Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MACAM – MACAM AKHLAK

Dosen : Sarip Muslim, S. Ag, MA

Disusun oleh:

ALIEF ANDIKA HAFIZ


1219220019

KELAS A
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah ini yang membahas tentang “Macam – Macam Akhlak” dapat diselesaikan dengan
baik meskipun terdapat banyak kekurangan didalamnya. Penulis berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai macam –
macam akhlak. Makalah ini dibuat berdasarkan referensi yang penulis temukan dari sumber-
sumber yang ada.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih saya
ucapkan kepada dosen pengampuh Bapak Sarip Muslim, S.Ag, MA yang telah membimbing
dalam pembuatan makalah ini,dan kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah-makalah yang akan penulis buat dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 5
A. PENGERTIAN................................................................................................. 5
B. MACAM-MACAM AKHLAK.............................................................................. 7
1. Akhlak Kepada Allah SWT.........................................................................7
2. Akhlak Kepada Diri Sendiri........................................................................8
3. Akhlak Kepada Keluarga........................................................................... 8
4. Akhlak Kepada Sesama Manusia...............................................................8
5. Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup........................................................10
C. RUANG LINGKUP AKHLAK...........................................................................10
D. MANFAAT ILMU AKHLAK.............................................................................. 11
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 13
A. KESIMPULAN............................................................................................... 13
B. SARAN........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat
di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan Muhammad SAW.
adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang
prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an; Kepada umat manusia,
khususnya yang beriman kepada Allah diminta agar akhlak dan keluhuran budi Nabi
Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang
mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat. Setiap muslim
meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah adalah
Pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam
semesta yang demikian luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam
kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar dalam
diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa Allah lah yang
pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak. Jika kita perhatikan, akhlak terhadap
Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka
bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan
mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia
memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk
menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain.

A. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah adalah
bagaimana akhlak terhadap Allah dan macam-macam akhlak terhadap Allah.

4
BAB II PEMBAHSAN

A. PENGERTIAN
Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, jama’nya
khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (al’adat), budi pekerti, tingkah
laku atau tabiat (ath-thabi’ah), perbedaan yang baik (al-maru’ah), dan agama (ad-din).

Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai perbuatan manusia apakah itu
baik, atau buruk. Sedangkan ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang
berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat
kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal ini dapat dikemukakan contohnya:
Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai atau kriteria suatu perbuatan.
Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini termasuk ilmunya, karena
membicarakan ilmu yang telah dipelajari oleh manusia untuk melakukan suatu perbuatan.

Adapun ayat yang menjelaskan tentang akhlak yaitu terdapat dalam (Q.S. al-ahzab,33:21)

Artinya:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.

Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi dapat dilihat dari beberapa pendapat
para ahli :

 Ibnu Maskawaih

Menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang mendorong atau mengajak
melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses berpikir, dan pertimbangan terlebih
dahulu.

 Prof. Dr. Ahmad Amin

5
Akhlak menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu suatu ilmu yang menjelaskan baik dan
buruk, menerangkan yang harus dilakukan, menyatakan tujuan yang harus dituju dan
menunjukkan apa yang harus di perbuat.

Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa akhlak adalah keadaan
jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan
proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. Dorongan jiwa yang melahirkan
perbuatan manusia pada dasarnya bersumber dari kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap
manusia, yaitu :

 Tabiat (Pembawaan)
Yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan manusia, tetapi
disebabkan oleh naluri(gharizah) dan factor warisan sifat-sifat dari orang tuanya atau
nenek moyangnya.

 Akal pikiran
Yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah melihat sesuatu,
mendengarkanya, merasakan serta merabanya. Alat kejiwan ini hanya dapat menilai
sesuatu yang lahir (yang nyata)

 Hati nurani
Yaitu dorongan jiwa yang hanya berpengaruh oleh alat kejiwaan yang dapat menilai hal-
hal yang sifatnya absrak (yang batin) karena dorongan ini mendapatkan keterangan
(ilham) dari allah swt.

Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta
alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari
orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia,
tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan
dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain
6
Engkau".
[Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Hadist tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu, terutama untuk umat
islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin seorang muslim, mencerminkan kesucian hati

dan fikirannya, sedangkan akhlak buruk mencerminkaan seseorang yang telah gelap hatinya
sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang baik dan buruk baginya karena keburukan itu
telah mendarah daging dalam dirinya.

B. MACAM-MACAM AKHLAK

a. Akhlak Kepada Allah SWT.

Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya


sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan
terhadap perintah Allah. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai
situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada
Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati. Berdo’a kepada Allah, yaitu
memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan
pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan
kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan do’a dalam ajaran Islam sangat
luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha
dan berdo’a merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam
aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdo’a adalah orang yang tidak
menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang
sombong; suatu perilaku yang tidak disukai Allah. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah
diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari
suatu keadaan. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui
bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak
layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan
pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

b. Akhlak Kepada Diri Sendiri


7
i. Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika
melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.

ii. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa

terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.


Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan
syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan
memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.

iii. Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang
tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa,
menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak
menyenangkan orang lain.

c. Akhlak Kepada Keluarga

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota


keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah
berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu
bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain :

 Menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara
bertutur kata sopan dan lemah lembut.
 Mentaati perintah.
 Meringankan beban, serta.
 Menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

d. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Husnuzan. Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan
berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni
berprasangka buruk terhadap seseorang. Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud
husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa
semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia. Meyakini dengan
sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk. Hukum husnuzan
kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia
8
berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan
berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.

Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri
dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.

Allah berfirman:

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku pada waktu kecil.” (Q.S. Al Isra/17:24).

Ayat di atas menjelaskan perintah tawaduk kepada kedua orang tua.

Tasamu artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai
sesama manusia.

Allah berfirman:

”Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109:6).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran


agama yang diyakini.

Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama
manusia.

Allah berfirman:

9
”...dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...”(Q.S. Al Maidah :2).

e. Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup

Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik
binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda yang tidak bernyawa.Pada dasarnya
akhlak yang diajarkan Al-Qur'an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia
sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan
sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman,
pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaanya.
Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang,
atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan
kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut
mampu menghormati proses yang sedang berjalan, dan terhadap proses yang sedang
terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertangung jawab, sehingga ia tidak
melakukan perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri
manusia itu sendiri. Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa
semuanya di ciptakan oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, serta kesemuanya
memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan seorang muslim
untuk menyadari bahwa semunya adalah "umat" Tuhan yang harus diperlakukan secara
wajar dan baik.

C. RUANG LINGKUP AKHLAK

Ruang lingkup ilmu akhlak adalah pembahasan tentang perbuatan-perbuatan manusia,


kemudian menetapkannya apakah perbuatan itu tergolong baik atau tergolong buruk. Ilmu
Akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal
tingkah laku manusia, obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika kita katakana baik atau buruk,
maka ukuran yang harus digunakan adalah ukuran normative.

10
Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada intinya adalah perbuatan
manusia yang baik maupun yang buruk sebagai individu maupun sosial. Tapi sebagian orang
juga menyebutkan ilmu akhlak adalah tingkah laku manusia, namun perlu ditegaskan bahwa
yang dijadikan obyek kajian ilmu akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas kehendak dan
kemauan, sebenarnya mendarah daging dan telah dilakukan secara continue atau terus
menerus sehingga mentradisi dalam kehidupannya.

Banyak contoh perbuatan yang termasuk perbuatan akhlak dan begitu juga sebaliknya.
Seseorang yang membangun mesjid, gedung sekolah, rumah sakit, jalan raya, dan pos
keamanan termasuk perbuatan akhlak yang baik karena itu berdasarkan kemauan manusia itu
sendiri yang telah dipersiapakan sebelumnya. Tetapi jika seseorang yang memicingkan mata
dengan tiba-tiba pada waktu benda berpindah dari gelap ke terang, atau menarik tangan pada
waktu tersengat api atau binatang buas, bernapas, hati yang berubah rubah, orang yang
menjadi ibu-bapak kita, tempat tinggal kita, kebangsaan kita,warna kulit kita, dan tumpah
darah kita itu tidak termasuk perbuatan akhlak karena semua itu diluar perencanaan,
kehendak atau pilihan kita.

Jadi sekarang kita bisa memahami yang dimaksud ilmu akhlak adalah ilmu yang
mengkaji suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang dalam keadaan sadar, kemauan
sendiri, tidak terpaksa, dan sungguh-sungguh atau sebenarnya bukan perbuatan yang pura-
pura. Perbuatan-perbuatan demikian selanjutnya diberi nilai baik atau buruk.

D. MANFAAT ILMU AKHLAK

Untuk meningkatkan derajat kehidupan manusia, menuntun kepada kebaikan,


memenuhi kebutuhan keluarga, mengatur tata cara hidup bertetangga, mengatur adab
pergaulan berbangsa dan bernegara, serta tujuan dan manfaat lain dari mempelajari ilmu
akhlak akan dipaparkan lebih detail di bawah ini. Ilmu akhlak akan meningkatkan derajat
kehidupan manusia Orang yang beriman dan berilmu (termasuk di dalamnya adalah ilmu
akhlak), akan lebih utama daripada orang yang tidak beriman dan berilmu. Sebab dengan
pengetahuan ilmu akhlak, seseorang akan lebih sadar mana yang baik dan mana yang tidak
baik, mana yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan mana yang menjerumuskan kepada

11
kesesatan dan kesengsaraan untuk dirinya. Dengan demikian seseorang akan selalu berusaha
untuk bisa memilih dan melakukan kebaikan atas petunjuk Allah dan memperoleh keridloan
Allah swt. sehingga bisa menjauhkan diri dari hal-hal yang tercela dan dimurkai oleh Allah
swt.

Allah swt dalam Al-Qur'an:

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. AL-Mujadalah : 11).

12
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan
tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. ilmu
akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna untuk memberikan

petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan


keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.

Pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu akhlak adalah tentang perbuatan-perbuatan


manusia yang mendorong kepada baik atau buruknya. . ilmu akhlak bukanlah tingkah laku
manusia melainkan perbuatan yang dilakukan atas kemauan manusia itu sendiri yang selalu
dilakukannya dan kemudian mendarah daging dalam diri manusia itu sendiri.

B. SARAN

Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun
dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-
hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk kedalam
golongan kaumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

a. Google.com. http://iingwelano.blogspot.com/2014/09/makalah-pengertian-akhlak-
ruang-lingkup.html
b. Google.com. http://senyumkudakwahku.blogspot.com/2012/06/makalah-
akhlaq-
persoalan-akhlaq-dan.html
c. Google.com. http://newjoesafirablog.blogspot.com/2013/05/makalah-macam-
macam-akhlak-terhadap.html

14

Anda mungkin juga menyukai