Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE

Pentingnya Profesionalisme Guru Dalam Pendidikan

Disusun Oleh :

NAMA : Irwansyah Hafidh Lubis


NIM : 6213111004
KELAS : PJKR II C
DOSEN PENGAMPU : Drs.DEMMU KARO- KARO M.Pd

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayahnya saya dapat menyusun sebuah makalah rekayasa ide yang membahas
tentang “pentingnya profesionalisme guru dalam pendidikan” meskipun bentuknya sangat jauh dari
kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam saya kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang.

Dalam penulisan laporan proyek, saya memberikan sejumlah hasil makalah yang terkait
dengan materi yang telah diberikan sesuai materi dan disusun secara langkah demi langkah, agar
mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen yang membimbing mata kuliah Profesi Kependidikan atas bimbingannya.

Medan, 26 Mei 2022

Irwansyah Hafidh Lubis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

1.1 Rasionalisasi Permasalahan / Isu ...................................................................


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan ..........................................................................................

BAB II DENTIFIKASI PERMASALAHAN ............................................................

2.1 Definisi Guru .................................................................................................


2.2 Definisi Guru Ideal ........................................................................................
2.3 Masalah Pada Guru .......................................................................................
2.4 Profesionalisme Guru ....................................................................................
2.5 Tantangan Profesionlisme Guru ....................................................................
2.6 Dunia Pendidikan Indonesia Menghadapi MEA ...........................................

BAB III ..........................................................................................................................

3.1 SOLUSI DAN PEMBAHASAN .........................................................................

BAB IV PENUTUP .........................................................................................................

4. 1 Kesimpulan .................................................................................................. ......


4. 2 Saran ...................................................................................................................
4. 3 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
..

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Permasalahan / Isu

Saat ini Indonesia sedang mengalami keterpurukan khususnya dalam bidang pendidikan. Bisa
dilihat dari jumlah anak didik yang tidak lulus ujiannasional selalu bertambah setiap
tahunnya. Hal ini menujukan bahwa pendidikandi Indonesia mengalami kemunduran yang
drastis. Salah satu faktor utama yangsangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
pembelajaran adalah profesionalisme yang dimiliki oleh pendidik, dalam hal ini adalah guru.
Tidaksemua orang bisa menjadi guru. Kurangnya profesioalisme guru saat ini,
mungkindisebabkan ketidaktahuan tentang apa yang disebut sebagai guru yang
profesional,apa saja kriterianya dan bagaimana cara menjadi seorang guru yang
profesionaldalam bidangnya.Oleh karena itu, perlu adanya suatu penjelasan yang lebih rinci
mengenai pentingnya profesionalisme guru dalam suatu pembelajaran. Makalah ini
akanmembahas pentingnya profesionalisme guru dalam mengajar, sehinggadiharapkan
mampu menjadi motivasi bagi para guru untuk lebih meningkatan profesionalisme yang
dimilikinya guna menghasilkan anak didik yang berkualitastinggi

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa yang dimaksud dengan guru?
2 Bagaimana kriteria-kriteria menjadi guru ideal?
3 Apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru dalam mengajar?
4 Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalismeguru dalam
mengajar?

1.3 Tujuan Penulisan

1 Untuk mengetahui apa itu guru


2 Untuk mengetahui bagaimana kriteria-kriteria menjadi guru ideal
3 Untuk mengetahui profesionalisme guru dalam mengajar
4 Untuk mengetahui apa saja upaya yang dapat dilakukan untukmeningkatkan
profesionalisme guru dalam mengajar

1.4 Manfaat Penulisan

1 Dapat mengetahui apa itu guru


2 Dapat mengetahui bagaimana kriteria-kriteria menjadi guru ideal
3 Dapat mengetahui profesionalisme guru dalam mengajar

BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

2.1 Definisi Guru

Menurut Husnul Chotimah (2008),”guru adalah orang yang memfasilitasialih ilmu


pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik”. Memfasilitasi
berarti seorang guru berperan sebagai jembatan penghubung ilmu pengetahuankepada anak
didiknya. Hal ini berarti peran seorang guru sangat menentukankeberhasilan dari suatu
pendidikan, disamping orang tua. Oleh karena itu gurusering disebut sebagai orang tua kedua
di sekolah. Guru adalah kunci keberhasilananak didiknya. Seorang guru tidak hanya
mengajar, namun juga mendidik.Mengajar hanya sebatas memberikan ilmu, namun mendidik
adalahmentransformasikan ilmu pengetahuan sekaligus nilai-nilai moral kepada anakdidik.
Untuk itu seorang guru harus mempunyai keahlian dalam bidangnya. Jadisyarat yang paling
utama yang harus dimiliki oleh guru adalah memiliki keahliandalam bidang tertentu dan
mampu mentranformasikan ilmu tersebut kepada anakdidikya. Oleh karena itu, tidak semua
orang bisa menjadi guru.

2.2 Definisi Guru Ideal

Guru yang pandai belum tentu bisa menjadi guru ideal. Menurut Wijaya Kusumah
(2009),”guru ideal adalah sosok guru yang mampu menjadi panutan dan selalu memberikan
keteladaan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis.Semakin diambil semakin jernih
airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya”.
Pada dasarnya seorang guru tidak hanya dituntut untuk memiliki keahliandalam bidangnya,
namun seorang guru harus bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. Menurut Desi Reminsa
(2008),” syarat untuk menjadi guru ideal antara lain harus memiliki kemampuan intelektual
yang memadai, kemampuanmemahami visi dan misi pendidikan, keahlian mentransfer ilmu
pengetahuan ataumetodologi pembelajaran, mampu memahami konsep perkembagan

2.3 Masalah Pada Guru


Salah satu keberhasilan guru dalam mengajar ditentukan oleh keberhasilan murid-
muridnya dalam studi berupa prestasi belajarnya. Guru dapat dipandangsebagai sutradara
sekaligus sebagai pemain dan penonton. Sebagai sutradara guruhendaknya mampu
menyusun skenario dan rencana yang akan dilaksanakan sendiri di saat bertugas sebagai
pemain. Sebagai pemain,

guru berkewajiban melaksanakan rencana yang dibuatnya, berinteraksi dalam situasi


belajarmengajar.Sebagai penonton, guru berkewajiban mengevaluasi proses dan
hasil belajar (MD. Dahlan, 1982: 14). Pengertian guru secara etimologi adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Guru dalam
arti profesi mempunyai tugas mengajar dan mendidik dalam konteks pendidikan(belajar
mengajar) sebab sementara ada guru yang mengajar menganggap
sebagai pekerjaan yang menyenangkan, menyebalkan, dan menjemukan sehingga perludikaji
mengenai hakikat guru yang sebenarnya (Imam Syafi'ie, 1992: 30). Thomas Gordon, dalam
rangka memahami masalah yang dihadapi guru, mengemukakandefinisi "guru ideal" yang
kebanyakan dianut para guru, yaitu diambil dari mitosumum tentang guru dan pengajaran.

2.4 Profesionalisme Guru

Supriyadi (1999) mengatakan bahwa bahwa profesionalisme


menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu peke
rjaan sebagai profesi, ada yang profesionalismenya tinggi, sedang, danrendah.Profesionalism
e juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan
standar yang tinggi dan kode etik profesi.

Dengan demikian profesionalisme merupakan performance quality dansekaligus sebagai


tuntutan perilaku profesional dalam melaksanakan tugasnya.Konsekuensinya guru sebagai
profesional dituntut untuk bisa bekerja dalamkoridor profesionalisme.Guru adalah pekerja
profesi oleh karena itu harusmenjunjung profesionalisme. Pengertian umum profesionalisme
menunjukkankerja keras secara terlatih tanpa adalanya persyaratan tertentu. Pemahaman
secarascientific profesionalisme menunjuk pada ide, aliran, atau pendapat bahwa
suatu profesi harus dilksanakan oleh profesional denganmengacu kepada profesionalisme
(Wirawan: 2003).

Berbicara tentang profesionalisme guru tentunya berhubungan dengankompetensi yang


dimiliki oleh guru sebagi tenaga pendidik. Yang harus memilikikemampuan pedagogic,
emosional, serta kemampuan sosial guru juga diharapkanmampu menjadi tenaga pendidik
yang professional. Seperti yang teramanat pada

UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang berbunyi : “guru


merupakan bagian dari sebuah profesi dan dituntut untuk dapat professional”. Kompetenbera
da di dalam diri seseorang berupa kemampuan atau kecakapan untukmelakukan sesuatu,yang
berkaitan dengan pola-pola perilaku yang dapat diamatiHarris dalam Mantja (2007:219).

2.5 Tantangan Profesionlisme Guru

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, terjadinyarevolusi teknologi informasi


merupakan sebuah tantangan yang harus mampudipecahkan secara mendesak. Adanya
perkembangan teknologi informasi yangdemikian akan mengubah pola hubungan guru-
murid, teknologi instruksional dansistem pendidikan secara keseluruhan. Kemampuan guru
dituntut untukmenyesuaikan hal demikian itu.Adanya revolusi informasi harus dapat
dimanfaatkan oleh bidang pendidikan sebagai alat mencapai tujuannya dan bukan sebaliknya
justru menjadi penghambat. Untuk itu, perlu didukung oleh suatu kehendak dan etika
yangdilandasi oleh ilmu pendidikan dengan dukungan berbagai pengalaman para praktisi
pendidikan di lapangan.

2.6 Dunia Pendidikan Indonesia Menghadapi MEA

Pada tahun 2015 kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atauPasar


Ekonomi ASEAN mulai berlaku. Kesepakatan ini tak hanya berdampak pada sektor ekonomi,
tapi juga sektor-sektor lainnya. Tak terkecuali “pendidikan”sebagai modal membangun
sumber daya manusia yang kompetitif. Era perdagangan bebas ASEAN, harus disambut oleh
dunia pendidikan dengan cepat,agar sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi
persaingan yang semakinketat dengan negara-negara lain.Mengacu pada faktor penentu
kemajuan suatu negara yaitu, penguasaaninovasi (45%), penguasaan jaringan/networking
(25%), penguasaan teknologi(20%), serta kekayaan sumberdaya alam hanya (10%), maka
pendidikan diIndonesia harus lebih menekankan pada tiga kemampuan tersebut
untukmeningkatkan kemajuan di Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah harus mampu menyiapkansekolah-sekolah


khusus yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan kerja,misalnya sekolah pertanian, sekolah
peternakan, sekolah perikanan, sekolahteknik mesin, sekolah teknik bangunan, dan
sebagainya. Sekolah-sekolah tersebutharus benar-benar mampu membekali kompetensi untuk
berinovasi dan untukmembangun jaringan/networking. Kompetensi berinovasi dapat
dilakukan dengan peningkatan berbagai ketrampilan yang ada.Ketrampilan ini bisa
diupayakan dengan cepat karena siswa akan diajarkan bagaimana cara bekerja yang kreatif
dan inovatif.

BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Disadari atau tidak tugas guru di masa depan akan semakin berat. Gurutidak hanya bertugas
mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologisaja, melainkan juga harus
mengemban tugas yang dibebankan masyarakatkepadanya. Tugas tersebut meliputi
mentransfer kebudayaan dalam arti luas,keterampilan dalam menjalani hidup (life skills), dan
nilai serta beliefs (Purwanto,2004). Melihat tugas yang demikian berat tersebut, maka sudah
selayaknya bilakemampuan profesional guru juga terus ditingkatkan agar mereka
mampumenjalankan tugasnya dengan baik. Terkait dengan hal ini guru sendiri harus
maumembuat penilaian atas kinerjanya sendiri atau mau melakukan otokritik disamping
harus pula memperhatikan berbagai pendapat dan harapanmasyarakat.Menurut Purwanto
(2004), dalam rangka meningkatkan profesionalismenya,guru harus selalu berusaha untuk
melakukan lima hal.Pertama, memahamituntutan standar profesi yang ada. Hal ini harus
ditempatkan pada prioritas yangutama karena:

1. Persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru lintasnegara.


2. Sebagai profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi
secara global, dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayananyang lebih baik

.Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajarsecara terus
menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni maumendengar dan melihat
perkembangan baru di bidangnya.

Kedua, mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.Dengan dipenuhinya


kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka gurumemiliki posisi tawar yang kuat dan
memenuhi syarat yang dibutuhkan.Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh
melalui in-servicetraining dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi.

Ketiga membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuklewat organisasi.
Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luasdapat dilakukan guru dengan
membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah
dilakukan oleh sejawatnya yang sukses.Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses yang
sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui networking inilah guru memperoleh akses
terhadapinovasiinovasi di bidang profesinya.

Keempat,mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yangmengutamakan pelayanan


bermutu tinggi kepada kostituen. Di zaman sekarangini, semua bidang dan profesi dituntut
untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada
konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai stakeholder . Terlebih lagi
pelayanan pendidikan adalahtermasuk pelayanan publik yang didanai, diadakan, dikontrol
oleh dan untukkepentingan publik. Oleh karena itu guru harus mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada publik.

Kelima, mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi


komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidakketinggalan dalam kemampuannya
mengelola pembelajaran. Guru dapatmemanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi
pendidikan seperti media presentasi, komputer (hard technologies) dan juga
pendekatanpendekatan baru bidang teknologi pendidikan (soft technologies) .Beberapa upaya
di atas tentu saja tidak akan dapat berjalan jika tidakdibarengi dengan upaya yang nyata untuk
menjadikan guru menjadi sebuah profesi yang menjanjikan artinya kesejahteraan guru
memang harus ditingkatkan.Mengapa harus kesejahteraan guru yang harus ditingkatkan? Hal
ini mengandungimplikasi yang sangat luas. Di satu sisi, dengan kesejahteraan guru yang
memadaiakan mampu mendukung kinerja guru secara optimal. Guru tidak lagi memikirkan
bagaimana mencari "pekerjaan sampingan" untuk mempertahankan danmembiayai kehidupan
keluarganya, melainkan mampu terfokus pada pelaksanaantugas dan tanggung jawabnya
dalam membina anak didiknya.

Hal tersebut akan terwujud apabila komponen-komponen di dalam pendidikan mampu


beradaptasi pula. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan harus mampu beradaptasi
juga, langkah awal yang harus dilakukanadalah menumbuhkan minat guru terhadap teknologi
informasi melalui stimulus-stimulus yang mengharuskan guru berhubungn langsung dengan
teknologiinformasi. Sebagai contoh sekolah memberikan instruksi kepada guru agar
setiapkegiatan pembelajaran menggunakan media teknologi.Dengan begitu secara terbiasa
guru akan mudah menguasai teknologiinformasi, tentunya juga harus didukung sarana yang
memadai dari sekolah.Pengembangan kemampuan guru dalam menghadapi Masyarakat
EkonomiASEAN (MEA) yang perlu disaiapkan adalahkepemimpinan, public speaking,
penguasaan bahasa asing, dan jaringan. Apabila hal tersebut mampu dikuasai olehguru, maka
akan mudah guru untuk menghadapai MEA dan siap bersaing denganSDM dari negara
anggota MEA serta mempunyai profesionalisme yang baikdalam bekerja.

BAB IV

PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Dari bebrapa uraian penjelasan pentingnya dalam meningkatkan profesionalisme guru,
adalah sebuah harapan pemerintah dan masyarakat luas apabila para pendidik dengan
profesinya masing-masing dengan melakukan tugasnya secara professional. Pertama yang
harus dimiliki oleh para guru adalah adalah mengubah image dan paradigma sebagai
seorang yang berprofesi guru yakni diantaranya guru itu harus terus belajar dan
mengupdate dalam profesinya.Kedua dalam meningkatkan profesionalisme tentu banyak
tahap-tahapyang harus dilalui oleh siapapun yang berprofesi sebagai guru untuk menjadi
guru uang professional, sehingga dengan banyaknya guru-guru yang professional
peningkatan mutu pendidikan akan baik dan tentunya dalam memajukan bangsa ini.Ketiga
dari syat-syarat yang sudah dipaparkan di atas tentunya guru harus memenuhi syarat-syarat
yang sudah ditentukan. Bahwa dengan syarat-syarat tersebut yang sudah/akan
dimiliki/ditempuh maka kualitas pendidikan akan semakin baik.Keempat strategi dalam
meningkatkan profesionalisme guru. Dari sekian banyak strategi yang dipaparkan di atas,
memang tidak harus semua dilakukan oleh para guru, melainkan sesuai dengan bakat dan
kemampuan yang dimiliki oleh guru itu sendiri.
4. 2 Saran
Untuk mewujudkan profesionalisme guru merupakan tugas setiap stakeholder
pendidikan, baik dari jajaran pembuat keputusan sampai pelaksana keputusan.Sinergi
semua lini harus dilakukan agar perbaikan mutu guru dalam berbagaikemampuan
dapat terwujud. Melihat tantangan yang ada di depan yang snagatterjal, solusinya
memang harus saling bahu membahu dalam perbaikan profesionalisme guru.
DAFTAR PUSAKA

Mantja, W. 2007. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: manajemen pendidikandan


supervisi pengajaran Malang : Elang Mas.

Supriyadi, D. 1999. Menggangkat Citra dan Martabat Guru Yogyakarta:Adicita Karya Nusa.

Syamsudin, A. 2006. Profesi Keguruan. Jakarta: UT

Undang-undang No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen Jakarta :Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai