Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TAFSIR TARBAWI

“SUBJEK PENDIDIKAN”
DOSEN PENGAMPU : SUPRIYANTO S.Pd.I

DISUSUN OLEH :

 ANNISA RESTIANI
 LAILATUL ANISAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL HIKMAH


KEC. PAKUAN RATU KAB. WAY KANAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT , karena berkat rahmat


dan hidayah-Nya kamidapat menyelesaikan makalah yang berjudul“ Subjek Pendidikan “
dengan baik.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi
Tak lupa kamiucapkan terimakasih kepada Bapak Supriyanto S.Pd.I sebagai dosen
pengampu
yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini. Kmi juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa kami telah memberikan kontribusi baik
langsung maupun tidak langsung.

Dengan selesainya tugas makalah ini, kamiberharap dapat memberikan pengetahuan

tambahan dimasa yang akan datang.


Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah
“Tak Ada GadingYang Tak Retak”. Oleh karena itu,kami mengharapkan masukan berupa
saran dan kritik.

Tanjung Serupa,20 September 2019

Penulis

Annisa Restiani
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita sebagai umat yang beragama Islam, tentunya mempunyai pedoman hidup yang
dijadikan acuan dalam menjalani kehidupan. Al-qur’an merupakan sumber hukum dan
pedoman hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagai calon
pendidik khususnya Mahasiswa Tarbiyah jurusan pendidikan Agama Islam wajib belajar dan
memahami ayat-ayat Al-qur’an yang berkenaan dengan pendidikan supaya menjadi guru
yang baik dan bertingkah laku dan mengajak sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Semoga
Allah meridhoi dan melimpahkan pengetahuan kepada kita semua.

B. RUMUSAN MASALAH
Tafsir Merupakan ilmu yang mempelajari penjabaran data dalam Al-qur’an sehingga
dalam bertindak tidak salah dalam memaknai Al-qur’an. Untuk membatasi pembahasan
dalam makalah ini, maka dalam tulisan ini dituliskan rumusan permasalahan-permasalahan
sebagai berikut :

1. Apa pengertian subjek pendidikan ?


2. Bagaimana pandangan Al-qur’an mengenai subjek pendidikan ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan pemahaman tentang subjek pendidikan
2. Memberikan pemahaman dalam pandangan Al-qur’an tentang subjek pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SUBJEK PENDIDIKAN

Subjek pendidikan sangat berpengaruh pada keberhasilan atau gagalnya suatu pendidikan.
Subjek pendidikan atau seorang pendidik adalah orang yang bertanggung jawab memberikan
suatu pengajaran atau pendidikan sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami oleh
peserta didik atau objek pendidikan. Subjek pendidikan yang dipahami oleh kebanyakan para
ahli yaitu orang tua, guru-guru di sekolah (dalam lingkup Formal) maupun dalam lingkaran
informal atau masyarakat. Pendidikan pertama yang kita ketahui selama ini adalah
lingkungan keluarga (orang tua), yang biasanya dipelajari dalam psikologi pendidikan.

Namun harus kita ketahui sebagai umat Islam subjek pendidikan yang sebenarnya adalah
Allah SWT dan yang kedua adalah Nabi Muhammad SAW. Sebagai mana yang dimuat
dalam Al-qur’an Q.S Al-alaq ayat 4-5.

() ‫َيْع َلْم َلْم َم ا اِإْل نَس اَن َع َّلَم () ِباْلَقَلِم َع َّلَم اَّلِذ ي‬

“yang mengajar( manusia) dengan perantara kalam(4). Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya”.(5)

Dari penjelasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa subjek pendidikan
adalah siapa saja yang mewariskan ilmunya kepada kita. Seorang pendidik bisa saja
masyarakat, kakak, dan kedua orang tua dalam lingkup yang sederhana. Kita dapat
memporoleh ilmu dari mana saja, bisa saja dari lingkungan, masyarakat, alam dan semua
ciptaan Allah SWT.

A. SUBJEK PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN SURAH AR-RAHMAN DAN


SURAH AN-NAJM

1. Surah Ar-Rahman ayat 1-4.


‫۝‬٤ ‫۝ َﻋ َّﻠَﻤ ُﻪٲَ۟ﻟ َﺒَﻴﺎَن‬٣ ‫۝ َﺧ َﻠَﻖٲِ۟ﻹ ۟ﻧ ٰﺴ َﻦ‬٢ ‫۝ َﻋ َّﻠَﻢ ٲ۟ﻟ ُﻘ۟ﺮ َء اَن‬۱ ‫ٲﻟَر ۟ﺣ ٰﻤ ُﻦ‬

“(Rabb) yang maha pemurah(1), yang telah mengajarkan al-qur’an(2), Dia menciptakan
manusia(3), mengajarnya pandai berbicara(4).

Dalam Tafsir Al-Misbah telah dijelaskan panjang lebar tengtang tafsiran kata ar-rahman
antara lain ketika menafsirkan surah Al-fatiha dan Al-furqhan. Kata ar-rahman mengandung
makna maha pengasih atas semua mahluk baik itu orang yang taat maupun tidak, baik yang
beriman maupun yang kafir tanpa pandang bulu. Sedangkan ar-rahim yaitu terhusus atas
orang-orang yang beriman. Dalam konteks ayat ini, dapat ditambahkan bahwa kaum
musyrikin mekah tidak mengenal siapa ar-rahman sebagaimana pengakuan mereka yang
direkan dalam Q.S Al-furqhan : 60.

Dimulainya surah ini dengan kata tersebut bertujuan juga mengundang rasa ingin tahu
mereka dengan harapan akan tergugah dan mengakui nikmat-nikmat dan beriman kepada-
Nya. Disisi lain, penggunaan kata ar-rahman dalam ayat ini bertujuan sambil menguraikan
nikmat-nikmat-Nya, merupakan juga bantahan bagi mereka yang enggan mengakui-Nya itu.

Kata ”allama” mengajarkan memerlukan dua objek. Banyak ulama yang menyebutkan
objeknya adalah al-insan/manusia yang diisyaratkan ayat berikut. Thaba’thaba’I
menambahkan bahwa jin juga termasuk, karena surah ini ditujukan pada manusia dan jin.
Malaikat Jibril menerima wahyu dari Allah SWT. Untuk disampaikan kepada Rasulullah,
termasuk juga yang diajar-Nya, karena bagaimana mungkin malaikat itu dapat
menyampaikan wahyu melainkan ada pengajaran dari Allah.

Al-Qur’an adalah firman Allah yang disampaikan kepada nabi melalui perantara Jibril
dengan lafal dan makna bernilai sebagai ibadah bagi yang membacanya dan salah satu
mukjizat Nabi Muhammad SAW.

‫( اِإْل نَس اَن َخ َلَق‬yang menciptakan manusia). Dialah yang menciptakan manusia sebagai mahluk
yang membutuhkan tuntunan-Nya, sekaligus yang berpotensi memanfaatkan tuntunan itu dan
mengajarkannya ekspresi yakni kemampuan menjelaskan apa yang ada dalam benaknya
dengan berbagai cara utamanya bercakap dengan baik dan benar.

Kata “al-insan” pada ayat ini, mencakup semua jenis manusia, sejak Adam AS hingga akhir
zaman.

Kata “al-bayan” pada mulanya memiliki pengertian jelas. Kata tersebut disini dipahami
sebagai kemampuan mengungkap. Yakni kemampuan mengucapkan apa yang diajarkan
kepadanya dengan baik. Lebih lanjut ulama ini yang diajarkan kepadanya oleh yang sangat
kuat( Jibril), yang mempunyai akal yang cerdas dan menampakkan dirinya dengan rupa yang
asli.

Surat An-Najm ayat 5-6 menjelaskan bahwa yang menyampaikan wahyu kepada Nabi
Muhammad SAW. adalah malaikat Jibril yang mana diberi potensi aqliyah yang sempurna.
Kemudian dia (Jibril) juga menampakkan diri dengan rupa yang asli dan tampil sempurna.
Dan dalam surat ini juga menjelaskan bahwa subjek pendidikan adalah malaikat Jibril yang
mana punya potensi yang kuat dalam menerima wahyu-wahyu Allah untuk disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW.

Kata “ allamahu ” bukan berarti wahyu tersebut bersumber dari malaikat Jibril. Malaikat
menerima wahyu dari Allah SWT. Dengan tugas menyampaikan secara baik-baik dan benar
kepada Nabi saw. Dan itulah yang dimaksud dengan pengajarannya di sini.

Kata “ mirrah ” disini digunakan untuk menggambarka untuk kekuatan nalar dan tingginya
kemampuan seseorang. Al-biqa’I memahaminya dalam arti ketegasan dan kekuatan yang luar
biasa untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya tanpa sedikitpun mengarah
kepada tugas selainnya disertai dengan keihlasan penuh. Ada juga yang memaknainyadengan
kekuatan fisik, akal dan nalar.

Dalam tafsir Ibnu katsir juz 27, kata pastawaa(jibril) menampakkan dengan rupa yang asli.
Maksudnya Jibril menampakkan rupa yang asli di ufuk yang tinggi. Hal ini dikatakan oleh
Ikrimah ; ufuk yang tinggi adalah tempat datangnya cahaya shubuh.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah Bin Mas’ud, ia berkata ”Rasulullah SAW.
Melihat jibril dengan wujud aslinya, ia memiliki enam ratus sayap, setiap sayapnya
memenuhi ufuk, dari sayapnya berjatuhan aneka warna permata dan mutiara. Hanya Allah
SWT. Yang mengetahuinya.

Yang menjadi subjek pendidikan disini adalah Malaikat jibril yang menyampaikan
pengajaran kepada Nabi Muhammad SAW., dengan menampakkan wujudnya.

Pada surat An-Najm ayat 5-6 ditegaskan klasifikasi seorang pendidik atau siapa saja yang
berkompeten menjadi subjek pendidikan, yakni seperti yang tersurat dalam ayat ini adalah
seperti halnya seorang, malaikat Jibril yang mana beliau digambarkan sebagai berikut :

1. Sangat kuat, maksudnya memiliki fisik dan psikis yang matang dan mampu
memecahkan masalah.
2. Mempunyai akal yang cerdas, yakni seorang pendidik haruslah memiliki akal yang
mumpuni dalam mengajarkan apa yang diajarkannya sebagai subyek pendidikan.
3. Menampakkan dengan rupanya yang asli, yakni seorang subyek pendidikan
hendaklah bersikap wajar yang tidak melebih-lebihkan segala sesuatu baik dirinya
maupun apa yang dilakoninya dalam bidangnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kita dapat menyimpulkan dari pembahasan di depan bahwa di dalam Al-Qur’an terdapat
ayat-ayat yang mengandung makna pendidikan, terutama subjek pendidikan. Beberapa
simpulan yang dapat kita ambil, yaitu:

1. QS. Ar- Rahman : 1-4 menjelaskan bahwa Allah adalah subjek pendidikan yang
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Ayat ini mengajarkan kita
untuk menjadi seorang pendidik yang profesional, yaitu menstranfer semua ilmu
yang ada hingga objek pendidikan paham dan pandai.

2. QS. An- Najm : 5-6 menjelaskan bahwa malaikat Jibril adalah subjek pendidikan.
Ayat tersebut menjelaskan ciri-ciri seorang pendidik yang berkompeten, tidak hanya
baik dalam hal penguasaan materi tapi juga sikap dan penampilan.

3. QS. An- Nahl : 41-43 memerintah kita untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu.
Kita juga diajarkan untuk bersabar dalam pendidikan, baik dalam proses menuntut
ilmu maupun mengajarkan ilmu kita.

4. QS. Al- Kahfi : 66 menjelaskan kepada kita bahwa Nabi Khidir adalah subjek
pendidikan. Kita dianjurkan untuk berlaku sopan kepada guru. Kita juga
diperintahkan untuk mencari ilmu tidak hanya di sekolah, tapi dimanapun.
DAFTAR PUSTAKA

Al-mubarakfuri, Syaikh Shafiyurrahman. 2010. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta:


PUSATAKA IBNU KATSIR.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah pesan, kesan dan keserasian al-
qur’an. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai