Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DASAR-DASAR PENDIKAN ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah:ilmu pendidikan islam
Dosen pengampu: Bapak Debi fajrin, M.pd

DI SUSUN OLEH:
1. NURLELA (20083
2.DEDE ADI SUPRIADI (20083
3. EGI GUSTILAWATI (20083

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS


USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
Jln. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 45312 Website:
www.iaincirebon.ac.id. Email: info@iaincirebon.ac.id Telp: (0231) 481624 fax:
(0231) 482926
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat
dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan
kelak. Dan tak lupa kami bersyukur atas tersusunnya Makalah kami yang berjudul dasar-
dasar pendidikan islam
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu
pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmuPendidikan Islam.
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak- pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah
ini hingga selesai seperti saat ini.
Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami
dalam penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
khususnya bagi Mahasiswa IAIN syekh nurjati dan juga semua pihak.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------- ii

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------- iii

BAB I
PENDAHULUAN---------------------------------------------------------- 1
A. Latar belakang --------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan masalah ----------------------------------------------------- 1
C. Tujuan ------------------------------------------------------------------- 1

BAB II
PEMBAHASAN------------------------------------------------------------ 2
A. Dasar-Dasar Pendidikan Islam --------------------------------------- 2
B. Dasar Pendidikan di Indonesia -------------------------------------- 5
C. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia ----------------------- 9

BAB III
PENUTUP ------------------------------------------------------------------- 8
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------- 8
B. Saran -------------------------------------------------------------------- 8

DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------- 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan pada umumnya merupakan masalah yang tidak pernah selesai (unfinished
agenda), dimana pendidikan selalu menjadi pembicaraan yang hangat dan tidak pernah
memuaskan baik bagi negara miskin, berkembang maupun negara yang sudah maju. Hal ini
karena manusia secara fitrah menginginkan yang lebih baik, teori pendidikan selalu
ketinggalan oleh kebutuhan masyarakat,dan berubahnya pengaruh pandangan hidup.
Dengan dasar fitrah manusia ingin lebih baik, teori pendidikan mengikuti kebutuhan
masyarakat dan pandangan hidup yang semakin berkembang, maka pendidikan tidak bisa
melepaskan diri dari historis dan dasar yang menjadi pijakan kehidupan manusia pada saat itu.
Begitu pula dengan pendidikan Islam sebagai bagian dari perkembangan agama Islam di
dunia tidak melepaskan dari perkembangan umat Islam dari masyarakat yang relatif sederhana
menjadi masyarakat Islam yang semakin komplek dan global.
PendidikanIslam pada hakikatnya merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau
didirikan dengan hasrat dan niat untuk mengejawantahkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam.
Pendidikan Islam di Indonesia dapat terwujud menjadi beberapa bentuk seperti pondok
pesantren, madrasah, pelajaran agama Islam di sekolah, pendidikan Islam dalam keluarga dan
masyarakat baik yang bersifat formal maupun non-formal.
B. Rumusan masalah
1. Apadasar-dasar pendidikan Islam?
2. Apadasar pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui dasar-dasar pendidikan Islam.
2. Mengetahui dasar pendidikan di Indonesia.
3. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan Islam di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak,
kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fondamen yang menjadi landasan bangunan tersebut
agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan Islam yaitu
fondamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri tidak
mudah roboh karena tiupan angina kencang berupa ideology yang muncul baik sekarang mauun
yang akan datang. Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Islam akan tegak berdiri dan tidak
mudah diombang-ambing oleh pengaruh luar yang mau merobohkan ataupun
mempengaruhinya.
Secara umum, daasar pendidikan Islamdibagi kepada 3 bagian, yakni:
1. Dasar pokok a. Al-Qur‟an
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran. Ayat al-qur`an yang pertama kali turun adalah berkenaan disamping masalah
keimanan juga pendidikan.
Allah SWT berfirman, yang artinya:”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”(QS. Al-`alaq:1-5).
Dari ayat-ayat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seolah-olah Allah berkata
hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan, penciptaan manusia (dari segumpal darah),
selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memelihara agar tiadak luntur hendaklah
melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Bahkan tidak hanya itu, Allah juga memberikan bahan (materi/pendidikan yang mempermudah
manusia untuk hidup di dunia ini).
Allah SWT berfirman:
ِِ ِِ ِ ِ ِِ َّ َّ
‫يقداص‬ ‫مت نك نإ‬ ‫ءلَؤ ه‬ ‫ءا‬
َ‫ِب‬ ‫نِوئبنَأ‬
‫الَقف‬ ‫ةك ئ‬
‫ىَلع ْمال‬ ‫مهضرع َّ ُث‬ ‫اهلك ءا‬
‫اْل مدآ‬ ‫ملعو‬

ٰ َ

َ َ ُُُْْْ ْ ُ َ َ‫ْس‬ ُْ َ َ َ ‫َ َل‬ َ َُُُْْ َ ََََُُ‫س‬


ْ ََ َ ََ
(QS.Al-baqarah:31)
Ayat ini menjelaskan bahwa untuk memahamisegala sesuatu belum cukup kalau hanya
memahami apa, bagaimana serta manfaat benda itu tetapi harus memahami sampai ke hakikat
dari benda itu. Dengan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa supaya manusia itu menemukan
jati dirinya sebagai insan yang bermartabat maka ia harus menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran.

2
b. Sunnah
Al-Qur`an disampaikan oleh Rasulallah SAW kepada manusia dengan penuh amanat, tidak
sedikitpun ditambah ataupun dikurangi. Selanjutnya, manusialah hendaknya yang berusaha
memahaminya, menerimanya dan kemudian mengamalkannya.
Menurut Abdurrahman al-Nahlawi mengemukakan dalam lapangan pendidikan sunnah
mempunyai dua faedah:
1). Menjelaskan sistem pendidikan Islam sebagaimana terdapat di dalam al-Qur`an dan
menerangkan hal-hal rinci yang tidak terdapat di dalamnya .
2). Menggariskan metode-metode pendidikan yang dapat di praktikkan.
Dengan adanya sunnah sebagai sumber hukum kedua setelah al-Quran, maka dalam pendidikan
apa yang dijelaskan Rasulullah baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir akan menjadi
sumber dasar dalam pendidikan baik sebagai sistem pendidikan maupun metodologi pendidikan
Islam yang harus dijalani.
2. Dasar tambahan Ra`yu
Masyarakat selalu mengalami perubahan, baik pola-pola tingkah laku, organisasi, susunan
lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang dan sebagainya. Pendidikan sebagai lembaga sosial akan turut mengalami
perubahan sesuai dengan perubahan yang tejadi di masyarakat.
Ijtihad pada dasarnya merupakan usaha sungguh- sungguh orang muslim untuk selalu
berprilaku berdasarkan ajaran Islam. Untuk itu manakala tidak ditemukan petunjuk yang jelas
dari al-Qur`an ataupun Sunnah tentang suatu prilaku ,orang muslim akan mengerahkan segenap
kemampuannya untuk menemukannya dengan prinsip-prinsip al-Qur`an atau Sunnah.
3. Dasar operasional
Dasar-dasar oprerasional pendidikan Islam yang terbentuk sebagai aktualisasi dari dasar ideal,
menurut Hasan Langgulung ada enam macam, yaitu: dasar historis, dasar sosial, dasar
ekonomi, dasar politik, dasar psikologis dan dasar fisiologis
a. Dasar historis
Dasar historis adalah pengalaman masa lalu berupa peraturan dan budaya masyarakat
sebagai mata rantai yang berkelanjutan dari cita-cita dan praktik pendidikan Islam.
b. Dasar sosial
Dasar sosial adalah dasar yang memberikan kerangka budaya dimana pendidikan
berkembang.

3
c. Dasar ekonomi
Dasar ekonomi merupakan yang memberikan persepektif terhadap potensi manusia
berupa materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya yang bertanggung jawab
terhadap anggaran pembelajaannya.
d. Dasar politik
Dasar politik sebagai dasar yang memberikan bingkai dan ideologi dasar yang digunakan
sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang
dibuat.
e. Dasar psikologis
Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang watak peserta didik,
guru dalam proses pendidikan.
f. Dasar fisiologis
Dasar filosofis merupakan dasar yang memberikan kemampuan memilih yang terbaik,
sistem dan mengontrol dalam menentukan yang terbaik untuk dilaksanakan.
Dengan dasar-dasar pendidikan secara operasional bagaimana pendidikan Islam secara
idealitas dan bagaimana pendidikan Islam secara realitas telah berjalan dalam kurun waktu 14
abad. Pendidikan Islam yang terjadi antara suatu negara secara operasional akan mengalami
perbedaan. Hal ini karena perkembangan historisnya tidak sama, begitu pula secara sosial,
psikologi, politik yang menentukan arah dan pelaksanaan pendidikan Islam di suatu negara.
B. Dasar-Dasar Pendidikan di Indonesia
Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang diterapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah dasar negara, kepribadian, tujuan dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan
pedoman yang menunjukkan arah, cita-cita dan tujuan bangsa. Demikian pula halnya dengan
pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, segai termasuk dalam Pembukaan UUD 1945 dan
Pancasila sehingga pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan Pancasila.
Karena itu, Pancasila harus menjadi semua dasar kegiatan pendidikan di Indonesia. Selain
berdasarkan Pancasila, pendidikan nasional juga bercita-cita untuk membentuk manusia
Pancasialis, yaitu manusia indonesia yang menghayati dan mengamalkan Pancasila dan sikap
perbuatan dan tingkah lakunya, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Melalui sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat indonesia
mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama membangun
masyarakatnya.

4
Pendidikan di Indonesia memiliki landasan ideal adalah Pancasila, landasan konstitusional
ialah UUD 1945, dan landasan oprasional ialah Ketetapan MPR tentang GBHN. Adapun yang
dimaksud dengan dasar di sini adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting
untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-
lembaga pendidikan lainnya.
C. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia
a. Pesantren ; Akar Pendidikan Islam di Indonesia
Pada dasarnya, pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam
ke Indonesia. Pada tahap awal, pendidikan Islam dimulai dari kontak-kontak pribadi maupun
kolektif antara muballigh (pendidik) dengan peserta didiknya. Setelah komunitas muslim
daerah terbentuk di suatu daerah tersebut, mereka membangun tempat peribadatan dalam hal
ini masjid. Masjid merupakan lembaga pendidikan Islam yang pertama muncul, di samping
rumah tempat kediaman ulama‟ atau muballigh.
Pesantren sebagai akar pendidikan Islam, yang menjadi pusat pembelajaran Islam setelah
keberadaan masjid, senyatanya memiliki dinamika yang terus berkembang hingga sekarang.
Menurut Prof. Mastuhu, pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan
menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Pesantren sejatinya telah berkiprah di Indonesia sebagai pranata kependidikan Islam di
tengah-tengah masyarakat sejak abad ke-13 M, kemudian berlanjut dengan pasang surutnya
hingga sekarang. Untuk itulah, tidak aneh jika pesantren telah menjadi akar pendidikan Islam
di negeri ini. Karena senyatanya, dalam pesantren telah terjadi proses pembelajaran sekaligus
proses pendidikan; yang tidak hanya memberikan seperangkat pengetahuan, melainkan juga
nilai-nilai (value). Dalam pesantren, terjadi sebuah proses pembentukan tata nilai yang
lengkap, yang merupakan proses pemberian ilmu secara aplikatif.
Menurut Muhammad Tolhah Hasan dalam bukunya Dinamika Tentang Pendidikan Islam,
disebutkan bahwa komponen-komponen yang ada dalam pesantren antara lain:
1).Kyai, sebagai figur sentral dan dominan dalam pesantren, sebagai sumber ilmu
pengetahuan sekaligus sumber tata nilai.
2). Pengajian kitab-kitab agama (kitab kuning), yang disampaikan oleh Kyai dan diikuti para
santri.
3). Masjid, yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pengajian, disamping menjadi pusat
peribadatan.
4). Santri, sebagai pencari ilmu (agama) dan pendamba bimbingan Kyai.
5). Pondok, sebagai tempat tinggal santri yang menampung santri selama mereka menuntut
ilmu dari Kyai.

5
Sedangkan dalam proses pembelajaran dan proses pendidikan, di pesantren menggunakan dua
sistem yang umum, yakni:
1. Sistem “sorogan” yang sifatnya individual, yakni seorang santri mendatangi seorang guru
yang akan mengajarkan kitab tertentu, yang umumnya berbahasa Arab.
2. Sistem “bandongan” yang sering disebut dengan sistem weton. Dalam sistem ini,
sekelompok santri mendengarkan dan menyimak seorang guru yang membacakan,
menerjemahkan dan mengulas kitab-kitab kuning. Setiap santri memperhatikan kitab masing-
masing dan membuat catatan yang dirasa perlu.
Kelompok bandongan ini jika jumlahnya tidak terlalu banyak, maka disebut dengan halaqoh
yang arti asalnya adalah lingkaran. Di pesantren-pesantren besar, ada lagi sistem lain yang
disebut musyawarah, yang diikuti santri-santri senior yang telah mampu membaca kitab
kuning dengan baik.
Hingga kini, keberadaan pesantren telah mengalami berbagai dinamika, sejak dari pesantren
tradisional hingga pesantren modern.
b. Lembaga-lembaga pendidikan islam setelah pesantren
Eksistensi pesantren senyatanya mendorong lahirnya lembaga-lembaga pendidikan Islam
lainnya, antara lain:
a). Madrasah
Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang lebih modern dibanding pesantren,
baik ditinjau dari sisi metodologi maupun kurikulum pengajarannya. Kendati demikian,
kemunculan madrasah ini tidak lain diawali oleh keberadaan pesantren. Sebagian lulusan
pesantren melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke beberapa pusat kajian Islam di
beberapa negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi dan Mesir. Lulusan-lulusan Islam
Timur Tengah itulah yang kemudian akhirnya menjadi pemrakarsa pendirian madrasah-
madrasah di Indonesia.
Madrasah telah mengaplikasikan sistem kelas dalam proses pembelajarannya. Elemen
yang ada dalam madrasah juga bukan lagi Kyai dan santri, tetapi murid dan guru
(ustad/ustadzah). Dan metode yang digunakan juga beragam, bisa ceramah, atau drill dan lain-
lain, tergantung pada ustad/ustadzah atau guru.
b). Sekolah-sekolah Islam
Di samping madrasah, lembaga pendidikan Islam yang berkembang hingga sekarang
adalah sekolah-sekolah Islam. Pada dasarnya, kata sekolah merupakan terjemah dari
madrasah, hanya saja madrasah adalah kosa kata bahasa Arab, sedangkan sekolah adalah
bahasa Indonesia. Namun demikian, pada aplikasinya terdapat perbedaan antara madrasah dan
sekolah Islam. Madrasah berada dalam naungan Kementrian Agama (Kemenag), sedangkan
sekolah Islam pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Selain itu,dari

6
segi bobot muatan materi keagamaannya, madrasah lebih banyak materi agama dibanding
sekolah Islam.
c). Pendidikan Tinggi Islam
Pendidikan Tinggi Islam juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang
modern. Dalam sejarah, pendidikan tinggi Islam yang tertua adalah Sekolah Tinggi Islam
(STI), yang menjadi cikal bakal pendidikan tinggi Islam selanjutnya. STI didirikan pada 8 Juli
1945 di Jakarta, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta, dan pada tahun 1948 resmi berganti
nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII). Selanjutnya, UII merupakan bibit utama dari
perguruan-perguruan tinggi swasta yang kemudian berkembang menjadi beberapa Universitas
Islam yang populer di Indonesia, seperti misalnya Universitas Ibn Kholdun di Bogor,
Universitas Muhammadiyah di Surakarta, Universitas Islam Sultan Agung di Semarang,
Universitas Islam Malang (UNISMA) di Malang, Universitas Islam Sunan Giri (UNSURI) di
Surabaya, Universitas Darul „Ulum (UNDAR) di Jombang dan lain-lain.
Menurut Tolhah Hasan, perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi Islam di Indonesia
banyak ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya: kredibilitas kepemimpinan, kreativitas
manajerial kelembagaan, pengembangan program akademik yang jelas dan kualitas dosen
yang memiliki tradisi akademik.
c. Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia
Pesantren yang dulunya masih tradisional senyatanya mengalami beberapa perubahan
dan perkembangan, seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pesantren yang dulunya tradisional, dalam pola pembelajaran dan muatan materi serta
kurikulumnya, kini telah mengalami perkembangan dengan mengadaptasi beberapa teori-teori
pendidikan yang dirasa bisa diterapkan di lingkungan pesantren. Alhasil, kini semakin banyak
bermunculan pesantren modern, yang dalam pola pembelajarannya tidak lagi konvensional,
tapi lebih modern dengan berbagai sentuhan manajemen pendidikan yang dinamis. Mayoritas
pesantren dewasa ini juga memberikan materi dan muatan pendidikan umum. Tidak sedikit
pesantren yang sekaligus memiliki lembaga sekolah dan manajemennya mengacu pada
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tak pelak, bahwa dinamika pendidikan Islam, di samping kemadrasahan, juga muncul
persekolahan yang lebih banyak mengadopsi model sekolah barat. Dan, kemunculannya itu
antara lain dipicu oleh kebutuhan masyarakat muslim yang berminat mendapatkan pendidikan
yang memudahkan memasuki lapangan kerja dalam lembaga pemerintahan maupun lembaga
swasta yang mensyaratkan memiliki keterampilan tertentu, seperti.teknik, perawat kesehatan,
administrasi dan perbankan. Pada perguruan tinggi Islam pun sejatinya juga mengalami
berbagai perubahan dan perkembangan. Dinamika dalam pendidikan tinggi Islam ini salah
satunya dapat diraba dari perubahan status dari Sekolah Tinggi, menjadi Institut, hingga kini
menjadi Universitas. Dengan demikian, materi dan bahan ajar yang ditawarkan di perguruan
tinggi Islam yang kini mayoritas menjadi Universitas, tidak hanya disiplin ilmu agama Islam
saja

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar pendidikan Islamyakni: “Al-qur`an, sunnah, ra`yu, dasar historis, dasar sosial, dasar
ekonomi, dasar politik, dasar psikologis dan dasar fisiologis”.
Adapun dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003.
Sedangkan pelaksanaan pendidikan islam di Indonesiasejatinya berlangsung sejak
masuknya Islam di Indonesia dengan masjid sebagai pusat peribadatan dan tempat belajar.
Setelah penggunaan masjid cukup optimal, maka muncullah “pesantren” yang kemudian
menjadi “akar pendidikan Islam di Indonesia”. Keberadaan pesantren senyatanya mendorong
lahirnya lembaga-lembaga pendidikan Islam lain setelah pesantren, di antaranya madrasah,
sekolah-sekolah Islam dan Perguruan Tinggi Islam. Dalam perjalanannya, lembaga-lembaga
pendidikan Islam tak luput dari berbagai dinamika yang ada, seiring dengan perkembangan
zaman. Pesantren, dari jenis pesantren tradisional ke pesantren modern. Madrasah yang
semakin memperbaiki kualitasnya dengan berbagai upaya, salah satunya peningkatan kualitas
guru. Dan, perguruan tinggi Islam yang dulunya masih berstatus Sekolah Tinggi, berkembang
menjadi Institut hingga akhirnya menjadi Universitas.
B. Saran
Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Karena itu penulis
berharap masukan dan saran yang membangun agar sempurnanya makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dra.Hj.Nur Uhbiyati.2005. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung:Pustaka Setia


Drs. Bukhari Umar, M.Ag.2010.Ilmu Pendidukan Islam, Jakarta:Amzah

https://pendidikanislamyes.wordpress.com/2014/05/08/dasar-dasar-pendidikan-islam/
diakses pada 08 oktober 2017 pkl. 07:02
http://ulashoim.blogspot.co.id/2012/06/pendidikan-islam-di-indonesia-makalah.html
diakses pada tanggal 06 oktober 2017 pkl.13:40
Dra.Hj.Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung:Pustaka Setia,2005,hal.19-22
https://pendidikanislamyes.wordpress.com/2014/05/08/dasar-dasar-pendidikan-islam/
Drs. Bukhari Umar, M.Ag, Ilmu Pendidukan Islam, Jakarta:Amzah,2010, hal.46-49

Anda mungkin juga menyukai