Anda di halaman 1dari 22

PENDEKATAN INSTITUSIONAL PENDIDIKAN DALAM KONTEKS

SUMBER DAYA MATERIAL “SARANA PRASARANA DI SEKOLAH”

Mata Kuliah : Sistem Penyelenggara Pendidikan


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Bujang Rahman, M.Si

OLEH :

KEMALA SANDI ROSA


NPM : 2286031013

PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2023
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia salah satu aspek yang sangat penting adalah
pendidikan. Melalui pendidikan manusia dapat mengetahui dan mempelajari
berbagai cara untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi berupa
intelektual, mental, sosial, emosional dan kemandirian dalam kehidupan
sehingga menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu menjawab
tantang zaman. Dunia pendidikan harus diperlakukan dan dikelola secara
professional, karena semakin ketatnya persaingan dalam lembaga pendidikan.
Jika lembaga pendidikan dikelola seadanya maka akan ditinggalkan konsumen
atau masyarakat.1 Pada dasarnya, Sumber Daya Manusia berupa manusia yang
dipekerjakan disebuah organisasi sebagai perencana dan pelaksana sebagai
penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu. Berangkat dari itu maka sangat
pentinglah SDM dimaksud untuk diutamakan diperhatikan pengelolaannya dengan
baik, baik untuk ketersediannya maupun kompetensinya/kemampuannya.
Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan
seluruh resources yang ada dimuka bumi, karena pada dasarnya seluruh ciptaan
Allah yang ada dimuka bumi ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan
umat manusia. Hal ini sangat jelas telah ditegaskan oleh Allah Swt.:
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَتَفَ َّك ُرون‬
ٍ ‫ض َج ِميعًا ِم ْنهُ ِإ َّن فِي ذَلِكَ آليَا‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو َما فِي‬
ِ ‫اوا‬ َّ ‫س َّخ َر لَكُ ْم َما فِي ال‬
َ ‫س َم‬ َ ‫َو‬
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berpikir. (Q.S. Al-Jatsiyah: 13)

Oleh karena itu sumber daya yang ada ini harus dikelola dengan benar karena
itu merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Untuk
mendapatkan pengelolaan yang baik ilmu sangatlah diperlukan untuk menopang
pemberdayaan dan optimalisasi manfaat sunber daya yang ada.
Lembaga pendidikan tidak akan mempunyai kredibilitas yang baik jika tidak
ditunjang dengan manajemen sumber daya manusia yang memadai dalam
memproses peningkatan mutu lembaga pendidikan, yaitu sumber daya manusia

1
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
yang diisi oleh orang-orang yang profesional dan handal di bidangnya. Hal tersebut
sesuai pendapat Rahman bahwa kinerja sumber daya manusia merupakan kriteria
organisasi dalam mencapai tujuannya. Manajemen sumber daya manusia di dalam
lembaga pendidikan akan membentuk suatu organisasi yang sangat berpengaruh
dalam meningkatkan mutu lembaga.2 Di sisi lain, pendidikan tidak terlepas dari
peran sarana dan prasarana yang cukup dominan dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan pendidikan, suksesnya pembelajaran di sekolah didukung oleh adanya
pendayagunaan semua sarana prasarana pendidikan yang ada di sekolah secara
efektif dan efisien.
Untuk mempelancar proses pencapaiaan tujuan pendidikan perlu
didukung oleh beberapa sumber daya yang ada baik manusia maupun materil,
sarana dan prasarana sebagai salah satu sumber daya materil aktivitas
pendidikan di sekolah sering kali menjadi faktor hambatan dalam proses
penyelenggaraan pendidikan.3
Sarana prasarana pendidikan perlu diperhatikan dan dikelola agar dapat
menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi guru maupun peserta didik selama
berada di sekolah. Di samping itu, sangat dibutuhkan tersedianya alat fasilitas
belajar yang memadai secara kualitatif, kuantitatif, relevan dengan kebutuhan serta
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan
pengajaran, baik oleh guru maupun peserta didik. Mulyasa menyatakan bahwa
sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar. Adapun prasarana pendidikan merupakan fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar atau pengajaran. Sedangkan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas untuk mengatur dan
menjaga sarana prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara
optimal pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi

2
Er, L. V. M., & Rahman, D. Kinerja Pegawai (Analisis Komparatif Berdasarkan Gender) di
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone. Manajemen Pendidikan, 14(2), 2019, h. 137–143.
https://doi.org/10.23917/jmp.v14i2.9165
3
Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000),
h. 71
kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi dan
penghapusan serta penataan.4
Sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan di Indonesia sendiri selalu
bersamaan dalam upaya perbaikan mutu pendidikan. Dalam Pasal 45 Ayat 1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan
bahwa, “Setiap satuan pendidikan formal maupun non formal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik”.5
Setiap lembaga pendidikan mengetahui bahwa proses pembelajaran di
sekolah tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis mengikuti
kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat.
Untuk itu, sekolah dituntut lebih meningkatkan kualitas pendidikan dari segi
sisi, diantaranya dari segi sarana dan prasarana pendidikan.
Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang
dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya
hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang
memadai disertai dengan pengelolaan secara optimal.dapat dicapai apabila
ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan
secara optimal.
Sarana dan prasarana adalah semua benda atau barang yang bergerak
maupun yang tidak bergerak yang digunakan untuk menunjang
terlaksanakannya proses pembelajaran yang langsung maupun yang tidak
langsung dalam sebuah pendidikan.6
Menurut Rohiat pengelolaan sarana dan prasarana adalah kegiatan yang
mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. 7 pengelolaan sarana dan

4
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. (Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2014), h. 9
5
Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. 2003
6
Rohiat. Manajemen Sekolah: Teori Dasardan Praktik. (Bandung: Refika Aditama. 2006),
h. 21.
7
Ibid,
prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.
Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata,
mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan
penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan, dan perabot
sekolah serta tepat guna dan tepat sasaran.8
Pengelolaan sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di
sekolah. Di samping itu juga tersedianya alat- alat atau fasilitas belajar yang
memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan
pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai pelajar.
Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana sekolah adalah untuk
memberikan layanan secara profesional agar proses pembelajaran bisa
berlangsung secara efektif dan efisien. Bafadal menjelaskan tujuan sarana dan
prasarana pendidikan sebagai berikut: (1) untuk mengupayakan pengadaan
sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang
hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang
baik, sesuai kebutuhan, dan dengan dana yang efisien; (2) untuk
mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan
efisien; (3) untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan , sehingga dalam kondisi siap pakai.9
Proses belajar mengajar akan semakin efektif dan berkualitas bila
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Proses belajar mengajar
merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa
dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia untuk memperoleh
hasil belajar yang optimal. Dengan demikian tanpa adanya sarana dan
prasarana pendidikan dapat dikatakan proses pendidikan kurang berarti. Untuk
memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan secara optimal

8
Sobri. Pengelolaan Pendidikan. (Yogyakarta: Multi Pressindo. 2009),h. 9.
9
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perlengkapan Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Bumi
Aksara. 2004), h. 35.
maka perlu adanya suatu manajemen agar tujuan pendidikan yang dirumuskan
dapat tercapai secara sempurna.10
Fenomena yang terjadi di Sekolah sekarang ini adalah bahwa mutu
pendidikan tergolong masih rendah karena ditemukan beberapa kendala terhadap
pengelolaan pendidik dan tenagakependidikan serta sarana prasarana pendidikan
yang belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari standar pendidik dan tenaga
kependidikan yang belum terpenuhi, yakni pola rekrutmen tenaga kependidikan
yang masih bersifat tertutup, kurangnya pembinaan dan pelatihan untuk guru
dalam meningkatkan kinerja. Selain itu, terdapat permasalahan pada standar sarana
dan prasarana yakni manajemen sarana dan prasarana masih belum maksimal,
misalnya LCD proyektor yang belum dimanfaatkan untuk mendukung proses
pembelajaran, perpustakaan belum selalu digunakan siswa dan guru untuk
menambah pengetahuan dan wawasan, lahan parkir yang masih terbatas, terdapat
lemari/meja/kursi kelas yang kurang baik, dan lapangan olahraga yang masih
terbatas.
Ketersediaan sumber daya materil sangat dibutuhkan karena diyakini bahwa
ada rasio rasio tertentu yang menjadi pedoman untuk penyelesaian suatu kegiatan
ataupun pekerjaan, jumlah sumber daya materil sangat menentukan dalam
perhitungan efektif dan efisiennya penyelesaian pekerjaan, ketidak tepatan dalam
penyediaan sumber daya materil dapat mengakibatkan tidak efisien dan efektifnya
penyelesaian pekerjaan.11
Ketersediaan sumber daya materil sebagai faktor pertama dan utama dalam
proses pembangunan dan pencapaian tujuan sekolah. Apabila di dalam organisasi
sudah memiliki modal besar, teknologi canggih, sumber daya alam melimpah
namun tidak ada sumber daya manusia yang dapat mengelola dan memanfatkannya
maka tidak akan mungkin dapat meraih keberhasilan dalam mencapai tujuan
organisasi. Oleh sebab itulah pentingnya peran sumber daya materil dalam

10
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah (Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer),
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 117.
11
Handoko T. Hani. Manajemen Personalia Dan Sumer Daya Manusia,(Yogyakarta: Bpfe,
2018), h. 77
organisasi itu sangat diperlukan sebagai unsur utama dan unsur pengendali
keberhasilan organisasi.12

B. Teori
1. Sumber Daya Material
Sumber daya material adalah sarana fisik dan berwujud yang
memungkinkan seseorang, perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Sumber daya material adalah sumber daya yang bersifat fisik yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan usaha. Dalam dunia industri,
produsen atau perusahaan menggunakan kelompok sumber daya material
sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan, seperti alat, mesin, kaca,
besi, dan lain sebagainya.13
2. Karakteristik sumber daya material
Ciri-ciri utama sumber daya material adalah sebagai berikut:
a. Mereka adalah barang fisik dan berwujud.
b. Mereka memungkinkan proses produktif sebuah perusahaan
dilakukan.
c. Mereka berkontribusi langsung pada pengembangan produk yang
dimaksudkan untuk dibuat.
d. Mereka tidak hanya terbuat dari bahan mentah yang digunakan, tetapi
juga segala sesuatu yang bersifat fisik dan memberikan kontribusi
bagi perusahaan.14
3. Klasifikasi sumber daya material
Sumber daya material dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sumber daya material yang dapat diperbarui: elemen yang diperoleh
melalui proses untuk mencegahnya menghilang, sehingga tidak akan
habis jika digunakan dengan benar. Ini termasuk kulit, kayu dan
kertas.

12
Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumbe Daya Manusia,( Andi Offset,Yogyakarta.
2013), h. 21
13
Priyono Marnis, Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo : Zifatama Publishing.
14
Sikula Andrew, 1981. Personal Administration and Human Resource Management, New
York.: A Wiley Edition By John Willey & Sons, Inc.
b. Sumber daya material tak terbarukan: unsur-unsur yang dapat lenyap
atau habis selama periode waktu tertentu, seperti batu bara.
c. Sumber Daya Transformasi – Digunakan untuk mengubah dan
membuat sumber daya lain. Misalnya mesin, tanah dan perkakas.
d. Sumber daya pemanfaatan: sumber daya (diperlakukan oleh orang-
orang dari transformasi) yang memungkinkan melaksanakan tugas-
tugas perusahaan. Misalnya bahan bakar dan alat tulis. 15
4. Pentingnya sumber daya material
Sumber daya material sangat penting bagi perekonomian, karena
memungkinkan proses produktif suatu perusahaan atau organisasi dilakukan.
Ini membuatnya lebih mudah untuk melaksanakan proyek yang ingin
dikembangkan oleh perusahaan. Pada akhirnya, tanpa sumber daya alam,
mustahil sebuah organisasi produksi atau perusahaan dapat berfungsi.16

C. Pembahasan
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses(usaha, pembangunan, proyek).17
Sedangkan secara etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan.
Sarana diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
Dilihat dari habis tidaknya dipakai, sarana ada dua yaitu: sarana yang
habis dipakai dan sarana tahan lama, sebagai berikut :
a. Sarana yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat.

15
Muhammad Ismail Yusanto & Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 84.
16
Mangkunegara, Anwar Prabu, Perencanaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, (Penerbit : Refika Aditama,Bandung, 2018), h. 211
17
Mattin & Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidika: Konsep dan
Aplikasinya (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2016), h. 82
b. Sarana yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang
dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang
relatif lama.
2. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan
Terbagi dua yaitu: sarana yang bergerak dan sarana tidak bergerak,
sebagai berikut :
a. Sarana yang bergerak adalah sarana yang bisa digerakkan atau
dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
b. Sarana tidak bergerak adalah semua sarana yang tidak bisa atau
relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
3. Ditinjau dari hubungannya
Dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: alat peraga, dan media .
Adapun Prasarana bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
a. Prasarana yang secara langsung digunakan, seperti ruangan, dll.
b. Prasarana yang keberadaannya tidak digunakan, tetapi secara
langsung sangat menunjang, misalnya toilet, tempat parkir
kendaraan, dll.
Situasi pandemi dianggap membuat sarana dan prasarana sekolah terlihat
kotor karena jarang dipakai dan dibersihkan. Namun, jauh sebelum pandemi sarana
dan prasarana sekolah justru terabaikan karena minimnya pemanfaatan dengan
beragam alasan. Padahal, sarana dianggap sebagai penunjang pembelajaran yang
utama.18
Alasan tersebut di antaranya, tidak adanya pelatihan pemanfaatan alat atau
media bagi guru, tidak tahu memiliki alat tersebut, takut rusak, bukan alat yang
relevan dengan materi dan tema pembelajaran dan juga alasan lainnya. Tidak heran
jika kemudian di sekolah terlihat alat dan media pembelajaran sebagai sarana
pembelajaran hanya teronggok di gudang atau terpajang rapi di perpustakaan
sekolah.

18
Ayuningsih, R., Muhtarom, & Ngarifin, S. Al. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMK Pelita Gedong Tataan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Al-Idarah, 3(1), 2018, h. 24–31. https://doi.org/10.54892/jmpialidarah.v3i1.31
Penataan media atau sarana pembelajaran terkadang juga menjadi kendala
guru dalam pemanfaatan media tersebut dengan alasan enggan merapikan kembali
karena media masih tertata dalam kardus dan sterofoam. Alasan lainnya, yaitu
terbatasnya jumlah sarana sehingga pemakaiannya harus bergantian dan juga takut
rusak, padahal rusak karena dipakai lebih bermanfaat daripada rusak karena tidak
terpakai.
Sebenarnya, penggunaan sarana yang ada di sekolah terbilang mudah. Setiap
alat pembelajaran tentu sudah dilengkapi dengan buku panduan. Guru tinggal
membaca dan menerapkan buku panduan tersebut. Selain itu, guru juga dapat
bertanya dengan sesama guru untuk bisa berbagi praktik baik bagaimana cara
pemanfaatan media pembelajaran. Sumber digital seperti Youtube juga bisa
dimanfaatkan karena banyak menyajikan beragam video mengenai sumber
pembelajaran dan bisa dipelajari secara mandiri oleh guru.19
Sarana penting untuk menunjang proses pembelajaran, tak kalah penting
adalah sumber daya manusia sebagai pelaksana pembelajaran. Hal ini karena
variasi metode dan media yang digunakan sangat bergantung pada sumber daya
manusia. Kemampuan dan kompetensi yang dimiliki guru menjadi hal pokok
dalam mengoptimalkan pembelajaran, terlebih untuk mewujudkan nilai profil
pelajar Pancasila.
Seperti yang kita ketahui terdapat sekolah yang memiliki sarana dan
prasarana lengkap namun tidak pernah dipakai. Ada juga sekolah yang terbatas
sarana dan prasarananya namun bisa mengoptimalkan pemanfaatan alat dan media
pembelajaran dengan project based learning dan kontekstual. Sekolah ini mampu
memanfaatkan semua yang ada di lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dan
bahkan bisa menjadi laboratorium alam.
Prasarana bukan penghalang satu satunya dalam pelaksanaan pembelajaran,
karena lingkup ruang belajar yang sesungguhnya bukan hanya kelas. Siswa bisa

19
Fadila, R. N., Lutfiani, E. A., Ramadiani, I. S., Veronika, N., Rachmanto, D., & Arfinanti,
N. Efektivitas pengelolaan sumber daya sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 8(1), 2020, h. 81–88. https://doi.org/10.21831/jamp.v8i1.28997
belajar di halaman sekolah, di selasar, di perpustakaan, dan juga belajar di luar
kelas dengan beragam sumber belajar variatif.20
Menurut Sutjipto aktivitas administrasi dalam bidang sarana prasarana di
sekolah dan pendidika, meliputi : perencanaan, pengadaan, Inventarisasi,
penyaluran, pemanfaatan dan pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan sarana
dan prasarana.21
Dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri N0. 17 Tahum 2007
tentang pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah pada Bab III
Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa perencanaan kebutuhan barang
milik daerah disusun dalam rencana kerja dan anggaran satuan kerja
perangkat daerah setelah memperhatikan ketersediaan barang milik
daerah yang ada.
Perencanaan merupakan tahap pertama dari manajemen sarana
dan prasarana yang sekaligus merupakan dari langkah pengadaan.
Bafadal bahwa proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
sebagai berikut: (1) Menampung semua usulan pengadaan
perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau
menginventarisir kekurangan kelengkapan sekolah. (2) Menyusun
rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu,
misalnya untuk satu triwulan atau satu ajaran. (3) Memadukan rencana
kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia
sebelumnya. Dalam rangka itu perencana informasi tahu tentang
perlengkapan yang telah dimiliki oleh sekolah. Salah satu jalan adalah
dengan membaca buku inventaris atau buku induk barang.
Berdasarkan panduan tersebut lalu disusun rencana kebutuhan
perlengkapan, yaitu mendaftar yang belum tersedia di sekolah (4)
Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah

20
Primayana, K. H. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
di Perguruan Tinggi. Jurnal Penjaminan Mutu, 1(2), 2015, h. 7–15.
https://doi.org/10.25078/jpm.v1i2.45
21
Sutjipto & Basori Mukti, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud, 2017), h. 54.
yang tersedia. Dalam hal ini, jika dana yang tersedia tidak mencukupi
untuk pengadaan semua kebutuhan yang diperlukan, maka perlu
diadakan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah
direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang
diperlukan . Semua perlengkapan yang urgen didaftar dan
didahulukan pengadaannya. (5) memadukan rencana (daftar)
kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang
tersedia, maka perlu diadakan seleksi lagi dengan melihat skala
prioritas. (6) penetapan rencana pengadaan akhir.22
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala
prioritas kegiatan untuk dilaksanakan serta sesuai dengan dana dan
tingkat kepentingan. Tujuan dan perencanaan adalah demi
menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang
tidakdiinginkan, untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam
pelaksanaannya.
Perencanaan sarana dan prasarana disekolah merupakan suatu proses
analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam suatu proses,
sehingga muncullah istilah kebutuhan yang diperlukan (primer) dan
kebutuhan yang menunjang. Dalam proses perencanaan ini harus
dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik
sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Jumlahnya, jenisnya dan
kendalanya (manfaat yang didapatkan), beserta harganya. Berkaitan
dengan ini Jones menjelaskan bahwa perencanaan pengadaan
perlengkapan harus diawali dengan analisis jenis pengalaman yang
diprogaramkan.23
Sedangkan manfaat perencanaan, yaitu: dapat membantu
menentukan tujuan, meletakkan dasar-dasar dan menetapkan langkah-
langkah, menghilangkan ketidakpastian, dapat dijadikan sebagai suatu
pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengen- dalian dan

22
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perlengkapan,,Loc.Cit
23
Jones, James J. at.al, Secondary Schoole Administration. (New York: McGraw Hill Book
Company.2016), h. 172
bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan efektif
dan efesien.
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah harus
memperhatikan hal-hal berikut: (a) Kesesuaian dengan kebutuhan dan
kemampuan karena barang-barang yang tidak tepat akan menjadi
sumber pemborosan; (b) Kesesuaian dengan jumlah dan tidak terlalu
berlebihan dan kekurangan; (c) Mutu yang selalu baik agar dapat
dipergunakan secara efektif; (d) Jenis alat atau barang yang diperlukan
harus tepat dan dapat meningkatkan efesiensi kerja.
2. Pengadaan
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sendiri memiliki arti
“ keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk menghadirkan atau
menyediakan ( dari tidak ada menjadi ada ) semua sarana prasarana
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana
atau usul kebutuhan yang telah ditetapkan” Syahril (2012).
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan cara;
(1) drooping dari pemerintah; (2) membeli, (3) sumbangan dari wali
murid, dan (4) membuat sendiri. Sarana dan prasarana sekolah yang
pernah didrooping dari pemerintah yaitu berupa buku- buku pelajaran,
buku penunjang dan alat-alat olah raga. Drooping ini biasanya
memerlukan proses yang lama karena harus membuat proposal
pengadaan dahulu. Proposal yang diajukan ini kadang-kadang tidak
langsung disetujui oleh dinas karena mengalami kesalahan, sehingga
harus diperbaiki kembali, hal ini kadang terjadi berulang-ulang
sehingga menyebabkan memakan waktu lama dalam pembuatan
proposal ini.
Dalam pengadaan sarana dan prasarana dalam sistem drooping
ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pasal 1 Ayat 1 Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Perubahannya
menekankan bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah
kegiatan untuk memperoleh barang/jasa yang prosesnya dimulai dari
identifikasi kebutuhan hingga diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa pemerintah.
Pengadaan adalah semua kegiatan penyediaan sarana dan prasarana
disekolah untuk menunjang pelaksanaan tugas Karena fungsi dan
kegiatan setiap organisasi berbeda maka pengadaan sarana dan prasarana
kantor juga tidak selalu sama antara sekolah yang satu dengan sekolah
yang lain. Dalam mengadakan sarana dan prasarana tersebut harus
dilakukan perencanaan terlebih dahulu.
Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan
sarana dan prasarana, antara lain:
a. Gunakan prosedur pengelolaan sarana dan prasarana
b. Tentukan jenis, kuantitas, dan kualitas sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.
c. Sesuaikan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan biaya
yang tersedia.
d. Sediakan dan gunakan sarana dan prasarana
e. Penyimpanan dan kegiatan operasional pemeliharaan sarana dan
prasarana
f. Kumpulkan dan kelola data sarana dan prasarana.
g. Penghapusan sarana dan prasarana sesuai dengan prosedur yang
berlaku.24
3. Inventaris Pengadaan
Semua sarana dan prasarana kantor memerlukan biaya tinggi,
termasuk semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaannya. Untuk
itu diperlukan kegiatan inventarisasi, Inventarisasi sarana dan prasarana
disekolah adalah semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh data yang
diperlukan mengenal sarana dan prasarana yang dimiliki. Secara singkat
Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan terhadap sarana dan
prasarana Inventarisasi yang dilakukan di setiap sekolah bisa saja

24
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar- Ruzz
Media, 2017), h. 56.
berbeda, namun pada dasamya semua dilakukan dengan tujuan yang
sama.
Tujuan inventarisasi sarana dan prasarana antara lain:
a. Agar peralatan tidak mudah hilang.
b. Adanya bukti secara tertulis terhadap kegiatan pengelolaan
barang sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
c. Memudahkan dalam pengecekan barang.
d. Memudahkan dalam pengawasan.
e. Memudahkan ketika mengadakan kegiatan mutasi/penghapusan
barang.
4. Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan
barang dan tanggung jawab dari instansi/ pemegang yang satu kepada
instansi/pemegang yang lain. Kegiatan penyaluran barang meliputi tiga
bagian yaitu:
a. Penyusunan Alokasi Untuk menghindari pemborosan dalam
pembagian/ pendistribusian barang sehingga merata dan
seimbang dengan kebutuhan pemakainya masingmasing, maka
perlu disusun alokasi kuantitas dan frekuensi pendistribusiannya.
Sehingga sungguh- sungguh dapat menunjang kegiatan
Instruksional Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur
barang perlu
b. Pengiriman Barang memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut: cara pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan
dan pembongkarang.
c. Penyerahan Barang Dalam penyerahan barang hendaklah tidak
dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan barang, surat
pengantar, faktur, tanda terima peyerahan barang, biaya
pengiriman dan sebagainya
Pemanfaatan dan pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegiatan terus-
menerus untuk mengusahakan agar barang/bahan tetap dalam keadaan
baik atau siap untuk dipakai.
Tujuan pemeliharaan sarana dan prasarana, antara lain:
a. Agar barang tidak mudah rusak karena hama atau suhu/cuaca.
b. Agar barang tidak mudah hilang.
c. Agar barang tidak kadaluarsa
d. Agar barang tidak mudah susut.
e. Agar sarana dan prasarana selalu dalam keadaan bersih.
Pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, sebagai berikut, antara lain yaitu :
a. Pemeliharaan sehari-hari
Pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan setiap
hari, biasanya dilakukan oleh petugas atau karyawan yang
menggunakan barang dan bertanggung jawab atas barang
tersebut, misalnya pemeliharaan ruang kerja, mesin tik,
komputer, dan mobil. Pemeliharaan barang barang tersebut harus
dilakukan setiap hari agar kebersihannya tetap terjaga dan
menghindari kerusakan yang lebih besar.
b. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala dilakukan menurut jangka waktu
tertentu, misalnya dua minggu bulan sekali. Pemeliharaan
dilakukan untuk prasarana dan dilakukan oleh petugas yang
seminggu sekali, sekali, sebulan sekali atau dua berkala dapat
berbagai jenis sarana dan biasanya khusus menangani
Pemeliharaan barang.
Pemeliharaan berdasarkan jenis barang
1) Pemeliharaan barang bergerak Pemeliharaan setiap
hari maupun secara barang bergerak dapat dilakukan
berkala. Contoh: kendaraan bermotor, mesin kantor,
dan alat elektronik.
2) Pemeliharaan barang tidak bergerak Pemeliharaan
barang tidak bergerak juga dapat dilakukan setiap hari
atau secara berkala untuk mengetahu sampai sejauh
mana kualitas barang tersebut masih dapat digunakan.
Contoh: membersihkan debu-debu yang menempel
pada alat sebaiknya dilakukan setiap harl agar alat
dapat selalu terjaga kebersihannya, juga untuk
mencegah kerusakan. Instalasi listrik dan air dapat
dilakukan secara berkala.25
5. Penghapusan
Penghapusan merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/ menghilangkan barang-barang milik Negara dari daftar
inventaris negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Apabila biaya rehabilitasi barang terlalu besar sedangkandaya
pakainya terlalu singkat maka barang tersebut lebih baik tidak dipakai lagi
dan dikeluarkandari daftar inventaris.
Sebagai salah satu fungsi dari pengelolaan perlengkapan,
penghapusan mempunyal arti:
a. Mencegah atau Sekurang kurangnya membatasi kerugian yang
jauh lebih besar yang disebabkan oleh:
1) Pengeluaran yang semakin besar untuk biaya perawatan dan
perbaikan/ pemeliharaan terhadap barang yang semakin
buruk kondisinya.
2) Pemborosan biaya untuk pengamanan barang-barang
kelebihan atau barang lain yang karena beberapa sebab, tidak
dapat dipergunakan lagi.
b. Meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya
barang-barang yang tinggal menyusut.26
6. Pengawasan
Seluruh kegiatan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
tidak bisa berjalan sendiri tanpa dikendalikan dan diawasi, artinya setiap
kegitan masing-masing akan dimonitoring setiap saat oleh pimpinan
organisasi serta diperhatikan kerja samanya satu sama lain.

25
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2017), h. 31
26
Nurmadiah. Permasalahan Pendidikan tentang Sarana. (Jakarta, Pustaka,2017), h. 9.
Pengawasan bukan merupakan suatu pengaturan yang kaku dan akan
membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi
merupakan koordinasi serta akselerasi bagi seluruh fungsi pengelolaan
administrasi, sehingga pemborosan waktu, tenaga dan biaya dapat
dihindarkan.27

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Korelasi sumber daya manusia dimaksudkan sebagai suatu sarana untuk
memaksimalkan efektifitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan merujuk
pada pengertian tersebut, ukuran efektifitas kebijakan Sumber daya manusia yang
dibuat dalam berbagai bentuknya dapat diukur pada seberapa jauh organisasi mencapai
kesatuan gerak seluruh unit organisasi, seberapa besar komitmen pekerja terhadap
pekerjaan dan organisasinya, sampai sejauh mana organisasi toleran dengan perubahan
sehingga mampu membuat keputusan dengan cepat dan mengambil langkah dengan
tepat, serta seberapa tinggi tingkat kualitas ‘output yang dihasilkan organisasi.
Pengembangan sdm (sumber daya manusia), baik baru maupun lama perlu
dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Oleh karenanya perlu ditetapkan
lebih dahulu program pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan sumber
daya manusia ini dirasakan makin penting keberadaannya karena tuntutan pekerjaan
dan jabatan sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin
ketatnya persaingan di antara perusahaan sejenis.
Dengan adanya perencanaan sarana dan prasarana yang dilakukan melalu
perencanaan analisis tentang apa saja yang membutuhkan sarana prasarana, jika apa
diajukan melampaui kemampuan daya beli maka akan diadakan seleksi kembali untuk
pengadaan alat- alat yang dibutuhkan saja.
Kendala dalam manajemen sarana dan prasarana yaitu sering kali timbul tidak
sesuainya sarana dan prasarana yang diminta dengan yang diberikan sehingga tidak
cukup, hal Ini berakibat pada terhambatnya proses belajar mengajar siswa selain itu

27
Anderson Gordon, Selection dalam Brian, Towers ed. The Handbook Of Human Resource
Management, (Oxford, Blackweel Publisher, 1992), h. 55
kurangnya sumber daya manusia yang mampu mengoperasaikan sarana dan prasarana
juga menjadi permasalahan tersendiri.kualitas serta menumbuhkan sikap sadar tentang
rasanya memiliki terhadap sarana dan prasarana.
Hendaknya selalu menjaga dan merawat sarana dan prasarana yang diperlukan
serta mempunyai tanggung jawab yang sama. Sehingga sarana dan prasarana dapat
selalu siap pakai.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningsih, R., Muhtarom, & Ngarifin, S. Al. Manajemen Sumber Daya


Manusia dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMK Pelita Gedong Tataan. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam Al-Idarah, 3(1), 2018, h. 24–31.
https://doi.org/10.54892/jmpialidarah.v3i1.
Danial, D., & Damopolii, M. Hubungan antara Budaya Madrasah dengan
Motivasi Kerja Guru di MTs se-Kecamatan Sinjai Barat. Lentera Pendidikan, 22(1),
2019. https://doi.org/10.24252/lp.2019v22n1i12
Er, L. V. M., & Rahman, D. Kinerja Pegawai (Analisis Komparatif
Berdasarkan Gender) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone. Manajemen
Pendidikan, 14(2), 2019. https://doi.org/10.23917/jmp.v14i2.9165
Fadila, R. N., Lutfiani, E. A., Ramadiani, I. S., Veronika, N., Rachmanto, D.,
& Arfinanti, N. Efektivitas pengelolaan sumber daya sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 8(1), 2020,.
https://doi.org/10.21831/jamp.v8i1.28997
Fuad Mas.Ud, Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi.
(BadanPenerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2014),
Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumbe Daya Manusia,( Andi
Offset,Yogyakarta. 2013),
Guest, D. 'Human Resource Management And Industrial Relations',Journal Of
Management Studies, 24: 2017,
Handoko T. Hani. Manajemen Personalia Dan Sumer Daya
Manusia,(Yogyakarta: Bpfe, 2018),
Hasibuan Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2000),
Jones, James J. at.al, Secondary Schoole Administration. (New York: McGraw
Hill Book Company.2016),
Mangkunegara, Anwar Prabu, Perencanaan Dan Pengembangan SumberDaya
Manusia, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, (Penerbit : Refika Aditama,Bandung, 2018),
Mattin & Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidika:
Konsep dan Aplikasinya (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2016),
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2017),
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2014),
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta:
Ar- Ruzz Media, 2017).
Nurmadiah. Permasalahan Pendidikan tentang Sarana. (Jakarta,
Pustaka,2017).
Primayana, K. H. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan di Perguruan Tinggi. Jurnal Penjaminan Mutu, 1(2), 2015.
https://doi.org/10.25078/jpm.v1i2.45
Priyono Marnis, Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo : Zifatama
Publishing.
Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003
Salahudin, Akos, M., & Hermawan, A. Meningkatkan Mutu Pendidikan
Melalui Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana di MTsN Banjar Selatan 2 Kota
Banjarmasin. Jurnal Ilmu Administrasi Dan Manajemen, 2(1), 2018,.
https://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus/article/download/18/9
Schuler Randall S, Dowling, Peter J Smart, John P & Huber, Vandral, Human
Resource Management in Australia, Anatarmon-wsw, Harper Educational Publisher.
2016,
Sikula Andrew, 1981. Personal Administration and Human Resource
Management, New York.: A Wiley Edition By John Willey & Sons, Inc.
Sutjipto & Basori Mukti, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Depdikbud,
2017).
Yamin, M., & Maisah. Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. (Jakarta: Gaung Persada. 2009),

Anda mungkin juga menyukai