Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Khulafaur Rasyidin

Khulafaur rasyidin merupakan para khalifah yang memimpin umat Islam menggantikan Nabi
Muhammad SAW. Para khalifah ini hanya ada 4 orang yang terdiri dari Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan serta Ali bin Abi Thalib. 

Jika dilihat dari kata yang menyusunnya, khulafaur rasyidin terdiri atas dua kata. Ada kata
khulafa yang artinya pengganti dan merupakan bentuk jamak dari khalifah. Kemudian ada
kata rasyidin yang artinya mendapatkan petunjuk. 

Dengan demikian, bisa dikatakan pula bahwa khulafaur rasyidin merupakan para pengganti
yang memperoleh petunjuk. Seperti yang sudah disebutkan, khulafaur rasyidin merupakan
cara menyebutkan para pemimpin yang meneruskan tugas Nabi Muhammad SAW. 

Bukan sebagai nabi, melainkan sebagai kepala pemerintahan, kepala negara serta pemimpin
umat. Keempat sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi khulafaur Rasyidin ini
merupakan orang-orang yang bijaksana dan setia kepada Nabi Muhammad SAW. 

Kisah 4 Sahabat Nabi


1. Abu Bakar

 Bersahabat dengan Nabi Muhammad SAW Sejak Remaja


Salah satu dari 4 sahabat Nabi Muhammad SAW ialah Abu Bakar. Selain menjadi sahabat
Nabi Muhammad SAW, beliau juga menjadi khulafaur rasyidin yang pertama meneruskan
perjuangan Nabi Muhammad SAW memimpin umat Islam. 

Nama asli beliau adalah Abu Quhafah atau Abdullah bin Utsman. Beliau mendapatkan gelar
Abu Bakar dari Nabi Muhammad SAW sekaligus dengan gelas As-Shiddiq karena memang
beliau memiliki sifat benar. 

Selain memang beliau yang selalu berkata benar, beliau juga selalu membenarkan apa saja
yang dilakukan serta disabdakan Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar bersahabat dengan Nabi
Muhammad SAW sejak usia remaja. 

Disebutkan bahwa antara Abu Bakar dengan Nabi Muhammad SAW, usianya hanya terpaut
dua tahun. Ketika masih remaja, Abu Bakar sudah terkenal dengan sifat-sifat mulia dan
beliau juga termasuk yang pertama masuk Islam atau yang biasa dikenal dengan assabiqunal
awwalun. 

 Selalu Setia Kepada Nabi Muhammad SAW

Sejak memeluk agama Islam, Abu Bakar selalu setia mendampingi Nabi Muhammad SAW.
Beliau tidak hanya menemani Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah tetapi juga ikut
dalam peperangan serta melindungi Nabi Muhammad SAW. 

Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah, beliau dengan sukarela menemani. Tidak hanya itu,
ketika kaum kafir Quraisy memburu beliau berdua, Abu Bakar yang mengkhawatirkan
kondisi Nabi Muhammad SAW. 

Beliau takut kaum kafir mengetahui keberadaan mereka yang ada di dalam Gua Tsur
kemudian membunuh Nabi Muhammad SAW. Kekhawatiran ini membuat beliau menangis
yang kemudian ditenangkan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri. 

 Terpilih Sebagai Khalifah

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, kaum Muhajirin dan kaum Anshar melakukan
musyawarah. Dari musyawarah ini, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah yang akan mengisi
kekosongan pemerintahan. 

Saat menjadi khalifah, Abu Bakar memerangi kaum yang murtad sekaligus menyebarkan
Islam hingga mencapai Hirab, Suriah serta Irak. Tidak hanya memerangi kaum murtad,
beliau bahkan juga menumpas nabi palsu. 

Sebelum wafat, beliau sudah berwasiat agar kepemimpinan digantikan oleh Umar bin
Khattab. Beliau kemudian wafat pada usia 63 tahun dan dimakamkan berdampingan dengan
makam Nabi Muhammad SAW. 

2. Umar bin Khattab


 Merupakan Orang yang Pemberani

Salah satu dari 4 sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan ketegasan dan
keberaniannya adalah Umar bin Khattab. Sebelum masuk Islam, Umar sangat sering
menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW bahkan berniat untuk membunuh beliau. 

Beliau bahkan tega memukul adiknya, Fatimah serta suaminya karena keduanya memeluk
agama Islam. Namun, setelah insiden ini, Umar justru tersentuh dengan bacaan Al-Qur’an
yang tengah dibaca oleh adiknya itu. 

Hal ini membuat beliau ingin berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW sekaligus untuk
masuk Islam. Keislaman Umar disambut sangat gembira oleh kaum muslimin yang saat itu
masih sangat sedikit dan menyembunyikan keimanannya. 

Namun, setelah masuk Islam, Umar justru menyarankan agar Nabi Muhammad SAW
melakukan dakwah dengan terang-terangan. Tidak hanya memberikan saran, beliau bahkan
membela serta melindungi Nabi Muhammad SAW. 

Beliau juga turut serta dalam setiap peperangan yang dihadapi oleh sang Nabi. Dan ketika
Nabi Muhammad SAW wafat, Umar pula yang menjadi salah satu orang yang paling terpukul
dan sedih. 

 Mendampingi Abu Bakar dan Menjadi Khalifah Ketiga

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar yang terpilih menjadi pemimpin umat
Islam dan Umar menjadi salah satu penasihatnya. Namun, setelah Abu Bakar juga wafat,
Umar yang menggantikan posisi beliau sebagai pemimpin umat Islam. 
Di bawah kepemimpinan Umar, Islam berkembang dengan sangat pesat. Beliau bahkan
mengambil alih Mesopotamia yang merupakan sebagian Persia dari Kekaisaran Sassanid. 

Tidak hanya itu, beliau juga mengambil Armenia, Afrika Utara, Suriah, Palestina serta Mesir
dari Kekaisaran Romawi. Namun beliau dibunuh oleh Abu Lukluk yang membuat beliau
wafat saat akan mengimami sholat Subuh. 

3. Utsman bin Affan

 Pemilik Dua Cahaya atau Dzun Nurain

Sahabat Nabi Muhammad SAW selanjutnya ialah Utsman bin Affan yang menjadi khalifah
ketiga setelah Umar bin Khattab. Beliau adalah salah satu dari 4 sahabat Nabi Muhammad
SAW yang mendapatkan julukan Dzun Nurain yang artinya adalah pemilik dua cahaya. 

Julukan ini beliau dapatkan karena beliau menikahi dua orang putri Nabi Muhammad SAW.
Pertama adalah Ruqayyah dan kedua adalah Ummi Kultsum. Ruqayyah meninggal dunia
pada hari terjadinya perang Badar pada tahun kedua Hijriah.

Utsman bin Affan sangat sedih dengan wafatnya istri tercinta. Namun pada tahun keempat
Hijriah kemudian, Nabi Muhammad SAW menikahkan Utsman bin Affan dengan Ummi
Kultsum yang merupakan adik Ruqayyah.  

 Merupakan Saudagar yang Kaya Raya dan Dermawan


Justru sebaliknya, Utsman bin Affan menjadi salah satu sahabat yang sangat dermawan, jujur
serta rendah hati. Beliau juga merupakan golongan assabiqunal awwalun, yakni golongan
orang-orang pertama yang masuk agama Islam. 

Sejak memeluk agama Islam, beliau selalu setia dengan Nabi Muhammad SAW. Bahkan saat
Nabi Muhammad SAW masih hidup, Utsman bin Affan selalu menginfakkan hartanya untuk
kepentingan agama Allah SWT. 

Salah satu contohnya adalah saat perang Tabuk. Kala itu Utsman bin Affan bahkan
menyumbang sebanyak 1000 dirham dan nilai ini setara dengan sepertiga kebutuhan perang.
Tidak hanya itu, beliau juga menyediakan 10 ekor kuda serta 950 ekor unta. 

Beliau juga terkenal sebagai sosok yang jiwa sosialnya tinggi. Beliau akan gelisah begitu tahu
ada orang yang sedang mengalami kesulitan sedangkan posisi beliau tidak bisa membantu. 

Di kalangan orang-orang Quraisy sendiri, beliau termasuk yang terkaya. Namun beliau tidak
menjadikan kekayaannya sebagai sarana bermaksiat. Justru sebaliknya, beliau sangat suka
berdonasi dan membantu orang lain. 

 Menjadi Khulafaur Rasyidin

Setelah khalifah kedua Umar bin Khattab wafat, Utsman bin Affan yang menjadi khalifah.
Beliau terus memperjuangkan agama Islam bersama dengan para sahabat yang lain. Beliau
pula yang memperluas Masjidil Haram di Mekkah serta Masjid Nabawi yang ada di
Madinah. 

Selain itu, pada masa kepemimpinan beliau pula, Al-Qur’an dikumpulkan dalam satu mushaf.
Sebelumnya memang upaya penghimpunan lembaran Al-Qur’an sudah dilakukan sejak masa
pemerintahan Khalifah Abu Bakar. 

Hanya saja pada saat itu, lembaran Al-Qur’an masih terpisah satu sama lain. Utsman bin
Affan kemudian membentuk panitia untuk membukukan Al-Qur’an dengan menunjuk Zaid
bin Tsabit sebagai ketuanya. 

Begitu berjasanya Utsman bin Affan, namun beliau meninggal dunia akibat terbunuh pada
tahun 35 Hijriah. 

4. Ali bin Abi Thalib


 Saat Masih Muda

Kisah mengenai 4 sahabat Nabi Muhammad SAW selalu ditutup dengan kisah Ali bin Abi
Thalib yang menjadi khulafaur rasyidin terakhir. Beliau masih merupakan sepupu Nabi
Muhammad SAW sendiri karena ayah beliau, yakni Abi Thalib adalah paman Nabi
Muhammad SAW. 

Nama asli Ali bin Abi Thalib adalah Haydar. Beliau lahir di Makkah sekitar 10 tahun
sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi utusan Allah SWT. Sejak lahir, Ali bin
Abi Thalib memang diasuh oleh Nabi Muhammad SAW dan beliau juga yang memberikan
nama Ali. 

 Saat Nabi Muhammad SAW Menjadi Rasul

Ketika Nabi Muhammad SAW menjadi rasul, Ali adalah salah satu orang-orang pertama
yang mempercayai beliau atau assabiqunal awwalun. Bahkan pada saat itu usia beliau masih
remaja. Setelah dewasa, Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fatimah, putri bungsi Nabi
Muhammad SAW.

Ali dikenal sebagai pemuda yang sopan dan cerdas, bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri
memberi beliau julukan pintu gerbang pengetahuan agama Islam. Kiprah beliau dalam
memperluas ajaran agama Islam sudah tidak perlu diragukan lagi. 

Sebab, beliau mengikuti banyak peperangan mendampingi Nabi Muhammad SAW. Kecuali
saat terjadi perang Tabuk, Ali bin Abi Thalib absen karena pada saat itu sedang menjaga kota
Madinah atas perintah Nabi Muhammad SAW. 
Ketika berlangsung perang Khaibar, Ali bin Abi Thalib juga yang mampu membuka benteng
Khaibar, Padahal kala itu tidak ada seorang pun yang sanggup membuka benteng ini. 

 Setelah Nabi Muhammad SAW Wafat

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Ali bin Abi Thalib menjadi khulafaur rasyidin yang
keempat memimpin umat Islam. Beliau sangat bertanggung jawab menyejahterakan umat
Islam serta memperluas syiar agama Islam. 

Akan tetapi, masa kepemimpinan beliau disebut-sebut sebagai masa tersulit dalam sejarah
Islam. Sebab, pada masa ini pecah perang saudara antar umat Islam yang merupakan buntut
dari terbunuhnya khalifah sebelumnya, yakni Utsman bin Affan.

Seperti yang sudah disampaikan, 4 sahabat Nabi Muhammad SAW adalah orang-orang
istimewa yang rela berkorban apa saja demi beliau dan juga saudara sesama muslim. 

Mereka juga sangat gemar bersedekah dan perbuatan baik yang satu ini sangat bisa untuk
ditiru. Apalagi sekarang sudah banyak lembaga yang mengelola dana sosial masyarakat,
salah satunya adalah Yayasan Yatim Mandiri. 

Anda mungkin juga menyukai