Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN SGD LBM 4

Disusun Oleh :

SGD Kelompok 6

1. Ni Made Ratih Wasudewi Suparthika (020.06.0061)


2. Nova Rindani Sofyana (020.06.0062)
3. Nur Cahyani (020.06.0063)
4. Nurmah Hestika Maulani (020.06.0064)
5. Nurul Asyikin (020.06.0065)
6. Sherina Oktadiani Murad (020.06.0076)
7. Sirgarni Muliana (020.06.0077)
8. Siti Fadila Alviana Faisal (020.06.0078)
9. Siti Safira Khairunnisa (020.06.0079)
10. Sri Warni (020.06.0080)

Tutor : dr. Aulia Mahdaniati, S.ked.

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan hasil Laporan
Tutorial LBM 4 “HOMEOSTASIS” Blok CARDIOLOGI I.

Dalam penyusunan Laporan Tutorial LBM 4 ini, kami menyadari sepenuhnya masih
terdapat kekurangan di dalam penyusunannya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan
dan petunjuk dari semua pihak tidaklah mungkin hasil Laporan Tutorial LBM 4 ini dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.

2. dr. Aulia Mahdianti, S.Ked., selaku fasilitator dalam SGD kelompok 6, atas segala
masukan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi keterbatasan kami.

3. Seluruh anggota SGD kelompok 6 yang telah membantu dan memberikan masukan
dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada kami,
mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, serta Laporan Tutorial LBM 4 ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 13 Januari 2020

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Tujuan Makalah..........................................................................................5
1.3 Manfaat Makalah........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial...............................................................................................6
2.2 Skenario LBM 1.........................................................................................6
2.3 Pembahasan LBM 1...................................................................................7
2.3.1 Klarifikasi Istilah.........................................................................7
2.3.2 Identifikasi Masalah....................................................................8
2.3.3 Brain Storming............................................................................8
2.3.4 Rangkuman Permasalahan..........................................................10
2.3.5 Learning Issue............................................................................10
2.3.6 Pembahasan Learning Issue.......................................................10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Homeostasis adalah kemampuan tubuh untuk beradaptasi dan menjaga


keseimbangan kondisi cairan didalam internal tubuh terhadap perubahan lingkungan
disekitar. Sangat perlu menjaga volume cairan tubuh dan komposisi elektrolit didalam
cairan tubuh baik cairan ekstraseluler (CES) maupun cairan intraseluler (CIS) dalam
batas normal agar proses homeostasis tetap berjalan. Beberapa masalah klinis timbul
akibat adanya abnormalitas dalam hal tersebut.Gangguan cairan dan elektrolit dapat
membawa penderita dalam keadaan darurat, yang jika tidak dikelola secara cepat dan
tepat dapat menimbulkan kematian. Infus sangat membantu ketika pasien sangat
membutuhkan supply cairan ion yang didapatkan melalui cairan infus, yang dimasukkan
melalui jarum infus yang ditusukkan pada pembuluh vena pasien.Cairan infus dapat
memberikan supply ion kepada tubuh pasien ketika pasien membutuhkan tambahan ion.
Namun pada penggunaan cairan infus yang tidak diperhatikan dengan baik, akan
membuat keadaan semakin buruk. Ketika cairan infus yang sudah habis dan terlambat
diganti, maka darah dari pembuluh vena akan masuk ke dalam selang infus karena
adanya perbedaan tekanan udara pada kantong infus. Selain naiknya darah menuju selang
infus, dapat terjadi juga masuknya gelembung udara yang terdapat pada kantong infus ke
dalam pembuluh darah vena atau dapat disebut dengan Emboli. Masuknya gelembung
udara kedalam pembuluh darah vena dapat menyebabkan kematian. Kondisi tersebut
dapat menyebabkan peredaran darah menjadi terhambat, dan oksigen yang dibutuhkan
tubuh tidak dapat disalurkan melalui darah, sehingga organ tubuh manusia akan
kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.

4
Darah berupa jaringan cair meliputi plasma darah (cairan intersellulair, 55%)
yang di dalamnya terdapat sel-sel darah (unsur padat, 45%). Volume darah secara
keseluruhan berkisar 1/12 dari berat badan. Secara fisiologis volume darah adalah tetap
(homeostatik) dan diatur oleh tekanan osmotik koloid dari protein dalam plasma dan
jaringan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui komponen homoestasis


2. Untuk mengetahui mekanisme kerja homoestasis
3. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal homoestasis
4. Untuk mengetahui mekanisme pengaturan MAP

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa mampu mengetahui komponen homoestasis


2. Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme homoestasis
3. Mahasiswa mampu mengetahui faktor internal dan eksternal homoestasis
4. Mahasiswa mampu mengetahui Mekanisme pengaturan MAP

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Hari/Tanggal Sesi 1 : Senin, 11 Januari 2021


Hari/Tanggal Sesi 2 : Rabu, 13 Januari 2021
Tutor : dr. Aulia Mahdaniati, S.ked.
Moderator : Siti Fadila Alviana Faisal
Sekretaris : Sigarni Muliana

2.2 Skenario

HOMEOSTASIS

Sistem sirkulasi merupakan suatu sistem tertutup dimana darah dipompa oleh jantung dan
dialirkan keseluruh tubuh untuk menghantarkan oksigen dan zat makanan ke jaringan dan sel
yang tersebar diseluruh tubuh. Kemudian aliran darah ini akan kembali kejantung dengan
membawa karbondioksida dan zat sisa metabolisme yang selanjutnya akan diteruskan menuju
paru-paru dimana terjadi pertukaran antara oksigen dan karbondioksida.

Aliran darah dalam sistem sirkulasi mungkin terjadi dikarenakan peran jantung sebagai
pompa yang membentuk tekanan pendorong yang kemudia dialirkan kepembuluh darah yang
membentuk gradient tekanan yang memungkinkan darah mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah. Tekanan tekanan ini diatur sedemikian rupa untuk memastikan aliran darah keseluruh
tubuh dan kembali kejantung. Tekanan yang dibentuk dapat dideteksi melalui pemeriksaan

6
tekanan darah yang dapat mendeteksi tekanan sistolik dan distolik. Perubahan pada tekanan
sistolik dan diastolik diatur sedemikian rupa oleh mekanisme homeostasis tubuh melalui
pengaturan neurologis dan humoral.

2.3 Pembahasan LBM 3

2.3.1 Klarifikasi Istilah


No Terminologi Penjelasan
1. Homeostasis Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan
makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya
dapat berfungsi dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada
lingkungan di dalam atau di luar tubuh.
2. Humoral Aspek imunitas yang ditemukan dalam cairan ekstraseluler seperti
antibodi yang disekresikan.
3. Neurologi Neurologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang khusus membahas
soal sistem saraf manusia.
4. Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan
juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri
5. Aliran Darah Aliran Darah merupakan merupakan volume darah yang mengalir
melalui tiap jaringan karena aliran adarah ini bertujuan ke suatu tempat
pada suatu periode tertentu (mL/min)
6. Metabolisme Metabolisme dalam Bahasa yunani (metabolismos, perubahan) adalah
seluruh reaksi kimia yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan
yang terjadi di dalam suatu organisme.

7
7. Gradien Penurunan tekanan per satuan panjang sepanjang jalur aliran
Tekanan

2.3.2 Identifikasi Masalah


1. Seberapa penting homeostasis bagi tubuh?
2. Bagaimana kontrol dari homeostasis?
3. Apa perbedaan tekanan sistolik dan diastolik?
4. Bagimana peran darah dalam sirkulasi?

2.3.3 Brain Storming


1.Seberapa penting homeostasis bagi tubuh?
Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan
dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik.
Semua sistem organ bekerja dengan cara saling bergantung untuk mempertahankan
homeostasis.
2.Bagaimana mekanisme dari homeostasis
Sistem kontrol homeostatik dikelompokkan menjadi 2 kelas-kontrol yaitu
1. Kontrol intrinsik (lokal) terdapat di dalam dan inherent bagi organ tersebut. Contohnya
ketika otot sedang beraktivitas yang tinggi dan menggunakan oksigen yang tinggi pula,
maka kadar oksigen akan turun. Perubahan kimia lokal pada otot akan menyebakan
pembuluh darah bervasodilatasi dan meningkatkan aliran darah ke otot sehingga kadar
oksigen meningkat pula.

2. Kontrol ekstrinsik, sebagian besar kontrol homeostatik dipertahankan dengan kontrol


ini, mekanisme regulasi dimulai di luar suatu organ untuk menggubah aktivitas organ
tersebut, mekanisme ini dilakukan oleh sistem saraf dan endokrin. Contohnya mekanisme
untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai. Dimana organ yang bekerja

8
adalah sistem saraf jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh. Mekanisme kontrol
homeostatik bekerja berdasarkan prinsip umpan balik.

3. Apa perbedaan tekanan sistolik dan diastolik?

Tekanan darah setiap orang berbeda-beda karena berbagai macam faktor. Salah satunya
adalah usia. Semakin bertambah usia seseorang, semakin tinggi pula kisaran normal
tekanan darahnya.

Tekanan darah menunjukkan seberapa kuat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Ukuran ini merupakan salah satu tanda vital tubuh yang sering dijadikan acuan untuk
melihat kesehatan tubuh secara umum dan harus dipantau secara berkala. Tekanan darah
dituliskan dengan 2 angka yang dipisahkan dengan garis miring, misalnya 120/80 mmHg.

Angka 120 mewakilkan dengan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat jantung
berkontraksi untuk mempompa darah ke seluruh tubuh. Sementara angka 80 mewakilkan
tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat otot jantung berelaksasi sebelum kembali
memompa darah.

4.Bagimana peran darah dalam sirkulasi?

Darah adalah komponen terpenting dari sistem peredaran darah manusia. Darah berperan
sebagai pembawa nutrisi, oksigen, hormon, dan antibodi ke seluruh tubuh. Tak hanya itu,
darah juga mengangkut zat beracun dan sisa metabolisme seperti karbondioksida, untuk
dikeluarkan dari tubuh. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular terdiri dari
berbagai organ yang memiliki fungsinya masing-masing. Sistem organ ini memiliki tugas
utama untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh.

Selain itu, sistem peredaran darah manusia juga memiliki berbagai fungsi lain, di
antaranya:

- Mengeluarkan sisa proses metabolisme berupa karbon dioksida melalui paru-paru


- Menyalurkan hormon ke seluruh tubuh

9
- Menjaga suhu tubuh tetap stabil
- Mempertahankan kinerja dan fungsi berbagai sistem organ di dalam tubuh
- Mendukung proses pemulihan luka atau cedera

2.3.4 Rangkuman Permasalahan

HOMEOSTASIS

DEFINISI FUNGIS MEKANISME FAKTOR-FAKTOR KOMPONEN PENGATURAN

INTERNAL EKSTERNAL HUMORAL NEUROLOGIS

2.3.5 Learning Issues


1.Sebut dan jelaskan komponen dari homeostasis.
2.Bagaimana mekanisme kerja homeostasis
3.Bagaimana peran sistem organ dalam mempertahankan homeostasis
4.Bagaimana hubungan fungsi darah dengan homeostasis
5.Bagaimana mekanisme tekanan darah pada proses homeostasis
6.Bagaimana pengaturan neurologi dan humoral
7.Bagaimana mekanisme pengaturan MAP

10
8.Bagaimana faktor internal dan eksternal homeostasis

2.3.6 Pembahasan Learning Issue


1.Sebut dan jelaskan komponen dari homeostasis
1. Reseptor
Reseptor adalah faktor yang menerima dan mengolah setiap rangsang yang timbul dari
setiap perubahan lingkungan sekitar untuk dijadikan stimulus dan dikirim ke pusat
kontrol. Contoh: cuaca yang dingin terpapar pada kulit kita. Saraf pada kulit kita akan
mengirimkan sinyal ke otak sebagai pusat kontrol.
2. Pusat kontrol
pusat kontrol adalah faktor menerima stimulus dari reseptor untuk diolah dan
diinterpretasi dan dijadikan stimulus balik sebagai reaksi-reaksi untuk menjawab
(mengendalikan) perubahan lingkungan yang dilaporkan reseptor. Biasanya sistem
kontrol ini dilakukan oleh otak. Contoh: sinyal dari sistem saraf dibaca oleh otak bahwa
terjadi penurunan suhu di luar tubuh yang jika didiamkan saja akan mengakibatkan suhu
normal tubuh turun dan menimbulkan kondisi yang berbahaya bagi tubuh sehingga otak
memberikan komando dengan mengirimkan perintah keluaran ke efektor.
3. Efektor
Efektor adalah faktor menerima stimulus balik dari pusat kontrol yang mengolah stimulus
tersebut menjadi suatu aktivitas gerak untuk menjawab perubahan lingkungan sesuai
dikehendaki pusat kontrol. Dalam hal ini hampir semua organ tubuh dapat berperan
sebagai efektor. Contoh: komando dari otak diterima oleh efektor, misalnya sistem gerak.
Otak memberikan komando kepada sistem gerak untuk bergerak menghangatkan tubuh,
yaitu dengan cara menggigil sehingga menghasilkan panas tubuh.

2.Bagaimana mekanisme kerja homeostasis

Mekanisme Homeostatis

Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul karena 2 hal, yaitu adanya
perubahan aktifitas sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung terus

11
menerus. Untuk menyelenggarakan seluruh aktifitas sel dalam tubuhnya, tubuh selalu
memerlukan pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara konstan, misalnya
oksigen, nutrient dan garam. Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan bermacam –
macam hasil sekresi sel yang bermanfaat dan berbagai zat sisa, yang di alirkan ke
lingkungan internal yaitu cairan ekstraseluler (CES). Apabila aktifitas sel berubah
pengambilan zat dari lingkungan internal dan pengeluarran berbagai zat dari dalam sel ke
lingkungan internal juga berubah. Perubahan aktifitas sel semacam itu akan mengubah
keadaan lingkungan internal. Perubahan lingkungan internal yang ditimbulkan oleh sebab
manapun ( penyebab pertama atau kedua) harus selalu dikendalikan agar kondisi
homeostasis selalu terjaga.

Mekanisme pengendalian kondisi homeostasis pada hewan berlangsung melalui


system umpan balik. Akan tetapi, kita tidak boleh lupa bahwa ada 2 macam system
umpan balik, yaitu umpan balik positif dan negative. Sistem umpan balik yang berfungsi
dalam pengendalian kondisi homeostasis pada tubuh hewan adalah system umpan balik
negative.

Pengaturan umpan balik negatif (negative feedback) merupakan pengaturan


penting dalam homeostatis. Dalam pengaturan umpan balik negatif ini sistem pengendali
senantiasa membandingkan parameter yang dikendalikan (misalnya suhu tubuh, atau
tekanan darah) dengan nilai setpoint (misalnya kisaran nilai normalnya). Perubahan-
perubahan parameter yang dikendalikan akan mencetuskan respons yang melawan
perubahan sehingga mengembalikan parameter tersebut pada nilai setpoint. Selain itu,
ada juga pengaturan umpan balik yang positif (positive feedback). pengaturan ini tidak
bersifat homeostatis karena akan memperbesar respons.

12
1. Umpan balik negatif (Negative feedback)

Pada umpan balik negatif perubahan suatu faktor dikontrol secara homeostatis
akan memicu respon yang berupaya untuk memulihkan faktor tersebut ke normal dengan
menggerakkan faktor ke arah yang berlawanan dari perubahan awalnya. Contoh umpan
balik negatif dapat dIlihat pada gambar di bawah ini:

13
Mekanisme umpan balik negatif yang mengaturkadar glukosa darah

2. Umpan balik positif (Positive feedback)

Pada umpan balik positif perubahan pada variabel terkontrol memicu respon yang
mendorong ke arah yang sama seperti awal perubahan sehingga perubahan semakin kuat.
Umpan balik positif lebih jarang terjadi, namun umpan balik ini juga berperan penting
dalam keadaan tertentu, misalnya pelepasan oksitosin yang semakin banyak dengan
semakin besarnya tekanan pada serviks.

3.Bagaimana peran sistem organ dalam mempertahankan homeostasis?

Peran sistem organ dalam mempertahankan homeostasis sebagai berikut:

Sistem sirkulasi (jantung pembuluh darah dan darah) berperan dalam mengangkut
berbagai bahan seperti nutrien O2 CO2 gas limbah elektrolit dan hormon dari 1 bagian
tubuh ke bagian lain.
Sistem pencernaan (mulut esofagus lambung usus dan organ lain yang berhubungan)
berperan dalam menguraikan makanan menjadi molekul-molekul nitrogen kecil yang
dapat diserap ke dalam plasma untuk didistribusikan ke semua sel tubuh. Sistem ini juga
memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Sistem

14
pencernaan mengeluarkan residu makanan yang tidak tercerna ke lingkungan eksternal
dalam bentuk feses.
Sistem pernapasan (paru-paru dan saluran nafas utama) berperan dalam mendapatkan
O2 dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Dengan menyesuaikan laju
pengeluaran CO2, penghasil asam, sistem pernapasan juga penting mempertahankan pH
lingkungan internal yang sesuai.
Sistem kemih (ginjal dan saluran pipa yang terkait) berperan dalam mengeluarkan
kelebihan air, garam, asam dan elektrolit lain dalam plasma serta membawanya ke dalam
urine, bersama dengan zat-zat limbah selain CO2.
Sistem rangka (tulang dan sendi) merupakan penunjang dan pelindung bagi jaringan
lunak dan organ. Sistem ini juga berperan sebagai tempat penyimpanan kalsium, suatu
elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankan dalam batas-batas yang
sempit. Bersama dengan sistem otot, sistem rangka juga memungkinkan tubuh dan
bagian-bagian yang bergerak. Selain itu sumsum tulang bagian interior yang lunak
beberapa jenis tulang adalah sumber utama semua sel darah.
Sistem otot (otot rangka) berperan dalam menggerakkan tulang, tempat melekatnya otot
rangka. Dari sudut pandang homo homeostatik murni, sistem ini memungkinkan individu
bergerak mendekati makanan atau menjauh dari bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan
oleh kontraksi otot membantu mempertahankan suhu tubuh. Selain itu, karena otot
rangka berada di bawah kontrol volunter seseorang dapat menggunakannya untuk
melakukan beragam gerakan lain yang ia inginkan. Gerakan-gerakan ini yang berkisar
dari keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk menjahit hingga gerakan kuat
yang digunakan dalam mengangkat beban, tidak harus ditunjukkan untuk
mempertahankan homeostasis.
Sistem integumen (kulit dan struktur terkait) berperan dalam sawar pelindung luar yang
mencegah cairan internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk. Sistem ini
juga penting dalam mengatur suhu tubuh jumlah panas yang lenyap dari permukaan
tubuh ke lingkungan eksternal dapat disesuaikan dengan mengontrol produksi keringat
dan dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.

15
Sistem imun (sel darah putih dan organ limfoid) Berperan dalam mempertahankan tubuh
dari invasi asing seperti bakteri, virus, dan dari sel-sel tubuh yang berubah menjadi
kanker. Sistem ini juga mempermudah perbaikan atau perggantian sel yang cedera atau
usang.
Sistem saraf (otak, medula spinalis saraf, dan organ Indra) adalah salah satu dari dua
sistem regulatorik utama tubuh. Secara umum sistem ini berperan dalam mengontrol dan
mengkoordinasikan aktivitas tubuh yang memerlukan respon cepat. Sistem saraf sangat
penting dalam mendeteksi perubahan di lingkungan eksternal dan memicu respon
terhadap nya. Selain itu, sistem ini bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi yang lebih
tinggi yang tidak yang tidak seluruhnya ditunjukkan untuk mempertahankan homeostasis
misalnya kesadaran, daya ingat dan kreativitas.
Sistem endokrin (semua kelenjar penghasil hormone) adalah sistem regulatorik utama
lainnya. Berbeda dengan sistem saraf, secara umum kelenjar-kelenjar penghasil hormon
pada sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi dan kecepatan,
misalnya pertumbuhan sistem ini sangat penting dalam mengontrol konsentrasi natrium
dalam darah, dan dengan mengatur fungsi ginjal, mengontrol volume dan komposisi
elektrolit CES.
Sistem reproduksi (pria dan wanita berturut-turut testis dan ovarium dan organ terkait)
tidak esensial bagi homeostasis dan karenanya tidak esensial bagi kelangsungan hidup
individu. Namun, sistem ini esensial bagi kehidupan keberadaan spesies.

4. Bagaimana hubungan fungsi darah dengan homeostasis


Homeostasis adalah proses dimana tubuh mengatur lingkungan internalnya agar
proses kimia dan biologi terjadi. Beberapa variabel yang lebih penting yang perlu
dikendalikan meliputi suhu, dan kadar gula darah, oksigen dan karbon dioksida. Sejumlah
organ terlibat dalam homeostasis, dan ini termasuk paru-paru, pankreas, ginjal dan kulit.
Mekanisme yang berlangsung untuk menjaga keseimbangan dalam tubuh mulai
tingkatan ekstraseluler hingga intraseluler disebut homeostasis. Tubuh akan tetap berfungsi
hanya jika kosentrasi air, nutirisi, oksigen, tekanan, kondisi panas dapat dipertahankan
dalam batas aman .

16
Perubahan kecil dalam lingkungan dinamis dalam tubuh dapat menyebabkan sel-sel
mati, misalnya;
1. saat dehidrasi tubuh akan kekurangan cairan, sel mula-mula akan mengkerut dan lama
kelamaan mati.
2. zat makanan yang kurang mengakibatkan tubuh kekurangan energi sehingga tubuh akan
merespon dengan menghentikan kinerja beberap organ untuk menghemat energi.
3. menumpuknya racun dalam tubuh membuat kondisi toksis didalam lingkungan tubuh.
4. suhu yang berubah ekstrim akan diikuti oleh kerusakan berbagai sel dalam tubuh.
Untuk itu tubuh membutuhkan mekanisme
Contoh : sistem ini seperti sebuah air conditioner (AC). Anda berada di dalam sebuah
ruangan berAC karena keadaan diluar panas anda megatur suhu pada termostat AC
menjadi 18 derajat celcius. jadi termostat ini mengatur set point tadi agar tetap berada
pada 18 derajat. dimana suhu naik termostat akan mengaktifkan kembali AC untuk
kembali ke suhu yang sudah diset tadi sebaliknya jika suhu turun termostat akan segera
mengaktifkan pemanas. hal ini akan terjadi berulang hingga terjadi kesetimbangan dalam
ruangan tersebut. seperti itulah kerja homeostasis.

5.Bagaimana mekanisme tekanan darah pada proses homeostasis


Manisme pengaturan tekanan darah terbagi menjadi 3 yaitu mekanisme pengaturan
jangan panjang, sedang dan pendek.
MEKANISME PENGATURAN TEKANAN DARAH JANGKA PENDEK
Pengaturan tekanan darah jangka pendek melibatkan refleks neuronal susunan
saraf pusat dan regulasi curah jantung, mekanisme ini bertujuan untuk
mempertahankan mean arterialbloodpressure yang optimal dalam waktu singkat.
Mekanisme pengaturan tekanan darah jangka pendek berlangsung dari beberapa detik
hingga beberapa menit. Faktor fisik yang menentukan tekanan darah adalah curah
jantung, elastisitas arteri, dan tahanan perifer. Curah jantung dan tahanan perifer
merupakan sasaran pada pengaturan cepat lewat refleks. Pengukuran ini terjadi melalui
refleks neuronal dengan target organ efektor jan- tung, pembuluh darah dan medula
adrenal. Sistem refleks neuronal yang mengatur mean arterial blood pressure bekerja

17
dalam suatu rangkaian umpan balik negatif terdiri atas: detektor, berupa baroreseptor,
yaitu suatu reseptor regang yang mam- pu mendeteksi peregangan dinding pembuluh
darah oleh peningkatan tekanan darah, dan kemoreseptor, yaitu sensor yang mendeteksi
perubahan PO, PCO, dan pH darah; jaras neuronal aferen; pusat kendali di medula
oblongata; jaras neuronal eferen yang terdiri atas sistem saraf otonom; serta efektor,
yang terdiri atas alat pemacu dan sel-sel otot jantung, sel-sel otot polos di arteri, vena
dan medula adrenal.

MEKANISME PENGATURAN TEKANAN DARAH JANGKA MENENGAH DAN


JANGKA PANJANG
Pengaturan tekanan darah jangka menengah dan jangka panjang mengatur homeostasis
sirkulasi melalui sistem humoral endokrin dan parakrin vasoaktif yang melibatkan
ginjal sebagai organ pengatur utama distribusi catran ekstraseluler. Sebagai pelengkap
dari mekanisme neuronal yang bereaksi cepat dalam mengendalikan resistensi perifer
dan curah jantung, kendali jangka menengah dan jangka panjang melalui sistem
humoral bertujuan untuk memelihara homeostasis sirkulasi. Pada keadaan tertentu,
sistem kendali ini beroperasi dalam skala waktu berjam-jam hingga berhari-hari, jauh
lebih lambat dibandingkan dengan refleks neurotransmiter oleh susunan saraf pusat.
Sebagai contoh, saat kehilangan darah disebabkan perdarahan, kecelakaan, atau
mendonorkan sekantung darah, akan menurunkan tekanan darah dan memicu proses
untuk mengembalikan volume darah kembali normal. Pada keadaan tersebut
pengaturan tekanan darah dicapai terutama dengan meningkatkan volume darah,
memeliharakeseimbangan cairan tubuh melalui meckanisme di ginjal dan menstimulasi
pemasukan air untuk nor- malisasi volume darah dan tekanan darah.

6.Bagaimana pengaturan neurologi dan humoral


Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang menangani kelainan pada sistem
saraf. Dokter yang mengkhususkan dirinya pada bidang neurologi disebut neurolog dan
memiliki kemampuan untuk mendiagnosis, merawat, dan memanejemen pasien dan
kelainan saraf.

18
Selama pemeriksaan, neurolog meninjau riwayat kesehatan pasien dengan perhatian
khusus pada kondisi saat ini. Pasien akan menjalani berbagai pemeriksaan klinis seperti
pemeriksaan penglihatan, kekuatan, koordinasi, refleks, dan rangsangan. Informasi
tersebut akan membantu neurolog untuk memastikan penyakit tersebut berhubungan
pada sistem saraf. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit
yang diderita pasien.
Imunitas humoral atau imunitas humoural adalah aspek imunitas yang dimediasi oleh
makromolekul yang ditemukan dalam cairan ekstraseluler seperti antibodi yang
disekresikan, protein komplemen, dan peptida antimikroba tertentu. Imunitas humoral
dinamakan demikian karena melibatkan zat yang ditemukan dalam humor, atau cairan
tubuh. Imunitas ini berkebalikan dengan imunitas yang diperantarai sel. Aspek-
aspeknya yang melibatkan antibodi sering disebut imunitas yang diperantarai antibodi.

Antibodi digunakan oleh sistem kekebalan yang diperoleh untuk mengidentifikasi dan
menetralkan benda asing seperti bakteri dan virus. Setiap antibodi mengenali antigen
spesifik yang unik untuk targetnya. Dengan mengikat antigen spesifiknya, antibodi
dapat menyebabkan aglutinasi dan pengendapan produk antibodi-antigen, terutama
untuk fagositosis oleh makrofag dan sel lain, memblokir reseptor virus, dan
merangsang respons imun lainnya, seperti jalur komplemen.

Transfusi darah yang tidak sesuai menyebabkan reaksi transfusi , yang dimediasi oleh
respon imun humoral. Jenis reaksi ini, yang disebut reaksi hemolitik akut,
mengakibatkan kerusakan cepat (hemolisis) sel darah merah donor oleh antibodi inang.
Penyebabnya biasanya kesalahan administrasi, seperti unit darah yang salah diberikan
kepada pasien yang salah. Gejalanya adalah demam dan menggigil, terkadang disertai
nyeri punggung dan urine berwarna merah muda atau merah (hemoglobinuria).
Komplikasi utama adalah bahwa hemoglobin yang dilepaskan oleh penghancuran sel
darah merah dapat menyebabkan gagal ginjal akut .

Dalam respon imun humoral, sel B pertama kali matang di sumsum tulang dan
memperoleh reseptor sel B (BCR) yang ditampilkan dalam jumlah besar di permukaan
sel.

19
Kompleks protein yang terikat membran ini memiliki antibodi yang spesifik untuk
deteksi antigen. Setiap sel B memiliki antibodi unik yang berikatan dengan antigen .
Sel B yang matang kemudian bermigrasi dari sumsum tulang ke kelenjar getah bening
atau organ limfatik lainnya, di mana mereka mulai bertemu dengan patogen.

Langkah 1: Makrofag menelan patogen. Langkah 2: Makrofag kemudian mencerna


bakteri dan menampilkan antigen patogen. Langkah 3: Sel pembantu AT mengikat
makrofag dan menjadi sel pembantu T. Langkah 4: Sel T helper yang diaktifkan
mengikat ke sel B untuk mengaktifkan sel B. Langkah 5: Ketika sel B diaktifkan,
beberapa sel B berubah menjadi sel plasma dan dilepaskan dalam darah, sementara sel
B lainnya menjadi sel memori B yang mempercepat respons untuk paparan kedua.
Langkah 6: Sel plasma kemudian mengeluarkan antibodi, yang mengikat antigen untuk
melawan patogen yang menyerang.

Aktivasi sel B.

Ketika sel B bertemu dengan antigen , antigen mengikat reseptor dan dibawa ke dalam
sel B melalui endositosis . Antigen diproses dan disajikan di permukaan sel B lagi oleh
protein MHC-II .

Proliferasi sel B.

Sel B menunggu sel T pembantu (T H ) untuk mengikat kompleks. Pengikatan ini akan
mengaktifkan sel T H , yang kemudian melepaskan sitokin yang mendorong sel B untuk
membelah dengan cepat, menghasilkan ribuan klon identik dari sel B. Sel anak ini bisa
menjadi sel plasma atau sel memori . Sel B memori tetap tidak aktif di sini; kemudian,

20
ketika sel B memori ini bertemu dengan antigen yang sama karena infeksi ulang,
mereka membelah dan membentuk sel plasma. Di sisi lain, sel plasma menghasilkan
sejumlah besar antibodi yang dilepaskan secara bebas ke dalam sistem peredaran
darah.

Reaksi antibodi-antigen

Antibodi ini akan menghadapi antigen dan mengikatnya. Ini akan mengganggu
interaksi kimiawi antara sel inang dan sel asing, atau mereka dapat membentuk
jembatan antara situs antigeniknya yang menghalangi fungsinya dengan benar.
Kehadiran mereka mungkin juga menarik makrofag atau sel pembunuh untuk
menyerang dan memfagositkannya .

7.Bagaimana mekanisme pengaturan MAP

Meanarterialpressure (MAP) adalah tekanan arteri rata-rata selama satu siklus


denyutan jantung yang dihitung sebagai tekanan diastolik ditambah sepertiga dari tekanan
nadi (Kunduetall, 2017). Setiap siklus jantung, tekanan arteri lebih dekat dengan tekanan
diastole daripada sistole untuk periode yang lama dari tiap siklus jantung. Pada kecepatan
jantung istirahat, sekitar dua pertiga siklus jantung dihabiskan dalam diastol dan sepertiga
dalam sistole (Sherwood). Dua penentu tekanan arteri rerata adalah curah jantung dan
resistensi perifer total akan tetapi dalam praktik klinis dihitung menggunakan rumus
MAP yakni sebagai berikut :

MAP = Tekanan Diastol + (1/3 x Tekanan Nadi)

Tekanan Nadi (mmHg) adalah perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Rumus tekanan nadi dituliskan sebagai berikut : Tekanan Nadi = (Tekanan Sistolik –
Tekanan Diastolik) Penting untuk memperkirakan nilai MAP secara akurat.
MAPdiukursecara non-invasif dengan automatedoscillometricsphygmanometers atau
dengan rumus matematika. Keakuratan estimasi MAP menggunakan perangkat
osilometrik jarang dilaporkan dalam literatur. Sphygmanometers digunakan untuk

21
mengukur tekanan darah diastolik dan sistolik untuk kemudian dimasukkan kedalam
rumus MeanArterialPressure (MAP).

MeanArterialPressure (MAP) merupakan penentu utama perfusi jaringan dan


merupakan parameter kunci yang mempengaruhi fungsi jantung dan sifat dinding arteri
sentral. Kadar MeanArterialPressure (MAP) yang tinggi terkait dengan penyakit
kardiovaskular (CV) dan kerusakan organ target, sedangkan kadar yang rendah dapat
merugikan pasien hemodinamik yang tidak stabil dan dalam keadaan kritis.

Pembentukan MAP dimulai dengan adanya suatu kontraksi pada jantung sehingga
tercapainya tekanan maksimum pada arteri sewaktu darah mengalir pada pembuluh darah
(tekanan sistol), setelah itu jantung akan bereleksasi sehingga terciptanya tekanan
minimum di dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju pembuluh yang lebih
kecil.

Contoh: Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien hipertensi emergensi


yang menggunakan amlodipin secara oral dengan kombinasi antihipertensi lainnya
memiliki nilai MAP setelah 24 jam sebesar 24% dan beberapa pasien hipertensi
emergensi menunjukkan pencapaian MAP-nya sebesar 32%. Namun demikian,
penurunan TDS/TDD setelah 24 jam mencapai di bawah atau sama dengan 160/100
mmHg. Penggunaan amlodipin oral dengan berbagai kombinasi terapi antihipertensi
lainnya pada pasien hipertensi urgensi menunjukkan pencapaian MAP berkisar 20–
23%.Sementaraitu,TDS/TDD setelah 24 jam mencapai sekitar dan di bawah 160/100
mmHg.

8.Bagaimana faktor internal dan eksternal homeostasis


 Internal
1. Konsentrasi molekul zat zat gizi
Konsentrasi molekul zat-zat gizi. Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang
tetap untuk digunakan sebagai bahan bakar metabolik untuk menghasilkan energi. Energy

22
kemudian digunakan untuk menunjang aktifitas-aktifitas khusus dan untuk
mempertahankan hidup.
2. Konsentrasi O2 dan CO2
Konsentrasi O2 dan CO2. Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia
yang menarik sebanyak mungkin energi dari molekul nutrien digunakan oleh sel. CO2
yang dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus diseimbangkan dengan
CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini tidak meningkatkan
keasaman di lingkungan internal.
3. Konsentrasi zat sisa
Konsentrasi zat-zat sisa. Berbagai reaksi kimia menghasilkan proiduk-produk akhir yang
berefek toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
4. pH
pH. Diantara efek-efek paling mencolok dari p[erubahan keasaman lingkungan cairan
internal adalah perubahan mekanisme pembentuk sinyal listrik di sel saraf dan perubahan
aktifitas enzim di semua sel.
5. Konsentrasi air, garam-garam dan elektrolit
Konsentrasi air,garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain. Karena konsentrasi relative
garam (NaCl) dan air di dalam cairan ekstrasel (lingkungan internal) mempengaruhi
berapa banyak air yang masuk atau keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat
untuk mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara
normal apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-
macam fungsi fital lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang teratur bergantung pada
konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative konstan.
6. Suhu
Suhu. Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang sempit. Sel-sel akan
mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan yang lebih
buruk protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu
panas.

 Eksternal

23
1. Usia
Dengan bertambahnya usia organisme, maka organ yang mengatur keseimbangan akan
menurun fungsinya, dengan begitu hasil untuk kesimbangan pun akan menurun.
2. Temperatur
Lingkungan, dengan sesuatu organisme banyak terdapat di lingkungan yang panas, maka
akan terjadi proses evaporasi, sehingga dimungkinkan cairan banyak yang keluar.
3.Stres
Dapat mempengaruhi beberapa hal diantaranya adalah, Mempengaruhi metabolisme sel,
meningkatkan gula darah, meningkatkan osmotik dan ADH akan meningkatkan sehingga
urine menurun.
4.Sakit,
Misalnya gagal ginjal, maka organisme akan mengeluarkan cairan yang banyak sehingga
dapat menggau keseimbangan di dalam tubuh organism tersebut. (Irawan, 2008).

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup
untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal,
meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh. Mekanisme
homeostasis melibatkan hampir seluruh sistem organ tubuh, mekanisme homeostasis
melibatkan umpan balik negatif, dan umpan balik positif. Manisme pengaturan
tekanan darah terbagi menjadi 3 yaitu mekanisme pengaturan jangan panjang, sedang
dan pendek. Pengaturan tekanan darah jangka pendek melibatkan refleks neuronal
susunan saraf pusat dan regulasi curah jantung, mekanisme ini bertujuan untuk

24
mempertahankan mean arterial pressure MAP. Pengaturan tekanan darah jangka
menengah dan jangka panjang mengatur homeostasis sirkulasi melalui sistem humoral
endokrin dan parakrin vasoaktif

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Kade S. 2017. Diktat Imunologi Dasar Sistem Imun. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana Denpasar

Chailik, raimundus. 2016. Buku anatomi fisiologi manusia. jumlah halaman: 260

Defriani, putri. 2019. Buku ajar anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa kesehatan. Penerbit dan
percetakan CV berkah Prima.

Durachim, Adang. 2018. Homeostasis. Pusat pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Gerard J. Tortora. 2016.Dasar anatomi dan fisiologi. Edisi 13. Vol.1

25
Wibawa, I Ketut N. 2017. Fisiologi Sirkulasi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana Denpasar

Lauralee, Sherwood.2011. Buku Ajar Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC :
Jakarta.

Lauralee, Sherwood. 2018. Fisologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 9 EGC : Jakarta

Novita, eka . Pengaturan Tekanan Darah Jangka Pendek, Jangka Menengah, Dan Jangka
Panjang. FK Universitas Yogyakarta

dr. Atien Nur Chamidah, M.Dis.St. Neurologi. Power Point Pakar

Rhaimundus chalik. 2016. Modul cetak bahan ajar farmasi judul anatomi fisiologi amnusia.

Siswanto. 2017. Darah dan Cairan Tubuh. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Denpasar

26
27

Anda mungkin juga menyukai