperkirakan dapat merusak,

menghilangkan, atau menghambat distribusi data dan informasi tersebut.

Dalam upaya yang dilakukan secara tekni untuk mengatasi hal tersebut,

yaitu dengan menyusun Visi bersama guna melindungi dan mengamankan data

dan informasi.

Menurut hary Gunarto dalam Budi Sutedjo terdapat tiga jenis pengedalian

data dan informasi, meliputi:

1. Pengendalian sistem informasi, pengendalian ini merupakan cara dan upaya

untuk meyakinkan bahwa keakuratann dan validitas kegiatan sistem informasi

dapat dilaksanakan kapan dan di mana pun kegiatan itu dioperasikan.

2. Pengendalian procedural, pengendalian ini adalah untuk menjaga agar layanan

informasi cukup aman, sselain pengendalian sistem informasi pengendalian

ini yang mengatur prosedur pengoperasian administrasi kepegawaian yang

efektif dan efisien

3. Pengendalian fasilitas dan usaha pengamanan, dalam hal ini dilakukan untuk

melindungi fasilitas fisik sistem informasi yang berbasis teknologi informasi

serta peralatan pendukungnya dari kerusakan dan pencurian.


27

Ketiga prosedur pengedalian tersebut jika dirumuskan dan

immplementasikan dengan baik diyakini dapat memberikan pengamanan yang

optimal terhadap data dan informasi yang terkandung dalam sistem informasi dan

mampu menekan risiko terjadinya gangguan kemanan terhadap sistem informasi

secara keseluruhan.24

F. Proses Pembelajaran

Pembelajaran dapat dikatakan sebagi hasil dari memori, kognisi, dan

metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi

ketika seseorang sedang belajar, dan kondisi ini juga sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari karena belajar merupakan proses alamiah setiap orang

(wenger).

Pembelajaran merupakan sebuah proses dari belajar mengajar yang juga

berperan dalam menentukan keberhasilan beajar siswa. Dari prose pembelajaran

itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa untuk

menuju tujuan yang lebih baik. Salah satu kemapuan dasar yang harus dimiliki

guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksankan proses

pembelajaran. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai pengajar. Pembelajaran akan terjadi saat

berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan

pengajaran. Sebagai proses, belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang

seksama, yakni mengkordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan

belajar mengajar, meode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi.

Pada tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut dalam bentuk

tindakan atau praktek mengajar.


24
Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, Prima Gusti Yanti. Hal 89-91
28

Dalam kegiatan proses pembelajaran tidak hanya dilakukan bertemunya

guru dengan siswa dan berinteraksi sesuai kemauan tersendiri, tapi dalam

kegiatan proses pembelajaran perlu adanya prosedur-prosedur yang diterapkan

dalam proses pembelajaran. Adapun prosedur secara umum antara lain:

1. Kegiatan pendahuluan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan yang perlu

dilakukan di antaranya menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik

seperti menciptakan semangat dan kesiapan belajar, menciptakan sauasana

demokrasi dalam belajar.

2. Melaksanakan apersepsi dan/penilaian kemampuan awal siswa. Kegiatan ini

dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada

kurikulum yang berlaku. Dengan memperioritaskan aktivitas siswa yang

dibimbing secara efektif oleh guru.

3. Kegitan akhir dan tindak lanjut pembelajaran, kegiatan-kegiatan yang harus

dilaksanakan dalam kegiatan adalah melaksanakan kegiatan akhir, mngkaji

penilain akhir, melaksanakan kegiatan tindak lanjut, mengemukakan toik

bahasan yang akan dating, menutup pelajaran.25

1. Pendidik

Bagian terpenting di dalam sebuah lembaga pendidikan terutama dalam

proses pembelajarannya adalah pendidik, pendidik memiliki tanggung jawab besar

dalam membimbing peserta didik kearah tujuan pendidikan. Hal ini karena

pendidikan merupakan kultural transition yang bersifat dinamis kearah perubahan

yang berkesinambungan sebagai sasaran pokok dalam membangun kebudayaan

dan peradaban manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara (1889-1959) pendidikan

25
Zainal Aqib. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran,(Surabaya. Insan Cendikia,
2002). hal 52-58
29

adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,

dna katakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaa hidup

dan keselarasan dengan dunianya.26

Kata pendidik berasal dari kata didik yang mempunyai arti orang yang

mendidik. Pendidik dalam pendidikan kedudukannya adalah merupakan tiang

utama untuk terlaksananya pendidikan, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa

sebuah lembaga pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya yang mendidik atau

seorang pendidik.27

Dalam agama islam pendidik adalah orang-orang yang mempunyai

tanggung jawab dalam perkembangan peserta didik dengan upaya

mengembangkan seluruh kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik, seperti

potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik.28

Dilihat dalam konteks Al qur’an pendidik adalah:

a. Murabbi,

istilah murabbi merupakan bentuksigat isim fa’il yang berakhir. Pertama

berasal dari kata raba, yarbu yang artinya zad dan nama (bertambah dan tumbuh).

Kedua berasal dari kata rabiya yarba yang mempunyai arti tumbuh dan menjadi

besar. Ketiga berasal dari kata rabba yarubbu yang artinya memperbaiki,

menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara.

Kata Rabba, terdapat pada Al Qur’an surat Al Isra’ ayat 24 sebagai

berikut:

‫ص ِغ ْير ًۗا‬
َ ‫اخفِضْ لَهُ َما َجنَا َح ال ُّذ ِّل ِمنَ الرَّحْ َم ِة َوقُلْ رَّبِّ ارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّ ٰينِ ْي‬
ْ ‫َو‬

26
Saidah, Pengantar Pendidikan, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada. 2016), hal 9
27
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kencana, 2010). Hal 167
28
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, (Bandung: Remaja Roasdakarya.
2011), hal74-75
30

Artinya: dan Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh


kesayangan dan ucapkanlah: wahai tuhanku kasihinilah mereka keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.

Istilah murabbi sebagai pendidik mengandung makna yang luas, yaitu

mendidik peserta didik agar kemampuannya terus meningkat, memberi bantuan

kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya, meningkatkan peserta

didik dari keadaan yang kurang dewasa menjadi dewasa dalam pola piker,

wawasan dan sebagainya, menghimpun semua komponen-komponen pendidikan

yang dapat mensukseskan pendidikan, memobilisasi pertumbuhan dan

perkembangan anak, bertanggung jawab terhadap prosses pendidikan anak,

memperbaiki sikap dan tingkah laku peserta didik.

b. Mu’alilim,

kata mu’allim berasal dari sigal fi’il madhi “’allama” fi’l mudarinya

“yu’allimu” masdarnya ta’allim yang artinya telah mengajar, sedang mengajar,

dan pengajaran atau orang yang mengajar. Kata mu’allim merupakan isim fa’il

dari kata allama yang artinya orang yang mengajar. Dalam bentuk sulasi mujarod,

masdar dari “alima adalah ‘ilmun, yang sering dipakai dalam Bahasa indonesia

disebut ilmu.

Istilah mu’alim terdapat dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 151

‫وا‬¢ َ َ‫ َز ِّكي ُكمۡ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ۡٱل ِك ٰت‬¢ ُ‫ا َوي‬¢¢َ‫وا َعلَ ۡي ُكمۡ َءا ٰيَتِن‬¢
ْ ¢ُ‫ ةَ َويُ َعلِّ ُم ُكم َّما لَمۡ تَ ُكون‬¢‫ب َو ۡٱل ِح ۡك َم‬ ْ ¢ُ‫واِل ً ِّمن ُكمۡ يَ ۡتل‬¢ ‫ ۡلنَا فِي ُكمۡ َر ُس‬¢ ‫ٓا َأ ۡر َس‬¢¢‫َك َم‬

 ١٥١ َ‫ت َۡعلَ ُمون‬

Artinya: sebagai mana kami telah mengutus kepadamu seorang rosul


(Muhammad) dari kalangan kamu, yang membacakan ayat-ayat kami,
menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu al qur’an dan hikmah, serta
mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.
31

Berdasarkan ayat di atas, maka mu’allim adalah orang yang mampu untuk

mengkontruksikan bangunan ilmu serta sistematis dalam pemikiran peserta didik

dalam bentuk ide, wawasan, kecakapan yang ada kaitannya dengan hakikat

sesuatu. Mu’allim adalah orang yang memiliki kemampuan unggul dibandingkan

dengan pesserta didik, yang dengannya ia percaya menghantarkan peserta didik

kearah kesempurnaan dan kemandirian.

c. Mu’addib

Mu’addib merupakan isim fa’il dari fi’il madinya ‘addaba artinya

mendidik, sementara mu’addib artinya orang yang mendidik atau pendidik. Dalam

wazan fi’il tsulastsi mujarod ‘addaba adalah adaban artinya ta’dib atau

pendidikan.

d. Mudaris

Secara etimologi istilah mudaris berasal dari Bahasa arab yang tergolong

kepada sigat isim fail dari fi’il madi, yaitu darasa a’llama: mengajar. Sementara

mursyid memilki makna dengan kata al dalil dan mu’allim yang artinya penunjuk,

pemimpin, pengajar.

Secara terminology Mursyid adalah merupakan salah satu sebutan

pendidikk atau pendidikan dalam islam adalah orang yang bertugas untuk

membimbing peserta didik agar mampu menggunakan akal pikiran secara tepat,

sehingga ia bisa mencapai kedwasaan berpikir. Mursyid mempunyai kedudukan

sebagai seorang pemimpin, penunjuk jalan, pengarah bagi peserta didiknya agar ia

memperoleh jalan yang lurus.29

2. Peserta didik

29
https://media.neliti.com/media/publications/56816-ID-none.pdf (akses 23 Februari 05.20
2021)
32

Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah adanya

peserta didik, sebab seseorang tidak bisa dikatakan sebagai guru apabila tidak ada

peserta didik yang didiknya. Peerta didik merupakan masukan dalam sistem

pendidikan yang perlu dikembangkan berbagai dimensi dan potensinya dalam

proses pendidikan.

Untuk memahami pengertian peserta didik dapat dilihat dari tiga perspektif,

yaitu Pertama, Perspektif Pedagogis. Perspektif memandang peserta didik sebagai

makhluk HomoEducantum atau disebut dengan makhluk yang menghajatkan

pendidikan. Artinya pesserta didiik dipandang manusia yang memiliki potensi

yang bersifat laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk

mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya agar dapat menjadi manusia

yang utuh. Kedua Perspektif Psikologis. Perspektif ini memandang peserta didik

sebagai individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan, baik pisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing.

Ketiga Perspektif Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, dalam pasal 1 ayat 4, yaitu peserta didik adalah anggota masyarakat

yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur

jenjang dan jenius pendidikan tertentu.30

Menurut Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik adalah suatu

komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam

proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional.31

30
Doni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru, (Bandung, Alfabeta. 2014), hal
265-266
31
Jaja Jahari, Amirulloh Syarbini, Manajemen Madrasah Teori, Strategi dan Implementasi,
(Bandung, Alfabeta. 2013), hal 17
33
34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu peneliti bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara menyeluruh

dan dengan deskripsi (menggambarkan sesuatu dengan keadaan sebenarnya)

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang di alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu untuk memahami

fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian.32

Peneliti mengunakan pendekatan kualitatif, karena penulis bermaksud

meneliti secara mendalam, mengkaji data serta akurat dan mengambarkan kondisi

sebenarnya secara jelas sesuai dengan apa yang peneliti hadapi yaitu Penerapan

Sistem Informasi Manajemen dalam Proses Pembelajaran Pada Masa Pandemi

Covid-19 di SMA Negeri 1 Jayapura.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian

(analisis atau kesimpulan), untuk itu jenis data harus diungkap dalam bagian ini,

dalam hal ini data dibagi menjadi dua yaitu:33

32
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2009), Hal 6.
33
Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian Lapangan,
(Malang:Universitas Negeri Malang, 2008), Hal 26.
35

1. Data primer adalah sumber utama atau pokok yang menjadi bahan penelitian

atau kajian dalam penulisan ini.34 Selanjutnya, data ini disebut data langsung

atau data asli. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini

adalah langsung wawancara dengan pihak-pihak terkait di SMA Negeri 1

Jayapura seperti guru, Kepala Sekolah, Staf Kependidikan, dan peserta didik.

2. Data sekunder adalah sumber-sumber yang menjadi bahan penunjang dan

melengkapi dalam melakukan suatu analisis, dan kemudian data ini disebut

juga data tidak langsung. Data yang diperoleh dari SMA Negeri 1 jayapura

adalah informasi yang telah diolah oleh pihak lain, seperti segala macam

bentuk dokumen, jurnal, buku-buku serta majalah ilmiah seperti TU dan

Kepala Perpustakaan SMA Negeri 1 Jayapura.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara untuk mengumpulkan

data. Metode merupakan suatu cara sehingga dapat diperhatikan pengunaan dalam

studi kasus ini, untuk mempermudah pengumpulan data dalam penelitian ini di

gunakannya. Dalam penyusunan studi kasus ini, untuk mempermudah

penggumpulan datan\ dalam penelitian ini digunakan cara sebagai berikut :

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi35. Interview adalah teknik pengumpulan dengan cara

34
Saifudin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999). Hal: 91.
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014). Hal: 194.
36

mengadakan percakapan atau tanya jawab oleh pihak yang di wawancarai. Peneliti

menggunakan interview untuk memperoleh informasi dari pihak narasumber

dengan lebih bebas untuk mendapatkan permasalahan dengan melakukan

wawancara tidak terstruktur.36 Teknik pengumpulan data ini dilakukan peneliti

dalam bentuk wawancara kepada pihak terkait di SMA Negeri 1 Jayapura di

antaranya adalah Guru, pihak kurikulum, Penjamin Mutu, Kepala Sekolah, dan

peserta didik.

2. Observasi

Peneliti dalam melakukan pengumpulan data dengan pengamatan langsung

terhadap obyek penelitian.37 Peneliti menggunakan observasi untuk melihat

langsung kegiatan yang dilakukan peserta didik SMA Negeri 1 Jayapura pada saat

mengikuti pembelajaran baik secara online ataupun ofline. Dalam hal ini penulis

menggunakan observasi pasif yaitu peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan

peserta didik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, tetapi

tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Sehingga penulis dapat melihat secara

langsung dampak penerapan sistem informasi manajemen di SMA Negeri 1

Jayapura yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap peserta didik.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data berupa data-data tertulis yang

mengandung keterangan dan penjelasan yang sesuai dengan masalah penelitian.38

Dokumentasi yang dimaksud oleh penulis adalah data yang akan diteliti dari

dokumen, sarana prasarana, Guru, kependidikan.

36
Ibid., Hal: 197 “ Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya”.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008). Hal: 312.
38
Sugiyono. Hal: 152.
37

D. Teknik analisis data

Tekhnik analisa data dilakukan agar hasilnya lebih mudah dibaca secara

kongkrit baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh Winarno Surachmad,

mengatakan bahwa ”Walaupun besarnya jumlah data dan tinggi nilai data yang

terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), bila tidak disusun

dalam organisasi dan diolah menurut sistematika yang baik, niscaya data itu tetap

merupakan bahan-bahan yang membisu seribu bahasa”.39 MenurutMatthew B.

Milles dalam bukunya yang berjudul Analisis Data Kualitatif mengatakan bahwa

“analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu

reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/ verifikasi”40.

Lebih lanjut dikatakan bahwa ketiga alur tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:41

1. Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulusi di lapangan.

2. Penyajian data, yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Menarik kesimpulan/verifikasi. Kegiatan analisis ketiga yang terpenting adalah

menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari perulaan pengumpulan data, seorang

menganalisisi kualitatif mulai mencari arti benda-benda mencatat keteraturan,

pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan

39
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Methode dan Tehnik.
(Bandung: Tarsito, 1990). Hal: 109-110.
40
Matthew B. Milles, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru.
(Jakarta: UI-Press, 1992). Hal: 16.
41
Ibid.,Hal: 16-19.
38

proposisi. Karena itu penarikan kesimpulan hanya sebagian arti satu kegiatan

dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung.

Pengumpulan data
Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan


Penarikan/Verifikasi

Gambar 1.1 Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif.

G. Teknik Keabsahan Data

Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan

sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji

keabsahan data yang dapat dilaksanakan.

1. Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil

penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak

meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas atau

kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang

ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti

hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab,
39

semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh

semakin banyak dan lengkap.

Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian

difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang

diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau

masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah

dapat dipertanggungjawabkan atau benar berarti kredibel, maka perpanjangan

pengamatan perlu diakhiri.

b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan maka

kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan

baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara

mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan

disajikan sudah benar atau belum.

Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara

membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-

dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh.

Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat

laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan semakin berkualitas.

c. Triangulasi

Wiliam Wiersma mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.
40

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan

data, dan waktu.42

1) Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh

peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan

kesepakatan (membercheck) dengan tiga sumber data.43

2) Triangulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk mengecek

data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik

pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka

peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

untuk memastikan data mana yang dianggap benar.44

3) Triangulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih

kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara,

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga

sampai ditemukan kepastian datanya.45

4) Analisis Kasus Negatif

42
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2007), Hal: 273.
43
Ibid., Hal: 274.
44
Ibid.
45
Ibid.
41

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang

berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak

ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti masih

mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka

peneliti mungkin akan mengubah temuannya.46

5) Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang

telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang

dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga

menjadi lebih dapat dipercaya.47

6) Mengadakan Membercheck

Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan

membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam

penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.48

2. Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.

Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil

penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.49

Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian ini sehingga ada

kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam

membuat laporan penelitian harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis,

46
Ibid., Hal: 275.
47
Ibid.
48
Ibid., Hal: 276.
49
Ibid.
42

dan dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca lebih jelas dalam memahami

hasil penelitian tersebut, sehingga ia dapat memutuskan dapat atau tidaknya

mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.50

3. Dependability

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain

beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.

Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian

yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan

memperoleh hasil yang sama pula.

Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap

keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau

pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan

oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika

bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih

sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai

pada pembuatan laporan hasil pengamatan.

4. Confirmability

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability

penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah

disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability berarti

menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan.

Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,

maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

50
Indriani Ma’rifah A, Validitasi Penelitian Kualitatif, (https://indriyani-
mrifah.blogspot.com/2014/04/validitas-penelitian -kualitatif.html?m=1). Akses 21 Februari 2021
43

Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data

yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek

penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat

dipertanggungjawabkan.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab sebagai

berikut:

BAB I : Merupakan bab Pendahuluan, yang memuat Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Peneitian Terdahulu, Metode Penelitian dan

Sistematika penelitian;

BAB II : Merupakan bab tentang Landasan Teori. Pada bab ini

menjelaskan tentang : Teori Tentang Sistem Informasi

Manajemen, Teori Tentang Proses Pembelajaran;

BAB III : Merupakan bab Selayang Pandang tentang deskripsi Lokasi

Penelitian. Meliputi : Keberadaan SMA Negeri 1 Jayapura, Letak

Sekolah, Keadaan Siswa, Keberadaan Guru dan STAF, Sarana

dan Prasarana Pendukung, Struktur Organisasi;

BAB IV: Merupakan bab tentang Rumusan Hasil Penelitian. Dalam bab ini

peneliti melakukan tehnik analisa Milles dan Huberman yang

membagi analisa data kedalam 3 bagian;

BAB V : Merupakan bab tentang Penutup. Dalam bab ini menjelaskan

Kesimpulan, dan Saran.

Anda mungkin juga menyukai