Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

TUTORIAL LBM 7 “INTERAKSI JANTUNG PARU” BLOK


KARDIOVASKULAR DAN RESPIRASI 1

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Anggota :

1. Eva Yani (018.06.0010)


2. Izar Khairani (018.06.0012)
3. Septiani Suci Yatiningsih (018.06.0020)
4. Baiq Meisy Arum Anjani (019.06.0017)
5. Baiq Naura Maulidha Zahra (019.06.0018)
6. Bunga Sevia Mitha (019.06.0019)
7. Lalu Alif Akbar Rabilnas (019.06.0050)
8. Mira Erliandani (019.06.0057)
9. Siti Lutfiah Zulfa (019.06.0087)
10. Sri Lia Alni (019.06.0088)

Tutor : dr.Ida Ayu Made Mahayani S.ked

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
TAHUN 2019/2020

1 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas nikmat, rahmat dan anugrah yang telah dilimpahkan-Nya sehingga Makalah
SGD (Small Group Discussion) LBM 7 dengan skenario yang yang berjudul
‘INTERAKSI JANTUNG PARU’ dapat diselenggarakan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa Kedokteran UNIZAR
dapat memahami isi makalah ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga dapat bermanfaat khususnya untuk mahasiswa kedokteran itu
sendiri. Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr.Ida Ayu Made Mahayani, S.Ked sebagai fasilitator kelompok 9
yang senantiasa memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan
SGD.
2. Sumber literature dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi
kami dalam berdiskusi.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan serta
inovasi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki terbatas untuk
menyusun makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua

Mataram, 31 Desember 2019

Penyusun

2 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Makalah 1
1.3 Manfaat Makalah 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial 2
2.2 Skenario LBM 2
2.3 Pembahasan LBM 2
2.3.1 Klarifikasi Istilah 2
2.3.2 Identifikasi Masalah 3
2.3.3 Brain Storming 3
2.3.4 Rangkuman Permasalahan 12
2.3.5 Learning Issue13
2.3.6 Referensi 13
2.3.7 Pembahasan Learning Issue 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 20
DAFTAR PUSTAKA 21

3 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya,
dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Tubuh manusia diorganisasikan
pada tingkat yang berbeda, dimulai dari sel. Sel tersebut membentuk organ,
organ tersebut akan di susun dalam system organ seperti system tulang dan
otot.
Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi dari dan ke sel-sel tubuh. Komponen dari sistem
kardiovaskular meliputi jantung, pembuluh darah, darah dan beberapa
komponennya. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung.
Pengendalian yang paling sederhana terjadi secara lokal (intrinsik), yaitu
yang dilakukan dengan komunikasi antar sel yang berdekatan. Pengendalian jarak
jauh (ekstrinsik) lebih kompleks dan dimungkinkan melalui refleks yang dapat
melibatkan sistem saraf (lengkung refleks) maupun sistem endokrin (pengaturan
umpan balik). Pengaturan umpan balik negatif (negative feedback) merupakan
pengaturan penting dalam homeostasis. Dalam pengaturan umpan balik negatif ini
yaitu sistem pengendali senantiasa membandingkan parameter yang dikendalikan
(misalnya suhu tubuh, atau tekanan darah) dengan nilai setpoint (misalnya kisaran
nilai normalnya). Perubahan-perubahan parameter yang dikendalikan akan
mencetuskan respons yang melawan perubahan sehingga mengembalikan
parameter tersebut pada nilai setpoint. Selain itu, ada juga pengaturan umpan balik
yang positif (positive feedback). Pengaturan ini tidak bersifat homeostatik karena
akan memperbesar respons, sampai ada faktor luar yang menghentikan.

4 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


1.2 Tujuan
a. Menjelaskan pengaturan umpan balik sistem peredaran darah dan sistem
respirasi ?
b. Menjelaskan hubungan interaksi jantung dan paru setelah aktivitas dan non
aktifitas ?
c. Menjelaskan pengaturan homeostasis dari hubungan tiga komponen
( frekuensi nadi, nafas, dan tekanan darah )
d. Menjelaskan homeostasis dalam pengaturan aktifitas fisik

1.3 Manfaat
1. Agar pembaca dapat mengetahui pengaturan umpan balik sistem peredaran
darah dan sistem respirasi
2. Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan hubungan interaksi
jantung dan paru setelah aktivitas dan non aktifitas
3. Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan pengaturan
homeostasis dari hubungan tiga komponen ( frekuensi nadi, nafas, dan tekanan
darah )
4. . Agar pembaca dapat mengetahui tentang penjelasan Menjelaskan
homeostasis dalam pengaturan aktifitas fisik

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Hari/tanggal
 Sesi I : 30 Desember 2019
 Sesi II : 31 Desember 2019
 Tutor : dr. Ida Ayu Made Mahayani, S.Ked
Ketua : Lalu Alif Akbar Rabilnas
Sekretaris : Baiq Naura Maulidhia Zahra
2.2 Skenario LBM 7

5 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


SKENARIO 7
INTERAKSI JATUNG PARU
Seorang mahasiswa melakukan praktikum fisiologi dengan melakukan
latihan fisik dosen meminta mahasiswa melakukan [engukuran frekuensi
pernafasan, frekuensi nadi dan tekanan darah. Ternyata terjadi peningkatan yang
signifikan jika dibanding dengan sebelum latihan fisik. Kemudian setelah
beristirahat beberapa saat frekuensi napas dan frekuensi nadi juga berangsur
angsur kembali normal demikian juga dengan tekanan darah pasien.
Mahasiswa tersebut merasa penasaran, mengapa bisa terjadi perubahan
yang selaras antara frekuensi nafas, frekuensi nadi dan tekanan darah?. Padahal
menurut yang sudah dipelajarinya, masing-masing komponen tersebut memiliki
sistem pengaturan yang berbeda-beda. Apakah mungkin ada hubungan antara
pengatura pernafasan, nadi dan tekanan darah?
2.3 Pembahasan LBM
I. KLARIFIKASI MASALAH
1 Nadi : adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung.
Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang
membawa darah menuju jantung.
2 Frekuensi : adalah pembulu darah berotot yang membawa darah
dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh
balik yang membawa darah menuju jantung.atau bisa juga di sebut dengan
dapat diartikan sebagai jumlah gelombang listrik yang dihasilkan tiap
detik. Frekuensi biasanya dilambangkan dengan huruf F dengan satuannya
adalah Hertz atau disingkat dengan Hz.
3 Interaksi : saling berhubungan atau berkaitan
4 Signifikan : adalah suatu hal yang penting dan juga kgusus.
5 Tredmill : adalah sebuah alat yang umumnya dipakai untuk berjalan,
berlari atau mendaki namun tetap bertahan pada tempat yang sama.

6 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


II. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah mungkin ada hubungan frekuensi pernafasan nadi dan tekanan
darah?
2. Kenapa bisa jadi perubahan yang selaras antara frekuensi nafas, nadi
dan tekanan darah?
3. Kenapa bisa terjadi tekanan yang signifikan jika dibanding dengan
sebelum latihan fisik?
III. BRAINSTORMING
1. Apakah mungkin ada hubungan frekuensi pernafasan nadi dan
tekanan darah?
Jawab :
Pada saat kerja fisik ,berbagai faktor dapat menggeser kurva
disoasi cukup jauh ke kanan sehingga menyebabkan pengirimina sejumlah
O2 tambahan ke serat serat otot aktif yang yan sedang bekerja. kemudian
otot yang sedang bekerja akan melepas sejumlah besar CO2. CO2 ini
dalam beberapa asam lainnya yang dilepaskan oleh otot, akan
meningkatkan konsentrasi ion hydrogen dalam darah kapiler otot tersebut
selain itu, suhu otot sering kali meningkatkan sebesar 2 derajat samapai 3
derajat yang dapat meningkatkan pengiriman O 2 ke serat serat otot lebih
banyak lagi.semua faktor ini bekerja sama menggeser kurva disosiasi
oksigen- hemoglobin dari darah kapiler otot tersebut cukup jauh ke kanan .
pergeseran kurva kearah kanan pergeseran kurva kearah kanan memaksa
O2 dilepaskan dari hemoglobin darah ke otot pada Po2 sebesar 40 mm Hg
walaupun 70 persen O2 telah di keluarkan dari hemoglobin . kemudian
dalam paru ,terjadi pergeseran kea rah yang berlawanan, yang
memungkinkan pengambilan sejumlah O2 tambahan daripada alveoli.

Perubahan Frekuensi Denyut Jantung Ketika berlatih frekuensi


denyut jantung akan meningkat. Kenaikan frekuensi denyut jantung akan
sesuai dengan intensitas latihan. Semakin tinggi intensitas (misal
berlari/bersepeda/berenang semakin cepat) maka denyut jantung akan

7 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


terasa semakin cepat. Azas Conconi berbunyi ”hubungan antara frekuensi
denyut jantung dan intensitas latihan adalah linier”. Selain itu ada istilah
titik defleksi (deflektion point), atau ambang batas anaerobik (anaerobic
threshold), yang mengatakan bahwa jika intensitas latihan dinaikkan, maka
frekuensi denyut jantung juga akan naik, tetapi jika intensitas terus
dinaikkan pada suatu saat hubungannya tidak linier lagi (berbentuk garis
lurus) melainkan akan ketinggalan (melengkung). Hubungan yang linier
antara inmtensitas dan frekuensi denyut jantung hanya berlaku jika
melibatkan otot-otot besar dan cukup banyak. Oleh karena itu frekuensi
denyut jantung banyak dipakai sebagai tolok ukur intensitas latihan yang
melibatkan otot-otot besar, seperti berlari, berenang, dan bersepeda. Kerja
otot kecil meskipun intensitasnya maksimal tidak akan dapat merangsang
denyut jantung mencapai tingkat maksimal.
Perubahan Volume Darah Sedenyut dan Curah Jantung Jika pada
saat istirahat volume darah sedenyut yang keluar dari jantung (stroke
volume=SV) sekitar 70 cc, pada saat berlatih dapat meningkat sampai 90
cc per denyut. Bagi orang terlatih volume sedenyut saat istirahat sekitar 90
sampai 120 cc, pada saat berlatih dapat mencapai 150 – 170 cc. Frekuensi
denyut jantung yang tidak terlatih ketika bangur tidur (istirahat) sekitar 60
sampai 70 denyutan per menit, ketika berlatih dapat meningkat antara 160
sampai 170 per menit. Bagi orang yang terlatih denyut jantung bangun
tidur lambat, dapat di bawah 50 denyutan per menit. Pada saat berlatih
meningkat, dapat mencapai sekitar 180 kali denyutan per menit. Curah
jantung adalah volume darah yang dapat keluar dari jantung selama satu
menit. Besarnya curah jantung adalah frekuensi denyut jantung
(banyaknya denyutan selama satu menit) dikalikan volume darah sedenyut
yang keluar dari jantung. Ketika latihan curah jantung akan meningkat
sangat tinggi. Bagi orang yang terlatih kenaikan curah jantung akan jauh
lebih tinggi. Hal demikian adalah bertujuan untuk membuang CO2 yang
terjadi ketika latihan. Peningkatan frekuensi denyut jantung yang terus
menerus, pada suatu saat tidak akan meningkatkan curah jantung. Setelah

8 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


160 kali per menit bagi yang tidak terlatih, atau 180 kali per menit bagi
yang terlatih maka denyut jantung akan mengalami floater, sehingga
volume sedenyut akan berkurang. Frekuensi denyut jantung maksimal
(intensitas maksimal/100%) secara sederhana sering ditentukan dengan
rumus 220 dikurangi umur.Curah jantung pada intensitas 100 % tidak
berbeda banyak dengan curah jantung pada intensitas 90 %.
Perubahan Tekanan Darah Meningkatnya hormon epinefrin saat
latihan akan menyebabkan semakin kuatnya kontraksi otot jantung.
Meskipun demikian tekanan sistole tidak langsung membubung tinggi,
karena pengaruh epinefrin pada pembuluh darah dapat menyebabkan
pelebaran (dilatasi). Pelebaran pembuluh darah akan sangat tergantung
kondisinya. Jika pembuluh sudah mengalami pengerakan
(arteriosklerosis) akan menjadi kaku, tidak elastis, sehingga pelebaran
akan terbatas. Dengan demikian kenaikan tekanan darah saat latihan akan
dapat terjadi. Peningkatan pelebaran pembuluh darah saat latihan juga
disebabkan karena meningkatnya suhu tubuh. Banyaknya keringat yang
keluar akan menyebabkan plasma darah keluar, volume darah menurun,
sehingga tekanan darah tidak naik berlebihan. Selisih tekanan antara
sistole dan diastole akan meningkat, hal demikian hubungannya erat
dengan volume darah sedenyutan yang keluar dari jantung. Tekanan darah
baik sistole maupun diastole dapat meningkat sangat tinggi ketika seorang
atlet angkat besi mengangkat barbel. Tekanan sistole akan dapat
meningkat dari 120 mmHg sampai 180 mmHg. Hal demikian terjadi
karena banyak otot rangka yang berkontraksi sehingga mendesak
pembuluh-pembuluh darah. Tekanan yang naik cukup tinggi tersebut
terjadi hanya sesaat, begitu angkatan dilepaskan akan turun kembali ke
normal. Agar tidak mengalami hal yang fatal maka penderita tekanan
darah tinggi jika berolahraga harus berhati-hati, jangan melaksanakan
dengan intensitas tinggi secara mendadak. Perlu disiapkan lebih dahulu
semua otot agar pembuluh-pembuluh di seluruh tubuh sudah melebar. Jika
pembuluh belum siap, sedangkan jantung memompa dengan kuat sangat

9 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


dimungkinkan adanya kenaikan tekanan yang cukup tinggi. Oleh karena
itu jangan mengangkat beban yang sangat berat secara mendadak.
Perubahan Pendistribusian Darah Selama Berlatih Pada saat berlatih darah
akan banyak mengalir ke otot-otot yangterlibat dalam gerak. Darah akan
berfungsi untuk mencukupi kebutuhanlatihan seperti lemak, gula untuk
penyediaan energi dan membawa sisa-sisametabolisme seperti air dan
CO2.

2. Mengapa bisa terjadi perubahan yang selaras antara frekuensi


nafas, dan tekanan darah ?

Jawab :

Untuk pengaturan pernapasan kan pusatnya itu di batang otak lebih


tepatnya di DRG sm VRG sm Pneumotaxic center. jantung pusat
pengaturanya juga di batang otak tapi lokasinya beda di cardiac accelerator
nucleus. Cardiac inhibitor, vasomotor center, solitary nucleus

Nah terus apa sih yg buat mereka bisa samaa begitu naik
turunnya?

karena peredaran darah di paru sangat mempengaruhi kontraksi


jantung berikutnya. Jadi Ketika menarik napas jantung bakal
melambat, karena pembuluh darah di paru akan membesar dan
memperlambat darah balik ke jantung. Dan jantung dengan paru akan
difusi oksigen ke darahnya. Sehingga apabila pernapasan cepet berarti
jantung juga cepet dan apabila pernapasan lambat jantung juga lambat.

10 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


3. Kenapa bisa terjadi tekanan yang signifikan jika dibanding
dengan sebelum latihan fisik?
Jawab :
Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan
aktivitas. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan
dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan
karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang
banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula
dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di dalam
pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan
akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan
otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol
menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktupun bertambah
sehingga volume darah pada arteriol akan meningkat dan
tekanannyapun meningkat. Dapat dikatakan bahwa volume darah yang
masuk dari arteri ke jantung meningkat.

IV. RANGKUMAN PERMASALAH

11 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


V. LEARNING ISSUES
1. Bagaimana mekanisme pengaturan umpan balik sistem peredaran darah
dan sistem respirasi ?
2. Apasaja faktor faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja jantung
dan paru?
3.Bagaimana hubungan interaksi jantung paru setelah aktivitas dan non
aktivitas?

VI. REFERENSI
Sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama
untuk melakukan pertukaran gas. Sistem ini berfungsi untuk mengelola
pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen
diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan sumber energi dan
karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolis aktif dan

12 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh. Organ pernapasan
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian penghantar udara dan bagian
yang berperan sebagai tempat pertukaran gas. Bagian penghantar udara
terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkhi dan bronkioli. Bagian
pertukaran gas terdiri dari bronkhiolus respiratorius, duktus alveolaris dan
alveoli.
Fungsi pernapasan dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, umur, jenis
kelamin, tinggi, berat, dan ras. Cara yang cukup mudah dan murah dalam
menjaga fungsi paru adalah dengan melakukan olahraga yang teratur.
Olahraga dapat menjadi salah satu usaha preventif dan rehabilitasi
penyakit. Olahraga renang merupakan olahraga yang sangat
menyenangkan dan cocok untuk siapa saja tanpa memandang semua umur.
Renang adalah salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat.
Olahraga ini merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat
diajarkan pada anak-anak dan dewasa, bahkan bayi pada golongan usia
infant sudah dapat mulai diajarkan renang. Renang merupakan salah satu
latihan fisik jenis aerobik yang dapat mengubah serabut otot sehingga
dapat menyebabkan perubahan bentuk beberapa serabut fast glykolytic/FG
fiber menjadi fast oxidative glycolytic/FOG fiber.
Perubahan bentuk serabut-serabut otot dapat menyebabkan
peningkatan diameter mitokondria, suplai darah dan kekuatan otot pada
sistem pernapasan. Aktivitas jasmani seperti, berlari dan bersepeda,
berenang yang dilakukan selama 30 menit tiga kali seminggu akan
meningkatkan kebugaran kardiovaskuler (kapasitas kardiovaskuler,
kekuatan dan daya tahan aerobik atau kebugaran). Manfaat lainnya
aktivitas jasmani dapat menurunkan tekanan darah anak-anak dan orang
dewasa yang mengidap tekanan darah tinggi. Ketika berlatih frekuensi
denyut jantung dan paru akan meningkat. Kenaikan frekuensi denyut
jantung dan paru akan sesuai dengan intensitas latihan. Semakin tinggi
intensitas (misal berjalan, berlari, bersepeda dan

13 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


berenang semakin cepat) maka denyut jantung akan terasa semakin cepat.
Azas Conconi berbunyi “ hubungan antara frekuensi denyut jantung dan
intensitas latihan adalah linier.” Selain itu ada istilah titik defleksi
(deflection point), atau ambang batas anaerobik (anaerobic threshold),
yang mengatakan bahwa jika intensitas latihan dinaikkan, maka frekuensi
denyut jantung juga akan naik dan fungsi paru akan meningkat. Gerakan
mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan
kaki, olahraga renang dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh
darah, dan paru-paru yang menyebabkan kemampuan fungsi jantung dan
paru-paru meningkat.

VII. PEMBAHSAN LEARNING ISSUES


1. Bagaimana mekanisme pengaturan umpan balik sistem peredaran
darah dan sistem respirasi?
Jawab :

Terdapat dua jenis umpan balik, yaitu umpan balik negatif dan
umpan balik positif. Dimana kedua umpan balik ini bekerjasama untuk
menstabilkan kondisi tubuh agar kembali normal, bekerja untuk
homeostasis tubuh.

1. Umpan balik negatif (negative feedback)


Dalam keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan
mekanisme umpan balik negative untuk menyeimbangkan penyimpangan
yang terjadi. Contohmya yaitu apabila tekanan darah meningkat akan
meningkatkan baroreseptor, kemudian akan menurunkan rangsangan pada
simpatik yang meningkatkan parasimpatik, menurunkan denyut jantung
dan kekuatan kontraksi, terjadi dilatasi pembuluh darah dan akhirnya
menurunkan tekanan darah sampai pada keadaan normal melalui
mekanisme umpan balik. Mekanisme yang sama juga akan terjadi pada
sistem respirasi, dimana ketika tubuh kekurangan atau membutuhkan
oksigen akibat olahraga, rangsangan akan dikirim ke medulla oblongata,
kemudian dari sini umpan balik akan berperan untuk merangsang

14 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


pengikatan oksigen oleh darah, sehingga ksigen yang sudah diikat oleh
darah akan disalurkan ke seluruh otot dan jaringan yang ekurangan
oksigen yang menyebebkan nafas kembali normal.
2. Umpan balik positif (positif feedback)
Umpan balik positif melibatkan perubahan pada variable yang memicu
mekanisme yang akan memperbesar dan bukannya membalik perubahan
tersebut. Selama proses umpan balik postitif yang akan bertujuan untuk
meningkatkan stimulus atau rangsangan. Misalnya pada contoh gula darah,
jika menggunakan proses umpan balik positif maka kadar guka darah yang
naik akan semakin memicu tubuh untuk meningkatkan kada gula darah.
Mekanisme yang sama terjadi juga pada sistem peredaraan darah dan
respirasi, ketika tekanan darah tinggi, umpan balik positif akan bekerja
untuk terus meningkatkan ekanan darah, untuk itu diperlukan kerjasama
anatara umpan balik negative dan positif. Contohnya ketika seseorang
mengalami tekanan darah rendah, umpan balik postif akan mengirim
impuls untuk meningkatkan tekanan darah, dan akan terus meningat, maka
proses ini akan dihentikan oleh umpan balik negtaif yang akan
menormalkan tekanan darah.(sherwood)

2. Apasaja faktor faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja


jantung dan paru?
Jawab :

FAKTOR EKSTERNAL

POSISI TUBUH

 Posisi berbaring, jantun akan berdetak lebih sedikit dibandingkan


pada posisi duduk atau pun berdiri, hal ini disebabkan karena pada
posisi berbaring, evek gravitasi pada tubuh akan berkurang
sehingga darah dapt kembali ke jantung dengan mudah tanpa harus
melawan gravitasi

15 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


 Posisi berdiri, pembuluh darah di bawah jantung akan
mendapatkan beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat
jantung dan pembuluh . peningkatan tersebut menyebabkan darah
mengumpul di dalam venosa pada ekstremitas bawah sehingga isi
dari sekuncup akan berkurang . hal tersebut menyebabkan tekanan
darah pada bagian kepala akan berbeda dengan tekanan darah di
bagian ekstremitas bawah sehingga jantung tidak dapat memompa
darah yang cukup ke otak
 Posisi duduk, sikap atau posisi duduk membuat tekanan drah
cendrung stabil . hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem
vasokonraktor simpatis terangsang melalui saraf rangka menuju
otot-otot abdomen. Keadaan ini meningkat tonus dasar-dasar otot
tersebut yang menekan sluruh vena cadangan abdomen ,
membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen
ke jantung.

b. Suhu /temperature Perbedaan suhu berpengaruh dalam cepat


lambatnya metabolisme tubuh sehingga berpengaruh juga terhadap kinerja
jantung . suhu yang lebih tinggi ( hangat/panas) menyebabkan jantung
berdetak lebih cepat dan memberikan tekanan yang tepat untuk tubuh

c. konsumsi alcohol salah satu efek yang ditimbulkan dari


mengkonsumsi alcohol adalah otot jantung akan menjadi melemah.
Sehingga tidak dapat memompa darah secara efisien.

FAKTOR INTERNAL

USIAketika seorang bertambah tua , maka pembuuh darah pada tubuh


manusia pun ikut mengalami penuaan . pembuluh darah akan mulai
kehilangan fleksibilitasnya sehingga menyebabkan darah sulit untuk
mengair dan bergerak pada pembuluh darah tsb.

16 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


BERAT BADAN berat badan yang lebih mengakibatkan terjadinya
peningkatan beban kerja jantung. Hal tsb dikarenakan adanya volume
peningkatan volume darah yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi serta oksigen di dalam tubuh sehingga tekanan darahpun
menjadi semakin tinggi

FREKUENSI PERNAFASAN Frekuensi denyut jantung dan


frkuensi pernafasan meningkat pada waktu berlari dibandingkan duduk,
saat berlari, oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh akan semakin banyak .
hsl ini dksenakanpusat pernafasan yang berekasi karena bertambahnya
karbondioksida dalam darah ketika berlari, reaksi yang dilakukan oleh
pusat perafasan inidalah dengan cara mempercepat pernafasan, agar
oksigen yang dihirup juga banyak

(Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)


3. Bagaimana hubungan interaksi jantung paru setelah aktivitas dan
non aktivitas?
Jawab :
Ketika berolahraga tubuh butuh banyak asupan oksigen dan
menyebabkan penumpukan CO2 dalam darah karena pemakaian oksigen
yang banyak. kemudian kadar CO2 dalam darah ini akan mengaktifkan
sistem buffer sehingga membuat darah sedikit asam karena CO2 bersifat
asam lemah, bahkan bisa membentuk H2CO3 yg bersifat asam juga karena
darah menjadi asam, darah yg asam ini akan merangsang reseptor H+ di
hipotalamus karena hipotalamus mengetahui bahwa tubuh sedang keadaan
asam karena banyaknya kadar co2 di darah hipotalamus akan menstimulasi
Dorsal Respiratory Group untuk mempercepat Ritme pernapasan dan
menstimulasi Ventral Respiratory Group untuk meningkatkan kerja otot
aksesoris pernapasan sehingga terjadilah hiperventilasi dan takipneu pada
saat olahraga

17 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi SGD kelompok 9 maka kita menyimpulkan
bahwa tubuh manusia itu komplek yang terdiri dari beberapa sistem yang
menghasilakan homeostasis atau keseimbangan tubuh. Homeostasis tubuh dapat
terbentuk dari proses pengaturan asam basa dalam darah, pengaturan suhu,
pengaturan saat melakukan aktifitas dan lain sebagainya.

18 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e


DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC
Hall, John. 2016. Guyton and Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.
Jakarta : Elsevier Inc
KKBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Handayani, Go. 2016. Jurnal (eBm) Pengaruh Aktivitas Berlari Terhadap Tekanan
dan Suhu
Pada Pria Dewasa Normal. Manado: Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi.
Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2017

19 | LBM 7 Interaksi Jantung ParuP a g e

Anda mungkin juga menyukai