Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana Abu Bakar, dan Umar, Ustman, dan Ali dalam mencapai kursi khilafah?

Siapakah yang memilih mereka?

Khilafah Abu Bakar:

Pasca wafatnya Rasulullah Saw, sementara Baginda Ali As belum lagi menuntaskan pemandian
dan pengafanan jasad suci Rasulullah Saw, sebagian Muslimin berkumpul di Saqifah dan sibuk
memilih khalifah pasca Rasulullah Saw. Setelah terjadi percekcokan sengit di antara Muhajir dan
Anshar, pada akhirnya urusan khilafah berakhir dan diserahkan di pundak Abu Bakar.

Khilafah Umar bin Khattab:

Setelah memerintah selama dua tahun beberapa bulan, Abu Bakar menderita sakit dan untuk
membalas jasa Umar yang telah berusaha menetapkan khilafahnya, Abu Bakar mempersiapkan
khilafah untuk Umar dan juga meyakinkan para penentang. Oleh itu, ia meminta sekelompok
sahabat berkumpul dan di hadapan mereka Abu Bakar melantik Umar sebagai penggantinya.
Pada hari wafatnya Abu Bakar, Umar menduduki tahkta khilafah yang bertepatan dengan tahun
13 Hijriah dan setelah Abu Bakar dimakamkan, Umar pergi ke masjid dan mengabarkan kepada
masyarakat ihwal khilafah dan mengambil baiat dari mereka.

Khilafah Utsman bin Affan:

Ketika Umar sakit keras karena ditikam oleh Abu Lu'lu'ah al-Majusi seorang budak asal Persia,
dia membentuk tim formatur yang terdiri dari Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin
Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Sa'ad bin Abi Waqqas. Tugas tim
formatur memilih salah seorang diantara mereka sebagai penggantinya. Abdurrahman bin Auf
dipercaya menjadi ketua tim formatur. Setelah Umar bin Khattab wafat, tim formatur
mengadakan rapat. Empat orang anggota mengundurkan diri menjadi calon Khalifah sehingga
tinggal dua orang yaitu Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Proses pemilihan menghadapi
kesulitan, karena berdasarkan pendapat umum bahwa masyarakat menginginkan Utsman bin
Affan menjadi Khalifah. Sedangkan diantara calon pengganti Umar bin Khattab terjadi
perbedaan pendapat. Dimana Abdurrahman bin Auf cenderung mendukung Utsman bin Affan.
Sa'ad bin Abi Waqqas ke Ali bin Abi Thalib. Hasil kesepakatan dan persetujuan umat Islam,
maka diangkatlah Utsman bin Affan sebagai pengganti Umar bin Khattab. Dia diangkat diusia ke
70 tahun dan menjadi Khalifah selama 12 tahun.
Ali bin Abi Thalib

Setelah Utsman bin Affan meninggal, umat Islam yang tinggal di Madinah bingung siapa yang
akan menggantikan Utsman bin Affan. Kemudian ada usulan untuk mengangkat Ali bin Abi
Thalib menjadi pengganti Utsman bin Affan. Usulan tersebut disetujui oleh mayoritas Umat
Islam, kecuali mereka yang pro Muawiyah bin Abu Sufyan. Pada awalnya, Ali bin Abi Thalib
menolak tawaran usulan tersebut dan tidak mau menerima jabatan Khalifah. Dia melihat
situasinya kurang tepat karena banyak terjadi

kerusuhan dimana-mana. Menurutnya situasi ini harus diatasi dan dibereskan terlebih dahulu
sebelum membicarakan masalah kepemimpinan. Namun desakan sangat kuat, akhirnya Ali bin
Abi Thalib menerima tawaran jabatan Khalifah tepat pada tanggal 23 Juni 656 M. Ali bin Abi
Thalib menghadapi beberapa kelompok yang menuntut pengusutan terhadap pembunuhan
Utsman bin Affan dan menghukum pelakunya.

Apakah ada dalil al-Qur’an dan hadis yang menyinggung masalah khilafah mereka atau
tidak?

Tidak ada ayat dan hadis yang menunjukkan dan menyinggung atas kebenaran khilafah tiga
khalifah yang memerintah sebelum Ali bin Abi Thalib As. Hanya saja masalah khilafah dalam
pandangan Ahlusunnah bermakna khalifah Rasulullah Saw dalam urusan pemegang kekuasaan
politik dan duniawi, maka atas dasar ini mereka tidak berargumentasi dengan ayat dan hadis
untuk menetapkan khilafah tiga orang ini.

Anda mungkin juga menyukai