Anda di halaman 1dari 15

Makalah Hadits Tarbawi

Hadits tentang Materi Pendidikan Islam

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”

Mata Kuliah : Hadits Tarbawi


Dosen : Muh. Anshori, M.Ag
Jurusan : Tarbiyah - PAI

Di susun Oleh
Kelompok 1 (satu)

- Al Azami Riziq
- Muhammad Nur Sidiq
- CIci Yulianti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BINAMADANI
TANGERANG 2022 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa


atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Muh.

Anshori, M.Ag mata kuliah Hadis Tarbawi yang telah memberikan tugas
Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa
belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Hadits
tentang Materi Pendidikan ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal
baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini,  tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

Tangerang, 12 mei 2022

Tim Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Masalah.............................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Materi Pendidikan Aqidah...........................................................................2

B. Materi pendidikan Al-Qur’an........................................................................5

C. Materi Pendidikan Ibadah............................................................................6

D. Materi Pendidikan Fiqih...............................................................................8

E. Materi Pendidikan    Keterampilan...............................................................9

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

DAFTAR ISI..........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

          Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap
pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau
tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap
seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan
tinggi, universitas atau magang.
Berkaitan dengan materi pengajaran pada pembahasan kali ini, hadits
tarbawi dengan sub pembahasan “ Materi Pengajaran” akan menjelaskan hadits-
hadits yang berkaitan dengan dunia pendidikan, khususnya pendidikan dan
pengajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana materi pendidikan dalam hadits?
2. Bagaimana konsep materi pendidikan dalam hadits?
3. Bagaimana hadits terkait terjemah, syarah, pelajaran yang dipetik oleh hadist?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahuai materi pendidikan dalam hadits.
2. Untuk mengetahuai konsep materi pendidikan hadits.
3. Untuk mengetahuai hadits terkait terjemah, syarah, dan pelajaran yang dapat
dipetik oleh hadits..
BAB II

PEMBAHASAN
A. Materi Pendidikan Islam
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia “materi” diartikan sebagai konten, isi yang
terlekat atau terikat. Sedang “pendidikan” secara etimologis berasal dari kata
“paedagogie” yang artinya bimbingan yang diberikan kepada anak. Islam secara
etimologis berasal dari kata “salama” (patuh atau menerima) dan “salima” (sejahtera,
selamat). Jadi Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan agama,
ketaatan, dan kepatuhan. Secara terminologis, “Islam” adalah agama yang diturunkan
Allah kepada seluruh umat manusia melalui Rasul-Nya agar umat manusia selamat dunia
dan akhirat

B. konsep dasar materi pendidikan

dalam kitab Minhâj Al-Muslim Karya Abû Bakar Jâbir Al-Jazâ‟irî. Penelitian ini
merupakan penelitian kepustakaan, sedangkan dalam pengumpulan datanya
menggunakan metode dokumentasi yaitu mencari buku-buku ataupun data lainnya
yang berkaitan dengan pokok pembahasan. Analisis data yang digunakan ialah
analisi isi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep dasar materi
pendidikan Islam dalam kitab Minhâj Al-Muslim Karya Abû Bakar Jâbir Al-
Jazâ‟irî terdiri dari materi tauhid yaitu iman kepada allah, beriman kepada
rububiyah Allah, beriman kepada uluhiyah Allah atas semua makhluk dari yang
pertama hingga yang terakhir, beriman kepada para Malaikatnya, beriman kepada
kitabullah, beriman kepada para Rasul utusan Allah (rasul-rasul allah), beriman
kepada kerasulan Muhammad, beriman kepada hari akhir, beriman kepada qadha
dan qadar, materi ibadah yaitu thaharah (bersuci), materi muamalah yaitu
perlombaan kendaraan, memanah, dan olahraga jasmani dan pikiran. materi
akhlak yaitu akhlak sabar dan tegar dalam menghadapi gangguan, akhlak
bertawakal kepada allah dan bersandar pada diri sendiri, itsar (mengutamakan
orang lain), akhlak penyayang, akhlak malu, akhlak dermawan, akhlak tawadhu
(rendah hati). Analisis Terjemah Ayat Al-Qur'an, Hadits Nabi, dan Pendapat
UlamaPenerjemahan, kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Saat ini
penerjemahan sudah banyak dilakukan di seluruh dunia selain sebagai tindak
komunikasi antar bangsa di dunia, penerjemahan juga sebagai sarana penyebaran
ilmu pengetahuan dari teks bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dalam
penerjemahan sudah pasti ada hal-hal yang perlu diperhatikan supaya hasil
terjemahan itu sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat, salah satunya adalah
strategi penerjemahan yang merupakan tahap awal yang harus diketahui oleh
seorang penerjemah. Hadits Nabi: َ‫ِجيبُوا ال َّدا ِع َى َوالَ تَ ُر ُّدوا ْالهَ ِديَّةَ َوالَ تَضْ ِربُوا ْال ُم ْسلِ ِمين‬
“Hadirilah panggilan (undangan) dan janganlah menolak hadiah . Serta Janganlah
memukul orang-orang muslim.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod)Pada
hadits ini menggunakan strategi penerjemahan yaitu 'membuang (Hadzf),
menambahkan (ziyadah), dan menggantikan (tabdil)'. Didalam hadits tersebut
terdapat kalimat ‫ أجيبوا الداعي‬secara arti menerima panggilan. Dengan ‫ أجيبوا‬artinya
menerima, dan ‫ الداعي‬artinya panggilan. sehingga kalimat ‫ أجيبوا الداعي‬bisa kita
terjemahkan dengan teknik menggantikan (tabdil) menjadi "menerima panggilan
atau undangan". Kemudian, kita bisa menambahkan kata "hadiah" karena didalam
hadits tersebut terdapat kata hَ‫ ْالهَ ِديَّة‬yang artinya "hadiah". Selanjutnya, kita juga
bisa menggunakan teknik membuang (Hadzf) dan menggantikan (tabdil) pada
kata َ‫ ْال ُم ْسلِ ِمين‬yang didalam ayat tersebut memiliki arti "orang-orang muslim."

C. PELAJARAN YANG DIPETIK OLEH HADITS

1. Materi Pendidikan Aqidah


Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa

rosulullah saw bersabda:

، ً ‫ا‬4‫ يوم‬- ‫لم‬44‫ه وس‬44‫لى هللا علي‬44‫ ص‬- ‫ف النَّب ّي‬44‫ كنت خل‬: ‫ قَا َل‬، ‫س رضي هللا عنهما‬
ٍ ‫ابن عبا‬
ِ ‫عن‬

‫ ِإ َذا‬، َ‫ك‬4َ‫ ْدهُ ت َُجاه‬4‫ظ هللاَ تَ ِج‬4 ْ ، ‫ َك‬4‫ ِظ هللاَ يَ ْحفَ ْظ‬4َ‫احف‬
ِ 4َ‫احف‬ ٍ ‫ا‬44‫كَ َكلِ َم‬4‫ إنِّي أعلّ ُم‬، ‫ا ُغال ُم‬4َ‫ (( ي‬: ‫ا َل‬44َ‫فَق‬
ْ :‫ت‬

ْ ‫ أنَّ اُأل َّمةَ لَ ْو‬: ‫ َوا ْعلَ ْم‬، ِ‫ستَ ِعنْ باهلل‬
َ‫اجتَ َم َعتْ َعلَى أنْ يَ ْنفَ ُعوك‬ ْ ‫ وِإ َذا ا‬، ‫سأ ْلتَ فَاسَأ ِل هللا‬
ْ ‫ستَ َع ْنتَ فَا‬ َ

‫ي ٍء لَ ْم‬4 ‫ش‬ ُ َ‫وا َعلَى أنْ ي‬44‫ وَِإن اجتَ َم ُع‬، َ‫ك‬44َ‫هُ هللاُ ل‬4 ‫ ْد َكتَب‬4 َ‫ي ٍء ق‬4 ‫ش‬
َ ِ‫ ُّروكَ ب‬4 ‫ض‬ َ ِ‫و َك إالَّ ب‬44‫ي ٍء لَ ْم يَ ْنفَ ُع‬4 ‫ش‬
َ ِ‫ب‬

ُ‫الصحف‬
ُّ ‫ت‬ِ َّ‫ت اَأل ْقالَ ُم َو َجف‬
ِ ‫ ُرفِ َع‬، َ‫ض ُّرو َك إالَّ بِشَي ٍء قَ ْد َكتَبَهُ هللاُ َعلَ ْيك‬
ُ َ‫ي‬

(‫ )رواه الترمذي‬، ‫ (( حديث حسن صحيح‬: ‫َوقا َل‬

‫ تَع َّرفْ ِإلَى هللاِ في ال َّر َخا ِء يَ ْع ِرفكَ في‬، ‫ظ هللا تَ ِج ْدهُ َأ َما َم َك‬4ِ َ‫احف‬
ْ (( : ‫وفي رواية غي ِر الترمذي‬

َّ‫ أن‬: ‫ َوا ْعلَ ْم‬، َ‫أصابَكَ لَ ْم يَ ُكنْ لِيُ ْخ ِطَئك‬ ِ ُ‫ أنَّ َما َأ ْخطَأ َك لَ ْم يَ ُكنْ لِي‬: ‫ َوا ْعلَ ْم‬، ‫ش َّد ِة‬
َ ‫ َو َما‬، َ‫صيبك‬ ِّ ‫ال‬
1
ً‫سرا‬ ْ ‫ َوَأنَّ َم َع ال ُع‬، ‫ب‬
ْ ُ‫س ِر ي‬ ِ ‫ َوَأنَّ الفَ َر َج َم َع ال َك ْر‬، ‫ص ْب ِر‬ ْ َّ‫الن‬
َّ ‫ص َر َم َع ال‬

Artinya: Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Kali tertentu saya berada dibelakang
Nabi saw, kemudian beliau bersabda “Hai anak kecil, aku akan
mengajarkan kepadamu nbeberapa kalimat, yaitu: “ Jagalah (perintah)
Allah niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu. Jika engkau
minta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan,
maka mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat

1
Imam Nawawi, Terjemahan Riyadhus Shalihiin, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999 )Jilid 1, hlm.90
manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu
niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu kecuali
dengan sesuatu hal yang telah ditentukan Allah padamu. Dan jika
mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu niscaya mereka tidak akan
dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan
Allah padamu. Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta)
lembaran-lembaran itu” (HR. Imam Tirmidzi).2
Dan dalam riwayat selain Tirmidzi dikatakan, Rosulullah saw
bersabda: “Peliharalah (perintah) Allah niscaya engkau akan menemui-
Nya dihadapanmu. Hendaknya engkau mengingat Allah diwaktu lapang
(senang, niscaya Allah akan mengingatmu diwaktu susahmu. Ketahuilah,
sesungguhnya sesuatu yang seharusnya luput mengenaimu, tentulah
sesuatu itu tidak akan mengenaimu. Ketahuilah, sesungguhnya
kemenangan itu disertai kesabaran, kesenangan itu ada kesudahan, dan
sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan.
Kandungan dan Penjelasan Hadits serta Kaitannya dengan Dunia
Pendidikan
Hadits ini mengandung penjelasan tentang 'aqidah Islam. Rasul
menyampaikan pelajaran ini kepada Abdullah ibn 'Abbas pada usia mudanya. Ini
menunjukkan bahwa pendidikan aqidah sudah ditanamkan kepada seseorang sejak
ia kecil. Karena usia inilah yang paling tepat untuk menanamkan nilai. Bila nilai
itu sudah tertanam, maka kehidupan setelah dewasa dan masa tua banyak
dipengaruhi oleh masa muda itu. Sehingga kalaupun seseorang hidup di
lingkungan yang sangat jauh dari ajaran Islam, tetapi ideologinya tidak
terpengaruh, keyakinannya tidak goyah. Adapun jika penanaman nilai itu
terlambat, apalagi setelah kepalanya terisi oleh teori-teori dan doktrin di luar
Islam, maka manusia seperti inilah susah untuk disadarkan dan dibimbing ke jalan
Islam.3
Rasul Saw mengajarkan kepada Ibnu 'Abbas, agar senantiasa memelihara
aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt, tidak melanggar batasan-

2
Imam Nawawi, Terjemahan Riyadhus Shalihiin, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999 )Jilid 1,
hlm. 90
3
Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: Teras, 2010), hal. 45
batasanNya. Kalau ini dilakukan, niscaya Allah akan memeliharanya juga. Dan
jika Allah dijaga dalam arti hukum-hukumNya ditaati, maka pada saat manusia
membutuhkan bantuan Allah, maka Allah senantiasa di hadapanNya, menolong
kesusahannya, meringankan bebannya.
Pelajaran seperti ini memang sangat tepat diajarkan kepada anak.
Psikologi anak mudah menerima pendidikan seperti ini dan dengan bahasa seperti
hadits ini. Yang diharapkan darinya ialah, doktrin tersebut tertanam dalam
benaknya hingga ia tua. Pada waktu ia dewasa ia tetap teringat bahwa apabila
seseorang ingin senantiasa mendapat penjagaan dari Allah maka ia harus juga
menjaga Allah Swt dalam kesehariannya.

2. Materi pendidikan Al-Qur’an


Selanjutnya, rosulullah saw bersabda dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Sa’id Rafi’ bin al-Mu’alla:

- ِ‫و ُل هللا‬44‫ا َل لي رس‬44َ‫ ق‬: ‫ا َل‬44َ‫ ق‬، - ‫ه‬44‫ي هللا عن‬44‫ رض‬- ‫ع بن ا ْل ُم َعلَّى‬4 َ ‫عن َأبي‬
ِ 4ِ‫س ِعي ٍد َراف‬

َ‫ ُر َج ِمن‬4‫ َل أنْ ت َْخ‬4‫ور ٍة في القُ ْرآن قَ ْب‬


َ ‫س‬ُ ‫ (( َأالَ ُأ َعلِّ ُمكَ َأ ْعظَ َم‬: - ‫صلى هللا عليه وسلم‬

: َ‫ إنَّ َك قُ ْلت‬، ِ‫سو َل هللا‬ َ ‫ فَلَ َّما‬، ‫أخ َذ بِيَ ِدي‬


ُ ‫ يَا َر‬: ُ‫ قُ ْلت‬، ‫أر ْدنَا أنْ نَ ْخ ُر َج‬ َ َ‫س ِج ِد ؟ )) ف‬
ْ ‫ا ْل َم‬

‫ ْب ُع‬4 ‫الس‬ َ (( : ‫آن ؟ قَا َل‬


َّ ‫ ِه َي‬، َ‫الَ ِمين‬44‫ ُد هللِ َر ِّب ال َع‬4‫الح ْم‬ ِ ‫ور ٍة في القُ ْر‬
َ ‫س‬ُ ‫ُأل َعلِّ َمنَّكَ أ ْعظَ َم‬

‫ال َمثَانِي َوالقُ ْرآنُ ال َع ِظي ُم الَّ ِذي ُأوتِيتُهُ )) رواه البخاري‬

Artinya: Dari Abu Sa’id Rafi’ Al Mu’alla ra, ia berkata: Rosulullah saw
bersabda kepadaku: sukakah aku ajarkan kepadamu surat yang paling
agung dalam al-Qur’an sebelum kamu keluar dari masjid?” beliau
lalu menggandeng tanganku. Ketika kami hendak keluar kami
menagih : “Wahai Rosulullah !! engkau tadi berkata “Tentu aku
ajarkan kepadamu surat yang paling agung dalam al-Qur’an.
“Rosulullah saw bersabda: AL HAMDULILLAHI ROBBIL ‘AALAMIIN
(Surat al-Fatihah), yaitu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan
al-Qur’an yang agung yang diberikan kepadaku.” (HR Bukhari)4

Kandungan dan Penjelasan Hadits


Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat dan menurut mayoritas ulama diturunkan
di Mekkah.Namun menurut pendapat sebagian ulama, seperti Mujahid, surat ini
diturunkan di Madinah. Menurut pendapat lain lagi, surat ini diturunkan dua kali,
sekali di Mekkah, sekali di Madinah. Ia merupakan surat pertama dalam daftar
surat Al-Qur’an. Meski demikian, ia bukanlah surat yang pertama kali diturunkan,
karena surah yang pertama kali diturunkan adalah Surah al-Alaq.
Dinamakannya Al-Fatihah sebagai Ummul Kitab (Induk Kitab) adalah
karena ia mengandung seluruh tema pokok dalam Alquran, yaitu tema pujian
kepada Allah yang memang berhak untuk mendapatkan pujian, tema ibadah dalam
bentuk perintah maupun larangan, serta tema ancaman dan janji tentang hari
kiamat. Dengan kata lain, al-Fatihah mencakup ajaran-ajaran pokok dalam Islam,
yaitu ajaran tentang tauhid, kepercayaan terhadap Hari Kiamat, cara beribadah,
dan petunjuk dalam menjalani hidup.
Dalam hadits ini terlihat bahwa Al Fatihah merupakan surat yang
teragung dan terbesar serta merupakan pendahuluan dari isi kitab yang mencakup
seluruh isi dan maksud Al Qur'an yang biasa disebut Ummul Qur'an (induk kitab).
Dan Surat inipun biasa diulang-ulang dalam bacaan shalat baik yang wajib atau
yang sunnat, bahkan dikatakan juga sebagai Al Qur'an yang Agung dilihat dari
segi tilawat, pokok bahasan, dan martabatnya.  

3. Materi Pendidikan Ibadah


Sabda Rosulullah saw:
‫ه‬44‫لى هللا علي‬44‫ ص‬- ‫ أنَّ فُقَرا َء ال ُم َها ِجرينَ أت َْوا رسول هللا‬: - ‫ رضي هللا عنه‬- ‫وعن َأبي هريرة‬

َ ‫ َذه‬: ‫الُوا‬44َ‫ فَق‬، - ‫لم‬44‫وس‬


ِ ‫ َّد َر َجا‬44‫ ُّدثُو ِر بِال‬44‫ ُل ال‬44ْ‫َب أه‬
‫ا‬44‫ (( َو َم‬: ‫ا َل‬44َ‫ فَق‬، ‫ َوالنَّ ِعيم ال ُمقيم‬، ‫ت ال ُعلَى‬

،‫ق‬ َ ‫ َّدقُونَ َوالَ نَت‬4‫َص‬


ُ ‫ َّد‬4‫َص‬ ُ َ‫ َوي‬، ‫لِّي‬4‫ص‬
ُ َ‫ا ن‬44‫و ُمونَ َك َم‬4‫ص‬
َ ‫ َويَت‬، ‫و ُم‬4‫ص‬ َ ُ‫ ي‬: ‫َذاك ؟)) فَقَالوا‬
َ ُ‫ا ن‬44‫صلُّونَ َك َم‬

4
Imam Nawawi, Terjemahan Riyadhus Shalihiin, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999 )Jilid 1,
hlm. 92
َ ‫ (( أفَال ُأ َعلِّ ُم ُك ْم‬: - ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ فَقَا َل رسول هللا‬، ‫ق‬
َ‫ش ْيئا ً تُ ْد ِر ُكون‬ ُ ِ‫َويَ ْعتِقُونَ َوالَ نَ ْعت‬

‫ا‬44‫ َل َم‬4‫نَ َع ِم ْث‬4‫ص‬ َ ‫ ٌد أ ْف‬4‫أح‬


َ ْ‫ َل ِم ْن ُك ْم ِإالَّ َمن‬4‫ض‬ َ ُ‫ون‬44‫ َوالَ يَ ُك‬، ‫ َد ُك ْم‬4‫ ِه َمنْ بَ ْع‬4ِ‫سبِقُونَ ب‬
ْ َ‫ َوت‬، ‫م‬4ْ ‫سبَقَ ُك‬
َ ْ‫بِ ِه َمن‬

‫ ِّل‬4‫ر ُك‬4 َ ‫ (( ت‬: ‫ا َل‬44َ‫ ق‬، ‫ول هللا‬44‫ا رس‬44َ‫ بَلَى ي‬: ‫الوا‬44‫صنَ ْعتُ ْم ؟ )) ق‬
َ 4ُ‫ ُدب‬، َ‫ دُون‬4‫بِّ ُحونَ َوتُ َكبِّرُونَ َوت َْح ِم‬4‫ُس‬ َ

ِ ‫صالَ ٍة ثَالثا ً َوثَالثِينَ َم َّرةً )) فَ َر َج َع فُقَ َراء ال ُم َه‬


‫لم‬4‫ه وس‬4‫لى هللا علي‬4‫ ص‬- ‫ول هللا‬4‫اج ِرينَ ِإلَى رس‬4 َ

‫لى هللا‬44‫ ص‬- ‫ول هللا‬44‫ا َل رس‬44َ‫ فَفَ َعلُوا ِمثلَهُ ؟ فَق‬، ‫وال بِ َما فَ َع ْلنَا‬ ْ ‫س ِم َع‬
4ِ ‫إخ َوانُنَا أه ُل األ ْم‬ َ : ‫ فقالوا‬، -

. ‫ َوهَذا لفظ رواية مسلم‬، ‫ق َعلَ ْي ِه‬ ْ َ‫ (( َذلِكَ ف‬: - ‫عليه وسلم‬
ٌ ‫ض ُل هللاِ يُْؤ تِي ِه َمنْ يَشَا ُء )) متف‬
5
َ ِ‫ األ ْم َوا ُل ال َكث‬: )) ‫(( ال ُّدثُور‬
. ‫ َوهللا أعلم‬، ُ‫يرة‬

Artinya: Artinya: “Dari Abu Hurairah, bahwasannya orang-orang miskin dari


kelompok muhajirin datang menemui Rasulullah saw sambil mereka
berkata: “Wahai Rasulullah saw, orang-orang kaya dan lapang, telah
mengalahkan kebaikan dan pahala kami dengan derajat yang tinggi
dan kemewahan yang banyak”. Rasulullah saw lalu bertanya:
“Bagaimana bisa demikian?” Mereka menjawab: “Mereka melakukan
shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami juga
berpuasa, mereka dapat bersedekah harta namun kami tidak dapat
bersedekah, mereka dapat membebaskan budak belian, sementara kami
tidak dapat melakukannya”. Rasulullah saw lalu bersabda kembali:
“Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu di mana kamu dapat
mendahului, mengalahkan (pahala dan kebaikan) orang-orang sebelum
kalian dan sesudah kalian, dan tidak akan ada seorang pun yang dapat
mengalahkan kebaikan kalian kecuali orang tersebut melakukan
sebagaimana yang kalian lakukan?” Mereka menjawab: “Tentu mau
ya Rasulullah”. Rasulullah saw bersabda kembali: “Bacalah tasbih
(subhanallaah), tahmid (alhamdulillaah) dan takbir (Allahu akbar)
setiap selesai shalat (wajib) sebanyak tiga puluh tiga kali”. Abu Shalih
berkata: “Orang-orang miskin dari kelompok muhajirin lalu kembali

5
Imam Nawawi, Terjemahan Riyadhus Shalihiin, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999 )Jilid 1,
hlm. 94
lagi menghadap Rasulullah saw sambil berkata: “Kami mendengar
bahwa orang-orang kaya itu juga melakukan apa yang telah kami
lakukan ya Rasulullah”. Rasulullah saw lalu bersabda kembali: “Itu
adalah karunia dari Allah, yang Allah berikan kepada orang yang
dikehendakiNya” (HR. Bukhari Muslim).
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Seorang
hamba dilebihkan dari yang lainnya sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada
yang mungkin dapat menghalangi pemberian Allah dan tidak mungkin ada yang
dapat memberi apa yang Allah halangi. Ketahuilah bahwa kebaikan seluruhnya
berada di tangan-Nya. Allahlah yang benar-benar Maha Mulia, Maha Pemberi dan
tidak kikir.

4. Materi Pendidikan Fiqih


Sabda nabi :
‫ (( َمنْ يُ ِر ِد‬: - ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ قَا َل رسول هللا‬: ‫ قَا َل‬- ‫ رضي هللا عنه‬- ‫وعن معاوية‬

‫ق َعلَ ْي ِه‬ ِ ‫ هللاُ بِ ِه َخ ْيراً يُفَقِّ ْههُ في الد‬.


ٌ ‫ متف‬. )) ‫ِّين‬

Artinya: Dari Mu'awiyah ra katanya: "Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa


yang dikehendaki oleh Allah untuk memperoleh kebaikan, maka Allah
membuat ia menjadi pandai dalam hal keagamaan." [Muttafaq 'alaih]6

Kandungan dan Penjelasan Hadits


Hadits ini menunjukkan salah satu keutamaan ilmu agama yang paling
besar. Disebutkan di situ bahwa ilmu yang bermanfaat merupakan tanda akan
keberuntungan seorang hamba, dan tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan
dengannya.7
Fikih (pemahaman) dalam masalah agama Islam mencakup pemahaman
tentang dasar-dasar keimanan, syariat dan hukum-hukum Islam dan hakikat Ihsan.
Karena agama ini meliputi ketiga hal tersebut, sebagaimana dalam hadits kisah
Jibril tatkala bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Iman,
Islam dan Ihsan, Nabi menjawab dengan memberikan batasan-batasannya. Di situ

6
Ibid.hlm.97
7
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia.2002)hlm.145
Nabi memaknai Iman dengan dasar-dasar Iman (rukun Iman) yang enam, dan
memaknai Islam dengan rukun-rukunnya yang lima dan memberikan pengertian
tentang Ihsan dengan mengatakan: “Yaitu kamu menyembah Allah seolah-olah
melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
Melihatmu” .
orang yang Allah kehendaki kebaikan yang besar, sebagaimana Dia
memberikan arahan kepada orang bodoh, dan menunjukinya ke derajat yang
mulia. Al Fiqhu fid din adalah mempelajari kaidah-kaidah Islam dan mengetahui
halal-haram. Makna tersiratnya adalah bahwa barangsiapa yang tidak diberikan
pemahaman agama maka dia tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah Ta’ala.
Pemahaman tersirat ini telah ditegaskan dalam hadits riwayat  Abu Ya’la:
“Barangsiapa yang tidak difahamkan (agama) maka Allah tidak peduli
dengannya.” Hadits ini merupakan dalil yang jelas bahwa kemuliaan Al Fiqhu fid
din (pemahaman terhadap agama) dan orang-orang yang mempelajarinya, di atas
segala jenis ilmu dan  cendekiawan. Dan yang dimaksud dengannya adalah
memahami Al Kitab (Al Quran) dan As Sunnah.

5. Materi Pendidikan    Keterampilan


Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah,
kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya namun sepertinya ia
nyaris bosan. Maka Uqbah berkata, “Maukah kamu aku kabarkan sebuah hadits
yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab,
“Mau.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda:
َّ‫ (( إن‬: ‫ يقول‬، - ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫سو َل هللا‬ َ : ‫ قَا َل‬، - ‫ رضي هللا عنه‬- ‫وعنه‬
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬

َ ‫ص ْن َعتِ ِه‬
، ‫ َوال َّرا ِميي ِب ِه‬، ‫الخ ْي َر‬ َ ‫ب في‬ َ : َ‫الجنَّة‬
ُ ‫صانِ َعهُ يَ ْحت َِس‬ َ ‫س ْه ِم ال َوا ِح ِد ثَالَثَةَ نَفَ ٍر‬
َّ ‫هللاَ يُد ِْخ ُل بِال‬

َ 4َ‫ َو َمنْ ت‬. ‫وا‬44ُ‫أح ُّب إل َّي ِمنْ أنْ ت َْر َكب‬
‫ا‬4‫ َد َم‬4‫ َّر ْم َي بَ ْع‬4‫ركَ ال‬4 َ ‫وا‬44‫ َوأنْ ت َْر ُم‬، ‫وا‬44ُ‫ار َكب‬
ْ ‫وا َو‬44‫ار ُم‬ َ ُ‫و ُم ْنبِلَه‬
ْ ‫و‬.

. ‫ (( َكفَ َرهَا )) رواه َأبُو داود‬: ‫ُعلِّ َمهُ َر ْغبَةً َع ْنهُ فَإنَّ َها نِ ْع َمةٌ تَ َر َك َها )) َأ ْو قَا َل‬

Artinya: Dari Abu Uqbah bin Amir Al-Juhanniy ra, ia berkata: Saya mendengar
rosulullah saw bersabda:”Sesungguhnya Allah akan memasukkan tiga
orang kedalam syurga dikarnakan satu panah, yaitu pembuatnya yang
sewaktu membuat ia hanya mengharapkan kebaikan (pahala), orang
yang memanahkan, dan orang yang memberikan anak panah kepada
orang yang memanah. Hendaklah kalian selalu berlatih memanah dan
berkendaraan, dan berlatih memanah lebih aku sukai, daripada kamu
hanya berlatih naik kendaraan. Barang siapa yang
meninggalkan/melupakan panahan setelah ia diajari karena benci,
maka sikap seperti itu ibarat suatu nikmat yang diingkari”
Kandungan Hadits
Hadits di atas menggambarkan betapa Rasulullah saw sangat
menganjurkan agar seorang muslim peduli dengan persiapan untuk berjihad di
jalan Allah. Memanah dan berkuda merupakan dua kegiatan yang terkait dengan
hal itu. Dan seorang muslim perlu memiliki semangat untuk berjihad di jalan
Allah. Mengapa? Karena Nabi saw memperingatkan bahwa raibnya semangat
berjihad mengindikasikan hadirnya kemunafikan dalam diri.8
Memanah dan berkuda adalah dua keterampilan yang dianjurkan
rosulullah kepada umatnya, karena sarat dengan berjihad dijalan Allah. Namun
dalam hal keterampilan ini, Rosulullah saw lebih menekankan kepada umatnya
agar lebih memilih untuk berlatih memanah daripada mengendarai kuda.

8
Ibid.hlm.147
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat pemakalah simpulkan bahwa:
a.       Pendidikan aqidah Islam haruslah ditanamkan kepada manusia dari sejak
dini, agar mampu mempertahankan keislaman dengan utuh dan terhindar dari
pemurtadan.
b.      Surat al-fatihah adalah surat yang paling agung diantara surat-surat yang lain
didalam al-qur’an
c.       Orang yang ingin berhasil dan sukses mencapai cita-citanya, ia harus
berjuang menapaki jalan kesuksesan itu dengan segala kepahitan dan
penderitaan. Bila ia sabar dalam kepahitan itu, maka di depannya kesuksesan
telah menunggu. Tetapi bila ia tidak sabar dan mundur dari jalannya, ia akan
gagal untuk meraih cita-citanya.
d.      Manusia tak layak meminta bantuan kepada makhluk Allah, apalagi kepada
musuh Allah seperti syaitan, padahal kepada Allah ia tidak meminta bantuan.
Inilah pelajaran penting dalam aqidah.
e.       Manusia tak layak meminta bantuan kepada makhluk Allah, apalagi kepada
musuh Allah seperti syaitan, padahal kepada Allah ia tidak meminta bantuan.
Inilah pelajaran penting dalam aqidah.
f.       Orang yang berpaling dari ilmu-ilmu agama ini secara keseluruhan pertanda
bahwa Allah tidak menghendaki kebaikan padanya, karena Allah tidak
memberikan padanya hal-hal yang bisa dipakai untuk mendapatkan kebaikan
yang banyak, dan meraih keberuntungan hakiki
DAFTAR ISI

Nawawi, Imam. 1999 Terjemahan Riyadhus Shalihiin .Jilid 1,, (Jakarta: Pustaka
Amani.

Juwariyah, 2010 Hadist Tarbawi, Yogyakarta: Teras.

Muhaimi, 2004. Wacana Pengembangan Pandidikan Islam, Cetakan II Surabaya:


Pustaka Pelajar.

Ramayulis. 2002.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai