Anda di halaman 1dari 2

ABU BAKAR MENJADI KHALIFAH

Pada senin 12 Rabiul Awwal, kaum Muslimin terbagi menjadi tiga kelompok dalam
menentukan pemimpin pengganti Rasulullah. Pertama, kelompok Anshar. Kedua, kelompok
mayoritas Muhajirin. Ketiga, kelompok Ali bin Ali Thalib.
Begitu mendengar berita perkumpulan kaum Anshar di tempat berteduh Bani Sa’idah, Abu
bakar segera mengajak Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah untuk pergi kesana.
Sesampainya di sana, ketiga orang Muhajirin tersebut berunding dengan kaun Anshar.
Mulanya kaum Anshar bersikuluh agar pemimpin kaum Muslimin berasal dari kaum Anshar.
Tetapi kaum Muhajirin menolak keinginan kaum Anshar dengan alasan bahwa kaum Quraisy
(Muhajirin) lebih utama dikarenakan kaum Quraisy merupakan suku atau kabilah arab yang
paling pertengahan; baik dari sisi letak daerah, silsilah keturunan dan lain sebagainya.
Lalu Abu Bakar menawarkan agar kaum muslimin membaiat salah satu di antara Umar bin
Khattab atau Abu Ubaidah sebagai pemimpin. Namun kaum Anshar menolak usulan
tersebut.
Mereka mengusulkan agar kaum muslimin dipimpin dua orang sekaligus. Satu orang dari
kalangan Anshar dan satu lagi dara kalangan Muhajirin. Kaum Muhajirin pun menolak
usulan tersebut karena dua pemimpin dalam satu negara sama saja dengan
menggabungkan dua pedang dalam satu sarung, yang artinya tidak akan pernah tercapai
perdamaian.
Perundingan menjadi buntu dan tidak ada titik tentu. Situasi pun gaduh terkendali. Melihat
situasi semakin genting, Umar tampil kedepan lalu berpidato, “wahai segenap kaum
Anshar... bukankah kalian sudah mengetahui bahwa Nabi telah memilih Abu Bakar sebagai
imam Shalat! Lalu, siapalkah di antara kalian yang senang hatinya melangkahi Abu Bakar?...”
Kaum Anshar menjawab, “Naudzu billah, kami tidak akan lancang melangkahi Abu Bakar”
Lanjut Umar, “Wahai segenap kaum muslimin, orang yang paling patut menggantikan Nabi
sebagai pemimpin adalah sahabat yang menemaninya di dalam gua, Dia Abu Bakar... maka
baiatlah ia”
Mendengar pidato Umar tersebut, kaum muslimin yang hadir di tempat berteduh Bani
Sa’idah pun berlomba membaiat Abu Bakar, sahabat Anshar maupun Muhajirin.
Lalu keesokan harinya, sebelum iqamah shalat Shubuh, Umar bin Khattab naik ke atas
mimbar dan kembali berpidato. Ia meminta maaf atas sikap beliau pada hari sebelumnya.
Kemudan ia mengajak kaum muslimin untuk membaiat Abu Bakar sebagai Khalifah
Setelah itu ia mempersilahkan Abu Bakar untuk naik ke atas mimbar untuk dibaiat. Mulanya
Abu Bakar tidak menolak. Namun, setelah didesak berkali-kali akhirnya beliau bersedia.
Beliau Khalifah pertama kaum muslimin.
Rasulullah telah menamai mereka al-Khulafa ar-Rasyidin. Rasulullah bersabda :
“Hendaklah engkau berpengang dengan sunnahku dan sunnah para Khalifah yang lurus
(khulafa ar-Rassyidin) dan mendapat petunjuk, berpengang teguhlah dengannya dan gigitlah
dengan gigi geraham.” (HR.Abu Daud)

Anda mungkin juga menyukai