Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara online atau melalui e-learning membutuhkan
sikap kemandirian yang tinggi dalam belajar. Kemampuan mengelola diri sangat diperlukan
untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Pengelolaan diri atau yang lebih dikenal dengan
istilah regulasi diri merupakan faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan individu
dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model B-STAD learning untuk
meningkatkan regulasi diri pada mahasiswa, penelitian ini menggunakan model penelitian
dan pengembangan (research and development). Pemilihan pengembangan model
pembelajaran B-STAD learning dalam meningkatkan regulasi diri pada mahasiswa dianggap
sangat penting karena regulasi diri memiliki nilai positif terhadap kemampuan untuk
mengontrol emosi, pikiran, dan perilaku dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
pemilihan model Student Teams Achievement Divisions (STAD) di karenakan model ini
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4 sampai 6 orang yang merupakan campuran
menurut tingkat kinerjanya, menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Namun keunikan
dalam pengembangan penelitian ini yaitu konsep model pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang dikombinasikan dengan metode blended learning. Selanjutnya pada Tingkat Kesiapan
Teknologi (TKT) pada tahapan ke 2 yakni hipotesis litbang telah tersusun, dukungan data
awal terhadap pertanyaan litbang yang ingin dijawab, desain litbang (research design) yang
akan dilakukan telah dieksplorasi (penentuan topik data, penyusunan kuesioner, tema FGD,
dll), dan alternatif metodologi, prosedur dan tahapan yang akan dilakukan telah ditelusuri.

Kata kunci maksimal 5 kata


B-STAD_learning; Regulasi_diri; Model_Pembelajaran

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Saat ini banyak lembaga perguruan tinggi sedang berusaha untuk menuju kampus
berbasis IT. Proses pembelajaran secara online yang diarahkan pada LMS, salah satunya
berbasis Moodle. Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (UNIPA Surabaya) yang kondisi
saat ini sudah memenuhi syarat untuk melaksanakan pembelajaran online, karena
infrastruktur yang dibutuhkan sudah memadai. Koneksi pada jaringan internet merupakan
kunci utama terlaksananya pembelajaran online. Mahasiswa bisa bebas mengakses LMS guna
pembelajaran online dengan terkoneksi jaringan internet. Selain itu, di UNIPA Surabaya
sudah mengembangkan LMS guna mendukung pembelajaran berbasis online. Selama ini
masih banyak instruktur atau dosen yang belum memaksimalkan fasilitas tersebut dalam
proses pembelajaran online. Pembelajaran berbasis online saat ini menjadi sangat penting
untuk dimanfaatkan, karena selain bisa diakses sesuai kebutuhan, dosen bisa meningkatkan
TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge) dan juga bisa untuk mendukung
strategi maupun model pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara online atau melalui e-learning
membutuhkan sikap kemandirian yang tinggi dalam belajar. Kemampuan mengelola diri
sangat diperlukan untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Pengelolaan diri atau yang lebih
dikenal dengan istilah regulasi diri merupakan faktor internal yang mempengaruhi
keberhasilan individu dalam belajar. Regulasi diri merupakan kemampuan menghasilkan
pikiran, perasaan dan tindakan, merencanakan dan mengadaptasikannya secara terus-menerus
untuk mencapai tujuan [1]. Regulasi diri mencakup area kehidupan yang luas, termasuk
lingkungan akademik artinya bahwa pembelajaran yang mampu melakukan regulasi diri
cenderung berhasil secara akademik. Mereka mampu belajar secara efektif dengan
mengkombinasikan keterampilan belajar akademis (academic learning skill) dan kontrol diri
yang membuat proses belajar menjadi lebih mudah sehingga mereka lebih termotivasi [2].
Regulasi diri merupakan sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh individu.
Ketika seseorang melakukan latihan untuk meningkatkan regulasi diri dalam suatu bidang,
maka orang tersebut akan menjadi lebih baik dalam mengatur diri sendiri di bidang lainnya
[3]. Regulasi diri merupakan kombinasi keterampilan belajar akademik dan pengendalian diri
yang membuat pembelajaran terasa lebih mudah, sehingga para siswa lebih termotivasi.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan regulasi diri adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) [4]. Studi
empiris terhadap model pembelajaran STAD terbukti efektif untuk meningkatkan regulasi
diri siswa [5]. Hasil penelitian empiries selanjutnya menemukan bahwa pembelajaran STAD
efektif untuk meningkatkan belajar regulasi diri baik pada dimensi motivasi ataupun pada
dimensi strategi belajar [6]. Karakteristik pembelajaran kooperatif tipe STAD yang memiliki
tujuan lebih dari pencapaian kognitif menjadi nilai tambah dari model pembelajaran ini.
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif di antara
anggota kelompok (antar mahasiswa) melalui kerjasama dan diskusi.
Selama ini model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan dalam seting tatap
muka saja, padahal model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang sederhana
dan mudah diaplikasikan dalam berbagai seting pembelajaran, termasuk dipadukan dengan
pembelajaran online. Namun, selama ini belum ada pengembangan model pembelajaran
STAD dalam seting Blended Learning. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan
mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam Blended Learning yang
disebut dengan istilah B-STAD Learning untuk meningkatkan regulasi diri mahasiswa
UNIPA Surabaya.

1.1. Tujuan Khusus Penelitian


Tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan model pembelajaran B-STAD learning untuk meningkatkan
regulasi diri pada mahasiswa;
b) Mengembangkan prototipe model pembelajaran B-STAD learning untuk
meningkatkan regulasi diri pada mahasiswa.

1.2. Urgensi Penelitian


Urgensi dari penelitian ini adalah:

a) Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) membuat komunikasi


semakin cepat dan baik, sehingga semakin efektif dan efisien dalam penyampaian
pesan. Saat ini yang sedang menjadi trend pada proses pembelajaran yang
mengadopsi kemajuan TIK adalah pembelajaran online atau berbasis web.
b) Perkembangan teknologi merubah cara kegiatan pembelajaran luring dan daring
maka diperlukan konsep model pembelajaran berbasis blended learning yang
terintegrasi dengan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions.
c) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement
Divisions) merupakan model yang telah banyak dilaksanakan dalam pembelajaran
secara tatap muka. Model ini sederhana dan mudah diaplikasikan dalam berbagai
seting pembelajaran khususnya pembelajaran daring.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta
jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. State of The Art
Regulasi diri sangat pentimg bagi mahasiswa, karena regulasi diri merupakan
proses yang dilakukan seseorang dalam mengaktifkan dan memelihara pikiran, perasaan,
dan tindakannya untuk mencapai tujuan personal. Penelitian yang membahas tentang
bagaimana meningkatkan regulasi diri terhadap mahasiswa telah banyak dilakukan, hasil
penelitian mengemukakan bahwa regulasi diri seseorang dapat meningkat jika
mahasiswa memiliki motivasi interen dan eksteren [7]. Sedangkan Cerezo et al.
mengemukan bahwa selain motivasi dalam meningkatkan regulasi diri seseorang
diperlukan model atau pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang kinerja otak dan
perasaan seseorang siswa sehingga regulasi dirinya dapat meningkat [8]. Model Student
Team Achievement Division (STAD) terbukti dapat mempengaruhi kemampuan regulasi
diri seorang siswa dikarenakan model ini mengajarkan siswa bagaimana dapat bekerja
secara kelompok [9], [10], selanjutnya peneliti berinisiatif mengkombinasikan antara
STAD dan blended learning karena hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan
Sari mengemukakan bahwa pengaruh pembelajaran kooperatif STAD dipadu dengan
Blended Learning memberkian dampak yang positif terhadap kegiatan perkuliahan [11],
[12], sehingga peneliti mengembangkan sebuah model pembelajaran B-STAD learning
dimana model ini adalah memodifikasi dan mengkombinasikan antara blended learning
dengan STAD.

2.2. Student Teams Achievement Divisions (STAD)


Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif dimana
siswa belajar dengan menggunakan kelompok kecil yang anggotanya 4 sampai dan
menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi
pembelajaran, kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pembelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusi [13].

Tujuan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa untuk
mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan
yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka
memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari
materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman mereka untuk melakukan yang
terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,
berharga dan menyenangkan [14].

STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor
kemajuan individual, dan rekognisi tim. Presentasi kelas merupakan pengajaran langsung
seperti yang sering kali dilakukan oleh guru [15]. Dengan cara ini para siswa akan
menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi
kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka dalam mengerjakan kuis,
dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka [16].

Model STAD juga mempunyai beberapa kelebihan antara lain didasarkan pada
prinsip bahwa para siswa bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap
belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri, serta adanya penghargaan
kelompok yang mampu mendorong para siswa untuk kompak, setiap siswa mendapat
kesempatan yang sama untuk menunjang timnya mendapat nilai yang maksimum
sehingga termotivasi untuk belajar [4].

.
2.3. Blended Learning
Secara etimologi istilah blended learning terdiri dari dua kata yaitu blended dan
learning. Kata blend atau blended berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan
kualitas agar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasan
kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary) [17]. Sedangkan learning
memiliki makna pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau
penggabungan antara satu pola dengan pola lainnya [18]. Apa yang dicampurkan?,
Elenena Mosa menyampaikan bahwa yang dicampurkan adalah dua unsur utama, yakni
pembelajaran di kelas (classroom lesson) dengan online learning [19]. blended learning
as ‘learning that is facilitated by the effective combination of diffetent modes of delivery,
models of teaching and styles of learning, and founded on transparent communications
amongst all parties involved with a courses” [17].
Pentingnya blended leaning terletak pada potensialnya. Blended
learning menunjukan kelebihan yang jelas untuk menciptakan pengalaman belajar yang
memberikan pembelajaran yang tepat pada saat yang tepat dan waktu yang tepat pada
setiap individu. Blended learning menjadi batasan yang benar-benar universal dan global
dan membawa kelompok pembelajar bersama-sama melintas budaya dan zona waktu
yang berbeda. Pada konteks ini blended learning dapat menjadi salah satu pengembangan
paling signifikan pada abad 21 [24], [25]. Blended learning adalah kombinasi berbagai
media pembelajaran yang berbeda (teknologi, aktivitas, dan berbagai jenis peristiwa)
untuk menciptakan program pembelajaran yang optimum untuk audiens (mahasiswa)
yang spesifik [26], [27]. Istilah blended sendiri berarti bahwa pembelajaran tradisional
didukung dengan format elektronik yang lain. Program blended learning menggunakan
berbagai bentuk e-learning, mungkin digabungkan dengan instruksi yang terpusat pada
instruktur dan format lainnya [28], [29].
2.4. Regulasi Diri (Self-Regulation)
Regulasi diri merupakan proses penting pada tiap diri seseorang dalam
melakukan aktivitasnya dengan menentukan, merencanakan atau mengontrol perilaku
mereka agar dapat mencapai tujuan dan target yang telah mereka tetapkan [30]. Self-
regulation digambarkan sebagai pemikiran, perasaan, dan tindakan yang muncul dari
dalam diri seseorang, yang terencana dan selalu berubah perputarannya berdasarkan
performa umpan balik yang berpengaruh pada pencapaian tujuan yang diargetkan diri
sendiri. Perputaran self-regulation mecangkup tiga fase umum, yaitu fase perencanaan,
pelaksanaan dan proses evaluasi. Fase perencanaan akan mempengaruhi performa dalam
proses fase kontrol performa atau fase pelaksanaan, yang secara bergantian akan
mempengaruhi fase reaksi diri [31].

Regulasi diri memiliki beberapa komponen penting, diantaranya adalah harus


memiliki standar yang jelas dan konsisten pada suatu tujuan yang ingin dicapai,
memonitoring untuk dapat membandingkan diri sendiri dengan standar yang hendak
dicapai, kekuatan meregulasi diri, motivasi dalam mencapai sesuatu yang menjadi
tujuan, kemampuan mengatur kognisi untuk dapat merencanakan strategi demi mencapai
tujuan, kemampuan mengatur emosi sehingga mendukung dalam proses regulasi diri dan
kemampuan mengatur perilaku [32].

Regulasi diri dalam belajar yang baik akan membantu seseorang dalam
memenuhi berbagai tuntutan yang dihadapinya. Regulasi diri dalam belajar akan
membuat individu mengatur tujuan, mengevaluasinya dan membuat adaptasi yang
diperlukan sehingga menunjang dalam prestasi [33]. Hasil penelitian lainnya juga
menunjukkan bahwa regulasi diri dalam belajar mempunyai peranan yang besar dalam
pencapaian prestasi akademik seseorang [1], [34], [35]. Selanjutnya seseorang yang
dapat melakukan pembelajaran mandiri memiliki gagasan yang jelas tentang bagaimana
dan mengapa strategi regulasi diri dalam belajar harus digunakan [36].

Regulasi diri dalam belajar menjadi hal yang sangat penting untuk mahasiswa
dalam proses belajar. Dengan adanya regulasi diri dalam belajar yang baik, individu akan
menyadari dan mempunyai rasa tanggung jawab, serta mengetahui cara belajar yang
efektif bagi dirinya [37]. Regulasi diri dapat disintesiskan merupakan suatu kemampuan
individu dalam mengontrol dirinya untuk mencapai tujuan ataupun target yang ingin
dicapai tanpa keluar dari jalur atau batas-batas yang tidak sesuai dan tidak dikehendaki.
2.5. Road Map Penelitian
Roadmap penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Road Map Penelitian tentang Pengembangan Model Pembelajaran B-STAD Learning
Untuk Meningkatkan Regulasi Diri Mahasiswa

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………… dst.

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 12
                       
                       
                       

Tahun ke-2
Bulan
No Nama Kegiatan 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 12
                       
                       
                       

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. …………………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………… dst.

Anda mungkin juga menyukai