Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODUL 1
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN
PEMBELAJARAN
SKENARIO 1
“Biomedik I”

DISUSUN OLEH :
NAMA : Filhan Djuwiar Hulu
NIM : 71230811100
KELOMPOK SGD : 6
TUTOR : Dr. dr. Hj. Mayang Sari Ayu, MARS

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA

UTARA MEDAN

2023
Lembar Penilaian Makalah

NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai

1 Ada Makalah 60

2 Kesesuaian dengan LO 0 – 10

3 Tata Cara Penulisan 0 – 10

4 Pembahasan Materi 0 – 10

5 Cover dan Penjilidan 0 – 10

TOTAL

NB : LO = Learning Objective Medan, 29 Oktober 2023

Dinilai Oleh :

Tutor

Dr. dr. Hj. Mayang Sari Ayu, MARS

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “Laporan Tutorial Kasus
Skenario 1 : Menggigil” sebagai laporan individu. Sholawat beriring salam selalu tercurah
kepada junjungan kita nabi Besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.

Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan,
dan saran. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada :

1. Allah SWT yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan


2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual
3. Dr. dr. Hj. Mayang Sari Ayu, MARS sebagai tutor SGD 6 minggu ini
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, 29 Oktober 2023

Filhan Djuwiar Hulu

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENILAIAN MAKALAH.......................................................................................2


KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
DAFTAR ISI..............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................5
1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................ 5
1.4 Maksud dan Tujuan.......................................................................................................... 6
1.5 Mapping Concept............................................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................7
2.1 Proses terjadinya demam, kedinginan, dan menggigil.....................................................7
2.2 Definisi dan tujuan Homeostasis.......................................................................................7
2.3 Proses terjadinya Homeostasis............................................. ............................................7
2.4 Prinsip dasar mekanisme Homeostasis..............................................................................7
2.5 Kondisi yang terjadi dalam Homeostasis..........................................................................8
2.6 Faktor yang mempengaruhi Homeostasis.........................................................................8
2.7 Tingkat organisasi struktur manusia.................................................................................9
2.8 Sistem umpan balik positif negatif...................................................................................10
2.9 Cairan-cairan yang mengstabilkan Homeostasis..............................................................10
2.10 Unsur-unsur Mileu Interieur...........................................................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................12
3.2 Saran.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Homeostasis energi tubuh diatur oleh sistem hormonal yang sangat kompleks.
Dengan tujuan memenuhi energi yang dibutuhkan untuk aktivitas kehidupan. Ketidaksamaan
antara masukan dan keluaran dapat mengakibatkan kelainan berat badan. Obesitas merupan
faktor risiko berbagai penyakit noninfeksi dengan angka mortalitas tertinggi didunia. Oleh
karena itu pemamahaman tentang keseimbangan energi sangat penting.

Homeostasis adalah kemampuan tubuh untuk beradaptasi dan menjaga


keseimbangan kondisi cairan didalam internal tubuh terhadap perubahan lingkungan disekitar.
Sangat perlu menjaga volume cairan tubuh dan komposisi elektrolit didalam cairan tubuh baik
cairan ekstraseluler (CES) maupun cairan intraseluler (CIS) dalam batas normal agar proses
homeostasis tetap berjalan. Beberapa masalah klinis timbul akibat adanya abnormalitas dalam
hal tersebut. Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa penderita dalam keadaan darurat,
yang jika tidak dikelola secara cepat dan tepat dapat menimbulkan kematian. Infus sangat
membantu ketika pasien sangat membutuhkan supply cairan ion yang didapatkan melalui
cairan infus, yang dimasukkan melalui jarum infus yang ditusukkan pada pembuluh vena
pasien.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Kedinginan, menggigil, dan demam
2. Reaksi Homeostasis

1.2 Rumusan Masalah

Mahasiswa/i mampu memamhami dan menjelaskan :


1. Proses terjadinya demam, kedinginan, dan menggigil
2. Definisi dan tujuan Homeostasis
3. Proses terjadinya Homeostasis
4. Prinsip dasar mekanisme Homeostasis
5. Kondisi yang terjadi dalam Homeostasis
6. Faktor yang mempengaruhi Homeostasis
7. Tingkat organisasi struktur manusia
8. Sistem umpan balik positif negatif
9. Cairan yang bisa mengstabilkan Homeostasis
10. Unsur-unsur Mileu Interieur

5
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran modul penglihatan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera
Utara.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. Dalam hal ini yaitu tentang
modul Biomedik I.

1.4 Mapping Konsep

6
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Proses Terjadinya Demam, Kedinginan, dan Menggigil

Demam terjadi jika bakteri masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih mengasilkan
protein untuk melawan kuman yang dinamakan pirogen. Masuk ke hipotalamaus yang
berfungsi mengatur suhu tubuu. Pada demam, pirogen menipu hipotalamus dengan kondisi
tubuh yang dingin yang mana dia akan menaikkan suhu tubuh kita agar tetap normal dengan
menaikkan suhu lebih dari 37,5⁰ C. Karena resimen tersebut pembuluh darah mempersempit
salurannya agar panas tubuh tetap di pertahankam alhasil badan pun demam. Jika tidak di
respon tubuh dan tidak mencapai suhu yang di inginkan maka tubuh akan menggigil atau
menggerakkan otot agar memproduksi energi panas inilah yang menyebabkan kita kedinginan
dan menggigil. Ketika bakteri mati maka pirogen akan berhwnti mengirim sinyal ke
hipotalamus dan suhu kembali normal dengan cara mengeluarkan keringat
2.2 Definisi dan Tujuan Homeostasis

Homeostasis adalah kemampuan dari tubuh kita dalam mengatur dan menjaga
keseimbangan lingkungan internal tubuh yang ideal dan stabil ketika berhadapan dengan
perubahan eksternal. Tujuan adanya hemeostatis dalam tubuh adalah agar ketika terjadi
perubahan eksternal tubuh akan mengalami proses pemulihan secara fisiologis.
2.3 Proses Terjadinya Homeostasis

Homeostatis adalah pemeliharaan (melalui mekanisme fisiologis tubuh) kondisi yang


relatif stabil dalam tubuh misalnya kondisi seperti suhu tubuh, tekanan darah, pH, konsentrasi
bahan kimia seperti hormon tertentu dalam darah. Meskipun perubahan yang terjadi baik di
dalam dan di luar tubuh misalnya karena makanan, olahraga, kehamilan, dan variasi kondisi
eksternal. Proses homeostatis ini dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kondisi psikologis serta
sosial. Kebanyakan gangguan homeostatis bersifat ringan dan hanya sementara karena sel- sel
dalam tubuh akan segera membaca perubahan yang terjadi dan segera menyesuaikan diri
dengan kondisi tersebut. Namun bisa juga homeostatis terganggu dalam waktu yang cukup
lama, misalnya ketika tubuh terkena infeksi yang menyebabkan tubuh menjadi lemah dan
sakit.
2.4 Prinsip dasar mekanisme Homeostasis

Ketika suatu hal sudah dalam kondisi optimal, homeostasis muncul sebagai resistansi
alami untuk berubah. Kondisi seimbang dipertahankan dan diatur oleh banyak mekanisme.
Semua mekanisme yang mengendalikan homeostasis memiliki setidaknya tiga komponen
yang saling bergantung, yaitu reseptor, pusat kendali, dan efektor, yang masing-masing
dimiliki untuk setiap variabel yang diatur. Reseptor adalah komponen penginderaan yang
memantau dan merespons perubahan lingkungan, baik eksternal maupun internal. Reseptor
mencakup reseptor suhu dan reseptor mekanik. Pusat kontrol misalnya pusat pernapasan dan
sistem renin-angiotensin. Efektor adalah target yang ditindaklanjuti sehingga perubahan
dikembalikan ke keadaan normal.
7
2.5 Kondisi yang terjadi saat Homeostasis
Dilansir dari Scientific American, proses homeostatis terjadi secara otomatis dan tidak
dapat dihindari. Ketika sistem berfungsi dengan baik dan keadaan tunak (homeostatis) dapat
dipertahankan oleh sistem tubuh. Proses homeostatis terbagi menjadi dua, yaitu umpan balik
positif dan umpan balik negatif.

Umpan balik negatif Proses hemeostatis umpan balik negatif terjadi jika perubahan
lingkungan mempengaruhi tubuh dan memicu umpan balik yang sifatnya berlawanan atau
negatif. Misalnya saat tubuh manusia yang idealnya bersuhu 37 derajat celcius mengalami
kedeinginan atau kepanasan akibat penurunan atau kenaikan suhu lingkungan.

Dilansir dari Lumen Learning, ketika suhu panas hipotalamus otak akan menerima
data sensor yang menunjukkan suhu tubuh melebihi kisaran normal dan merangsang
sekelompok sel otak untuk melakukan mekanisme pelepasan panas.Mekanisme tersebut
dilakukan dengan cara memperlebar pembuluh darah. Pelebaran tersebut membuat darah
lebih banyak lewat dan menyebarkan panas ke seluruh tubuh juga mengaktifkan kelenjar
keringat. Tubuh yang panas, pori-porinya akan terbuka dan kelenjar mengeluarkan keringat
untuk membuat panas. Inilah mengapa saat kepanasan, tubuh cenderung haus karena
memerlukan air untuk membuat panas melalui keringat.

Manusia juga akan bernapas lebih cepat melalui mulut saat kepanasan. Hal tersebut
dilakukan untuk membuang panas tubuh melalui embusan napas. Mekanisme sebaliknya
akan terjadi ketika tubuh mengalami kedinginan. Bagian hipotalamus otak akan merespons
kedinginan yang dirasakan tubuh dan memerintahkan otot eangka untuk berkontraksi, hal
tersebut otomatis membuat tubuh menggigil dan pembuluh darah menyempit. Pada saat itu
otak akan memerintahkan sistem metabolisme untuk mempercepat aktivitasnya agar bisa
menghasilkan panas. Inilah mengapa saat kedinginan manusia cenderung lapar, karena
aktivitas metabolismenya meningkat. Otak juga tidak akan mengaktifkan kelenjar keringat
dan menyuruh ginjal untuk menghemat air. Hal tersebut membuat manusia jarang buang air
kecil atau urinnya menjadi pekat untuk menghemat air dalam tubuh.
2.6 Faktor yang mempengaruhi Homeostasis

Faktor-faktor yang mempengaruhi Homeostasis:


1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi. Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang
tetap untuk digunakan sebagai bahan bakar metabolik untuk menghasilkan energi.
Energy kemudian digunakan untuk menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk
mempertahankan hidup.
2. Konsentrasi zat-zat sisa. Berbagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir
yang berefek toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
3. Volume dan tekanan. Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma,
harus dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang ada kuat agar penghubung
vital antara sel dan lingkungan eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.

8
2.7 Tingkat organisasi struktur manusia

Tingkat organisasi struktur manusia:


1. Tingkat Atom, Tingkat organisasi kehidupan yang terkecil adalah atom. Atom adalah
unit terkecil dari materi, yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron.
2. Tingkat Molekul, Tingkat organisasi kehidupan selanjutnya adalah molekul. Molekul
terbentuk dari beberapa atom yang terikat bersama. Molekul dalam kehidupan
termasuk protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lemak yang memainkan peran
penting dalam fungsi seluler.
3. Tingkat Sel, Sel adalah unit terkecil dari kehidupan yang dapat hidup secara mandiri
yang terdiri dari membran sel, inti sel, sitoplasma, dan organel.
4. Tingkat Jaringan, Jaringan terdiri dari kelompok sel yang sama yang memiliki fungsi
yang sama. Beberapa jenis jaringan termasuk otot, saraf, epitel, dan ikat. Jaringan
memainkan peran penting dalam mempertahankan struktur tubuh dan fungsi organ.
5. Tingkat Organ, Organ terdiri dari beberapa jenis jaringan yang bekerja bersama untuk
melakukan fungsi tertentu dalam organisme.
6. Tingkat sistem organ, Tingkat organis terdiri dari beberapa sistem organ yang bekerja
sama untuk melakukan fungsi tertentu. Beberapa sistem organ tersebut adalah sistem
pencernaan, sistem pernapasan, sistem endokrin, dan sistem saraf
7. Tingkat Organisme, Organisme adalah makhluk hidup yang terdiri dari banyak
komponen yang nantinya akan saling terkait dan bekerja sama untuk bisa mencapai
tujuan yang sama. Organisme juga bisa diartikan sebagai individu ataupun spesies yang
bisa diidentifikasikan.
8. Tingkat Populasi, Populasi adalah sekelompok individu dari spesies yang sama yang
hidup di suatu daerah atau habitat yang sama. Contoh populasi adalah singa yang ada
di Kenya, Afrika. Sekawanan angsa atau seratus domba di sebuah peternakan.
9. Tingkat Komunitas, Komunitas terdiri dari semua populasi yang berbeda dalam suatu
daerah atau habitat yang sama. Komunitas mencakup semua spesies yang berinteraksi
dengan satu sama lain dan dengan lingkungan di sekitar.
10. Tingkat Ekosistem, Ekosistem mencakup semua organisme hidup dan non-hidup dalam
suatu area tertentu. Ekosistem mencakup interaksi antara organisme hidup dan dengan
lingkungan fisiknya.
11. Tingkat Bioma, Bioma adalah kelompok ekosistem besar dan luas yang memiliki
berbagai macam flora dan fauna. Bioma bercirikan jenis vegetasi tertentu yang
dominan akibat kondisi regional.
12. Tingkat Biosfer, Biosfer mencakup semua ekosistem di seluruh planet. Ini mencakup
semua makhluk hidup di planet ini, serta semua lingkungan fisik di
mana mereka hidup.

9
2.8 Sistem umpan balik positif negatif
Umpan-balik positif (positive feedback) : melibatkan perubahan pada beberapa
variabel yang memicu mekanisme yang akan memperbesar dan bukannya membalik
perubahan tersebut. Selama proses kelahiran bayi, misalnya, tekanan yang diberikan oleh
kepala bayi pada sensor di dekat pembukaan uterus merangsang kontraksi uterus, yang
memperbesar tekanan terhadap pembukaan uterus, mempertinggi kontraksi, dan selanjutnya
akan menghasilkan tekanan yang lebih besar. Umpan-balik positif membuat proses kelahiran
bayi bisa berlangsung, sesuatu yang berbeda dari proses untuk mempertahankan keadaan
tunak.

Umpan-balik negatif (Negative feedback) : berfungsi untuk meengarahkan stabilitas


sistem fisiologi yaitu dimana perubahan awal suatu variabel akan dikembalikan pada keadaan
semula. Salah satu umpan-balik tersebut adalah pengeluaran keringat, sebagai suatu cara
untuk membuang panas hasil metabolisme dan mendinginkan tubuh. Termostat dalam otak
memonitor suhu darah. Jika termostat tersebut mendeteksi peningkatan suhu tubuh di atas titik
pasang, termostat itu akan mengirimkan impuls saraf yang mengarahkan kelenjar
keringatuntuk meningkatkan produksi keringatnya, sehingga menurunkan suhu tubuh dengan
cara pendinginan melalui penguapan. Ketika suhu tubuh turun di bawah titik pasang,
termostat di otak akan berhenti mengirimkan impuls ke kelenjar keringat tersebut, dan tubuh
akan menahan lebih banyak panas yang dihasilkan oleh metabolisme.
2.9 Cairan-cairan mengstabilkan Homeostasis

Cairan-cairan tersebut antara lain:


1. Air: Air adalah komponen utama dalam menjaga homeostasis tubuh. Kekurangan air
dapat menyebabkan dehidrasi dan mengganggu keseimbangan elektrolit.
2. Natrium: Natrium adalah elektrolit utama dalam cairan tubuh dan berperan penting
dalam menjaga keseimbangan air dan tekanan darah.
3. Kalium: Kalium juga merupakan elektrolit yang esensial untuk fungsi otot, termasuk
detak jantung. Keseimbangan kalium yang tepat diperlukan untuk homeostasis.
4. Kalsium: Kalsium diperlukan untuk kontraksi otot, fungsi saraf, dan pembekuan darah.
5. Magnesium: Magnesium adalah mineral penting yang berperan dalam banyak reaksi
biokimia dalam tubuh, termasuk metabolisme energi dan fungsi otot.
6. Fosfor: Fosfor adalah komponen utama DNA, RNA, dan ATP (adenosin trifosfat),
yang penting untuk berbagai proses biologis.
7. Klorida: Klorida adalah elektrolit yang berperan dalam menjaga keseimbangan asam-
basa dan fungsi lambung.

Memastikan asupan yang cukup dari cairan mineral ini melalui makanan dan minuman
adalah penting untuk menjaga homeostasis tubuh. Namun, ingatlah bahwa kelebihan atau
kekurangan mineral-mineral ini juga dapat mengganggu keseimbangan tubuh, jadi
konsultasikan dengan profesional kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang
asupan mineral Anda.

10
2.10 Unsur-unsur Mileu Interieur

Mileu Interieur terdiri dari:


1. Kadar nutrient
2. Kadar oksigen dan karbondioksida
3. Kadar sisa metabolisme
4. pH
5. Kadar garam. air dan elektrolit lain.
6. Suhu
7. Volume dan tekanan. (Minarma. 2007)

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulakn bahwasaanya homeostasis merupakan kondisi tubuh
yang stabil. Yang dimana ketika sel didalam tubuh kita sedang tidak konstan maka akan terjadi yang
namanya reaksi homeostasis pada tubuh. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menjaga kestabilan
vitamin di dalam tubuh kita dengan cara mengonsumsi air putih, makan makanan yang bergizi, malakukan
aktivitas olahraga, dan sejenisnya. Selain itu juga dari penjelasan diatas kita dapat mengambil
kesimpulan bahwasannya ada beberapa tahap untuk terjadinya homeostasis berupa adanya
reseptor, pusat control, dan aseptor

3.2 Saran

Demikianlah uraian singkat makalah dari modul modul Biomedik I. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari segi penyajian bahan maupun dalam segi penulisan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://youtu.be/_3LAeMDM34U?si=WXl_rPuZnWM1TqMQ
2. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Homeostasis
3. https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/
Pertemuan_11IPA1170936.pdf
4. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/824
5. https://www.academia.edu/35020349/Homeostasis#
6. Reynardi Sutanto, Ghina Rania. INTERAKSI BIOKIMIA PADA REGULASI CAIRAN
TUBUH. Available at: https://journal.uii.ac.id/khazanah/article/download/16770/pdf/45172
7. Rahmis Nisa Hayu, Bioligi: 12 urutan tingkat organisasi kehidupan dari yang
terkecil. Available at: https://www.sonora.id/read/423741796/biologi-12-urutan-
tingkat-organisasi-kehidupan-dari-yang-terkecil?page=all

14

Anda mungkin juga menyukai