Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKHLAK
“IFFAH DAN MUJAHADAH”

Dosen Pengampu:

Muhammad Ajrin, M.H.


Disusun oleh Kelompok 10 :

Rahmad 18710005
Ifka Angely 18710001

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah akhlak
dengan judul “(Iffah Dan Mujahadah)" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Banjarmasin, 01 Oktober 2021

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1. Apa Pengertian Iffah ?..........................................................................................................3
2. Bagaimana Pengertian Mujahadah ?....................................................................................3
3. Apa saja bentuk bentuk iffah ?............................................................................................3
4. Apa saja Objek Objek Mujahadah ?.....................................................................................3
C. Tujuan...............................................................................................................................3
1. Untuk mengetahui pengertian iffah......................................................................................3
2. Untuk mengetahui pengertian mujahadah............................................................................3
3. Untuk mengetahui objek objek iffah....................................................................................3
4. Untuk mengetahui objek objek mujahadah..........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
A. Pengertian Iffah.................................................................................................................4
1. Bentuk-bentuk ‘Iffah.....................................................................................................4
B. Pengertian Mujahadah.......................................................................................................5
1. Objek Objek Mujahadah...............................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka


kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti
benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat
kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami
akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani,
pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan
tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.

Memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun sebaliknya


tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat
menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak
dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang –
ulang dengan kecenderungan hati (sadar) .Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari
hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang
menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan
hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang
terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan
mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak
berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.

Dalam kehidupan duniawi,sebagai umat beragama,implementasi sebuah akhlak


sangat diperlukan bagi berlangsungnya kehidupan. Akhlak itu sendiri berasal dari kata
“akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai,
budi, tabiat dan adab. Secara terminologis (Istilahan) ada beberapa definisi tentang
akhlaq:

1
1. Imam Al-Gozali

Akhlaq adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memelrlukan pemikiran dan
pertimbangan.

2. Ibrahim Anis
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-
macam perbuatan, baik – buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
3. Abdul Karim Zaidan
“(Akhlaq) adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan
sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk,
untuk kemudian memilih untuk melakukan atau meninggalkannya”

Sumber akhlaq berasal Al-Qur`an dan Sunnah,bukan akal pikiran atau pandangan
masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral dan bukan pula karena baik atau
buruk dengan sendirinya. Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlaq menempati kedudukan
yang istimewa dan sangant penting.Hal itu dapat dilihat dalam beberapa hadist berikut
ini:

Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai misi


pokok Risalah Islam.Beliau bersabda: “Sesungguhnya aku di utus untuk
menyempurnakan akhlaq yang mulia.”(HR.Baihaqi)

Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama islam,sehingga rasulullah saw
pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlaq yang baik (husn al-khuluq).diriwayatkan
oleh seorang laki laki bertanya kepada rasulullah saw: “Ya Rasulullah,apakah agama
itu?beliau mejawab (Agama adalah) Akhlaq yang baik.”.

Pendefinisian agama (islam) dengan akhlaq yang baik itu sebanding dengan
pendefinisian ibadah haji dengan wuquf di `Arafah . Rasulullah menyebutkan,”haji
adalah wuquf di `Arafah.”Artinya tidak sah haji seseorang tanpa wukuq di Arafah.

2
Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada
hari kiamat.Rasulullah saw bersabda: “tidak ada satupun yang akan memberatkan
timbangan(kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain dari akhlaq
yang baik.. ”(HR Tirmizi).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Iffah ?
2. Bagaimana Pengertian Mujahadah ?
3. Apa saja bentuk bentuk iffah ?
4. Apa saja Objek Objek Mujahadah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian iffah.
2. Untuk mengetahui pengertian mujahadah
3. Untuk mengetahui objek objek iffah
4. Untuk mengetahui objek objek mujahadah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iffah
Secara etimologis, ‘iffah adalah bentuk mashdar dari affa-ya’iffu-‘iffah yang
berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dan juga berarti kesucian tubuh.
Secara terminologis, iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan
merendahkan, merusak dan menjatuhkannya.
Nilai dan wibawa dari seseorang tidaklah ditentukan oleh kekayaan dan
jabatannya, dan tidak pula ditentukan oleh bentuk rupanya, teteapi ditentukan oleh
kehormatan dirinya. Oleh sebab itu untuk menjaga kehormatan diri tersebut, setiap orang
harus menjauhkan diri dari segala perbuatan dan perkataan yang dilarang oleh Allah
SWT. Dia harus mampu mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang
haram, bahkan kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena
bertentangan dengan kehormatan dirinya.

1. Bentuk-bentuk ‘Iffah
Al-Qur’an dan Hadist memberikan beberapa contoh dari ‘iffah sebagai berikut :
1. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah seksual,
seorang muslim dan muslimah diperintahkan untuk menjaga penglihatan, pergaulan
dan pakaiannya. Tidak mengunjungi tempat-tempat hiburan yang ada
kemaksiatannya, dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa
mengantarkannya kepada perzinaan. Berikut ayat Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang hal tersebut :
(QS An-Nur 24 : 30-31)
(QS An-Nur 24 : 33)
(QS Al Ahzab 33 : 59)
(QS Al Isra’ 17 : 32)
(QS Al-Furqon 25 : 72)

4
2. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah harta. Islam
mengajarkan, terutama bagi orang miskin untuk tidak menadahkan tangan meminta-
minnta. Al-Qur’an menganjurkan kepada orang-orang berpunya untuk membantu
orang-orang miskin yang tidak mau memohon bantuan karena sikap iffah mereka.
Meminta-minta adalah perbuatan yang merendahakan kehormatan diri. Daripada
meminta-minta seseorang lebih baik mengerjakan apa saja untuk mendapatkan
penghasilan asal halal, sekalipun hanya mengumpulkan kayu api.

3. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepercayaan orang lain
kepada dirinya, seseorang harus betul-betul menjauhi segala macam bentuk
ketidakjujuran. Sekali-kali jangan dia berkata bohong, mungkir janji, khianat dan lain
sebagainya.
Demikianlah, sifat ‘iffah yang sangat diperlukan untuk menjaga kehormatan
dan kesucian diri sehingga tidak ada peluang sedikitpun bagi orang lain yang tidak
senang dengannya untuk melemparkan tuduhan dan fitnahan. Orang yang mempunyai
sikap ‘iffah (disebut ‘afif) akan dihormati dan mendapat kepercayaan dari
masyarakat. Dan kebih penting lagi dia akan mendapatkan ridha Allah SWT.

B. Pengertian Mujahadah
Istilah mujahadah berasal dari kata jahada-yujahidu-mujahadah-jahid yang berarti
mencurahkan segala kemampuan (badzlu al-wus’i). dalam konteks akhlak, mujahadah
adalah mencurahkan segala kemampuan untuk melepaskan diri dari segala hal yang
menghambat pendekatan diri terhadap Allah SWT, baik hambatan yang bersifat internal
maupun yang eksternal.
Hambatan yang bersifat internal datang dari jiwa yang mendorong untuk berbuat
keburukan (nafsu ammarah bi as-su’i), hawa nafsu yang tidak terkendali, dan kecintaan
kepada dunia. Sedangkan hambatan eksternal datang dari syaithan, orang-orang kafir,
munafik, dan para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran.
Untuk mengatasi dan melawan semua hambatan (internal dan eksternal) tersebut
diperlukan kemauan keras dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Perjuangan sungguh-
sungguh itulah yang disebut mujahadah.

5
1. Objek Objek Mujahadah
Secara terperinci objek mujahadah ada enam hal :

1. Jiwa yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan kedurhakaan atau dalam
istilah Al-Qur’an fujur. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah SWT
mengilhamkan kepada jiwa jalan kefasikan dan ketaqwaan.

Jiwa yang mendorong manusia untuk melakukan kejahatan itulah yang dalam
tempat lain disebut oleh Al-Qur’an dengan nafsu ammarah bis-su-I (QS. Yusuf
12:53). Jiwa inilah yang mendorong kepada keinginan-keinginan yang rendah yang
menjurus kepada hal-hal yang negatif.

2. Hawa nafsu yang tidak terkendali, yang menyebabkan seseorang melakukan apa saja
untuk memenuhi hawa nafsunya itu tanpa mempedulikan larangan-larangan Allah
SWT, dan tanoa mempedulikan mudharat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang
lain.

Manusia memang memerlukan nafsu, bahkan manusia tidak dapat bertahan


hidup kalau tidak memiliki hawa nafsu. Tapi memperturutkan hawa nafsu (nafsu
makan, minum, seks, mengumpuulkan harta, dan lain sebagainya) tanpa kendali akan
merusak manusia itu sendiri. Al-Qur’an memperingatkan jangan sampai kita
mempertuhankan hawa nafsu (QS. Al-Furqan 25:43-44).

3. Syaithan yang selalu menggoda umat manusia untuk memperturutkan hawa nafsu
sehingga mereka lupa pada Allah SWT dan untuk selanjutnya lupa kepada diri
mereka sendiri. Tentang hal ini Allah mengingatkan dalam surat (QS. Fathir 35:26)
dan (QS. Al-Baqarah 2:208).
4. Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan sehingga mengalahkan kecintaan kepada
akhirat, padahal keberadaan manusia di dunia hanya bersifat sementara. Kecintaan
yang berlebihan kepada dunia menyebabkan orang takut mati, dan selanjutnya tidak
berani terjun ke medan jihad berperang melawan musuh. Terhadap orang-orang
seperti ini Allah SWT berfirman dalam (QS. At-Taubah 9:38)

6
5. Orang kafir dan munafik yang tidak pernah berpuas hati sebelum orang-orang yang
beriman kembali menjadi kufur. Allah SWT menyatakan dalam surat (QS. Al-
Baqarah 2:109 dan 210) dan (QS. At-Taubah 9:73).
6. Para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran, termasuk dari orang-orang yang
mengaku beriman sendiri, yang tidak hanya merugikan mereka sendiri, tapi juga
merugikan masyarakat. Untuk itulah orang-orang yang beriman diperintahkan oleh
Allah SWT utnuk melakukan nahi munkar, disamping amar ma’ruf. Allah SWT
berfirman dalam (QS. Ali ‘Imron 3:104).

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah ilmu yang
menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak itu sangat penting
bagi manusia. Sifat seseorang dapat dilihat dari akhlak seseorang tersebut.
Kemuliaan akhlak sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia yang penuh dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Islam sebagai agama yang dibawa nabi Muhammad saw adalah agama yang
sempurna dan menghendaki kesempurnaan akhlak manusia. Akhlak itu terbagi
menjadi dua, yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dalam kehidupan sehari-hari
manusia seringkali melakukan akhlak terpuji tapi dibarengi juga dengan akhlak
tercela.
c. Iffah merupakan keutamaan yang dimiliki manusia ketika ia mampu mengendalikan
syahwat dengan akal sehatnya. Dari sifat 'iffah inilah lahir akhlak-akhlak mulia
seperti sabar, qana'ah, adil, jujur, dermawan, santun, dan perilaku terpuji lainnya.
d. Pengertian MUJAHADAH secara umum adalah : berjuang, bersungguh - sungguh,
berperang melawan musuh. Yang dimaksud disini adalah bersungguh-sungguh
untuk memerangi dan menundukkan hawa nafsu untuk diarahkan kepada ajaran
agama yang benar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kemala, E. (2014). Elsa_tu dua tiga. Retrieved from Contoh Makalah Tentang
"Akhlaq": http://elsakemala88.blogspot.com/2013/09/contoh-makalah-tentang-
akhlak.html

Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, L. M. (2018). KULIAH AKHLAQ. Yogyakarta: LPPI.

Anda mungkin juga menyukai