Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM

BASIC CONCEPTS OF ISLAMIC EDUCATION


Aulia Geger Jagat EL-Zainie – 2220040010
Pendidikan Agama Islam Program Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. A.H. Nasution No. 105 Bandung Jawa Barat
Email: elzainie06@gmail.com
Abtrak: Agama Islam dengan segala kesempurnaannya, telah memberi petunjuk tentang seluruh aspek
kehidupan, termasuk aspek pendidikan sebagai salah satu aspek terpenting bagi manusia. Tujuan
pendidikan Islam adalah membentuk umat yang berdasarkan hukum dan nilai-nilai agama Islam.
Pendidikan Islam bertugas di samping menginternalisasikan atau menanamkan dalam pribadi nilai-
nilai Islam. Juga mengembangkan anak didik agar mampu melakukan pengamalan nilai-nilai itu secara
dinamis dan fleksibel dalam batas-batas konfigurasi idealis wahyu Allah SWT. Penyusunan konsep-
konsep dasar tentang pendidikan Islam semestinya didahului dengan pengenalan dasar-dasar, prinsip-
prinsip, dalam pelaksanaan pendidikan Islam itu sendiri. Pemahaman terhadap dasar, prinsip, tujuan
serta manajemen tersebut akan menjadi bahan pertimbangan yang ideal dalam membuat konsep dasar
yang dapat direalisasikan dalam dunia Pendidikan Islam.
Kata Kunci: Konsep Dasar; Pendidikan Islam; Prinsip Dasar
Abstract: Islam with all its perfection, has given instructions on all aspects of life, including the aspect of
education as one of the most important aspects for humans. The purpose of Islamic education is to form a people
based on Islamic law and values. Islamic education serves in addition to internalizing or instilling in the person
Islamic values. It also develops students to be able to practice these values dynamically and flexibly within the
limits of the idealistic configuration of Allah's revelation. The preparation of the basic concepts of Islamic education
should be preceded by the introduction of the basics, principles, in the implementation of Islamic education itself.
This understanding of the basics, principles, goals and management will be an ideal consideration in making basic
concepts that can be realized in the world of Islamic education.
Keywords: Basic Concept; Basic Principles; Islamic Education

PENDAHULUAN
Pendidikan Islam menduduki posisi terpenting dalam kehidupan manusia dengan sendirinya
telah menempati posisi yang sangat sentral dan strategis dalam membangun kehidupan sosial
yang memposisikan manusia dalam prularisme kehidupannya. Oleh karena itulah Robeert J.
Menges menyebutkan seluruh proses ini sebagai penolong manusia. Pendidikan Islam dilihat
merangkul peran penolong yang akan menuntun manusia untuk meraih suatu bentuk
kehidupan yang lebih baik dari generasi sebelumnya (Usa Muslih, 1997). Dengan demikian,
tanpa pendidikan Islam manusia tidak akan menambah semua itu, sulit untuk mendapatkan
sesuatu yang berkualitas bagi diri, keluarga dan bangsanya dan bahkan karena pergeseran
waktu keadaanya dapat saja semakin tidak berperadaban dan tidak manusiawi, atau dalam
bahasa lain dapat ditegaskan bahwa maju mundurnya peradaban manusia akan sangat
ditentukan oleh sejauh mana upaya-upaya pendidikan dapat memainkan peranan.
Pendidikan Islam berperan sebagai mediator dalam memasyarakatkan ajaran Islam dalam
masyarakat dalam berbagai tingkatannya. Melalui pendidikan Islam inilah manusia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Sehubung dengan itu tingkat kedalaman, penghayatan dan pengamalan
masyarakat terhadap ajaran Islam amat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan Islam
yang diterimanya. Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama dalam setiap aspek
kehidupan baik aspek sosial, ekonomi, politik budaya, pendidikan dan lain sebagainya (Azis,
2003). Ia diturunkan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan tempat. Oleh karena
itu, petunjuk-petunjuknya patut menjadi pegangan bagi seluruh umat manusia dimanapun
mereka berada dan kapanpun mereka membutuhkannya. Jika umat manusia senantiasa
berpegang teguh kepadanya niscaya tidak akan tersesat. Hal ini sesuai dengan jaminan yang
telah diberikan oleh Nabi SAW dalam sabdanya:
)‫(رواه الحاكم عن ابى هريرة‬. ‫تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما كتاب هللا وسنتى‬
Artinya: “Aku tinggalkan pada kalian dua pusaka, selama kalian berpegang teguh pada
keduanya niscaya kalian tidak akan tersesat sesudahnya: Kitab Allah (Al-Qur’an) dan
Sunnahku” (HR. al-Hakim dan Abu Hurairah).
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus ditempuh dan dirasakan oleh setiap
insan. Dalam pendidikan tersebut tdak cukup dengan hanya memberikan materi pendidikan
berorientasi ukhrowi semata, melainkan juga harus disembangkan dengan pendidikan
duniawi, karena Allah Swt. menyuruh kita untuk menyeimbangkan antara keduanya, Allah
Swt berfirman:
ُّ‫ّٰللا َْل يُحِ ب‬
َ ‫ض ۗا َِّن ه‬ َ َ‫ّٰللاُ اِلَيْكَ َو َْل تَبْغِ ا ْلف‬
ِ ‫سادَ فِى ْاْلَ ْر‬ ‫سنَ ه‬َ ْ‫َص ْيبَكَ مِ نَ الدُّ ْنيَا َواَحْ س ِْن َك َما ٓ اَح‬ ٰ ْ ‫َّار‬
َ ‫اْلخِ َرةَ َو َْل تَ ْن‬
ِ ‫سن‬ ‫َوا ْبتَغِ فِ ْي َما ٓ ٰا ٰتىكَ ه‬
َ ‫ّٰللاُ الد‬
َ‫ا ْل ُم ْف ِس ِديْن‬
Artinya: “ Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S Al-
Qashas:77)
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan pendidikan dunia dan akhirat
tersebut dibutuhkan konsep-konsep yang dapat memadukan keduanya dalam sebuah
lembaga bahkan dalam satu kurikulum. Untuk menyusun konsep dasar Pendidikan Islam
yang relevan dengan kemajuan zaman dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dapat
diterapkan dengan mudah hendaklah memperhatikan konsep dasar dan prinsip-prinsip
pendidikan Islam.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, peniliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
menekankan makna terpenting dari Konsep Dasar Pendidikan Islam, menggunakan metode
deskriptif dan analisis isi. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan studi
kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analsis data meliputi tahapan-tahapan: mengolah dan
mempersiapkan data untuk dianalisis; membaca keseluruhan data; meng-coding data;
mengkategorikan data; menarasikan dalam bentuk laporan kualitatif dan menginterpretasi
data (Nurulhaq Dadan, 2019).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Pengertian pendidikan akan sangat beragam, bergantung pada sudut pandang yang
digunakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan menurut Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara bahasa, pendidikan berasal dari
bahasa Yunani, “paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Menurut
Hasan Langgulung, pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya
diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada anak-anak atau orang-
orang yang sedang dididik. Menurut Muhibbin Syah, pendidikan diartikan sebagai usaha
sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya alam melalui kegiatan pengajaran
(Muhibbin, 2008). Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada
terminologi al-tarbiyah, al-ta’lim dan al-ta’dib. Dari ketiga istilah tersebut penamaan yang
populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah term al-tarbiyah. Sedangkan term
al-ta’dib dan al-ta’lim jarang digunakan (Abdul, 2002). Berikut penulis akan menjelaskan
mengenai tiga kosa kata tersebut:
1. At-Tarbiyah
Istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun kata ini memiliki banyak arti, namun
pengeertian dasarnya menunjukan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat,
mengatur dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. Pengguna term al-tarbiyah makna
pendidikan Islam dapat dipahami dengan merujuk firman Allah Swt.;
‫ص ِغي ًْر ۗا‬
َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّ ٰينِ ْي‬
ْ ‫ب‬ َّ َ‫ِض لَ ُه َما َجنَا َح الذُّ ِل مِ ن‬
ِ ‫الرحْ َم ِة َوقُلْ َّر‬ ْ ‫َو‬
ْ ‫اخف‬

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku pada waktu kecil”. (Q.S Isra’:24)
Kata tarbiyah merupakan akar kata dari ‫ ربى – يربى‬. Kata ini pada hakikatnya menunjuk kepada
Allah (Tuhan) selaku Murabbi (pendidik) sekalian alam. Hal ini menunjukan bahwa
pendidikan mencangkup segala aspek jagat raya ini, bukan hanya terbatas pada manusia
semata yakni dengan menempatkan Allah sebagai pendidik Yang Maha Agung (Jalaluidin,
2012). Hal ini termaktub dalam Q.S Al-Fatihah: 1 M. Quraisy Syihab dalam Tafsir al-Misbah,
menyebutkan bahwa Allah dalam surat AL-Fatihah bukan saja Rabb (pemelihara/pendidik)
manusia, tetapi Allah adalah Rabb al-Alamiin. Kata Alamiin adalah bentuk jama dari katta ilmu
yang diambil dari akar kata yang sama dengan ilmu dan alamat (tanda-tanda).
Tarbiyah merupakan proses penyampian sesuatu batas kesempurnaan yang dilakukan secara
setahap demi setahap. Tarbiyah sebagai proses menumbuhkan sesuatu secara setahap dan
dilakukan sesuai pada batas kemampuan. Menurut pengertian tersebut, tarbiyah
diperuntukkan khusus bagi manusia yang mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian
tarbiyah yang dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti pemeliharaan dan memenuhi
segala yang dibutuhkan serta menjaga sebab-sebab eksistensinya. Kata tarbiyah secara
semantik tidak khusus ditunjukkan kepada manusia, tetapi dapat dipakai untuk spesies lain,
hewan dan tumbuhan misalnya. Kata tarbiyah mengandung arti mengasuh, menanggung,
memberi makan, mengembangkan, memelihara, membuat, menjadikan bertambah
pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil-hasil yang sudah matang, dan menjinakkan
(Ramayulis, 1994 ).
2. At-Ta’lim
Al-Ta’lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata ‘allama. Istilah
tarbiyah diterjemahkan dengan pendidikan, sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan
pengajaran. Dalam Al-Qur’an dinyatakan, bahwa Allah mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya (Yunita, 2016). Sebagaimana firman Allah dalam beberapa ayat Al-Qur’an
berikut:
‫علَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬ ْ ‫الَّ ِذ‬
َ ‫ي‬
Artinya : “Yang mengajarkan manusia dengan pena”. (Al-Alaq:4)
Makna dari ayat diatas merupakan proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertia,
tanggung jawab, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala kotoran
sehingga siap menerima hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi
dirinya. Mengacu pada definisi ta’lim, berarti adalah usaha terus menerus manusia sejak lahir
hingga mati untuk menuju mengetahui apa yang sebelumnya meraka tidak ketahui.
3. At-Ta’dib
Sebagian para ahli berpendapat bahwa sebenarnya kata ta’dib inilah yang paling tepat untuk
menunjukan arti pendidikan perspektif Islam, Hal ini karena konsep ta;dib meliputi aspek
material dan spiritual seseorang. Ta’dib merupakan bentuk mashdar dari kata addaba-yuaddibu-
ta’diban, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah, ta’dib diartikan
sebagai proses mendidik yang difokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak
atau budi pekerti pelajar. Ta’dib merupakan pengenalan dan pengakuan yang secara
berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala
sesuatu dalam tatanan penciptaaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah
pengenalan dan pengakuan kekuasaaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud
keberadaan-Nya. Fakta bahwa pendidikan Nabi Muhammad Saw dijadikan Allah sebagai
pendidik yang terbaik didukung oleh Al-Qur’an yang menunjukan kedudukan Rasulullah
SAW yang mulia, suri tauladan yang baik serta hadist yang menyatakan bahwa Rasul diutus
untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
}‫ {أَ ْك ِر ُموا أَ ْو َْلدَكُ ْم َوأَحْ ِسنُوا آدَابَ ُه ْم‬:‫ص ََلة ُ َوالس َََّل ُم‬
َّ ‫علَ ْي ِه ال‬
َ ‫َوقَا َل‬
Artinya: “Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama”.
Pengertian pendidikan dalam arti kata tarbiyah, ta’lim dan ta’dib dapatlah diambil suatu
analisa. Jika ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan yang
lainnya, namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling
mengikat satu sama lain. yakni dalam hal memelihara dan mendidik.
B. Dasar Pendidikan Islam
Istilah dasar bermakna landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar yang menjadi acuan
pendidikan harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat
mengantarkan kepada aktivitas yang dicita-citakan. Sumber utama pendidikan agama Islam
adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan para ahli pendidikan membeberkan ayat-ayat Al-
Qur’an tentang pendidikan. Banyak sekali ditemukan ayat-ayat Al-Qur’an baik secara implisit
ataupun eksplisist (Miftahul, 2016). Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional
untuk menyusun konsep-konsep dasar pendidikan Islam menurut Abdul Mujib dan Jusuf
Muzakir dalam Islam, dasar operasional segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi
frame bagi setiap aktivitas yang bernuansa keislaman. Dengan agama maka semua aktivirtas
kependidikan menjadi bermakna, mewarnai dasar lain, dan bernulai ubudiyah (Mujib Abdul,
2008).
1. Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan amsa lalu, baik
dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh
masa kini akan lebih baik.
2. Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosiobudaya, yang mana dengan
sosiobudaya itu pendidikan dilaksanakan. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolak ukur dalam
prestasi belajar. Prestasi pendidikan hampir tidak berguna jika prestasi itu merusak tatanan
masyarakat. Demikian juga, masyarakat yang baik akan menyelenggarakan format
pendidikan yang baik pula.
3. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial,
menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab terhadap rencana dan
anggaran perbelanjaanya. Oleh karena itu pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur,
maka sumber-sumber financial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci dan tidak
bercampur dengan harta benda yang syubhat.
4. Dasar Politik dan Administrasi
Dasar Politik dan Administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai idiologis, yang
digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan
direncanakan bersama. Dasar politik menjadi penting untuk pemerataan pendidikan, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Sementara dasar administrasi berguna untuk
memudahkan pelayanan pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar tanpa
ada gangguan teknis dalam pelaksanaannya.
5. Dasar Psikologi
Dasar Psikologi adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak,
karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya
manusia yang lain. Dasar ini berguna juga untuk mengetahui tingkat kepuasan dan
kesejahteraan bathiniah pelaku pendidikan, agar mereka mampu meningkatkan prestasi dan
kompetisi dengan cara yang baik dan sehat. Dasar ini pula yang memberikan suasana batin
yang damai, tenang, dan indah di lingkungan pendidikan, meskipun dalam kedamaian dan
ketenangan itu senantiasa terjadi dinamika dan gerak cepat untuk lebih maju bagi
pengembangan lembaga pendidikan.
6. Dasar Filosofis
Dasar fiosofis adalah dasar yang member kemampuan memilih yang terbaik, member arah
suatu sistem, mengontrol dan member arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya.
Bagi masyarakat sekuler, dasar ini menjadi acuan terpenting dalam pendidikan, sebab filsafat
bagi mereka merupakan induk dari segala dasar pendidikan. Sementara bagi masyarakat
religius, dasar ini sekedar menjadi bagian dari cara berpikir di bidang pendidikan secara
sistematis,radikal, dan universal yang asas-asasnya diturunkan dari nilai ilahiyah.
7. Dasar Religius
Dasar religious adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini berlandasakan
pada sumber Pendidikan Islam, yaitu al-Qur‟an dan Hadits. Dasar ini menjadi penting dalam
Pendidikan Islam, sebab dengan dasar ini maka semua kegiatan pendidikan jadi bermakna.
Konstruksi agama membutuhkan aktualisasi dalam berbagai dasar pendidikan yang lain,
seperti historis, sosiologis, politik dan administratif, ekonomi, psikologis, dan filosofis. Agama
menjadi frame bagi semua dasar pendidikan Islam. Aplikasi dasar-dasar yang lain merupakan
bentuk realisasi diri yang bersumberkan dari agama, bukan sebaliknya. Apabila agama Islam
menjadi frame bagi dasar pendidikan Islam, maka semua tindakan kependidikan dianggap
sebagai suatu ibadah, sebab ibadah merupakan aktualisasi diri (self-actualization) yang paling
ideal dalam pendidikan Islam.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, didalam Ilmu Pendidikan Islam terdapat berbagai unsur-
unsur yang menjadi ruang lingkup bahasannya. Ruang lingkup pendidikan Islam, adalah
berkaitan dengan persoalan-persoalan yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi
semua jenis dan tingkat pendidikan Islam yang ada baik yang ada dimasa sekarang maupun
dimasa yang akan dating. Dengan kata lain, pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan
yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideology
(cita-cita) Islam sehingga ia dengan mudah dapat membentuk dirinya sesuai dengan ajaran
Islam. Artinya, ruang lingkup pendidikan Islam telah mengalami perubahan sesuai tuntutan
waktu yang berbeda-beda karena sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu dan
teknologi.
Pendidikan Islam sebagai alat kebudayaan Islam memiliki watak lentur terhadap
perkembangan cita-cita kehidupan manusia sepanjang zaman. Namun watak itu tetap
berpedoman kepada prinsip-prinsip nilai Islami. Pendidikan Islam juga mampu
mengakomodasikan tuntutan hidup manusia dari masa ke masa termasuk di bidang ilmu dan
teknologi dengan sikap mengarahkan dan mengendalikan tuntutan hidup tersebut dengan
nilai fundamental yang bersumber dari iman dan takwa kepada Allah SWT. Iman dan takwa
inilah yang merupakan rujukan dan transfaransi tingkah laku manusia yang terpencar dengan
getaran hati nurani manusia yang memiliki jiwa kemanusiaan.
Dengan demikian, propel manusia yang dihasilkan dari pendidikan Islam adalah manusia
yang berkualitas yakni yang berkemampuan menguasai dan menciptakan ilmu dan teknologi
serta system budaya hidup berdasarkan nilai-nilai Islam untuk menuju kepada kesejahteraan
hidup dunia dan kebahagiaan kelak.
Ruang lingkup pendidikan Islam meliputi keseluruhan ajaran Islam yang terpadu dalam
keimanan (aqidah) serta ibadah dan muamalah yang implikasinya mempengaruhi proses
berpikir. Merasa berbuat dan terbentuknya kepribadian yang pada gilirannya terwujud dalam
akhlaq al-karimah sebagai wujud manusia muslim. Pendidikan Islam sebagai ilmu,
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak-
pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung.
Adapun segi-segi dan pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan Islam sekaligus menjadi
ruang lingkup Pendidikan Islam adalah sebagai berikut (Hanafi, 2018) :
1. Mendidik itu sendiri
Kegiatan mendidik di sini adalah seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang
dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi/mengasuh anak didik. Atau dengan istilah lain
yaitu sikap atau tindakan menuntun, membimbing, memberikan pertolongan dari seorang
pendidik kepada anak didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam.
2. Peserta Didik
Yaitu pihak yang merupakan obyek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan
perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa
anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang kita cita-citakan.
3. Dasar Dan Tujuan Pendidikan Islam
Yaitu landasan menjadi fundament serta sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam ini
dilakukan. Maksudnya pe1aksanaan pendidikan Islam hams berlandaskan atau bersumber
dari dasar tersebut. Dalam hal ini dasar atau sumber pendidikan Islam yaitu arah kemana
anak didik akan dibawah. Secara ringkas tujuan pendidikan Islam yaitu ingin membentuk
anak didik menjadi manusia (dewasa) muslim yang bertaqwa kepada Allah dan kepribadian
muslim.
4. Pendidik
Yaitu obyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai peranan penting
untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap
hasil pendidikan Islam.
5. Materi Pendidikan Islam
Yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman be1ajar agama Islam yang disusun
sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk disajikan atau disampaikan
kepada anak didik.
6. Metode Pendidikan Islam
Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk mempunyai bahan atau materi
pendidikan Islam kepada anak didik. Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah,
menyusun dan menyajikan materi pendidikan Islam, agar materi pendidikan Islam terse but
dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.
7. Evaluasi Pendidikan
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian hasil belajar anak
didik. Tujuan Pendidikan Islam umumnya tidak dapat dicapai sekaligus, me1inkan me1alui
tahapan tertentu.
8. Alat-Alat Pendidikan Islam
Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan
pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
9. Lingkungan Pendidikan Islam
Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan
Islam. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup ilmu pendidikan
Islam itu sangat luas, sebab meliputi segala aspek yang menyangkut pendidikan Islam. Ruang
lingkup pendidikan Islam adalah mencakup segala bidang kehidupan manusia di dunia di
mana manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat menanam benih-benih amaliah yang
buahnya akan dipetik di akhirat nanti maka pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliah
Islamiah dalam pribadi manusia baru dapat efektif bilamana dilakukan melalui proses
kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.
SIMPULAN
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam konteks keislaman, pendidikan dapat disandarkan pada kata tarbiyah, ta’lim, dan
ta’dib. Tarbiyah mengandung arti mengasuh, merawat, dan sebagainya, sehingga beberapa
ahli menyebutkan bahwa kata tarbiyah hanya menyentuh sisi material seseorang, belum
meliputi sisi spiritualnya. Sedangkan kata ta’lim mengandung arti pembelajaran. Kata
ta’lim lebih menunjuk kepada penekanan pada transfer ilmu pengetahuan dengan
menekankan pada pengajaran yang hanya menyentuh aspek kognitif peserta didik.
Sedangkan kata ta’dib mengandung arti membimbing, dan diangggap kata ini mencakup
sisi material dan spiritual seseorang, sehingga beberapa ahli menganggap bahwa kata ta’dib
lah yang peling tepat untuk mengartikan pendidikan dalam Islam.
Sumber utama pendidikan agama Islam adalah al-qur’an dan al-sunnah, para ahli
pendidikan membeberkan ayat-ayat alqur’an tentang pendidikan. Dari pembahasan
diatas yang menjadi konsep dasar pendidikan islam adalah dasar history, dasar ekonomi,
dasar religious, dasar politik dan administrasi, dasar sosiologis, dasar psikologi, dan
dasar filosfis.
Ruang lingkup pendidikan Islam meliputi keseluruhan ajaran Islam yang terpadu dalam
keimanan (aqidah) serta ibadah dan muamalah yang implikasinya mempengaruhi proses
berpikir. Merasa berbuat dan terbentuknya kepribadian yang pada gilirannya terwujud dalam
akhlaq al-karimah sebagai wujud manusia muslim. Pendidikan Islam sebagai ilmu,
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak-
pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung.
REFERENSI

Abdul, H. (2002). Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoris dan Praktis.
Jakarta: Ciputat Pers.

Azis, E. (2003). Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. Surakarta: Pustaka Mandiri.

Hanafi. (2018). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish.

Jalaluidin. (2012). Teologi Pendidikan Islam. Jakarta : Remaja Grafindo Persada.

Miftahul, U. I. (2016). DESAIN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN


TINGGI UMUM BERBASIS EVOLUSI BUDAYA. Jurnal Pendidikan Agama Islam,
53-64.
Muhibbin, S. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Mujib Abdul, M. J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: Kencana.

Nurulhaq Dadan, F. M. (2019). Etika Guru PAI menurut Imam Nawawi (Analisis ilmu
pendidikan Islam). Atthulab: Islamic Region Teaching and Learning Journal, 133-
143.

Ramayulis. (1994 ). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Usa Muslih, A. W. (1997). Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial. Yogyakarta:


Aditya Media.

Yunita. (2016). Konsep Pendidikan Islam. http://repository.uinsu.ac.id/581/3/BAB_II.pdf.

Anda mungkin juga menyukai