Anda di halaman 1dari 16

Khalifah Ali bin Abi Thalib

Oleh: Qory Ardiansyah, S.Hum


Biografi Ali Bin Abi Thalib

• Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abd Manaf
• Lahir di kota Mekah pada 13 Rajab 600 M
• Ibunya adalah Fatimah binti Asad bin Hasyim
• Sejak kecil Ali tinggal satu rumah dengan nabi Muhammad Saw dalam
asuhan beliau. Sebagaimana pamannya Abu Thalib mengasuh nabi
• Ali adalah bagian dari assabiqunal awwalun, masuk Islam di usia 10
tahun
• Di bawah asuhan rasulullah Saw, segala kebaikan ia pelajari dari nabi
Kepribadian Ali bin Abi Thalib

• Ali adalah orang yang cerdas, pemberani, tegas, lembut hati dan pemurah
• Yang paling menonjol adalah kecerdasannya, ia seorang yang paham
tentang al-Quran dan Hadits
• Ia adalah seorang ulama dan Hakim terkemuka (sebagai Qadhi pada masa
Khalifah Umar)
• Ia digelari Babul Ilmi (Pintunya Ilmu), hingga sahabat-sahabat senior
banyak yang berkonsultasi kepadanya
• Saat hijrah ke Madinah, ia bekerja sebagai petani
• Menikah dengan Fatimah binti Muhammad Saw dan memiliki anak Hasan-
Husain
Keutamaan Ali bin Abi Thalib

• Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqas
bahwa Rasulullah memerintahkan Ali untuk menggantikannya
sementara di Madinah pada saat kaum muslimin menuju perang
Tabuk. Saat itu Ali berkata “engkau tempatkan aku bersama para
wanita dan anak-anak di Madinah?”
• Lalu rasul bersabda “tidakkah engkau rela menjadi laksana Harun
di samping Musa di sisi ku? Hanya saja memang tidak ada lagi nabi
setelah ku.
• Ali dijuluki dengan Asadullah yang berarti Singa Allah karena
keperwiraannya dalam berperang
Pengangkatan Ali Sebagai Khalifah

• Para sahabat berkumpul setelah wafatnya Usman, lalu berkata kepada Ali;
• “Usman telah tiada dan umat membutuhkan pemimpin, sampai saat ini tidak
ada seorangpun yang pantas memimpin umat Islam selain engkau, dan tak ada
seorangpun yang lebih senior dalam Islam dan lebih dekat dengan Rasulullah
Saw selain engkau”
• Ali menolak, dan belum mengambil tindakan apapun
• Para sahabat terus mendesak Ali karena keadaan pasca wafat khalifah Usman
semakin kacau
• Akhirnya, sehari setelah wafat khalifah Usman, kaum muslimin membai’at Ali
menjadi Khalifah yang menjabat selama 6 tahun
Kebijakan Khalifah Ali

• Menstabilkan Keadaan (Menghadapi Pemberontak)


• Pergantian Pejabat
• Penarikan Tanah Hadiah
Pergantian Pejabat

• Khalifah Ali mengalami berbagai pergolakan saat ia menjadi


Khalifah
• Tidak ada masa pemerintahannya yang dapat dikatakan Stabil
• Khalifah Ali, memecat para gubernur yang diangkat oleh Khalifah
Usman
• Ia beranggapan Bahwa para gubernur yang teledor sehingga
pemberontakan-pemberontakan dapat terjadi
Penarikan Tanah Hadiah Khalifah Usman

• Khalifah Ali menarik tanah yang pernah dihadiahkan Khalifah


Usman kepada penduduk dan dikembalikan menjadi tanah negara
• Khalifah mebghidupkan kembali sistem distribusi pajak tanah
tahunan untum orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan
Khalifah Umar
Menghadapi Pemberontakan

• Setelah kebijakan-Kebijakan Sebelumnya, Ali kemudian mendapat


perlawanan dari Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah dan Aisyah R.a
• Mereka menuntut untuk Khalifah segera mengusut tuntas kezaliman
terhadap khalifah Usman
• Ali kemudian mengirim surat kepada Zubair dan Thalhah agar persoalan
itu diselesaikan dengan berunding, namun ditolak oleh keduanya hingga
terjadilah perang saudara pertama sesama umat Islam
• Perang ini disebut Perang Jamal (Onta) karena Aisyah menunggangi Onta
• Peperangan dimenangkan pihak Ali, Zubair dan Thalhah terbunuh
semsntara Aisyah ditawan dan dikembalikan ke Madinah
Perang Shiffin

• Kebijakan-Kebijakan Ali tidak hanya mendapat perlawanan dari


kelompok Aisyah, Zubair, dan Thalhah
• Kelompok lain adalah Muawiyan bin Abu Sufyan (Gubernur Syams)
• Setelah berhasil meredam pemberontakan pada perang Jamal,
Khalifah Ali berangkat dari Kufah menuju Damaskus dengan tentara
yang besar
• Kedua belah pihak bertemu di Shiffin, karena inilah perang yang
terjadi disebut perang Shiffin.
• Tidak ada yang menang dan kalah dalam perang Shiffin karena
berlanjut pada perundingan
Tiga Golongan Politik Umat Islam

• Perang Shiffin yang dihentikan kemudian dilanjutkan dengan


Tahkim, dapat dikatakan semacam arbitrase (Perundingan dua pihak
yang ditengai pihak lain/Amru bin Ash)
• Tahkim yang dibarapkan dapat menyelesaikan masalah, justru
menimbulkan masalah baru, yaitu pecahnya pendukung Khalifah Ali
• Orang yang keluar dari barisan Khalifah Ali kemudian disebut
dengan Khawarij
• Efek Tahkim, umat terpecah menjadi tiga kekuatan politik;
Muawiyah, Syi’ah (pendukung Ali), dan Khawarij
Wafatnya Khalifah Ali

• Perpecahan Umat Islam menjadi hal yang tidak menguntungkan


Khalifah Ali
• Munculnya Khawarij membuat tertara khalifah melemah,
sedangkan posisi Muawiyah semakin kuat
• Dalam keadaan kacau, Khalifah Ali terbunuh Pada 20 Ramadhan 60
H (660 M), Khalifah Ali terbunuh oleh salah satu kelompok
Khawarij yang bernama Ibnu Muljam
Rencana Pembunuhan Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash

• Pada suatu hari telah berkumpul tiga orang Khawarij (Pembangkang).


Mereka adalah Abdurrahman bin Muljam, Burak bin Abdullah, dan Ibnu
Bakr At-Tamimi.
• Menurut ketiga orang itu, bahwa pada saat itu telah terjadi kekacauan
di kalangan umat Islam. Dan, yang menjadi pangkal kekacauan itu
adalah Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Amr bin Ash.
• Kata Ibnu Muljam: "Saya membunuh Ali!“
• Kata Burak: "Saya membunuh Muawiyah!“
• Kata Ibnu Bakr: "Saya membunuh Amr!"
Eksekusi Rencana Pembunuhan

• Mereka pun bersepakat atas nama Allah, tidak ada yang akan mangkir dan mundur sebelum
maksud membunuh ketiga orang sahabat nabi Muhammad itu terbunuh. Mereka ambil
pedang masing-masing dan diberi racun. Mereka bersepakat untuk melaksanakan aksinya
pada malam 17 Ramadhan.
• Tujuan Ibnu Muljam berhasil. Dia berhasil menusuk Ali ketika akan pergi sholat Subuh di
Masjid Kufah.
• Burak tak berhasil karena dia menunggu Muawiyah akan pergi sholat di masjid Syam.
Tetapi, dia hanya menusuk bagian pinggang Muawiyah, bukan perutnya. Burak pun
ditangkap dan kemudian dibunuh.
• Ibnu Bakr telah menunggu di bilik mihram berselimut kain supaya bisa ditikamnya Amr yang
sedang sholat. Tetapi, rupanya Subuh itu Amr tidak keluar ke masjid karena dia sakit perut.
• Dia mewakilkan imam kepada orang lain yang bernama Kharijah. Ketika Kharijah yang
sholat, ditikamlah dia oleh Ibnu Bakr sehingga membuatnya tewas. Dan Amr bin Ash yang
ditujunya terlepas.
Terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai