Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN KELUARGA
Tentang:

KOMPONEN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM

Disusun Oleh:

Kelompok 2

AFRI NALDI (2214010182)

AHSAN NADYA (2214010212)

AHMAD FAUZAN (2214010197)

RAIHAN FADHILLAH (2214010201)

MUHAMMAD ALFI (2214010185)

WILDAN SATIO SIREGAR (2214010189)

Dosen Pengampu:

Dr. Ulfatmi, M.Ag

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2023M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada pemakalah untuk menyelesikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nyalah
pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KOMPONEN PENDIDIKAN
KELUARGA DALAM ISLAM. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dr.
Ulfatmi, M.Ag. Pada mata kuliah Pendidikan Keluarga di Universitas Islam Negeri
(UIN) Imam Bonjol Padang. Selain itu, Penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Pemakalah mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ulfatmi,


M.Ag selaku dosen dari mata kuliah Pendidikan Keluarga. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah wawasan terkait bidang yang ditekuni pemakalah.

Pemakalah juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Pemakalah menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan pemakalah terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 27 Februari 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang........................................................................................................ 1

2.Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

3.Tujuam Pembahasan ............................................................................................... 1

PEMBAHASAN

1.Pendidik dan Peserta Didik Dalam Pendidikan Keluarga ...................................... 2

2.Materi Pendidikan Keluarga Dalam Islam ............................................................. 7

3.Metode Pendidikan Keluarga Dalam Islam ............................................................ 8

4.Media dan Evaluasi Pendidikan Keluarga Dalam Islam ........................................ 10

PENUTUP

1.Kesimpulan ............................................................................................................. 12

2.Kritik dan Saran ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penciptaan manusia, Allah SWT. menciptakan manusia secara bersuku-suku


berbangsa-bangsa untuk saling kenal-mengenal agar lebih bertakwa kepada Allah SWT..
maka diciptakanlah manusia berpasang-pasangan untuk menjalani kehidupan di dunia ini
dalam kata rumah tangga/keluarga. Keluarga merupakan sentral dari kehidupan manusia;
dari keluarga itulah manusia membina dan membangun generasi; dari keluarga itulah
masing- masing memiliki rasa tanggung jawab untuk melakukan tugasnya sebagai anggota
keluarga; dari keluarga itulah rasa agama dan keagamaan dapat dibina dan dibangun.

Keluarga dalam pandangan Islam mempunyai arti yang tidak kecil. Bahkan Islam
menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah
yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidak harmonisan dan kehancuran.
Keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan
merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim
yang mampu meninggikan kalimat Allah SWT..

B. Rumusan Masalah

1.Siapa pendidik dan peserta didik dalam pendidikan keluarga?


2.Apa saja materi pendidikan keluarga dalam Islam?
3.Apa saja Metode pendidikan keluarga dalam Islam?
4.Apa saja media dan evaluasi pendidikan keluarga dalam Islam?

C. Tujuan

1.Untuk memahami pendidik dan peserta didik dalam pendidikan keluarga.


2.Untuk memahami materi pendidikan keluarga dalam Islam.
3.Untuk memahami metode pendidikan keluarga dalam Islam.
4.Untuk memahami media dan evaluasi pendidikan keluarga dalam Islam.

1
PEMBAHASAN

A. Pendidik dan Peserta Didik Dalam Keluarga Islam

Setiap orang tua tentu mendambakan anaknya menjadi anak yang shaleh, yang
memberi kesenangan dan kebanggaan kepada mereka. Kehidupan seorang anak tak lepas
dari keluarga (orang tua), karena sebagian besar waktu anak terletak dalam keluarga. Peran
orang tua yang paling mendasar di dalam mendidik agama kepada anak-anak mereka
adalah sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena dari orangtua anak pertama kali
menerima pendidikan baik itu pendidikan umum maupun agama. Adapun peranan keluarga
dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: 1) orang tua berfungsi sebagai pendidik
keluarga; 2) peranan ibu dalam mendidikan keluarga; 3) peranan ayah dalam mendidik
keluarga; 4) peranan nenek dalam mendidik keluarga; 5) peranan pembantu rumah tangga
dalam mendidik keluarga. Berikut penjelasan peranan keluarga serta ayat Al-Quran dan
hadis sebagai pendidik yang utama didalam keluarga,sebagai uraian berikut:

1. Orang tua sebagai pendidik keluarga

Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sangatlah besar, terutama dalam
pendidikannya. Pendidikan agama dalam keluarga telah disyariatkan oleh Allah SWT
dalam al-Quran dan diinterpretasikan melalui hadits Nabi Muhammad SAW.
Diantaranya adalah sebagai berikut: 1

a. Al-Quran Surat At-Tahrim ayat 6

ٌ ‫علَ ْي َها َم ٰلٰٓئِ َكةٌ ِغ ََل‬


‫ظ ِشدَا دٌ ََّّل‬ َ ُ ‫س َوا ْل ِح َجا َرة‬ َ ُ‫ٰٰۤيا َ يُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا قُ ٰۤ ْوا اَ ْنف‬
ُ ‫س ُك ْم َواَ ْه ِل ْي ُك ْم نَا ًرا َّوقُ ْودُهَا النَّا‬
َ‫ّٰللاَ َم ٰۤا اَ َم َر ُه ْم َويَ ْفعَلُ ْونَ َما يُؤْ َم ُر ْون‬ ‫ص ْونَ ه‬ ُ ‫يَ ْع‬

Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

1
Haderani, Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Islam, Vol.XII No.24, Ilmu Pendidikan Dan Kedakwahan, jurnal
STAI AL-WASHLIYAH Barabai, 2019. Hal 31-32.

2
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
(Q.S. At- Tahrim : 6)2

b. Al-Quran Surat Al-Kahfi ayat 46

‫اَ ْل َما ُل َو ْالبَـنُ ْونَ ِز ْينَةُ ْال َح ٰيوةِ الدُّ ْنيَا َوا ْل ٰب ِقيٰتُ ال ه‬
‫ص ِلحٰ تُ َخي ٌْر ِع ْندَ َربِكَ ثَ َوا بًا َّو َخي ٌْر اَ َم ًَل‬

Artinya:" Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan". (Q.S. Al-Kahfi : 46).3

c. Al-Quran Surat Al-Furqon ayat 74-75

‫اجنَا َوذُ ِريّٰتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُن َّواجْ َع ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ اِ َما ًما‬
ِ ‫َوالَّ ِذيْنَ يَقُ ْولُ ْونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن اَ ْز َو‬
ٰٰۤ ُ
‫س ٰل ًما‬ َ ‫ولىِٕكَ يُجْ زَ ْونَ ْالغُ ْرفَةَ بِ َما‬
َ ‫صبَ ُر ْوا َويُلَقَّ ْونَ فِ ْي َها ت َِحيَّةً َّو‬ ‫ا‬

Terjemahan surah al furqon ayat 74-75; “Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan
kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang
bertakwa”. Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga)
atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan
salam.” (Q.S. Al-Furqon : 74-75).4

d. Rasulullah SAW. bersabda :

ِ ‫سا ِن ِه أَ ْو يُن‬
‫َص َرا ِن ِه‬ ْ ‫علَى ْال ِف‬
َ ‫ فَأ َ َب َواهُ يُ َه ِو َدا ِن ِه أَ ْو يُ َم ِج‬،‫ط َر ِة‬ َ ُ‫ُكل َم ْولُ ْود ي ُْولَد‬

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (Riwayat Muslim).

2 Tim Al-Huda. Al-Quran Terjemah Tajwid Edisi Tahun 2017. (Depok : Penerbit Al-Huda 2017). Hal 561.
3
Ibid, hal 300.
4Ibid, hal 367.

3
e. Rasulullah SAW. bersabda :
‫ َوفَ ِرقُوا‬، ‫ع ْشر‬َ ‫علَ ْي َها َو ُه ْم أَ ْبنَا ُء‬ َ ‫صال ِة َو ُه ْم أَ ْبنَا ُء‬
َ ‫ َواض ِْربُو ُه ْم‬، َ‫سب ِْع ِسنِين‬ َّ ‫ُم ُروا أَ ْوال َد ُك ْم ِبال‬
‫اج ِع‬
ِ ‫ض‬ َ ‫َب ْينَ ُه ْم ِفي ْال َم‬

“Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan salat saat usia mereka tujuh tahun,
dan pukulah mereka (jika meninggalkannya) saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan
tempat tidur mereka.” (Riwayat Abu Daud).5

2. Peranan ibu sebagai pendidik keluarga

Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang terpenting


terhadap anak-anaknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang selalu di sampingnya.
Ibulah yang memberi makan dan minum, memelihara, dan selalu bercampur gaul
dengan anak-anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada
kepada anggota keluarga lainnya.

Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasaryang tidak


dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibuhendaklah seorang yang
bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya.Sebagian orang mengatakan kaum ibu
adalah pendidik bangsa. Berikut peranan ibu dalam pendidikan anak- anaknya adalah
sebagai berikut:

a) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang

b) Pengasuh dan pemelihara.

c) Tempat mencurahkan isi hati.

d) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga.

e) Pembimbing hubungan pribadi.

f) Pendidik dalam setip segi emosional.

3. Peranan ayah sebagai pendidik keluarga

5
Mufatihtut Taubah, Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam, Vol.03, No 01, jurnal Pendidikan Agama
Islam, 2015. Hal 118-136.

4
Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula. Anak
memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsinya atau prestisenya. Kegiatan
seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada
anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah agak besar.

Meskipun demikian, di beberapa keluarga masih dapat kita lihat kesalahan-


kesalahan pendidikan yang diakibatkan oleh tindakan seorang ayah. Karena sibuknya
bekerja mencari nafkah, si ayah tidak ada waktu untuk bergaul mendekati anak-anaknya.
Lebih celaka lagi seorang ayah yang sengaja tidak mau berurusan dengan pendidikan
anak-anaknya. Ia mencari kesenangan bagi dirinya sendiri saja. Segala kekurangan dan
kesalahan yang terdapat di dalam rumah tangga mengenai pendidikan anak-anaknya
dibebankan kepada istrinya, dituduhnya dan dimaki- makinya istrinya.

Berikut peranan ayah dalam mendidik keluarga :

a) sumber kekuasaan di dalam keluarga,

b) penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar,

c) pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga,

d) pelindung terhadap ancaman dari luar, hakim atau yang mengadili jika terjadi
perselisihan,

e) pendidik dalam segi-segi rasional.

4. Peranan nenek sebagai pendidik keluarga

Selain oleh ibu dan ayahnya, banyak pula anak-anak yang menerima pendidikan
dari neneknya, baik nenek laki-laki maupun nenek perempuan ataupun keduanya.
Umumnya, nenek itu merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih
sayangnya yang berlebih-lebihan terhadap cucu- cucunya. Mereka tidak mengharapkan
sesuatu dari cucu-cucunya itu, mereka semata-mata memberi belaka. Maka dari itu,
mereka memanjakan cucu-cucunya dengan sangat berlebih-lebihan.

5
Dalam suatu keluarga yang diam serumah dengan nenek, sering kali terjadi
pertengkaran atau perselisihan antara orang tua anak dan nenek mengenai cara mendidik
anak-anaknya. Pandangan orang tua anak tentang mendidik anaknya sering
bertentangan dengan pandangan nenek yang merasa bahwa si nenek itu sudah lebih
banyak "makan garam" daripada anaknya (orang tua anak itu).

Dari pengalaman, orang dapat mengetahui bahwa untuk kepentingan pendidikan


anak-anaknya sering lebih baik jika keluarga itu tinggal terpisah dari nenek. Kunjungan
nenek yang sewaktu-waktu dan bermalam sekali- kali di rumah orang tua anak telah
cukup untuk menyenangkan hati anak.

5. Peranan Pembantu Rumah Tangga (Pramuwisma)

Keluarga yang berkecukupan sosial-ekonominya sering memiliki seorang atau lebih


pembantu rumah tangga atau pramuwisma. Tugas pramuwisma, di samping
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, dan
menyetrika pakaian, membersihkan halaman, menyiram tanaman hias sering pula
diserahi tugas untuk mengasuh atau memelihara anak-anak. Bahkan, ada pula
pramuwisma yang diserahi tugas khusus untuk mengasuh dan memelihara anak-anak
yang masih kecil (babysitter) karena kedua orang tua anak-anak itu sibuk bekerja atau
mencari nafkah di luar rumah. Dalam hal yang demikian pramuwisma dapat dikatakan
anggota keluarga yang juga turut berperan dalam pendidikan anak-anak di dalam
keluarga.

Pada umumnya pramuwisma (yang bukan babysitter) tidak memiliki pengetahuan


ataupun pengalaman yang cukup dalam hal mengasuh atau mendidik anak-anak, apalagi
pramuwisma yang masih muda atau belum pernah berkeluarga. Oleh karena itu, bagi
para orang tua, betapapun sibuk dan sempitnya waktu terluang, tidak baik jika
menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya kepada pramuwisma. Peranan
pramuwisma sebagai pembantu rumah tangga seyogianya hanyalah sebagai "pembantu"
pula dalam mengasuh dan mendidik anak-anak di dalam keluarga. Sedangkan yang

6
tetap berperan dan menentukan pendidikan anak-anak adalah orang tua, yaitu ayah dan
ibu.6

B. Materi Pendidikan Keluarga dalam Islam

Materi atau kurikulum pendidikan yang akan diajarkan dalam keluarga seharusnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan itu sendiri. Asas atau dasar materi
pendidikan yang akan diberikan kepada anak hendaknya berdasarkan pada asas agama,
asas falsafah, asas psikologi, dan asas sosial.

Pendidikan yang berasaskan agama akan membantu anak untuk memiliki iman yang
kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang akan membentuk pribadi yang bertaqwa dan
berakhlak mulia. Materi yang berasaskan falsafah berarti materi yang bermuatan nilai-nilai
spiritual, nilai-nilai natural, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai realistik, nilai-nilai
perubahan, dan nilai-nilai kemanfaatan. Materi yang berasaskan psikologi berarti
pendidikan yang diberikan seharusnya disesuaikan dengan tahap perkembangan,
pertumbuhan, bakat, minat dan karakter anak. Materi yang berasaskan sosial berarti materi
yang berisikan niali-nilai ideal, ketrampilan, cara berpikir, adat-kebiasaan, tradisi, seni, dan
unsur sosial kemasyarakatan lainnya.7

Secara garis besar materi pendidikan keluarga dapat dikelompokkan menjadi tiga :

1. Materi penguasaan diri. Proses mengajar anak untuk menguasai diri ini dimulai
pada waktu orang tua melatih anak untuk memelihara kebersihan dirinya, ini adalah
latihan penguasaan diri pertama anak. Kemudian berkembang dari yang bersifat
fisik kepada penguasaan diri secara emosional. Orang tua dalam hal ini dituntut
melatih anak, baik secara instruksi maupun demokrasi.

2. Materi nilai, yakni penanaman nilai-nilai dalam diri anak bersamaan dengan
penguasaan diri. Misalnya saat bermain, orang tua dapat menyuruh anaknya untuk
meminjamkan mainannya kepada temannya. Nilai dalam diri seseorang mulai

6 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011).
Hal 82-84.
7 Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 53.

7
terbentuk pada saat anak berusia 6 tahun, sehingga keluarga mempunyai peran
penting dalam menanamkan nilai pada anak.

3. Materi peranan sosial. Setelah anak muncul kesadaran diri sendiri yang
membedakannya dengan orang lain, anak mulai mempelajari peranan-peranan
sosial yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya. Hal itu dipelajari dari interaksi
sosial dalam keluarga kemudian dilanjutkan di lingkungan kelompok sebaya,
sekolah, dan sebagainya.8

C. Metode Pendidikan Keluarga dalam Islam

Untuk melaksanakan materi pendidikan diperlukan metode agar memperoleh hasil


maksimal. Banyak metode yang dapat digunakan dalam mendidik anak, beberapa
diantaranya adalah:

1. Metode Keteladanan.

Keteladanan merupakan metode yang paling berpengaruh bagi anak. Setiap ucapan
dan perbuatan orang tua akan dicontoh anak- anaknya. Dalam hal ini pendidik harus
mencontohkan hal-hal yang baik kepada anak bukan hanya dengan perintah saja,
sehingga hal-hal baik yang selalu dilakukan orang tua akan ditirunya.

2. Metode Pembiasaan.

Dalam ilmu psikologi kebiasaan yang dilakukan secara terus-menerus minimal


selama enam bulan menandakan kebiasaan itu telah menjadi bagian dari karakter atau
perilaku tetap anak. Misalnya pembiasaan mengucapkan salam, mengajak anak shalat
berjama'ah di masjid, mengaji setelah shalat maghrib, puasa, dan sebagainya maka akan
menjadi kebiasaan anak pula bahkan sampai ia dewasa.

3. Metode Pembinaan.

Pembinaan adalah arahan atau bimbingan yang intensif terhadap jiwa anak
sehingga akan tumbuh pemahaman yang mendalam dan kesadaran untuk berperilaku
sesuai dengan bimbingan yang diberikan. Metode pembinaan atau pemberian
8
M.Padil dan Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2007) hlm. 127-128

8
pengetahuan kepada anak ini diantaranya meliputi akidah, akhlak, ibadah, sosial,
kejiwaan, jasmani, intelektual dan etika seksual.

4. Metode Kisah

Dengan kisah atau cerita akan berpengaruh bagi jiwa dan akal anak melalui hikmah
yang dapat diambil dari cerita tersebut. Misalnya kisah-kisah dari Al-Qur'an mengenai
kaum atau orang yang durhaka kepada Allah, kisah sahabat dan kisah orang-orang
shaleh lainnya.

5. Metode Dialog.

Dialog merupakan proses komunikasi dan interaksi yang harus terjaga dalam
keluarga. Metode ini dilakukan dengan komunikasi yang intim, dari hati ke hati,
bertukar pikiran antara orang tua dengan anak yang bertujuan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi anak.

6. Metode Ganjaran dan Hukuman.

Orang tua sebagai pendidik harus memberikan pemahaman sejak dini bahwa setiap
perbuatan akan ada konsekuensinya. Anak yang melakukan perbuatan yang baik akan
mendapat hadiah bukan hanya materi mungkin bisa juga dengan pujian, sebaliknya anak
yang melakukan perbuatan yang buruk akan mendapat hukuman bukan semata-mata
hukuman fisik namun dengan meminta anak agar bertanggung jawab dengan kesalahan
yang dilakukan.

7. Metode Internalisasi

Metode ini mengupayakan kesadaran untuk melakukan kebaikan melalui tiga tahap
yaitu earning to know, learning to do,dan learning to be atau dengan konsep,
demonstrasi dan kebiasaan.9

9
Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis, …, hlm. 60-70

9
D. Media dan Evaluasi Pendidikan Dalam Isalm

1. Media dalam pendidikan islam

Dalam pendidikan Islam media merupakan alat dalam menyampaikan pesan kepada
seseorang penerima yang disampaikan itu haruslah benar agar tidak terjadinya fitnah
dan kesalahan dalam menerima informasi. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam
surah Al-ahzab ayat 70 ;

َّ ‫َيا أَي َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


َ ‫ّللاَ َوقُولُواقَ ْو ًال‬
‫سدِيدًا‬

Artinya : “"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar,"(Q.S al-Ahzab :70).10

Adapun media-media yang dapat digunakan dalam pendidikan islam sebagai


berikut :

a. Media tulisan seperti : Al-Quran, Al-Hadits, tauhid, fikih, dan sejarah.

b. Benda-benda alam seperti : hewan, manusia, dan tumbuh-tumbuhan.

c. Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.

d. Gambar-gambar yang diproyeksi seperti : video dan Transparan.

2. Evaluasi pendidikan dalam Islam

Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap
tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperhensif
dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religious, karena
manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersifat
religious, melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan
berbakti kepada tuhan dan masyarakatnya. “Sedangkan menurut prof. Dr. H. Ramayulis
dalam bukunya ilmu pendidikan islam, evaluasi pendidikan islam merupakan suatu

10
Op.cit, Hal 428.

10
kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan
islam”.11

Sasaran-sasaran dari evaluasi pendidikan islam secara garis besarnya meliputi


empat kemampuan dasar anak didik yaitu:

a. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan pribadinya dengan Tuhannya.

b. Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.

c. Sikap dan pengamalan terhadap arti kehidupannya dengan alam sekitarnya.

d. Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan
selaku anggota masyarakat serta selaku holifah di muka bumi.

Sasaran-sasaran evaluasi tersebut dirumuskan kedalam berbagai pertanyaan atau


statemen-stateman yang disajikan kepada anak didik untuk ditanggapi. Hasil dari
tanggapan mereka kemudian di analisis secara psikolois, karena yang menjadi pokok
evaluasi adalah sikap mental dan pandangan dasar dari mereka sebagai manifestasi dari
keimanan dan keislaman serta keilmu pengetahuannya. Oleh sebab itu evaluasi dalam
pendidikan agama islam sangat penting, guna melihat ketercapaian suatu tujuan
pendidikan islam itu sendiri, apakah sudah memenuhi target ataukah belum.12

11
Ramaliyus, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), h. 42.
12
Ibid, Hal 25-28.

11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya pendidikan keluarga telah
diatur di dalam islam yang mana dalam pendidikan ini terlibat di dalamnya adalah peranan
seperti ibu sebagai pendidik utama dalam keluarga, ayah sebagai penafkah dan nenek
dalam kasih sayang. Dan peserta didiknya adalah seorang anak.
Adapun metode yang digunakan dalam mendidik keluarga sebagai berikut ; 1)
metode keteladanan; 2) metode pembiasaan; 3) metode pembinaan; 4) metode kisah; 5)
metode dialog; 6) metode ganjaran dan hukuman; 7) metode internalisasi. Dan media yang
digunakan dalam mendidik anak terutama Al- Quran dan hadits Rasulullah SAW., adapun
evaluasi adalah cara orang tua dalam menilai tingkah laku anak dan mengarahkannyan
kearah yang lebih baik lagi.
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca. Pemakalah mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam kata dan kalimat
yang kurang jelas, kurang dimengerti dan lugas, tentu banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya materi dan referensi yang kami peroleh serta sedikitnya pengalaman
dan ilmu kami. Pemakalah juga sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa diterima dengan baik. Aamiin.

12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Huda, Tim. (2017). Al-Quran Terjemah Tajwid Edisi Tahun 2017. (Depok : Penerbit Al-
Huda).

Haderani. (2019). Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Islam, Vol.XII No.24, Ilmu Pendidikan
Dan Kedakwahan, jurnal STAI AL-WASHLIYAH Barabai.

Taubah, Mufatihtut. (2015). Pendidikan Anak dalam Keluarga Perspektif Islam, Vol.03, No 01,
jurnal Pendidikan Agama Islam.

Ngalim, M, Purwanto. (2011). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA).

Helmawati. (2014). Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja


Rosdakarya).

Padil, M, Triyo, Suprayitno. (2007) Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Sukses Offset).

Ramaliyus. (2004). Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia).

13

Anda mungkin juga menyukai