Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN KELUARGA


Tentang:

Konsep Dasar Pendidikan Keluarga Dalam Islam

Oleh Kelompok 1:

1. Lucky Zakwan (2214010186)


2. Wawan Setiawan (2214010215)
3. Muhammad Habibirrahim(2214010192)
4. Akramul Insan Zaer (2214010188)
5. Dori Juliandra (2214010184)

Dosen Pengampu:
Dr. Ulfatmi, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG


2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dasar Pendidikan
Keluarga Dalam Islam. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dr.
Ulfatmi, M.Ag. Pada mata kuliah PENDIDIKAN KELUARGA di Universitas
Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ulfatmi,


M.Ag selaku dosen dari mata kuliah PENDIDIKAN KELUARGA. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah wawasan terkait bidang yang ditekuni kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 23 Februari 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………. i
Daftar Isi……………………………………………………………………….... ii

BAB I Pendahuluan………………………………………………………. 1
1. Latar Belakang……………………………………………………... 1
2. Rumusan Masalah…………………………………………………. 2
3. Tujuan Penulisan………………………………………………….... 3

BAB II Pembahasan……………………………………………………….. 4
1. Pengertian Pendidikan dan Keluarga………………………………. 4
2. Hakikat Pendidikan……………………………………………….... 7
3. Fungsi Keluarga Dalam Pendidikan……………………………….. 7

BAB III Penutup…………………………………………………………….. 11


1. Kesimpulan…………………………………………………………. 11

Daftar Pustaka………………………………………………………………….. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1) Latar Belakang
Pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia, sejak
manusia lahir sampai meninggal dunia. Dengan kata lain pendidikan itu berlangsung
seumur hidup, yaitu sejak bayi dalam kandungan ibu hingga ke liang lahat. Oleh
karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Pendidikan secara umum bertujuan untuk menimbulkan pertumbuhan
yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, Intelektual,
rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia dengan segala aspek.
Bagaimanapun pendidikan merupakan salah satu kunci yang sangat esensial dalam
kehidupan umat manusia, baik dan buruknya sumber daya manusia adalah sangat
tergantung dari pendidikan yang di perolehnya, jika pendidikan yang di peroleh
seseorang memiliki kualitas yang baik, maka akan baik pula sumber daya manusia
yang dimiliki, karena itu desain pendidikan hendaknya di persiapkan secara matang
hingga hasil yang di capai akan memuaskan. Sejak pelita satu, bangsa Indonesia telah
merasakan bahwa pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pelita demi pelita telah
berjalan dengan selamat, dan sekarang kita sedang berada ke enam. Pembangunan
bangsa telah berjalan dengan cepat, sehingga berbagai kemajuan telah dapat kita
nikmati, terutama bidang fisik material. Sedangkan pembangunan bidang mental
spiritual berjalan mengiringi yang pertama.

Pendidikan anak dalam Islam untuk mendidik dan membina anak menjadi
dewasa dan bertanggung jawab baik secara moral, agama, dan sosial masyarakat.
Pendidikan anak dalam Islam adalah suatu perkara yang sangat penting dalam Islam.
Seorang pendidik, baik orang tua maupun guru hendaknya mengetahui betapa
besarnya tanggung jawab mereka terhadap pendidikan putra putrinya. Pada

1
hakikatnya pelaksanaan pendidikan anak merupakan amanat besar dari Allah SWT.
Orang tua harus serius dan bersungguh-sungguh dalam mendidik anak. Sesuai dengan
firman Allah SWT dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6;

ِ ٌ ‫ود ٰها ٱلنَّاس وٱ ْْلِجارةُ ٰعل ْٰي ٰها م ٓلٰأئِ ٰكةٌ ِغ َٰل‬ ۟ ۟
ُ ‫ظ ش ٰدا ٌد ََّّل يٰ ْع‬
َّ ‫صو ٰن‬
‫ٱَّللٰ ٰماأ‬ ٰ ٰٰ ٰ ُ ُ ُ‫س ُك ْم ٰوأٰ ْهلِي ُك ْم َٰن ًرا ٰوق‬
ٰ ‫ين ٰء ٰامنُوا قُأوا أٰن ُف‬
ِ
ٰ ‫ٰٓأَيٰيُّ ٰها ٱلَّذ‬
‫أ ٰٰم ٰر ُه ْم ٰويٰ ْف ٰعلُو ٰن ٰما يُ ْؤٰم ُرو ٰن‬

Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan”. (Q.S At-Tahrim; 6)
Ayat diatas menjelaskan bahwa orang tua mempunyai kewajiban mendidik
anak-anaknya agar terpelihara dari api neraka. Selain mendidik orang tua juga
memiliki kewajiban untuk membimbing, mengasuh dan mengarahkan anak-anaknya
untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
Pendidikan yang perlu ditanamkan sejak awal ialah pendidikan Agama Islam.

2) Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang masalah diatas,
maka penulis dapat mengidentifikasikan sebagai berikut:
a. Banyak orang tua yang tidak mengetahui peranan penting mereka sebagai
sekolah pertama atau lembaga pendidikan pertama pada anak.
b. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pola asuh pendidikan agama di masa
kanak-kanak.
c. Sebagian besar orang tua lebih mementingkan pekerjaan dan menyerahkan
pengasuhan anak kepada jasa asisten rumah tangga atau pengasuh anak (Baby
siter).

2
3) Tujuan Penulisan
Penelitian tentang pemikiran tokoh ini diharapkan memberikan kontribusi baik
secara teoretis maupun secara praktis. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan:
1) Dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dan juga menambah
kekayaan khazanah intelektual khususnya dalam keilmuan Pendidikan Agama
Islam.
2) Dapat memberikan informasi bagi para akademisi khususnya penulis untuk
mengetahui lebih luar pemikiran Prof. Dr. Zakiah Darajat tentang konsep
pendidikan Islam terhadap anak dalam keluarga. Dengan demikian dapat
memperbanyak khazanah kepustakaan dan menjadi refrensi bagi penelitian
selanjutnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan dan Keluarga


1.1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “Pedagogi” yaitu kata “paid” artinya “anak”
sedangkan “agogos” yang artinya membimbing “sehingga “ pedagogi” dapat di
artikan sebagai “ilmu dan Seni mengajar anak”. Istilah ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan kata Education yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Menurut Melmambessy Moses Pendidikan adalah
proses pengalihan pengetahuan secara sistematis dari seseorang kepada orang Lain
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh para ahli. Dengan adanya transfer
pengetahuan tersebut diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan
berpikir dan kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan
informal.1
Menurut Teguh Triwiyanto, pendidikan adalah usaha menarik sesuatu di
dalam manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar
terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah,
dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi
kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian hari dapat memainkan
peranan hidup secara tepat. 2
Sedangkan Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan secara luas yaitu:
“pengembangan Pribadi dalam semua aspeknya”. Dalam arti bahwa yang
dimaksud “pengembangan pribadi” sudah mencakup pendidikan oleh diri sendiri,

1 Melmambessy Moses, “Analisis Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman Kerja terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua,” Media Riset Bisnis dan
Manajemen, April 8, 2012, 18–36.
2 Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan (Bumi Aksara, 2021).

4
lingkungan dan orang lain. Sedangkan kata “semua aspek”, sudah mencakup
jasmani, akal, dan hati.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah usaha Secara sadar yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk
menyiapkan peserta didik menuju kedewasaan, berkecakapan tinggi,
berkepribadian atau berakhlak mulia, dan kecerdasan berpikir Melalui bimbingan
dan latihan manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang sempurna.

1.2. Pengertian Keluarga


Keluarga berasal dari bahasa Sangsekerta: kula dan warga "keluarga" yang
berarti "anggota atau kelompok kerabat". Keluarga adalah lingkungan di mana
beberapa orang yang memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti (nuclear
family ) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Adapun keluarga non-inti
atau yang dikenal dengan keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang
terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk
dari keturunan masing-masing istri dan suami.
M. Yusuf mengemukakan bahwa pendidikan keluarga adalah bimbingan
atau pembelajaran yang diberikan terhadap anggota dari kumpulan suatu
keturunan atau satu tempat tinggal, yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak dan lain
sebagainya. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar, agama dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup
yang diperlukan peserta didik untuk dapat berperan dalam keluarga dan dalam
masyarakat.
Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Ketika orang tua
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mendidik anak, maka pada waktu
yang sama anak menghajatkan pendidikan dari orang tua. Dalam UU Sisdiknas
disebutkan bahwa pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan

5
luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga, dan memberikan keyakinan
agama, nilai budaya, nilai moral dan ketrampilan.
Keluarga adalah kumpulan beberapa orang Yang karena terikat oleh satu
turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,
esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk
memuliakan masing-masing anggotanya. Keluarga berperan menciptakan
persahabatan, kecintaan, rasa aman, hubungan antar pribadi yang bersifat
kontinyu, semua itu merupakan dasar-dasar bagi perkembangan kepribadian anak.
Ki Hajar Dewantara keluarga adalah Dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan. Kalau ditinjau dari ilmu sosiologi, keluarga adalah bentuk
masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh suatu
keturunan, yakni kesatuan antara ayah ibu dan anak yang merupakan kesatuan
kecil dari bentuk-bentuk kesatuan masyarakat. Ciri hakiki suatu keluarga ialah
bahwa Keluarga itu merupakan “suatu persekutuan hidup yang dijalin kasih
sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan,
yang Bermaksud untuk saling menyempurnakan diri”. Sedangkan fungsi keluarga
itu ada delapan jenis, yaitu: (1) fungsi edukasi, (2) fungsi sosialisasi, (3), fungsi
proteksi, (4) fungsi afeksi, (5) fungsi religius, (6) fungsi ekonomi, (7) fungsi
rekreasi, (8) fungsi biologis . Berdasarkan beberapa fungsi di atas terlihat bahwa
salah satu fungsi keluarga ialah fungsi pendidikan. Hal ini berarti bahwa orang tua
sebagai pendidik pertama dan utama mempunyai kewajiban dalam memberikan
pendidikan kepada anak-anaknya termasuk pendidikan moral.

6
2. Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of


culture and transfer of religius yang diarahkan pada upaya untuk memanusiakan
manusia. Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan
dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah
kemampuan untuk mendidik diri sendiri. 3
Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-
nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Al-quran dan as-Sunnah
(Hadits) sehingga menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil). Dengan
demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan
tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi
berikut:
1) Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan
antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
2) Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3) Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
4) Pendidikan berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu

3. Fungsi Keluarga Dalam Pendidikan


Dalam kehidupan manusia, keperluan dan hak kewajiban, perasaan dan
keinginan adalah hak yang komplek. Pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari
keluarga sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan diri seseorang, dan
akan binasalah pergaulan seseorang bila orang tua tidak menjalankan tugasnya
sebagai pendidik. Secara sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk

3Dudung Rahmat hidayat, “HAKIKAT PENDIDIKAN,” n.d.,


http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195204141980021-
DUDUNG_RAHMAT_HIDAYAT/HAKIKAT_PENDIDIKAN.pdf.

7
menciptakan suatu masyarakat yang aman, tenteram, bahagia dan sejahtera, yang
semua itu harus dijalankan oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil. Dalam buku
Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern, dijelaskan bahwa .Berdasarkan
pendekatan budaya, keluarga minimal mempunyai tujuh fungsi, yaitu, fungsi
biologis, edukatif, religius, proyektif, sosialisasi, rekreatif dan ekonomi.

Keluarga sebagai kesatuan hidup bersama, menurut ST. Vembriarto,


mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya dengan kehidupan si anak, yaitu:
1) Fungsi biologis; yaitu keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak; secara
biologis anak berasal dari orang tuanya. Mula-mula dari dua manusia, seorang
pria dan wanita yang hidup bersama dalam ikatan nikah, kemudian berkembang
dengan lahirnya anak-anaknya sebagai generasi penerus atau dengan kata lain
kelanjutan dari identitas keluarga.
2) Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial
yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan rasa aman).
3) Fungsi sosialisasi; yaitu fungsi keluarga dalam membentuk kepribadian anak.
Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah
laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka
perkembangan kepribadiannya.
4) Fungsi pendidikan; yaitu keluarga sejak dahulu merupakan institusi pendidikan.
Dahulu keluarga merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak
agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di masyarakat. Sekarang pun
keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama dalam
mengembangkan dasar kepribadian anak. Selain itu keluarga/orang tua menurut
hasil penelitian psikologi berfungsi sebagai faktor pemberi pengaruh utama
bagi motivasi belajar anak yang pengaruhnya begitu mendalam pada setiap
langkah perkembangan anak yang dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.
5) Fungsi rekreasi; yaitu keluarga merupakan tempat/medan rekreasi bagi
anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan.

8
6) Fungsi keagamaan; yaitu keluarga merupakan pusat pendidikan, upacara dan ibadah
agama bagi para anggotanya, di samping peran yang dilakukan institusi agama. Fungsi
ini penting artinya bagi penanaman jiwa agama pada si anak; sayangnya sekarang ini
fungsi keagamaan ini mengalami kemunduran akibat pengaruh sekularisasi. Hal ini
sejalan dengan Hadits Nabi SAW yang mengingatkan para orang tua:

‫ص ٰرانِ ِه‬ ِ ِ
ِِّ ‫سانِ ِه أ ْٰو يُٰن‬ ِ ٍ
ٰ‫ج‬ِِّ ُٰ‫ فٰأٰبٰ ٰواهُ يُ ٰه ِِّو ٰدانِه أ ْٰو ُي‬،‫ُكلُّ ٰم ْول ُْود يُ ْولٰ ُد ٰعلٰى الْفط ْٰرة‬
Artinya: “Setiap anak dilahirkan secara fitrah, orang tuanya lah yang akan
menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi..”

7) Fungsi perlindungan; yaitu keluarga berfungsi memelihara, merawat dan


melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini oleh keluarga
sekarang tidak dilakukan sendiri tetapi banyak dilakukan oleh badan-badan
sosial seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tubuh mental, anak yatim
piatu, anak-anak nakal dan perusahaan asuransi.

Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung


dari gangguan-gangguan seperti gangguan udara dengan berusaha menyediakan
rumah, gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan dan gangguan
bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar/tembok dan lain-lain. Menurut
Abu Ahmadi, ia menambahkan satu fungsi keluarga selain ketujuh fungsi di atas
yaitu fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi adalah keluarga berusaha menyelenggarakan
kebutuhan manusia yang pokok, di antaranya kebutuhan makan dan minum,
kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan kebutuhan tempat tinggal.
Berhubung dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua
diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup
makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.

Dari berbagai fungsi keluarga yang telah diuraikan di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar di

9
dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Karena sangat berpengaruh sekali
kepada anak apabila ia tidak menjalankan tugasnya sebagai kepala keluarga, dalam
rangka:

1) Memelihara dan membesarkan anaknya.


2) Melindungi dan menjamin keselamatan, baik jasmani maupun rohani, dari
berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan
hidup yang sesuai dengan Falsafah hidup dan agama yang dianutnya.
3) Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang
untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang
dapat Dicapainya.
4) Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan
dan tujuan hidup muslim.

10
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pendidikan secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa
Yunani paedagogiek yang artinya ilmu yang membicarakan cara-cara memberikan
bimbingan pada anak. Sedangkan dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan
dengan kata yang berasal dari bahasa Yunani educare yang mengandung arti
membawa keluar sesuatu yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar
tumbuh dan berkembang.
Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama yang dikenal oleh anak. Hal
ini disebabkan, karena kedua orang tualah orang yang pertama dikenal dan
diterimanya pendidikan. Bimbingan , perhatian, dan kasih sayang yang terjalin antara
kedua orang tua dengan anak-anaknya, merupakan basis yang ampuh bagi
pertumbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai sosial dan religius pada diri
anak didik.
Hakikat pendidikan yaitu instrumen yang diterapkan secara teknologi untuk
pendidikan seluruh manusia dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Pendidikan adalah
upaya untuk membuat materi hidup siap untuk lingkungan yang berubah dengan
cepat. Pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses interaksi manusia yang
menyeimbangkan antara otoritas pendidik dan kedaulatan subjek siswa. Pendidikan
akan ada seumur hidup. Pendidikan meningkatkan kualitas diri Anda atau komunitas
lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

hidayat, Dudung Rahmat. “HAKIKAT PENDIDIKAN,” n.d.


http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/19520414
1980021-DUDUNG_RAHMAT_HIDAYAT/HAKIKAT_PENDIDIKAN.pdf.

Moses, Melmambessy. “Analisis Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman


Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Papua.” Media Riset Bisnis dan Manajemen, April 8, 2012, 18–36.

Triwiyanto, Teguh. Pengantar Pendidikan. Bumi Aksara, 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai