Anda di halaman 1dari 16

TANGGUNG JAWAB TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT

DALAM Q.S AT-TAHRIM : 6 DAN Q.S AN-NISA’ : 36

Makalah ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Akademik pada Mata Kuliah
Materi Al-Qur’an dan Hadist di Madrasah

Dosen Pengampu: Shobah Shofariyani Iryanti M.Pd

Nama Kelompok:

Adli Ashiddiqi Adfar 1907015086

Nadia Khairunnisa 1907015020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UVIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah Al-Qur’an dan
Hadist di Madrasah yang membahas Materi tentang.

Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa


sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan
tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Shobah Shofariyani Iryanti, M.Pd selaku dosen mata kuliah Materi Al-Qur’an
dan Hadist di Madrasah yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis
sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.

2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak


kesalahan. Untuk itu penulis meminta maaf apabila ada kekurangan. Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan
kualitas makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-
lah yang punya dan maha kuasa. Harapan penulis, semoga makalah yang
sederhana ini, dapat memberikan manfaat tersendiri bagi generasi muda islam
yang akan datang, khususnya dalam Al-Qur’an dan Hadist di Madrasah.

Jakarta, September 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Q.S At-Tahrim Ayat 6...................................................................................3

B. Q.S An-Nisa’ Ayat 36...................................................................................6

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alquran adalah pedoman umat islam sebagai kalamullah yang mutlak
kebenarannya, mengandung petunjuk dan ajaran tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat kelak, serta
berlaku sepanjang zaman. Petunjuk dan ajaran yang terdapat dalam Al Quran
berkaitan dengan kebutuhan oleh umat Islam untuk menjalani kehidupan di
dunia dan di akhirat.
Alquran berbicara berbagai hal seperti aqidah, ibadah, muamalah, serta
terdapat pula tentang pendidikan. Ajaran Alquran bersifat global, ringkas dan
general sehingga tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan
permasalahan tersebut sehingga untuk memahami ajaran Al Quran harus
menggunakan tafsir seperti yang telah dikemukakan oleh para ulama
terdahulu.
Allah telah memerintahkan kepada RasulNya untuk menjaga keluarganya dari
api neraka. Dalam keluarga ayah dan ibu adalah dasar pondasi bagi sebuah
rumah tangga.
Karena itu, Islam menetapkan kriteria khusus bagi keduanya sehingga
terciptanya keluarga yang harmonis, tumbuh rasa cinta, kasih sayang,
kesabaran, dan saling menasehati dalam kebeneran. Akan tetapi, pada
umumnya orang yang selalu disorot dalam kehidupan rumah tangga adalah
ibu, ia dianggap orang yang paling bertanggung jawab dalam rumah tangga,
mulai dari mengurus suami, merawat, dan mendidik anak. Masih banyak
ditemukan keluarga yang tidak mengacu pada nilai-nilai pendidikan yang
terdapat pada Alquran.(Fakhrurrazi, 2018)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa kandungan ayat dari Surah At-Tahrim ayat 6?
2. Bagaimana implementasi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
Surah At Tahrim ayat 6?
3. Apa kandungan ayat dari Surah An-Nisa ayat 36?
4. Bagaimana implementasi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
Surah An-Nisa ayat 36

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui kandungan Surah At-Tahrim ayat 6.
2. Untuk mengetahui kandungan Surah An-Nisa ayat 36.
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kandungan ayat-ayat
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Q.S AT-TAHRIM AYAT 6

1. Ayat dan terjemahan Surah At-Tahrim ayat 6

َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ُق ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَهْ لِ ْي ُك ْم َنارً ا وَّ قُ ْو ُد َها ال َّناسُ َو ْالح َِج‬
‫ارةُ َع َل ْي َها‬
‫ظ شِ دَا ٌد اَّل َيعْ ص ُْو َن هّٰللا َ َمٓا اَ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعلُ ْو َن َما ي ُْؤ َمر ُْو َن‬ ٌ ‫ٕى َك ٌة غِ اَل‬1ِِٕ ‫َم ٰۤل‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman ! peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan kepada mereka. (Q.S. At-Tahrim [66]: 6).

2. Tafsir Q.S At-Tahrim ayat 6 Secara Umum


Secara kebahasaan, kata quanfusakum terdiri dari dua suku kata,
yaitu kata qu yang bentuk amr lil jama` (kata perintah bentuk plural) dari
waqa` yang berarti jagalah oleh kalian, dan kata anfusakum yang berarti
diri kalian. Dengan demikian, kata qu anfusakum dalam konteks ayat ini
bermakna perintah untuk senantiasa menjaga diri dan keluarga dari
sengatan api neraka. Secara kebahasaan, kata gilaz syidad terdiri dari dua
suku kata, yaitu kata gilaz yang merupakan bentuk plural dari (banyak)
dari kata galiz yang berarti keras, dan kata syidad yang merupakan bentuk
plural dari kata syadid, yang berarti kasar.(Bukhori, 2020)
Dengan demikian, kata gilaz syidad dalam konteks ayat ini
merupakan pendeskripsian sifat para malaikat penjaga neraka yang sangat
keras dan kasar dalam menyiksa penghuni neraka. Dalam ayat ini, Allah
memerintahkan orang-orang yang beriman agar menjaga dirinya dari api
neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan
patuh melaksanakan perintah Allah. Mereka juga diperintahkan untuk
mengajarkan kepada keluarganya agar taat dan patuh kepada perintah
Allah untuk menyalamatkan mereka dari api neraka. Keluarga merupakan
amanat yang harus dipelihara kesejahteraannya baik jasmani maupun
rohani. Diantara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah
mendirikan shalat dan bersabar sebagai mana firman Allah : “dan
perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam
mengerjakannya.” (Taha[20]:132). “Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat” (asy-Syu`ara:214).
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke-6 ini turun, “Umar berkata, “wahai
Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami dan bagaimana menjaga
keluarga kami?” Rasulullah saw. menjawab, “larang mereka mengerjakan
apa yang kamu dilarang mengerjakan dan perintahkan mereka melakukan
apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Begitulah caranya
menyelamatkan mereka dari api neraka.(Muh Anshori, 2019)
Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dank eras yang
pemimpinnya berjumlah Sembilan belas malaikat. Mereka diberi
kewenangan mengadakan penyiksaan di dalam neraka. Mereka adalah para
malaikat yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-
Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.(Trismawati,
Mawardi, & Tohirin, 2021)

3. Tafsir Q.S At-Tahrim ayat 6 Para Mufassir


a. Ibnu Katsir
Mengenai firman Allah ‫ارًا‬LLَ‫ ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم ن‬L‫( قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس‬Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka), Mujahid mengatakan : “Bertakwalah kepada
Allah dan berpesanlah kepada keluarga kalian untuk bertakwa kepada
Allah.” Sedangkan Qatadah mengatakan : “Yakni, hendaklah engkau
menyuruh mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah mereka
durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menjalankan perintah Allah
dan perintahkan kepada mereka untuk menjalankannya, serta membantu
mereka dalam menjalankannya. Jika engkau melihat mereka berbuat
maksiat kepada Allah, peringatkan dan cegah mereka.” Demikian pula
yang dikemukakan oleh adhDhahhak dan Muqatil bin Hayyan, di mana
mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban mengajari
keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai 85 hal berkenaan
dengan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada mereka dan apa yang
dilarang-Nya.(Syaikh, 2008)
b. Tafsir al-Qurthubi
Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad alAnshari al-
Qurthubi, dalam Al-Jami’u li Ahkami AlQur’an menjelaskan
bahwa pada firman Allah ini (Q.S. at-Tahrim ayat 6) terdapat satu
masalah, yaitu perintah agar manusia memelihara dirinya dan
keluarganya dari neraka. Berarti seseorang harus memperbaiki
dirinya dengan melakukan ketaatan, dan juga memperbaiki
keluarganya. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas:
“Peliharalah diri kalian dan perintahkanlah keluarga kalian
berdzikir dan berdo’a, agar Allah memelihara mereka karena
kalian (dari api neraka). Para ulama’ sepakat mengatakan bahwa
dalam ayat tersebut, anak termasuk di dalamnya, sebab anak
adalah bagian darinya. Dengan demikian, seseorang harus
mengajari anaknya sesuatu yang halal dan yang haram, sekaligus
menjauhkannya dari kemaksiatan dan dosa, serta hukum-hukum
yang lainnya.(Herianto, 2018)

c. Tafsir al-Wasith
Wahbah Zuhaili dalam kitab At-Tafsir alWasith
menjelaskan bahwa, dalam firman Allah tersebut (Q.S. at-Tahrim
ayat 6) mengandung arti : “Wahai orang-orang yang
membenarkan Allah dan Rasul-Nya, latihlah diri dan keluarga
kalian (untuk menunaikan amal saleh). Buatlah perlindungan bagi
kalian semua dari api neraka untuk diri sendiri dengan
menjadikannya selalu dalam ketaatan kepada Allah SWT,
sedangkan untuk keluarga dengan memberikan nasihat kepada
mereka dan juga mendorong mereka untuk melakukan ketaatan.
Sehingga kalian bersama mereka tidak akan terjerumus ke dalam
api neraka yang mengerikan, yang dinyalakan dengan manusia dan
batu. Ini menjadi dalil bahwa seorang pengajar mesti mengetahui
apa yang ia perintahkan dan ia larang. Ibnu Jarir mengatakan,
menjadi kewajiban kita untuk mengajarkan agama dan kebaikan
adab, etika dan tata krama yang mutlak diperlukan kepada
anakanak kita.(Herianto, 2018)

4. Implementasi Pendidikan Keluarga Q.S At-Tahrim ayat 6


Sikap dan perilaku yang dapat dilakukan sebagai penghayatan dan
pengamalan QS at-Taḥrım[66]: 6 sebagai berikut:
a. Selalu taat dan patuh melaksanakan perintah Allah swt.
b. meninggalkan larangan-Nya serta mendidik keluarga agar selamat
dari api neraka(Bukhori, 2020)
c. Berperilaku taat dan patuh kepada perintah Allah swt. dimulai dari
diri sendiri terlebih dahulu baru menyuruh orang lain.
d. Dalam pendidikan keluarga diterapkan metode teladan yaitu
memberi contoh untuk mengajarkan tngkah laku dan moral kepada
anak, karena dengan contoh yang baik anak akan menirunya.
e. Menerapkan metode nasehat karena nasehat dan petuah memiliki
pengaruh besar terhadap kesadaran akan sebuah hakikat yang akan
mendorong anak untuk melakukan kebaikan.(Munir & Amin,
2007)
f. Memberi motivasi untuk membangkitkan semangat untuk belajar
dan berbuat baik serta menumbuhkan rasa keingintahu secara
mendalam

B. Q.S AN-NISA AYAT 36


1. Ayat dan Terjemahan QS. An-Nisa 4:36

‫سا ِكي ِن َوا ْل َجا ِر‬َ ‫سانًا َوبِ ِذي ا ْلقُ ْربَ ٰى َوا ْليَتَا َم ٰى َوا ْل َم‬ َ ‫ش ْيئًا ۖ َوبِا ْل َوالِ َد ْي ِن إِ ْح‬
َ ‫ش ِر ُكوا بِ ِه‬ ْ ُ‫َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل ت‬
ْ‫سبِي ِل َو َما َملَ َكتْ أَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ إِنَّ هَّللا َ اَل يُ ِح ُّب َمن‬ ِ ‫ب بِا ْل َج ْن‬
َّ ‫ب َوا ْب ِن ال‬ ِ ‫صا ِح‬ َّ ‫ب َوال‬ ِ ُ‫ِذي ا ْلقُ ْربَ ٰى َوا ْل َجا ِر ا ْل ُجن‬
‫َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخو ًرا‬

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.

2. Tafsir Q.S An-Nisa’ ayat 36 Secara Umum


Secara umum, ayat ini menjelaskan tentang kewajiban manusia
kepada Allah swt. dan kepada sesama. Perintah ibadah ini bukan hanya
ibadah ritual (maḥḍah), yaitu ibadah yang cara, kadar, waktu dan
tempatnya telah ditentukan oleh Allah swt. dan Rasul-Nya, seperti salat,
zakat, puasa, dan haji. Tapi ibadah yang mencakup ibadah gairu maḥḍah,
yaitu semua pekerjaan baik yang dikerjakan dalam rangka hanya untuk
memproleh ridha Allah swt. bukan karena yang lain, seperti membantu
fakir miskin, memelihara anak yatim, dan mengajar orang lain, yang
pelaksanaan dan tata caranya tidak diatur secara rinci dan diserahkan
kepada manusia. Atau dengan kata lain, mencakup segala aktivitas atau
perbuatan yang hendak dilakukan hanya karena Allah swt.(Sudiyono,
2009)
Selanjutnya dalam ayat ini, Allah swt. mengatur kewajiban
manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Setelah
memerintahkan berbuat baik kepada kedua orang tua, Allah swt.
menyuruh berbuat baik kepada karib kerabat. Karib kerabat adalah orang
yang paling dekat hubungannya dengan seseorang sesudah orang tua.
Setelah itu, berlanjut untuk berbuat baik kepada anak yatim dan orang-
orang miskin.(Shihab, n.d.)
Semua perbuatan baik itu didasarkan pada tuntunan agama dan
rasa perikemanusiaan yang tinggi sebagai realisasi dari ketaqwaan kepada
Allah swt.Selain itu Allah swt. juga memerintahkan untuk berbuat baik
kepada tetangga,baik yang dekat atau yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahaya. Di akhir ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa Dia
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

3. Implementasi Q.S An-Nisa’ ayat 36


a. Nilai Religius
Dalam ayat tersebut mengandung perintah bahwa kita
sebagai manusia harus selalu beribadah kepada Allah dan jangan
sekali-kali menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Ibadah atau
bertauhid kepada Allah akan menyingkirkan segala sesuatu yang
membawa kepada syirik atau kemusyrikan.
Kalau hubungan dengan Allah telah disadari, maka akan
terbentuklah pertalian yang baik terhadap sesama manusia.
Mempunyai iman dan agama berpengaruh besar terhadap
pembentukan pribadi. Sebanyak apapun ilmu dan kepintaran,
walaupun banyak buku dalam lemari dan dibaca setiap hari,
tidaklah akan mendorong cipta dan tidaklah akan berani
menghadapi kewajiban jika iman tidak ada. Iman adalah pokok,
kepercayaan kepada Zat Yang Mahakuasa.
(Zarman, n.d.)
b. Nilai Jujur
Selain bakhil terhadap harta yang dimilikinya mereka juga
telah menyembunyikan karunia yang telah Allah berikan yaitu
tidak mau menyebarluaskan ilmu yang mereka miliki. Maka
apabila iman telah tertanam dalam hati seseorang, dengan
sendirinya orang itu akan memanfaatkan karunia Allah yang telah
diberikan kepadanya untuk kepentingan ummat. Kalau tidak, maka
kemurkaan Tuhanlah yang akan diterimanya. Ayat tersebut
merupakan larangan bagi umat manusia untuk memiliki sifat
bakhil, baik bakhil dalam harta maupun dalam ilmu.

Karena sifat bakhil akan membawa manusia menjadi orang


yang sombong. Dengan sifat bakhil akan mendatangkan kekufuran,
dan orang yang kufur akan mendapatkan azab yang hina dari
Allah. Ayat diatas merupakan perintah kepada umat Islam untuk
menjauhi sifat kikir dan riya’, karena kedua sifat tersebut
merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah dan dapat
menimbulkan permusuhan dalam kehidupan. Dan menurut peneliti
termasuk sikap jujur perbuatan terhadap Allah yaitu melakukan
amal perbuatan ikhlas karena bukan untuk dipamerkan pada yang
lain.

c. Nilai Demokratis
Dalam tafsir Al Azhar dijelaskan bahwa kesombongan
adalah jiwa yang tidak tahu diri yaitu orang yang selalu berkata
sombong, perkataan yang selalu meninggi dan selalu memandang
rendah orang lain. (Trismawati et al., 2021)
Sesungguhnya dalam ayat tersebut Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membanggakan dirinya sendiri
dengan membantah kebenaran dan memandang rendah orang lain.
Sedangkan orang yang mengetahui harga diri dan posisinya tidak
akan sombong dan bohong. Tidak perlu menonjolkan dan melebih-
lebihkan diri karena ada hal yang akan dibawanya ketengah
masyarakat. Yang diperlukan adalah bekerja agar orang lain dapat
menentukan tempat kita. Orang yang dapat menyesuaikan diri,
tentu akan dihormati, dicintai, dan disukai orang lain.
d. Nilai Peduli Sosial
Menurut peneliti ayat tersebut mengandung nilai peduli
sosial karena pada ayat tersebut terdapat perintah untuk selalu
berbuat baik kepada sesama manusia baik keluarga dekat maupun
jauh agar tercipta kehidupan yang bahagia, nyaman, dan tentram
dalam kehidupan sehari-hari.

e. Nilai Tanggung Jawab


Menurut peneliti dalam surat An Nisa’ ayat 36 selain
terdapat nilai peduli sosial juga terdapat nilai tanggung jawab.
Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Tanggung jawab seorang
manusia yang pertama adalah bertauhid kepada Allah, selanjutnya
yaitu bertanggung jawab untuk selalu berbuat baik pada kedua
orang tua dan sesama manusia lainnya.
(Trismawati et al., 2021)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mempelajari
sesuatu hal di dalam Al-Qur’an hendaknya dimaknai isi dalam Qur’an
tersebut dan juga di praktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
mudah-mudahan menjadi manusia yang berkelakuan baik di dunia dan
akan di balas diakhirat oleh Allah SWT kelak sebagai amal dan perbuatan
yang baik di dunia.

B. SARAN
Dalam menjalankan kehidupan setidaknya umat manusia khusunya
umat muslim harus selalu belajar dalam menjaga sikap dan perbuatan agar
dimata orang lain kita mempunyai harga diri dan martabat yang baik dan
juga jangan melakuklan hal yang dilarang oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Bukhori, P. M. (2020). Al- qur’an -hadis- kelas xi (1st ed.; H. A. Fawaid, ed.).
Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
Kementrian Agama RI.

Fakhrurrazi, F. (2018). POTRET PENDIDIKAN KELUARGA DALAM AL-


QUR’AN ( Telaah QS. AT-Tahrim Ayat 6 ). Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu
Alquran Dan Tafsir, 3(2), 188. https://doi.org/10.32505/tibyan.v3i2.691

Herianto. (2018). Kewajiban Mendasar Kepala Keluarga (Studi Tafsir Surat At-
Tahrim: 6). Jurnal Ulumul Syar’i, 7(2), 65–80.

Muh Anshori, M. A. (2019). Perspektif Al- Qur ’ an Tentang Pendidikan


Keluarga. Dirasah, 2, 37–48.

Munir, S., & Amin. (2007). Menyiapkan Masa Depan Anak Secara Islami.
Jakarta: Amzah.

Shihab, M. Q. (n.d.). Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

Sudiyono, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam Jilid I. Jakarta: Rineka Cipta.


Syaikh, A. bin M. A. (2008). GAMBARAN UMUM AL-QUR’AN SURAT AT-
TAHRIM AYAT 6 A. In Pustaka Imam Syafi’i (10th ed.). Jakarta: Pustaka
Imam Syafi’i.

Trismawati, D., Mawardi, I., & Tohirin, M. (2021). NILAI-NILAI PENDIDIKAN


KARAKTER MENURUT HAMKA ( Kajian Atas Tafsir Al Azhar Surat An
Nisa ’ Ayat 36 -38 ). 1(1), 10–19.

Zarman, W. (n.d.). Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah Itu Mudah dan
Lebih Efektif. Bandung: Ruang Kata.

Anda mungkin juga menyukai