Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN ASRAMA SEKOLAH

A. Pengertian Asrama Sekolah

Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu kelompok,
umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan dengan kamar-
kamar yang dapat ditempati oleh beberapa penghuni di setiap kamarnya. Para penghuninya
menginap di asrama untuk jangka waktu yang lebih lama daripada di hotel atau losmen. Alasan
untuk memilih menghuni sebuah asrama bisa berupa tempat tinggal asal sang penghuni yang
terlalu jauh, maupun untuk biayanya yang terbilang lebih murah dibandingkan bentuk
penginapan lain, miaslnya apartemen. Selain untuk menampung murid-murid, asrama juga
sering ditempati peserta suatu pesta olahraga (http://id.wikipedia.org/wiki/Asrama).

Alfin Toffler (dalam Kusmintardjo, 1993) memberikan batasan asrama sekolah


(school-house) sebagai berikut: “The school house: that is only place where children are
thaught during the day fulfills its primary function only this much” (asrama adalah suatu tempat
tinggal bagi anak-anak dimana mereka diberi pengajaran atau bersekolah). Sedangkan Good
(1959) dalam “Dictionary of Education” memberikan batasan asrama sekolah (boarding-
school) sebagai berikut:

“Boarding–school is in educational institution at the primary or secondary level in


which pupils are recidence while enrolled in as instruction program, as apposed to a school to
which pipils comute froms their homes, inchedes school which offer reguler and or special
educational curricula”

(asrama sekolah merupakan lembaga pendidikan baik tingkat dasar ataupun tingkat menegah
yang menjadi tempat bagi para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama mengikuti program
pengajaran).

Dengan demikian asrama sekolah dapat diartikan sebagai suatu tempat di mana para siswa
bertempat tinggal dalam jangka waktu yang relatif tetap bersama dengan guru sebagai
pengasuhnya yang memberikan bantuan kepada para siswa dalam proses pengembangan
pribadinya melalui proses penghayatan dan pengembangan nilai budaya. Pengembangan
pribadi disini disesuaikan dengan bidang atau profesi yang sedang ditempuh di sekolah yang
bersangkutan. Hakekat kehidupan asrama bukan sekedar pembentukan kebiasaan dan kesan-
kesan sensoris, namun juga suatu proses pembentukan nilai-nilai hidup.
B. Fungsi dan Tujuan Asrama

Penghuni asrama adalah individu-individu siswa yang berasal dari latar belakang yang
berbeda-beda, baik dari segi segi pendidikan orang tua, status sosial ekonomi, dan adat istiadat.
Oleh karena itu perlu disusun etos kehidupan asrama yang mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut di atas. Sahertian (dalam Kusmintardjo, 1992) menguraikan tentang hakekat dan
fungsi asrama sekolah sebagai berikut:

1. Hakekat kehidupan asrama sekolah


Hakekat kehidupan asrama bukan sekedar pembentukan kebiasaan (habits
formation) dan kesan-kesan sensoris, namun suatu proses pembentukan nilai. Dengan kata
lain, hidup di asrama pada hakekatnya adalah pembentukan nilai-nilai yaitu: (a) nilai
keagamaan; (b) nilai kebenaran; (c) nilai kebersamaan (sosial); (d) nilai keindahan; (e)
nilai ekonomis; (f) nilai yuridis, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam kehidupan di asrama diperlukan adanya saling menghargai,
saling mengakui, saling menerima dan memberi, dan saling mengembangkan diri sendiri.
2. Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah
Sejalan dengan hakekat kehidupan asrama adalah pembentukan nilai, maka fungsi
kehidupan asrama harus mengandung hal-hal sebagai berikut:
a) Kehidupan asrama sekolah harus dapat menciptakan suasana “home”.
Dalam hal ini, kultur kehidupan di asrama harus berisi suasana”home” dalam
pengertian sebagai berikut:
Lingkungan penuh kasih sayang, jauh dari suasana perselisihan (a world striffe shut
cut, a world of love shutin).
Tempat dimana yang kecil merasa dibesarkan dan yang besar merasa kecil (the place
where the small are great,and the great are small).
Tempat dimana kita tidak banyak menggerutu dan diperlakuakan dengan sebaik-
baiknya (the place where we grumble most and treated the best).
Tempat dimana kita makan tiga kali sehari sekenyang-kenyangnya dan memuaskan
diri seribu kali (the place where stomach gets three squere meals a day and our heart
a thousands).
Pusat pertumbuhan dwi tunggal antara peri kasih sayang dan angan-agan pribadi (the
centre of our affection round which our heart best wishes twine).
b) Kehidupan asrama harus dapat mejadi laboraratorium
Sosiologis, dimana hubungan-hubungan manusia merupakan kunci utama.
Artinya dalam kehidupan asrama di sekolah harus diusahakan berbagai pengalaman
belajar (learning activity) sebagai persiapan untuk hidup di masyarakat.

Selaras dengan hakekat dan fungsi kehidupan asrama sekolah, maka secara umum
tujuan diselenggarakannya asrama sekolah adalah untuk menunjang keberhasilan pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah. Sedangkan secara khusus tujuan penyelenggaraan asrama adalah
sebagai berikut:

1) Memberikan bimbingan kepada siswa (penghuni asrama sekolah) dan menanamkan rasa
disiplin pada diri siswa;
2) Membiasakan para siswa untuk mencintai belajar bersama-sama dengan teman
sebayanya;
3) Membantu para siswa agar dapat menyesuaikan diri pada kehidupan sosial dalam
lingkungan sebaya;
4) Membantu siswa dalam proses pengembangan pribadinya melalui penghayatan dan
pengembangan nilai-nilai kekecerdasan dan ketrampilan;
5) Membantu memberikan tempat penginapan bagi para siswa yang rumahnya jauh dari
sekolah.

Tujuan diselenggarakannya asrama sekolah secara umum adalah untuk menunjang


keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, sedangkan secara khusus tujuan
penyelenggaraan asrama adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan rasa disiplin pada diri siswa


2) Membiasakan para siswa untuk mecintai belajar bersama-sama dengan teman sebayanya
3) Membantu para siswa agar dapat menyesuaikan diri pada kehidupan social dalam
lingkungan sebayanya
4) Membantu para siswa dalam proses pengembangan pribadinya melalui penghayatan dan
pengembangan nilai- nilai kecerdasan dan ketrampilan.
(http://windywindylagi.wordpress.com/)
C. Pelaksanaan Program Asrama

Kehidupan dalam asrama biasanya selalu dibuat teratur serta selalu mengikuti
peraturan-peraturan yang dijunjung tinggi untuk dipatuhi dan dijalankan secara tepat dengan
penuh kesadaran oleh para penghuninya. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan dan
penyelenggaraan asrama sekolah perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak yang terkait
dengan keberadaan asrama sekolah. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengelola asrama sekolah adalah sebagai berikut:

1) Sesuai dengan tujuan menyelenggarakan asrama, maka perlu diingat bahwa asrama
bukanlah tempat pondokan atau indekost, namun merupakan suatu hunian sekolompok
individu yang relatif sama, baik dalam usia, jenis kelamin maupun profesi;
2) Ide-ide pengelolaan asrama sekolah tidak akan terlepas dari lokasi, lingkungan dan situasi
sekolah. Maksudnya, bahwa ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi cara mengelola
asrama sekolah;
3) Dalam asrama sekolah hendaknya diciptakan suatu suasana “home”, yaitu suatu situasi di
mana para penghuni asrama merasa berada di rumahnya sendiri sehingga mereka selalu
bersikap wajar dan merasa turut memiliki asrama tersebut.
4) Asrama hendaknya memberikan pengaruh positif dalam pembentukan dan penanaman
sikap serta kebiasaan-kebiasaan yang baik pada diri siswa.
5) Asrama perlu menetapkan tata tertib dan disiplin yang disertai usaha pengawasan untuk
membantu pertumbuhan sikap yang baik bagi para penghuninya.
6) Pengawasan di asrama hendaknya dilakukan secara bersahabat dan kekeluargaan sehingga
para penghuni tidak merasa selalui diawasi.

Ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan asrama sekolah, yaitu: aspek
sarana (hard ware), dan aspek pengelola asrama (soft ware).

1. Pengelolaan Sarana Fisik (hard ware)


Agar pengelolaan asrama sekolah dapat berjalan dengan lancar, diperlukan
fasilitas-fasilitas yang menunjang penyelenggaraan asrama, misalnya: pengadaan sarana
yang sangat diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar, bermain, makan,
dan sebagainya.
Di samping itu hal yang juga perlu diperhatikan adalah pengaturan sarana serta
lokal asrama. Di dalam upaya mengatur sarana dan lokal-lokal tersebut, hendaknya
pertimbangan lebih difokuskan pada gagasan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
tempat-tempat itu masing-masing dapat mencapai hasil yang maksimal. Jangan sampai
terjadi kegiatan-kegiatan yang satu dapat menghambat kemajuan kegiatan lain yang juga
sama pentingnya. Selain itu ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
kehidupan di asrama sekolah, diantaranya:
a) Memberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat, seperti bakat
kesenian dan bakat-bakat di bidang lain, dari penghuni asrama sekolah.
b) Memberikan kesempatan yang cukup untuk mengerjakan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianut oleh para penghuni asrama.
c) Memberikan kesempatan kepada para penghuni asrama untuk bergaul dengan
masyarakat atau organisasi/perkumpulan di luar, sehingga mereka tidak canggung-
canggung dalam pergaulan, misalnya melalui pertandingan persahatan dalam bidang
olah raga, dan sebagainya.
2. Aspek Pengelola Asrama (soft-ware)
Yang dimaksud pengelola asrama adalah pengurus asrama dan pelaksana asrama
sekolah. Pengurus asrama dapat berjumlah 5 sampai 7 orang, yang terdiri atas guru dan
anggota Dharma Wanita sekolah yang bersangkutan serta diketuai oleh wakil kepala
sekolah (urusan kesiswaan). Masa kerja pengurus asrama dapat 3-5 tahun, dan setelah itu
perlu ada pilihan lagi. Untuk itu, sebaiknya kepengurusan asrama sekolah diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) yang ditetapkan oleh sekolah.
Karena pengurus asrama ini merupakan salah satu bagian dari system sekolah, maka
pengurus asrama dalam melaksanakan kegiatannya bertanggung jawab langsung kepada
kepala sekolah. Sedangkan pelaksana asrama terdiri atas pegawai tetap sekolah yang
berkantor dan bertempat tinggal di asrama. Mereka dibantu oleh beberapa pembantu
pelaksana operasional yang bertugas dalam bidang kebersihan dan keamanan.

Adapun tugas dari pengelola asrama sekolah dapat dilakukan dengan membuat peraturan-
peraturan penyelenggaraan asrama, misalnya:

1) Menentukan beberapa syarat dalam penerimaan (atau pelepasan) para siswa untuk dapat
diterima sebagai penghuni asrama sekolah.
2) Menentukan biaya yang minimum (tidak komersial) dalam arti bahwa penentuan tarif
biaya disini adalah untuk mendidik para penghuni asrama agar dapat bertanggung
jawab, mandiri dan mengahargai diri.
3) Menentukan waktu pembayaran sewa, misalnya ditarik setiap satu semester sekali atau
setiap bulan.
4) Mengatur atau memberi sanksi kepada penghuni asrama yang melanggar peraturan.
5) Menyusun rencana anggaran belanja untuk pengelolaan pertahun, misalnya:
 Menentukan besarnya biaya untuk pemeliharaan gedung, termasuk pengecatan dan
perbaikan kerusakan-kerusakan ringan.
 Menentukan besarnya biaya untuk menjaga kebersihan gedung da halaman asrama
sekolah termasuk peralatannya;
6) Membuat peraturan yang berkaitan dengan keamanan asrama sekolah, misalnya:
 Kunci kamar harus disimpan di kantor asrama, apabila penghuni hendak pergi ke
sekolah atau bepergian untuk suatu keperluan, dan sebaiknya di kantor asrama
disediakan tempat kunci tersendiri yang masing-masing kunci diberi kode monor
kunci.
 Masing-masing para penghuni asrama sekolah harus memiliki gembok/kunci
almari sendiri dan anak kunci di bawa sndiri-sendiri oleh penghuni asrama;
 Membuata jadwal piket jaga asrama sekolah secara bergiliran selama 24 jam,
dimana masing-masing 6 jam.
7) Menyusun peraturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban petugas pelaksana
termasuk pembantu-pembantunya.

Anda mungkin juga menyukai