ABSTRAK
Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari pengelolaan sekolah yang terdapat pada
lembaga tersebut, terutama pada sarana dan prasarana. Pendidikan pada hakekatnya
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Sarana dan Prasarana merupakan hal penunjang atau pembantu proses
jalannya pendidikan yang ada di lembaga pendidikan tertentu. Sarana dan prasarana
merupakan suatu alat atau bagian yang memiliki peran sangat penting bagi
keberhasilan dan kelancaran suatu proses, termasuk juga dalam lingkup pendidikan.
Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang mutlak dipenuhi untuk memberikan
kemudahan dalam menyelenggarakan suatu kegiatan walaupun belum bisa memenuhi
sarana dan prasarana dengan semestinya. Untuk itulah kami sebagai penulis
mengadakan observasi dan wawancara terkait dengan sarana dan prasarana yang
terdapat pada Sekolah SMP PGRI 12 serta dokumentasi yang penulis lakukan pada
saat penelitian berlangsung. Dan hasilnya cukup mencengangkan dimana disana
terdapat sarana dan prasarana yang kurang memadai serta luas sekolah yang
nampaknya cukup sempit. Namun apakah hal tersebut dapat mempengaruhi
keberlangsungan pembelajaran di sekolah tersebut, atau justru guru-guru disana yang
tidak nyaman berada di sekolah tersebut?
I. PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Fungsi pendidikan sangat mungkin dijalankan karena
proses mendidik merupakan cerminan manusia berbudaya. Manusia adalah homo sapiens
yaitu makhluk yang memiliki akal budi, animal rational yaitu makhluk yang memiliki
kemampuan berpikir, homo laquen yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan
berbahasa, homo faber atau homor toolmaking animal yaitu makhluk yang mampu
membuat perangkat peralatan (Jalaluddin, 2011:77). Artinya manusia memiliki kebutuhan
dan kemampuan untuk menjadikan masyarakatnya lebih berbudaya. Fungsi dan tujuan
pendidikan nasional tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3. Fungsi
pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik
yang menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam rumusan tersebut
merupakan proses memuliakan manusia agar berkembang sesuai dengan potensi kebaikan
yang dimilikinya. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan bahwa setiap satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum
dengan mengacu kepada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan
Pendidikan, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
Sarana dan prasarana merupakan suatu alat atau bagian yang memiliki peran sangat
penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu proses, termasuk juga dalam lingkup
pendidikan. Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang mutlak dipenuhi untuk
memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan suatu kegiatan walaupun belum bisa
memenuhi sarana dan prasarana dengan semestinya. Pengertian sarana dan prasarana
secara etimologi memiliki perbedaan namun dalam dunia pendidikan sering kali di sebut
sarana prasarana pendidikan mengingat kedua alat tersebut saling berkaitan erat sebagai
fasilitas pendidikan (educational facilities).
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan, bahwa kualitas pendidikan
tersebut juga di dukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah atau
instansi pendidikan yang terkait. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi kemampuan
siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarana dan prasarana sangat
penting dalam menunjang kualitas belajar siswa. Misalnya saja sekolah yang berada di
kota yang sudah memiliki faslitas laboratorium komputer, maka anak didiknya secara
langsung dapat belajar komputer sedangkan sekolah yang berada di desa tidak memiliki
fasilitas itu dan tidak tahu bagaimana cara menggunakan komputer kecuali mereka
mengambil kursus di luar sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam
menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah,
karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran
di sekolah. Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses
sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan. Apa yang
dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan sarana dan
prasarana yang mendukung semua proses pembelajaran.
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis memerrlukan beberapa teknik.
Adapun pengumpulan data yang dimaksud adalah :
d. Observasi
e. Wawancara (Interview )
Interview adalah suatu tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-
hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan
telinganya sendiri. Pendapat lain menyatakan bahwa interview adalah suatu percakapan
yang dirahkan kepada suatu masalah tertentu, dan ini merupakan tanya jawab dengan
menggunakan lisan dalam dua orang atau lebih dengan berhadapan secara fisik, interview
sama dengan berbincang-bincang. Apabila dilihat dari sifat atau teknik pelaksanaannya,
maka interview dapat dibagii atas tiga : 1. Interview terpimpin adalah wawancara yang
menggunakan pokok- pokok masalah yang diteliti; 2. Interview tak terpimpin(bebas)
adalah proses wawancara dimana interview tidak sengaja mengarahkan tanya jawab pada
pokok- pokok dari focus penelitian dan interview; 3.Interview bebas terpimpin adalah
kombinasi keduanya, pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan
diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi. Dalam
penelitian ini digunakan Interview tak terpimpin (bebas) yaitu pewawancara hanya
membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara
berlangsung mengikuti situasi. Interview ini melibatkan Kepala Sekolah berserta guru
yang ada di SMP PGRI 12 Bogor
f. Dokumentasi
IV. Hasil
Berikut adalah Sarana dan Prasarana yang terdapat di SMP PGRI 12 Bogor
Dari data sarana dan Prasarana diatas dapat disimpulkan bahwasannya Kelengkapan Sarana
dan Prasarana yang terdapat disana terbilang cukup lengkap namun setelah kami mengecek
kondisinya didapati sebagian Kelengkapan tersebut yang bisa dikatakan sudah tidak layak
digunakan untuk pembelajaran sehari-hari. Juga terdapat hal-hal yang agaknya dapat menjadi
fokus kedua kami terkait dengan sarana prasarana yakni luas sekolah yang dikeluhkan oleh
guru disana, hasil wawancara dengan guru-guru disana menunjukkan bahwa saat ini luas
tanah sekolah sekitar 1000 M Persegi dan luas bangunan sekolah 760 M Persegi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Sarana dan prasarana merupakan suatu alat atau bagian yang memiliki peran sangat
penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu proses, termasuk juga dalam lingkup
pendidikan. Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang mutlak dipenuhi untuk
memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan suatu kegiatan walaupun belum bisa
memenuhi sarana dan prasarana dengan semestinya.
2. Di Sekolah SMP PGRI 12 Bogor mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana yang
cukup memadai, namun sayangnya terdapat beberapa benda yang kurang layak pakai
untuk digunakan pada saat pembelajaran berlangsung
Saran
Becket, N. & Brookes, M. (2008). Quality Management Practice in Higher Education – What
Quality Are We Actually Enhancing? Dimuat dalam Journal ofHospitality, Leisure, Sport and
Tourism Education, Vol. 7, No. 1, hal. 40 – 54.
Bush, T. (2007). Educational Leadership and Management: Theory, Policy, and Practice, dimuat
dalam South African Journal of Education, Vol. 27 (3), hal 391–406.
Fattah, Nanang. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah.
Bandung: CV Pustaka Bani Quraisy.