NASIONAL
Disusun Oleh :
Dwi Nofi Prasastyo (1001040002)
GIAN ERMAWAN (1001040040)
KUKUH AJI BAKHTIAR (1001040150)
EKA APRILIANA (1101040024)
WISNU ANTONI BISAT
2015
A.Pendahuluan
Kalian akan dipimpin oleh pemimpin-pemimpin sesudahku. Orang yang baik akan
memimpin kalian dengan kebaikannya, sedangkan oang jahat akan memimpin kalian dengan
kejahatannya. Dengan mereka, dan patuhilah dalam hal apa yang sesuai dengan
kebenarannya (islam). Kalau mereka berbuat baik maka (keuntungan) bagi kamu dan
(kembali) kepada mereka. Dan jika mereka berbuat jahat, maka (akibatnya akan menimpa)
kamu dan kembali juga atas mereka. (H.R. Hasyim bin Urwah, dalam kitab Al Arkam as
Sultaniyah, dalam Jamaludin Khafie, 1989 :33.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa Nabi Muhammad saw merupakan pemimpin yang
sampai saat ini belum ada tandingannya. Wajar saja , karena Allah SWT yang langsung
memilih Beliau sebagai pemimpin, sehingga mustahil Allah SWT salah dalam menjatuhkan
pilihan. Beliau memenuhi persyaratan kepemimpinan, ciri-ciri, sifat-sifat, sikap dan fungsi,
tipe dan sosok pribadi seorang pemimpin, sehingga kehadirannya di muka bumi meupakan
rahmatan lil alamien.
Berdasarkan hadits di atas, pemimpin yang baik akan memberikan keuntungan dan
kebaikan, dan sebaliknya pemimpin yang jahat. Akan menimbulkan kemudharatan.
Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa kurun masa paling baik adalah pada periode
(masa-masa) kepemimpinannya yaitu 23 tahun lamanya. Kemudian disusul dengan periode
sesudahnya, yakni masa sahabatnya atau Khulafaurasyidin. Periode di belakangnya adalah
zaman tabiien. Dan setelah tiga peiode tersebut akan muncul berbagai type dan pola
kepemimpinan, yang pada garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam dua bentuk, yaitu
pemimpin yang baik dan yang jahat.
Pemimpin memiliki tempat yang sangat sentral dan setrategis dalam berbagai urusan.
Oleh karena itu, untuk memilih dan mencari pemimpin hendaknya kita harus hati-hati dan
cermat. Kesalahan dalam memilih pemimpin akan berakibat fatal. Islam melalui Al Quran
dan As Sunnah telah memberikan pedoman dan tuntunan kepada kita bagaimana hendaknya
kita memilih pemimpin.
5) Senantiasa berpegang teguh pada islam, dan menjaga persatuan dan kesatuan.
6) Menggerakan dan memantapkan organisasi, dengan membentuk kelompok
umatnya dakwah amar maruf nahu mungkar.
7) Mampu mempengaruhi dan menggerakan pengikutnya diri mana saja untuk
senantiasa berlomba-lomba dalam hal kebaikan sesuai dengan keterampilan
dan kemampuan yang mereka miliki.
8) Senantiasa menegakan keadilan, menjadi saksi karena Allah.
9) Mampu meninggalkan perbuatan sia-sia, tidak mau menjadikan saksi palsu,
tidak tuli dan buta terhadap peringatan Allah.
10) Ada kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan mentalis untuk
saling membantu dalam masalah-masalah kebajikan, dan sebaliknya tidak
mau bekerja sama dalam hal kejahatan dan dosa.
11) Memiliki kelebihan ilmu, kesehatan, dan kekuatan jasmani. Memiliki ilmu
pengetahuan sesai dengan bidangnya mutlak diperlukan bagi seorang
pemimpin.
12) Senantiasa mengajak ke jalan Allah, beramal saleh dan berserah diri kepada
13)
Allah.
Bijaksana,
artinya
seorang
pemimpin
hendaknya
memiliki
sikap
rakus,
tamak
terhadap
harta,
kekayaan/kedduniawian.
21) Tawadhu (rendah hati), tidak sombong
Seorang pemimpin yang baik, walaupun ia memiliki banyak kelebihan, ia
tetap merasa rendah hati, menghargai/menghormati bawahan dan orang lain.
22) Faham terhadap Kondisi dan Keadaan Umat
Seorang pemimpin harus tahu benar-benar keadaan dan kondisi rakyat yang
dipimpinnya.
D.
E.
1.
F.
kepemimpinan
Pancasila
keterpaduan
pola
pikir
modern
yang
saling
dengan dengan pola pikir Pancasila bertumpu pada azas-azas sebagai berikut:
1.
Azas Kebersamaan;
Menurut azas kebersamaan, dalam Kepemimpinan Pancasila hendaknya:
a.
b.
c.
d.
pemimpin
dan
yang
dipimpin
bukan
unsur
f.
2.
a.
b.
c.
3.
4.
Semua azas tersebut di atas harus dijiwai dan disemangati oleh azask e s e l a r a s a n ,
keserasian dan keseimbangan, azas yang tidak mencari menangnya
s e n d i r i , a d u k e k u a t a n , a t a u t i m b u l k o n t r a d i k s i , k o n f l i k d a n pertentangan.
Adanya perbedaan keanekaragaman adalah mencerminkan kodrat alam yang masingmasing memiliki tempat. Kedudukan dan kewajiban serta fungsinya sendiri-sendiri. Dengan
adanya berbagai warna seperti biru, hijau, merah, kuning, jingga dan sebagainya akan
memberikan kesan yang i n d a h a p a b i l a t e r s u s u n s e c a r a t e p a t . K o m p o s i s i
w a r n a y a n g t e p a t a k a n menimbulkan suasana indah yang akan menumbuhkan
ketentraman batin. Di negara Indonesia, setiap warga negara diharapkan bersikap dan
bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang terkandung dalam Pancasila.
Seorang p e m i m p i n
diharapkan
menjadi
contoh
teladan
serta
panutan
perlindungan dan pertimbangan. Di depan dia harus benar-benar berani menjadi ujung
tombak bagi setiap usaha rintisan dan perjuangan.
2)
3)
4)
untuk masa depan. Semua kesulitan dan hambatan bisa diatasi, sehingga perencanaan dan
pelaksanaan kerja bisa diselesaikan menurut jadwal semula.
Awas itu juga mengandung pengertian waspada dan bijaksana. Waspada itu tajam
penglihatan, antisipatoris, bahkan menembuas penglihatan ke depan, tahu sebelum terjadinya
sesuatu.
Bijaksana itu mengandung pengertia pandai, cakap, mahir, bijaksana, mahir, ahli,
berpengalaman, cerdik banyak akal, sehingga pribadi yang bersangkutan memiliki
kewibawaan untuk memimpin.
5)
6)
Ambeg paramarta
Ambeg itu artinya mempunyai sifat-sifat. Paramarta (sansekerta : paramartha)
artinya yang benar, yang hakiki. Maka ambeg paramartha itu artinya murah, karim,
dermawan, mulia, murni, baik hati. Biasanya paramartha selalu disertai dengan adil jadi
ambeg adil-paramartha berarti : bersikap adil, mampu membedakan yang penting dan yang
tidak penting, sehingga mendahulukan hal-hal yang perlu dan penting, dan menomorduakan
peristiwa-peristiwa yang remeh dan tidak penting. Jadi, pemimpin itu harus cakap menyusun
satu sistem hierarki, agar selalu dapat memeriksa (haniti priksa), serta menata segala usaha
dan prilaku. Ringkasnya, dia mampu dengan tepat memilih mana yang harus didahulukan,
dan mana yang harus diusulkan kemudian serta selalu bersikap adil.
7)
8)
9)
10)
11)
2.
1.
2.
3.
a.
b.
Intisari dari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-norma kepemimpinan yang ditulis
oleh para nenek moyang.
c.
Refleksi dan kontemplasi mengenai hakikat hidup dan tujuan hidup bangsa pada era
pembangunan dan zaman modern, sekaligus juga refleksi mengenai pribadi selaku manusia
utuh yang mandiri dan bertanggung jawab dengan misi hidupnya masing-masing.
3.
1.
a)
b)
c)
d)
2.
Landasan Kepemimpinan
a)
b)
Sifat pandita: membelakangi kemewahan dunia, tidak punya interest-interest, dapat melihat
jauh ke depan/waskita
c)
d)
3.
a)
b)
c)
.
yang mempunyai modal untuk menguasai dunia, dimana Pancasila yang sesungguhnya hanya
sebuah inspirasi untuk dijadikan alatnya agar dapat di pakai dalam masa kepemimpinannya
yang sifatnya sementara ini untuk menindas. Ia hanya menjadikan Pancasila untuk
meningkatkan kapitalnya tanpa perduli terhadap yang lain, rakyat pemilihnya.
Melihat hal ini, rakyat tentunya tahu bahwa pemimpinnya bukan pemimpin
Pancasila, dan senjata untuk melawannya tidaklah kuat jika hanya dengan seeokor Kerbau.
Rakyat tentunya masih berpikir untuk melawan pemimpin yang memperalat mereka, dan
masih terus berharap mempunyai pemimpin yang berpihak pada mereka.
Bila kita sejenak merujuk pada referensi sejarah, Pidato Bung Karno 1 Juni tentang
Lahirnya Pancasila memberi kita pencerahan bahwa kita mendirikan negara semua untuk
semua dimana tidak ada klaim kultural maupun stempel identitas tertentu di atas blanko
republik ini. Dalam UUD 1945, Pasal 1 ayat 3 menyatakan Indonesia adalah negara hukum.
Sedangkan dalam pasal 2 UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, jelas tercantum Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum.
Sementara Bhinneka Tunggal Ika, nilai-nilai luhurnya sudah lama ada di sanubari tiap-tiap
rakyat Indonesia. Kesadaran akan hidup bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh dan
menjadi jiwa serta semangat anak-anak bangsa di negeri ini.
Rujukan ideologis, kultural dan konstitusional memberi kita makna bahwa Indonesia
punya cita-cita kolektif dimana semua golongan bisa hidup berdampingan dengan
berlandaskan pada norma-norma hukum dimana sumber rujukanya adalah Pancasila.
Pembangkangan terhadap hukum dengan dalih menjaga ketertiban umum adalah sikap
pengecut. Selama bangsa ini dipimpin oleh orang-orang yang berjiwa kerdil, jangan pernah
berharap bangsa ini bisa besar. Demokrasi yang bersendi Pancasila harus dijalankan dengan
hubungan mayoritas dan minoritas yang berimbang (majority rule, minority rights). Dalam
hal ini berwujud kebijakan publik yang berkeadilan sesuai dengan nilai-nilai kekeluargaan
yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Tanpa itu, demokrasi hanya akan jadi pepesan
kosong bagi rakyat yang lapar rasa adil dan haus rasa nyaman.
KESIMPULAN
Khalifah secara bahasa berasal dari bahasa arab dari kata Khaliifahyang memiliki arti
wakil, pengganti atau duta. Dengan demikian arti Khaliifah secara istilah adalah orang yang
bertugas
menegakkan
syariat
Allah
SWT
memimpin
kaum
muslimin
untuk
ia
melaksanakan
tugas
suci
kekhalifahannya.
Berdasarkan ketentuan Al - Quran dan hadist, maka para ulama dan cendikiawan muslim
merumuskan pengertian khalifah dintaranya
Khalifah
adalah
pemimpin
mengenai
agama
dan
dunia.
Khalifah, Imam dan Imarah adalah tiga pernyataan yang satu pengertianya yaitu
pemerintahan keagamaan dan keduniaan.
Jelaslah bahwa seorang pemimpin tidak hanya memikirkan untuk dirinya sendiri
melainkan bertanggungjawab kepada seluruh umat manusia yang dibawah naungannya.
Karena dalam konsep Islam bahwa seluruh manusia pada umumnya umat Islam pada
khususnya, pada hakekatnya adalah bersaudara dan saudara itu adalah keluarga. Dengan
demikian jelaslah bahwa baik buruknya suatu umat adalah tergantung pada pemimpin atau
Khaliifah dari suatu kaum.
Daftar Pustaka
Prof. Dr. H. Taniredja dkk, (2014) , Pendidikan Kewarganrgaraan di Perguruan Tinggi
Muhammadiyah, Bandung: Alfabeta.
http://bangka.tribunnews.com/2013/02/07/memajukan-peradaban-bangsa-denganpendidikan-karakter.
http://www.pengertiandefinisi.com/2012/04/pengertian-karakter.html.
http://juprimalino.blogspot.com/2012/04/definisi-pengertian-pendidikan-karakter.html.