Anda di halaman 1dari 10

Biografi Ali bin Abi Thalib

Wink Biodata, Biograf, Biograf Tokoh, Profl, Sejarah, Tokoh Dunia, Tokoh Muslim, Tokoh
Pemimpin

Ali bin Abi Thalib adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun),
sepupu Rasullullah Saw., dan juga khalifah terakhir dalam kekhalifahan Kulafaur Rasyidin menurut
pandangan Sunni. Namun bagi Islam Syiah, Ali adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari
12 imam Syiah. Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab.
Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun
600 Masehi. Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak menyukainya
dan memanggilnya Ali yang berarti memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.

Ketika Rasullullah Saw. mulai menyebarkan Islam, Ali saat itu berusia 10 tahun. Namun ia
mempercayai Rasullullah Saw. dan menjadi orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-
anak. Masa remajanya banyak dihabiskan untuk belajar bersama Rasullullah sehingga Ali tumbuh
menjadi pemuda cerdas, berani, dan bijak. Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali
ibarat kunci untuk membuka gudang tersebut.

Saat Rasullullah Saw. hijrah, beliau menggantikan Rasullullah tidur di tempat tidurnya sehingga
orang-orang Quraisy yang hendak membunuh Nabi terpedaya. Setelah masa hijrah dan tinggal di
Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah az-Zahra. Ali tidak hanya
tumbuh menjadi pemuda cerdas, namun juga berani dalam medan perang. Bersama Dzulfikar,
pedangnya, Ali banyak berjasa membawa kemenangan di berbagai medan perang seperti Perang
Badar, Perang Khandaq, dan Perang Khaibar.

Setelah wafatnya Rasullullah, timbul perselisihan perihal siapa yang akan diangkat
menjadi khalifah. Kaum Syiah percaya Nabi Muhammad telah mempersiapkan Ali
sebagai khalifah. Tetapi Ali dianggap terlalu muda untuk menjabat sebagai khalifah.
Pada akhirnya Abu Bakar yang diangkat menjadi khalifah pertama. Setelah terbunuhnya
Utsman bin Affan, keadaan politik Islam menjadi kacau. Atas dasar tersebut, Zubair bin
Awwam dan Talhah bin Ubaidillah mendesak agar Ali segera menjadi khalifah. Ali
kemudian dibaiat beramai-ramai, menjadikannya khalifah pertama yang dibaiat secara
luas. Namun kegentingan politik membuat Ali harus memikul tugas yang berat untuk
menyelesaikannya.

Perang saudara pertama dalam Islam, Perang Siffin pecah diikuti dengan merebaknya fitnah
seputar kematian Utsman bin Affan membuat posisi Ali sebagai khalifah menjadi sulit. Beliau
meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang
berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid Kufah, pada
tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan
tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat yang
menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain. Selanjutnya kursi kekhalifahan dipegang secara turun
temurun oleh keluarga Bani Umayyah dengan khalifah pertama Muawiyah. Dengan demikian
berakhirlah kekhalifahan Kulafaur Rasyidin.

Sumber: https://www.biografiku.com/2009/01/biografi-ali-bin-abi-thalib.html
diakses 3 April 2018 pada pukul 12.14 WIB
Biografi Umar bin Khattab
Wink Biodata, Biograf, Biograf Tokoh, Profl, Sejarah, Tokoh Dunia, Tokoh Muslim, Tokoh
Pemimpin

Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat nabi dan khalifah kedua setelah wafatnya Abu
Bakar As-Sidiq. Jasa dan pengaruhnya terhadap penyebaran Islam sangat besar hingga Michael H.
Heart menempatkannya sebagai orang paling berpengaruh nomor 51 sedunia sepanjang masa.
Beliau lahir di Mekah dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy dengan nama lengkap Umar
bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza. Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa
membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal
karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.

Umar tumbuh menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa itu. Wataknya yang keras
membuatnya mendapat julukan “Singa Padang Pasir”. Ia juga amat keras dalam membela agama
tradisional bangsa Arab yang menyembah berhala serta menjaga adat-istiadat mereka. Bahkan
putrinya dikubur hidup-hidup demi menjaga kehormatan Umar. Dikatakan bahwa pada suatu saat,
Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan
seorang muslim (Nu’aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya
juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.

Di rumah Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur’an (surat Thoha),
ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah
oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia
kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur’an tersebut dan kemudian langsung memeluk
Islam pada hari itu juga.

Sebagai seorang petinggi militer dan ahli siasat yang baik, Umar sering mengikuti berbagai
peperangan yang dihadapi umat Islam bersama Rasullullah Saw. Ia ikut terlibat pada perang Badar,
Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Setelah wafatnya Rasullullah Saw., beliau merupakan
salah satu shabat yang sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Ia bahkan pernah mencegah
dimakamkannya Rasullullah karena yakin bahwa nabi tidaklah wafat, melainkan hanya sedang tidak
berada dalam tubuh kasarnya, dan akan kembali sewaktu-waktu. Namun setelah dinasehati oleh
Abu Bakar, Umar kemudian sadar dan ikut memakamkan Rasullullah.

Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat
kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, atas wasiat Abu Bakar
Umar ditunjuk menggantikannya dan disetujui oleh seluruh perwakilan muslim saat itu. Selama
masa jabatannya, khalifah Umar amat disegani dan ditakuti negara-negara lain. Kekuatan Islam
maju pesat, mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari
Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria,
Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan
para penguasa di jaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan
dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun keempat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan
keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.
Umar syahid setelah ditikam oleh Abu Lukluk, seorang budak asal Persia yang dendam
atas kekalahan Persia terhadap Islam pada suatu subuh saat Umar sedang mengerjakan
shalat. Umar meninggal pada 25 Dzulhijjah 23 H dan selanjutnya digantikan oleh
Utsman bin Affan.

Sumber: https://www.biografiku.com/2009/01/biografi-umar-bin-khtttab.html
diakses 3 April 2018 pada pukul 12.17 WIB

Biografi Abu Bakar As-Sidiq


Wink Biodata, Biograf, Biograf Tokoh, Profl, Sejarah, Tokoh Dunia, Tokoh Muslim, Tokoh
Pemimpin

Biograf Abu Bakar As-Sidiq. Abu Bakar As-Sidiq adalah orang yang paling awal memeluk
agama Islam (assabiqunal awwalun), sahabat Rasullullah Saw., dan juga khalifah pertama yang
dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam. Beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad
Saw. pada 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama aslinya
adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang
pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang
yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang
diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin,
kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang
memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum
Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam).

Abu Bakar berarti ‘ayah si gadis’, yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang
sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah oleh Rasulullah
menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin
Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya). Gelar As-Sidiq (yang
dipercaya) diberikan Nabi Muhammad SAW sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-
Shiddiq. Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang diderita Abu Bakar As-
Sidiq cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia menemani Nabi dan bersama beliau menjadi
satu-satunya teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi.

Menjelang wafatnya Rasullullah, Abu Bakar ditunjuk sebagai imam shalat menggantikannya. Hal ini
diindikasikan bahwa Abu Bakar kelak akan menggantikan posisi Nabi memimpin umat. Setelah
wafatnya Rasullullah, maka melalui musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar memilih Abu
Bakar sebagai khalifah pertama, memulai era Khulafaur Rasyidin. Meski ditentang oleh sebagian
muslim Syiah karena menurut mereka Nabi pernah memilih Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya,
namun Ali bin Abi Thalib menyatakan setia dan mendukung Abu Bakar sebagai khalifah.

Segera setelah menjadi khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh pemadaman
pemberontakan dan pelurusan akidah masyarakat yang melenceng setelah meninggalnya Nabi.
Beliau memerangi Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya
sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad Saw, dan juga memungut zakat kepada suku-
suku yang tidak mau membayarnya setelah meninggalnya Nabi Muhammad Saw. Mereka
beranggapan bahwa zakat adalah suatu bentuk upeti terhadap Rasullullah. Setelah usainya
pemberontakan dan berbagai masalah internal, beliau melanjutkan misi Nabi Muhammad
menyiarkan syiar Islam ke seluruh dunia. Abu Bakar mengutus orang-orang kepercayaannya ke
Bizantium dan Sassanid sebagai misi menyebarkan agama Islam. Khalid bin Walid juga sukses
menaklukkan Irak dan Suriah dengan mudah.

Beliau menjadi khalifah dalam jangka waktu 2 tahun. Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus
634 di Madinah. Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw. Selanjutnya posisi khalifah
digantikan oleh Umar bin Khatab.

Sumber: https://www.biografiku.com/2009/01/biografi-abu-bakar-as-sidiq.html
diakses 3 April 2018 pada pukul 12.19 WIB

Biografi B.J Habibie


Root Biodata, Biograf, Biograf Tokoh, Ilmuwan Terkenal, Profl, Sejarah, Tokoh Dunia, Tokoh
Muslim, Tokoh Pemimpin

Biograf B.J Habibie - Banyak orang mencari mengenai kisah, profil atau biografi singkat B.J
Habibie. Beliau adalah salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di
Indonesia, selain dikenal sebagai orang paling cerdas di Indonesia, ia juga dikenal sebagai presiden
ketiga Republik Indonesia.

Masa Kecil Habibie


Nama lengkapnya adalah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Ia
dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak
keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini
Puspowardojo.

Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua
orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-
saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan
Habibie sejak kanak-kanak.

Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika
masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada
3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat Isya.

Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan
pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai
kehidupan anak-anaknya terutama Habibie.

Karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare
School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran
eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.

Masuk ITB dan Kuliah di Jerman


Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut
Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa dari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat
pesan Bung Karno tentang pentingnya penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni
Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara dikala Indonesia pada waktu itu masih berkembang.
Pada waktu itu pemerintah Indonesia dibawah Soekarno gencar membiayai ratusan siswa cerdas
Indonesia untuk bersekolah di luar negeri menimba ilmu disana. Habibie adalah rombongan kedua
diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Habibie kemudian
memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein
Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH).

Pendidikan yang ditempuah Habibie diluar negeri bukanlah pendidikan kursus kilat tapi sekolah
bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal Habibie hanya tertarik dengan ‘how to build
commercial aircraft’ bagi rakyat Indonesia yang menjadi ide Soekarno ketika itu. Dari situlah
muncul perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.

Ketika sampai di Jerman, Habibie sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus
sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di
sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada
teman-temannya yang lain.

Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan
mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali
belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu
liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.

Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan
predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar
diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman.

Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut
barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat
persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap
pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.

Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die
Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri
Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali
Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat
kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya.

Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci
baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr.
Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari
Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen.

Rumus Faktor Habibie


Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan
atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki
sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut
Teknologi Bandung. Dari tempat yang sama tahun 1965.

Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di
antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar)
Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of
Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis)
dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).

Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner
Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie
mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala
Bhakti Kencana.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit
pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van
Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita.

Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor
konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.

Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi
panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

B.J Habibie Kembali Ke Indonesia dan Membuat Pesawat Terbang


Pertama Buatan Indonesia
Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10
perusahaan BUMN Industri Strategis. Pada tahun 1995, Habibie berhasil memimpin pembuatan
pesawat N250 Gatot Kaca yang merupakan pesawat buatan Indonesia yang pertama.

Pesawat N250 rancangan Habibie kala itu bukan sebuat pesawat yang dibuat asal-asalan. Didesain
sedemikian rupa oleh Habibie, Pesawat N250 ciptaannya sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch
Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, teknologi pesawat itu sangat
canggih dan dipersiapkan Habibie untuk 30 tahun kedepan.

Habibie memerlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal. Pesawat N250 Gatot Kaca
merupakan satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by
Wire'.
Pesawat N250 Gatot Kaca sudah terbang 900 jam menurut Habibie dan selangkah lagi masuk
program sertifikasi FAA (Federal Aviation Administration). PT IPTN bahkan membangun khusus
pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu, meskipun pada waktu itu
banyak yang memandang remeh pesawat buatan Indonesia itu termasuk sebagian kalangan di
dalam negeri.

Saat IPTN dibawah komando Habibie sudah mulai berjaya dan mempekerjakan 16.000 orang, Tiba-
tiba Presiden Soeharto memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis
lainnya. Hal ini dilakukan ketika badai krisis moneter melanda indonesia antara tahun 1996-1998.

Penyebab lain ditutupnya IPTN ketika itu adalah Indonesia menerima bantuan keuangan dari IMF
(International Monetary Fund) dimana salah satu syaratnya adalah menghentikan proyek
pembuatan pesawat N250 yang merupakan kebanggaan Habibie. Semua tenaga ahli yang bekerja
di IPTN dan industri strategis lain terpaksa menyebar dan bekerja di luar negeri, kebanyakan dari
mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Brazil, Canada, Amerika dan
Eropa.
....Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan
menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier,
Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi
keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus
mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat dari
negara mereka! - B.J Habibie

Habibie Menjadi Presiden Republik Indonesia


Setelah ditutupnya IPTN, Habibie yang ketika itu masih menjabat sebagai Menteri Riset dan
Teknologi (Menristek) kemudian diangkat menjadi wakil presiden Indonesia pada tanggal 14 maret
1998 mendampingi Soeharto dalam kabinet Pembangunan VII. Ia menjabat sebagai wakil presiden
hanya beberapa bulan saja hingga 2 mei 1998.

Gejolak politik hebat serta reformasi yang dituntut oleh masyarakat Indonesia mencapai puncaknya
pada bulan Mei 1998. Lengsernya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 yang disertai
pengumuman pengunduran dirinya membuat B.J Habibie kemudian resmi menggantikannya
sebagai Presiden Republik Indonesia. Beliau disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi
Presiden RI menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3.

Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. B.J
Habibie menjabat sebagai Presiden Indonesia ketiga lebih dari satu tahun dari tanggal 21 mei 1998
hingga 20 Oktober 1999. Pada waktu itu, B.J Habibie mewarisi kondisi dimana Indonesia sangat
kacau balau pasca lengsernya Soeharto dimana banyak terjadi kerusuhan serta banyaknya wilayah
yang menyatakan ingin lepas dari Indonesia.

Dalam pemerintahannya sebagai Presiden, Habibie membuat banyak keputusan penting. Salah
satunya adalah melahirkan UU Otonomi daerah. Ia juga membebaskan rakyat dalam beraspirasi
sehingga membuat banyak partai politik baru bermunculan.

Habibie juga berhasil menekan nilai mata uang rupiah terhadap dollar hingga dibawah 10 ribu
padahal waktu itu nilainya pernah mencapai 15 ribu per dollar, ia juga melikuidasi beberapa bank
yang bermasalah.

Sampai akhirnya Presiden Habibie dipaksa pula lengser dari jabatan presiden Indonesia setelah
sidang umum MPR tahun 1999, Pidato Pertanggungjawabannya sebagai presiden ditolak oleh MPR.
Selain itu salah satu penyebab lengsernya Habibie adalah lepasnya provinsi Timor Timur yang
memilih merdeka dan membentuk negara baru.

Setelah meletakkan jabatannya sebagai Presiden dan digantikan oleh K.H Abdurrahman Wahid
(Gusdur) sebagai Presiden, B.J Habibie pun kembali menjadi warga negara biasa, ia kembali
bermukim di Jerman walaupun biasa juga pulang ke Indonesia.

Lama tak terdengar kabarnya, kemudian pada tanggal 22 Mei 2010, istri BJ Habibie yaitu Hasri
Ainun Habibie meninggal di Rumah Sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen,
Jerman karena penyakit kanker ovarium. Ainun Habibie meninggal pada hari Sabtu pukul 17.30
waktu Jerman atau 22.30 waktu Jakarta.

Kepastian meninggalnya Hasri Ainun dari kepastian Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota DPR
yang ditunjuk menjadi wakil keluarga BJ Habibie. Ini menjadi duka yang amat mendalam bagi
Mantan Presiden Habibie dan Rakyat Indonesia yang merasa kehilangan.
Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun,
Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir,
setiap mimpi mempunyai batas.

....Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ibu Ainun istri
saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa
sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi
dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Saya ini baru tahu bahwa ibu
Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda
dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu - BJ Habibie.

Sumber : https://www.biografiku.com/2009/01/biografi-bj-habibie.html

diakses 3 April 2018 pada pukul 12.25 WIB

Biografi Jenderal Sudirman


Wink Biodata, Biograf, Biograf Indonesia, Biograf Tokoh, Pahlawan
Nasional, Profl, Sejarah, Tokoh Dunia, Tokoh Indonesia, Tokoh Muslim, Tokoh Pemimpin

Biograf Jenderal Sudirman. Dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia, jasa-jasanya
sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jenderal Besar Soedirman
menurut Ejaan Soewandi dibaca Sudirman, Ia merupakan salah satu orang yang memperoleh
pangkat bintang lima selain Soeharto dan A.H Nasution.

Profl dan Biograf Jendral Besar Sudirman


Banyak buku yang mengisahkan mengenai biografi dan profil dari Jenderal Sudirman. Disbutkan
bahwa beliau ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya
bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem.

Namun ia lebih banyak tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo setelah
diadopsi. Ketika Sudirman pindah ke Cilacap di tahun 1916, ia bergabung dengan organisasi Islam
Muhammadiyah dan menjadi siswa yang rajin serta aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi serta ketaatan dalam Islam menjadikan ia
dihormati oleh masyarakat. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit
orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah
menjadi seorang jenderal.

Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatar
belakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan.

Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat
pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas
sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik
Indonesia (Panglima TNI).

Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri
demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus
Jenderal pertama dan termuda Republik ini.

Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada
prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas
kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air,
bangsa, dan negara.

Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap
bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan
memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah
sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi
negeri ini.

Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh
pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang
tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat.

Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian
menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan
itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang.

Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air
(Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya.

Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang
berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu,
suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut
senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan
Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi
Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel.

Menjadi Panglima Tentara Indonesia


Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar
TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945,
pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat
Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi
karena prestasinya.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata
tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara
sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat
pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa.

Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap
semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa
pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.

Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi
Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah
dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat
lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.

Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung
Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu,
walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota
untuk melakukan perawatan.

Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan
pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.

Melakukan Perang Gerilya


Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang
lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung
ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada.

Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak
merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi
memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.

Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat
dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi
untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.

Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang
masih relatif muda, 34 tahun. Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di
Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai
Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

Sumber: https://www.biografiku.com/2009/02/biografi-jenderal-sudirman.html
diakses 3 April 2018 pada pukul 12.29 WIB

Anda mungkin juga menyukai