Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TAFSIR TARBAWI

OBJEK PENDIDIKAN (QS. An-Nisa ayat 170)


Dosen: Nur Fitriyani Alfatih, MA

Disusun oleh Kelompok 4:


Muhammad Baidlowi
Izzatul Aulia
Maria Merlynda
Nurfi Fadiah

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA
Jl. Taman Amir Hamzah No. 5 Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. 10320 Indonesia
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kita masih diizinkan
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada kekasih Allah yakni Nabi Muhammad saw. Menjadi sosok
suri tauladan kepada kita semua berupa, ajaran agama yang sempurna dengan
bahasa terindah.

Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang tafsir


tarbawi QS. An-Nisa ayat 170 yang merupakan tugas kelompok dari dosen mata
kuliah Tafsir Tarbawi yaitu Ibu Nur Fitriyani Alfatih, MA. Mohon maaf apabila
dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan ketidak sempurnaan,
maka saran beserta kritik sangat diperlukan untuk memperbaiki karya kami di lain
kesempatan.

Jakarta, 29 Maret 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan Penelitian 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Definisi Objek Pendidikan 2


B. Yang Menjadi Objek Pendidikan dalam Al-Qur’an 2
C. Tafsir Qs. An-Nisa ayat 170 4
D. Tafsir Ibnu Katsir Qs. An-Nisa ayat 170 5
E. Tafsir Al-Misbah 6

BAB III PENUTUP 8

A. Kesimpulan 8

Daftar Pustaka 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bebicara masalah pendidikan, tentunya tidak lepas dari ilmu
pengetahuan. Adanya tujuan pendidikan, subjek pendidikan, metode
pembelajaran, dan tentunya terdapat pula objek pendidikan. Di dalam Al-
Qur’an sendiri terdapat banyak ayat yang menjelaskan masalah-masalah
persoalan pendidikan.
Namun demikian, Al-Qur’an bukanlah kitab suci yang siap pakai.
Dalam artian sebagai konsep yang dikemukakan Al-Qur’an tersebut tidak
dapat langsung dihubungkan dengan berbagai masalah, khususnya bagi
kehidupan manusia. Ajaran Al-Qur’an tampil dalam sifatnya yang global,
ringkas, dan general. Untuk dapat memahaminya atas keberagaman
persoalan-persoalan kehidupan, mau tidak mau seseorang harus melewati
jalur tafsir sebagaimana telah dilakukan para Ulama’.
Dalam makalah ini, kami akan sedikit memaparkan terkait dengan
objek pendidikan dan tasfir QS. An-Nisa ayat 170. Semoga bermanfaat.
Jika terdapat banyak kekeliruan dimana-mana, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk memperbaiki lagi pada kesempatan selanjutnya.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian obek pendidikan?
b. Apa saja cakupan yang ada di dalam objek pendidikan?
c. Bagaimana kaitan objek pendidikan dengan tafsir QS. An-Nisa ayat
170?
3. Tujuan Penelitian
a. Memahami pengertian objek pendidikan.
b. Dapat mengkalrifikasi kajian-kajian objek pendidikan dengan cermat.
c. Mendalami kaitannya antara objek pendidikan dengan QS. An-Nisa
ayat 170.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Objek Pendidikan


Pengertian objek pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yaitu
objek dan pendidikan. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)
bahwa pengertian objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi
pokok pembicaraan, sasaran. Objek menurut bahasa yaitu orang yang
menjadi pokok sasaran Pendidikan adalah proses pencerdasan secara utuh
dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat atau keseimbangan
materi dan religious spiritual. Kemudian pengertian pendidikan dikutip
dari GBHN tahun 1973 disebutkan bahwa pendidikan pada hakikatnya
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.1
Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah
proses yang dilaksanakan dengan terencana dan secara langsung untuk
mendidik, mendewasakan serta meningkatkan tingkat kehidupan anak
secara utuh. Jadi pendidikan dilaksanakan dimanapun, kapanpun dan
kepada semua usia. Dalam hal ini, pendidikan dapat dikatakan
sebagai life-long process dari manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayat.
Jadi objek pendidikan adalah orang yang mendapat pencerdasan
secara utuh dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat atau
keseimbangan materi dan religious spiritual. Dapat disimpulkan bahwa
objek pendidikan yakni, manusia dalam kaitannya dengan fenomena
situasi pendidikan. Fenomena tersebut terdapat dimana-mana, di dalam
masyarakat, di dalam keluarga, dan di sekolah.
B. Yang Menjadi Objek Pendidikan dalam Al-Qur’an
Dalam objek pendidikan yang dibahas Al-Qur’an salah satunya
terdapat pada QS. At-Tahrim ayat 6 yaitu keluarga. Ayat tersebut
menjelaskan umat Islam untuk menyampaikan pada sebagian yang lain

1
Fuad Ikhsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005) hlm. 5.

2
agar menjalankan apa saja yang dapat menjaga dan menjauhkan anggota
keluarga dari neraka. Dengan melarang apa yang dilarang dan
menjalankan perintah apa yang diperintahkan. Kaitannya dengan objek
pendidikan dalam hal ini jelas dan tertuju, bukan lagi suatu hal yang
global.
Selanjutnya yaitu kerabat dekat, dalil yang membahas hal ini salah
satunya terdapat pada QS. Al-Syu’ara’ ayat 214. Dijelaskan bahwa Nabi
Muhammad saw. diperintahkan Allah SWT. untuk memberi peringatan
kepada kaum kerabatnya agar bergaul dengan orang-orang mukmin
menggunakan akhlakul kharimah. Sifatnya yang merupakan pemberian
peringatan secara khusus, jika menelusuri kisah asal usulnya, ayat ini
menjadi dalil pembolehan interaksi atara mukmin dan kafir, yang disertai
dengan memberinya petunjuk maupun nasihat.2
Objek pendidikan yang lain yakni masyarakat (bangsa), kami
mengkaitkan dengan QS. At-Taubah ayat 122. Tujuan utama ayat ini
adalah menggambarkan bagaimana seharusnya tugas-tugas dibagi secara
akurat sehingga tidak semua mengerjakan satu jenis pekerjaan saja. Pun
dalam ayat ini menggarisbawahi pentingnya memperdalam ilmu dan
menyebarluaskan informasi yang benar. Sama pentingnya dengan upaya
mempertahankan wilayah. Bahkan, perahanan wilayah erat sekali
kaitannya dengan kemampuan mengolah informasi serta kehandalan
berilmu pengetahuan atau kekuatan sumber daya manusia.
Terakhir adalah seluruh manusia, yang menjadi objek pendidikan.
Kami kaitkan dengan QS. An-Nisa 170, dimana ayat ini juga menjadi
fokus kami yang menjadi judul utama dalam makalah. Secara
gamblangnya ayat ini metujukan pada kaum Yahudi, namun yang menjadi
patokan adalah bahasa Allah SWT. yang bersifat umum, yaitu “wahai
sekalian manusia.” Dengan demikian ayat ini berkaitang dengan objek
pendidikan secara global, yaitu seluruh umat manusia tanpa terkecuali.

2
Akrom Hasani dan Siti Nur Liana, Objek Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an,
https://katapembelajat.blogspot.com (diakses pada tanggal 16 November 2016).

3
Artinya menjadi kewajiban setiap muslim untuk memprakarsai mendidik
seluruh umat manusia.
Berikut adalah tafsir QS. An-Nisa ayat 170 dari beberapa kitab
tafsir:
C. Tafsir Qs. An-Nisa ayat 170

ِّ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ُك ُم ال َّرسُو ُل بِ ْال َح‬


‫ق ِم ْن َربِّ ُك ْم فَآ ِمنُوا َخ ْيرًا لَ ُك ْم ۚ َوإِ ْن‬
‫ض ۚ َو َكانَ هَّللا ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫تَ ْكفُرُوا فَإ ِ َّن هَّلِل ِ َما فِي ال َّس َما َوا‬
Artinya :

“ Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu


kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka
berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir,
(maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena
sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. “

Makna Per-Mufrodat Surat An-Nisa ayat 170

ُ‫ يَا أَيُّهَا النَّاس‬: Wahai Manusia ‫ قَ ْد َجا َء ُك ُم‬: Telah datang kepadamu

‫ ال َّرسُو ُل‬: Rasul ِّ ‫ بِ ْال َح‬:Dengan kebenaran


‫ق‬

‫ ِم ْن َربِّ ُك ْم‬: Dari Tuhanmu ‫ فَآ ِمنُوا‬: Maka berimanlah kamu

‫ خَ ْيرًا لَ ُك ْم‬: Lebih baik bagimu ‫ َوإِ ْن تَ ْكفُرُوا‬: Dan jika kamu kafir

‫ فَإ ِ َّن‬: Maka sesungguhnya ِ ‫ هَّلِل‬: Kepunyaan Allah

ِ ‫ ال َّس َما َوا‬: langit


‫ت‬ ِ ْ‫ َواأْل َر‬: dan di bumi
‫ض‬

‫ َعلِي ًما‬: Maha mengetahui ‫ َح ِكي ًما‬: Maha bijaksana

Surat An-Nisa ayat 170 berisi tentang seruan umum kepada seluruh
manusia bahwa Rasulullah SAW datang kepada mereka dengan membawa
kebenaran. Dalam ayat ini Allah menghendaki mengutus Nabi Muhammad
SAW sebagai rasul bagi seluruh alam sesudah semua risalah sebelumnya.
Sehingga harus ada seruan umum di dalam risalah terakhir ini untuk

4
disampaikan kepada semua manusia, agar tidak ada alasan bagi manusia
membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.3
D. Tafsir Ibnu Katsir Qs. An-Nisa ayat 170

ِّ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ُك ُم ال َّرسُو ُل بِ ْال َح‬


‫ق ِم ْن َربِّ ُك ْم فَآ ِمنُوا َخ ْيرًا لَ ُك ْم‬
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu
kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka
berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu”. (Qs. An-Nisa ayat 170)

Telah datang Nabi Muhammad Saw. kepada kalian dengan


membawa hidayah, agama yang hak, dan keterangan yang memuaskan
dari Allah Swt Karena itu, berimanlah kalian kepada apa yang didatang-
kannya kepada kalian dan ikutilah dia, niscaya hal itu baik bagi kalian.

Kemudian Allah SWT berfirman :

ِّ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ُك ُم ال َّرسُو ُل بِ ْال َح‬


‫ق ِم ْن َربِّ ُك ْم فَآ ِمنُوا َخ ْيرًا لَ ُك ْم‬
“Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah
sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu
adalah kepunyaan Allah.” (Qs. An-Nisa ayat 170).

Dengan kata lain, Dia tidak memerlukan kalian dan iman kalian,
dan Dia tidak terkena mudarat karena kekafiran kalian. Perihalnya sama
dengan makna ayat lain, yaitu firman-Nya:

ِ ْ‫ال ُمو َس ٰى إِ ْن تَ ْكفُرُوا أَ ْنتُ ْم َو َم ْن فِي اأْل َر‬


‫ض َج ِميعًا فَإ ِ َّن هَّللا َ لَ َغنِ ٌّي َح ِمي ٌد‬ َ َ‫َوق‬
" Dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka
bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Qs. Ibrahim ayat 8)

Dalam firmannya disebutkan :

‫َو َكانَ هَّللا ُ َعلِي ًما‬

3
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2004). Hlm. 142

5
“Dan Allah Maha Mengetahui” (Qs. An-Nisa ayat 170)
Terhadap orang yang berhak memperoleh hidayah dari kalian, maka Dia
memberinya hidayah, dan terhadap orang yang berhak mendapat
kesesatan, lalu Dia menyesatkannya.

‫َح ِكي ًما‬


“Maha Bijaksana” (Qs. An-Nisa ayat 170)
Yaitu dalam semua ucapan, perbuatan, syariat dan takdir-Nya.4
E. Tafsir Al-Misbah

ِّ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ُك ُم ال َّرسُو ُل بِ ْال َح‬


‫ق ِم ْن َربِّ ُك ْم فَآ ِمنُوا َخ ْيرًا لَ ُك ْم ۚ َوإِ ْن‬
‫ض ۚ َو َكانَ هَّللا ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫تَ ْكفُرُوا فَإ ِ َّن هَّلِل ِ َما فِي ال َّس َما َوا‬

Artinya :

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad)


itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka
berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu
kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun)
karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah
kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.“
Rasulullah SAW telah membawa kebenaran dari Allah sambil
membuktikan kekeliruan, bahkan kesesatan pandangan mereka, kini
menjadi sangat wajar menyampaikan ajakan kepada seluruh manusia,
bukan hanya Ahl al-Kitab: Wahai seluruh manusia, sesungguhnya telah
datang kepada kamu Rosul, yakni Muhammad saw, dengan membawa
tuntunan al-Qur’an dan syariat yang mengandung kebenaran dari Tuhan
Pembimbing dan Pemelihara kamu, maka karena itu berimanlah dengan
iman yang benar. Itulah, yakni keimanan itu yang baik bagi kamu. Dan
jika kamu terus-menerus kafir, maka kekafiran itu tidak merugikan Allah
sedikit pun, tidak juga mengurangi kekuasaan dan kepemilikan-Nya
karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah milik Allah
serta dibawah kendali-Nya sehingga Dia dapat menjatuhkan sanksi atas

4
Ebook, Tafsir Ibnu Katsir, Kampungsunnah.org, 2013, TOC 4. Surat An-Nisa, ayat 166-170

6
kamu dari langit atau bumi. Dan adalah Allah senantiasa Maha
Mengetahui sehingga tidaklah wajar menolak informasi-Nya, Dia juga
Maha Mengetahui siapa yang taat dan siapa yang durhaka lagi
Mahabijaksana, mempermalukan setiap hamba-Nya sesuai dengan
perlakuan yang wajar lagi pada tempatnya yang sesuai.

Kehadiran Rasul yang dinyatakan datang kepada kamu serta


pernyataan yang beliau bawa adalah tuntunan dari Tuhan Pembimbing dan
Pemelihara kamu dimaksudkan sebagai rangsangan kepada mitra bicara
(kamu) agar menerima siapa yang datang itu dan meneriama apa yang
dibawanya. Karena, jika sesuatu datang menemui seseorang dan membawa
sesuatu yang bermanfaat kepadanya, ini menunjukan perhatian kepada
mereka sekaligus menjadi sangat wajar, bahkan wajib bagi yang didatangi
untuk menyambutnya dengan gembira.

Firman-Nya; Dan jika kamu kafir, maka sesungguhnya apa yang


di langit dan di bumi itu adalah milik Allah, disamping makna yang telah
dikemukakan diatas juga dapat mengandung makna bahwa jika kamu kafir
maka kekufuran kamu tidak akan menambah sesuatu bagi kamu, tidak
juga mengurangi sesuatu dari apa yang dimilki Allah SWT. karena
sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah milik Allah,
dibawah kendali dan kekuasaan-Nya sehingga bagaimana mungkin, wahai
si kafir, kamu dapat mengambilnya. Karena itu, kekufuran kamu tidak
sedikitpun mengurangi milih Allah SWT.5

5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Lentera Hati: Jakarta, 2002) Vol. 2. hlm. 825.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Objek pendidikan yakni, manusia dalam kaitannya dengan
fenomena situasi pendidikan. Fenomena tersebut terdapat dimana-mana, di
dalam masyarakat, di dalam keluarga, dan di sekolah. Yang termasuk di
dalam objek pendidikan yaitu, keluarga, kerabat dekat, masyarakat
(bangsa), dan seluruh manusia―tanpa terkecuali.
Tafsir QS. An-Nisa ayat 170 dalam Al-Qur’an al-Karim
menghendaki mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rasul bagi seluruh
alam sesudah semua risalah sebelumnya. Sehingga harus ada seruan umum
di dalam risalah terakhir ini untuk disampaikan kepada semua manusia,
agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu.
Dalam tafsir Ibnu Katsir ayat ini menggambarkan perumpamaan
perintah Allah itu “tidak akan pernah merugi jika kamu semua kafir,”
dengan kata lain, Dia tidak memerlukan kalian dan iman kalian, dan Dia
tidak terkena mudarat karena kekafiran kalian. Sedangkan, di dalam tafsir
al-misbah ayat ini bermaksud menegaskan pada seluruh manusia bahwa
Nabi Muhammad saw. utusan Allah harus diterima dengan baik. Bukan
hanya menerima keberadaannya saja tetapi juga menerima apa yang
dibawanya, yaitu ajaran Islam.

8
Daftar Pustaka

Akrom Hasani dan Siti Nur Liana, Objek Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an,
https://katapembelajat.blogspot.com (diakses pada tanggal 16 November 2016).

E-book. Tafsir Ibnu Katsir. 2013. Kampungsunnah.org, 2013, TOC 4. Surat An-Nisa, ayat 166-
170.

Ikhsan, Fuad Ikhsan. Dasar-Dasar Kependidikan. 2005. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. 2004. Jakarta: Gema Insani.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah. 2002. Lentera Hati: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai