PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
manusai. Pendidikan tidak hanya terbatas pada pendidikan umum tetapi juga
pendidikan dalam pesantren. Pendidikan umum maupun pendidikan pesantren
tidak jauh berbeda, ialah sama-sama mampu membawa manusia pada
peradaban yang lebih baik. Akan tetapi disini kami akan membahas mengenai
pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren sangat membutuhkan dan tidak
pernah lepas dari yang namanya manajemen. Begitu pula dalam hal sarana
dan prasarana yang ada di pesantren.
Tanpa adanya manajemen, tidak mungkin tujuan pendidikan dapat
diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien. Lembaga pendidikan yang
menerapkan manajemen termasuk yang berhubungan dengan sarana dan
prasarananya, bisa dikatakan merupakan lembaga pendidikan yang sudah
jempolan. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan perlu memperbaiki dan
meningktakan manajemennya.Pondok Pesantren sebagai lembaga yang
berakar dalam masyarakat, telah berupaya untuk tetap eksis dengan turut pula
menjadikan peranannya sebagai lembaga pendidikan Islam, lembaga dakwah
dan lembaga pengembangan masyarakat. Sekarang ini pondok pesantren telah
menjelma menjadi satu lembaga memberdayaan masyarakat yang
memungkinkannya mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya agar
dapat bermanfaat bagi Pondok Pesantren itu sendiri dan juga masyarakat
sekitarnya.
Pemberdayaan masyarakat dalam arti meningkatkan taraf hidup yang
lebih baik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun juga
masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini pondok pesantren sebagai lembaga
keagamaan yang mengakar di masyarakat dan sebagai lembaga
pengembangan masyarakat, sejak dahulu telah melakukan perannya yang
1
cukup besar dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat, baik dari aspek
pendidikan, spiritual maupun material.
Pesantren yang ingin maju selalu mengikuti dan menyesuaikan diri
dengan perubahan Zaman atau globalisasi. Dahulu pesantren tidak perlu ada
perpustakaan, Komputer apalagi Internet. Sekarang pesantren sudah maju,
apalagi sarana dan prasarana yang cukup berkembang pesat di pondok
pesantren itu merupakan salah satu keanekaragaman pesantren yang sudah
siap dengan perubahan zaman.
Tentunya dalam laporan penelitian ini kami sajikan tentang sarana
dan prasarana pesantren yang insyaAllah akan mengulas bagaimana
pengimplementasian sarana dan prasarananya dalam proses manajemen
pesantren.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul di atas, dapat ditulis beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pesantren?
2. Bagaimana Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana Pesantren?
3. Bagaimana Hasil Observasi di PonPes Sabilul Ihsan?
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari konteks di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana
Pesantren
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Implementasi Manajemen Sarana dan
Prasarana Pesantren
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Hasil Observasi di PonPes Sabilul Ihsan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abdul Aziz, Pengantar Manajemen dan Substansi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Pena
Salsabila, 2017), hlm. 13.
2
Ibid., hlm. 14-15.
3
4. Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen diartikan
sebagai “proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran”.3
Secara terminologis, manajemen merupakan segenap perbuatan
menggerakkan sekelompok orang atau menggerakkan segala fasilitas dalam
suatu usaha kerja sama dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Manajemen sebagai seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dan alam
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses
belajar-mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media
pengajaran.4
Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun,
masjid/musholla, kamar mandi/tempat wudhu, tempat parker, jalan menuju
sekolah, asrama.
Jika prasarana itu dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar-
mengajar, misalkan di pesantren seperti musholla/masjid untuk tempat para
santri dalam kegiatan belajar kitab kuning, maka komponen tersebut berubah
posisi menjadi sarana pendidikan.
Pesantren secara bahasa adalah tempat bagi orang-orang yang suci.
Sedangkan, menurut stilah pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan
islam yang ditempati oleh orang-orang yang menimba ilmu agama.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen sarana dan prasarana pesantren adalah suatu upaya untuk
menggerakkan sekelompok orang dalam mengelolaa segala fasilitas yang ada
di lembaga pendidikan islam (pesantren) untuk mencapai efektifitas dan
efisiensi dalam memanfaatkan fasilitas yang ada guna mencapai tujuan yang
diinginkan.
3
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandunng: PT. Refika Aditama, 2013), hlm. 5.
4
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Erlangga), hlm. 170.
4
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan baik di lembaga
pendidikan umum maupun di pesantren itu sendiri bertugas mengatur serta
menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi
pada proses pendidikan secara optimal dan berarti.5 Kegiatan pengelolaan ini
meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengunaan,
pemeliharaan, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan.
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi,dan Implementasi, (Bandung:
Rosdakarya, 2004), hlm. 50.
5
Semisal, adanya perencanaan untuk kegiatan pengadaan sarana dan prasaran di
kemudian hari.
Secara garis besar, maksud dari perencanaan disini adalah merinci
rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi, atau pembuatan
peralatan, dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian,
perencanaan sarana dan prasarana dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi,
distribusi atau pembuatan peralatan, dan perlengkapan yang sesuai dengan
kebutuhan pesantren.
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, memiliki beberapa
tujuan, yaitu sebagai berikut:
a) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pesantren melalui
sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan
adanya perencanaan, maka diharapkan akan diperoleh peralatan dengan
kualitas yang baik, sesuai dengan kebutuhan, dan dengan dana yang
efisien.
b) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarna secara tepat dan
efisien.
c) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap saat.6
Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan pesantren, ada
beberapa persyaratan yang harus diperhatikan sabagai berikut:
a) Perencanaan saranaa dan prasarana harus dipandang sebagai bagian
integral dari usaha peningkatankualitas proses belajar mengajar.
b) Perencanaan harus jelas.
c) Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam perencanaan.
d) Mengikuti pedoman (standard) jenis, kuantitas, kualitas sesuai dengan
skala prioritas.
e) Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafon anggaran yang disediakan.
f) Mengikuti prosedur yang berlaku
6
Abdul Aziz, Manajemen Pengelolaan Sarana Prasana di Sekolah dan Madrasah, (Surabaya :
Pustaka Radja, 2018), hlm. 38-39.
6
g) Mengikut sertakan unsure orang tua peserta didik
h) Fleksibel dan pat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan
kondisi yang tidak disangka-sangka.
i) Dapat didasarkan pada jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang.
2. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan pesantren
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua
jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama
dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan.
Ada beberapa alternative cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan pesantren tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pembelian
Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan pesantren dengan jalan pesantren membayar sejumlah uang tertentu
kepada penjual atau penyalur untuk mendapatkan sejumlah sarana dan
prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak
b) Pembuatan Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan
oleh guru, siswa, atau pegawai. Misalkan pembuatan alat peraga yang dibuat
oleh guru atau peserta didik.
c) Penerimaan Hibah dan Bantuan
Penerimaan Hibah dan Bantuan merupakan cara pemenuhan sarana dan
prasarana pendidikan pesantren dengan jalan pemberian secara cuma-cuma dari
pihak lain.
d) Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan pesantren dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik pihal
lain dengan cara membayar berdasarkan perjanjiansewa-menyewa.7
7
Ibid., hlm. 46-48.
7
e) Pinjaman
Pinjaman merupakan penggunaan barang secra cuma-cuma untuk
sementara waktu dari pihak lain untuk kepentingan pesantren berdasarkan
perjanjian pinjam-meminjam.
f) Pendaur-ulangan
Pendaur-ulangan adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
dengan cara memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang
yang berguna untuk kepentingan sekolah.
g) Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan arana dan prasarana
pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki
dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau instansi lain.
h) Perbaikan atau Rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan jalan memperbaiki sarana dan rasarana yang telah mengalami
kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan prasarana maupun
dengan jalan penukaran instrumen yang baik diantara instrumen sarana dan
prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut dapat
disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada akhirnya satu atau
beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau
difungsikan.8
3. Penggunaan saran dan prasarana pendidikan pesantren
Penggunaan dapat dikatakan sebagai kegiatan pemanfaatan sarana dan
prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai
tujuan pendidikan.
Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian sarana dan
prasarana pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efesiensi. Rinsip
efektivitas berarti semua pemakaian saran dan prasarana di pesantren harus
ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan
sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara prinsip
efesiensi berarti bahwa pemakaian sarana dan prasarana secara hemat dan hati-
8
Ibid., hlm. 49-50.
8
hati sehingga sarana dan prasarana yang ada tidak cepat habis, rusak, atau
hilang.
4. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan pesantren
Pemeliharaan sarana dan prasarana adalah kegiatan untuk
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana
selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan
berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan
kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang sehingga
barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.
Berikut ini tujuan pemeliharaan:
a) Mengoptimalkan usia pakai peralatan.
b) Untuk menjamin kesiapan operasional perlatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal
c) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui
pengecekan secara rutin dan teratur
d) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa saat menggunakan alat
tersebut.9
Dalam kegiatan pemeliharaan, terdapat beberapa macam pekerjaan,
yaitu perawatan rutin/berkala, perawatan darurat dan perawatan preventif.
Contoh perawatan rutin yaitu membersihkan ruang kelas, kaca, toilet,
pembersihan halaman setiap kurun waktu tertentu. Perawatan darurat adalah
perawatan yang tak terduga sebelumnya karena ada kerusakan atau tanda
bahaya. Sementara perawatan preventif adalah perawatan rutin yang dilakukan
pada selang waktu tertentu dengan beberapa criteria yang telah ditentukan
sebelumnya.
5. Penyimpanan Sarana dan Prasarana
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan sarana dan prasarana
pendidikan di suatu tempat agar kualitas dan kuantitasnya terjamin. Kegiatan
penyimpanan meliputi, menerima barang, menyimpan barang, dan
mengeluarkan barang atau mendistribsikan barang.
9
Ibid., hlm. 60-62.
9
6. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan pesantren
Inventarisasi berasal dari kata inventaris (Latin= inventarium) yang
berarti daftar barang-barang, bahan, dan sebagainya. Inventarisasi merupakan
kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur,
tertib dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Melalui inventarisasi
akan dapat diketahui dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, tahun
pembuatan, merek/ukuran, dan harga barang-barang yang ada di sekolah.
Berikut akan dijelaskan beberapa tujuan dari adanya inventarisasi,
yaitu:
a) Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh suatu sekolah.
b) Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan maupun untuk
pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
c) Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah
dalam bentuk materiil yang dapat dinilai dengan uang.
d) Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana
yang dimiliki suatu sekolah.10
Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang
lengka, teratur, dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat, yakni sebagai
berikut:
a) Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebuthan dan
penyusunan rencana kebutuhan barang.
b) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam
pengarahan pengadaan barang.
c) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan pedoman dalam
penyaluran barang.
d) Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang,
sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.
e) Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan
dan pengendalian barang.
10
Ibid., hlm. 53-54.
10
7. Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan pesantren
Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lmebaga
dari daftar inventaris berdasarkan pedoman-pedoman yang berlaku.
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan
prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, seperti menurunnya manfaat atau fungsi sarana dan
prasarana tersebut.
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan bertujuan
untuk hal-hal berikut:
a) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/ pemborosan
biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk,
berlenihan, atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi.
b) Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris
c) Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak
dipergunakan lagi.
d) Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.11
11
Ibid., hlm. 65-66.
11
BAB III
PAPARAN DATA HASIL OBSERVASI
12
memberikan daya gerak bagi seluruh unsur, disamping itu visi sangat urgen
dalam menyatukan persepsi, pandangan, cita-cita dan harapan untuk menjadi
sebuah kenyataan yang dinikmati. Sedangkan indikator dari visi ini adalah
banyaknya lulusan yang hanya mengandalkan kemampuan akal semata tanpa
dibekali akhlakul karimah.
Visi Pondok Pesantren adalah
“ Mencetak Insan yang Bertaqwa, berilmu, terampil, sadar dan berakhlakul
karimah .”
13
B. STRUKTUR ORGANISASI PONDOK PESANTREN SABILUL IHSAN
WAKIL PENGASUH
PENGASUH KOMITE PESANTREN
Ny. Hj. Shofiatur Rizkiyah
KH.Abd. Hamid Mannan,BA Ny. Durriyatul Millah, S.Ag
Moh. Rifadi
Siti Qomariyah,S.Si
SANTRI
14
C. Pemaparan Tentang Implementasi Manajemen Sarana dan Prasarana
Pesantren Sabilul Ihsan
1. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan pesantren
Perencanaan sarana seperti gedung asrama, masjid, musholla
putri, tempat jemuran, kamar mandi, gedung lembaga pendidikan, dll
yang mengelola secara sistematis adalah pengasuh langsung karena
perencanaan sarana ini memerlukan yang namanya pemikiran dan
pertimbangan yang matang dari pengasuh sehingga perencanaan itu
terealisasi sesuai analisis beliau sebagai pengasuh, akan tetapi prasarana
penunjangnya kami lah yang membuat perencanaan sekedar
perencanaan saja semisal seperti kekurangan alat-alat jemuran alat alat
dapur dan lainnya lalu perencanaan prasarana tersebut dirembukkan
dengan asatid putra.12
12
Wawancara langsung dengan ketua pondok pesantren sabilul ihsan teja timur pamekasan (Siti
Qomariyah dan Sofiatun Maimunah) pada tanggal 25 April 2018 pada jam 16.00 WIB.
13
Ibid.
14
Ibid.
15
adalah dengan merawatnya setiap hari, seperti sarana pesantren
merawat asrama agar tetap bersih dan nyaman, merawat kamar mandi
dan dapur pesantren agar tetap layak digunakan oleh santri atau wali
santri yang sedang berkunjung atau bermalam di pesantren, seperti
prasarana kami selalu memeliharanya secara bergilir antar pengurus
semisal menjaga alat alat kebersihan menjaga kitab-kitab dan lain
sebagainya, menajaga semampu kami adalah terkadang sarana dan
prasarana yang sudah dipelihara perlu yang namanya perbaikan atau
bahkan penghapusan dikarenakan sudah lama atau using misal seperti
sapu, tempat sampah, kayu jemuran, kompor, dll.15
15
Ibid.
16
Ibid.
17
Ibid.
18
Ibid.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Analisis
Kami menganilisis bahwasanya implementasi sarana dan prasarana
pesantren di pondok pesantren sabilul ihsan tersebut sudah 90% memadai
kebutuhan santri yang mondok disana, mengapa demikian? dengan jumlah
santri yang sangat relative sedikit (30 putra dan 35 putri) sarana dan
prasrananya sangat menunjang kebutuhan kebutuhan para santri, sehingga
dalam pelaksanaan implementasinya cukup mudah dilakukan, seperti halnya
dalam perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan,
inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana di pesantren tersebut, akan
tetapi yang menjadi catatan penting dari kami adalah pencatatan inventarisasi
yang kurang lengkap, dan yang paling kami kagumi adalah pemeliharaan
sarana dan prasarana pesantrennya sangat rapi dan bersih sehingga bisa
dianalisa bersama akan sangat berkurang yang namanya penghapusan sarana
ataupun sarana di pesantren tersebut.
Menjadi suatu hal yang sangat diinginkan oleh kita semua bahwa
yang namanya sarana dan prasrana pendidikan perlu adanya pemantauan dan
evaluasi apalagi dilingkungan pesantren, karena fasilitas yang lengkap akan
sangat mempengaruhi citra pondok tersebut, sehingga dengan pemantauan
dan evaluasi yang dilakukan menjadi tolak ukur bagi pengasuh sabilul ihsan
dalam hal memelihara sarana dan prasrana pesantren.
B. Saran
Ditujukan kepada seluruh pengguna sarana dan prasarana pesantren
khususnya santri agar selalu memelihara, menjaga, menyimpan, dengan
sebaik mungkin agar proses yang sedang berlangsung di suatu pesantren bisa
terpenuhi sesuai kebutuhannya dan berjalan sesuai keinginan bersama, karena
atas kesadaran semua pihaklah yang membuat sarana dan prasarana pesantren
itu layak digunakan atau tidak.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Lampiran 1
I. Kondisi Santri
Pelajaran L P JML
2007-2008 5 6 11
2009-2010 4 5 9
2011-2012 6 4 10
2013-2014 7 6 13
2015-2016 4 5 9
2017-2018 9 9 18
19
Lampiran 2
Asrama Puteri
Asrama Putera
Sumur Pesantren
20
Lampiran 3
Kantin Pesantren
21
Lampiran 4
Foto Bersama
Pengurus Putri
Wawancara Lanjutan
Foto bersama
22
Lampiran 5
Kondisi Dapur
pesantren putri
23