Anda di halaman 1dari 63

24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Sarana Dan Prasarana

Menurut Rohiat manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang

mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya

proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana merupakan

keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan

sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat

tercapai dengan efektif dan efisien.”1

Mulyasa mengatakan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan

bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat

memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses

pendidikan.”2.Penanggung jawab manajemen sarana dan prasarana pendidikan

adalah kepala sekolah/madrasah. Selaku manajer, kepala sekolah/madrasah harus

menerapkan kaidah manajemen dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan

agar pemanfaatannya tepat guna dan sesuia dengan sasaran.”3.

Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu standar Nasional

pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan,

sehingga melengkapi sarana prasarana menjadi hal yang mutlak, sesuai dengan

Pendapat Barnawi dan M. Arifin sarana dan prasarana adalah sebagai segenap

1
. Rohiat, Manajemen Sekolah – Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama, 2012. H. 26
2
. Minarti, S., Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012. h. 254
3
Barnawi&M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana,(Jogjakarta:Ar Ruzz Media 2012), h.
41
25

proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara

langsung atau tidak langsung menunjang suatu proses untuk mencapai tujuan”4.

Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu standar Nasional

pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan,

sehingga melengkapi sarana prasarana menjadi hal yang mutlak, sesuai dengan

Undang-Undang. Pada abad 21 ini banyak sekali aspek yang tidak dapat

dilewatkan, di antaranya pengaruh perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) atau information and communication technology (ICT). Oleh

karena itu, dalam perkembangan teknologi digital ini perlu disesuaikan dengan

kemampuan literasi dan keterampilan berbahasa.

Dua kompetensi tersebut merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Kegiatan pembelajaran yang masih didominasi oleh model-model konvensional

dan pendekatan tekstual mulai harus memanfaatkan media digital secara

maksimal (digital-age literacy). Salah satu upaya untuk meningkatkan

kemampuan literasi pada abad 21 adalah penerapan TIK dalam bidang

pendidikan.

Skill atau keterampilan abad 21 yang dicanangkan oleh World Economic

Forum pada tahun 2015 lalu. Konsep literasi digital dapat digunakan sebagai

ukuran kualitas kerja peserta didik di lingkungan digital. Selain itu, literasi digital

memfasilitasi para ilmuwan dan pengembang sarana komunikasi untuk lebih

efektif dalam merancang lingkungan yang lebih berorientasi pengguna.

4
. Barnawi dan M.Arifin, Manajemen sarana dan prasarana sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruz
Media,2012), hal. 48.
26

Pengertian sarana lebih ditujukan untuk alat atau benda-benda yang

bergerak sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk alat atau benda-benda yang

tidak bergerak.Menurut Rohiat (2006) Manajemen sarana dan prasarana adalah

kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi

terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.Sarana dan prasarana merupakan

salah satu komponen pendidikan yang harus memenuhi Standar Nasional

Pendidikan. Dalam PP No. 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa standar sarana dan

prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriterianya.

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari manajemen sarana dan prasarana

Hal ini terlihat dari bagaimana didefinisikan, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(UU No. 20 Tahun 2003).Dalam definisi tersebut, pendidikan mengandung makna

sebuah usaha sadar dan terencana. Dengan kata lain, dari definisi pendidikan itu

sendiri sudah terkandung fungsi atau kaidah manajemen.”5

Secara terminology kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno

management, yang memilki arti seni melaksanakan dan mengatur. Dalam bahasa

Inggris kata managemen berasal dari kata to manage artinya mengelola,

membimbing dan mengawasi. dalam bahasa Italia, berasal dari kata meneggaire

memilki arti mengendalikan. Sementara itu, dalam bahasa Latin, manajemen

berasal dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.
5
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media 2012), h. 11
27

dalam suatu organisasi, manager bertanggung jawab terhadap semua sumber daya

manusia dengan organisasi dan sumber daya organisasi lainya.”6.

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi dan dapat juga

disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa :

1. Bahwa manajemen merupakan usaha atau tindakan kearah pencapaian

tujuan.

2. Manajemen merupakan sistim kerjasama

3. Manajemen melibatkan secara optimal konstribusi orang-orang, dana,

fisik dan sumber-sumber lain”7

Selain itu, manajemen khususnya dalam organisasi pendidikan terbagi

dalam beberapa bidang garapan yaitu manajemen peserta didik, manajemen

personalia sekolah, manajemen kurikulum, manajemen sarana atau material,

manajemen tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah, manajemen

pembiayaan atau anggaran, manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan

organisasi pendidikan, serta manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi

pendidikan. Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat

manajemen adalah at-tadbir (pengaturan).”8 Kata ini merupakan kata ambilan dari

dabbara (mengatur), yang banyak terdapat di dalam Al-Quran seperti firman Allah

:ۖ ‫ش‬ ٍ َّ‫س تَّ ِة َأ ي‬


ْ ‫ام ثُ َّم‬
ِ ‫اس تَ َو ٰى َع ْال َع ْر‬ َ ‫ات َو ا َأْل ْر‬
ِ ‫ض فِ ي‬ ِ ‫او‬
َ ‫الس َم‬
َّ َ َ‫ِإ نَّ َر بَّ ُك ُم هَّللا ُ الَّ ِذ ي َخ ل‬
‫ق‬

‫يع ِإ اَّل ِم ْن بَ ْع ِد ِإ ْذ نِ ِه ۚ ٰ َذ لِ ُك ُم هَّللا ُ َر بُّ ُك ْم فَ ا ْع بُ ُد وهُ ۚ َأ فَ اَل تَ َذ َّك ُر و َن‬ َ ‫يُ َد بِّ ُر ا َأْل ْم َر ۖ َم ا ِم ْن‬
ٍ ِ‫ش ف‬

Artinya : Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy
(singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat
6
Barnawi, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 13.
7
. Riyuzen Praja tuala, Manajemen peningkat mutu sekolah, lintang rasi aksara books, 2017, h. 2
8
. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia 2008), h. 362
28

memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu,


maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
( Qs. Surat Yunus : 3 )”9

Dari kandungan ayat ini dapat diketahui bahwa Allah SWT Allah yang

telah menciptakan langit dan bumi Allah sebagai manager menciptakan pengatur

alam (manager). Yang mengatur segala urusan dibumi dan dilangit ini adalah

bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini.bumi adalah prasarana

yang diciptakan untuk manisia. Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah

di bumi ini dan Allah pengawasnya, untuk mengatur dan mengelola bumi dengan

sebaik-baiknya untuk mendapat kebahagian dunia dan akhirat sebagaimana Allah

SWT mengatur serta mengawasi alam semesta dan pergantian siang dan malam.

Menurut Dr. Umi Kalsum, MM dalam bukunya dasar-dasar Manajemen

Pendidikan Islam “ manajmen sarana dan prasarana merupakan suatu kegitan

untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan

efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, dengan demikian

manajemen sarana dan prasarana adalah proses kerjasama pendayagunaan semua

sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah secara efektif dan

efisien.sarana dan prasarana dapat memberikan konstribusi secara optimal”10.

Dari definisi yang diungkapkan para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah proses kegiatan yang

direncanakan dan diusahakan mengenai pengadaan dan pendayagunaan benda-

benda pendidikan secara langsung maupun tidak langsung untukmenunjang

proses pendidikan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan


9
. Al-Qur’an digital Surat Yunus ayat 3
10
.Umi Kalsum Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Islam, Institut Agama Islam Lampung, 2020
halaman 97
29

efektif dan efisien. Proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi

perencanaan, pengadaan, pengaturan, dan penggunaan. Begitu urgennya sarana

dan prasarana dalam lembaga pendidikan dalam menunjang keberhasilan

organisasi pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan, menjadikan sarana dan

prasarana menjadi satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan.

Bisa saja diklaim bahwa sarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya

yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk

itu, perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar

tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Pada tataran ini, Mulyasa mengatakan

bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan

menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi

secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.”11

Penanggung jawab manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah

kepala madrasah. Selaku manajer, kepala madrasah harus menerapkan kaidah

manajemen dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan agar

pemanfaatannya tepat guna dan sasaran”12. Rangkaian aktivitas dalam manajemen

dikaitkan dengan sumber daya agar segala sesuatu yang menjadi kelebihan dan

kekurangan dapat dikelola dengan baik dan akan berpengaruh pada ketepatan

penggunaan sumber daya yang sesuai standar dan memberikan hasil maksimal.

Sedangkan menurut Soejipto Rafles mengumumkan bahwa sarana dan prasarana

11
. Minarti, S., Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. h. 254
12
. Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media
2012)h.41
30

adalah “ keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan dan proses pendidikan

yang telah diteteapkan terjadi secara efektif dan efisien 13

Dan secara etimologis (bahasa) sarana berarti alat langsung

untukmencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikanadalah seluruh perangkat

seperti ICT dan TIK. Alat pelindung masa pandemic ( masker, sabun cuci tangan,

zelitaizer), bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam

proses pendidikan. Meja dan kursi anak, papan tulis, alat peraga, almari, buku-

buku, media pendidikan sedangkan prasarana berarti alat tidak langsung untuk

mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,

lapangan olahraga, kebun sekolah, mushola, jalan menuju sekolah sumur/ledeng,

listrik,uang. tempat air cuci tangan thermometer suhu, timbangan badan, dsbnya.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penting

dalam meningkatkan mutu pendidikan berbasis numerlisasi dan literarasi di

sekolah perlu pengelolaan yang baik. Pendidik dituntut untuk mengembangkan

kemampuannya di bidang Informatika Computer Teknologi ( ICT ) dan Teknik

Informatika Computer ( TIK ). Sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya

dapat dikelompokan dalam empat kelompok, yaitu tanah, bangunan,

perlengkapan, dan perabot sekolah. Agar semua fasilitas tersebut memberikan

kontribusi yang berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola

dengan baik.”14Sekarang ini, semakin ketat kompetisi antar sekolah di Indonesia,

ini semua dapat dilihat dengan banyaknya upaya kreatif di lembaga pendidikan

13
. Alex Alda Yudi, “Pengembangan mutu pendidikan ditinjau dari segi sarana dan prasarana”,
Jurnal Cerdas Sifa, 1 (Agustus 2012), 2
14
. Afid Burhanuddin, Pengelolaan Sarana Pendidikan, online, 28Juli 2022
31

negeri dan umumnya swasta untuk menggali keunikan-keunikan dan keunggulan

sekolahnya agar dibutuhkan dan diminati oleh peserta didik baru dan masyarakat.

Munculnya sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah unggulan dengan

kurikulum bertaraf internasional juga disertai dengan fasilitas atau sarana yang

lengkap. Peraturan pemerintah RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan yaitu "Standar sarana dan prasarana adalah standar

nasionalpendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,

tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,

tempat bermain, tempat berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan

untuk berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang

proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi”15

Menurut Suharsimi Arikunto, dengan titik tolak pada kegiatan belajar-

mengajar di kelas maka sekurang-kurangnya ada delapan obyek garapan, yaitu: 1)

manajemen peserta didik, 2) manajemen personalia sekolah, 3) manajemen

kurikulum, 4) manajemen sarana atau material, 5) manajemen tatalaksana

pendidikan atau ketatausahaan sekolah, 6) manajemen pembiayaan atau anggaran,

7) manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan, dan 8)

manajemen hubungan masyarakat atau komunikasipendidikan. Kedelapan obyek

garapan tersebut menjadikan peneliti lebih fokus terhadap manajemen sarana dan

prasarana pendidikan.”16

15

16
. Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media
Yogyakarta, 2008, h. 6
32

Permen diknas nomor 63 tahun 2009 adalah tingkat kecerdasan kehidupan

bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional mutu

pendidikan meliputi :1). Standar Isi. 2). Standar Proses. 3).Standar

Kompetensi. .4).Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 5).Standar Sarana

dan Prasarana. 6). Standar Pengelolaan. 7). Standar Pembiayaan. 8). Standar

Penilaian.

Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional dalam

bukunya Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis

Sekolah, dijelaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana diharapkan dapat

membantu sekolah dalam merencanakan kebutuhan fasilitas, mengelola

pengadaan fasilitas, mengelola pemeliharaan fasilitas, mengelolah kegiatan

inventaris sarana dan prasarana, serta mengelola kegiatan penghapusan barang

inventaris sekolah”17

Ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi

beberapa proses yaitu perencanaan, pengadaan, pengaturan, dan penggunaan”18.

Proses perencanaan dilakukan untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja

yang dibutuhkan di sekolah. Proses berikutnya adalah pengadaan, yakni

serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana sesuai

dengan apa yang sudah direncanakan. Proses selanjutnya ialah pengaturan. Dalam

pengaturan, terdapat kegiatan inventarisasi, penyimpanan, dan pemeliharaan.

17
. Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta, 2007, h. 3
18
. Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media 2012),
h. 48
33

Kemudian prosesnya lagi ialah penggunaan, yakni pemanfaatan sarana dan

prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan.

Dalam proses ini harus diperhatikan prinsip efektivitas dan efisiensinya. Dengan

demikian sudah jelas bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan

merupakan bagian penting dalam pengelolaan manajemen pendidikan yang ada di

suatu lembaga pendidikan atau sekolah, karena sarana dan prasarana pendidikan

yang lengkap maupun belum lengkap itu perlu dimanfaatkan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Penulis memperoleh data di SD Negeri 08 dan di SD Negeri 10 Lubuk

Keliat Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan, bahwa pada awal semester satu

tahun pembelajaran 2019 -2020 mendapatkan bantuan sarana dan prasarana ICT

dan printer, meningkatkan mutu pendidikan berbasis numerlisasi dan literasi.” 19

Proses pengadaan sarana pendidikan juga belum menggunakan rangkaian

manajemen, gambaran sederhananya apabila terdapat kebutuhan langsung kepala

sekolah yang mengatasi tanpa mempertimbangkan perencanaan kebutuhan.

Terjanya dampak buruk apabila kesalahan atau muncul masalah dalam

proses pengadaan sarana dan prasarana disebabkan dokumentasi dan prosedurnya

belum jelas. Program pengaturan dan penggunaan sarana prasarana belum

ada”20.Sekolah Dasar Negeri 08 Lubuk Keliat Ogan Ilir, Sumatera Selatan sudah

terakreditasi C proses Akriditasi melalui penilaian dari berbagai Ketentuan dan

Persyaratan Akreditasi Sekolah/Madrasah sbb :

 memiliki surat keputusan pendirian/operasional sekolah/madrasah;


19
Dari observasi dan wawancara dengan Kepala Sekolah, idan dewan guru, tanggal 01-08-2022
20
Wawancara dengan ibu Rusmaladewi wakil Kepala SD N 08 Lubuk Keliat, Selasa 01Agust us
2022
34

 memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas;

 memiliki sarana dan prasarana pendidikan;

 memiliki pendidik dan tenaga kependidikan;

 melaksanakan kurikulum yang berlaku; dan item lainnya.”21

Yuwono dalam Andriyani (2020) telah mendefinisikan bahwa Sarana

merupakan segala hal yang bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai maksud

dan tujuan yang meliputi perabotan dan peralatan yang diperlukan sebagai

kelengkapan setiap ruangan atau gedung dalam menjalankan fungsinya guna

meningkatnya kualitas dan hubungan hasil layanan dan produknya sedangkan

Prasarana adalah perangkat penunjang utama suatu usaha untuk mencapai tujuan

yang meliputi bangunan, lahan, gedung, dan ruangan yang ada di dalamnya”22.

Barnawi dan Arifin (2012) telah mendefinisikan bahwa sarana prasarana

merupakan suatu proses pemenuhan fasilitas pendidikan baik dilakukan proses

pendayagunaan dan pengadaaan yang berlangsung guna menopang proses

penyelenggaraan pendidikan hingga berhasil. Sarana dan prasarana menjadi satu

hal yang sangat penting dan harus ada dalam proses untuk menghasilkan output

yang sesuai dengan harapan.

Floyd dalam Hong, dkk, (2003) mendefinisikan bahwa sistem informasi

manajemen merupakan sistem yang diperlukan oleh suatu organisasi untuk

menyediakan informasi yang penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi

dengan bantuan perangkat komputer sebagai medianya. Bila dikolerasikan dengan

21
Google tanggal 29 Juli 2022
22
Google
35

dunia pendidikan adanya kemunculan seperti aplikasi pembelajaran semakin

beragam, penerapan information management system, artificial

Mengutip dari buku Manajemen Pendidikan (2020) karya Suhelayanti

dan kawan-kawan, secara etimologis, sarana diartikan sebagai alat langsung yang

digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan prasarana berarti alat tidak

langsung yang dimanfaatkan untuk meraih tujuan. Bisa disimpulkan jika sarana

dan prasarana merupakan seluruh benda, baik yang bergerak ataupun tidak,

digunakan untuk meraih tujuan bersama. Pembuatan sarana dan prasarana

disesuaikan dengan yang dibutuhkan organisasi atau lembaga atau perusahaan.

Menurut H.M. Joharis Lubis dan Haidir dalam buku Administrasi dan

Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Optimalisasi Bagi Personel

Sekolah dan Korporasi) (2019), sarana dan prasarana membantu proses kegiatan

berjalan lancer teratur, efektif serta efisien.”23

Sehingga menurut penulis sarana dan prasarana adalah sebagai proses

kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan secara afektif dan efisien. Definisi

diatas dapat penulis simpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah

suatu usaha pengadaan dan pemeliharaan alat benda yang bergerak maupun yang

tidak digunakan untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif.

Manajemen sarana prasarana pendidikan merupakan suatu

proses pengelolaan sarana prasarana di sekolah supaya berfungsi dengan baik

sehingga antara guru dan siswa, keduanya dapat saling menjalankan tugasnya

dengan baik pula dan tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Mengutip


23
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sultan Agung (SENDIKSA-3): 30-11- 2021 h. 26
36

dari buku Manajemen Pendidikan (2020) karya Suhelayanti dan kawan-kawan,

secara etimologis, sarana diartikan sebagai alat langsung yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan. Sedangkan prasarana berarti alat tidak langsung yang

dimanfaatkan untuk meraih tujuan.

B. Konsep Mutu Pendidikan

Menurut Philip B. Crosby, mutu adalah kesesuaian dengan apa yang

disyaratkan atau distandarkan. Secara sederhana sebuah produk dikatakan

berkualitas/bermutu apabila produk tersebut sesuai dengan standar kualitas yang

telah ditentukan, yang meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.”24

Mutu (quality) dewasa ini merupakan isu penting yang dibicarakan hampir

dalam setiap sektor kehidupan, di kalangan bisnis, pemerintahan, sistem

pendidikan, dan sector-sektor lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

mutu adalah “ukuran baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat

(kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya), kualitas”25.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “mutu” berarti ukuran baik

buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan).”26 Mutu

adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang

menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan.

Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan

output pendidikan.”27 Menurut Rusman, antara proses dan hasil pendidikan yang

24
Noer Rohmah dan Zainal Fanani, Pengantar Manajemen Pendidikan (Malang: Madani, 2017),
hal 205
25
Journal Volume III, Nomor 2, November 2018, AL-WIJDÁN 192
26
Poewadarminta. W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003 h.788
27
Arcaro,S Joremo, Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan, Jakarta: Riene Cipta, 2005, h.85
37

bermutu saling berhubungan, agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka

mutu dalam hasil (out put) harus dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah, dan harus

jelas target yang akan dicapai setiap tahun atau kurun waktu lainnya.” 28 Menurut

Hari Sudradjad pendidikan yang bermutu adalah Pendidikan yang mampu

menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompotensi, baik

kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh

kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang

keseluruhannya merupakan

Mengingat kembali konsep pendidikan yang dibangun Bapak Pendidikan

Nasional, Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan mesti dibangun menyeluruh."Ki

Hajar Dewantara menyatakan pendidikan itu pengembangan cipta atau ilmu

pengetahuan dan ketrampilan, rasa dan karsa atau karakter," dan Arifin

menjelaskan UNESCO, pendidikan menganut empat pilar pengembangan yang

tak dapat dipisahkan. Yakni,how to know atau ilmu pengetahuan,how to do atau

keterampilan,how to beatau karakter danhow to live togetheratau sikap sosial.”29

Peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan adalah tindakan yang

diambil oleh satuan pendidikan guna memperbaiki hasil penyelenggaraan

pendidikan agar sesuai dengan arah kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan

melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas pendidikan

yang dilakukan

28
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Raja Wali Pers, 2009, h. 555
29
Google
38

Pada intinya, peningkatan mutu adalah melakukan perubahan kearah yang

lebih baik dan lebih berbobot. Lazimnya, perubahan tersebut menimbulkan rasa

takut, sedangkan komitmen dapat menghilangkan rasa takut.

Peningkatan mutu pendidikan dengan konsep dan pola baru manajemen

pendidikan masa depan atau manajemen peningkatan mutu berbasis numerlisasi

dan literasi yang dirancang direktorat pendidikan dasar dan menengah

menegaskan bahwa segenap komponen sekolah termasuk guru harus partispatif

dan bersama-sama membuat keputusan agar faktor-faktor penentu keberhasilan

peningkatan mutu dikelola dan disinergikan untuk mencapai tujuan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yaitu terciptanya kualitas output. Salah

satu faktor penentu kualitas lulusan yaitu manajemen sarana prasarana.

Dengan manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan kualitas

lulusan sekolah dasar mampu dan siap untuk masuk ke sekolah unggulan Dari

uraian pendapat di atas jelas bahwa mutu pendidikan adalah suatu pilar untuk

mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Yang mana suatu masa depan

bangsa itu terletak pada keberadaan kualitas pendidikan yang berada pada masa

kini. Suatu pendidikan yang berkualitas akan muncul apabila terdapat manajemen

sarana dan prasarana yang memadai dan bagus.

Mutu juga merupakan suatu ajang berkompetisi yang sangat penting,

karena itu merupakan suatu wahana untuk meningkatkan mutu produk layanan

jasa. Dengan demikian, mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu adalah

penting, sebagai upaya peningkatan masa depan bangsa sekaligus sebagian dari

produk layanan jasa. Untuk mningkatkan mutu pendidikan di sekolah, “Sudarwan


39

Danim mengatakan bahwa jika sekolah hendak meningkatkan utupendidikannya

maka minimal harus melibatkan lima faktor yang dominan”30, yaitu:

a. Kepemimpinan kepala sekolah Yang mana kepala sekolah harus

memilikidan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja

keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam

bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.

b. Guru Perlibatan guru secara maksimal, dengan meningktakan kompetensi

dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya serta pelatihan

sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan di sekolah.

c. Siswa Pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat”

sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah

dapat mengiventarisir kekuatan yang ada pada siswa.

d. Kurikulum yang konsisten, dinamis, dan terpadu dapat memungkinkan

dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals (tujuan)

dapat dicapai secara maksimal.

e. Jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan

masyarakat semata (orang tua dan masyarakat ) tetapi 13 dengan

organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi pemerintah sehingga

output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja

1.3. Literasi dan Numerlisasi

Literasi dalam istilah umum mengacu pada serangkaian kemampuan dan

keterampilan pribadi dalam membaca, menulis, berhitung dan memecahkan suatu

permasalahan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,


30
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 56
40

literasi dan keterampilan berbahasa merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang tentang literasi

dipengaruhi oleh kemampuan akademik, latar belakang bangsa, sistem, nilai

budaya, dan pengalaman. Terdapat banyak definisi mengenai literasi, tetapi ruang

lingkup literasi dapat diuraikan sebagai berikut.

(1) Keaksaraan dasar: meliputi kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung

dan mendengarkan. Ini merupakan pondasi awal dari komunikasi. Literasi

bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan seseorang.

(2) Literasi media merupakan kemampuan dalam memahami berbagai bentuk

media dan cara mengoperasikannya, baik media cetak ataupun elektronik.

(3) Literasi visual adalah kemampuan seseorang dalam mengintepretasikan dan

memahami informasi dalam bentuk visual, yakni bentuk visual yang dapat

dikomunikasikan sebagai bacaaan.

(4) Literasi perpustakaan, yaitu kemampuan membedakan jenis-jenis karya tulis

dan mengetahui cara pemakaian indeksdan katalog.

(5) Literasi teknologi, yakni kemampuan untuk menggunakan internet,

mengerti hardware dan software, serta etika penggunaan teknologi.

Kemampuan literasi pada seseorang berbanding lurus dengan peningkatan

kualitas intelektual dan social seseorang.

Literasi dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang dalam

menyimpulkan dan merespons lingkungan sosial. Melek literasi diharapkan

mampu membuat seseorang untuk dapat memberikan penilaian kritis terhadap

peristiwa yang terjadi. Peningkatan pengembangan literasi dalam dunia


41

pendidikan menjadi upaya bersama antara sekolah dan keluarga. Untuk

mendukung keterampilan tersebut perlu diadakan dorongan membaca.

Kemampuan membaca merupakan pilar pertama literasi sehingga peserta

didik memahami berbagai genre teks secara komprehensif. Mereka harus aktif

mendiskusikan apa yang dibaca. Hal tersebut dapat mendorong siswa untuk

membuat koneksi dan berpikir kritis mengenai ide-ide yang terkandung dalam

teks. Pengembangan literasi tersebut perlu diimbangi dengan digitalisasi

teknologi. Dalam pembelajaran abad 21, pendidik maupun peserta didik perlu

memiliki kemampuan literasi dasar serta literasi digital.

Sejak tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

mencanangkan Kampanye Gerakan Literasi Nasional (GLN) dalam upaya

meningkatkan kemampuan dan budaya literasi masyarakat. Gerakan Literasi

Nasional merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penanaman Karakter.

Kampanye Literasi Nasional (GLN) yang digagas pemerintah dilakukan

melalui pendidikan sekolah yang disebut Kampanye Literasi Sekolah (GLS).

Kampanye literasi sekolah dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan

organisasi pembelajaran literasi dan penanaman karakter siswa melalui berbagai

kegiatan, termasuk membaca buku nonpembelajaran selama 15 menit (Prihartini,

2017:10). Kemampuan membaca dapat menjadi langkah awal untuk memahami

literasi dasar lainnya, seperti literasi sains, literasi aritmatika, literasi digital,

literasi budaya, serta literasi kewarganegaraan dan keuangan (Kemendikbud,

2017).
42

Literasi dasar yang dapat diterapkan yaitu literasi numerasi. Literasi

numerasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan

penalaran. Penalaran berarti menganalisis dan memahami suatu pernyataan

melalui aktivitas dalam memanipulasi simbol atau bahasa matematika yang

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mengungkapkan pernyataan tersebut

melalui tulisan maupun lisan (Abidin, dkk 2017:107).

Literasi numerasi merupakan bagian dari matematika. Komponen-

kompenen dalam pelaksanaan literasi numerasi tidak lepas dari materi cakupan

yang ada dalam matematika. Matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan

pengetahuan eksak yang telah terorganisir secara sistematik meliputi aturan-

aturan, ide-ide, penalaran logika, serta struktur-struktur yang logika (Yuliana,

2017:9). Digital-age dalam dunia pendidikan menuntut adanya penguatan dan

peningkatan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan media digital untuk

mendapatkan informasi keilmuan serta mempermudah pencapaian tujuan

pembalajaran.

Media digital akan mampu membantu menyajikan materi pembelajaran

secara kontekstual maupun audio visual sehingga pembelajaran dapat berlangsung

secara menarik, interaktif, dan partisipatif (Rusman, 2014). Dalam konteks

pendidikan di Indonesia, arus perkembangan teknologi harus diterjemahkan

dengan berubahnya sistem dan pola pembelajaran di sekolah atau perguruan

tinggi. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang masih didominasi oleh

model-model konvensional dan pendekatan tekstual mulai harus dilaksanakan

dengan memanfaatkan media digital secara maksimal (digital-age literacy).


43

Kemajuan teknologi informasi dan internet saat ini telah mengakibatkan

narasi informasi berbasis digital menjadi beragam dan berlimpah (Indah

Kurnianingsih, 2017). Menurut Priatmoko (2018), manusia akan hidup dalam

ketidakpastian global (global uncertainty).

Manusia harus mempunyai kecakapan literasi diri (self literation) berupa

kemampuan memprediksi masa depannya yang terus berubah dengan sangat

cepat. Industri 4.0 sebagai bagian dari episode revolusi teknologi telah merombak

pola dan model aktivitas manusia dalam skala, ruang lingkup, dan kompleksitas

bahkan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya.

Berbagai gagasan yang muncul melalui artificial intelligence mampu

mengubah secara fundamental seluruh sisi kehidupan manusia bahkan

mendisrupsi budaya dan peradabannya, lanscap ekonomi, politik, sosial budaya,

pendidikan bahkan agama yang semula bersifat manual.

Munculnya disruption society telah membawa nilai baru bagi manusia dan

peradabannya. Pada era 4.0 ini dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi, keterampilan, karakter, dan kemampuan literasi yang tinggi sehingga

tidak hanya eksis dalam realitas kehidupan sosialnya tetapi juga mampu

memberikan solusi bahkan inovasi terhadap berbagai disrupsi yang muncul dan

berkembang dalam kehidupannya. Di sinilah arti pentingnya literasi informasi

untuk terus dikembangkan menjadi life skill yang dapat meningkatkan kualitas

intelektual, spiritual, keterampilan, maupun sosialnya (Rahmawati, 2016).

Dengan adanya gerakan literasi nasional, pendidik perlu memahami

beberapa konteks literasi yang begitu fleksibel dengan perkembangan ilmu


44

pengetahuan dan teknologi. Salah satu aspek yang perlu pendidik kuasai yaitu

literasi dasar dan juga literasi numerasi untuk peningkatan kemampuan pada era

digital abad 21. Era tersebut merupakan transformasi perubahan sosial dan budaya

masyarakat akibat munculnya globalisasi dan arus informasi.

Definisi manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk,

menentukan, menginter pretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

pelalaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian,

(organizing),penyususnan kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan

(leading), dan kepengawasan (controlling). Manajemen adalah proses untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi

utama yaitu : merencanakan ( plnning ), mengorganisasikan ( organizing ),

pelaksanaan ( actuating ), dan mengndalikan ( controlling )”31

George R. Terry manajemen terdiri dari POAC ( Plannining, rganizing,

actuating, controlling ).

Mary Parker Follet, memberikan pengertian Manajemen sebagai seni

untuk melaukan pekerjaan melalui orang-orang. Pengertian manajemen ini sangat

sesuai dengan kenyataan yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Manajemen

sebagai ilmu berfungsi menerangkan kejadian-kejadian, gejala-gejala, dan

keadaan-keadaan yang ada. Sedangkan manajemn sebagai seni mengajarkan

kepada kita bagaimana melaksanakan sesuatu hal untuk mencapai tujuan yang

nyata-nyata mendatangkan hasil atau menfaat , manajemen dilukis sebagai 5P

31
. Umi Kalsum dasar-dasar manajemen Pendidikan Islam, IAI An_Nur Lam-sel, 2020 hal 3
45

yaitu perencanaan, pengarahan , pengorganisasian, pengkoordinasian, dan

pengawasan”32

Dengan demikian dapat dipehami bahwa manajemen adalah sebuah proses

yang terdiri dari melaksanakan, mengatur, membimbing, mengelola dan

mengawasi yang dilakukan oleh pihak pengelola organisasi untuk mencapai

tujuan bersama dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya

lainya seperti sarana dan prasana yang ada di sekolah.

Penulis berpendapat bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan

disekolah/madrasah mulai darimerencanakan pokok-pokok pembelajaran,

mengorganisasian, mengerakan, mengarahkan dan mengawasi, dan evaluasi hasil

belajar peserta didik baik secara berkala maupun dalam waktu tertentu, dalam

kegiatan belajar mengajar disekolah/ madrasah yang dilakukan oleh pengelola

pendidikan yaitu terdiri dari kepala sekolah, para pendidik dan operator

sekolahyang melibatkan komite sekolah dan wali murid serta masyarakat untuk

meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan yang diinginkan yaitu bebasis

numerlisasi, literasi dan berkarakter.

2. Fungsi Manajemen secara umum

Fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaa, pengorganisasian,

penggerak dan pengawasan.”33 Kepala sekolah yang memanajemen sekolah tanpa

pengetahuan menejemen pendidikan tidak akan bekerja secara efektif dan efisien,

jauh dari mutu, keberhasilanya tidak akan n/tercapai dengan maksimal,

pengetahuan teori tentang manajemen pendidikan sangat dibutuhkan dan


32
Riyuzen Praja Tuala, Manajemen Peningkatan Mutu sekolah, Lintang Rasi aksara Books, 2017,
hal 3
33
Munifah, Manajemen Pendidikan dan Implementasinya (Kediri: STAIN Kediri Press, 2009), 78
46

dipahami oleh kepala sekolah karena tanpa teori manajemen seorang kepala

sekolah akan melakukan pekerjaanya dengan tekanan dan pendapatnya saja.”34

Dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan, adanya sarana dan prasarana

tentunya sangat membantu kelancaran serta efisiensi prosesnya. Pada dasarnya,

fungsi dari sarana dan prasarana bergantung pada penggunaan dan bidangnya.

Artinya antara bidang yang satu dengan lainnya, akan membutuhkan sarana dan

prasarana yang berbeda. Contoh kebutuhan sarana dan prasarana di bidang

pendidikan, tentunya berbeda dengan transportasi dan kesehatan. Secara umum,

sarana dan prasarana mempunyai empat fungsi utama, yakni: Mempermudah

proses kerja Sarana dan prasarana berfungsi untuk mempermudah proses

kegiatan, supaya tujuan bersama dapat tercapai. Mempercepat proses kerja Selain

mempermudah, adanya sarana dan prasarana juga mempercepat proses kerja suatu

organisasi atau lembaga. Meningkatkan produktivitas

Produktivitas kegiatan dapat meningkat karena terbantu oleh adanya sarana dan

prasarana. Hasilnya lebih berkualitas Oleh karena produktivitas meningkat, hasil

kerja juga lebih berkualitas. Karena adanya sarana dan prasarana dapat

mempermudah serta mempercepat proses kerja.

Maka dari itu kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat

mengoptimalkan tugas pokok dan fungsinya untuk mengangkat wakil-wakil yang

mampu bekerja sesuai tugasnya. Dengan demikian sifat pekerjaan sekolah adalah

mengelola dengan melalui orang lain sejalan dengan fungsi manajemen. Menurut

Gibson memandang bahwa manajemen adalah suatu organisasi satuan kerja yang

34
Rohiat, Manajemen Sekolah (Bandung: Refika Aditama, 2010), 15
47

terdiri dari beberapa bagian yang dikoordinasikan dan didorong kearah sinergi

kerja dalam menyelesaikan aneka pekerjaan.”35

Deskripsi diatas mengandung makna bahwa sifat dan fungsi manajemen

dapat menkoordinasi pekerjaan orang susuai dengan fungsi manajemen, fungsi

manajemen ada empat, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pengarahan (directingactuating) dan pengawasan (controlling)

a.Perencanaan (Planning)

Yaitu proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan

menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu

seefisien mungkin. dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yaitu

perumusan tujuan yang dicapai, pemilihan program untuk mencapai tujuan itu,

identiikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.

Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang

akan dikerjakan, bagaimana mengerjakanya apa yang harus dikerjakanya, dan

siapa yang mengerjakanya, .perencanaan sering juga disebut jembatan yang

menghubungkan kesenjangan antara keadaan masa kini dan keadaan yang

diharapkan terjadi pada masa yang akan datang dengan demikian perencanaan

yang baik hendaknya memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan datang dimana

keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan itulah sebabnya berdasarkan kurun

waktunya dikenal dengan perencanaan jangka pendek, rencana jangka menengah,

dan rencana jangka panjang.

35
. Sudarwan Danim, Manajemen Dan Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2009),h. 8.
48

Dengan demikian yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan adalah

keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu ( sesuai

dengan jangka waktu perencanaan ) agar penyelenggaraan sistem pendidikan

menjadi lebih efektif dan efisien serta menghasilkan lebih bermutu dan relevan

dengan kebutuhan pembangunan.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengoragnisasian merupakan kseluruhan proses pengelompokan semua

tugas, tanggung jawab, wewenang dan komponen dalam proses kerjasama

sehingga tercipta suatu sistem kerja yang baik dalam rangka pencapaian tujuan

yang telah ditentukan. “Pengorganisasian adalah suatu proses pengaturan dan

pengelolaan kerja, wewenang dan sumber daya di kalangan anggota sehingga

mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien..”36

c. Pengaraham (directing lactuating)

Pengarahan merupakan usaha-usaha untuk menggerakkan bawahan agar

melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam pengarahan manajer melakukan motivasi, komunikasi, dan menjalankan

kepemimpinannya. Komunikasi dapat berlangsung antara atasan dan bawahan,

dan atau antara sesama guru. Kemudian pemimpin adalah orang yang dapat

mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dan kepemimpinan adalah segala usaha untuk mempengaruhi

orang lain agar bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

fungsi pengarahan, akan bermanfaat jika dilakukan dengan baik.

36
Sudarwan Danim, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009), 9
49

Pengarahan dapat meningkatkan semangat kerja karena di dalamnya

terdapat motivasi dari pimpinan. Kemudian pengarahan dapat menyatukan

kekuatan secara integral sehingga gerak organisasi menjadi harmonis dan saling

menunjang. Selain itu para anggota akan merasakan hadirnya pemimpin di tengah

tengah mereka sehingga mereka menjadi lebih bersemangat

Pengarahan tidak terlepas dari gaya kepemimpinan. gaya kepemimpinan

ada tiga yaitu gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpina otoriter, gaya

kepemimpina situasional.

 Gaya kepemimpinan demokratis ialah gaya kepemimpinan yang secara aktif

melibatkan bawahan dalam menetapkan tujuan dan memberikan perhatian

kepada pegawai dalam tugasnya.

 Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang sifatnya

tertutup, tidak tidak melibatkan bawahan dalam menetapkan tujuan dan

pembuatan keputusan.

 Gayakepemimpinan situasional yaitu perpaduan antara gaya kepemimpinan

demkratis dan otoriter tergantung situasi yang sedang dihadapi..”37

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah fungsi manajemen terakhir yang tidak kalah

pentingnya dalam suatu organisasi. Pengawasan merupakan langkah pengendalian

agar pelaksanaan dapat sesuai dengan apa yang direncanakan serta untuk

memastikan apakah tujuan organisasi tercapai, karena rencana merupakan patokan

atau kriteria penting agar pengawasan dapat terlaksana dengan efektif.”38 dalam

37
Barnawi, Manajemen Sarana Dan Prasarana ., 28
38
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan., 11.
50

kegiatan controlling yaitu memantau kegiatan menjamin bahwa tujuan tercapai

sebagaimana yang ada dalam perencanaan. Intinya dalam pengawasan adalnya

standart yang sesuai dengan tujuan, melihat perbandingan antara kinerja dengan

standart, apakah ada gap besar, sedang, ataupun kecil.

Robert J. Mockler dan T. Hani handoko mengungkapkan ada tiga tipe

pengawasan yaitu pengawasan pendahuluan, pengawasan concurrent, dan

pengawasan umpan balik.

 Pengawasan pendahuluan dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah

atau penyimpangan dari standart atau tujuan dan memungkinkan koreksi

dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.

 Pengawasan concurrent pengawasan inimerupakan proses ketika pek tertentu

dari suatu prosedur harus disetujui terlebih dahulu, atau syarat tertentu harus

dipenuhi sebelum kegiatan bisa dilanjutkan.

 Pengawasan umpan balik digunakan untuk mengukur hasil dari suatu

kegiatan yang telah diselesaikan.

Menurut Susanta dan Deni yang dikutip oleh Barnawi, fungsi pengawasanyaitu :

1) Mengusahakan suatu stuktur suatu struktur yang terorganisasi dengan baik dan

sederhana untuk menghilangkan salah pengertian diantara personel sekolah.

2) mengusahakan supervisi yang kuat untuk menghilangkan “gap” yang terjadi

dalam kesekuruhan program sekolah. 3) mengusahakan informasi yang akurat

dalam pembuatan keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan pendidikan.”39

2. Pengertian Sarana Prasarana menurut para ahli

39
Barnawi, Manajemen Sarana Dan Prasarana ., 29-30.
51

Sarana dan prasara pendidik terdiri dari dua unsur, yaitu sarana dan

prasana dikutip dari buku DR. Umi Kalsum MM dasar-dasar Manajemen

Pendidikan Islam, beliau adalah dosen IAI An- Nur Lampung Selatan bahwa

pendapat Mulyana sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan secara

langsung digunakan dalam proses pendidkan khususnya proses pembelajaran,

seperti papan tulis, spidol, penghapus alat tulis, buku dan media pembelajaran,

dan yang dimaksud dengan prasara adalah pendidikan adalah fasilitas secara tidak

langsung menunjang jalan proses pendidkan/pengajaran di sekolah/madrasah

seperti gedung, ruang kelas , halaman sekolah, kebun sekolah/madrasah jalan

menuju sekolah”40

Manajemen sarana dan prasarana pada dasarnya merupakan salah satu

bidang kajian manajemen sekolah atau administrasi pendidikaSarana adalah alat

langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang kelas, buku-buku,

perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Sarana Pendidikan antara lain

bangunan dan perabotan sekolah, alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan, alat-

alat peraga dan laboratorium, serta media pendidikan yang dapat dikelompokkan

menjadi audiovisual yang menggunakan alat terampil.

Manajemensarana dan prasarana adalah proses kerjasama pendayagunaan

semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien.

 “Menurut Tholib (2000: 97) sarana pendidikan adalah peralatan yang secara

langsung yang dapat mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku,

perpustakaan, labolatorium, dan sebagainya.

40
. Umi kalsum, Dasar-dasar Manajemen Pendidikan Islam, IAI An-Nur Lam-Sel (2020), hal 98
52

 Sedangkan Menurut KBBI (2007: 999) prasarana adalah segala sesuatu

yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,

pembangunan, proyek, dan sebagainya).

 Berbeda dengan pendapat Daryanto (2008: 51) secara bahasa yang disebut

dengan prasarana berarti alat yang tidak langsung digunakan untuk

mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya : lokasi atau tempat,

bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya.

 Adapun prasarana belajar menurut Makin & Baharuddin (2010: 84) adalah

fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses

pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah

dan sebagainya.”41

Berdasarkan pengertian di atas bahwa sarana belajar bertujuan untuk

mempermudah penyampaian materi ajar, dalam artian segala macam peralatan

yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyampaian dan menerima

materi pembelajaran. Sedangkan prasarana belajar untuk memudahkan

penyelenggaraan pendidikan dalam artian segala macam peralatan, perlengkapan,

dan benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan

penyelenggaraan pendidikan.

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

tentang Standart Nasional Pendidikan, menyatakan bahwa: Standart Nasional

pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat

berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, serta sumber belajar

lainya yang dapat menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan


41
google
53

teknologi informasi dan komunikasd.”42 Menurut Soejipto Rafles mengemukakan

bahwa sarana dan prasarana adalah keseluruhan proses pengadaan,

pendayagunaan dan pengawasan sarana yang digunakan untuk menunjang proses

pendidikan yang telah ditetapkan terjadi efektif dan efisien”.43Bafadal

mengatakan, bahwa sarana dan prasarana adalah sebagai proses kerjasama

pendayagunaan secara efektif dan efisien.”44

Definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa sarana prasarana

pendidikan adalah suatu usaha pengadaan dan pemeliharaan alat benda yang

bergerak maupun yang tidak digunakan untuk menunjang kelancaran proses

belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai

tujuan yang yang diinginkan secara efektif dan efisien.

3. Tujuan Manajemen Sarana Prasarana di Sekolah

Secara umum tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan adalah

memberikan layanan serta profesionalisme dalam rangka terselenggaranya proses

kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Sebagaimana Ibrahim

Bafadal menyatakan, bahwa tujuan manajemn sarana dan prasarana pendidikan

adalah

a. Untuk mengadakan sarana prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan

pengadaan sistem yang seksama dan berkualitas tinggi sesuai dengan

kebutuhan sekolah dengan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan sarana prasarana secara tepat dan efisien.

42
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan, 14
43
Soetijipto Raflis, Koreksi Profesi Keguruan (Jakarta: Rhineka Cipto, 2000), 170.
44
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah (Jakarta: Bumi Alasora, 2003(, 2.
54

c.Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana prasarana sekolah sehingga,

keberadaanya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap keperluan oleh

semua personil.”45

Dapat penulis definisikan bahwa Manajemen Sarana Prasarana di Sekolah

merupakan Sarana pendidikan berupa peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung digunakan untuk menunjang proses pembelajaran untuk meningkatkan

mutu pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,

meja, kursi, serta alat-alat peraga dan media pembelajaran lainnya yang relevan

untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. dan media ICT.

Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang

secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran,

seperti halaman sekolah, kebun/ taman sekolah, jalan menuju sekolah, musholah,

dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman

sekolah,musholah, halaman sekolahsebagai sekaligus untuk lapangan olah raga,

komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.”46

Difinisi dari Manajenen sarana dan prasarana adalah segenap proses

pengadaan dan pendaya gunaan sarana dan prasarana agar mendukung

tercapainya tujuan pendidikan secara tep at guna dan tepat sasaran.Sasaran

pendidikan mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara tidak

langsung menunjang proses pendidikan. prasarana pendidikan mencakup semua

peralatan dan perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses

pendidikan.”47
45
Ibid,. 3-4
46
16Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah.,49
47
. Barnawi, Manajemen Sarana, 40.
55

Manajemen sarana dan prasarana pendididkan dapat diartikan sebagai

segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara

langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai

tujuan pendididkan secara efektif dan efisien. Proses manajemen sarana dan

prasarana meliputi perencanaan, pengadaan, pengaturan, pendayagunaan, dan

penghapusan. Sarana pendidikan terdiri dari tiga kelompok besar yaitu :

a. Bangunan dan perabot sekolah, b. Alat pembelajaran yang terdiri, pembukuan

dan alat-alat peraga dan labolatorium, c. Media pendidikan yang dapat

dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media

yang tidak menggunakan alat penampil.”48

Ditinjau dari fungsi peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar, menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Suryosubroto “sarana

pendidikan dibedakan menjadi 3 macam yaitu: alat peraga pelajaran dan media

pengajaran Sedangkan prasarana pendidikan adalah banguna sekolah atau alat

perabot rumah sekolah. Prasarana pendidikan ini juga berperan dalam proses

belajar mengajar walaupun secara tidak langsung.”49

Berkenaan dengan manajemen sarana dan prasarana, pemerintah

memberikan acuan tentang pelaksanaan dalam bidang sarana dan prasarana

pendidikan sebagai berikut:

a. Sekolah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai

pengelolaan sarana dan prasarana. Meliputi merencanakan sarana dan

48
. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2005), 51
49
. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah, 114-116
56

prasarana, mengevaluasi, melengkapi fasilitas, menyusun skala prioritas

dan memelihara semua fasilitas sarana prasarana.

b. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.

c. Pengelolaan sarana sekolah meliputi perencanaan yang sistematis dengan

mengacu standart sarana prasarana. Dan membuat rencana pokok (master

plan) meliputi gedung dan labolatorium serta pengembangannya.

d. Mengelolaan perpustakaan meliputi petunjuk pelaksanaan oprasional

peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya.

e. Mengelola labolatorium dengan melengkapi fasilitas yang disesuaikan

dengan perkembangan ilmu tekhnologi.

f. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakulikuler disesuaikan

dengan perkembangan ekstrakulikuler dan mengacu pada standart srana

dan prasarana. “50

4. Fungsi Manajemen Sarana Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana sekolah merupakan suatu kegiatan yang

ditujukan untuk mengorganisir suatu organisasi dalam lingkungan pendidikan

yang dimaksud dalam hal ini adalah manajemen sarana dan prasarana yang mana

Kegiatan yang dimaksudkan adalah sebuah tindakan yang mengacu kepada

fungsi-fungsi manajemen. “Menurut Suryobroto fungsi manajemen sarana dan

prasarana sekolah meliputi perencanaan atau penentuan kebutuhan, proses

pengadaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan”51.

50
Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 83
51
. GOOGLE
57

a.Perencanaan atau penentuan kebutuhan

Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang memilliki arti

rancangan atau kerangka dari suatu yang akan dilakukan pada masa depan.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan

upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rekondisi atau

rehabilitasi distribusi, dan pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai

dengan kebutuhan sekolah. proses ini hendaknya melibatkan unsur-unsur penting

di sekolah seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha,

dan bendahara serta komite sekolah.”52 Menurut Nanang Fattah mengemukakan

bahwa “perencanaan adalah penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai

dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu

seefektif mungkin”.53

Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan ada

beberapa persyaratan yang harus diperhatikan sebagai berikutPerencanaan

pengadaan sarana dan sarana pendidikan persekolahan harus dipandang sebagai

bagian integral dari usaha peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Yaitu :

1) Perencanaan harus jelas

2) Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak

yang terlibat dalam perencanaan

3) Mengikuti pedoman (standart) jenis, kuantitas dan kualitas sesuai dengan

skala prioritas

4) Perencanaan pengadaan sesuai dengan anggaran yang disediakan.

52
. Barnawi, Manajemen Sarana Dan Prasarana., 51.
53
. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), 49
58

5) Mengikuti prosedur yang berlaku.

6) Mengikut sertakan unsur orang tua peserta didik.

7) Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan

kondisi yang tidak disangka-sangka.

8) Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5

tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun).”54

b. Proses Pengadaan

Fungsi manajemen sarana dan prasarana selanjutnya yaitu proses

pengadaan. Pengadaan merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan

perlengkapan yang telah disusun sebelumnya. Dalam arti lain pengadaan adalah

aktifitas menambah dan melengkapi kebutuhan yang ada didasarkan pada

perencanaa kebutuhan yang telah dilaksanakan. Pengadaan merupakan

serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana

pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan.

kebutuhan sarana dan prasarana dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi,

jumlah, waktu, tempat dan harga serta sumber yang dipertanggung jawabkan.

Pengadaandilakukan sebagai bentuk realisasi atau perencanaan yang telah

dilakukan sebelumya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar

berjalan efektif dan efsien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Proses pengadan

sarana pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisa ditempuh:

1) Pembelian dengan biaya pemerintah

2) Bantuan dari komite sekolah

54
. Sri Minarti, Manajemen Sekolah., 254
59

3) Bantuan dari masyarakat lainnya.”55

c. Proses Pemanfaatan

Ada dua prinsip dalam pemanfaatan perlengkapan pendidikan yaitu prinsip

efektifitas dan efisiensi. Prinsip efektifitas berarti semua pemakaian perlengkapan

pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam melancarkan

pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Sementara prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan

pendidikan secara hemat dan hati-hati sehigga semua perlengkapan yang ada tidak

mudah habis dan rusak atau hilang.

Menurut Endang Herawan dan Sukarti Nasihin, hal-yang

perludiperhatikan dalam pemanfaatan sarana dan prasarana meliputi:

1) Penyusunan jadwal penggunaan harus dihindari benturan dengan

kelompok lainnya.

2) Hendaknya kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas pertama.

3) Waktu atau jadwal pemanfaatan hendaknya diajukan pada awal tahun

4) Penugasan atau penunjukan personel sesuai dengan keahlian pada

bidangnya.

5) Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antara

kegiatan intrakulikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas.”56

d. Pemeliharaan

Merupakan suatu kegiatan mengorganisir sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh suatu lembaga agar sesuai dengan rencana dan memastikan tujuan

55
. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 116
56
. Uryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 116
60

lembaga tercapai. pemeliharaan saran dan prasarana pendidikan adalah kegiatan

untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan semua sarana dan prasarana

selalu dalam keadaan baik dan siap pakai untuk digunakan secara berdaya guna

dan hasil guna dalam pencapaian tujuan pendidikan. pemeliharaan mencakup

segala daya upaya yang terus menerus mengusahakan agar peralatan tersebut tetap

dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan

cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan bersifat khusus harus

dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang

yang dimaksud.”57

Ada beberapa macam pemeliharaan perlengkapan sarana dan prasarana

sekolah. Ditinjau dar sifatnya, ada empat macam pemeliharaan perlengkapan

pendidikan.yang pertama yaiu pemeliharaan bersifat pengecekan, kedua

pemeliharaan bersifat pencegahan, ketiga pemeliharaan bersifat perbaikan ringan

dan yang keempat pemeliharaan bersifat perbaikan berat. Sedangkan ditinjau dari

waktu perbaikannya, ada dua macam pemeliharaan yaitu, pemeliharaan sehari-

hari dan pemeliharaan berkala.”58 Tujuan pemeliharaan agar kekayaan yang besar

nilainya itu memperoleh pengamanan yang baik. Pengamatan itu hendaknya

secara menyeluruh, yaitu pengamanan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,

dan penghapusan.

e. Penghapusan

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan

sarana dan prasarana dari pertanggung jawaban yang berlaku dengan alasan yang
57
. Sri Minarti, Manajemen Sekolah. 269.
58
. Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), h. 49.
61

dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sri Minarti penghapusan sarana dan

prasarana adalah: proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau

menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana dan

prasarana sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama

untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran sekolah. Penghapusan sebagai salah

satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan sekolah harus

mempertimbangkan alasan-alasan tertentu dalam pelaksanaanya, adapun berbagai

pertimbangan yang dilakukan tersebut tidak lain adalah demi efektivitas dan

efisiensi kegiatan sekolah.”59

Sedangkan tujuan penghapusan barang, yaitu mencegah atau membatasi

kerugian terhadap barang yang memerlukan dana besar dalam pemeliharaan,

mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan yang tidak

berguna lagi, membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan

pengamanan, serta meringankan beban inventarisasi. Secara umum, penghapusan

barang dapat dilakukan dengan cara lelang dan pemusnahan.

Namun, dalam penghapusan harus melewati tahap-tahap tertentu. Menurut

Suharsini Arikunto dan Lia Yuliana dalam buku manajemen sarana dan

prasaranasekolah karangan barnawi dijelaskan bahwa penghapusan barang dapat

melalui tahap-tahap berikut ini :

1) Pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu

memperkirakan kebutuhan.

2) Memperhitungkan faktor-faktor penyingkiran dan penghapusan ditinjau

darisegi nilai uang.


59
. Sri Minarti, Manajemen Sekolah, h. 272.
62

3) Membuat perencanaan 28 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, 272.

4) Membuat surat pemberitahuan kepada yang ada diadakan penyingkiran dengan

menyebutkan barang-barang yang akan disingkirkan.

5) Melaksanakan penyingkiran dengan cara:

(a) mengadakan lelang;

(b) menghibahkan kepada badan atau orang lain;

(c) membakar;

(d) penyingkiran disaksikan oleh atasan

6) Membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran”60

5. Standardisasi Sarana dan Prasarana

Untum meningkatkan mutu pendidikan dan menciptaptakan siswa yang

berprestasi, berkualitas, berakhlak mulia dalam meningkatkan mutu pendidkan

berbasis numerlisasi dan literasi sangat berkaitan erat dengan standar sarana

dan prasara, semakin baik sarana sebuah lembaga pendidikan maka semakin

mudah proses belajar mengajar di sampaikan kepada peserta didik.

Kata standardisasi (Handoko, 2011) bukan berasal dari kata standard+

isasi, tetapi merupakan sebuah kata dasar hasil serapan dari bahasa asing. Kata

standardisasi mempunyai arti penyesuaian bentuk (ukuran atau kualitas) dengan

pedoman atau standar yang telah ditetapkan. (Barnawi & Arifin, 2012: 86).

Standardisasi sarana dan prasarana sekolah dapat diartikan sebagai sauatu

penyesuaian bentuk, baik spesifikasi, kualitas, maupun kuantitas sarana dan

prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah ditetapkan untuk

60
. Barnawi, Manjemen Sarana Prasarana,h. 80
63

mewujudkan transparasi dan akuntabilitas publik serta meningkatkan kinerja

penyelenggara sekolah.

Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat

berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat

bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan ( ICT )

Information, Comucation and Tecnologi. Sebagaimana dalam Standar Nasional

Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi

lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.

Standar sarana dan prasarana dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 Tahun

2007 tentang Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI). 8 Adapun sarana dan prasarana sekolah dapat dikelompokan menjadi

sejumlah prasarana dengan bermacam-macam sarana yang saling melengkapinya.

Untuk SD/MI sekurang-kurangnya memiliki 11 jenis prasarana sekolah, yang

meliputi (1) ruang kelas, (2) ruang perpustakaan, (3) ruang laboratorium IPA, (4)

ruang pimpinan, (5) ruang guru, (6) ruang beribadah, (7) ruang UKS, (8)

jamban/WC, (9) gudang, (10) ruang sirkulasi, (11) tempat bermain/olahraga.

a. Ruang Kelas 1) Berfunfsi tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang

tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah

dihadirkan. 2) Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak ( rombel )


64

rombongan belajar. 3) Kapasitas maksimum ruang kelas 28 peserta didik. 4) Rasio

minimun luas ruang kelas 2 m²/peserta didik.

Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas

minimum ruang kelas 30 m². Lebar minimum ruang kelas 5 m. 5) Ruang kelas

memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk

membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. 6) Ruang

kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera

keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak

digunakan. 7) Ruang kelas dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada

TABEL 1.1
JENIS, RASIO, DAN DESKRIPSI SARANA RUANG KELAS
NO JENIS RASIO DISKRIPSI

1 PERABOT

1.1 Kursi peserta 1 buah / 1 peserta Kuat, stabil, aman, dan mudah
didik didik dipindahkan oleh peserta didik.
Ukuran sesuai dengan kelompok
usia peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang
baik, minimum dibedakan
dimensinya untuk kelas 1-3 dan
4-6. Desain 8 dudukan dan
sandaran membuat peserta didik
nyaman belajar.
1.2 1 buah/peserta Meja peserta Kuat, stabil, dan mudah
didik diidik 1 dipindahkan oleh peserta didik.
buah/peserta didik Ukuran sesuai dengan kelompok
usia peserta didik dan mendukung
pembentukan postur tubuh yang
baik. Minimum dibedakan untuk
kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain
memungkinkan kaki peserta didik
masuk dengan leluasa ke bawah
meja.
1.3 Kursi guru Kursi guru 1 Kuat, stabil, aman, dan mudah
65

buah/guru dipindahkan. Ukuran memadai


untuk duduk dengan nyaman
1.4 Meja guru Meja guru 1 Kuat, stabil, aman, dan mudah
buah/guru dipindahkan. Ukuran memadai
untuk duduk dengan nyaman.
1.5 Lemari Lemari 1 Kuat, stabil dan aman. Ukuran
buah/guru memadai untuk menyimpan
perlengkapan yang dibutuhkan
kelas, tertutup dan dapat dikunci.
1.6 Rak hasil karya 1 buah/ruang Kuat, stabil dan aman. Ukuran memadai
untuk meletakan hasil karya seluruh
peserta didik peserta didik yang ada di kelas. Dapat
berupa rak terbuka atau lemari.
1.7 Papan panjang Papan panjang 1 Kuat, stabil dan aman ukuran minimum
buah/ruang 60cm x 120 cm
2 PERALATAN PENDIDIKAN

2.1 Alat peraga Globe, peta, abjad, Masih bagus


alat peraga ipa dan Disetiap kelas ada.
matematikan
3 MEDIA PENDIDIKAN

3.1 Papan tulis Papan tulis 1 Ukuran minimum 90 cm x 200


buah/ruang kelas
cm. Ditempatkan pada posisi
yang memungkinkan seluruh
peserta didik melihatnya dengan
jelas
4 PERLENGKAPAN LAIN
4.1 Tempat 1 buah/ ruang
sampah kelas
4.2 Tempat cuci 1 buah/ruang
tangan kelas
4.3 Jam dinding 1 buah/ruang

4.4 Soket listrik 1 buah/ruang

Telah sesuai dengan (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)

B. Ruang Perpustakaan

1) Ruang perpustakaan adalah tempat dimana buku-buku disimpan dan dibaca.

Disana guru dan peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai

jenis bahan pustaka dengan cara membaca, mengamati, mendengar, dan

sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.


66

2) Luas ruang perpustakaan sama dengan luas satu kelas dan lebar minimum

ruang perpustakaan 5 m.

3) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang

memadai untuk membaca buku.

4) Ruang perpustakaan terletak dibagian sekolah yang mudah dicapai.

5) Ruang perpustakaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada.

TABEL 1.2

JENIS, RASIO, DAN DESKRIPSI SARANA


RUANG PERPUSTAKAAN

NO JENIS RASIO DISKRIPSI

1 BUKU

1.1 Buku teks 1 eksemplar //mata Termasuk dalam daftar buku teks
pembelajaran pelajaran/peserta pelajaran yang ditetapkanoleh
didik ditambah dua Mendiknas dan daftar buku teks
esksemplar/mata muatan lokal yang dietapkan
pelajaran/sekolah, oleh Gubernur atau
untuk pegangan Bupati/Walikota.
guru
1.2 Buku panduan 1 eksemplar / mata
pendidik pelajaran/ guru
mata pelajaran
bersangkutan
ditambah satu
esksemplar/mata
pelajaran/sekolah
1.3 Buku 100 judul/sekolah Terdiri dari 70% non-fiksi dan
pengayaan 30% fiksi. Banyak
eksemplar/sekolah minimum:
100 untuk 6 rombongan belajar.
1500 untuk 7-12 rombongan
belajar, 2000 untuk 13- 24
rombongan belajar
1.4 Buku referensi 10 judul/sekolah Sekurang-kurangnya meliputi
Kamus Besar Basaha Indonesia,
Kamus Bahasa Inggris,
67

ensiklopedi, buku bahasa daerah,


buku telpon, kitab undang-
undang dan peraturan, dan kitab
suci. Agama Islam
1.5 Sumber 10 judul/sekolah Sekurang-urangnya meliputi
belajar lain majalah, surat kabar, globe, peta,
gambar pahlawan nasional, CD
pembelajaran, dan alat peraga
matematika. dan IPA
2 PERABOT

2.1 Rak buku 1 set/sekolah Dapat menampung seluruh


koleksi dengan baik.
Memungkinkan peserta didik
menjangkau koleksi buku dengan
mudah
2.2 majalah 1 buah/sekolah Dapat menampung seluruh
koleksi majalah. Memungkinkan
peserta didik menjangkau koleksi
majalah dengan mudah
2.3 Rak surat kabar Belum ada

2.4 Meja baca 4 buah/sekolah Kuat, stabil, dan mudah


dipindahkan oleh peserta didik.
Desain memungkinkan kaki
peserta didik masuk dengan
leluasa ke bawah meja dapat
lesehan
2.5 Kursi baca 10 buah/sekolah Kuat, stabil, dan mudah
dipindahkan oleh peserta didik.
Desain dudukan dan sandaran
membuat peserta didik nyaman
belaja
2.6 Kursi kerja 1 buah/petugas Kuat dan stabil. Ukuran yang
memadai untuk bekerja dengan
nyaman
2.7 Meja 1 buah/petugas Kuat, stabil dan mudah
kerja/sirkulasi dipindahkan. Ukuran yang
memadai untuk bekerja dengan
nyaman.
2.8 Lemari 1 buah/sekolah Cukup untuk menyimpan
katalog kartukartu katalog. Lemari
katalog dapat 12 diganti dengan
meja untuk menempatkan
katalog
68

2.9 Lemari 1 buah / sekolah Ukuran memadai untuk


menampung seluruh peralatan
untuk pengelolaan perpustakaan
dan dapat dikunci
2.10 Papan 1 buah / sekolah Ukuran minimum 1 m²
pengumuman
2.11 Meja 1 buah / sekolah Kuat dan stabil. Ukuran
multimedia memadai untuk menampung
seluruh peralatan multimedia.
3 Media Pendidikan

3.1 Peralatan 1 buah/ dua kelas Sekurang-kurangnya terdiri dari


multimedia 4laptop (CPU, monitor 20 inci,
printer canon ), TV, radio.
4. Peralatan lain

4.1 Jam dinding 1 buah/ruang

4.2 Soket listrik 1 buah/ruang

4.3 Buku 1 buah


inventaris
4.4 Buku 2 buah 1 buah untuk surat masuk
ekspedisi 1 buah untuk surat keluar
4.5 Tempat 1 buah setiap 8 buah bagus dan baik
sampah ruangan
4.6 Sapu lantai 1 buanh/ruangan Setiap ruangan kelas, kantor dan
ruangan pustakan
4.7 Sapu lidi 10 buah

Telah sesuai dengan (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)

c. Ruang Laboratorium IPA

1) Laboratorium SD/MI dapat memanfaatkan ruang kelas.

2) Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu mendukung

kegiatan dalam bentuk percobaan.

3) Setiap satuan pendidikan dilengkapi sarana laboratorium IPA seperti

tercantum pada berikut :

TABEL 2.3
69

JENIS, RASIO, DAN DESKRIPSI SARANA LABORATORIUM IPA


NO JENIS RASIO DISKRIPSI

1 PERABOT

1.1 Lemari 1 buah / sekplah Ukuran memadai untuk


menyampaikan seluruh alat
peraga. Tertutup dan dapat
dikunci. Dapat memanfaatkan
lemari yang terdapat di ruang
kelas
1.2 Buku panduan 1 eksemplar / mata
pendidik pelajaran/ guru
mata pelajaran
bersangkutan
ditambah satu
esksemplar/mata
pelajaran/sekolah
2 PERALATAN PENDIDIKA

2.1 Model 1 buah /sekolah Ukuran memadai untuk


kerangka menyampaikan seluruh alat
manusia peraga. Tertutup dan dapat
dikunci. Dapat memanfaatkan
lemari yang terdapat di ruang
kelaS
2.2 Model tubuh 1 buah/ sekolah Tinggi minimum 125 cm. Dapat
manusian diamati dengan mudah oleh
seluruh peserta didik. Dapat
dibongkar pasang dan mudah
dibawa
2.3 globe 1 buah / sekolah Diameter minimum 40 cm.
Memiliki penyangga dan dapat
diputar. Dapat memanfaatkan
globe yang terdapat di ruang
perpustakaan
2.4 Model Tata 1 buah/sekolah Dapat mendemonstrasikan
Surya terjadinya fenomena gerhana
2.5 Kaca pembesar 6 buah/ sekolah

2.6 Cermin datar 6 buah/ sekolah

2.7 Cermin cekung 6 buah/ sekolah

2.8 Cermin
70

cembung

2.9 Lensa datar 6 buah/ sekolah

2.1 Lensa cekung 6 buah/ sekolah

2.1 Lensa 6 buah/ sekolah


cembung
1

2.1 Magnit batang 6 buah/ sekolah Dapat mendemonstrasikan gaya


magnet
3

2.1 Foster IPA 1 set/sekolah Jelas terbaca dan berwarna


ukuran minimum A1
2

Telah sesuai dengan (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)

d. Ruang Pimpinan

1) Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan

sekolah/madrasah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid,

unsur komite sekolah, petugas Dinas Pendidikan, dan tamu lainnya.

2) Luas minimum ruang pemimpin 12 m² dan lebar minimum 3m.

3) Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci

dengan baik.

4) Ruang pimpnan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel

Tabel 2.4
Jenis, Rasio, Dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA

No Jenis Rasio Diskripsi


71

1 PERABOT

1.1 Kursi 1 buah/ruang Kuat dan stabil. Ukuran memadai


pimpinan untuk duduk engan nyaman.
1.2 Meja pimpinan 1 buah/ruang Kuat dan stabil. Ukuran
memadai untuk bekerja dengan
nyaman
1.3 KURSI DAN 1 SET /RUANG Ukuran memadai untuk 6 orang
MEJA TAMU duduk dengan nyaman
1.4 Lemari 1 buah / ruangan Ukuran memadai untuk
menyimpan perlengkapan
pimpinan sekolah. Tertutup dan
dapat dikunci
1.5 Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran
minimum 1 m²

2 Perlengkapan lain

2.1 Symbol 1 set/ruangan Terdiri dari benderah merah


keterngan putih, garuda pancasila, gambar
presiden RI dan gambar wakil
presiden RI
2.2 Tempat 1 buah / ruangan
sampah
2.3 Mesin ketik 1 buah / sekolah
komputer
2.4 Filing cabinet 1 set/sekolah

2.5 brankas 1 set / sekolah

2.6 Jam dinding 1 buah / ruangan

Telah sesuai dengan (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)

e. Ruang Guru

1) Ruang guru memiliki fungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat

serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.

2) Rasio minimum luas ruang guru 4 m²/pendidik dan luas minimum 32 m²

3) Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar

lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.


72

4) Ruang guru dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.5

Tabel 2.5

Jenis, Rasio, Dan Deskripsi Sarana Ruang Guru


No Jenis Rasio Diskripsi

1 PERABOT

1.1 Kursi kerja 1 buah/guru Kuat dan stabil. Ukuran


memadai untuk duduk engan
nyaman.
1.2 Meja kerja 1 buah/guru Kuat dan stabil. Model meja
setengah boro. Ukuran memadai
untuk menulis, membaca,
memeriksa pekerjaan dan
memberikan konsultasi
1.3 lemari 3 buah / diruang Ukuran memadai untuk
guru atau yang menyimpan perlengkapan guru
digunakan bersama untuk persipan dan pelaksanaan
oleh semua guru pembelajaran. Tertutup dan
dapat dikunci
1.4 Papan statistik 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran
minimum 1 m²
1.5 Papan 1 buah/ruang Berupa papan tulis berukuran
pengumuman minimum 1 m²
2 Perlengkapan lain

2.1 Symbol 1 set/ruangan Terdiri dari benderah merah


keterngan putih, garuda pancasila, gambar
presiden RI dan gambar wakil
presiden RI
2.2 Tempat 1 buah / ruangan
sampah
2.3 Tempat cuci 1 buah / sekolah
tangan
2.4 Jam dinding 1 buah / ruangan

Telah sesuai dengan (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)


f. Tempat Ibadah
73

1) Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga

sekolah/madrasahmelakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-

masing pada waktu sekolah.

2) Banyaknya tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap satuan

pendidikan dengan luas minimum 12 m²

3) Tempat beribadah dilengkapi sarana prasarana sebagaimana tercantum pada

Tabel 2.6

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Ibadah

No Jenis Rasio Diskripsi

1 PERABOT

1.1 Lemari/rak 1 buah/tempat Memanfaatkan ruang kelas yang


ibadah tidak terpakai keadaan kuat dan
stabil. Ukuran memadai untuk
duduk engan nyaman.
2 PERLENGKAPAN LAIN
2.1 Perlengkapan 1 buah/guru Disesuaikan dengan kebutuhan
ibadah
2.1 Jam dinding 1 buah/tempat
ibadah
(Permendiknas No 24 Tahun 2007)

g. Ruang UKS

1) Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik

yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah.

2) Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling.

3) Luas minimun ruang UKS 12 m².

4) Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.7


74

Tabel 2.7

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Ibadah

No Jenis Rasio Diskripsi

1 PERABOT

1.1 Tempat tidur Belum ada.

1.2 Lemari Belum ada

1.3 Meja

1.4 Kursi

2 PERLENGKAPAN LAIN

2.1 Catatan 1 buah/guru Disesuaikan dengan kebutuhan


kesehatan
peserta didik

2.2 Perlengkapan 1 set Tidak kadaluarsa


P3K
2.3 Tandu 1 set

2.4 Tensi meter 1 set

2.5 Selimut

2.6 Termoter 1 set


badan
2.7 Timbangan 1 buah
badan
2.8 Pengukur 1 buah
tinggi badan
2.9 Tempat 1 buah diruangan
sampah
2.1 Tempat cuci 1 set
0 tangan
2.1 Jam dinding 1 buah diruangan
1
(Permendiknas No 24 Tahun 2007)

h. Jamban

1) Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan kecil.


75

2) Minimun 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit jamban

untuk setiap 50 peserta didik wanita dan 1 unti untuk guru. Banyak

minimun jamban setiap sekolah 3 unit.

3) Luas minimum 1 unit jamban 2 m².

4) Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan.

5) Tersedia air bersih di setiap unit jamban

6) Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.8

Tabel 2.8

Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Jamban

No Jenis Rasio Diskripsi

1 PERABOT

1.1 Kloset jongkok 4 buah / sekolah Ada baik.

1.2 Tempat air 2 buah bak ada baik


1 buah temon 500 L ada baik
1.3 gayung 4 buah
1.4 Gantungan 2 buah
pakaian
1.5 Tempat sampah 2 buah Baik

(Permendiknas No 24 Tahun 2007)

I. Gudang

1) Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan pembelajaran di

luar kelas, tempat penyimpanan sementara peralatan sekolah/madrasah yang

tidak/belum berfungsi dan tempat penyimpanan asrip sekolah/madrasah

yang telah berusia dari 5 tahun.

2) Luas minimum gudang 18 m²

3) Gudang dapat dikunci


76

4) Gudang dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel 2.9

Tabel 2.9

, Rasio, dan Deskripsi Sarana Gudang

No Jenis Rasio Diskripsi

1 PERABOT

1.1 Lemari 1 buah/ruang Ukuran memadai utuk


menyimpan alat-alat dan sersip
berharga
1.2 Rak 1 buah/ruang Ukuran memadai utuk
menyimpan alat-alat dan sersip
berharga

(Permendiknas No 24 Tahun 2007)

J. Ruang Sirkulasi

1) Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar

ruang dalam bangunan sekolah/madrasah dan sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik diluar

jam pelajaran. terutama pada saat hujan, ketika tidak memungkinkan

kegiatan-kegitan tersebut berlangsung di halaman sekolah/madrasah.

2) Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghuungkan ruangan-

ruangan didalam bangunan sekolah dengan luas minimum 30% dari luas

total seluruh ruangan pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, x tinggi 2,5 m.

3) Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik,

beratap serta mendapat pencahayaan dan pengawasan yang cukup. 19

4) Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi

pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.


77

5) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat dengan

panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga.

6) Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat

tidak lebih dari 25 m.

7) Lebar minmum tangga 1,5 m. tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar

anak tangga 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengan

tinggi 85-90 cm.

8) Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes

dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.

9) Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang

cukup. Sesuai dengan (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)

k. Tempat Bermain/Olahraga

1) Tempat bermain atau berolahraga berfungsi sebagai area bermain,

berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakulikuler.

2) Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3 m²/peserta didik. Untuk

satuan pendidikan dengan banyak peserta kurang dari 167, luas minimum

tempat bermain/berolahraga 500 m². Di dalam luasan tersebut terdapat

ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 20 m x 15 m.

3) Tempat bermain/berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami

pohon penghijauan.

4) Tempat bermain/berolahraga diletakan ditempat yang tidak mengganggu

proses pembelajaran di kelas.

5) Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.


78

6) Ruang bebas yang dimaksud di atas merupakan memliki permukaan datar,

drainase baik, dan tidak mengganggu pohon, saluran air serta benda-benda

lain yang mengganggu kegiatan olahraga.

7) Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada


Tabel 2.10
, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Olahraga
No Jenis Rasio Diskripsi

1 PERABOT

1.1 Peralatan 1 buah/tiang Tinggi sesuai ketentuan yang


pendidikan bendera / sekolah berlaku
1.2 Bendera 1 buah//sekolah Ukuran sesuai ketentuan yang
berlaku
1.3 Peralatan bola 1 set / sekolah Minimum 6 bola
volly
1.4 4 Peralatan 1 set/sekolah Minimum 6 bola
sepak bola
1.5 Peralatan 1 set/sekolah Minimum matras, peti loncat,
senam tali loncat, simpai, bola plastik,
tongkat
1.6 Peralatan 1 set/sekolah Minimum lembing, cakram,
atletik peluru
1.7 Peralatan seni 1 set/sekolah Disesuaikan dengan potensi
budaya masing-masing satuan
pendidikan
1.8 Peralatan 1 set/sekolah sekolah Disesuaikan dengan
keterampilan potensi masing-masing satuan
pendidikan
2 PERLENGKAPAN LAIN

2.1 Pengeras suara 1 set/sekolah


2.2 Tape recorder 1 buah/sekolah
(Permendiknas No 24 Tahun 2007)

Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 24 Tahun 2007 bahawa sarana dan prasarana yang harus ada
79

dijenjang SD/MI terdiri dari 11 Sarana dengan jenis, rasio dan deskripsi yang

berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolahnya.

3. Macam-Macam Sarana Prasarana

Sehubungan dengan sarana belajar mengajar atau pendidikan, Bafadal

(2014: 2-3) mengutip dari Nawawi mengklasifikasikan menjadi beberapa macam

saran pembelajaran, yaitu ditinjau dari sudut (1) habis tidaknya dipakai; (2)

bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar

mengajar. Penjabarannya sebagai berikut :

1) Ditinjau dari habis tidaknya dipakai Apabila dilihat dari habis tidaknya

dipakai, ada dua macam sarana pembelajaran atau pendidikan, yaitu::

a) Sarana pendidikan (belajar) yang habis dipakai. Sarana pendidikan yang habis

dipakai adalah selaga bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis

dalam waktu relatif singkat. Seperti kapur tulis, spidol, penghapus, dan sapu,

serta beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran IPA.

b) Sarana pendidikan yang tahan lama Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu

keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus

dalam waktu yang relativ lama seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer,

printer dan peralatan olahraga.

2) Ditinjau dari bergeraak tidaknya pada saat digunakan Sarana belajar atau

pendidikan jika ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan juga

dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a) Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah

sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau pindah sesuai dengan kebutuhan
80

pemakainya. Seperti, laptop, printer, lemari arsip, bangku dan kursi yang bisa

digerakkan atau dipindahkan kemana saja. bergerak adalah sarana pendidikan

yang bisa digerakkan atau pindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

Seperti lemari arsip, bangku dan kursi yang bisa digerakkan atau dipindahkan

kemana saja.

b) Sarana pendidikan yang tidak bergerak Sarana pendidikan yang tidak

bergerak yaitu semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relativ sangat

sulit untuk dipindahkan seperti tanah, bangunan, sumur, menara, PDAM,

yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.

3) Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar Sarana belajar

atau pendidikan dalam proses belajar mengajar dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar

mengajar seperti kapur tulis, spidol, alat peraga, alat praktik dan media atau

sarana pendidikan lainnya ( laptop, proyektor, ICT ) yang digunakan guru

dalam proses belajar mengajar.

b) Sarana pendidikan secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar

mengajar, seperti lemari arsip di kantor.

Sedangakn prasarana pendidikan atau pembelajaran bisa di klasifikasikan

menjadi dua macam yaitu: Pertama, prasarana pendidikan yang secra langsung

digunakan untuk proses belajar mengajar seperti ruang teori, ruang perpustakaan,

ruang praktek keterampilan, dan ruang labolatorium. Kedua prasarana pendidikan

yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara

langsung dapat menunjang terjadinya proses belajar mengajar seperti ruang


81

kantor, kantin, mesjid/musholah, tanah, jalan menuju sekolah, makar kecil, UKS,

ruang kepala lembaga, dan tempat parkir kendaraan.

Bafadal (2014: 3) Dapat disimpulakan sarana pendidikan diklasifikasikan

menjadi 3 sudut yaitu: habis tidaknya dipakai, bergerak tidaknya pada saat

digunakan, dan hubungannya dengan proses belajar mengajar. Sedangkan

prasarana pendidikan diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu: prasarana

pendidikan yang secra langsung digunakan untuk proses belajar mengajar dan

prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar

mengajar.

4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Apabila ditinjau dari waktu perbaikkannya, ada dua macam pemeliharaan

perlengkapan sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala.

Pemeliharaan sehari-hari misalnya, berupa menyapu, mengepel lantai, dan

membersihkan pintu. Sedangkan pemeliharaan berkala misalnya pengontrolan

genting dan pengapuran tembok.(Bafadal. 2008: 49).

Sedangkan menurut Rugaiyah dan Atik Sismiati pemeliharaan adalah

kegiatan merawat, memelihara, dan menyimpan barang-barang sesuai dengan

bentuk-bentuk jenis barangnya, barang tersebut awet dan tahan lama serta dapat

digunakan secara berulang-ulang dalam waktu lama.(Sistimatik, 2011: 66)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan

sarana dan prasarana harus dilakukan secara kontinu terhadap semua barang yang

ada di sekolah. Pemeliharaan mencakup segala upaya yang terus menerus untuk

mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik, pemeliharaan


82

dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hatihati dalam

menggunakannya. Ada beberapa macam pemeliharaan perlengkapan pendidikan

di sekolah, ditinjau dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan perlengkapan

pendidikan. Keempat pemeliharaan tersebut cocok dilakukan pada perlengkapan

pendidikan berupa mesin,

 Pertama, pemeliharaan yang bersifat pengecekan,

 Kedua, pemeliharaan yang pencegahan,

 Ketiga pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan,

 Keempat, Pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat. (Bafadal, 2003: 49).

Pelaksanaan pemeliharaan barang inventaris meliputi :

a. Perawatan b. Pencegahan c. Penggantian ringan

B. Meningkatan Mutu Pendidikan

1. Pengertian Peningkatan Mutu Pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan adalah tindakan yang

diambil oleh satuan pendidikan guna memperbaiki hasil

penyelenggaraan pendidikanagar sesuai dengan arah kebijakanpendidikanyang

telah ditetapkan melaluipeningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan

aktivitaspendidikan yang dilakukan. Pada intinya, peningkatan mutu adalah

melakukan perubahan kearah yang lebih baik dan lebih berbobot.

Peningkatanmutu pendidkanbertujuan untuk memandirikan atau

memberdayakansekolahmelalui pemberian kewenangan (otonomi)

kepadasekolahdan mendorongsekolah untuk melakukan pengambilan keputusan

secara partisipatif.jadi yang maksud Mutudi bidang pendidikanmeliputimutuinput,


83

proses, output, dan outcome. Inputpendidikandinyatakan bermutu jika siap

berproses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana

Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM). Literasi

numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai

macam bilangan dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk

memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dan

(b) menganalisis informasi yang ditampilkan di dalam berbagai bentuk (grafik,

tabel, bagan, 

“Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)

menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di

dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka

sebagai manusia dan sebagai anggota .

Menurut pendapat Imam Al Ghazali, pengertian pendidikan adalah proses

memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayat melalui

berbagai ilmu pengetahuan. Yang mana bentuk proses pengajaran dilakukan

secara bertahap dan menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat, menuju

pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia sempurna.

Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan

makna pengalaman, yang mungkin akan terjadi dalam pergaulan. Di mana proses

tersebut melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang dewasa dan

kelompok di mana ia hidup H. HornePendidikan adalah sebuah proses yang terus

menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang
84

telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan,

seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan

dari manusia”61

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan

bahwapendidikan menurut al-Qur'an adalah usaha yang dilakukan secara

terencana dan bertahap untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

kepada peserta didik sebagai bekaldalammelaksanakan tugasnya sebagai hamba

dan khalifah Allah di muka bumi Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam

Surat Ar-Ra'd,ayat11, Qs. 13 : 11 ) bunyinya

 ‫ِإ َّن هللاَ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بَِأ ْنفُ ِس ِه ْم‬

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Qs.13:11)”62

Dalam surat Ar-Ra'du ayat 11di atas sangat jelas bahwa untuk menjamin mutu

suatu lembaga pendidikan perlu adanya kontrol mutu untuk memperbaiki atau

memperbarui suatu proses peningkatan mutu pendidikan

Peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan adalah tindakan yang

diambil oleh satuan pendidikan guna memperbaiki hasil

penyelenggaraan pendidikan agar sesuai dengan arah kebijakan pendidikan yang

telah ditetapkan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan

aktivitas pendidikan yang dilakukan.

Peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan adalah tindakan yang

diambil oleh satuan pendidikan guna memperbaiki hasil

61
Google
62
. Masyaf famyli syaugin, forum pelayanan al-quran, 2017, hal. 250
85

penyelenggaraan pendidikanagar sesuai dengan arah kebijakanpendidikanyang

telah ditetapkan melaluipeningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan

aktivitaspendidikan yang dilakukan. Pada intinya, peningkatan mutu adalah

melakukan perubahan kearah yang lebih baik dan lebih berbobot. Peningkatan

mutu bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui

pemberian kewenangan (otonomi) lepada sekolah dan mendorong sekolah untuk

melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.

Pengertian peningkatan Mutu Pembelajaran Pengertian mutu menurut para

tokoh adalah sebagai berikut: a) Dalam pandangan Zamroni dikatakan bahwa

peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan

dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih

efektif dan efisien. 1 b) Menurut Sudarwan Danim, Dalam buku Sri Minarti yang

berjudul Manajemen sekolah bahwa mutu pendidikan mengacu pada masukan,

proses, luaran, dan dampaknya. 2 c) Menurut Garvin dan Davis dalam buku abdul

hadis dan Nurhayati, penulis buku yang berjudul manajemen mutu pendidikan

berpendapat bahwa Mutu adalah suatu kondisi dinamik yang berhubungan dengan

produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau

melebihi kebutuhan pelanggan.3 d) Dalam konteks pendidikan pengertian mutu,

dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan.

C. Numerisasi Dan Literasi

Singkatnya, numerasi literasi adalah kemampuan atau kecakapan dalam

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan menggunakan matematika


86

dengan percaya diri di seluruh aspek kehidupan. Literasi numerasi meliputi

pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan perilaku positif. Numerasi tidaklah sama

dengan kompetensi matematika.

Anda mungkin juga menyukai