Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa jabatan guru sebagai

pendidik merupakan jabatan profesional. Dengan demikian profesionalisme

guru di tuntut terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.1

Perkembangan di zaman Sekarang sangatlah Pesat di antaranya

perkembangan Media Internet. Dari perkembangan Media ini orang dapat

bertukar informasi antar kota, antar negara, bahkan antar banua sekalipun

tidak ada lagi batas-batas geografis yang mengahalangi kita untuk

berinteraksi dengan dunia global.

Kemudian ini merupakan salah satu mamfaat dari globalisasi yang

melibatkan berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Dari dunia

pendidikan ini, telah melahirkan perkembangan teknologi informasi

disegala bidang kehidupan masyarakat saat ini.

Dengan hal ini untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang

tercantum dalam Surah Al Alaq 1-5 yang berbunyi :

‫ق ۡٱق َر ۡأ َو َربُّكَ ٱأۡل َ ۡك; َر ُم ٱلَّ ِذي َعلَّ َم‬


ٍ َ‫ق ٱإۡل ِ ن ٰ َسنَ ِم ۡن َعل‬
َ َ‫ق خَ ل‬ َ َ‫ك ٱلَّ ِذي خَ ل‬ َ ِّ‫ٱس ِم َرب‬ ۡ ِ‫ۡٱق َر ۡأ ب‬
ۡ‫بِ ۡٱلقَلَ ِم عَلَّ َم ٱإۡل ِ ن ٰ َسنَ َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬

Artinya : “ Bacalah dengan ( menyebut nama tuhanmu yang menciptkan.

Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmulah yang

1
Oemar Hamalik, “Proses Belajar Mengajar” (Bumi Aksar, Jakarta, 2010) Hal. 20

1
2

maha pemurah yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam (tulis baca)

dia mengajarkan manusia apa yang tidak di kathuinya.(Qs Al-Alaq 1-5).

Berdasarkan ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa begitu beratnya

tugas kita untuk belajar membaca dari dalam kandungan sehingga lahir

kedunia dari mulai dari ayunan kita sudah di ajarkan oleh kedua orang tua

kita sehingga kita disekolahkan menjadi seorang peserta didik. Namun

proses belajar mengajar jatungnya pendidikan yang harus diperhitungkan

karena pada kegiatan pembelajaran inilah transpormasi berbagai konsep,

nilai serta materi pendidikan diintregrasikan. Dengan Kemanjuan kemajuan

ilmu pengetahuan dan Media Internet, membuat pendidik tidak mungkin

lagi di kelola hanya dengan melalui pola tradisonal, di samping cara ini

tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntunan masyarakat, pemahaman

cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya.

Teknologi pendidikan dan media pendidikan untuk kegiatan pendidikan

perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar, karena adanya pendidikan

ilmiah, sistematis dan rasional, sebagaimana dituntut untuk tercapainya

tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

Madia Internet mempunyai karakteristik tentu yang sangat relevan

bagi kepentingan pendidikan yang memungkinkan adanya penyebaran

informasi secara luas, merata, cepat, seragam dan terintregasi, sehinga

dengan demikian pesan dapat disampaikan sesuai dengan isi yang di

maksud. Teknologi pendidikan dapat menyajikan materi secara logis, ilmiah

dan sistematis serta mampu melengkapi, menunjang, memperjelas konsep


3

-konsep pembelajaran. Disamping itu Media Internet menjadi patner guru

dalam rangka mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif, efisien dan

produltif sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan anak didik, selaian itu juga

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dengan menyajikan meteri

secara lebih menarik.

Di era yang serba modern, perkembangan cara pengajaran juga

berbeda dengan didukungnya Media Internet. Sepertihalnya cara

menyamapaikan yang dulu mengunakan metode ceramah akan tetapi di

zaman sekarang guru bisa menyampaikan materi melalui teknologi seperti,

komputer dan internet agar dapat menunjang kagiatan belajar mengajar.2

Dengan perkembangan tersebut ilmu pengetahuan juga mengalami

perkembangan sangat cepat, dengan bigitu peserta didik di tuntut untuk

lebih aktif dan produktif. Penggunaan teknologi internet diharpakan siswa

dapat mencari ilmu bukan hanya disekolah, peserta didik juga bisa mencari

artikel, jurnal dan info-info lain melalui media internet. Tetapi dengan

mudahnya akses internet kenyataannya tidak semua peserta didik

menggunakannya dengan baik, seperti bermain game atau membuka

sesuatun yang seharusnya tidak seharusnya dibuka sebagai seorang peserta

didik. Terdafat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi balajar seorang

peserta didik yaitu faktor intern dan faktor ekstern meliputi fakor keluarga,

faktor sekolah, faktor masyarakat dan lingkungan.

2
Samsul Arifin, Skripsi :”Pengaruh Pemanfaatan Media Internet Terhadap Presatasi Belajar
Pendididkan Agama Islam Siswa Kelas XI SMA Al-Azhar 3 ”.( Bandar Lampung) : 2017) Hal.1
4

Untuk menunjang keberhasilan belajar, faktor-faktor tersebut

diharapkan mampu untuk memperhatikan bagaiman peserta didik

menggunakan internet dalam kegiatan yang positif. Banyak peserta didik

dalam dunia pendidikan yang mengunakan internet untuk membantu mereka

dalam belajar. Baik mancari informasi yang terkait dengan mata pelajaran

yang bisa menambah wawasan siswa menjadi luas lagi.3

Pemanfaatan Media Internet dalam Pembelajaran mengkondisikan

siswa untuk belajar lebih aktif dan mandiri, dalam perlaksanaan

pembelajaran di lakukan secara individu ataupun kelompok, dan

dilaksanakan dikelas maupun diluar kelas. Perkembangan internet di

Indonesia memang sepertinya tidak terduga sebelumnya. Beberpa tahun

yang lalu internet hanya di kenal sebagian kecil orang mampunyai minat

dibidang komputer. Namun, dalam tahun-tahun terakhir ini penggunaan jasa

internet meningkat secara sangat pesat.bahkan mayoritas sekarang sudah

menggunakan internet baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa

maupun orang tua memamfaatkan adanya internet. Begitupun juga di Kelas

X IPS Mandarasah Aliyah Negeri 2 dimana kelas X IPS menggunakan

internet. Hal tersebut juga di dukung dengan adanya area wifi. Dengan

adanya fasilitas wifi akan mempermudahkan Peserta didik dalam mencari

materi pembelajaran yang di ajarkan oleh guru dan juga untuk media

membaca dan belajar dalam menambah wawasan.

Permasalahan yang timbul di kalangan peserta didik sering di

salahgunakannya media internet untuk mecari hal yang tidak penting hingga
3
. Oemar Hamalik, “Proses Belajar Mengajar” (Bumi Aksar, Jakarta, 2011) Hal. 25
5

berdampak kurangnya minat belajar peserta didik, diharapkan guru bisa

mengubah pola pikir peserta didik yang sudah terdotrin dalam

menggunakan media internet, salah satu faktor keseterdiaan sinyal yang

kurang bagus di berbagai daerah, terlebih bagi peserta didik yang berada di

daerah pendalaman yang masih susah sinyal. Selain itu, bagi peserta didik

Kelas X JurusanIPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo yang rata-rata sudah

memiliki gawai, kuota merupakan sumber masalah berikutnya, dimana jika

tidak menggunakan wifi rumahnya, maka peserta didik harus mengeluarkan

uang lebih untuk membeli kuota internet. Pembelian kuota internet memiliki

kendala apabila orang tua dari peserta didik tersebut sedang kesusahan,

sehinggga peserta didik kesulitan juga untuk membeli kuota internet.

Kemudia apabila akses internet yang mengalami gangguan, maka proses

pembelajaran menjadi terganggu, sehingga pemahaman siswa terhadapa

meteripun mengalami kesulitan jika peserta didik ketika belajar secara tatap

muka langssung saja masih belum paham, apa lagi jika bealajar seacara

online. Maka dari itu , peserta didik harus inisiatif belajar mandiri dan juga

mencari sumber lain di internet untuk menanmbah pemahaman terhadapa

materi yang di ajarkan, dengan demikian peserta didik akan mengerti hal

yang di perlukan lakukan dalam mengunnakan media interten yang baik.

Agar dapat diperoleh suatu pelajaran yang maksimal.

Salah satu masalah pendidikan yang di hadapi dunia pendidikan kita

adalah rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari proses pendidikan

yang sedang berjalan maupun produksi hasil pendidikan itu sendiri. Dari
6

proses pendidikan khususnya pembelajaran sebagian besar guru lebih

cenderung menanamkan materi pelajaran yang bertumpu pada satu sapek

kognitif tingkat rendah seperti mengingat, menghapal dan menumpukan

informasi. Terbatasnya media internet yang menjadi kendala bagi peserta

didik danlam mengunnakan media internet.

Dilihat dari paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji

lebih lanjut yang tertuang dalam judul “Pemanfaatan Media Internet

Terhadap Proses belajar Siswa Pendidikan Agama Islam di Sekolah MAN 2

Kabupaten Tebo (Studi Kasus Peserta Didik Kelas X Jurusan IPS)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat di kemukakan

permasalahan sebagai berilut :

1. Apakah Media Internet Sebagai Sumber Pembelajaran Mempengaruhi

Belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik Kelas X jurusan IPS

Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo.?

2. Apa kendala peserta didik kelas X jurusan IPS dalam menggunakan

media internet di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo.?

3. Bagaimana Upaya untuk mengatasi kendala peserta didik kelas X

jurusan IPS dalam menggunakan media internet.?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian
7

Melihat kepada masalah yang telah dirumuskan, maka yang menjadi

pokok tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pemanfaatan

Media Internet terhadapat belajar Pendiddikan Agama Isalam di Madrasah

Aliyah Negeri 2 Tebo.

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan penelitian di atas maka diharapkan penelitian ini dapat

memberikan manfaat yaitu, sebagai berikut:

a. penulis merupakan bentuk pengalaman yang sangat beharga guna

menambah wawasan dan profesionalisme.

b. sekolah merupakan bahan laporan atau sebagai pedoman dalam

mengambil kebijakan-kebijakan tetantang terkait pemanfaatan media

internet dan prestasi belajar pendidikan agama islam.

c. Hasil dari penelitian ini sedikit banyak menyadarkan peserta didik

akan pentingnya pemanfaatan media untuk menunjang pembelajaran

sehingga akan memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan

adanya media internet agar peserta didik lebih memahami cara

mengunakan media internet dengan baik dan benar.

BAB II

LANDASAN TEORI
8

A. Media Internet

1. Pengertian Media Internet

Media menurut asal katanya berasala dari bahasa latin yaitu medius

yang secara harafiah berarti perentara atau pengantar. Dalam bahasa arab,

media adalah perentara atau pengatar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan. Gearlach & Ely sebagaimana di kutif oleh Azhar Arsyad

menyatakan bahwa media bila dipahami secara garis besar adalah manusia,

materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta

didik maupun memperoleh pengetahuan , keterampilan, atau sikap.

Menurut Marshall Mcluhan, media adalah suatu ekstensi manusia

yang memungkinkan mempengaruhi ornag lain yang tidak mengadakan

kontak langsung denagan dia.4

Sedangkan Hamalik menagatakan bahwa “media sebagai alat,

metode dan teknik yang di gunakan dalam rangka lebih mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antar guru dan peserta didik dalam proses

pendidikan dan pengajaran disekolah. Menurut Saiful Bahri Zamarah dan

aswan zian “ media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran”

Pmbelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang

salaing memperngaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia


4
. Samsul Arifin, Skripsi :”Pengaruh Pemanfaatan Media Internet Terhadap Presatasi Belajar
Pendididkan Agama Islam Siswa Kelas XI SMA Al-Azhar 3 ”.( Bandar Lampung) : 2011) Hal.7
9

terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari peserta didik , guru dan tenaga

lainnya, misalnya tanaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,papan

tulis,fotografi, slide dan film, audio dan video. Fasilitas dan perlengkapan,

terdiri dari ruang kelas, teridiri dari perlengkapan video visual, juga

computer. Prosedur meliputi jadwal, metode penyampaian informasi,

praktek belajar, ujian dan sebagainya.5

Hamijojo membatasi media sebagai semua bentuk perentara yang

di gunakan oleh manusia menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan

atau pendapat sehingga ide gagasan atau pendapat yang disampaikan itu

sampai kepada penerima yang dituju.

Berdasarakan pengertian di atas diperoleh beberapa gambaran

secara umum mengenai media, yaitu merupakan alat atau benda yang

dapat membatu dalam menyampaikan informasi mengenai hal yang

diajarkan yang dapat di saksiakan kepada seseornag yang sedang

diajarkan.

Sedangakan rusman mengatakan media internet merupakan bentuk

penerapan teknologi informasi yang ditunjukan untuk mempermudah

proses pembelajaran yang dikemas dalam bentuk digital konten dan

pelaksanaannya membutuhkan sarana komputer yang dikoneksikan ke

internet.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa media internet merupakan

media yang dikembangkan dari pembelajaran berbasis teknologi informasi


5
. Samsul Arifin, Skripsi :”Pengaruh Pemanfaatan Media Internet Terhadap Presatasi Belajar
Pendididkan Agama Islam Siswa Kelas XI SMA Al-Azhar 3 ”.( Bandar Lampung) : 2012) Hal.25
10

dan komunikasi atau dapat disebut juga e- learning yaitu sebuah

pembelajaran dengan memamfaatkan jaringan internet dan komputer yang

diberdayakan untuk sarana atau media pemebelajaran agar mempermudah

proses pembelajaran.

a. Pengertian Media

Sebelum diuraikan ini sampai penggunaan media oleh guru

dalam proses belajar mengajar, ada baiknya dipahami apa yang

dimaksud media itu sebenarnya. Kata “media” bersal dari bahasa latin

dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah

berarti “perentara atau pengantar”. Dengan demikian, media

merupakan wahana penyalur informasi belajar atau pesan.6

Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan

terlihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dari tujuan

pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran yang

telah acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka

media bukan pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Akhirnya,

dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran

b. Media Sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat bantudalam proses belajar mengajar

adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Karena memang

gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam

6
. Drs. Syaiful Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, “Strategi Belajar mengajar”, ( PT Rineka
Cipta, Jakarta, 2015) Hal. 120
11

menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh

guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka

bahan pelajran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak

didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atu kompleks.7

Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat bantu tidak

bisa sembarangan menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus

memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan. Media yang dapat

menunjang tercapainya tujuan pengajaran tentu lebih diperhatikan.

Sedangkan media yang tidak menunjang tentu saja harus disingkirkan

jauh-jauh untuk sementara. Kompetensi guru sendiri patut dijadikan

perhitungan.

c. Media Sebagai Sumber Belajar

Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah

sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu

tidak datang dengan sendirnya, tetapi terambil dari berbagai sumber.

Sumber belajar yang sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-

mana di sekolah, dihalaman, dipusat kota, dipendesaan, dan

sebagainya.

Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut

membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam

bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi

sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu


7
. Drs. Syaiful Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, “Strategi Belajar mengajar”, ( PT Rineka
Cipta, Jakarta, 2010) Hal. 122
12

benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung kehadapan

anak didik dikelas. Maka benda itu diajadikan sebagai sumber belajar.

Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu

auditif, visual, dan audivisual. Tetapi harus disesuaikan dengan

perumusan tujuan instuksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru

itu sendiri, dan sebagainya.

d. Macam-macam Media

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari

dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasfikasinya bisa dilihat dari

sejenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya.

Semua ini akan dijelaskan pada pembahansan berikut.8

1. Dilihat dari jenisnya, Media dibagi kedalam:

a. Media Audiktif

Media audiktif adalah media yang hanya mengandalkan

kemampuan suara saja, seperti radio, pringan hitam. Media ini

tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam

pendengaran.

b. Media visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar

diam seperti film strip (film rangkai),slides (film bingkai)


8
. Drs. Syaiful Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, “Strategi Belajar mengajar”, ( PT Rineka
Cipta, Jakarta, 2014) Hal. 124
13

foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual

yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti

film bisu dan film kartun.9

c. Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara

dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan

yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang

pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi kedalam:

1. Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara

dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides),

film rangkai suara, dan cetak suara.

2. audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan

unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara

dan video cassette.

2. Dilihat dari daya liputnya, media di bagi dalam:

a. Media dengan daya liput luas dan serentak

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan dan

ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak

dalam waktu yang sama.

Contoh : radio dan televisi

b. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang tempat

9
. . Drs. Syaiful Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, “Strategi Belajar mengajar”, ( PT Rineka
Cipta, Jakarta, 2011) Hal. 125
14

Media ini dalam penggunaanya membutukan ruang dan

tempat yanh khsusus seperti film, sound slide, film rangkai,

yang harus menggunkan tempat tertutup dan gelap.

c. Media untuk pengajaran indiviudal

Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Termasuk

media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui

komputer.10

3. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam:

a. Media Sederhana

Media bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah,

cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

b. Media Kompleks

Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya

sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan

penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.

2. Jenis – Jenis Media Internet

a. Pembelajaran Berbasis Web

Pembelajaran berbasis web atau populer dengan web-based

learning (WBT) dapat didefenisikan sebagai aplikasi teknologi web

dalam pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana

10
. Drs. Syaiful Bahri Djamarah & Drs. Aswan Zain, “Strategi Belajar mengajar”, ( PT Rineka
Cipta, Jakarta, 2012) Hal. 127
15

dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memamfaatkan

teknologi internet dan selama proses pembelajaran unutuk sebuah

proses pembelajaran dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka

kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.

b. Implementasi Pembelajaran Berbasis Web

Model pembelajaran berbasis web dirancang untuk

mengintergrasikan pembelajaran konvesional tatap muka. Proses

pembejaran konvesional tetap di lakukan dengan pendekatan student

centered learning (SCL) melalui kerja kelompok. Untuk merancang

dan mengimplementasikan pemebelajaran berbasis web langkanya

adalah sebagai berikut:

1) Sebuah program pendidikan untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di lingkungan kampus dengan berbasis web.

2) Menatapkan sebuah materi pelajaran pilihan. 11

c. Interaksi Tatap Muka dan Virtual

Sekalipun teknologi web memungkinkan pembelajaran di

lakukan virtual secara penuh namun kesepatan itu tidak dipilih.

Interaksi satu sama lain untuk dapat berkomunikasi lansung seacara

tatap muka masih dibutuhkan.

3. Fungsi dan Manfaat Media Internet

Media berfungsi untuk tujuan intruksi, dimana informasi yang

terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak, mental
Samsul Arifin, Skripsi :”Pengaruh Pemanfaatan Media Internet Terhadap Presatasi Belajar
11

Pendididkan Agama Islam Siswa Kelas XI SMA Al-Azhar 3 ”.( Bandar Lampung) : 2013) Hal. 35
16

maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat

terjadi. Selain itu media pembelajaran harus dapat meberikan pengalaman

yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan program siswa.

Dalam merencanakan pemanfaatan internet untuk media

pembelajaran, harus ditentukan terlebih dahulu apa yang menjadi fungsi

dan pemanfaatan internet itu sendiri bagi kegiatan pembelajaran. Menurut

saihaan sebagaiman dikutif oleh rusma ada tiga fungi internet dalam

pembelajaran yaitu:

a. Suplemen ( Tambahan)

Siswa memilih kebebasan apakah akan memanfaatkan materi

pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada kewajiban

atau keharusan peserta didik untuk mengakses materi pemebelajaran

elektronik. Peserta didik yang memanfaatkan tentu akan menambah

wawasan dan bagi guru tentunya akan senantiasa mendorong dan

menggungah atau menganjurkan peserta didik untuk mengakses dari

internet.

b. Komplemen (Pelengkapan)

Materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik dalam

kelas yaitu dijadikan sebagai program pengayaan yang bersipat

remidial.

c. Subtansi (Pengganti)
17

Seluruh bahan belajar, diskusi konsultasi, penugasan, dan

ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. peserta didik dan guru

sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi bisa dilakukan

setiap saat. 12

Pemanfaatan media internet dalam pembelajaran mengkondisikan

siswa agar lebih aktif dan mandiri sierta kritis untuk menganalisis

informasi yang relavan dengan materi pelajaran dengan melakukan

pencarian sesuai denga data dan fakta. Ada beberapa manfaat media

internet diantaranya:

a. Manfaat Internet dalam Pembelajaran PAI

Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini,

dunia pendidikan dituntut untuk peka dengan perkembangan teknologi

terutama teknologi informasi. Diantara manfaat internet dalam

pembelajaran PAI adalah sebagai berikut:

a. Internet sebagai sumber belajar.

Terkait dengan perkembangan teknologi jaringan Komputer

yang ada sekarang ini, pembelajaran PAI pun dapat menggunakan

jaringan internet sebagai sumber belajar, tentu saja dengan bimbingan

guru atau pendampingan orang tua. Namun ironisnya, banyak guru

yang belum mengenal internet padahal peserta didik sudah banyak

12
. Prof.Dr. Yusulfhadi Miarso. “Menyamai Benih Teknologi Pendidikan” (Prenada Media Group,
Jakarta 2012) Hal.7
18

yang menjelajhi dunia maya tersebut. Terkait dengan masalah tersebut

sudah seharusnya guru zaman sekarang mulai memanfaatkan internet

sebagai sumber belajar. Dengan pembelajaran seperti ini, diharapkan

pengetahuan guru maupun peserta didik akan berkembang. Selain itu,

guru maupun peserta didik juga terbiasa mengoperasikan perangkat

computer tersebut, sehingga tidak ada lagi istilah guru maupun peserta

didik gaptek (Gagap Teknologi).13

b. Internet sebagai media pembelajaran PAI

Internet merupakan suatu media untuk berbagi informasi dan

interaksi kapan dan dimana saja. Sejumlah studi telah dilakukan,

menunjukkan bahwa internet memang bisa dipergunakan sebagai media

pembelajaran, seperti studi yang dilakukan oleh Center For Applied

Special Technology (CAST) pada tahun 1996 terhadap 500 murid X

Sekolah Menagah Atas . Ke 50 murid tersebut dimasukkan dalam

kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dalam kegiatan belajarnya

dilengkapi dengan akses internet dan kelompok control. Setelah dua

bulan menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mendapat nilai yang

lebih tinggi berdasarkan hasil tes akhir.

Pihak pengelola SMART School  beranggapan bahwa

penggunaan ICT khususnya internet bisa mendorong murid menjadi

lebih aktif belajar, dimungkinkan adanya berbagai variasi yang dapat

13
. Prof.Dr. Yusulfhadi Miarso. “Menyamai Benih Teknologi Pendidikan” (Prenada Media Group,
Jakarta 2011) Hal. 10
19

dilakukan dalam proses belajar dan mengajar, diperolehnya

keterampilan yang berganda dan dicapainya efisiensi.

Pendayagunaan internet untuk pendidikan dan pembelajaran

bisa dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu:

a. Web  Course adalah penggunaan internet untuk keperluan

pembelajaran, dimana seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi,

penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui

internet. Bentuk ini tidak memerlukan adaanyaa kegiatan tatap muka

baik untuk keperluaan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian,

karena semua proses belajar mengajar sepenuhnya dilakukan melalui

penggunaan vasilitas internet, seperti email, chat rooms, bulletin

board, dan online conference.14

b. Web Centric Course, dimana sebagian bahan belajar, diskusi,

konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan

melalui internet. Sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi,

dan latihan dilakukan secara tatap muka.

c. Web Enhance Course adalah pemanfaat internet untuk pendidikan

untuk menunjang kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk

ini juga dikenal dengan nama Web Lite Course, karena kegiatan

pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.

Kedua bentuk pemanfaatan internet untuk pembelajaran tersebut

sangat dimungkinkan untuk pembelajaran PAI non-formal yaitu Web

. . Prof.Dr. Yusulfhadi Miarso. “Menyamai Benih Teknologi Pendidikan” (Prenada Media


14

Group, Jakarta 2012) Hal 17


20

Course  dan Web Centric Course.  Sedangkan pembelajaran PAI formal di

sekolah atau madrasah dapat memanfaatkan bentuk Web Enhance

Course. Sekarang tinggal bagaimana bentuk-bentuk pemanfaatan internet

tersebut dapat dikuasai oleh guru PAI sebagai operator atau pengguna

media bersama-sama peserta didik.

Manfaat penggunaan internet untuk kepentingan pendidikan dan

pembelajaran adalah sebagai berikut: Pertama,  guru dan peserta didik

dapat berkomunikasi secara regular, serta dapat berdiskusi melalui

internet. Kedua, guru dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar

atau petunjuk belajar secara terstruktur dan terjaga. Ketiga, peserta didik

dapat me-reviuw bahan ajar setiap waktu, serta dapat menambah informasi

yang berkaitan dengan bahan ajar. Keempat, peran peserta didik menjadi

lebih aktif. Kelima,  relative lebih efisien.15

Lembaga pendidikan yang menggunakan media ini untuk

meningkatkan daya saingnya meningkatkan pelayanan kepada pembelajar

atau Stake Holder serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan

pembelajaran nyata. Akses internet yang cepat dan mudah melalui internet,

membuka peluang untuk peningkatan pembelajaran yang dikenal

denga  Online Learning atau E-Learning.

Sehubungan dengan pembelajaran melalui pemanfaatan internet,

dalam proses pembelajaran diidentifikasi ada beberapa manfaat yang dapat

diperoleh sebagaimana yang dikemukakan Brown, antara lain:

15
. Prof.Dr. Yusulfhadi Miarso. “Menyamai Benih Teknologi Pendidikan” (Prenada Media Group,
Jakarta 2012) Ha. 23
21

1. Meningkatkan kompetensi belajar peserta didik.

2. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman mengajar dalam

pengadaan materi pembelajaran.

3. Mengatasi masalah-masalah keterbatasan tenaga.

4. Meningkatkan efisiensi kerja.

Fleksibilitas kegiatan pembelajaran, baik dalam arti interaksi

peserta didik dengan materi pembelajaran, maupun interaksi antar peserta

didik dengan pendidik, serta interaksi antara sesama peserta didik untuk

mendiskusikan materi pembelajaran.

Sedangkan Bates mengidentifikasi 4 keuntungan atau manfaat

kegiatan pembelajaran melalui internet, yaitu:

1. Dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta

didik dengan pendidik atau pendidik (enhance interactivity).

2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan

kapan saja (time and place flexibility).

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to

reach a global audience).

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi

pembelajaran (easy updating of content as well as archivable

capabilities).

Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan

profesinya karena dengan internet dapat meningkatkan pengetahuan,

berbagai sumber di antara rekan sejawat, bekerja sama dengan pengajar di


22

luar negeri, kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung,

mengatur komunikasi secara teratur dan berpartisipasi dalam forum-forum

local maupun internasional. Di samping itu pengajar juga dapat

memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses

rencana pembelajaran atau silabus online dengan metodologi terbaru,

mengakses materi kuliah yang sesuai untuk mahasiswanya serta dapat

menyampaikan ide-idenya.16

Internet juga digunakan untuk pembelajaran secara online. Dalam

pembelajaran online dapat digunakan kemudahan teknologi website

termasuk di dalamnya Hipertext  dan Hipermedia. Para peserta didik atau

mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk belajar mandiri secara

cepat, sehingga akan meningkatkan dan memperluas pengetahuannya,

belajar berinteraksi dan mengembangkan kemampuan dalam bidang

penelitian. Di samping itu, internet juga mempunyai manfaat bagi

pendidikan di Indonesia, yaitu akses ke perpustakaan, akses ke pakar,

perkuliahan online, layanan informasi akademik, menyediakan fasilitas

mesin pencari data, menyediakan fasilitas diskusi, dan fasilitas kerjasama.

b. Kendala Peserta Didik dalam Menggunakan Media Internet

Pada saat ini, Media Internet memegang peranan yang penting

dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu

penerapan Media Internet dalam bidang pendidikan antara lain

pemanfaatan sarana multiemdia dan media Internet dalam proses


16
. Prof.Dr. Yusulfhadi Miarso. “Menyamai Benih Teknologi Pendidikan” (Prenada Media Group,
Jakarta 2012) Ha 46
23

pembelajaran. Pemanfaatan sarana multimedia dalam proses pembelajaran

diwujudkan melalui modul-modul pembelajaran yang lebih interaktif dan

menarik minat pembelajar, misalnya penggunaan Flash, adanya penjelasan

melalui media suara/ audio dan penambahan fitur-fitur yang dapat

meningkatkan partisipasi aktif dari pembelajar. Sedangkan dengan

pemanfaatan media Internet dalam proses pembelajaran diharapkan akan

mempermudah pembelajar dalam mendapatkan informasi yang

dibutuhkan, sehingga diharapkan pembelajar akan aktif mencari informasi

dan pengetahuan yang dibutuhkan.

Namun pada kenyataannya, penerapan Media Internet dalam

bidang pendidikan di Indonesia masih dalam tahap awal dan masih belum

termanfaatkan secara maksimal. Kendala-kendala penerapan Media

Internet di bidang pendidikan antara lain disebabkan oleh :

Belum meratanya infrastuktur yang mendukung penerapan Media

Internet di bidang pendidikan merupakan permasalahan awal yang harus

segera diselesaikan oleh pihak yang berwenang, karena tanpa adanya

infrastruktur yang mendukung maka penerapan Media Internet di bidang

pendidikan hanya akan menjadi impian semata. Infrastruktur merupakan

komponen yang sangat penting yang berfungsi sebagai modal awal dan

utama dalam penerapan Media Internet di bidang pendidikan. Pada saat

ini, terdapat kecenderungan bahwa hanya daerah tertentu saja yang

mendapatkan akses Media Internet. Hal ini dikarenakan masih banyak


24

daerah yang bahkan untuk memilki akses  telepon saja tidak ada, apalagi

untuk akses terhadap Internet. Padahal sesungguhnya banyak sekali

potensi sumber daya manusia unggul yang dimiliki oleh daerah tersebut.

Jika hal ini terus berlangsung seperti ini maka dikhawatirkan bahwa

potensi sumber daya manusia yang dimiliki daerah tersebut akan terbuang

dengan percuma dan tidak dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa

Indonesia pada umumnya.

Kendala lainnya yang perlu diselesaikan adalah ketidaksiapaan

sumber daya manusia  untuk memanfaatkan Media Internet dalam proses

pembelajaran. Ketidaksiapan ini dikarenakan pola kebiasaan pembelajaran

yang masih belum menganggap penting peranan Media Internet dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka cenderung sudah merasa

puas akan materi yang telah diberikan oleh pengajar secara langsung,

sehingga menyebabkan mereka tidak mau/ malas untuk mencari informasi

tambahan yang ada di Internet walaupun sarana dan infrastruktur sudah

mendukung dalam penerapan Media Internet.

Terkadang kendala ini jauh lebih susah untuk dipecahkan daripada

tidak adanya infrastruktur yang mendukung Media Internet, hal ini karena

biasanya lebih susah untuk mengubah pola tingkah laku/ kebiasaan dari

seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dari setiap individu

pembelajar untuk memanfaatkan dan menerapkan Media Internet dalam

metode pembelajarannya.
25

Hambatan-hambatan pengintegrasian Media Internet dalam

pembelajaran, dapat disimpulkan dengan dua kelompok, yaitu :

1. Secara Fisik

Secaca fisik dapat berupa sarana dan prasarana yang belum

memadai terutama untuk sekolah-sekolah yang berlokasi di pelosok.

kalaupun sudah ada sarana dan prasarana, tetapi masih sangat minim

baik dari segi jumlah maupun segi mutu peralatan tersebut.Masih

digunakannya perangkat multimedia bekas di lembaga-lembaga

pendidikan yang terdapat di daerah pedesaan. Perangkat multimedia

bekas ini tentunya masih menggunakan spesifikasi yang sudah

tertinggal jamannya. Sehingga penggunaannya tidak mampu

bersaing dengan laju perkembangan Media Internet yang begitu

pesat.

2. Secara Non-fisik

 Kepercayaan diri guru kurang dalam menggunakan Media

Internet dalam melaksanakan proses PBM. Guru takut gagal

mengajar melalui penggunaan Media Internet yang saat ini

sangat disarankan. Walaupun penggunaannya ICT dalam

proses pembelajarn sangat disarankan oleh para ahli.


26

 Kurangnya kompetensi guru, yang dimaksud disini adalah

kurangnya kompetensi guru dalam mengintegrasikan Media

Internet kedalam pedagogis praktek, yaitu tidak memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer

dan tidak antusias tentang perubahan dan integrasi dengan

belajar yang menggunakan computer dalam kelas mereka.

 Sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan.

Sikap dan resistensi guru untuk mengubah tentang

penggunaan strategi baru yaitu dengan integrasi Media

Internet dalam PBM. Hal ini dimaksudkan dengan sikap guru

bahwa penggunaan Media Internet dalam PBM tidak

memiliki mamfaat atau keuntungan yang jelas.

Temuan menunjukkan bahwa guru memiliki keinginan yang kuat

untuk mengintegrasikan Media Internet ke dalam pendidikan, tapi itu,

mereka menemui banyak hambatan. Hambatan utama adalah :

1. Kurangnya confidence,/ kepercayaan.

2. Kurangnya kompetensi.

3. Kurangnya akses ke sumber daya

c. Upaya untuk meningkatkan mutu peserta didik dalam menggunakan

media internet
27

Dengan rasa ingintahu siswa yang kuat maka bisa membangkitkan

mutu belajar peserta didik yang menggunakan media internet yang lebih

efektif. Ada beberapa solusi dalam mengatasi minat belajar peserta didik

dalam menggunakan media internet sebagai berikut.

1. Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap teknologi

digital dan Internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan.

Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang memadai

yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti

tersedianya komputer/laptop, jaringan komputer, internet. Pengajar

harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan

alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu pembelajar

agar mencapai standar akademik.

2. Harus tersedia anggaran atau dana yang cukup untuk mengadakan,

mengembangkan dan merawat sarana prasarana Teknologi Informasi

dan Komunikasi tersebut.

3. Dan yang tak kalah penting adalah, adanya kemauan dari semua

pihak, dalam hal ini guru dan peserta didik untuk menerapkan

pembelajaran dengan dukungan teknologi komunikasi dan informasi

tersebut.

Menurut mudoff and Kaye berbagai media mempunyai keuntungan

secara Spesifik dan tepat digunakan untuk berbagai jenis komunikasi,

sebagai contoh televisi dapat digunakan untuk menyiaran pesan kepada


28

orang yang berada di area geografis yang luas dan secara demografi

beragam; radio dapat digunakan untuk menyiarkan informasi lokal

kependengar lokal dan menyampaikan informasi yang di program khusus

untuk pendengar tertentu.

B. Kajian Hasil Penelitian yang relavan

Dalam konteks ini, kata relavan dimaknai sebagai adanya

keterkaitan antara topik penelitian yang akan diteliti dengan hasil

penelitian orang lain yang dijadikan rujukan atau pembanding. 17

Peneiliti mendiskripsikan hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelum nya dan relevan dengan masalah yang di

teliti,selanjutnya peneliti menjelaskan posisi penelitian dengan cara

mendiskripsikan persamaan dan perbedaan penelitian yang di lakukan

dengan penelitian-penelitian relevan yang di sajikan.

1. Menyusun Kajian Teori

Kajian teori merupakan talaah dari berbagai hasil

penelitian yang relavan dengan penilaian penelitian yang peneliti

lakukan. Kajian teori juga dapat menentukan posisi penelitian yang

peneliti lakukan. Kajian teori ini dapat menentukan orisinilitas atau

17
. Budiono Saputro; “ Manjemen Penelitian Pengembangan”. (Aswaja Pressindo, Yogyakarta,
2017) Hal. 27
29

ke aslian penelitian yang di lakukan. Adapun cara menyusun kajian

teori adalah sebagai berikut.18

a. Kumpulan hasil - hasil penelitian penelitian yang relevan

dengan yang peneliti lakukan sekarang.

b. Hasil penelitian - hasil penelitian yang relevan dapat diperoleh

dari artikel jurnal penelitian yang telah terpubikasikan baik

printed maupun yang online.

c. Pastikan artikel hasil penelitian yang di ambil jelas sumbernya.

d. Hasil penelitian – hasil penelitian yang relevan yang telah

dipilih disusun sebagai bagian dari kalimat yang akan di kaji.

e. Kajian hasil penelitian yang relevan tersebut dengan

menganalisis dan mencari perbedaan yang dilakukan peneliti

sekarang.

f. Dengan demikian penelitian yang di lakukan oleh peneliti

sekarang adalah asli atau orisinil dan berbeda dengan penelitian

yang terdahulu.

2. Kajian Teori

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Noor bahwa

pelatihan membantu manjer memahami dan menghargai perbedaan

individual dan menggembangkan kuat diagnostik keterampilan.

18
.Budiono Saputro; “ Manjemen Penelitian Pengembangan”. (Aswaja Pressindo, Yogyakarta,
2017) Hal. 28
30

Ali Sah kinerja guru lulusan terlatih yang bekerja di

sekolah menangah pemerintah pederal islam abad yang menerima

inservice traning adalah relatif lebih baik dari guru tanpa inservice

traning.

Chaudhry melakukan penelitian dengan tujuan yang

menilai apakah pelatihan dan kompensasi dari tim proyek memiliki

hubungan dengan kinerja proyek. Data dikumpulkan dari 73

karyawan dari empat perusahaan konsultan utama bekerjasama

dengan sebauh proyek, yang terletak di lahore, pakistan. Dengan

menggunakan SEM amos di jalankan untuk mengeksplorasi sifat

dan kekuatan hubungan.

C. Hasil Belajar Peserta Didik

1. Pengertian hasil Belajar Peserta didik

Timngkat Kemampuan dapat dilihat melalui hasil belajar.

Hasil belajar peserta didik akan mengukur penguasaan peserta didik

terhadap materi pelajaran. Hal ini tidak terlepas dari kemauan dan

kesempatan siswa untuk mempelajari materi pelajaran yang diberikan

kepadanya. Peserta didik harus aktif dan tekun belajar apabila ingin

mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. Peserta didik dapat

memamfaatkan waktu yang tersedia untuk memahami dan mempelajari

pelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu guru juga

memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, dengan


31

merancang dan melaksanakan pembelajaran yang baik agar hasil yang

di dapat juga memuaskan.19

2. Faktor – faktor yang mempengaruh hasil belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan

beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar

yaitu yang berasal dari dalam peserta didik yang belajar (faktor internal)

dan ada pula yang berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor

eksternal).

Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :

a. Faktor internal terdiri dari :

- Faktor jasmaniah

- Faktro psikologis

b. Faktor eksternal terdiri dari :

- Faktro keluarga

- Faktor sekolah

- Faktor masyarakat

3. Mamfaat hasil belajar

Mamfaat hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan

tingkah laku seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotor setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar

tertentu. Pendidikan dan pengajaran dikatakan hasil apabila perubahan-

perubahan yang tampak pada siswa merupakan akibat dari proses

19
Edy Syahputra. “ Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar”. (Haura
Publising:Sukabumi,2020) Hal. 24
32

belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya

melalui program dan yang di rancang dan dilaksanakan oleh guru dalam

proses pengajarannya. Berdasarkan hasil belajar peserta didik, dapat di

ketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan

pendidikan.20

Hasil belajar harus mengajukan perubahan keadaan menjadi

lebih baik, sehingga bermamfaat untuk :

a) Menambah pengetahuan

b) Lebih memahami sesuatu yang belum di pahami sebelumnya.

c) Lebih mengembangkan keterampilan

d) Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu lah

e) Lebih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya.

Dapat di simpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan

perubahan dari peserta didik sehingga terdapat sehingga terdapat

perubahan dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

4. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan guru agar terdapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercayaan peserta didik. Agar dapat

20
. Edy Syahputra. “ Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar”. (Haura
Publising:Sukabumi,2017) Hal. 26
33

belajar dangan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat

seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. 21

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik

menjadi kopetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa

ada orang yang membantu. Menurut Sagala pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar.

Konsep pembelajaran mengadung arti setiap kegiatan yang di

rancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan

nilai yang baru. Pembelajaran merupakan modal utama penyampaian

bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan

pembelajaran.

D. Kerangka Berpikir

Dalam bingkai ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari proses

cara mendapatkan ilmu itu sendiri. Upaya yang ditempuh untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan tentunya di lakukan secara ilmiah dan

rasional. Kajian yang cukup mendalam mengenai ilmu pengetahuan pada

prinsipnya telah dibahas dalam disiplin filsafat ilmu yang membahas ilmu

secara luas. Paling tidak ada tiga komponen yang harus muncul dalam

filsafat ilmu, yaitu epistomologi,ontologi, dan aksiologi yang mana

ketiganya mempunyai peran penting dalam melihat eksistensi suatu ilmu.

21
Edy Syahputra. “ Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar”. (Haura
Publising:Sukabumi,2018) Hal. 28
34

Metode menurut Senn merupakan suatu prosedur atau cara

mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis.

Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam peraturan-peraturan dalam

metode itu, jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Seperti di ketahui , berpikir

adalah kegiatan mental yang mengahasilkan pengetahuan. Metode ilmiah

merupakan skspresi mengenai cara bekerja pikiran.22

Merdalis menyatakan bahwa manusia mempunyai rasa ingin tahu

tentang segala sesuatu. Hal ini yang membawa manusia pada tingkat yang

lebih baik dan lebih maju dari suatu masa kemasa berikutnya.

Beberapa pakar mengungkapkan pernyataan berikut.

1. Manusia mempunyai sifat ingin tahu, sedangkan diluar dirinya

ada beberapa kejadian yang meransang. Kejadian yang

merangsang itu merupakan persoalan (masalah). Hubungan antara

rangsangan dengan diluar hasrat ingin tahu itu merupakan

penyebab manusia melakukan penyelidikan.

2. Pada diri manusia ada kebutuhan. Memenuhi kebutuhan ini hanya

bisa dicapai apabila ada pengetahuan tentang kebutuhan tersebut,

maka diadakan penyelidikan guna mengetahui kebutuhan

tersebut.

Pengetahuan di peroleh manusia melalui pacaindra, yaitu

mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk

22
. Prof.Dr. Ir. Santosa, “Metodologi Penelitian” ( IPB Press, Bogor, 2019 ) Hal. 5
35

membaui, lidah untuk mengecap, serta kulit merasakan halus

kasarnya sesuatu.23

Pengetahuan tersebut dikatakan bersumber dari pacaindra. Selain

itu, adapula pengetahuan yang bersumber dari perasaan, yaitu sering jika

ada manusia berprasangka terhadap sesuatu. Adapula pengetahuan yang

bersumber dari pikiran/rasio manusia dan ada juga pengetahuan yang

bersumber dari instuisi, sedangkan sumber pengetahuan lainnya ialah

wahyu yang di terima oleh nabi dan rosul. Dengan demikian, penegtahuan

yang diperoleh manusia yang dapat bersumber dari :

1. Pancaindra

2. Perasaan

3. Pikiran/rasio

4. Intiusi

5. Dan wahyu

Berpikir berdasarkan metode ilmiah menggunkan cara deduktif dan

induktif. Pada cara berpikir deduktif : digunakan analisis yang berpijak

dari fakta yang besifat umum, kemudian diteliti dan hasil analisis dan

interpretasinya dapat memecahkan persoalan khusus. Pada cara berpikir

induktif : berpijak pada fakta yang bersifat khusus, kemudian diteliti, dan

ditarik kesimpulan yang bersifat umum.

BAB III

METODE PENELITIAN

23
. Prof.Dr. Ir. Santosa, “Metodologi Penelitian” ( IPB Press, Bogor, 2018) Hal. 10
36

A. Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif adalah Pengumpulan data pada suatu latar

alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana

peneliti adalah sebagai instrumen Kunci, pengambilan sampel sumber data

di lakukan secara Purposive dan Snowball, teknik pengumpulan data

dengan trianggulasi (gabungan),analisis data bersifat induktif/kualitatif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan kan makna dari pada

generalisasi.24

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2020/2021 di Sekolah

Menengah Atas Pertama MAN 2 Tebo beralamat di Jalan Lintas

Tebo_Bungo Km.1,5 Muara Tebo, Kelurahan Tebing Tinggi Kecamatan

Tebo Tengah, Jadwal Penelitian 21 Januari S/d 31 Januari 2021. Adapun

jadwal kegiatan penelitian yang di laksanakan secara 3 tahap yaitu :

Tahap Pertama: Meliputi kegiatan penyusunan proposal, seminar

proposal, penyusunan instrumen penelitian dan

pemohonan izin riset.

Tahap kedua : Meliputi pengumpulan data lapangan analisis data dan

penyusunan data.

Tahap ketiga : Meliputi penyusunan skripsi, perbaikan skirpsi dan

pengadaan skripsi.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Albi anggito, Johan Setiawan . “ Metodologi Penelitian Kualitatif”.(CV Jejak: Sukabumi,2018),


24

Hal. 8.
37

Subjek penelitian ini adalah Peserta Didik Kelas X Jurusan IPS

Madrasah Aliyah Neger 2 Tebo, sementara objek penelitian adalah

Pemamfaatan Media Internet Terhadap Proses Belajar Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Madrasah Aliayah Negeri 2 Kabupaten Tebo (Sutudi

kasus Peserta Didik Kelas X Jurusan IPS).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan menjadi

sumber data.25 Populasi dalam penelitian ini adalah Peserta didik kelas X

Jurusan IPS Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah Negeri 2 Yang

berjumlah 50 siswa yang terdiri dari 2 kelas.

TABEL I

DATA POPULASI

Nomor Kelas Jumlah Siswa


1 X IPS 1 25
2 X IPS 2 25
Jumlah 2 50

2. Sampel

Sampel adalah sebagian / wakil dari populasi yang diteliti untuk

menentukan besarnya sampel yang akan dijadikan responden dalam

penelitian ini.

25
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan & Profesi Pendidikan
Tenaga Kependidikan, Jakarta, Kencana, 2010, h.231
38

Karena jumlah populasi Kurang dari 100 orang, maka penarikan

sampel dalam penelitian sehingga penelitian merupakan penelitian

populasi.26

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang benar dan relevan dengan tujuan

penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data.

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik yang standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Sedangkan data adalah bahan

keterangan tentang suatu objek penelitian yang diperoleh dilokasi

penelitian yang di peroleh di lokasi penelitian. Defenisi data sebenarnya

mirip dengan defenisi informasi, hanya saja informasi lebih di tonjolkan

segi pelayanan sedangkan data lebih menonjolkan kepada aspek materi.

Data sering juga dikatakan mirip dengan fakta.

Pengumpulan data dapat di lakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila di lihat dari settingnya, data

dapat di kumpulkan pada setting almiah, misalnya; dilingkungan tertentu

dengan berbagai responden, seminar, diskursi, dll. Bila dilihat dari sumber

datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer ( sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data) dan

sumber sekunder (sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya; lewat orang lain atau lewat dokumen.)

26
Mahmud dan Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia, 2011, h. 162.
39

Akan tetapi, masih banyaknya para peneliti, khsusnya peneliti

permula yang kurang memahami teknik pengumpulan data ini. Masih

banyak dari mereka yang sekedar mengumpulkan data dengan asal-asalan

tanpa mempunyai pemahaman teori dan aturan yang luas sehingga semua

terasa sama saja. Padahal pengumpulan data sangat berpengaruh dengan

hasil penelitian yang akan didapatkan.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada

kondisi yang almiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperan serta dan wawancara mendalam.

1. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab yang terjadi antara orang yang

mencari informasi (pewawancara) dengan orang yang memberi (informasi)

dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau memperoleh informasi.27

a. Wawancara terstruktur

Yaitu wawancara yang di laksanakan secera terencana dengan

berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

Wawancara terstruktur lebih efektif karena :

1. Pewawancara lebih lancar

2. Runtut pertanyaan

3. Tidak ada informasi yang terlewatkan

b. Wawancara tak terstruktur

Yaitu wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan.

27
Drs. Joko Untoro dan Tim Guru Indonesia :, “Buku Pintar Pelajran” (PT Wahyu Media, Jakarta,
2010) Hal. 245
40

2. Observasi

Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori

(karl popper). Namun dalam penelitian, pada memasuki ruang kelas

dengan maksud megobservasi, sebaiknya meninggalkan teori-teori yang

menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah. Observasi merupakan

tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media pengamatan.

Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti

turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan ruang, tempat, pelaku,

kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.28

Observasi paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau

blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-

item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Metode observasi dibedakan menjadi:

1. Observasi biasa, menurut prof. Parsudi suparlan, dalam observasi

biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan emosi pelaku

yang menjadi sasaran penelitian.

2. Observasi terkendali, menurut prof. Parsudi suparlan, para pelaku

yang diamati dan di kondisi-kondisi yang ada dalam tempat

kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan sipeneliti.

3. Observasi terlibat, menurut prof. Parsudi suparlan, observasi

terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang mengaharuskan

peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang

28
. Mamik, “Metodologi Kualitatif” (Ziafatama Publisher, Jawa Timur, 2014) Hal. 104
41

diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai

makna yang diberikan dipahami oleh para warga yang ditelitinya.

Metode Observasi adalah metode yang paling umum digunakan

terutama yang terkait dengan penelitian ilmu-ilmu prilaku. Metode

observasi adalah pengumpulan data yang ada dilapangan.29

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

seseorang.30dokumentasi ini diperoleh dari pihak sekolah terkait, seperti

kepala sekolah untuk memperoleh data tentang sarana dan prasarana

sekolah, keadaan peserta didik dan guru serta masalah-masalah yang

terkait dengan administrasi sekolah.

F. Rancangan Analisis Data

1. Pengertian Analisis Data

Kata analisis berasal dari bahasa Greek ( Yunani ), terdiri dari

kata “ana” dan “lysis” artinya atas (above) iysis artinya memecahkan

atau menghancurkan. Agar data bisa di analisis maka data tersebut

harus harus di pecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil menurut

element atau struktur

2. Tujuan Analisis Data

29
. Dr. Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik: “Dasar Metotologi Penelitian” (Literasi Media
Publishing:, yogyakarta, 2015). Hal. 109

30
42

Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat

dibalik semua data tersebut, menegelompokannya,meringkasnya

menjadi suatu data tersebut.

3. Metode Analisis Data

Dalam menganalisa data strukturalistik hendaknya konsisten

dengan paradigma, teori dari metode yang dipakai dalam penelitian.

Ada perbedaan analisis data dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Dalam penelitian kuantitatif , analisis data di lakukan secara

kronologis setelah data selsai di kumpulkan semua dan biasanya di

olah dan di analisis dengan secara computerized berdasarkan metode

analisis data yang telah ditetapkan dalam desain penelitian.31

4. Prinsip – prinsip Analisis Data

Dalam proses menganalisa data seringkali menggunakan

statistika karena memang salah satu fungsi statistika adalah

menyederhanakan data. Proses analisis data tidak hanya sampai disini.

Analisis belum dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Setelah data di analisa dan diperoleh informasi yang lebih sederhana,

hasil analisa terus harus diinterpetasi untuk mencari makna yang lebih

luas dan implikasi hasil-hasil analisa

5. Proses Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh Responden atau sumber data lain terkumpul.
31
. Dr. Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik: “Dasar Metotologi Penelitian” (Literasi Media
Publishing:, yogyakarta, 2015). Hal. 112
43

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif menggunakan statistik.

Terdapat dua macam statistic yang di gunakan untuk menganalisis

data dalam penelitian, yaitu statistic inferensial meliputi statistik

parametris dan non parametris.32

a. Statistic deskriptif

Statistic deskriptif adalah statistic yang di gunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi.

b. Statistik Inferensial

Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan

suatu temuan yang dapat diogeneralisasikan secara lebih luas

kedalam wilayah populasi.

Statistik Inferensial, sering juga di sebut statistik induktif atau

statistik probabilitas, adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi

statistik.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

32
. Dr. Sandu Siyoto dan M. Ali Sodik: “Dasar Metotologi Penelitian” (Literasi Media
Publishing:, yogyakarta, 2017). Hal. 123
44

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 2 Tebo

a. Sejarah Madrasah

Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo selanjutnya disingkat MAN 2

Tebo. Pada mulanya bernama Madrasah Aliyah Nurul Iman Muara Tebo,

berdiri tahun 1989 yang diprakarsai oleh tokoh agama, alim ulama, cerdik

pandai dan tokoh pemuda serta didukung sepenuhnya oleh Pemerintah

kecamatan tebo tengah. 33

Pada awal berdirinya, Madrasah Aliyah Nurul Iman masih

menempati atau meminjam gedung Madrasah Ibtidaiyah (MIS) An-Nur

Sumber Anom sampai tahun 1994 lebih kurang 5 (lima) tahun dan akhir

tahun 1994 baru pindah ke alamat baru , terletak di jalan lintas tebo –

bungo, km. 1,5 Muara Tebo, kelurahan Tebing Tinggi, kecamatan tebo

tengah dulu masih kabupaten Bungo Tebo. Untuk mendapatkan

pengakuan atau legalitas dari pemerintah dalam hal ini Departemen

Agama tahun 1993 Madrasah Aliyah Nurul Iman telah memperoleh

Status terdaftar berdasarkan piagam pendirian nomor :

W.e/6/PP.03.2/11/1993 tertanggal 09 maret 1993. Kemudian tahun 1998

Madrasah Aliyah Nurul Iman akhirnya berubah status menjadi diakui,

dengan status baru ini Madrasah Aliyah Nurul Iman telah dapat

menyelenggarakan administrasi tersendiri, ujian nasional dan berhak

mengeluarkan ijazah sendiri.

33
. Sumber Dari Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Tebo pada tanggal 20 Januari
2021
45

Seiring dengan perkembangan status diakui ini semakin mendapat

apresiasi dan simpati dari masyarakat untuk menitipkan anaknya pada

Madrasah Aliyah Nurul Iman. Tahun 1999 pemerintah kembali melirik

Madrasah Aliyah Nurul Iman mendapat bantuna Rehab 3 (tiga) ruang

belajar dan fasilitas lainnya. Pada akhir tahun 1999 Kabupaten Bungo –

Tebo dimekarkan menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu : Kabupaten Bungo

dan Kabupaten Tebo yang ibukotanya Muara Tebo. Madrasah Aliyah

Nurul Iman terletak dijantung Kota Muara Tebo tempat yang strategis

bisa dijangkau dari segala arah, hal ini menjadikan Madrasah Aliyah

Nurul Iman lebih diminati dan terus mendapat perhatian dari

masyarakat Kabupaten Tebo. Ini dibuktikan dengan perkembangan

jumlah siswa/i Madrasah Aliyah Nurul Iman terus mengalami

perkembangan dengan pesat, lagi – lagi pemerintah dalam hal ini

Departemen Agama kembali menganggarkan bantuan penambahan 3

(tiga) ruang belajar .34

Tahun 2003 awal pemerintah Kabupaten Tebo memberikan

perhatian khusus kepada Madrasah Aliyah Nurul Iman dengan

memberikan bantuan pengaspalan jalan lingkungan menunju Madrasah

Aliyah Nurul Iman sampai pekarangan gedung. Ditahun yang sama

Madrasah Aliyah Nurul Iman mendapat bantuan imbal swadaya

sejumlah 4 (empat) ruang belajar dari Departemen Agama Kabupaten

Tebo. Peningkatan sarana dan prasarana pada Madrasah Aliyah Nurul


34
. . Sumber Dari Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Tebo pada tanggal 20 Januari
2021
46

Iman dari tahun ke tahun hingga tahun 2005 Madrasah Aliyah Nurul

Iman telah terakreditasi saat itu Madrasah Aliyah Nurul Iman telah

memiliki siswa / i berjumlah 255 orang dengan jumlah 9 (sembilan)

ruang kelas dan telah ada 2 (dua) jurusan yaitu IPA (Ilmu Pengetahuan

Alam) & IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).

Kemudian tahun 2006 Madrasah Aliyah Nurul Iman mendapat

prestasi yang cukup mengembirakan juara 3 (tiga) Perkemahan Bersama

Madrasah se-Kabupaten Tebo dan juara umum pawai ta’aruf

menyambut tahun baru hijriyah (1 muharram). Dengan telah melihat

dan memperhatikan perkembangan baik jumlah siswa/i, letak madrasah,

sumber Daya manusia, sarana dan prasarana, animo / apresiasi

masyarakat dan dukungan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Tebo

khususnya Kecamatan Tebo Tengah dibawah naungan Kementerian

Agama Kabupaten Tebo dalam mendukung perkembangan Pendidikan

di Kabupaten Tebo didukung Wilayah Kementerian Agama Propinsi

Jambi, Akhirnya Tahun 2009 tepatnya tanggal 19 Juli 2009 stasus

Madrasah Aliyah Nurul Iman telah resmi menjadi Negeri selanjunya di

sebut Madrasah Aliyah Negeri 2 (MAN 2) Tebo.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

(KMA) Nomor : 93 Tahun 2009. Lebih kurang 7 tahun MAN 2 Tebo

yang sebelumnya Madrasah Aliyah Nurul Iman telah berstatus Negeri,

sampai tahun ini 2020 MAN 2 Kabupaten Tebo telah banyak

menamatkan siswa/i nya, terus berupaya meningkatkan daya saing,


47

sumber daya manusia, tata usaha dan tenaga kependidikan, sarana /

prasarana pendukung lainnya. Pada Tahun 2016 MAN 2 Tebo telah

terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) MADRASAH /

Madrasah dengan Peringkat “ A “, dengan demikian mulai Tahu Pelajaran

2017/2018, telah dapat melaksanakan/Penyelenggara Ujian Nasional

(UN) Berbasis Komputer, (UNBK) begitu juga dengan Mata pelajaran

Agama telah di UAMBNBK kan (Ujian Akhir Madrasah Berstandar

Nasional Berbasis Komputer). Dan Alhamdulillah Tahun Pelajaran

2018/2020 sampai kemarin TP. 2020/2021 MAN 2 Tebo telah pula

melaksanakan Ujian Semester Berbasis Android / Hand Phone (USBA).

2. Visi Dan Misi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Tebo

1. VISI

Terwujudnya peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa, berahklak mulia, berkepribadian cerdas, kompetitif,

menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta mampu

mengaktualisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.

2. MISI

1. Meningkatkan prestasi akademik lulusan

2. Meningkatkan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing

kejenjang pendidikan yang lebih tinggi

3. Meningkatkan kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan

umum dan agama


48

4. Membentuk peserta didik berahklak mulia dan berbudi perkerti

luhur

5. Meningkatkan prestasi ekstrakulikuler

6. Meningkatkan prestasi dalam bidang umum, keagamaan dan

bertanggung jawab di dalam masyarakat

7. Meningkatkan disiplin peserta didik dalam lingkungan madrasah

maupun masyarakat

8. Membentuk peserta didik rapi dalam berpakaian, sopan dalam

berbuat, jujur dalam berbicara

9. Menciptakan suasana kehidupan madrasah yang islami

10. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai

3. Profil Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo

I. IDENTITAS MADRASAH

Nama Madrasah : MAN 2 Kabupaten Tebo

Nomor Statistik : 13111509002

Status Madrasah : Negeri

Status Akreditasi : Terakreditasi Peringkat B

Alamat : Jl. Lintas Tebo – Bungo Km. 1,5 Muara

Tebo

Kecamatan : Tebo Tengah

Kabupaten : Tebo

No. Telp. Kantor Madrasah : (0744) 21246

Fax atau E-mail : man2tebo@gmail.com


49

Kode Pos : 37271

No. Rekening : 0160-01-002460-30-5

Rekening atas nama lembaga : GIRO

II. PROFIL KEPALA MADRASAH

Nama Lengkap : ELYA PITRI, S.Pd.I,M.Pd.I

NIP. *** : 19721002 200212 2 003

Pangkat / Golongan *** : Pembina IV/a

Masa Kerja : 04 Bulan

Pendidikan Terakhir : S2

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Pengalaman Pekerjaan / Jabatan

Tahun Pekerjaan / Jabatan


2003 s/d 2007 Kepala MTsN Punti Kalo
2007 s/d 2010 Kepala MAS Nurul Iman
2010 s/d Sekarang Kepala MAN 2 Kabupaten tebo

DATA TABEL II

III. PROFIL GURU DAN PEGAWAI TAHUN 2020/2021

1. Data Guru & Pegawai berdasarkan latar belakang pendidikan

Guru Tidak Pegawai


Ijazah Guru Tetap Pegawai
Tetap Tidak Jumlah
Tertinggi (GT) Tetap
(GTT) Tetap
S3 - - - - -
S2 1 2 - - 3
S1 12 16 2 3 33
Sarmud - - - - -
D3 - - - - -
50

D2 - - - - -
SLTA - - - 2 2
JML 13 18 2 5 38

2. Data Guru dan Pegawai Berdasarkan Golongan & Masa Kerja

MASA Spesialisasi
GOLONGAN JMlH JMLH JMLH
KERJA Guru
IV/c = >18 Tahun PAI
IV/b =17/+ Tahun Bhs.Indonesa
IV/a 3 =16/+ Tahun 2 Bhs. Inggris 1
III/d 1 =15/+ Tahun Bhs. Arab
III/c 5 =14/+ Tahun Bhs. Asing

Lainya
III/b 4 =13/+ Tahun Matematika 1
III/a 2 =12/+ Tahun Fisika
II/d =11/+ Tahun Kimia
II/c =10/+ Tahun Biologi
II/b = 9/ + Tahun Ekonomi
II/a = 8/ + Tahun Sejarah
Non PNS = 7/ + Tahun Pkn/Ppkn
= 6/ + Tahun Olahraga
= 5/ + Tahun Kesenian
= 4/ + Tahun TIK
=< 3/ Tahun Jurusan

Lainnya
JUMLAH 15 JUMLAH 2 JUMLAH 2

3. Ratio Kebutuhan atau Kekurangan Guru

Guru Mata Yang


Kebutuhan Kekurangan Keterangan
Pelajaran Ada
PAI 1 4 3
Bhs. Indonesia 1 2 1
Bhs. Inggris 2 2
Bhs. Arab - 2 2
Bhs. Mandarin - 1 1
Matematika 2 2 -
Fisika 1 1 -
51

Kimia 1 1 -
Biologi - 1 1
Geografi - 1 1
Ekonomi - 1 1
Sejarah - 1 1
Pkn/Ppkn - 1 1
Olahraga 1 1 -
Kesenian 1 1 -
TIK/Komputer 2 2 -
Pertanian - 1 1
JML

1. Ratio guru diasumsikan pada : Jumlah jam per mata pelajaran untuk setiap

kelas dibagi 24 jam minimal ( sebagai ratio kebutuhan )

2. Lampirkan data guru sekurang-kurangnya memuat Nama, NIP, Golongan

dan Mata pelajaran

4. Pelatihan dan Prestasi Guru dalam 2 Tahun Terakhir

4.1. Pelatihan/Penataran Guru

NO NAMA JUMLAH TEMPAT TAHUN

PELATIHAN/PENATARAN
1 B. Inggris 150 Jam PADANG 2015
2 Al-Qur’an Hadits 150 Jam PADANG 2015
3 Seni Budaya 150 Jam PADANG 2016
Catatan : Pelatihan atau penataran yang mendukung profesi keguruan

4.2. Pretsai Guru

NO NAMA GURU PRESTASI/JUARA TINGKAT TAHUN


1 Dwi Sri Wilujeng Guru Teladan Kabupaten 2016
Catatan : Prestasi guru yang berhubungan dengan profesinya ( misal guru

teladan, predikat guru inti/fasilitator, juara karya ilmiah dll ) dan lampirkan

piagamnya.
52

5. Fungsionalisasi Tenaga Kependidikan

Fungsionalisasi Ketenagaan &


NO Ada / tidak ada Jumlah
Unit Organisasi
1 Wakil Kepala Ada 4
2 Kepala Tata Usaha Ada 1
3 Bendahara Ada 1
4 Staf TU Ada 3
5 Pustakawan Ada 1
6 Laboran IPA Ada 1
7 Laboran Bahasa - -
8 Laboran TIK / Komputer 1 1
9 UKS 1 1
10 Pramuka 1 1
11 PMR - -
12 Koperasi Pegawai & Guru - -
13 Koperasi Siswa - -
14 Wira Usaha Madrasah - -
15 Komite Madrasah Ada 1
16 Wira Usaha Komite madrasah - -
17 KKG/GMP - -
18 BP/BK Ada 2
19 Unit – unit kegiatan lainya - -

DATA TABEL III

IV. DATA SARANA DAN PRASARANA

KONDISI SEKARANG
NO URAIAN KET
Vol/Jumlah Baik RR RB
TANAH BANGUNAN
Luas Tanah 15.100 M2
1 GEDUNG
1.1. Ruang Kelas 768 m2
1.2. Ruang Kantor 96 m2
1.3. Ruang Guru 64 m2
1.4. Ruang Aula -
1.5. R. Keterampilan -
1.6. Asrama -
53

1.7. Ruang BP/BK 6 m2


1.8. Ruang Laboratorium -
1.9. Mushalla 49 m2
1.10. Gudang -
1.11. WC Guru 4 m2
1.12. WC Siswa 4 m2
1.13. Kantin Madrasah 24 m2
1.14. Ruang UKS 6 m2
1.15. Ruang Lainya* -
2 MEUBELAIR
2.1. Kursi Siswa 323 331
2.2. Meja Siswa 250 250
2.3. Kursi Guru 38 38
2.4. Meja ½ biro Guru 38 38
2.5. Meja Pustaka 1 1
2.6. Kursi Pustaka 1 1
2.7. Lemari Buku Pustaka 2 2
2.8. Meja ½ biro (Pegawai) 5 5
2.9. Kursi Pegawai 5 5
2.10. Meja 1 biro (Kepala) 1 1
2.11. Papan Pengumuman 2 2
2.12.Papan Tulis (White 12 12

Board)
2.13. Papan Data 1 1
2.14. Lemari Kayu 4 4
2.15. Meja Komputer 2 2
2.16. Filing Kabinet - -
2.17. Brangkas - -
2.18. Kursi Pop (Labor IPA) - -
2.19. Meja Panjang (Labor) - -
2.20. Almari Labor IPA - -
2.21. Kursi Tamu (Sice) 1 1
2.22. Peralatan Meubelair - -

Lainnya*
3 PERALATAN LAIN
3.1. Komputer 2 1 1
3.2. Printer 2 -
3.3. Pesawat Telepon 1 1
54

3.4. Sound System 1 -


3.5. Dispenser 1 -

3.6. Mesin Ketik - -


3.7. Alat Pemotong Kertas - -
3.8. Peralatan Labor IPA - -
3.9. Peralatan Lainnya * - -
4 LABORATORIUM
4.1. Laboratorium Fisika - -
4.2. Laboratorium Kimia - -
4.3. Laboratorium Biologi - -
4.4. Laboratorium Komputer 1 1
4.5. Mushala / Pratikum PAI 1 1
4.6. Pratikum Olahraga - -
4.7. Pratikum Kesenian - -
4.8. Pratikum Linnya* - -
5 SARANA DAN

PRASARANA
5.1. Pagar 70 m 70m
5.2. Komblok 42 m 42m
6 JASA
6.1. Listrik 1 1
6.2. PDAM 1 1
7 PUSTAKAWAN
7.1. Jumlah Judul 423 423
7.2. Jumlah Eksemplar - -
7.3. Jumlah Eks. Buku Teks 31 31
7.4. Jumlah Eks. Buku 40 40

Referensi
7.5. Jumlah Buku Fiksi 31 31
8 SARANA PRASARANA

LAINNYA
1 Wc Siswa 2

DATA TABEL IV
55

V. PROFIL SISWA DAN LULUSAN

6.1. Kondisi Siswa 3 Tahun Terakhir

Jumlah KELAS I
Kelas Jumlah
Tahun
Rombel
I II III I II II Pendaftar Diterima
Pelajaran
I
2015/2016 98 120 12 343 3 4 4 112 98

5
2016/2017 107 98 11 315 4 3 4 125 120

0
2017/2018 126 107 98 331 4 4 3 130 127

6.2. Lulusan dalam 3 Tahun terakhir

Siswa Lanjut ke
Lulusan (%) Rata-rata NEM
Tahun
Perguruan Tinggi
%Lulus Target(% Hasil Target Jumlah Target
Pelajaran
)
2015/2016 100 100
2016/2017 100 100
2017/2018 100 100

6.4 Latar Belakang Profesi dan Ekonomi Orang Tua Siswa

Penghasilan per Tingkat


No Pekerjaan Jumlah Jumlah Jumlah
Bulan Pendidikan
1 PNS 15 > 25 Tdk. 15

2.000.000,-/Bln Sekolah
2 Tni/Polri 30 SD 25
3 Kaiyawan 1-2 Juta/bln 20 SLTP 25
4 Wiraswata SLTA 36
56

5 Petani 81 >500.000,-/bl S1 30
6 Pedagang 20 S2 1
7 Buruh n S3
8 Lain-lain
<=

500.000,

-/bln
TABEL V

VI. PRESTASI MADRASAH DALAM 3 TAHUN TERAKHIR

TAHUN PRESTASI MADRASAH TINGKAT


2014 Juara 1 pawai obor SMA/MA se Kabupaten Tebo
2014 Juara 3 lomba drum band SMA/MA se Kabupaten Tebo
2014 Juara 3 lomba pidato b. SMA/MA se Kabupaten Tebo

inggris
2015 Juara 3 lomba giat prestasi SMA/MA Se Sumbar, Riau,

pramuka penegak Jambi


2015 Juara 2 turnamen futsal budi SMA/MA se Kabupaten Tebo

luhur cup
2016 Juara 2 Lomba LGPP SMA/MA se

Sumbar,Riau,Jambi
2016 Juara 3 LCC gebyar pelajar SMA/MA se Kabupaten Tebo

berkeselamatan berlalu

lintas
Lampirkan Piagamnya

VII. MANAJEMEN

1. Bagaimana kiat anda untuk memajukan Madrasah yang anda pimpin

setelah ditetapkannya Visi, Misi, Tujuan dan setrategi setelah anda tahu

potensi Madrasah anda sebagaimana dalam profil anda?

Jawab : Melakukan koordinasi dengan majelis guru dan isntansi terkait


57

2. Apa rencana anda dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada

Madrasah yang anda pimpin?

Jawab :

- Melaksanakan MGMP

- Menyediakan fasilitas belajar yang lebih baik

- Mengikutsertakan guru bidang studi dalam pelatihan-pelatihan

3. Apa yang menjadi kendala berarti anda dalam rangka kiat dan rencana

anda memajukan Madrasah yang anda pimpin?

Jawab : Kurangnya kesempatan yang diberikan kepada guru untuk \

melakukan pelatihan

4. Apa saran rekomendasi anda untuk memecahkan permasalahan yang

menurut anda merupakan kendala untuk memajukan Madrasah?

Jawab : Melakukan koordinasi yang lebih intens dengan kementrian agama

dan dinas pendidikan setempat.


58

5. Struktur Organisasi Sekolah MAN 2 Kabupaten Tebo


59

B. PEMABAHASAN

1. Manfaat Internet dalam Pembelajaran PAI

a. Internet sebagai sumber belajar.

Terkait dengan perkembangan teknologi jaringan Komputer yang

ada sekarang ini, pembelajaran PAI pun dapat menggunakan jaringan

internet sebagai sumber belajar, tentu saja dengan bimbingan guru atau

pendampingan orang tua. Namun ironisnya, banyak guru yang belum

mengenal internet padahal peserta didik sudah banyak yang menjelajhi

dunia maya tersebut. Terkait dengan masalah tersebut sudah seharusnya

guru zaman sekarang mulai memanfaatkan internet sebagai sumber

belajar. Dengan pembelajaran seperti ini, diharapkan pengetahuan guru

maupun peserta didik akan berkembang. Selain itu, guru maupun siswa

juga terbiasa mengoperasikan perangkat computer tersebut. 35

Berdasarkan hasil wawancara bersama Bu Elya Selaku kepala

sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo.

“ Dengan adanya media internet peserta didik lebih mudah


mencari tugas dan lebih kreatif mencari tugas yang di berikan
ibu guru dan juga lebih maju bila menggunakan media internet
dari sehingga tidak ketinggalan dari sekolah-sekolah yang
lainnya”

Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini,

dunia pendidikan dituntut untuk peka dengan perkembangan teknologi

terutama teknologi informasi.

35
. Hasil Wawancara bersama Bu Elya Fitri Selaku Kepala Sekolah pada tanggal 13 Januari 2021
60

Terkait dengan perkembangan teknologi jaringan Komputer yang

ada sekarang ini, pembelajaran PAI pun dapat menggunakan jaringan

internet sebagai sumber belajar, tentu saja dengan bimbingan guru atau

pendampingan orang tua. Namun ironisnya, banyak guru yang belum

mengenal internet padahal siswa sudah banyak yang menjelajhi dunia

maya tersebut. Terkait dengan masalah tersebut sudah seharusnya guru

zaman sekarang mulai memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.

Dengan pembelajaran seperti ini, diharapkan pengetahuan guru maupun

siswa akan berkembang. Selain itu, guru maupun siswa juga terbiasa

mengoperasikan perangkat computer tersebut, sehingga tidak ada lagi

istilah guru maupun siswa gaptek (Gagap Teknologi).36

Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Ade Mustopa Selaku

Waka kurikulum MAN 2 Tebo.

“ Waka kurikulum mengatakan dengan adanya media internet


Guru-guru merasa terbantu dan lebih mudah mengontrol anak
melalu server yang ada dengan begitu pelajaran lebih efektif dan
kondusif ”

Pemanfaatan sarana multimedia dalam proses pembelajaran

diwujudkan melalui modul-modul pembelajaran yang lebih interaktif dan

menarik minat pembelajar, misalnya penggunaan Flash, adanya penjelasan

melalui media suara/ audio dan penambahan fitur-fitur yang dapat

meningkatkan partisipasi aktif dari pembelajar. Sedangkan dengan

pemanfaatan media Internet dalam proses pembelajaran diharapkan akan

36
. Hasil Wawancara bersama Bu Elya Fitri Selaku Kepala Sekolah pada tanggal 13 Januari 2021
61

mempermudah pembelajar dalam mendapatkan informasi yang

dibutuhkan, sehingga diharapkan pembelajar akan aktif mencari informasi

dan pengetahuan yang dibutuhkan. Berdasarkan wawancara dari Peserta

Didik Eka Widia Kelas X IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo.

“ manfaat media internet itu sangat lah banyak apalagi saat


sekarang ini kami sudah menggunakan media internet dalam proses
belajar mengajar”

Internet merupakan suatu media untuk berbagi informasi dan

interaksi kapan dan dimana saja. Sejumlah studi telah dilakukan,

menunjukkan bahwa internet memang bisa dipergunakan sebagai media

pembelajaran. Berdasarkan wawancara dari Peserta Didik Rahmawati

Kelas X IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo.

“ Manfaat media internet itu sengat besar sehingga kami lebih


mudah menerima materi yang diberikan guru dengan
menayangkan slet kami hanya melihat guru menerangkan
dengan begitu kami lebih pokus mendangarkan apa yang di
terangkan.

2. Kendala Peserta didik dalam Menggunakan Media Internet

Pada saat ini, Media Internet memegang peranan yang penting dalam

berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu penerapan Media

Internet dalam bidang pendidikan antara lain pemanfaatan sarana multiemdia dan

media Internet dalam proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara Bu Elya

Fitri Selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Tebo.

“ Kendala yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 2 ialah


kurangnya personil Guru yang berkenaan media internet dan
62

fasilitas yang kurang memadai sehingga akses media internet


terhambat ”

Kendala lainnya yang perlu diselesaikan adalah ketidaksiapaan

sumber daya manusia  untuk memanfaatkan Media Internet dalam proses

pembelajaran. Ketidaksiapan ini dikarenakan pola kebiasaan pembelajaran

yang masih belum menganggap penting peranan Media Internet dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka cenderung sudah merasa

puas akan materi yang telah diberikan oleh pengajar secara langsung,

sehingga menyebabkan mereka tidak mau/ malas untuk mencari informasi

tambahan yang ada di Internet walaupun sarana dan infrastruktur sudah

mendukung dalam penerapan Media Internet.37

Berdasarkan Hasil Wawancara Bapak Ade Mustopa Selaku Waka

Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Tebo

“Kendala yang kami alami kurangnya server yang besar sehingga


akses internet mejadi lambat dan jaringan yang kurang memadai
sehingga akses loding menjadi lambat itulah keluhan kami”

Terkadang kendala ini jauh lebih susah untuk dipecahkan daripada

tidak adanya infrastruktur yang mendukung Media Internet, hal ini karena

biasanya lebih susah untuk mengubah pola tingkah laku/ kebiasaan dari

seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dari setiap individu

pembelajar untuk memanfaatkan dan menerapkan Media Internet dalam

metode pembelajarannya.

37
. Hasil Wawancara bersama Bapak Ade Mustopa Selaku Waka Kurikulum pada tanggal 13
Januari 2021
63

Berdasarkan hasil wawancara bersama Peserta Didik Widia Kelas

X IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo. 38

“ Kendala yang di hadapi Lemahnya jaringan internet hingga


akses internet terganggu dan kemudian Kekurangan Server
sehinggan menjadi penghambat akses internet dengan begitu
kami kesulitan membuat tugas dan pratikum ”

Dapat disimpulkan kendala yang sering terkendala ketik

mempersentasekan karna kurangnya server yang memadai

sehingga membuat akses jariangan mejadi lelet.39

Berdasarka hasil wawancara bersama Angga Selaku Perseta Didik

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Tebo

“ Sekolah harus mepersiapkan sarana yang mumpuni dan server


yang besar sehingga akses internet menjadi lancar tanpa ada
kendala, dengan begitu peserta didik bisa menggunakan media
internet secara nyaman”

Berdasarkan keterang di atas dapat di simpulkan manfaat media

internet sangat signifikan bagi peserta didik apa lagi di era zaman sekarang

media internet sudah di butuhkan di semua kalangan pekerja baik itu

perusahaan, perkantoran, wiraswata bahkan di mini makrket sudah

menggunakan media internet.

38
Hasil Wawancara bersama Eka Widia Selaku Peserta Didik Kelas X IPS Madrsah Aliyah Negeri
2 Tebo pada tangga 23 Januari 2021

Hasil Wawancara bersama Angga Selaku Peserta Didik Kelas X IPS Madrsah Aliyah Negeri 2
39

Tebo pada tanggal 23 Januari 2021


64

3. Upaya untuk meningkatkan mutu peserta didik dalam menggunakan

media internet

Dengan rasa ingintahu peserta didik yang kuat maka bisa

membangkitkan mutu belajar peserta didik yang menggunakan media

internet yang lebih efektif. Hasil wawancara bersama Bu Elya Fitri Selaku

Kepala madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo.

“ Upaya yang di tawarkan kepala sekolah ialah menambah


personil yang berkopeten di bidangnya yang paham betul
tentang media internet dan memfasilitasi raungan komputer
dengan kapasitas yang mumpuini dengan server yang besar
sehingga akses media internet lancar siswapun terasa nyaman
ujar”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ade Mustopa Selaku

Waka Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Tebo.

“ Upaya yang kami lakukan Agar Akses media internet lebih baik
kedapannya kami harus menyampaikan keluahan ke kami agar
kami bisa menggunakan media internet kedapannya lebih efektif
lagi ”

Ada beberapa solusi dalam mengatasi minat belajar peserta didik

dalam menggunakan media internet sebagai berikut :

Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap teknologi

digital dan Internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan. Ini

berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang memadai yang

berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti tersedianya

komputer/laptop, jaringan komputer, internet dan lain-lain. 40

Hasil Wawancara bersama Rahma Wati Selaku Peserta Didik Kelas X IPS Madrsah Aliyah
40

Negeri 2 Tebo pada tanggal 13 Januari 2021


65

Berdasarkan wawancara dari Peserta Didik Rendi Irawan Kelas

X IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo.

“ Upaya agar sekolah cepat mengambil langkah yang konrik


dengan mengupayakan server yang lebih besar lagi, dengan begitu
kami yakin akses media internet di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo
bisa teratasi”.

Dapat di tarik kesimpulan upaya yang harus dilakukan untuk

meningkatkan askses media internet harus menganti server yang lebih

besar lagi agar akses internet kedepanya bisa teratasi.41

Berdasarkan wawancara dari Peserta Didik Rendi Irawan Kelas

X IPS Madrasah Aliyah Negeri 2 Tebo.

“ Upaya untuk mengatasi agar akses media internet


lebih lancar dengan manambah server yang lebih besar
dan mempersiapkan server cadangan dengan begitu
akses media internet di madrasah aliyah negeri 2 akan
lebih efektif kedepannya”.

Dengan adanya hasil observasi bahwasanya di Mandrasah Aliyah

Negeri 2 Kabupaten Tebo perkarangan sekolah yang cukup luas dan sarana

dan prasarana hampir memadai tinggal beberapa peralatan yang belum

lengkap, saya rasa seiring berjalannya waktu kedepannya Madrasah Aliyah

Negeri 2 Kabupaten Tebo kedepannya akan lebih maju lagi.

BAB V

PENUTUP

. Hasil Wawancara bersama Rahma Wati Selaku Peserta Didik Kelas X IPS Madrsah Aliyah
41

Negeri 2 Tebo pada tanggal 23 Januari 2021


66

A. Kesimpulan

a. Manfaat Internet dalam Pembelajaran PAI

Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini,

dunia pendidikan dituntut untuk peka dengan perkembangan teknologi

terutama teknologi informasi. Diantara manfaat internet dalam

pembelajaran PAI adalah sebagai berikut:

1. Internet sebagai sumber belajar.

Terkait dengan perkembangan teknologi jaringan

Komputer yang ada sekarang ini, pembelajaran PAI pun dapat

menggunakan jaringan internet sebagai sumber belajar, tentu saja

dengan bimbingan guru atau pendampingan orang tua. Namun

ironisnya, banyak guru yang belum mengenal internet padahal

siswa sudah banyak yang menjelajhi dunia maya tersebut. Terkait

dengan masalah tersebut sudah seharusnya guru zaman sekarang

mulai memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Dengan

pembelajaran seperti ini, diharapkan pengetahuan guru maupun

siswa akan berkembang. Selain itu, guru maupun peserta didik

juga terbiasa mengoperasikan perangkat computer tersebut,

sehingga tidak ada lagi istilah guru maupun peserta didik gaptek

(Gagap Teknologi).42

2. Internet sebagai media pembelajaran PAI

42
. Prof.Dr. Yusulfhadi Miarso. “Menyamai Benih Teknologi Pendidikan” (Prenada Media Group,
Jakarta 2012) Hal. 10
67

Internet merupakan suatu media untuk berbagi informasi

dan interaksi kapan dan dimana saja. Sejumlah studi telah

dilakukan, menunjukkan bahwa internet memang bisa

dipergunakan sebagai media pembelajaran .

b. Kendala Peserta Didik dalam Menggunakan Media Internet

Kendala yang perlu diselesaikan adalah ketidaksiapaan

sumber daya manusia  untuk memanfaatkan Media Internet

dalam proses pembelajaran. Ketidaksiapan ini dikarenakan pola

kebiasaan pembelajaran yang masih belum menganggap penting

peranan Media Internet dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran. Mereka cenderung sudah merasa puas akan materi

yang telah diberikan oleh pengajar secara langsung, sehingga

menyebabkan mereka tidak mau/ malas untuk mencari informasi

tambahan yang ada di Internet walaupun sarana dan infrastruktur

sudah mendukung dalam penerapan Media Internet.

c. Upaya untuk meningkatkan mutu Peserta Didik dalam

menggunakan media internet

Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap

teknologi digital dan Internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga

pendidikan. Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana


68

yang memadai yang berkaitan dengan teknologi informasi dan

komunikasi, seperti tersedianya komputer/laptop, jaringan

komputer, internet. Pengajar harus memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber

digital untuk membantu pembelajar agar mencapai standar

akademik.

Harus tersedia anggaran atau dana yang cukup untuk

mengadakan, mengembangkan dan merawat sarana prasarana

Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut.

B. Saran

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, didapati hasil yang

telah diuraikan pada kesimpulan diatas, Berdasarkan hal tersebut, penulis

ingin memberikan saran yang diharapkan dapat membantu guru dan siswa

dalam proses pembelajaran media internet.

Penulis berharap dengan adanya skripsi yang di tulis semoga

dapat bermamfaat bagi siswa dalam menggunakan media internet dan

menumbuhkan rasa ingin tahu yang kuat karena di era zaman sekarang

siswa harus bisa menggunakan media internet apa lagi di dunia pekerjaan

rata-rata sudah menggunakan media internet, dengan begitu agar siswa

tidak ketinggalan dari sekolah-sekolah yang lain. Di dunia pekerjaan juga

begitu yang kurang menguasasi media internet maka ketinggalan dari yang
69

lainnya karna di zaman sekarang serba digital harus benar-benar

memahami IT karna sudah menjadi kebutuhan dunia pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai