Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH INTEGRASI NILAI – NILAI ISLAM

DALAM PEMBELAJARAN IPAS

DOSEN PENGAMPU :
AN – NISA APRIANI, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
SERLI NUR CAHYATI 211300255

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS ALMA ATA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah Yang Maha Kuasa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Integrasi Nilai - Nilai
Islam Dalam Pembelajaran IPAS “. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran IPA SD Kelas lanjut. Penulis mengucapkan kepada terima kasih kepada Ibu
An-Nisa Apriani, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pembelajaran IPA SD Kelas lanjut.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Yogyakarta, 19 Maret 2024

Serli Nur Cahyati

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. Hakikat Ayat – Ayat Allah SWT. ................................................................................... 6
B. Interkoneksivitas Antara Ayat Qouliyah dan Kauniyah ................................................. 7
C. Ruang Lingkup IPAS SD ................................................................................................ 9
D. Penanaman Nilai – Nilai Islam dalam Pembelajaran IPAS SD .................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 14
B. SARAN ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alquran dan Hadist Nabi memerintahkan kita untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan cara memikirkan penciptaan langit dan bumi menyuruh untuk
berpikir, mengamati, dan meneliti alam semesta serta segala fenomena yang terjadi di
muka bumi baik fenomena alam maupun fenomena sosial. Alquran juga
memerintahkan kita sebagai manusia untuk menggali ilmu pengetahuan seluas-
luasnya dengan melakukan penelitian-penelitian terhadap alam semesta. Peran
ilmuwan berdasar pesan Alquran adalah meneliti materi-materi, seperti fisika, biologi,
kimia, dan fenomena alam lain dengan mengacu pada ayat-ayat Alquran. Sebagai
mana para ilmuwan muslim pada masa kejayaan Islam disamping mereka menekuni
alquran dan Hadis dengan menangkap pesan nilai sebagai petunjuk hidup, mereka
juga memiliki semangat untuk meneliti alam semesta ciptaan Allah secara ilmiah
sebagaimana yang dipesankan dalam alquran (Marvavilha & Suparlan, 2019).
Dikotomi antara ilmu agama dan ilmu alam semesta dapat diintegrasikan
dengan akurat, sehingga ilmu agama dan sains tidak berdiri sendiri-sendiri. Integrasi
antara ilmu agama dengan sains sangat diperlukan, agar sains dan agama dapat
mengantarkan pembacanya menyadari keagungan ilmu Allah swt. dan menumbuh
jiwa yng yang tawaddu' lepas satu sama lain, Upaya integrasi nilai karakter dalam
pembelajaran semua mapel termasuk sains nampak dikuatkan dalam setiap
pembelajaran yang berlangsung. Dimana pada setiap pembelajaran harus muncul
materi-materi ilmu sosial dan sains yang diintegrasikan dengan dimensi spiritual.
Kompetensi spiritual, menunjukkan bahwa pegembangan kurikulum menginginkan
adanya integrasi dengan agama (spiritualnya) dalam setiap pembelajaran di kelas.
Dengan tujuan, peserta didik sudah mengenal bahwa antara ilmu umum tidak dapat
dipisahkan dengan agama, dan nilai spiritual bisa ditumbuhkan melalui proses
pembelajaran ilmu sosial dan sains.
Pengintegrasian nilai nilai spiritual degan ilmu umum dilakukan untuk anak-
anak semakin bersyukur dengan apa saja yang telah diciptakan oleh Allah, dan anak-
anak juga diharapkan untuk dapat berpikir secara kritis mengenai manfaat, serta
dengan mengaitkan segala fenomena fenomena baik alam mapun sosial dengan Al-
Qur‟an.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi hakikat ayat – ayat Allah SWT. ?
2. Bagaimana interkoneksivitas antara ayat qouliyah dan kauniyah ?
3. Apa saja ruang lingkup IPAS SD?
4. Bagaimana cara menanamkan nilai nilai islami dalam pembelajaran IPAS SD
?

4
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi hakikat ayat – ayat Allah SWT.
2. Mengetahui interkoneksivitas antara ayat qouliyah dan kauniyah.
3. Mengetahui apa saja yang menjadi ruang lingkup IPAS SD.
4. Mengetahui cara menanamkan nilai nilai islami dalam pembelajaran IPAS SD.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Ayat – Ayat Allah SWT.


Al-Qur'an, mengajak kepada manusia untuk merenungi berbagai kejadian dan
benda-benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan
Allah beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an segala sesuatu yang menunjukkan
kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu yang lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang
berarti "bukti yang telah teruji (kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan
kebenaran." Jadi ayat-ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang
memperlihatkan dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka
yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa
seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah. Hal ini sebagaimana Allah
telah menstimulus kepada manusia agar bisa melihat dan mempelajari alam dan
seisinya karena dari sanalah Allah menunjukkan kebesaranNya kepada para
makhluknya dalam firmanNya berilkut:
١ ٰ ْ ًِٕ‫ض َو َِا ج ُ ْغ‬
‫۝‬١‫اْل َٰثُ َوإٌُّزُ ُس َع ْٓ لَ ْى ٍَ َّْل َُؤْ ُِِٕ ْىَْ ۝‬ ِۗ ِ ‫ت َو ْاْلَ ْس‬ ُ ْٔ ‫لُ ًِ ا‬
ِ ‫ظ ُش ْوا َِارَا فًِ اٌغَّّٰ ٰى‬
“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi
orang-orang yang tidak beriman".” (Q.S. Yunus [10]: 101)
Ayat di atas, mendorong agar manusia mengetahui sifatsifat dan kelakuan
alam di sekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal dan sumber bahan serta
makanan selama hidupnya. Ayat dalam surat Yunus tersebut di atas menggunakan
kata memeriksa dengan nadhor atau intidhor, hal ini dikarenakan tindakan melihat
bukanlah sekedar untuk melihat dengan pikiran kosong, melainkan dengan perhatian
pada kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dan makna yang teramati dari gejala-gejala
alam tersebut. Dengan demikian, akan tampak lebih jelas jika kita ikuti teguran-
teguran Allah dalam ayat 17-20 Surah al-Ghaasyiyah sebagaimana berikut:

ْ َ‫صث‬
﴾ٔ١﴿ ‫ث‬ َ ُ‫ٔ﴾ َوإًٌَِ ْاٌ ِجثَا ِي َو‬١﴿ ‫ث‬
ِ ُٔ ‫ْف‬ ْ ‫ْف ُسفِ َع‬
َ ُ‫اء َو‬ َّ ٌ‫ٔ﴾ َوإًٌَِ ا‬١﴿ ‫ث‬
ِ َّ ‫غ‬ ْ َ‫ْف ُخ ٍِم‬
َ ُ‫اْلتِ ًِ َو‬ ُ ْٕ ََ ‫أَفَ ََل‬
ِ ْ ًٌَِ‫ظ ُشوَْ إ‬
ْ ‫ع ِط َح‬
﴾ٕٓ﴿ ‫ث‬ ِ ‫َو ِإًٌَ ْاْل َ ْس‬
َ ُ‫ض َو‬
ُ ‫ْف‬

“17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia


diciptakan, 18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan? 19. dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? 20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (Q.S. Al-
Ghaasyiyah [88]: 17-20). Berdasarkan beberapa ayat tersebut di atas, sebenarnya
inilah yang dilakukan oleh para pengembang IPTEKS pada umumnya, yaitu
melakukan observasi dengan pernuh perhatian untuk dapat jawaban dari pertanyaan
“bagaimana proses itu terjadi?”. Memeriksa alam semesta dapat diartikan membaca
ayat Allah yang dapat merinci dan menguraikan serta menerangkan ayat-ayat dalam
al-Qur‟an yang merupakan garis besar, sebab dalam kitab suci sendiri alam semesta
serta proses yang terjadi di dalamnya sering dinyatakan sebagai ayat Allah. Dengan
demikian, menjadi kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat ayat-ayat Allah,

6
mengenal Sang Pencipta yang menciptakannya dan segala sesuatu yang lain, menjadi
lebih dekat kepada-Nya, menemukan arti keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi
orang yang beruntung (dunia dan akhirat). Segala sesuatu, nafas manusia,
perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmik di alam semesta, atom yang
merupakan materi terkecil, semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan semuanya berjalan
di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, mentaati hukum-hukum-Nya. Menemukan
dan mengenal ayat-ayat Allah memerlukan kerja keras individu. Setiap orang akan
menemukan dan memahami ayatayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan
nalarnya masing-masing.

B. Interkoneksivitas Antara Ayat Qouliyah dan Kauniyah


Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya melalui 2 jalur
formal, yaitu ayat qauliyah dan jalur nonformal yaitu ayat kauniyah. Ayat qauliyah
adalah kalam Allah (Al-Qur‟an) yang diturunkan secara formal kepad Nabi 75
Muhammad SAW. Sedangkan ayat kauniyah adalah fenomena alam, jalurnya tidak
formal dan manusia mengeksplorasi sendiri. Al-Quran Al-Karim, yang terdiri dari
6.236 ayat itu, menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan, antara lain
menyangkut alam raya dan fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan sering
tersebut sering di sebut ayat-ayat kauniyah.
Menurut Astutik & Mu‟adz, (2018) Paradigma seorang muslim terhadap ayat-
ayat Allah ini, baik ayat qauliyah (Al-Qur‟an) maupun kauniyah (fenomena alam)
adalah mutlak benar dan tidak mungkin bertentangan, karena keduanya berasal dari
Allah. Pada faktanya sains yang telah ”proven” (qath‟i) selaras dengan Al-Qur‟an
seperti tentang peredaran bintang, matahari dan bumi pada orbitnya. Namun sains
yang masih dzanni (teori) kadang bertentangan dengan yang termaktub dalam Al-
Qur‟an seperti teori evolusi pada manusia.
Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalan keduanya saling
menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan manusia untuk memaham keduanya adalah keniscayaan. Allah tidak
hanya memberikan perintah untuk sekedar memahami ayat-ayat Allah berupa
Qauliyah, tetapi juga untuk melihat fenomena alam ini.
Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak tertuang dalam bentuk perkataan
Allah untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah yang semestinya
dieksplor dan digali sedalam-dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan diri
pada kemahakuasaan Allah SWT. Bentuk interkoneksitas antara ayat kauniyah
dengan ayat qauliyah didasarkan pada Firman Allah berikut:
ِۚ ِ ‫ت َو ْاْلَ ْس‬
‫ض َستََّٕا َِا َخٍَ ْمثَ ٰهزَا‬ ِ ٍَْ ‫اّٰللَ لَُِا ًِا َّولُعُ ْىدًا َّو َع ًٍٰ ُجُٕ ْىتِ ِه ُْ َوََحَفَ َّى ُش ْوَْ فِ ٍْ خ‬
ِ ‫ك اٌغَّّٰ ٰى‬ ‫اٌَّ ِزََْٓ ََزْ ُو ُش ْوَْ ه‬
١
‫۝‬١‫اس ۝‬ ِ ٌَّٕ‫اب ا‬َ َ‫عثْحٰ َٕهَ فَ ِمَٕا َعز‬ُ ‫َل‬ ِۚ ً ‫اط‬
ِ َ‫ت‬
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali „Inran *3+:
191)

7
Berdasarkan ayat di atas, dalam pandangan seorang muslim ayat qauliyah
akan memberikan petunjuk/isyarat bagi kebenaran ayat kauniyah, misalnya surat An-
Nur [24]: 43 mengisyaratkan terjadinya hujan, surat Al-Mukminun [23]: 12-14
mengisyaratkan tentang keseimbangan dan kesetabilan pada sistem tata surya, surat
Al-Ankabut [29]: 20 mengisyaratkan adanya evolusi pada penciptaan makhluk di
bumi, surat Az-Zumar [39]: 5 dan surat an-Naml [27]: 28 mengisyaratkan adanya
rotasi bumi dan bulatnya bumi, sebaliknya ayat kauniyah akan menjadi bukti (Al-
Burhan) bagi kebenaran ayat qauliyah (lihat surat Al-Fushshilat [41]: 53).
Beberapa contoh lain bentuk interkoneksitas ayat qauliyah dan kauniyah
ditunjukkan pada hasil observasi dan penelitian yang berulang-ulang bahwa “siklus
hidrologi” atau sikulasi air (hydrologi cycle) .
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibat radiasi/panas matahari,
sehingga air yang dilaut, sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan mengalami
penguapan ke udara (transpiration), sehingga dikenal sebagai evapotranspiration, lalu
uapair tersebut pada ketinggian tertentu menjadi dinggin dan terkondensasi menjadi
awan. Akibat angin, bekumpulan awan dengan ukuran tertentu dan terbuat awan
hujan, karena pengaruh berat dan gravitasi kemudian terjadilah hujan (presipitasion).
Beberapa air hujan ada yang mengalir di atas permukaan. Tanah sebagai aliran
limpasan (overland flow) dan ada yang terserap kedalam tanah (infiltrasioan). Aliran
limpasan selanjutnya dapat mengisi tampungan-cekungan (depresioan storage).
Apabila tampungan ini telah terpenuhi, air akan menjadi limpasanpermukaan (surface
runoff) yang selanjutnya mengalir kelaut. Sedangkan air yang terinfiltrasi, bisa
keadaan formasi geologi memungkinkan, sebagian dapat mengalir literal di lapisan
tidak kenyang air sebagai aliran antara (subsurface flow/interflow). Sebagian yang
lain mengalir vertikal yang disebut dengan “perkolasi” (percolation) yang akan
mencapai lapisan kenyang air (saturated zone/aquifer). Air dalam akifer akan
mengalir sebagai air tanah (grounwter flow/base flow) kesungai atau ketampungan
dalm (deep storage). Siklus hirologi ini terjadi terus-menerus atau berulang-ulang dan
tidak terputus.
Ayat kauliyah pada penjelasan fenomena kauliyah, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa “siklus hidrologi” memiliki 4 (empat) macam proses yang saling menguatkan,
yaitu: (a) hujan/presipitasi; (b) penguapan/evaporasi; (c) infiltrasi dan perkolasi
(peresapan); dan (d) lipahan permukaan (surface runoff) dan limpasan iar tanah
(subsurface rzrnoff). Isyarat adanya fenomena “siklus hidrologi” dapat kata lihat pada
firman Allah SWT berikut:

َّ ٌ‫ف تَ َُْٕهٗ ث ُ َُّ ََجْ عٍَُهٗ ُسوَا ًِا فَح ََشي ْاٌ َىدْقَ ََ ْخ ُش ُج ِِ ْٓ ِخ ٍٰ ٍِ ِۚه َوَُٕ ِ َّض ُي َِِٓ ا‬
‫غ َّ ۤا ِء ِِ ْٓ ِجثَا ٍي‬ ُ ٌِّ ‫ع َحاتًا ث ُ َُّ َ َُؤ‬ ‫اٌََ ُْ ج ََش ا َ َّْ ه‬
َ ٍْ ‫اّٰللَ َ ُْض ِج‬
١ ٤‫اس ۝‬ َ ‫عَٕا َت ْشلِه ََزْ َهةُ تِ ْاْلَ ْت‬
ِ ِۗ ‫ص‬ َ ُ ‫ص ِشفُهٗ َع ْٓ َِّ ْٓ ََّش َۤا ِۗ ُء ََىَاد‬
ْ ََ‫ُصُْةُ تِه َِ ْٓ ََّش َۤا ُء َو‬ ِ َُ‫فِ ُْ َها ِِ ْۢ ْٓ تَ َش ٍد ف‬

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian


mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih,
Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga)
menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan
seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa

8
yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.
Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (Q.S. An-Nuur
[24]: 43)
Pada ayat di atas, menunjukkan adanya proses inti yang sedang berlangsung
dan merupakan bagian dari proses “siklus hidrologi.” Kedua proses itu, yaitu proses
penguapan (evaparasi) yang ditunjukkan dengan kata “awan” dan proses hujan
(presipitasi) yang berupa keluarnya air dan butiran es dari awan. Di mana awan adalah
massa uap air yang terkumpul akibat penguapan dan kondisi atmosfir tertentu.

C. Ruang Lingkup IPAS SD


Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dalam Suhelayanti et al.,(
2023) tentang standar isi, ruang lingkup materi IPA dan IPS SD/MI mencakup:
1. IPA
a. Makhluk hidup dan Proses kehidupan yang mencakup manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
b. Benda, materi, sifat-sifat, dan kegunaannya yang meliputi benda padat,
cair dan gas.
c. Energi dan perubahannya, yang mencakup gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan Alam semesta yang mencakup tanah, bumi, tata surya dan
benda-benda langit lainnya.
Keempat kelompok bahan kajian IPA SD/MI tersebut disajikan secara
spiral, artinya setiap bahan kajian disajikan di semua tingkatan kelas tetapi
dengan tingkat kedalaman materi yang berbeda-beda, semakin tinggi
tingkat kelas, maka semakin tinggi pula cakupan bahasannya.
2. IPS
a. Manusia, tempat, dan lingkungan.
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
c. Sistem sosial dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata
pelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah diambil
dari materi kajian ilmu Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi.
Sehingga kajian/tema pada mata pelajaran IPS memiliki keunikan dan
menarik bagi siswa level SD/MI.
Mengingat siswa SD masih dalam masa operasional konkret, maka
pembelajaran yang bermakna bagi mereka yaitu berkaitan dengan
pengalaman hidupnya dari sesuatu yang ada di sekitarnya. Mata pelajaran
ilmu pengetahuan sosial di SD/MI dapat mengembangkan pengetahuan,
nilai, sikap dan keterampilan dalam memahami dan menganalisis masalah
–masalah sosial yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, dan kemudian
dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga pada masyarakat Indonesia.

9
D. Penanaman Nilai – Nilai Islam dalam Pembelajaran IPAS SD
1. IPA
Mata pelajaran IPA dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang
matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya. Hal ini sejalan
dengan banyak isyarat-isyarat ilmiah di dalam al-Qur‟an yang terkait dengan
ayatayat tentang alam (kauniyah) yang menyuruh hamba-Nya untuk berfikir
(tafakkaru) dan memperhatikan/melihat (yandzuruuna) terutama alam semesta
(Muspiroh et al., n.d.). Untuk itu, yang bisa dilakukan guru misalnya,
a. Materi Tumbuhan
Kaktus tidak memiliki daun lebar untuk membuat makanan, karena akan
menghilangkan banyak air. Sebagai gantinya, kaktus menggunakan batang
yang tebal, hijau, dan berdaging sebagai daun untuk menyimpan air dan
mengubah cahaya matahari menjadi makanan. Guru dapat memetik pelajaran
dari kutipan di atas yang nantinya dapat diajarkan kepada siswa. Allah swt
adalah kesempurnaan dari segalanya. Dia menciptakan segala sesuatunya
dengan kebermanfaatan. Bunga mawar lebih indah daripada tanaman kaktus.
Akan tetapi ternyata ada kelebihan dari tumbuhan kaktus, yaitu dapat hidup di
gurun pasir yang gersang. Subhanallah, betapa kita tidak bisa memungkiri
kekuasaan-Nya.Seperti yang telah difirmankan Allah swt dalam Q.S. al-
Jaatsiyah (45: 3):
١‫ث ٌِّ ٍْ ُّؤْ ِِ ُِٕ َِْۗٓ ۝‬
ٍ َٰ ‫ض َ ْٰل‬
ِ ‫ت َو ْاْلَ ْس‬
ِ ‫ا َِّْ فًِ اٌغَّّٰ ٰى‬
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman.
b. Materi Tata Surya
Dalam materi tentang tata surya, guru juga dapat menyisipkan nilai
keimanan. Tata surya terdiri dari planet-planet, bintang, satelit, asteroid, dan
meteorit. Matahari adalah pusat dari tata surya. Semuanya berjalan sesuai garis
edarnya. Berotasi dan berevolusi sesuai dengan lintasan dan waktu yang
berbedabeda. Kesemuanya itu telah diatur oleh Allah swt. Apabila tidak ada
yang mengatur maka planet-planet itu akan bertabrakan satu sama lain. Hal
iini sesuai dengan firman Allah, yaitu :

ْ ‫ظ َو ْاٌمَ َّ ِۗ َش ُو ًٌّ ََّجْ ِش‬


ًٍ ‫ٌ ِْلَ َج‬ َ ‫ت ِت َغُ ِْش َع َّ ٍذ ج ََش ْؤَ َها ث ُ َُّ ا ْعح َٰىي َعًٍَ ْاٌ َع ْش ِػ َو‬
َّ ٌ‫ع َّخ َش ا‬
َ ّْ ‫ش‬ ِ ‫ٌِ َسفَ َع اٌغَّّٰ ٰى‬ ْ ‫ا َ هّٰللُ اٌَّز‬
١ ۤ
‫ث ٌَ َعٍَّ ُى ُْ ِت ٍِمَا ِء َس ِّت ُى ُْ ج ُ ْىلُِٕ ْىَْ ۝‬ ٰ
ِ َٰ ‫ص ًُ ْاْل‬ َ ْ ‫غ ًّّ ًِۗ َُذَ ِتّ ُش‬
ّ ِ َ‫اْل ِْ َش َُف‬ َ ُِّ

Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang


kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan
matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan.
Allah mengatur urusan (makhlukNya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-
Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu (Q. S. Ar-
Ra‟d, 13: 2).

10
Nilai-nilai Imtak dapat diajarkan kepada siswa antara lain melalui
pembelajaran biologi alat indera. Melalui pembelajaran ini siswa dapat diberikan
pemahaman bahwa alat indera merupakan anugrah dari Allah swt agar manusia
bersyukur dengan cara menggunakannya untuk mencari kebenaran dan keyakinan
terhadap ayat-ayat Allah, baik ayat kauliyah maupun ayat kauniyah. Selain dari
itu siswa diajak untuk menggunakan alat indera dalam rangka mencari keridaan
Allah, tidak menggunakannya untuk keburukan, karena semuanya akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah. Tentunya masih banyak lagi bukti kekuasaan
Allah swt yang dapat dambil kebermaknaannya oleh guru untuk siswa. semuanya
tergantung kepada guru sebagai penanam nilai-nilai religi dalam pembelajaran
IPA. Harapannya, guru mampu menyelaraskan antara penguasaan Iptek dan
Imtak siswa
Tidak ada yang salah dengan pembelajaran IPA di sekolah jika pola
penanaman nilai-nilai Islam yang sebenarnya betul-betul diterapkan. Tidak dapat
dikatakan Islami apabila pola pembelajaran IPA yang kental dengan pesan
moralitas sangat kurang porsinya, karena telah dinyatakan dalam al-Quran bahwa
berbagai fakta penciptaan di alam hanya dapat dipahami dengan pengetahuan dan
teknologi. Seandainya seorang muslim berpegang teguh pada al-Quran dan hadis,
maka mempelajari sains dengan baik merupakan hal yang wajib. Dengan
demikian, dalam mempelajari nilai-nilai kehidupan melalui sains, aspek
penguasaan konsep sains dan teknologi tetap harus mendapat penekanan. Tidak
ada pendidikan yang disebut islami apabila pendidikan tersebut tidak
menempatkan sains sebagai komponen sangat penting. Nilai religius suatu bahan
ajar dalam IPA adalah kandungan nilai yang dapat meningkatkan keyakinan
terhadap Allah. Keteraturan, keseimbangan, peristiwa sebab akibat, dan lain
sebagainya merupakan aspek yang dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala
hal yang terjadi mesti ada yang menciptakan dan mengaturnya. Sains atau IPA
merupakan cara tepat untuk mengenal Allah. Pengamatan ilmiah terhadap aspek-
aspek kehidupan dapat memperkenalkan manusia terhadap misteri penciptaan,
dan akhirnya mengarah pada pengenalan pengetahuan, kebijakan, dan kekuasaan
tanpa batas yang dimiliki Allah
2. IPS
Menurut (Zahroh, 2020) integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran IPS
di MI dapat diajarkan melalui materi-materi yang relevan. Materi pembelajaran
IPS di MI sangatlah mudah dipelajari karena menyesuaikan tingkatan usia pada
jenjang pendidikan tersebut Disinilah peran guru sangat diperlukan dalam
merancang dan melaksakan pembelajaran agar selaras dengan apa yang akan
dikaitkan selama proses belajar.
a. Materi Geografi
Salah satunya dari bidang geografi materi tentang kenampakan alam
yang ada disekitar. Ada pantai, gunung, sawah dan lainnya. Manusia sebagai
makhluk sosial pasti dapat menjumpainya baik saat senang maupun saat suka.
Dengan melihat kenampakan alam yang disuguhkan oleh Allah ini
memberikan pelajaran bahwa peserta didik untuk selalu bersyukur karena

11
dapat melihat, mendengarkan dan merasakannya. Disini guru dapat
memberikan stimulus dengan melihatnya berarti kita masih diberi kesehatan
maka dari itu peserta didik bisa mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah
sesuai apa yang dirasakannya. Ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Ibrahim: 7

‫ش ِذ َْذ ٌ ۝‬
١ َ ْٓ ‫َواِرْ جَاَرََّْ َستُّ ُى ُْ ٌَ ِٕى‬
َ ٌَ ٍْ ِ‫شى َْشج ُ ُْ َْلَ ِص َْذَ َّٔ ُى ُْ َوٌَ ِٕى ْٓ َوفَ ْشج ُ ُْ ا َِّْ َعزَات‬

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;


"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih"
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa kita harus bisa mensyukuri apa
yang Allah berikan, baik dalam keadaan senang, susah, sehat maupun sakit.
Kenikmatan itu harus kita syukuri, contohnya disaat kita sehat, kita bisa
merasakan enaknya makan, melihat kebesaranNYa dan bisa beraktivitas
dengan baik. Apabila kita sedang diberi kenikmatan sakit, itu juga harus
disyukuri, ambil sisi positifnya. Allah sedang berbaik hati mengistirahatkan
badan yang lelah mealakukan aktivitas agar kedepannya lebih lebih bisa
menjaga tubuhnya.
b. Materi Kelestarian Alam
Sebagai manusia harus menjaganya, merawatnya agar tidak tercemar
dan menimbulkan bahaya bagi manusia. Seperti dalam QS. Al Baqarah ayat
30 :
ۤ
ُٓ ْ‫ض َخ ٍِ ُْفَ ِۗةً لَاٌُ ْْٓىا اَجَجْ َع ًُ فِ ُْ َها َِ ْٓ َُّ ْف ِغذ ُ فِ ُْ َها َوََ ْغ ِفهُ اٌ ِذّ َِ ۤا ِۚ َء َؤَح‬
ِ ‫َواِرْ لَا َي َستُّهَ ٌِ ٍْ َّ ٍٰ ِٕى َى ِة ِأِّ ٍْ َجا ِع ًٌ فًِ ْاْلَ ْس‬
١‫۝‬١ َْ‫ِط ٌَ ِۗهَ لَا َي أِِّ ٍْْٓ اَ ْعٍَ ُُ َِا َْل جَ ْعٍَ ُّ ْى‬
ُ ّ‫غثِّ ُح تِ َح ّْذِنَ َؤُمَذ‬ َ ُٔ

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk yang
spesial, karena Allah menugaskan kita sebagai khalifah di bumi. Tugas
manusia sebagai Khalifah di bumi adalah menjaga keseimbangan alam yang
ada. Merawatnya dan menjaganya agar manusia merasakan hidup dengan
tenang, tentram dan bahagia. Menjaga alam merupakan suatu kewajiaban.
Banyak sekarang orang-orang yang berpaling dari nilai-nilai kebenaran.
Mereka dengan seenaknya mengekploitasi sumbersumber daya yang ada di
bumi. Itulah yang menyebabkan banyak terjadi bencana. Dan menjadikan
banyak penyakit yang bermunculan disekitar kita. Maka dari itu peserta didik
MI dibekali dalam usaha menjaga bumi, melakukan penanganan dari suatu

12
kejadian. Bisa dengan hal-hal kecil yang dengan membiasakan dalam
lingkungan sekolah. Contohnya membuang sampah pada tempatnya,
menghemat penggunaan kertas, mampu merawat tanaman dengan baik.
c. Materi Ekonomi
Dibidang ekonomi, salah satunya materi tentang kegiatan ekonomi
meliputi produksi, distribusi dan konsumsi. Nilai-nilai Islam yang diterapkan
dalam kegiatan ini dari produksi. Orang Islam memakan suatu makanan harus
halal. Karena itu ketentuan dalam Islam yang diatur di Al Qur‟an, yaitu QS.
Al Maidah ayat 87-88.
١٨‫اّٰللُ ٌَ ُى ُْ َو َْل ج َ ْعحَذ ُْو ِۗا ا َِّْ اّٰلله َ َْل َ ُِحةُّ ْاٌ ُّ ْعحَ ِذََْٓ ۝‬
‫ث َِا ْٓ ا َ َح ًَّ ه‬ َ ‫ٰ َْٓاََُّ َها اٌَّ ِزََْٓ ٰا َُِٕ ْىا َْل ج ُ َح ِ ّش ُِ ْىا‬
ِ ‫ط ُِّ ٰث‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan
apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.
Dari kedua ayat di atas, menerangkan bahwa seorang muslim haruslah
makan makanan yang halal dan baik. Allah sudah memerintahkan ini kepada
manusia. Dengan memakan makanan yang halalan tayyiban itu karena sudah
dipercaya khasiatnya dan menyehatkan badan. Apabila kita makan makanan
yang halal tetapitidak baik untuk kita maka akan menimbulkan sesuatu yang
tidak enak bisa berupa penyakit ataupun yang lainnya. Dengan makan
makanan yang halal dan baik itu akan menambahkan kekuatan dan kesehatan
kita baik untuk ibadah, aktivitas, belajar ataupun yang lainnya. Sehingga
badan akan tidak mudah terserang penyakit.
Sebaliknya kita memakan makanan yang haram pasti akan berdampak
buruk bagi tubuh dan kesehatan. Contohnya minum khamr itu akan merusak
akal, memabukan bahkan kita tidak bisa berpikir jernih dan itu suatu dosa.
Peserta didik MI dibiasakan memakan makanan halal. Contohnya makan 4
sehat 5 sempurna. Dengan memakan itu tubuh tidak akan kekurangan nutrisi,
badanpun menjadi sehat. Jajan di lingkungan sekolah harus melihat
kebersihan dan yang tidak menyebabkan penyakit.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Alam adalah suatu bukti yang nyata tentang keagungan Allah swt. Ciptaan
yang begitu indah dan mengesankan tentu arsiteknya adalah sesuatu yang Maha
Segalanya. Lebih sempurna dari segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Dengan
menerapkan pembelajaran IPAS di sekolah umum berbasis Imtak, diharapkan akan
tertanam suatu sikap percaya, mengimani, dan taqwa kepada Allah swt. Upaya
terintegrasinya pembelajaran IPAS dengan nilai-nilai Islam tidak terlepas dari
keilmuan yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran tanpa mengedepankan
independensi keilmuan. Integrasi nilai-nilai Islam tersebut terwujud dalam keutuhan
kerangka nilai Islam pada pembelajaran IPAS di sekolah terintegrasi secara
menyeluruh (integral-holisik) dengan nilai-nilai Islam sebagai kerangka normatif
dapat dijadikan perspektif baru bagi para pendidik dalam melaksanakan proses
pembelajaran IPAS serta keterpaduan penyelenggaraan pendidikan yang
mengharuskan nilai-nilai Islam pada pembelajaran IPAS di sekolah teraplikasikan
secara integrated dengan kebutuhan masyarakat dan keluarga. Pada realitasnya
integrasi nilai-nilai Islam terhadap pembelajaran IPAS dapat menghapus
pembelajaran yang bersifat bertentangan atau bertolak belakang, sehingga
berimplikasi terhadap peningkatan kualitas (nilai) tanggungjawab moral dan akhlak
siswa.

B. SARAN
Penulis berharap guru / tenaga pendidik Sekolah Dasar selalu menanamkam
nilai - nilai moral dan nilai – nilai karakter kepada anak – anak atau peserta didik
sedini mungkin baik dalam jam pembelajaran maupun diluar jam pembelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Marvavilha, A., & Suparlan, S. (2019). Model Integrasi Nilai Islam Dalam Pembelajaran
Sains. Humanika, 18(1), 59–80. https://doi.org/10.21831/hum.v18i1.23129

Astutik, A. P., & Mu‟adz. (2018). Buku Ajar AIK Al-Islam & Kemuhammadiyaan 4 Islam
dan Ilmu Pengetahuan.

Suhelayanti, Z, S., & Rahmawati, I. (2023). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial
(IPAS). In Penerbit Yayasan Kita Menulis.

Islam, P. P., Muspiroh, N., & Islam, N. (n.d.). IAIN Syekh Nurjati Cirebon Jl . Perjuangan By
Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 4513213 Email : noviantimuspiroh.ak@gmail.com
ABSTRAK This paper aims to examine the possibility of spiritual values that is
integrated with subject-matter of general subjects. XXVIII(3), 484–498.

Zahroh, I. F. (2020). Integrasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran Ips Di Mi. Al-Munqidz :
Jurnal Kajian Keislaman, 8(1), 90–103. https://doi.org/10.52802/amk.v8i1.189

15

Anda mungkin juga menyukai