PENDIDIKAN KELUARGA
Tentang:
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pengampu:
2023M/1444 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada pemakalah untuk menyelesikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nyalah
pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KOMPONEN PENDIDIKAN
KELUARGA DALAM ISLAM. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dr.
Ulfatmi, M.Ag. Pada mata kuliah Pendidikan Keluarga di Universitas Islam Negeri
(UIN) Imam Bonjol Padang. Selain itu, Penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.
Pemakalah juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Pemakalah menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan pemakalah terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang........................................................................................................ 1
PEMBAHASAN
PENUTUP
1.Kesimpulan ............................................................................................................. 12
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga dalam pandangan Islam mempunyai arti yang tidak kecil. Bahkan Islam
menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah
yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidak harmonisan dan kehancuran.
Keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan
merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim
yang mampu meninggikan kalimat Allah SWT..
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
PEMBAHASAN
Setiap orang tua tentu mendambakan anaknya menjadi anak yang shaleh, yang
memberi kesenangan dan kebanggaan kepada mereka. Kehidupan seorang anak tak lepas
dari keluarga (orang tua), karena sebagian besar waktu anak terletak dalam keluarga. Peran
orang tua yang paling mendasar di dalam mendidik agama kepada anak-anak mereka
adalah sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena dari orangtua anak pertama kali
menerima pendidikan baik itu pendidikan umum maupun agama. Adapun peranan keluarga
dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1) orang tua berfungsi sebagai pendidik
keluarga; 2) peranan ibu dalam mendidikan keluarga; 3) peranan ayah dalam mendidik
keluarga; 4) peranan nenek dalam mendidik keluarga; 5) peranan pembantu rumah tangga
dalam mendidik keluarga. Berikut penjelasan peranan keluarga serta ayat Al-Quran dan
hadis sebagai pendidik yang utama didalam keluarga,sebagai uraian berikut:
Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sangatlah besar, terutama dalam
pendidikannya. Pendidikan agama dalam keluarga telah disyariatkan oleh Allah SWT
dalam al-Quran dan diinterpretasikan melalui hadits Nabi Muhammad SAW.
Diantaranya adalah sebagai berikut: 1
Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
1
Haderani, Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Islam, Vol.XII No.24, Ilmu Pendidikan Dan Kedakwahan, jurnal
STAI AL-WASHLIYAH Barabai, 2019. Hal 31-32.
2
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
(Q.S. At- Tahrim : 6)2
اَ ْل َما ُل َو ْالبَـنُ ْونَ ِز ْينَةُ ْال َح ٰيوةِ الدُّ ْنيَا َوا ْل ٰب ِقيٰتُ ال ه
ص ِلحٰ تُ َخي ٌْر ِع ْندَ َربِكَ ثَ َوا بًا َّو َخي ٌْر اَ َم ًَل
Artinya:" Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan". (Q.S. Al-Kahfi : 46).3
اجنَا َوذُ ِريّٰتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُن َّواجْ َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ اِ َما ًما
ِ َوالَّ ِذيْنَ يَقُ ْولُ ْونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َو
ٰٰۤ ُ
س ٰل ًما َ ولىِٕكَ يُجْ زَ ْونَ ْالغُ ْرفَةَ بِ َما
َ صبَ ُر ْوا َويُلَقَّ ْونَ فِ ْي َها ت َِحيَّةً َّو ا
Terjemahan surah al furqon ayat 74-75; “Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan
kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang
bertakwa”. Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga)
atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan
salam.” (Q.S. Al-Furqon : 74-75).4
ِ سا ِن ِه أَ ْو يُن
َص َرا ِن ِه ْ علَى ْال ِف
َ فَأ َ َب َواهُ يُ َه ِو َدا ِن ِه أَ ْو يُ َم ِج،ط َر ِة َ ُُكل َم ْولُ ْود ي ُْولَد
“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (Riwayat Muslim).
2 Tim Al-Huda. Al-Quran Terjemah Tajwid Edisi Tahun 2017. (Depok : Penerbit Al-Huda 2017). Hal 561.
3
Ibid, hal 300.
4Ibid, hal 367.
3
e. Rasulullah SAW. bersabda :
َوفَ ِرقُوا، ع ْشرَ علَ ْي َها َو ُه ْم أَ ْبنَا ُء َ صال ِة َو ُه ْم أَ ْبنَا ُء
َ َواض ِْربُو ُه ْم، َسب ِْع ِسنِين َّ ُم ُروا أَ ْوال َد ُك ْم ِبال
اج ِع
ِ ض َ َب ْينَ ُه ْم ِفي ْال َم
“Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan salat saat usia mereka tujuh tahun,
dan pukulah mereka (jika meninggalkannya) saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan
tempat tidur mereka.” (Riwayat Abu Daud).5
5
Mufatihtut Taubah, Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam, Vol.03, No 01, jurnal Pendidikan Agama
Islam, 2015. Hal 118-136.
4
Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula. Anak
memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsinya atau prestisenya. Kegiatan
seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada
anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah agak besar.
d) pelindung terhadap ancaman dari luar, hakim atau yang mengadili jika terjadi
perselisihan,
Selain oleh ibu dan ayahnya, banyak pula anak-anak yang menerima pendidikan
dari neneknya, baik nenek laki-laki maupun nenek perempuan ataupun keduanya.
Umumnya, nenek itu merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih
sayangnya yang berlebih-lebihan terhadap cucu- cucunya. Mereka tidak mengharapkan
sesuatu dari cucu-cucunya itu, mereka semata-mata memberi belaka. Maka dari itu,
mereka memanjakan cucu-cucunya dengan sangat berlebih-lebihan.
5
Dalam suatu keluarga yang diam serumah dengan nenek, sering kali terjadi
pertengkaran atau perselisihan antara orang tua anak dan nenek mengenai cara mendidik
anak-anaknya. Pandangan orang tua anak tentang mendidik anaknya sering
bertentangan dengan pandangan nenek yang merasa bahwa si nenek itu sudah lebih
banyak "makan garam" daripada anaknya (orang tua anak itu).
6
tetap berperan dan menentukan pendidikan anak-anak adalah orang tua, yaitu ayah dan
ibu.6
Materi atau kurikulum pendidikan yang akan diajarkan dalam keluarga seharusnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan itu sendiri. Asas atau dasar materi
pendidikan yang akan diberikan kepada anak hendaknya berdasarkan pada asas agama,
asas falsafah, asas psikologi, dan asas sosial.
Pendidikan yang berasaskan agama akan membantu anak untuk memiliki iman yang
kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang akan membentuk pribadi yang bertaqwa dan
berakhlak mulia. Materi yang berasaskan falsafah berarti materi yang bermuatan nilai-nilai
spiritual, nilai-nilai natural, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai realistik, nilai-nilai
perubahan, dan nilai-nilai kemanfaatan. Materi yang berasaskan psikologi berarti
pendidikan yang diberikan seharusnya disesuaikan dengan tahap perkembangan,
pertumbuhan, bakat, minat dan karakter anak. Materi yang berasaskan sosial berarti materi
yang berisikan niali-nilai ideal, ketrampilan, cara berpikir, adat-kebiasaan, tradisi, seni, dan
unsur sosial kemasyarakatan lainnya.7
Secara garis besar materi pendidikan keluarga dapat dikelompokkan menjadi tiga :
1. Materi penguasaan diri. Proses mengajar anak untuk menguasai diri ini dimulai
pada waktu orang tua melatih anak untuk memelihara kebersihan dirinya, ini adalah
latihan penguasaan diri pertama anak. Kemudian berkembang dari yang bersifat
fisik kepada penguasaan diri secara emosional. Orang tua dalam hal ini dituntut
melatih anak, baik secara instruksi maupun demokrasi.
2. Materi nilai, yakni penanaman nilai-nilai dalam diri anak bersamaan dengan
penguasaan diri. Misalnya saat bermain, orang tua dapat menyuruh anaknya untuk
meminjamkan mainannya kepada temannya. Nilai dalam diri seseorang mulai
6 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011).
Hal 82-84.
7 Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 53.
7
terbentuk pada saat anak berusia 6 tahun, sehingga keluarga mempunyai peran
penting dalam menanamkan nilai pada anak.
3. Materi peranan sosial. Setelah anak muncul kesadaran diri sendiri yang
membedakannya dengan orang lain, anak mulai mempelajari peranan-peranan
sosial yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya. Hal itu dipelajari dari interaksi
sosial dalam keluarga kemudian dilanjutkan di lingkungan kelompok sebaya,
sekolah, dan sebagainya.8
1. Metode Keteladanan.
Keteladanan merupakan metode yang paling berpengaruh bagi anak. Setiap ucapan
dan perbuatan orang tua akan dicontoh anak- anaknya. Dalam hal ini pendidik harus
mencontohkan hal-hal yang baik kepada anak bukan hanya dengan perintah saja,
sehingga hal-hal baik yang selalu dilakukan orang tua akan ditirunya.
2. Metode Pembiasaan.
3. Metode Pembinaan.
Pembinaan adalah arahan atau bimbingan yang intensif terhadap jiwa anak
sehingga akan tumbuh pemahaman yang mendalam dan kesadaran untuk berperilaku
sesuai dengan bimbingan yang diberikan. Metode pembinaan atau pemberian
8
M.Padil dan Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2007) hlm. 127-128
8
pengetahuan kepada anak ini diantaranya meliputi akidah, akhlak, ibadah, sosial,
kejiwaan, jasmani, intelektual dan etika seksual.
4. Metode Kisah
Dengan kisah atau cerita akan berpengaruh bagi jiwa dan akal anak melalui hikmah
yang dapat diambil dari cerita tersebut. Misalnya kisah-kisah dari Al-Qur'an mengenai
kaum atau orang yang durhaka kepada Allah, kisah sahabat dan kisah orang-orang
shaleh lainnya.
5. Metode Dialog.
Dialog merupakan proses komunikasi dan interaksi yang harus terjaga dalam
keluarga. Metode ini dilakukan dengan komunikasi yang intim, dari hati ke hati,
bertukar pikiran antara orang tua dengan anak yang bertujuan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi anak.
Orang tua sebagai pendidik harus memberikan pemahaman sejak dini bahwa setiap
perbuatan akan ada konsekuensinya. Anak yang melakukan perbuatan yang baik akan
mendapat hadiah bukan hanya materi mungkin bisa juga dengan pujian, sebaliknya anak
yang melakukan perbuatan yang buruk akan mendapat hukuman bukan semata-mata
hukuman fisik namun dengan meminta anak agar bertanggung jawab dengan kesalahan
yang dilakukan.
7. Metode Internalisasi
Metode ini mengupayakan kesadaran untuk melakukan kebaikan melalui tiga tahap
yaitu earning to know, learning to do,dan learning to be atau dengan konsep,
demonstrasi dan kebiasaan.9
9
Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis, …, hlm. 60-70
9
D. Media dan Evaluasi Pendidikan Dalam Isalm
Dalam pendidikan Islam media merupakan alat dalam menyampaikan pesan kepada
seseorang penerima yang disampaikan itu haruslah benar agar tidak terjadinya fitnah
dan kesalahan dalam menerima informasi. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam
surah Al-ahzab ayat 70 ;
Artinya : “"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar,"(Q.S al-Ahzab :70).10
Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperhensif
dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religious, karena
manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersifat
religious, melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan
berbakti kepada tuhan dan masyarakatnya. “Sedangkan menurut prof. Dr. H. Ramayulis
dalam bukunya ilmu pendidikan islam, evaluasi pendidikan islam merupakan suatu
10
Op.cit, Hal 428.
10
kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan
islam”.11
d. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan
selaku anggota masyarakat serta selaku holifah di muka bumi.
11
Ramaliyus, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), h. 42.
12
Ibid, Hal 25-28.
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya pendidikan keluarga telah
diatur di dalam islam yang mana dalam pendidikan ini terlibat di dalamnya adalah peranan
seperti ibu sebagai pendidik utama dalam keluarga, ayah sebagai penafkah dan nenek
dalam kasih sayang. Dan peserta didiknya adalah seorang anak.
Adapun metode yang digunakan dalam mendidik keluarga sebagai berikut ; 1)
metode keteladanan; 2) metode pembiasaan; 3) metode pembinaan; 4) metode kisah; 5)
metode dialog; 6) metode ganjaran dan hukuman; 7) metode internalisasi. Dan media yang
digunakan dalam mendidik anak terutama Al- Quran dan hadits Rasulullah SAW., adapun
evaluasi adalah cara orang tua dalam menilai tingkah laku anak dan mengarahkannyan
kearah yang lebih baik lagi.
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca. Pemakalah mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam kata dan kalimat
yang kurang jelas, kurang dimengerti dan lugas, tentu banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya materi dan referensi yang kami peroleh serta sedikitnya pengalaman
dan ilmu kami. Pemakalah juga sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa diterima dengan baik. Aamiin.
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Huda, Tim. (2017). Al-Quran Terjemah Tajwid Edisi Tahun 2017. (Depok : Penerbit Al-
Huda).
Haderani. (2019). Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Islam, Vol.XII No.24, Ilmu Pendidikan
Dan Kedakwahan, jurnal STAI AL-WASHLIYAH Barabai.
Taubah, Mufatihtut. (2015). Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam, Vol.03, No 01,
jurnal Pendidikan Agama Islam.
Ngalim, M, Purwanto. (2011). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA).
13