Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR TARBAWI

(Pendidikan Keluarga)

Dosen Pengampu Dr. Lukmanul Hakim, Ph.D.

Di susun oleh :

1. Muhamad Ilham Bakti Rangkuti (2286208097)


2. Putri Andriany Al-Hasani (2286208063)
3. Ahmad Khoirul Anbiya (2286208041)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


FAKULTAS AGAMA ISLAM 2022/2023
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, kami panjatkan ke hadirat ilahi rabbi yang telah memberi petunjuk
dan taufik-Nya sehingga makalah tafsir tarbawi yang berjudul “Pendidikan Keluarga” ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan banyak terimakasih, kepada dosen pengampu mata
kuliah tafsir tarbawi. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Makalah ini menjelaskan tentang bagaimana peran keluarga dalam pendidikan
seseorang berdasarkan al-Qur’an. Diharapkan dengan mempelajari materi ini dapat
menambah wawasan pembaca, terutama para mahasiswa UMT selaku calon pendidik.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kebaikkan kedepannya. Terimakasih.

Tangerang, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Pengertian Pendidikan...........................................................................................2
B. Keluarga sebagai Objek Pendidikan......................................................................2
C. Tujuan Objek Pendidikan......................................................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keberhasilan pendidikan seseorang sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor
tersebut. Keluarga adalah faktor pertama yang mempengaruhi pendidikan seseorang.
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan mengenai pendidikan. Pendidikan
dalam keluarga juga tidak luput dari pembahasan dalam al-Qur’an. Bahkan terdapat
contoh keluarga yang sukses menerapkan contoh pendidikan dalam keluarga seperti
keluarga Imran, yang berhasil mendidik siti Maryam tumbuh besar sebagai wanita suci.
Selain itu, ada keluarga Luqman yang juga berhasil memberi contoh kepada para ayah
untuk mendidik anak-anak mereka. Dan masih banyak lagi jika ingin dipelajari lebih
lanjut.
Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa ayat yang berkaitan dengan keluarga
sebagai objek pendidikan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan dalam mendidik
keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan ?
2. Bagaimana tujuan objek pendidikan
3. Bagaimana keluarga sebagai objek pendidikan ?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian pendidikan.
2. Dapat menjelaskan tujuan objek pendidikan.
3. Dapat menjelaskan mengenai keluarga sebagai objek pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikkan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia diterangkan bahwa pendidik adalah orang
yang mendidik. Dari arti leksikal, kata pendidik secara fungsional menunjukan kepada
seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, pendidikan dan sebagainya. orang yang melakukan kegiatan seperti ini bisa
dijumpai dimana dan kapan saja. Dirumah, yang melakukan kegiatan dan tugas ini
adalah kedua orang tua. Disekolah, tugas tersebut dilakukan oleh guru, dan di
masyarakat dilakukan oleh organisasi-organisasi pendidikan. Atas dasar ini, pendidikan
itu bisa kedua orang tua, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan
sebagainya.1
Bisa juga diartikan pendidikan keluarga adalah bimbimgan atau pembelajaran yang
diberikan terhadap anggota kumpulan suatu keturunan atau suatu tempat tinggal, yang
terdiri dari suami atau ayah, istri atau ibu, anak-anak dan lain sebagainya. dengan
demikian keluarga tidak hanya istri dan anak-anak tetapi juga mencakup kaum kerabat
lainnya yang satu nasab, terutama yang tinggal dalam satu rumah.2

B. Keluarga sebagai objek pendidikan.


Kedua orang tua sebagai guru dijelaskan dalam Al-Qur’an:
1. Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6, yaitu :
‫َي َاُّيَه ااَّلِذ ْي َن اَم ُنْو اُقْو اَاْن ُفِس ُك ْم َو َاْه ِلْي ُك ْم َن اًر اَّو ُقْو ُدَهاالَّن اُس وْالِح َج اَر ُةَع َلْيَه املَئَك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َداٌد‬
‫ّالَيْع ُصْو َن هَّللا َم اَاَم رُهم َو َي ْف َع ُلْو َن َم اُيْؤ َمُرْو َن‬
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
(QS. At-Tahrim:6).

1
Nanang Gojali, Tafsir dan hadis tentang pendidikan, (Bandung: CV.Pustaka setia, 2013), hlm. 246.
2
Kadar M.Yusuf, Tafsir Tarbawi, pesan-pesan Al-Qur’an tentang pendidikan, (Jakarta: AMZAH, 2013),
hlm.150.

2
Ayat diatas memberikan gambaran bahwa dakwah dan pendidikan harus diawali
dari lembaga yang paling kecil, yaitu dari diri sendiri dan keluarga menuju yang
besar dan luas. Ayat ini atas awalnya berbicara masalah tanggung jawab pendidikan
keluarga, kemudian diikuti dengan akibat dari kelalaian tanggung jawabyaitu siksaan.
Dalam membicarakan siksaan, Al-Qur’an menyebutkan bahan bakar neraka, bukan
model dan jenis siksaannya. Sementara bahan bakar siksaan di dalam ayat diatas
gigambarkan berasal dari manusia. Hal ini mengisyaratkan bahwa kegagalan dalam
menanamkan nilai-nilai pada diri manusia berawal dari kegagalan dalam mendidik
masa kecilnya, dalam lembaga terkecil yaitu keluarga. Kegagalan pendidikan dalam
usia dini,, akan menyebabkan manusia terbakar emosinya oleh dirinya sendiri yang
tidak terarahkan pada usia dininya.3
Secara tegas ayat 6 surah At-Tahrim diatas mengingatkan semua orang-orang
mukmin agar mendidik diri dan keluarganya kejalan yang benar agar terhindar dari
neraka. Ayat tersebut mengandung perintah menjaga, yaitu “qu’” (jagalah). Perintah
menjaga diri dan keluarga dari neraka berkonotasi terhadap perintah mendidik atau
membimbing. Sebab didikan dan bimbingan yang dapat membuat diri dan keluarga
konsisten dalam kebenaran, dimana konsisiten dalam kebenaran itu membuat orang
terhindar dari siksa neraka. Oleh karena itu, para orang tua berkewajiban
mengajarkan kebaikan dan ajaran agama kepada anak-anak, menyuruh mereka
berbuat kebaikan dan menjauhkan kemungkaran dengan membiasakan mereka dalam
kebenaran atau kebaikan tersebut, serta memberikan contoh teladan.
Ayat 6 itu juga menggambarkan keadaan api neraka. Ada dua kondisi neraka
yang digambarkan ayat diatas; pertama, bahan bakarnya yang terdiri dari manusia
dan batu. Manusia yang akan menjadi bahan bakar neraka itu adalah orang-orang
kafir. Dan menurut sebagian mufassir, batu yang dijadikan sebagai bahan bakar
neraka itu adalah berhala yang mereka sembah. Kedua, neraka itu dijaga oleh
malaikat yang amat kasar dan keras terhadap penghuni neraka, tetapi mereka
makhluk yang sangat patuh kepada Allah serta tidak pernah melanggar perintah-
Nya.4
Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya hendaklah
sebagian dari kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat
menjaga dirimu dari api neraka dan menjauhkan kamu dari padaNya, yaitu ketaatan

3
Ahmad Munir, Tafsir tarbawiI, (Yogyakarta: Teras, 2008), hlm. 100.
4
Kadar M.Yusuf., Op.Cit, hlm153.

3
kepada Allah dan menuruti segala perintah-Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan
kepada keluargamu perbuatan yang dengannya mereka dapat menjaga diri mereka
dari api neraka. Dan bawalah mereka kepada yang demikian ini melalui nasehat dan
pengajaran.5

2. Qs. Asy-Syu’ara, 214


‫َو َاْن ِذ ْر َع ِش ْيَر َت َك ْاَالْق َر ِبْي َن‬
Artinya :“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (Asy-
Syu’ara, 214).
Sesudah Rasullulah saw, diberi peringatan supaya beliau jangan menyeru Tuhan
yang lain beserta Allah, disuruhlah beliau supaya menyampaikan peringatan terutama
kepada kaum keluarganya yang terdekat.6
Al-Thabari meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, Nabi mulai
menyampaikan pesan suci yang diterimanya kepada seluruh kerabat dan keluarga
terdekatnya. Semantara itu Imam Muslim meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun,
Nabi mengumpulkan anak dan kerabatnya seraya menyampaikan pesan:
‫ سلونى من مالى َم اِش ْئُتْم‬,‫ال أملك لك َشْيًئاِم َن ِهّللا‬
Artinya “saya tidak mempunyai wewenang tanggung jawab sama sekali terhadap
kalian dari siksaan Allah, kala masalah harta silahkan minta apa yang saya punya
semau kalian”.7
Telah diriwayatkan, bahwa Umar berkata ketika turun ayat ini, “wahai
Rasulullah kita menjaga diri kita sendiri, tetapi bagaimana kita menjaga keluarga
kita? “Rasulullah saw, menjawab. “kamu larang mereka mengerjakan apa yang
dilarang Allah untukmu, dan kamu perintahkan kepada mereka apa yang
diperintahkan Allah kepadamu. Itulah penjagaan antara diri mereka dengan neraka.
Telah dikeluarkan oleh Ibnu Munzir dan Al-Hakim di dalam Jama’ah akharin,
dari Ali Karramallahu wajhah, bahwa dia mengatakan tentang ayat itu, “ajarilah
dirimu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka”,
Yang dimaksud al-ahl (keluarga) disini mencakup istri, anak dan budak laki-laki
dan perempuan.

5
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz XXVII, (Semarang: PT. Karya toha putra, 1986), hlm.
261.
6
Hamka, Tafsir Azhar Juz XIX, (Jakarta: PT. Pustaka panjimas, 1982), hlm. 158-160.
7
Ahmad Munir, Op,Cit., hlm. 116.

4
Di dalam ayat ini terdapat isyarat mengenai kewajiban seorang suami
mempelajari fardu-fardu agama yang diwajibkan baginya dan mengajarkannya
kepada mereka.
Termuat di dalam hadits:
‫ َلَعَّل ُهَّللا َيْج َم َعُك ْم َم َعُهْم فِى ْالَج َّنِة‬. ‫ ِج ْيَر اَنُك ْم‬. ‫ َيِتْيَم ُك ْم‬. ‫ َص اَل َتُك ْم ِصَياَم ُك ْم َزَك اَتُك ْم ِمْسِكْيَنُك ْم‬:‫َر ِح َم ُهَّللا َر ُج اَل َقاَل َياَاْه اَل ْه‬
Artinya :“Allah telah mengasihi seorang lelaki yang mengatakan, “Wahai
keluargaku, jagalah salatmu, puasamu, zakatmu, orang miskinmu, orang yatimmu,
dan tetanggamu.” Semoga Allah mengumpulkan kamu dengan mereka di dalam
surga.”8
Ayat diatas memberikan penegasan bahwa pendidikan disekolah tidak mungkin
berhasil secara optimal apabila tidak dimulai dari pendidikan diri dan keluarga.
Pendidikan diri adalah pendidikan terhadap pribadi-pribadi yang memikul tanggung
jawab keluarga. Orang pertama yang bertanggung jawab terhadap keluarga adalah
ayah dan ibu. Dari kedua orang inilah, pendidikan harus dimulai keberhasilan
pendidikan tingkat awal ini akan membawa pada keberhasilan pendidikan disekolah
dan masyarakat.
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang apabila berfungsi dangan baik akan
mewarnai fungsi-fungsi lainnya dalam kehidupan keluarga.
Komunitas muslim adalah kumpulan orang yang terdiri atas individu-individu
muslim yang secara sosiologis terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu ulama atau
fuqaha dalam arti luas dan orang-orang awam. Ulama dan fuqaha inilah yang
berkewajiban menyebarkan ilmu dan ajaran islam kepada masyarakat.9

C. Tujuan Objek Pendidikan


Tujuan berarti arah atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam pembahasan ini,
keluarga adalah sebagai objek pendidikan bukan hanya seorang anak. Itu berarti semua
anggota keluarga menjadi sasaran dalam pendidikan.
Dari beberapa Hadits tentang tujuan pendidikan, diperoleh informasi bahwa objek
pendidikan dalam Islam mengandung 3 tujuan pokok, yaitu sebagai berikut:
1. Kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
2. Beribadah kepada Allah.

8
Ahmad Mustafa Al-Maragi., Op. Cit, hlm.262.
9
Nanang Gojali, Op,Cit., hlm.247-250.

5
3. Pengembangan potensi.10
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat empat hal yang mesti perhatikan oleh
setiap anggota keluarga, yaitu sebagai berikut :
a. Menyadari bahwa manusia secara individu adalah makhluk Allah yang mempunyai
tanggung jawab dalam kehidupan ini.
b. Menyadari bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah anggota masyarakat dan
mempunyai tanggung jawab dalam sistem kemasyarakatan dimana ia berada.
c. Menyadari bahwa alam ini ciptaan Tuhan dan berusaha memahami hikmah Tuhan
menciptakannya. Kemudian berusaha untuk melestarikannya.
d. Meyakini adanya pencipta alam dan beribadah kepada-Nya.

10
Ibid,hlm.176.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggung jawab terhadap pendidikan anak diisyaratkan dengan kewajiban anak
untuk berbakti kepada kedua orang tuannya, sebagai balas jasa atas jerih payah dalam
mendidiknya semenjak masih dalam kandungan.
Pendidikan disekolah tidak mungkin berhasil secara optimal apabila tidak dimulai
dari pendidikan diri dan keluarga. Pendidikan diri adalah pendidikan terhadap pribadi-
pribadi yang memikul tanggung jawab keluarga. Orang pertama yang bertanggung jawab
terhadap keluarga adalah ayah dan ibu. Dari kedua orang inilah, pendidikan harus
dimulai keberhasilan pendidikan tingkat awal ini akan membawa pada keberhasilan
pendidikan disekolah dan masyarakat.
Pada akhirnya, tujuan pendidikan akan menjadikan kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat bagi manusianya sendiri, selain itu pendidikan akan mendorong manusia untuk
semangat dalam beribadah kepada Allah. Pendidikan juga bertujuan untuk
pengembangan potensi manusia. Dengan demikian, diharapkan pendidikan dalam
keluarga dapat dilaksanakan secara optimal.

7
Daftar Pustaka

Ahmad Mustafa Al-Maragi. 1986. Tafsir Al-Maragi Juz XXVII. Semarang: PT. Karya toha
putra.
Gojali, Nanang. 2013. Tafsir dan hadis tentang pendidikan. Bandung. CV.Pustaka setia.
Hamka. 1982. Tafsir Azhar Juz XIX. Jakarta: PT. Pustaka panjimas.
Munir Ahmad. 2008. Tafsir tarbawi. Yogyakarta: Teras.
M.Yusuf, Kadar. 2013. Tafsir Tarbawi, pesan-pesan Al-Qur’an tentang pendidikan. Jakarta:
AMZAH.

Anda mungkin juga menyukai