Anda di halaman 1dari 11

CJR

FISIOLOGI OLAHRAGA

Dosen Pengampu :
Dr. SANUSI HASIBUAN M.Kes
O
L
E
H
Nama : Meilfia Putri Br Munthe
Nim : 6212411009

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehigga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Tujuan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fisiologi Olahraga.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih adanya kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan mendidik dari para pembaca agar kedepannya penulis dapat lebih baik.
Harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi sumber
referensi. Terimakasih.

Medan, 23 Maret 2022

Penulis,
Jurnal 1

A. LATAR BELAKANG

Olahraga adalah meningkatnya curah jantung yang akan disertai meningkatnya


distribusi oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan, sedangkan pada bagian-
bagian yang kurang memerlukan oksigen akan terjadi vasokonstriksi. Meningkatnya
curah jantung pasti akan berpengaruh pada tekanan darah (Sri Thristyaningsih dkk.,
2011 dalam Moniaga, 2013).
Latihan dengan beban tertentu dapat mengubah faal tubuh yang nantinya dapat
mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani. Per-ubahan yang timbul secara cepat
disebut sebagai respon. Sedangkan perubahan yang lambat akibat dari aktivitas
olahraga yang teratur disebut sebagai adaptasi (Moeloek, 1984 dalam Syatria, 2006).
Dalam olahraga ada tipe latihan aerobik dan anaerobik, yang didasarkan pada
penggunaan oksigen dan sistem energi.
Salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam kelompok aerobik adalah
bersepeda. Pada atlet sepeda, sistem energi yang terjadi selama latihan adalah sistem
energi aerobik yang membutuhkan lebih banyak oksigen. Oleh karena itu, menurut
Giam dan Teh (1988) dalam Ferdiansah (2012), bersepeda sangat bermanfaat untuk
menjaga dan meningkatkan kebugaran jantung, paru-paru, sirkulasi darah, otot, tulang
dan sendi. Bersepeda direkomen-dasikan untuk orang-orang yang mempunyai lemak
berlebih atau yang mempunyai masalah medis pada tulang atau sendi anggota tubuh
bagian bawah seperti pinggul, lutut, dan pergelangan kaki.

B. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui perbedaan perubahan denyut jantung dan tekanan darah pada berbagai intensitas
latihan atlet balap sepeda.

C. METODE
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Penelitian
dimulai dengan menyiapkan instrumen dan subjek penelitian, pengambilan data
penelitian, pengolahan data penelitian dan terakhir pembuatan laporan penelitian.
D. HASIL PENELITIAN

Hasil analisis data menggunakan uji One Way Anova menunjukkan F hitung
denyut jan-tung dengan intensitas latihan sebesar 3,695 ≥ F tabel sebesar 3,316
dengan probabilitas 0,037 < 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak, artinya ada
perbedaan yang signifikan antara perubahan denyut jantung dengan berbagai
intensitas latih-an. Hal ini berarti perubahan denyut jantung pada intensitas ringan
(L1) berbeda dengan perubahan denyut jantung pada intensitas sedang (L2) dan
perubahan denyut jantung pada intensitas berat (L3).
REVIEW JURNAL 1
Judul PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH
DAN DENYUT JANTUNG PADA BERBAGAI
INTENSITAS LATIHAN ATLET BALAP SEPEDA
Jurnal Jurnal Keolahragaan
Download http://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga
Volume dan Volume 3 dan Halaman 218-227
Halaman
Tahun September 2015
Penulis 1. Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih
2. Marina Hardiyanti
3. Fadhila Ika San
Reviewer MEILFIA PUTRI BR MUNTHE
Tanggal 23 Maret 2022

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan perubahan


tekanan darah dan denyut jantung pada berbagai
intensitas latihan atlet balap sepeda.
Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah atlet balap sepeda
berjumlah 11 orang yang tergabung dalam Pegasus
Continental Cycling Team.
Assesment Data Data penelitian ini adalah data primer karena data
didapatkan sendiri oleh peneliti melalui pengukuran
langsung. Sedangkan ber-dasarkan jenis data statistiknya,
untuk data tekanan darah dan denyut jantung merupakan
tipe data interval sedangkan data intensitas latihan adalah
tipe data ordinal.
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei dan
pengumpulan data yang dilakukan dengan pengukuran
langsung terhadap denyut jantung dan tekanan darah.
Langkah Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
survei. Penelitian dimulai dengan menyiapkan instrumen
dan subjek penelitian, pengambilan data penelitian,
pengolahan data penelitian dan terakhir pembuatan
laporan penelitian.
Hasil Penelitian Hasil analisis data menggunakan uji One Way Anova
menunjukkan F hitung denyut jan-tung dengan intensitas
latihan sebesar 3,695 ≥ F tabel sebesar 3,316 dengan
probabilitas 0,037 < 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak,
artinya ada perbedaan yang signifikan antara perubahan
denyut jantung dengan berbagai intensitas latih-an. Hal
ini berarti perubahan denyut jantung pada intensitas
ringan (L1) berbeda dengan perubahan denyut jantung
pada intensitas sedang (L2) dan perubahan denyut jantung
pada intensitas berat (L3) (Tabel 2).
Kekuatan Penelitian Pada jurnal ini terdapat banyak kelebihan dalam karya
ilmiah yaitu: jurnal ini cukup baik, dan isi pada jurnal
tersebut lengkap mulai abstrak, latar belakang, metode
penelitian dan terdapat gambar yang memudahkan
pembaca untuk memahaminya.
Kelemahan Penelitian Pemilihan kata pada jurnal ini masih ada kesalahan yang
membuat kesalah pahaman dan kesilapan dalam
pengetikkan.
Kesimpulan Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa (1) ada
perbedaan yang signifikan antara perubahan denyut
jantung dengan berbagai intensitas latihan; (2) tidak ada
perbedaan yang signifikan antara perubahan tekanan
sistol dengan berbagai intensitas latihan; (3) tidak ada
perbedaan yang signifikan antara perubahan tekanan
diastol dengan berbagai intensitas latihan.
Jurnal 2

A. LATAR BELAKANG
Kebugaran kardiorespirasi merupakan salah satu aspek fisiologi yang sangat penting
bagi atlet karena dapat kebugaran kardiorespirasi dapat mempengaruhi performa atlet saat
latihan maupun dalam pertandingan. Tidak hanya bagi atlet, kebugaran kardiorespirasi juga
diperlukan oleh individu aktif yang dalam kesehariannya membutuhkan aktivitas fisik yang
mencapai intensitas moderat hingga intensitas tinggi, terutama seperti personel kepolisian
danpersonel militer (Van Dijk, 2009).
Kebugaran kardiorespirasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
fisik pada intensitas antara 40% hingga 80% dalam jangka waktu yang lama dan tanpa
mengalami kelelahan yang berarti. Pada aktivitas fisik yang berlangsung dalam jangka waktu
lama, energi atau ATP yang dibutuhkan untuk melakukan kerja sel-sel otot terutama berasal
dari jalur metabolisme aerobik, di mana keberadaan oksigen dibutuhkan untuk menjalankan
mekanisme tersebut (Foss & Keteyian, 1998).
Sistem kardiorespirasi menjalankan peranan penting dalam transpor oksigen. Oksigen
diperoleh dari lingkungan di luar tubuh, masuk ke dalam paru melalui hidung, trakea,
bronkus, bronkiolus, berdifusi dari alveolus ke pembuluh darah, diikat oleh hemoglobin yang
terdapat pada sel darah merah (eritrosit) dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah hingga berada di ruangan ekstraseluler (Sherwood, 2015). Berdasarkan
mekanisme transpor oksigen tersebut, dapat diketahui bahwa eritrosit dan hemoglobin juga
berkontribusi dalam penyediaan oksigen bagi tubuh. Hemoglobin merupakan suatu protein
yang mengandung ferit atau zat besi (metaloprotein), yang terdapat di dalam sel darah merah.
Suatu molekul hemoglobin mengandung empat gugus heme (suatu gugus organik yang
memiliki sebuah atom ferit atau besi) sehingga mampu mengikat empat molekul oksigen.
Hemoglobin tidak hanya mampu mengikat oksigen namun juga mampu mengikat
karbondioksida dan karbonmonoksida (Guyton & Hall, 2006).

B. TUJUAN
Studi ini bertujuan untuk mempelajari tentang korelasi dari perubahan nilai VO 2max,
hemoglobin, eritrosit dan hematokrit pada individu aktif setelah melakukan latihan High
Intensity Interval Training secara rutin selama delapan minggu.

C. METODE
Metode pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling
dengan menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi.
D. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis data, setelah dilakukan latihan dengan metode High
Intensity Interval Training secara rutin selama 8 minggu, didapati ada peningkatan yang
signifikan dari nilai VO2max sebesar 20,36%, namun nilai eritrosit, hemoglobin dan
hematokrit tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa peningkatan VO2max tidak diiringi oleh peningkatan hemoglobin, eritrosit dan
hematokrit. Berdasarkan hasil uji korelasi ditemukan bahwa peningkatan VO 2max tidak
berhubungan dengan perubahan nilai hemoglobin, eritrosit dan hematokrit, sehingga diduga
ada mekanisme lain yang menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen dalam tubuh selain
karena penambahan jumlah hemoglobin dan eritrosit.
REVIEW JURNAL 2
Judul Korelasi Perubahan Nilai VO2Max, Eritrosit,
Hemoglobin dan Hematokrit Setelah Latihan High
Intensity Interval Training
Jurnal Jurnal Keolahragaan
Download http://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga

Volume dan Volume 5 dan Halaman 161-170


Halaman
Tahun September 2017
Penulis 1. Kukuh Pambuka Putra
2. Muchamad Arif Al Ardha
3. Angkit Kinasih
4. Redyte Setio Aji
Reviewer MEILFIA PUTRI BR MUNTHE
Tanggal 23 Maret 2022

Tujuan Penelitian Studi ini bertujuan untuk mempelajari tentang korelasi dari
perubahan nilai VO2max, hemoglobin, eritrosit dan hematokrit
pada individu aktif setelah melakukan latihan High Intensity
Interval Training secara rutin selama delapan minggu.
Subjek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah anggota tim futsal Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKSW sebanyak 28 orang.
Assesment Data Data yang diperoleh akan dideskripsikan terlebih dahulu untuk
mengetahui informasi dasar dari data tersebut. Kemudian
dilakukan uji normalitas menggunakan uji kolmogorov
smirnov untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi
normal atau tidak.
Metode penelitian Metode pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik
purposive sampling dengan menetapkan kriteria inklusi dan
eksklusi.
Langkah Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Pretest dan post-test yang
keduanya dilakukan dengan prosedur yang sama. Pada Pre-test
dan post-test, subjek melakukan peregangan & pemanasan
terlebih dahulu, dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah
sebanyak 3 mL oleh petugas Laboratorium Klinik Prodia dan
kemudian dilakukan Multistage Fitness Test untuk mengetahui
nilai VO2max. Hasil dari Multistage Fitness Test berupa
catatan level dan balikan yang berhasil ditempuh subyek yang
tercatat dalam recording sheet. Pencatatan level dan balikan
yang berhasil dicapai ke dalam recording sheet dilakukan oleh
petugas pengawas lintasan.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data, setelah dilakukan latihan
dengan metode High Intensity Interval Training secara rutin
selama 8 minggu, didapati ada peningkatan yang signifikan
dari nilai VO2max sebesar 20,36%, namun nilai eritrosit,
hemoglobin dan hematokrit tidak mengalami peningkatan yang
signifikan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
peningkatan VO2max tidak diiringi oleh peningkatan
hemoglobin, eritrosit dan hematokrit. Berdasarkan hasil uji
korelasi ditemukan bahwa peningkatan VO2max tidak
berhubungan dengan perubahan nilai hemoglobin, eritrosit dan
hematokrit, sehingga diduga ada mekanisme lain yang
menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen dalam tubuh
selain karena penambahan jumlah hemoglobin dan eritrosit.
Kekuatan Penelitian Pada jurnal ini terdapat banyak kelebihan dalam karya
ilmiah yaitu: terdapat isi pada jurnal tersebut cukup
lengkap mulai abstrak, latar belakang dan metode
penelitian.
Kelemahan Penelitian Pada jurnal ini langkah-langkah penelitian dan hasil
penelitiannya tidak dibahas dengan baik.
Kesimpulan Metode latihan High Intensity Interval Training dapat
meningkatkan VO2max namun tidak meningkatkan nilai
hemoglobin, eritrosit dan hematokrit. Peningkatan VO2max
tidak diiringi dengan peningkatan hemoglobin, eritrosit dan
hematokrit. Peningkatan VO2max tidak berhubungan dengan
perubahan nilai hemoglobin, eritrosit dan hematokrit sehingga
diduga ada mekanisme lain yang mempengaruhi. Peningkatan
jumlah mitokondria diduga merupakan mekanisme yang
menyebabkan peningkatan VO2max, namun studi lebih lanjut
perlu dilakukan untuk membuktikan dugaan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat pula disimpulkan bahwa
metode latihan High Intensity Interval Training dapat
meningkatkan faktor kebutuhan atau konsumsi oksigen dalam
sel namun tidak meningkatkan variabel eritrosit dan
hemoglobin yang berperan dalam mekanisme suplai oksigen
menuju mitokondria sel yang sedang membutuhkan. Dalam
penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang tidak
memungkinkan dilakukan menggunakan jumlah sampel yang
besar berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Mungkin
penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan menggunakan
populasi homogen yang lebih besar, frekuensi latihan lebih dari
dua kali seminggu dan adanya kelompok kontrol. Penelitian
lebih lanjut mungkin juga perlu dilakukan dengan
menambahkan variabel baru yaitu jumlah mitokondiria untuk
memastikan apakah peningkatan jumlah mitokondria benar-
benar berhubungan atau menjadi penyebab dari peningkatan
nilai VO2max pasca latihan High Intensity Interval Training.

Anda mungkin juga menyukai