Anda di halaman 1dari 11

Mengenal Model Pembelajaran, Prinsip

serta Cirinya
Mengenal Model Pembelajaran – Dalam pelaksanaan proses pembelajaran membutuhkan
model pembelajaran yang efektif demi untuk berjalannya proses pembelajaran yang
maksimal dan optimal. 

Seperti diketahui model pembelajaran menjadi kerangka utama dalam pelaksanaan proses
pembelajaran baik di dalam lingkungan sekolah maupun dalam proses pembelajaran yang
dilakukan secara jarak jauh (daring).

Seperti diketahui model pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah acuan konsep yang
dipakai untuk pedoman dalam proses pembelajaran dan disusun melalui proses yang
sistematis demi tercapainya tujuan dan proses belajar yang meliputi berbagai unsur seperti
sistem sosial, prinsip aksi dan reaksi, sintaksis maupun sistem pendukung dari model
pembelajaran itu sendiri.

Prinsip dalam Pelaksanaan Model Pembelajaran


Dalam penerapannya, model pembelajaran harus mengacu pada 14 prinsip model
pembelajaran yang wajib ditaati tak hanya oleh satuan pendidikannya semata tapi juga guru
sebagai pelaksana langsung dari model pembelajaran tersebut, berikut beberapa prinsip
utama, di antaranya:

 Peserta didik yang terdiri dari para siswa diberi kesempatan dan bahkan difasilitasi
untuk mencari tahu berbagai pengetahuan yang diajarkan oleh guru
 Peserta didik dituntut untuk belajar dari berbagai sumber yang terkait langsung
dengan materi pelajaran yang diajarkan sehingga tidak terbatas di lingkup sekolah
saja.
 Proses dan aktivitas pembelajaran harus berbasis kompetensi khususnya dari para
gurunya.
 Proses pembelajaran harus bersifat terpadu.
 Pembelajaran juga idealnya harus berbasis dengan keterampilan aplikatif yang harus
diajarkan dan dimiliki oleh siswa.
 Pembelajaran juga harus mampu dan memenuhi unsur dalam nilai yang mampu
memberikan keteladanan dari para guru sebagai tenaga pendidiknya.
 Memanfaatkan sepenuhnya kemajuan teknologi maupun informasi sebagai upaya
efisiensi dan pengoptimalan proses pembelajaran di kelas.
 Suasana dan aktivitas dalam proses pembelajaran harus mampu membangun rasa
nyaman, menyenangkan serta menantang bagi seluruh siswanya.
Dalam pendekatannya, model pembelajaran harus diupayakan dilakukan dengan pola
pendekatan yang sesuai dari tujuan pembelajaran, pengelolaan dalam kelas, hingga
lingkungan sebagai penunjang dari proses pembelajaran tersebut.

Model pembelajaran idealnya memiliki tujuan untuk membantu sekaligus mengembangkan


dan mendorong para siswa untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam setiap materi
pembelajaran hingga kemampuan untuk mengembangkan daya maupun cara berpikir siswa
yang lebih bersifat sistematis yang disertai dengan analisa-analisa dan data dari berbagai
sumber tentang jawaban dari tiap materi pembelajaran yang disampaikan.

Ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran memiliki ciri yakni rasional. Rasional dalam hal ini dimaksudhkan
bahwa tiap teori yang disampaikan dalam materi pembelajaran berdasarkan fakta dan
kenyataan yang sesungguhnya.

Selain itu, model pembelajaran harus memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dan terencana
dengan baik terhadap apa yang ingin dicapai dalam materi pelajaran yang disampaikan
maupun proses dalam memecahkan masalah dalam tiap materi pembelajaran yang sesuai.

Ingin mengenal model pembelajaran yang dapat mendukung dalam pelaksanaan kurikulum
baru 2022? 

Ikuti seminar GRATIS dengan judul “Model-model Pembelajaran yang Mendukung


Kurikulum Prototipe” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id.

Tabel Angka Kredit PKB untuk Kenaikan


Pangkat Guru Golongan IV
Tabel angka kredit PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) berisi daftar kredit/nilai
minimal yang dibutuhkan seorang guru PNS untuk mendapatkan kenaikan pangkat. Setiap
golongan memiliki angka kredit PKB yang berbeda. Dan untuk mendapatkan kenaikan
jabatan, membutuhkan jumlah angka kredit yang berbeda juga. .
Angka kredit PKB ini telah diatur oleh pemerintah dalam keputusan PermenPAN RB Nomor
16 tahun 2009. Setiap golongan guru ASN harus memenuhi angka kredit PKB minimal untuk
mendapat kenaikan pangkat. Dan unsur PKB ini sifatnya wajib.

Dalam artikel ini akan kami bahas tentang kebutuhan angka kredit untuk golongan IV saja. 

Angka Kredit Naik Pangkat dari Golongan IV/d ke


Golongan IV/e
Untuk mendapat peningkatan pangkat pada golongan ini, guru harus membuat 20 karya
ilmiah atau karya inovatif. Dari jumlah 20 karya ilmiah tersebut, setidaknya harus terdapat
laporan hasil penelitian dan satu artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal terakreditasi yang
memiliki ISSN. Satu lagi, yaitu menerbitkan buku pendidikan atau buku pelajaran yang
memiliki ISBN.

Selain publikasi ilmiah, unsur lain yang harus dipenuhi adalah 5 pengembangan diri. 

Angka Kredit Naik Pangkat dari Golongan IV/c ke


Golongan IV/d 
Untuk naik jabatan dari golongan IV/c ke IV/d, Anda harus membuat 14 karya ilmiah atau
karya inovatif. Dari jumlah 14 tersebut, minimal harus terdapat satu laporan hasil penelitian
dan satu artikel menjadi jurnal jurnal ber-ISSN. Anda juga perlu menerbitkan buku
pendidikan atau pelajaran yang memiliki ISBN.

Syarat angka kredit kenaikan golongan IV/c ke IV/d sama dengan syarat kenaikan
sebelumnya. Hanya saja jumlah karya ilmiahnya yang lebih sedikit. Jumlah angka kredit
pengembangan diri sama. 

Angka Kredit Naik Pangkat dari Golongan IV/b ke


Golongan IV/c  
Bagi Anda yang ingin naik pangkat dari golongan IV/b ke IV/c, Anda membutuhkan 12
publikasi ilmiah. Paling tidak terdapat terdapat satu laporan hasil penelitian dan satu artikel
yang dimuat pada halaman jurnal yang memiliki ISSN. Jumlah Pengemban Diri (pd) yang
diperlukan sebanyak 4. 

Angka Kredit Naik Pangkat dari Golongan IV/b ke


Golongan IV/c  
Untuk kenaikan IV/a ke IV/b, Anda juga membutuhkan 12 publikasi ilmiah. Di antara karya
tersebut harus terdapat satu laporan hasil penelitian dan satu jurnal ber-ISSN. Pengembangan
Diri yang diperlukan juga berjumlah 4. 
Dengan memahami tabel angka kredit PKB di atas, maka Anda sekarang tahu angka yang
Anda butuhkan untuk mendapat kenaikan pangkat. 

Tips Agar Mampu Memenuhi Angka Kredit PKB


Bagi yang tidak biasa membuat karya ilmiah, memenuhi syarat-syarat tersebut memang akan
terasa sangat sulit. Untuk itu, Anda perlu lebih rajin dalam mengembangkan diri.

Anda harus aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkat kompetensi Anda.
Lalu cobalah untuk memulai membuat karya ilmiah semampu Anda. Yang penting Anda
berani untuk memulai tanpa perlu takut dengan hasil akhirnya. Sebab, semuanya
membutuhkan praktik dan pengalaman. 

Anda juga bisa belajar secara mandiri agar mahir dalam membuat publikasi ilmiah sebagai
syarat wajib kenaikan pangkat, khususnya untuk golongan IV. Misal belajar secara mandiri
melalui buku-buku yang memberikan panduan dalam penulisan publikasi ilmiah. 
Download Materi Hari Kedua Diklat Gratis
Pembelajaran Interaktif dengan Model
Cooperatif
Pada tanggal 28 Maret 2022 pada diklat gratis dengan judul Pembelajaran Interaktif dengan
Model Cooperatif telah berhasil melaksanakan pertemuan kedua.

Pada pertemuan kedua di diklat gratis ini, materi yang disampaikan oleh narasumber adalah
terkait dengan Sintaks Model Pembelajaran Cooperatif.

Sintaks model pembelajaran diartikan sebagai langkah – langkah, fase – fase, atau urutan
dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi sintaks adalah deskripsi dari model dalam action. Kemudian dimana setiap model
memiliki sintaks atau struktur model yang berbeda – beda.

Dalam model pembelajaran cooperatf terdapat beberapa jenis pembelajaran diantaranya


adalah sebagai berikut :

1. STAD (Stundent Teams Achievment Divisions)


2. Jigsaw
3. NHT (Number Head Together)
4. TPS (Think Pair Share)
5. Picture and Picture
6. Problem Solving
7. TGT (Team Games Tournament)
8. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
9. GI (Group Investigation)
10. TAI (Team Accelerated Instruction)
11. Learning Cycle
12. Cooperative Script

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif


diantaranya adalah sebagai berikut :

 Dengan mengajar menggunakan struktur-struktur kooperatif akan membuat peserta


didik memperoleh hasil pembelajaran yang baik.
 Peserta didik dapat memiliki sikap harga diri dan motivasi belajar yang tinggi.
 Peserta didik dapat saling menghargai dan peduli terhadap sesama, dan akan
menumbuhkan rasa ketergantungan yang positif.
 Dapat membantu peserta didik untuk menghargai sesama dengan latar belakang
peserta didik yang berbeda-beda.

Terdapat beberapa kekurangan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif


diantaranya adalah sebagai berikut :

 Beberapa peserta didik yang tidak dapat bertanggung jawab akan mengekor pada
anggota yang lain.
 Peserta didik yang dianggap kurang mampu cenderung akan kurang dianggap didalam
kelompoknya.
 Dengan pembagian materi yang berbeda di setiap kelompok akan membuat peserta
didik hanya berfokus pada materi yang diterima saja.

Peserta diklat gratis dapat mempelajari ulang untuk menjawab post tes dengan cara
mengunduh atau mendownload materinya

Peserta dapat mendownload materi pada pertemuan kedua ini dengan cara di bawah ini :

DOWNLOAD DISINI

DOWNLOAD DISINI

DOWNLOAD DISINI 
Untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan lebih menarik maka Anda
dapat mengikuti pelatihan di bawah ini.

Pelatihan yang dapat Anda ikuti yaitu berupa diklat premium yang diselenggarakan oleh
Guru Juara secara online pada tanggal 4 – 7 April 2022.

Diklat ini mengangkat judul “Model Cooperatif Tipe Window Shopping Alternatif
Belajar Menyenangkan pada Kurikulum Merdeka” yang akan menghadirkan narasumber
hebat dan tentunya berpengalaman di bidangnya yaitu Ibu Lerry Alfayanti, M.Pd.

Dengan mengikuti diklat ini maka peserta akan mendapatkan beberapa fasilitas diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. E-Sertifikat 35JP Bernama


2. Akses Zoom Meeting
3. Laporan Pengembangan Diri
4. Seminat Kit berupa File Materi, Undangan, dan Rekap Daftar Hadir

Tentunya tidak hanya itu saja, pada diklat premium ini peserta akan diberikan BONUS
berupa :

1. Contoh Video Implementasi Metode Window Shopping dalam Pembelajaran


2. Contoh Modul Ajar Metode Window Shopping
3. Kumpulan Artikel Ilmiah Metide Window Shopping
4. Buku Saku Kurikulum Merdeka Belajar
5. E-Book Diklat Metode Window Shopping

Fasilitas dan Bonus yang diberikan sangat menarik dan tentu harus Anda dapatkan untuk
dapat menerapkan pembelajaran yang lebih menarik.

Pendaftaran diklat ini dapat Anda lakukan dengan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp
99.000, namun bagi Anda yang mendaftar pada tanggal 27 – 28 Maret akan diberikan harga
spesial yaitu sebesar Rp 74.500.

Maka dari itu tunggu apalagi, segera daftarkan diri Anda dan manfaatkan kesempatan untuk
mendapatkan harga spesial. Pendaftaran dapat dilakukan dengan cara KLIK DISINI.

Kemudian apabila Anda mengalami kesulitan dalam mendaftar atau membutuhkan informasi
lebih terkait dengan diklat premium ini, maka Anda dapat menghubungi kontak Admin di
bawah ini :

085641018173 (Susi)

Memahami Macam-Macam Strategi


Pembelajaran
Strategi pembelajaran dilakukan untuk memudahkan proses belajar mengajar antara guru dan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran diartikan
sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Sedangkan menurut Gearlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan pembelajaran seperti metode, model,
media, pendekatan, teknik pembelajaran dan lain sebagainya yang digunakan oleh guru dan
siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Macam-Macam Strategi Pembelajaran

Terdapat beberapa macam strategi pembelajaran yang diterapkan yaitu :

1. Metode Simulasi

Metode ini berupa sebuah tiruan yang dapat dicontoh oleh siswa. Tiruan diperagakan oleh
guru agar siswa dapat memahami konsep tiruan yang diajarkan oleh guru dengan benar.
Manfaat dalam metode ini adalah dapat meningkatkan semangat siswa dan agar tidak bosan
dengan metode yang sama.

 Metode Diskusi

Metode ini umumnya diberikan kepada siswa dengan berupa sebuah masalah dan siswa dapat
melakukan diskusi dengan teman-teman untuk dapat menemukan hasil atau solusi dari
masalah yang diberikan. Dengan menggunakan metode ini akan meningkatkan kerja otak
siswa dalam berpikir dan memberikan pendapat.

 Metode Demonstransi

Metode ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang paling umum dilakukan. Metode
ini dilakukan untuk melatih konsentrasi siswa dalam mendengar, menghormati orang yang
sedang berbicara dan memudahkan siswa dalam memahami materi.

Sedangkan menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) terdapat beberapa strategi pembelajaran yang
harus dilakukan oleh seorang guru yaitu :

1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada


proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswanya dengan maksud
agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran dengan optimal.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan salah satu strategi pembelajaran yang


berorientasi pada guru, karena guru memegang peranan yang sangat penting dalam strategi
ini.
Pelaksanaan strategi ini adalah guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan
dengan rapi, sistematik, dan lengkap. Sehingga siswa hanya tinggal menyimak dan mencerna
materi yang disampaikan oleh guru dengan tertib.

2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

Dalam strategi ini rangkaian kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada proses berfikir
secara kritis dan analitis unruk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah
yang telah ditanyakan. Dalam hal ini biasanya dilakukan dengan cara tanya jawab antara guru
dengan siswa.

Strategi pembelajaran inkuiri merupaakan bentuk dari pendekatan yang berorientasi kepada
siswa dan menekankan pada pembangunan intelektual siswa. Dalam perkembangan mental
menurut Piaget terdapat empat faktor yang mempengaruhi yaitu maturatiopm, physical
ecperience, social experience, dan equilibration.

3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Strategi ini dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.

Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan pada psikologi kognitif yang
berangkat dari asumsi dimana belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman. Namun pada dasarnya belajar bukan hanya proses menghafal ilmu dan fakta
tetapi proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungan.

Dengan melalui proses ini akan membuat siswa berkembang secara utuh sedikit demi sedikit. Berarti
perkembangan siswa tidak hanya terjjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan
psikomotor melalui penghayatan secara internal mengenai masalah yang akan dihadapi.

SPBM menjadi strategi yang sangat penting untuk dikembangngkan karena pada
kenyataannya setiap manusia selalu dihadapkan dengan masalah, baik itu masalah yang
sederhana maupun masalah yang kompleks. Sehingga dengan SPBM ini diharapkan dapat
memberikan latihan dan kemampuan setiap siswa untuk dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi.

4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

SPPKB menekankan pada kemampuan berpikir siswa. Contohnya dalam pembelajaran,


materi tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Siswa akan dibimbing untuk menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa.

Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran


yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-
fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.

5. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)


Rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil
antara empat sampai enam orang yang memiliki katar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda.

6. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang mambantu guru
dalam mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan
mendorong siswa dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

7. Strategi Pembelajaran Afektif (SPA)

Afektif berhubungan dengan nilai yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran yang
tumbuh dalam diri seseorang.

Menurut Dick and Carey (1978) menjelaskan bahwa terdapat lima komponen dalam stategi
pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi partisipasi
siswa, tes, dan kegiatan lanjutan.

Dalam memilih strategi pembelajaran terdapat beberapa kriteria yang harus diperhatikan
yaitu berorientasi pada tujuan pembelajaran, dengan melihat tipe perilaku seperti apa yang
diharapkan oleh siswa, memilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan yang
diharapkan dapat dimiliki saat nanti bekerja, menggunakan media pembelajaran yang secara
maksimal mampu memberikan rangsangan pada indra siswa.

Selain itu terdapat unsur-unsur strategi pembelajaran agar dapat merancang dan
melaksanakan dengan efektif yaitu :

1. Menetaplan spesifikasi dari kualifikasi perubahan perilaku, tujuan yang dijadikan


acuan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. sehingga tujuan
pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik.
2. Memilih pendekatan dalam pembelajaran, sehingga memiliki pandangan dalam
menyampaikan materi yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Pendekatan pembelajaran harus dipertimbangan dan dipilih
mana yang paling mampu, tepat, dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3. Memilih dan menetapkan metode, teknik, dan prosedur pembelajaran.

Selain itu berikut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan strategi
pembelajaran agar dapat memilih secara tepat dan akurat yaitu :

1. Tujuan pembelajaran, apabila tujuan pembelajaran telah ditentukan maka guru dapat
menentukan strategi mana yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2. Aktivitas dan pengetahuan awal siswa, dengan mengetahui pengetahuan awal yang
dimiliki siswa maka guru dapat menyusun strategi yang tepat.
3. Integritas bidang studi atau pokkok bahasn, dengan mengetahui pokok bahasan maka
dapat dengan mudah menentukan strategi yang akan digunakan.
4. Alokasi waktu dan sarana penunjang, dengan melihat waktu yang disediakan serta
fasilitas belajar yang ada maka dapat mengetahui strategi seperti apa yang akan
digunakan.
5. Jumlah siswa.
6. Pengalaman dan kewajiban pengajar.

Daftarkan diri Anda sebagai Member e-Guru.id untuk mendapatkan pelatihan GRATIS
dan Bonus lainnnya!

Anda mungkin juga menyukai