Anda di halaman 1dari 2

KHULAFAUR RASYIDIN

Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa’ dan Ar-Rasyidin. Khulafa’ artinya pengganti, sedangkan
Ar-Rasyidin artinya mendapat petunjuk. Jadi, jika digabungkan Khulafaur Rasyidin artinya pengganti yang
mendapat petunjuk. Khulafaur rasyidin adalah kepemimpinan atau kekhalifahan islam setelah wafatnya
Rasulullah SAW, mereka merupakan sahabat terdekat Nabi, tidak hanya sebatas sahabat mereka juga
merupakan mertua atau menantu dari Rasulullah SAW. Masing-masing khalifah dipilih dari cara yang berbeda-
beda. Sahabat yang menjadi khalifah setelah Rasulullah SAW wafat adalah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

1. Abu Bakar As-Shiddiq


Abu Bakar As-Siddiq merupakan khalifah pertama yang ditunjuk setelah wafatnya Rasulullah SAW. Ia
merupakan sahabat Nabi yang paling mulia bahkan ia tergolong manusia yang paling mulia setelah para Nabi
dan Rasul. Abu Bakar juga merupakan golongan As Sabiqunal Awwalun atau tujuh orang pertama yang masuk
islam. Beliau juga merupakan bapak mertua dari istri kesayangan Rasulullah yaitu Aisyah. Abu Bakar diberikan
gelar As Shiddiq oleh Rasulullah karena ia selalu berkata benar dan membenarkan apa yang diajarkan
Rasulullah SAW. Masa jabatannya sebagai khalifah cukup singkat. Semasa ia menjabat, Abu Bakar fokus
untuk memadamkan pemberantasan suku-suku arab yang menolak tunduk pada kekhalifahannya.
Sebelum Abu Bakar meninggal, ia menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikan posisinya sebagai
khilafah. Ia menunjuk Umar bukan asal saja, namun telah dipertimbangkan karena situasi politik yang ada. Abu
Bakar khawatir jika pemilihan khilafah selanjutnya diadakan seperti pemilihan khilafaf sebelumnya akan terjadi
situasi politik yang semakin keruh.

2. Umar bin Khattab


Sebelum Abu Bakar dibaiat sebagai khalifah pertama pengganti Rasulullah, Abu Bakar mengusulkan
nama Umar dan merendah diri. Umar memang sosok yang tegas dan bijaksana sehingga ia banyak disegani
oleh para sahabat lainnya. Ia bahkan sangat ditakuti oleh para musuh-musuh islam. Umar diberi gelar Al-faruq
oleh Rasulullah yang berarti pemisah antara yang haq (kebenanaran) dan yang bathil. Ia termasuk Amirul
Mukminin yang pertama kali masuk islam bersama Abu Bakar. Wataknya yang keras dengan sifatnya yang
pemberani, tegas, dan disiplin membuatnya mendapat julukan singa padang pasir. Umar menjadi khalifah kedua
menggantikan Abu Bakar. Sebelum meninggal, Abu Bakar memang pernah bertanya kepada para sahabat
tentang penunjukkan Umar sebagai penggantinya. Para sahabat yang lain juga menyetujuinya. Akhirnya Umar
menjabat sebagai khalifah setelah meninggalnya Abu Bakar selama 12 tahun.

3. Utsman bin Affan


Utsman menjadi khalifah ketiga menggantikan Umar yang wafat setelah sakit akibat ditikam oleh Abu
Lu’luah Al-Majusi. Sepeninggalnya Umar, ada dua nama yang diajukan sebagai khalifah, yaitu utsman dan Ali
bin Abi Thalib. Masing-masing kandidat mempunyai pendukung yang mengusungnya. Pada akhirnya
kesepakatan terbesar jatuh kepada utsman. Beliau menjabat sebagai khalifah diusianya yang ke 70 tahun. Masa
jabatan utsman sekitar 12 tahun lamanya. Selain menjadi sahabat Nabi, Utsman juga menjadi menantu Nabi
karena menikahi dua putri Nabi yakni Rukayah dan Umi Kulsum. Oleh karena itu, Utsman mendapat julukan
Dzun Nurain yang artinya pemilik dua cahaya. Saat menjadi khalifah yang paling disoroti dari kebijakan
Utsman adalah pengangkatan anggota keluarga menduduki jabatan penting. Meskipun begitu ia berhasil
membangun kota pusat pemerintahan menjadi lebih baik. Pada masalah suksesi kepemimpinan, Utsman bin
Affan tidak meninggalkan pesan. Dia meninggal karena terbunuh dalam peristiwa berdarah ketika sedang
membaca Al-Quran. Hal itulah yang memperburuk situasi politik setelah meninggalnya Utsman bin Affan di
usia 83 tahun.

4. Ali bin Abi Thalib


Ali bin abi Thalib merupakan sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Ia dibesarkan dan
dididik oleh Rasulullah. Ali bin Abi Thalib menjabat sebagai khalifah keempat menggantikan Utsman dalam
situasi yang sedang panas. Karena keberanian yang dimiliki oleh Ali, maka ia diberi gelar dengan nama Singa
Allah dan Karamallahu Wajhahu yang memiliki arti semoga Allah memuiakan wajahnya. Situasi tersebut
bahkan mengambil Utsman sebagai korban. Sebenarnya Ali saat itu tidak mau menerima jabatan sebagai
khalifah karena situasi yang tidak stabil. Apalagi ada penolakan dari pendukung Muawwiyah bin Abi Sufyan.
Desakan yang kuat dari umat membuat Ali akhirnya menerima jabatan sebagai khalifah. Beliau mulai menjabat
di tahun 656 Masehi. Di masa pemerintahannya Ali harus menghadapi kelompok-kelompok yang meminta
pengusutan atas peristiwa berdarah yang membuat Utsman terbunuh. Ali mengalami masa-masa yang sulit
karena saat dia menjabat sebagai khalifah, umat islam mulai terpecah. Dia menghadapi situasi yang berbeda
dengan zaman Abu Bakar dan Umar. Dimana umat islam pada masa Abu Bakar dan Umat masih bersatu,
mereka memiliki banyak tugas yang harus dituntaskan seperti perluasan wilayah islam. Selain itu kehidupan
sosialnya masih sangat sederhana dan belum banyak terpengaruh oleh kekayaan dan kedudukan. Sedangkan
zaman Ali bin Abi Thalib wilayahnya luas dan besar, serta perjuangannya sudah terpengaruh oleh motivasi
duniawi. Ali menghadapi kelompok penentang sangat kuat ketika memberlakukan kebijakannya pada
pemecatan pejabat-pejabat. Hal ini yang dianggap penyebab meunculnya pemberontakan. Beliau menghadapi
juga perlawanan dari Zubair bin Awwam dan Aisyah karena dianggap tidak menghukum pelaku pembunuhan
Utsman bin Affan. Pertentangan keduanya mengakibatkan perang Jamal atau perang unta karena Aisyah
menunggang unta dalam peperangan. Pertentangan Ali dengan Muawwiyah mengakibatkan perang siffin.
Perang tersebut diakhiri dengan tahkim/arbitrase di daumatul Jandal pada tahun 34 H. Akibat dari peristiwa itu,
muncul tiga golongan di kalangan umat islam, yaitu khawarij,Murji’ah, dan syi’ah. Ketiga golongan yang
sangat kuat dan mewarnai perkembangan pemikiran dalam islam.

Anda mungkin juga menyukai