Jl. Riau Ujung No. 73, Pekanbaru 28292, Provinsi Riau, Indonesia
E-mail : husni.fuaddi@stei-iqra-annisa.ac.id
ABSTRACT
This study aims to determine the actual position of the hadith text about archery, so
that it is known its feasibility to be used as legal support and educational values for
children from the archery hadith. This research is a qualitative research. The
primary data of the research are Hadiths relating to archery, and the source data
are books related to the title of this research. The result of the research is that
archery has a great impact on the growth and development of children, both the
development of body muscles, mental and concentration in thinking. Archery
shapes and makes children more patient, children can concentrate more when
studying and dealing with problems, children will be much more focused in
carrying out their activities at school. With archery, our children will become
strong, independent, disciplined, full of concentration and tough.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan sebenarnya dari teks hadits
tentang memanah, sehingga diketahui kelayakannya untuk dijadikan sandaran
hukum dan nilai-nilai pendidikan bagi anak dari hadist memanah tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data primer dari penelitian yaitu
Hadits-hadist yang berkenaan tentang memanah, dan data sumbernya yaitu buku-
buku yang berkaitan menganai judul penelitian ini. Hasil penelitian yaitu olahraga
memanah memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak, baik perkembangan otot badan, mental dan konsentrasi dalam berfikir.
Memanah membentuk dan membuat anak lebih sabar, anak lebih bisa
berkonsentrasi ketika belajar dan menghadapi masalah, anak-anak akan jauh lebih
fokus dalam menjalankan aktivitasnya di sekolah. Dengan memanah, maka anak-
anak kita akan menjadi pribadi yang kuat, mandiri, disiplin, penuh konsentrasi dan
tangguh.
86
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 2, September 2022 E ISSN: 2776-6829
A. PENDAHULUAN
Anak merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada hambaNya,
banyak orang yang telah memiliki pasangan hidup agar memperoleh keturunan
yang baik, namun ada yang belum dikaruniai anak, walaupun pernikahannya
sudah lama, segala usaha ditempuh, begitulah kerinduan orang tua agar memiliki
anak. Dan pada sebagian pasangan hidup yang begitu mudahnya mendapatkan
anak, bahkan dengan jumlah yang banyak, tapi anak-anak mereka belum tentu
memiliki kualitas sebagai anak yang unggul atau berprestasi. Kita masih
menemukan anak-anak yang lemah phisik serta jiwanya, hal ini barangkali
disebabkan karena anak-anak hari ini dipengaruhi oleh pola didik yang salah,
lingkungan yang kurang baik, faktor makanan dan permainan yang kurang
mendidik, padahal dalam Islam begitu banyak metode yang diajarkan Rasulullah
dalam mendidik anak, diantaranya dengan memanah, berkuda dan berenang.
Dan masih banyak anak-anak yang barangkali belum mencoba apa yang
dianjurkan oleh Rasulullah tersebut, misalnya saja memanah.
Memanah adalah jenis olahraga sekaligus permainan yang sangat
mengasyikan bagi para pemanah atau pemainnya. Memanah mengajarkan kita
banyak hal yang positif untuk kita dapatkan dan bermanfaat untuk generasi kita,
agar mereka menjadi anak-anak yang memiliki pribadi yang kuat dan jiwa yang
sehat. Diantara manfaat tersebut adalah melatih konsentrasi, kekuatan organ
tubuh mulai dari otot tangan, kaki bahkan kepala dan melatih kedisiplinan.
Pendidikan jasmani sendiri merupakan bagian integral dari pendidikan
total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas
jasmani(Sukintaka. 2004: 16). Nabi Saw. sendiripun sangat menyukai sesuatu
yang sehat dan menyehatkan bagi jasmani dan rohani. Dalam makalah ini
penulis mengambil hadist tentang memanah yang kemudian pengaruhnya dalam
pendidikan anak. maka apakah hadis yang berkaitan tentang memanah itu
shahih ?
Penelitian ini akan mencoba untuk mengelaborasi lebih jauh mulai dari
pentakhrijan sampai dengan penyimpulan mengenai teks hadis memanah
tersebut yang sering digunakan sebagai sandaran hukum mengenai kewajiban
pendidikan jasmani bagi kaum muslimin diantaranya memanah. Diharapkan
dengan penulisan penelitian ini kita dapat mengetahui kedudukan sebenarnya
dari teks tersebut, sehingga diketahui kelayakannya untuk dijadikan sandaran
hukum dan nilai-nilai pendidikan bagi anak dari hadist memanah tersebut.
B. KONSEP TEORITIS
Seluruh umat Islam, telah sepakat bahwa Hadis merupakan salah satu
sumber ajaran Islam. Ia menempati kedudukannya setelah al-Qur’an. Suatu
keharusan mengikuti Hadits bagi umat Islam, baik berupa perintah ataupun
larangannya, sama halnya dengan kewajiban mengikuti al-Qur’an. Hal ini
karena Hadis merupakan mubayyin terhadap al-Qur’an, yang karenanya
siapapun tidak akan bisa memahami al-Qur’an tanpa memahami dan menguasai
Hadis(Utang Ranuwijaya. 2001: 33). Dengan begitu menyikapi adanya sebuah
87
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 1, Maret 2022 E ISSN: 2776-6829
Hadis bagi umat Islam menjadi penting sebagai dasar bagi pelaksanaan hukum
ataupun ibadah sehari-harinya.
Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua tersebut, bagi umat Islam
yang masih mempercayainya, merupakan khazanah dan warisan yang sangat
berharga. Untuk membuktikan itu, mereka melakukan berbagai upaya menjaga
dan memelihara dari berbagai upaya negatif yang dilakukan pihak-pihak yang
akan mengotorinya dalam upaya menyesatkan(Salamah Noorhidayati. 2009: 1).
Sebagai teks kedua (the second text), hadis tidaklah sama dengan al-Qur’an, baik
pada tingkat kepastian teks (qat’i al-wuruud) maupun pada taraf kepastian
argument (qat’i ad-dalaalah). Pada yang pertama, hadis dihadapkan pada fakta
tidak ada jaminan otentik yang secara eksplisit menjamin kepastian teks, tidak
sebagaimana yang dimiliki al-Qur’an. Tidak adanya jaminan otentisitas teks ini
“memaksa” disiplin ilmu lain (Ulumul Hadis), melalui para pengkajinya,
besusah payah merumuskan secara swadaya (tanpa campur tangan Tuhan)
konsep yang diharapkan dapat menjamin akan otentisitasnya(Salamah
Noorhidayati. 2009: 7), maka keshahihan hadis untuk dijadikan dasar hukum
dalam kehidupan bagi umat Islam wajib diketahui dan dipahami supaya tidak
malah disesatkan atau diputarbalikkan oleh hadis yang sebenarnya tidaklah
otentik.
Salah satu teks hadis yang dimungkinkan dapat dijadikan landasan bagi
manusia tentang ilmu kesehatan adalah hadis tentang pendidikan jasmani, yang
mana dalam hadis ini menjelaskan sebuah perintah untuk memanah. Sebuah
pertanyaan muncul, apakah hadis itu otentik atau masih terdapat hal yang
membuat keshahihannya dipertanyakan.
Takhrij Hadis tentang Pendidikan Memanah
1. Teks Hadis
ي َ ض
ِ ع َر ِ سلَ َمةَ بْنَ ْاْل َ ْك َو َ ُسمِ ْعت َ ع َب ْي ٍد قَا َلُ ع ْن َي ِزيدَ ب ِْن أ َ ِبي َ َّللا بْنُ َم ْسلَ َمةَ َحدَّثَنَا َحاتِ ُم ْب ُن ِإ ْس َماعِي َل ِ َّ ُع ْبد َ َحدَّثَنَا
سل َم ْار ُموا َّ َ عل ْي ِه َوَ َّ صلى
َ َُّللا َّ َ ي ُّ َِضلونَ فَقَا َل النَّب ُ َ َ
ِ على نَف ٍَر مِ ْن أ ْسل َم يَ ْنت َ َّ
َ سل َم َ
َ عل ْي ِه َو َّ صلى
َ َُّللا َّ َ ي َ
ُّ ِع ْنهُ قَال َم َّر النَّب َّ
َ َُّللا
سو ُلُ سكَ أَ َحدُ ْالف َِريقَي ِْن ِبأ َ ْيدِي ِه ْم فَقَا َل َر َ مْ َ أَ ف ل
َ ا َ ق ن َ
َل ُ ف ِي نب
َ ع
َ م اَ ن
َ َ ُ َْ أ و وام ار اي
ً ِام ر
َ ََان ك م
ْ ك
ُ اب
َ َ أ َّنإِ َ
ف لَ ِي ع امَ ِ بَن
س
ْ إ ِي
ار ُموا َّ
ْ سل َم َ
َ عل ْي ِه َو َّ صلى
َ َُّللا َّ َ ي َّ َ ْ
ُّ ِْف ن َْرمِ ي َوأنتَ َمعَ ُه ْم قا َل النبَ ُ َ َ
َ سل َم َما ل ُك ْم َل ت َ ْر ُمونَ قالوا َكي َ َّ َ عل ْي ِه َو َ َ َُّللا َّ صلَّى ِ َّ
َ َّللا
َفأَنَا َمعَ ُك ْم ك ُِل ُك ْم
Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin Maslamah telah bercerita
kepada kami Hatim bin Isma'il dari Yazid bin Abi 'Ubaid berkata aku mendengar
Salamah bin Al Akwa' radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam pernah lewat di hadapan beberapa orang dari suku Aslam yang sedang
berlomba dalam menunjukkan kemahiran memanah, lalu Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Memanahlah wahai Bani Isma'il, karena sesungguhnya
nenek moyang kalian adalah ahli memanah. Memanahlah dan aku ada
bersama Bani Fulan". Salamah berkata: "Lalu salah satu dari dua kelompok
ada yang menahan tangan-tangan mereka (berhenti sejenak berlatih memanah),
maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Mengapa kalian tidak terus
berlatih memanah?" Mereka menjawab: "Bagaimana kami harus berlatih
sedangkan Tuan berpihak kepada mereka?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Berlatihlah, karena aku bersama kalian semuanya"(
HR Bukhari. No.2684).
88
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 2, September 2022 E ISSN: 2776-6829
Keterangan : Hadist diatas dapat dijumpai pada bab at-tahridh ‘ala ar-
ramyi (bab motivasi panahan).
2. Skema Sanad Hadis
Berdasarkan teks hadis di atas, maka skema sanadnya adalah sebagai berikut:
ولُ َُه
اّلل ُُ َر ُس
Salamah bin 'Amru bin Al
Akwa'
Keterangan :
1. Nama Lengkap : Salamah bin 'Amru bin Al Akwa'
Kalangan : Shahabat
Kuniyah : Abu Muslim
Negeri semasa hidup : Madinah
Wafat : 74 H
2. Nama Lengkap : "Yazid bin Abi 'Ubaid, maula Salamah bin Al Akwa'"
Kalangan : Tabi'in kalangan biasa
Kuniyah : Abu Khalid
Negeri semasa hidup : Madinah
Wafat : 147 H
ULAMA KOMENTAR
Abu Daud Tsiqah
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Yahya bin Ma'in Tsiqah
Al 'Ajli Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah
Adz Dzahabi Shaduuq
89
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 1, Maret 2022 E ISSN: 2776-6829
Yazid bin Abi Ubaid Al Hijazi, Abu Khalid Al azlam dia adalah maula
salamah bin al Akwa, guru maulanya, Umair Maula Ubay Allaham, Hisyam bin
Urwah. Murid-muridnya Bukair bin Asyaj yahya Al Qattan Hatim bin Ismail,
Mughirah bin Mas’adah, Shafwan bin ‘Isa, Makki bin Ibrahim Abu ‘Asim. Ajri
dari Abu Daud berkata tsiqah. Ibnu Hibban dalam atsiqatnya. Al Waqidi wafat
sebelum keluarga Muhammadtin Abdullah.Abu bakar bin Manjawih wafat tahun
146 atau I47 H. Ibnu Hajar tsiqoh. Ishaq bin Mansur dari Ibnu Ma’in tsiqah. Ijli
orang hijaz, tabii, tsiqah. Ibnu Said wafat di Madinah Tsiqah. Ibnu Qani’ wafat
tahun 7 H.
3. Nama Lengkap : Hatim bin Isma'il bin Ubay
Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
Kuniyah : Abu Isma'il
Negeri semasa hidup : Madinah
Wafat : 187 H
ULAMA KOMENTAR
An Nasa'i Laisa bihi ba's
Al 'Ajli Tsiqah
Adz Dzahabi Tsiqah
90
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 2, September 2022 E ISSN: 2776-6829
91
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 1, Maret 2022 E ISSN: 2776-6829
ULAMA KOMENTAR
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar tsiqah ahli ibadah
Abu Hatim tsiqah hujjah
C. METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Alasan menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini
92
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 2, September 2022 E ISSN: 2776-6829
93
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 1, Maret 2022 E ISSN: 2776-6829
yang utama. Inilah yang harus dilakukan orangtua. Bukan hanya memerintah
dan menyalahkan, tapi yang lebih penting adalah memberikan contoh
konkret. Secara simultan hal itu juga harus ditopang oleh lingkungan,
pergaulan, dan masyarakat.
Pendidikan Islam benar-benar telah memfokuskan perhatian pada
pengkaderan individu dan pembentukan kepribadian secara Islami. Semua itu
dilakukan dengan bantuan lembaga-lembaga pendidikan Islam di dalam
masyarakat tempat ia tinggal. Dan lembaga pendidikan Islam paling dini
adalah orangtua dan keluarga, yang berperan sebagai madrasah pertama
dalam kehidupan individu.
Dalam Jurus Pernafasan dan bela diri hal ini pun dilatih dimana objek
yg dilatihnya berbeda dengan olahraga memanah, yaitu peralatan memanah
dan target sasaran. Sedangkan dalam olah raga pernafasan objek yg dilatihnya
adalah energi tubuh dalam hal ini Hawa Panas atau Energi Panas Tubuh.
Dengan energi yang terpokus pada suatu titik dalam hal ini hawa panas atau
energi, kita bisa melakukan pemecahan benda keras, terapi dan lain-lain, Jadi
fungsi konsentrasi adalah untuk mengendalikan energi setelah dilatih. Karena
seluruh tubuh kita bisa dikendalikan oleh otak termasuk sistem energi.
Sehingga otak secara cepat dapat memerintahkan secara cepat pada sel untuk
melepaskan energinya, Misalnya aktifitas yg memerlukan akselarasi energi
secara cepat contohnya dalam pertempuran dan pertarungan, menghancurkan
benda-benda keras dan lain-lain.
Mengajari anak memanah menurut hemat penulis adalah menajdikan
anak sabar, fokus, konsentrasi dan Istiqomah. Jadi ajari anak membidik
sasaran-sasaran dalam hidup ini. Bahwa hidup harus mempunyai sasaran
yang jelas dan lakukan usaha untuk mencapainya dengan keteguhan tangan,
kekuatan hati dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan
dunia ini. Sasaran adalah bukan tujuan utama, tapi adalah acuan kita
melangkah. Dan fokus pada ikhtiar dan proses bukan pada hasil akhir.
Olah raga berkuda, memanah, dan berenang itu, selain memerlukan
kekuatan fisik, juga membutuhkan intelektualitas yang tinggi. Pada zaman
kejayaan Islam, pasca-Nabi Muhammad Saw (antara tahun 750-1924),
kekuatan para prajurit Islam benar-benar tertumpu pada keahlian berkuda,
memanah, dan berenang. Ketika menaklukkan Mesopotamia (Irak) dan Persia
(Iran), pasukan Muslim terdiri dari para penunggang kuda yang piawai.
Mereka juga harus mampu berenang mengarungi sungai-sungai Tigris dan
Eufrat, serta menembus sasaran dengan panah (cikal bakal pasukan kavaleri
dan artileri sekarang).
Begitu pula dengan pasukan Turki Ustmani di bawah Sultan
Muhammad Al Fath. Ketika merebut Konstatinopel pada abad 14, harus
terlebih dulu berenang mengarungi Selat Bospurus (karena laju kapal
dihadang oleh armada Romawi Byzantium di sepanjang pantai), baru naik
kuda untuk mengobrak-abrik pasukan musuh dengan serangan panah bertubi-
tubi. Bahkan pada zaman Nabi Muhammad saw, ketika terjadi perang-perang
besar melawan kaum musyrikin dan kafirin, adu kepandaian berkelahi orang
per orang baik menggunakan tangan kosong, maupun menggunakan senjata
94
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 2, September 2022 E ISSN: 2776-6829
95
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 1, Maret 2022 E ISSN: 2776-6829
96
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 2, September 2022 E ISSN: 2776-6829
anak-anak pandai berenang, biar mereka menjadi angkatan laut yang tangguh.
Kedua mengajari anak-anak pandai memanah biar mereka menjadi angkatan
darat yang tangguh. Dan ketiga mengajari anak-anak kita bisa terjut payung
serta sebagai pilot yang tangguh agar mereka menjadi angkatan udara yang
tangguh pula.”
Demikian pula dengan petuah dari Amirul Mukminin Umar Bin Al-
Khaththab dengan membina anak-anak dengan mamainkan senjata guna
menjaga hak-hak umat, memelihara kekuatannya, juga untuk membuat ciut
nyali musuh dengan latihan memanah, yaitu mempelajari mekanisme
penggunaan senjata dengan ragamnya yang banyak. Adapun dalam konteks
sekarang ini, yaitu dengan cara mendalami penggunaan peluncuran rudal atau
nuklir. Umar juga mengarahkan untuk berlatih menunggang kuda sebagai alat
peperangan guna membela kebenaran dan menghadang para musuh, juga
mengoperasikan mesin-mesin transportasi(Muhammad Fuad Syakir. 2005:
76).
Dari penjelasan Hadist diatas, dalam konteks ini kita melihat ada
aktivitas yang penting dilakukan oleh seorang muslim, diantaranya adalah
memanah. Disini kita melihat adanya kesamaan kewajiban antara laki-laki
dan perempuan untuk mendapatkan pengajaran sesuai dengan fitrahnya
masing-masing.
Jika difahami secara kontekstual, hadis tersebut memotivasi generasi
muslim agar dapat memiliki pelbagai kompetensi untuk masa depannya dan
berguna untuk menjalankan ajaran Islam dengan baik. Bahkan keahlian atau
keterampilan yang dimiliki seorang anak, baik dalam memanah, berenang dan
berkuda maka, kompetensi tersebut secara faktual dapat berupa penguasaan
terhadap pelbagai jenis alat transportasi, penguasaan terhadap sistem
teknologi informasi, ketangkasan beladiri, dan lain-lain.
Oleh karena itu pendidikan yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh
Rasulullah terhadap anak harus kita wujudkan dalam kehidupan ini, agar kita
memiliki anak yang cerdas, kuat, mandiri dan terampil serta memiliki
kepribadian yang menarik, karena anak-anak kita telah dibekali oleh olahraga
atau permainan yang positif pada masa perkembangan dan pertumbuhannya,
sebagaimana olahraga memanah yang bermanfaat untuk melatih emosi dan
fisik untuk meletakkan target pada sasaran. Memanah sangat menitik
beratkan keseimbangan tubuh. Perbuatan melenturkan anak panah di
busurnya, kemudian melepaskannya perlu satu kekuatan fisik, olahraga ini
juga satu latihan holistik kepada diri seseorang dari segi fisik dan mental.
Maka jika pemanah emosinya tertekan, maka panahan amat mudah tersasar.
Secara tidak langsung, olahraga ini melatih anak untuk tenang dan
menstabilkan emosi. Individu yang tidak tenang, ceroboh, pemarah, kurang
sabar atau kurang sehat mentalnya tidak akan menjadi pemanah yang baik
dan anak yang baik.
Sebagaimana yang kita ketahui anak adalah amanah Allah. Setiap
orangtua bertanggung jawab untuk mendidiknya. Pendidikan itulah yang
kelak menjadi bekal untuk dirinya guna menyongsong masa depan yang
penuh tantangan. Islam mengatur masalah pendidikan anak, diarahkan untuk
97
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 1, Maret 2022 E ISSN: 2776-6829
98
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 2, September 2022 E ISSN: 2776-6829
99
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 1, Maret 2022 E ISSN: 2776-6829
E. KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa
kedudukan hadis di atas adalah hadis shahih. Hadis ini memberikan nilai yang
positif bagi umat Islam, khususnya di bidang kompetensi fisik yang seharusnya
dimiliki seorang anak untuk kedepannya dan nilai-nilai pendidikan yang baik
sekali untuk perkembangan jasmani dan mental anak-anak kita dengan olahraga
memanah tersebut. Olahraga memanah memberikan dampak yang besar bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik perkembangan otot badan, mental
dan konsentrasi dalam berfikir. Memanah membentuk dan membuat anak lebih
sabar, anak lebih bisa berkonsentrasi ketika belajar dan menghadapi masalah,
anak-anak akan jauh lebih fokus dalam menjalankan aktivitasnya di sekolah.
Dengan memanah, maka anak-anak kita akan menjadi pribadi yang kuat,
mandiri, disiplin, penuh konsentrasi dan tangguh.
REFERENSI
[1] Abdullah, Abu, Muhammad bin Ahmad al-Dzahabi, Kitab Tadzkirat al
Huffazh Hiderabat : The Dairati al Ma’arifi al Usmania, 1995.
[2] Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam I. PT Al Husna Zikra, Jakarta,
2000.
[3] Al-Khatib, Ajjaj, Muhammad, Ushul al hadits, Beirut: Binayah al Markaziyah,
1989 M/1409 H.
[4] Al Suyuthi, Jalaluddin, Tadrib ar Rawi, Madinah: Pustaka ilmiyah Madinah al
Munawwarah, 1972.
[5] Ensiklopedi Islam, Jakarta, Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994.
[6] Noorhidayati, Salamah, Kritik Teks Hadis; Analisis Tentang Ar-Riwayah Bi Al-
Ma’na Dan Implikasinya Bagi Kualitas Hadis). Yogyakarta; Teras, 2009.
[7] Natsir, Muhammad, Orientalisme Al qur’an di mata Barat, Dimas, Semarang,
tanpa tahun.
[8] Munir, Sirajul, Kritik Orientalis Terhadap Hadits, makalah, 2003.
[9] Ranuwijaya, Utang. 2001. Ilmu hadis. Jakarta: Gaya Media Pertama.
[10] Sukintaka. 2004. Filosofi Pembelajaran & Masa Depan Teori Pendidikan
Jasmani. Bandung: Nuansa.
100
EDUKASI Jurnal Pendidikan dan Keguruan P ISSN: 2797-6807
Vol. 2, No. 2, September 2022 E ISSN: 2776-6829
[11] Syakir, Muhammad Fuad. 2005. Tidak Termasuk Sabda Nabi Muhammad
SAW, terj. Ashim Musthafa Syakir. Jakarta; Pustaka Azzam.
101