Makalah Sejarah Perdaban Islam Ii Kelompok 5
Makalah Sejarah Perdaban Islam Ii Kelompok 5
PENDAHULUAN
1
B. Proses Pengangkatan Utsman sebagai Khalifah
Masa kekhalifahannya adalah 12 tahun kurang 12 hari (11 tahun 11 bulan dan
17 hari). Beliau dibaiat pada awal bulan Muharram 24 H dan terbunuh pada tanggal
18 Dzulhijjah 35 H.1
Sebelum meninggal, Umar telah menunjuk enam anggota dewan syura untuk
memusyawarahkan pemilihan khalifah sepeninggalnya. Ia berwasiat agar khalifah
setelahnya dipilih dari enam calon tersebut. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin
Abi Thalib, Abdurrahman ibn Auf, Sa’d ibn Ubaidillah. Mereka diminta berkumpul di
sebuah rumah dipandu oleh Abdullah ibn Umar yang tidak termasuk anggota dewan.
Mereka bermusyawarah di sana selama tiga hari dan selama waktu itu Suhaib diminta
untuk memimpin shalat kaum muslim. Abu Talhah al-Anshari dan al-Miqdad, yang
termasuk panitia pemilihan, mengumpulkan keenam orang itu dan memandu jalannya
musyawarah. Setelah mereka berkumpul Abdurrahman ibn Auf berkata, “Pilihlah tiga
orang di antara kalian.”
Abdurrahman ibn Auf berkata kepada Ali dan Utsman, “Aku akan memilih salah
seorang di antara kalian yang sanggup memikul tanggung jawab ini. Jadi,
sampaikanlah pendapat kalian mengenai hal ini.”
Karena keduanya tak memberikan jawaban, Abdurrahman ibn Auf berkata, “Apa
kalian hendak memikulkan tanggung jawab ini kepadaku? Bukankah yang paling
berhak memikulnya adalah yang terbaik di antara kalian?”
1
Al-Hafizh Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung, (Jakarta: Darul Haq), 2014, h. 435
2
Ibnu Auf berpaling kepada para sahabat yang hadir meminta pandangan mereka.
Kemudian ia berkata kepada Ali, “Jika kau tidak mau kubaiat, sampaikan
pandanganmu.”
Lalu Ibnu Auf berpaling kepada Ustman dan berkata, “Jika kau tidak mau kubaiat,
sampaikan pandanganmu.”
Musyawarah tidak mencapai kata sepakat karena dua sahabat terpilih sama-sama tidak
mau mengajukan dirinya untuk dibaiat. Selama masa penetapan itu Abdurrahman ibn
Auf berkeliling meminta pendapat para sahabat terkemuka, para pemimpin pasukan,
para pendatang di Madinah, termasuk juga kepada kaum wanita, anak-anak dan para
budak. Ternyata kebanyakan memilih Utsman. Pada malam rabu malam terakhir dari
waktu yang ditentukan Abdurrahman ibn Auf ke rumah keponakannya, al-Miswar ibn
Makhramah. Ia mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban karena al-Miswar telah
terlelap tidur. Ibn Auf mengetuk pintu lebih keras membangunkan al-Miswar. Ibn Auf
berkata, “Mengapa kau begitu lelap tidur? Aku minta agar malam ini engkau tidak
terlalu lama tidur. Panggilkan Zubair dan Sa’d.”
Pagi itu, Rabu terakhir bulan Zulhijjah 23 H. kaum muslim berjamaah di Masjid Nabi
dipimpin oleh Suhaib. Enam anggota dewan syura telah berkumpul semua, begitu
pula wakil kaum Muhajirin, Anshar, dan para pemimpin pasukan. Usai berjamaah dan
semua orang telah duduk tenang, Abdurrahman ibn Auf mengucapkan syahadat dan
berkata, “Amma ba’d. wahai Ali, aku telah berkeliling menghimpun pendapat
berbagai kalangan dan ternyata mereka memilih Ustman. Aku berharap engkau
menerima ketetapan ini.”
2
Al-Hafizh Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung, (Jakarta: Darul Haq), 2014, h. 435
3
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abdurrahman ibn Auf berkata kepada Ali
sambil memegang tangannya, “Engkau punya hubungan kerabat dengan Rasulullah
Dan sebagaimana diketahui, engkau lebih dulu masuk Islam. Demi Allah, jika aku
memilihmu, engkau mesti berbuat adil. Dan jika aku memilih Utsman, engkau mesti
patuh dan taat.” Kemudian Ibn Auf menyampaikan hal yang sama kepada lima
sahabat lainnya.
Setelah itu ia berkata kepada Utsman, “Aku membaiatmu atas nama sunnah Allah dan
Rasul-Nya, juga dua khalifah sesudahnya.”
Abdurrahman langsung membaiatnya saat itu juga diikuti oleh para sahabat dan kaum
muslim. Orang kedua yang membaiat Utsman adalah Ali bin Abi Thalib. Dengan
demikian, kaum muslim bersepakat menerima Utsman sebagai khalifah setelah Umar
bin Khattab.
Harits ibn Mudhrab berkata, “Aku berhaji pada masa Umar. Kaum muslim saat itu
tidak merasa ragu bahwa khalifah berikutnya adalah Utsman.”
Para ulama sejarah berselisih pendapat tentang hari dibaiat –Nya Utsman bi
Affan. Al-Waqidi meriwayatkan dari guru-gurunya bahwa beliau dibaiat pada Hari
Senin 23 Dzulhijjah dan memegang jabatan khalifah mulai bulan Muharram 24 H.3
Dalam kebijakan, Utsman bin Affan telah membangun bendungan besar untuk
mencegah banjir dan mengatur pembagian air ke kota. Membangun jalan, jembatan,
masjid, rumah penginapan para tamu dalam berbagai bentuk, serta memperluas
Masjid Nabi di Madinah.4
3
Al-Hafizh Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung, (Jakarta: Darul Haq), 2014, h. 444
4
Dedi Supriyadi, Sejarah Perdaban Islam, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA), 2008, H. 89
4
Pada tahun 29 H, tahun keenam pemerintahan Utsman, penduduk
Madinah bertambah banyak dan populasinya pun semakin padat.
Sehingga, Masjid Nabawi tidak bisa menampung jamaah yang begitu
banyak. Sampai-sampai, orang-orang harus shalat di jalan-jalan sekitar
masjid. Orang-orang pun mengusulkan untuk merenovasi Masjid Nabawi
agar dapat menampung seluruh jamaah shalat.
2. Pengodifikasian Al-Quran
5
Ibrahim al-Quraibi, Tarikh Khulafa, (Jakarta: Qisthi Press), 2012, h. 646-647
5
Utsmani telah berhasil mengeluarkan umatIslam dari kemelut yang
disebabkan perbedaan qira’at.
6
Ratu Suntiah dan Maslani, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA), 2019, h. 88-89
6
D. Kesimpulan
Dalam kesimpulan ini, kita ketahui bahwasanya Utsman bin Affan menjabat
sebagai Khalifah setelah Umar bin Khattab dibaiat pada awal bulan Muharram 24 H
dan Masa kekhalifahannya adalah 12 tahun kurang 12 hari (11 tahun 11 bulan dan 17
hari) dan Kebijakan-Kebijakannya pada masa Utsman yaitu telah membangun
bendungan besar untuk mencegah banjir dan mengatur pembagian air ke kota.
Membangun jalan, jembatan, masjid, rumah penginapan para tamu dalam berbagai
bentuk, serta memperluas Masjid Nabi di Madinah dan Pengodifikasian Al-Quran dan
Khalifah Utsman juga menetapkan gaji bulanan para muazin, mendahulukan khutbah
daripada shalat pada shalat Idul Fitri dan Idul Adha, menyerahkan kewajiban
pembayaran zakat kepada tanggung jawab masing-masing (tidak lagi diurus dan
ditangani pemerintah), membentuk Shahib al-Syurthat (jawatan kepolisian bagi
keamanan kota), dan menambahkan azan yang kedua pada shalat Jumat ditambah lagi
azan ketiga dari atas gedung al-Zawrak (kediamannya).
7
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Katsir, Al-Hafizh. 2014. Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung. Jakarta:
Darul Haq
Suntiah, Ratu dan Maslani. 2019. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
8
MAKALAH SEJARAH PERDABAN ISLAM II
Kelompok 5:
2020
9
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
D. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
10