Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KELOMPOK 5

ILMU KEDOKTERAN DASAR I

Disusun oleh :

1. Berril Asyraf Wildany (10622010)


2. Cornelia Puspaningrum (10622011)
3. Denist Fathur Rohmansyah (10622014)
4. Farikhatul Hanim (10622021)
5. Grandis Wungu Rahayu (10622025)
6. Mahmud Rizal (10622034)
7. Novia Sapitri Arlita (10622045)
8. Nugraheni Winih Hutami (10622046)
9. Sherly Dwi Indriani (10622063)
10. Yemima Nathalya Rantesalu (10622072)
11. Yudha Putra Pratama (10622073)

Fasilitator :

drg. Nurma Yunita Isnaini

BLOK ILMU KEDOKTERAN DASAR I


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
SEMESTER 2 TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia – Nya dan setelah mengalami berbagai prosedur kelompok 5 telah menyelesaikan
penulisan makalah tugas tutorial pada Blok 4 Skenario 1 tentang ”Ilmu Kedokteran Dasar I”.
Dalam penyajiannya, kelompok 5 telah menyusun tiap bab dengan uraian singkat dan pembahasan
serta kesimpulan akhir.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
terselesaikannya tulisan ini, antara lain:

1. drg. Nurma Yunita Isnaini selaku pembimbing/fasilitator yang dengan sabar membimbing
kami dalam proses Tutorial Blok 4 Skenario 1.
2. Teman – teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini

Kelompok 5 menyadari makalah yang dibuat masih terdapat kekurangan. Kami mengharapkan
saran dan kritik yang dapat membangun agar penyusunan makalah ini menjadi lebih baik dan lebih
berguna bagi semua pihak. Semoga apa yang kami sajikan dalam tulisan ini dapat menjadi
tambahan wacana dan pengetahuan mahasiswa IIK Bhakti Wiyata serta dapat memperluas
cakrawala keilmuan khususnya di dunia kedokteran gigi.

Kediri, 1 Maret 2023

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

2.1 SEL ......................................................................................................................... 2


2.1.1 Definisi Sel.................................................................................................. 2
2.1.2 Fungsi Sel.................................................................................................... 2
2.1.3 Struktur ....................................................................................................... 2
2.1.4 Karakteristik Sel.......................................................................................... 6
2.1.5 Mekanisme Gerakan Transport ................................................................... 7
2.1.6 Pembelahan Sel ........................................................................................... 8
2.1.7 Sel Abnormal .............................................................................................. 9
2.2 JARINGAN ........................................................................................................... 10
2.2.1 Jaringan Epitel ............................................................................................ 10
2.2.2 Jaringan Ikat ................................................................................................ 13
2.3 ORGAN .................................................................................................................. 16
2.3.1 Organ Manusia ............................................................................................ 16
2.3.2 Organ Hewan .............................................................................................. 17
2.3.3 Organ Tumbuhan ........................................................................................ 18

BAB III KERANGKA KONSEP ..................................................................................... 20

3.1 PETA KONSEP .................................................................................................... 20

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 21

4.1 KESIMPULAN ................................................................................................... 21

4.2 SARAN ................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sel adalah unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup dan merupakan tempat
terselenggaranya fungsi kehidupan, Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Organisasi seluler adalah susunan bagian-bagian tubuh yang berupa kumpulan sel. Sel berasal dari
bahasa latin cella yang berarti ruang kecil. Orang yang pertama kali menemukan sel adalah Robert
Hooke (1665) yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan
mikroskop. Dia melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Ruangan-
ruangan kecil itu diberi nama sel. Istilah sel ini terus digunakan hingga sekarang. Sel sebagai unit
fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan/ aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi,
iritabilitas, digestivus, ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak
berlangsung di dalam tubuh yang dilakukan oleh sel.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan sel ?
2. Apakah fungsi dari sel ?
3. Bagaimana struktur dan karakteristik dari sel ?
4. Apakah perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan ?
5. Apakah perbedaan jaringan ikat dengan jaringan epitel ?
6. Apa saja perbedaan organ manusia, hewan, dan tumbuhan ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari sel
2. Untuk mengetahui fungsi dari sel
3. Untuk mengetahui dan karakteristik dari sel
4. Untuk mengetahui perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
5. Untuk mengetahui perbedaan jaringan ikat dengan jaringan epitel
6. Untuk mengetahui perbedaan organ manusia, hewan, dan tumbuhan

1.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEL

2.1.1 Definisi

Sel merupakan satuan unit fungsional terkecil dari makhluk hidup. Sel dapat hidup,
tumbuh, dan menjalankan fungsi spesifiknya selama terdapat cukup oksigen, glukosa, berbagai
ion, asam amino, dan asam lemak di lingkungan internal sel. Umumnya sel mempunyai lingkungan
yang sama,yaitu berupa cairan ekstraseluler yang kaya akan ion natrium, klorida, dan bikarbonat,
dan juga mengandung nutrisi seluler seperti oksigen, glukosa,asam lemak, dan asam amino, serta
karbon dioksida, yang kemudian diangkut lalu dikeluarkan dari sel

Sel berasal dari bahasa latin “Cella” yang artinya ruangan kecil. Sel merupakan satuan
terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan sebagai unit terkecil penyusun
makhluk hidup secara struktural maupun fungsional. Sel merupakan ruangan kecil yang dibatasi
oleh membran dan di dalamnya terdapat cairan protoplasma yang terdapat plasma sel atau
sitoplasma serta inti sel.

2.1.2 Fungsi Sel

Sel memiliki fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Metabolisme

Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya
disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme
yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi
anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel.

2. Komunikasi sel

Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan
kepada sel lain, menentukan interaksi antar organisme uniseluler serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiseluler.

2.1.3 Struktur Sel, Komponen dan Sifat Membran Sel Hewan dan Tumbuhan

2
Gambar sel hewan dan tumbuhan

1. Struktur Sel
a. Membran atau Selaput Plasma

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran
sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran.
Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi
penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik

b. Sitoplasma

1. Retikulum Endoplasma (RE)

Merupakan organel yang berupa kumpulan kantung seperti membran berbentuk pipa,
gelembung, dan kantung pipih yang meluas dalam sitoplasma sel eukariotik. Kandungan
dalam organel ini antara lain, 30-50 % protein dan lemak dan sisanya berupa enzim yang
diperlukan untuk sintesis protein, metabolisme lemak, dan detoksifikasi. Retikulum
endoplasma ada 2 jenis :

a. Retikulum Endoplasma Kasar

Jenis retikulum endoplasma yang ditempeli ribosom. Memiliki struktur yang khas
yaitu setiap lembarannya tersusun atas 2 membran sel yang kemudian menjadi satu di
tepi sel masing-masing. Karena ditempeli ribosom maka RE memiliki fungsi berperan
ikut serta dalam proses sintesis protein (mensintesis glikoprotein dan fosfolipid yang
nanti akan ditransfer ke organel sel lainnya).

b. Retikulum Endoplasma Halus

Jenis retikulum endoplasma yang tidak ditempeli ribosom. Terbentuk dari satu labirin
yang halus dan saling berhubungan. Banyak ditemukan pada organ reproduksi, di
mana RE ini memproduksi hormon steroid seperti estrogen dan testosteron. RE jenis
ini memiliki fungsi :

- Proses metabolisme sintesis lipid

3
- Metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium
- Detoksifikasi obat-obatan
- Tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.

Jenis khusus dari RE halus adalah RE Sarkoplasmik yang ditemukan pada otot licin
dan otot lurik. Retikulum ini berperan dalam pemicuan kontraksi otot. Yang
membedakan dengan RE halus terletak pada kandungan proteinnya, RE halus yang
nantinya mensintesis molekul, sementara RE Sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium.

3. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang
tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki
beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah
molekul RNA.

4. Mitokondria Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler,


yaitu suatu proses kimiawi yang memberi energi pada sel. Karbohidrat
dan lemak merupakan contoh molekul makanan berenergi tinggi yang dipecah menjadi air
dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria, dengan pelepasan energi.
Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu ditangkap oleh molekul yang disebut
ATP. Lisosom
5. Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim
hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali
subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya,
lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel
yang melepaskan diri dari badan Golgi.
6. Badan Golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk
kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan
sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan
sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas
metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan
Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membrane plasma.
7. Sentrosom (Sentriol) Strukturnya berbentuk bintang. Struktur ini hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron.
8. Vakuola (RonggaSel)
Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi garam-
garam organic, glikosida tanin, minyak eteris, alkaloid enzim, butir-butir pati.
9. Mikrotubulus
Rantai-rantai protein yang membentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung berlubang yang
panjangnya mencapai 2,5 mm dengan diameter 25 nm. Mikrotubulus tersusun atas protein
yang dikenal sebagai tubulin.
10. Mikrofilamen
Rantai ganda protein yang bertaut dan tipis. mempunyai diameter 7 nm sehingga
pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron. Komponen utamanya yaitu

4
protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Organel ini banyak mengandung enzim
oksidase dan katalase.
11. Plastida
Organel sel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan dan sel alga atau ganggang. Sel ini
bersifat dinamis, mampu membelah, tumbuh, dan berubah dalam berbagai bentuk. Untuk
fungsi umumnya sebagai tempat pembuatan dan penyimpanan senyawa kimia yang penting
bagi sel. Struktur dari plastida :

1. Membran luar
2. Membran dalam
3. Tilakoid : mengandung kloroplas dan tempat berlangsungnya reaksi terang
fotosintesis
4. Granum : bagian kumpulan atau tumpukan tilakoid
5. Lumen : ruang atau rongga yang fungsinya untuk tempat penyimpanan
makanan yang diperlukan kloroplas.
6. Stroma : tempat berlangsungnya reaksi gelap fotosintesis.

Plastida juga mempunyai 2 jenis, plastida yang ada pada tumbuhan dan juga plastida yang ada
pada alga atau ganggang.

a. Pada Tumbuhan
1. Kloroplas : tempat berlangsungnya fotosintesis
2. Kromoplas : tempat sintesis protein
3. Gerontoplast : mengontrol pembongkaran hasil protein
4. Leukoplas : merupakan jenis plastida yang tidak berwarna. Terbagi menjadi 3
yaitu :
- Amiloplas untuk menyimpan pati dan mendeteksi gravitasi. Biasanya
terdapat pada umbi tanaman.
- Elainoplas untuk menyimpan lemak.
- Proteinoplas untuk menyimpan dan memodifikasi protein.

b. Pada Alga atau Ganggang

Pada alga atau ganggang terdapat jenis plastida yaitu kloroplas, gerontoplas, dan leukoplas
(hanya proteinoplas).

C. Nukleus

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain
gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini
umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel memiliki
satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada
pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya
saat berkembang.

2. Komposisi Membran

5
Membran adalah struktur kompleks yang terdiri dari lipid, protein, dan karbohidrat.
Membran sel mengandung protein dan lipid dengan perbandingan massa 50:50. Protein membran
rata-rata beberapa kali lebih besar dari rata-rata molekul lipid, tetapi molekul lipid 50 kali
lebih banyak daripada molekul protein. Rasio tidak mutlak dan bervariasi dari membran ke
membran. Rasio yang tepat antara keduanya bervariasi dengan fungsi sel. Sebagai contoh,
selubung mielin saraf memiliki 75% lipid dan 25% protein, sedangkan membran yang terlibat
dalam transduksi energi, seperti membrane mitokondria bagian dalam, memiliki 75% protein dan
25% lipid.

3. Sifat Membran

Protein dan mukopolisakarida yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya


hidrofilix, yakni air dengan mudah melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida
pada permukaan luar membrane menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda
dengan permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan
permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak ditengah membrane menyebabkan membrane
tidak dapat ditembus oleh zat-zat yang tidak larut dalam lipid. Membran sel
dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan urea dapat melewati
membran sel. Pori-pori pada membrane disebaban oleh adanya molekul protein besar yang
merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi membrane ke sisi
lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap substansi yang
mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel.

2.1.4. Karakteristik sel

1. Sel Prokariotik

Sel prokariotik merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki


metabolisme paling bervariasi. Kata prokariotik sendiri berarti “ sebelum nukleus” yaitu
suatu organisme bersel satu tanpa memiliki nukleus. Hal ini berarti bahwa sel prokariotik
ini merupakan nenek moyang dari sel eukariotik, karena dia ada sebelum sel eukariotik
ada. Sel prokariotik ini memiliki tiga komponen dasar diantaranya yaitu: plasmalemma,
ribosom, dan nukleoid. Beberapa prokariotik tidak memiliki kapsul yang menyelubungi
dinding sel, kecuali prokariot yang dapat berfotosintesis. Sel prokariotik ini dapat
mengabsorbsi bahan organik untuk pertumbuhannya.

Sel prokariotik memiliki ukuran antara 1 – 10 μm. Masing – masing sel prokariotik
dapat menghasilkan sel baru dengan cara membelah diri dan menghasilkan spora atau
melakukan pertunasan. Bagian dari sel prokariotik pada komponen plasmalemma atau
membran sel terdapat sitoplasma dan nukleoid sedangkan bagian luarnya terdapat dinding
sel yang berfungsi untuk mengokohkan dan memberi bentuk pada sel. Mycoplasma
merupakan salah satu jenis prokariotik yang tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki
plasmalemma dengan ketebalan 10 nm. Adapun contoh dari sel prokariotik ini ialah
pleuropneumonia–like organism (PPLO), bakteri, alga biru (Cyanobacteria, blue green
algae), dan archaea. Sel prokariotik ini kebanyakan jenisnya memiliki dinding sel di sekitar

6
membran plasma. Sel ini memiliki struktur yang sederhana tetapi memiliki jenis variasi
yang banyak.

2. Sel Eukariotik

Sel eukariotik adalah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang dikelilingi
oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu membran sitoplasma dan
membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic ini berasal dari kata yunani, eu (sejati),
dan karyon (bagian dalam biji/nukleus). Oleh sebab itu, sel ini dinamakan sel yang
memiliki membran inti (nukleus). Sel eukariotik memulai kehidupannya dengan sebuah
nukleus yang dikelilingi oleh berbagai macam organel yang memiliki struktur dan fungsi
tertentu dan terbungkus dalam sebuah membran sehingga bentuknya kokoh dan tersusun
dengan teratur.

Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan biologis yang
terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari sekelompok organisme
anaerobik dan organisme aerobik yang saling berhubungan secara simbiosis sehingga dapat
hidup bersama dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah
sel eukariotik. Sel eukariotik memiliki nukleus yang terbungkus di dalam membran,
sehingga DNA yang terdapat di dalam nukleus dapat tersimpan dalam kompartemen
khusus yang terpisah dari bagian lain dari sel yang disebut sitoplasma. Disamping itu,
terdapat juga jenis organel lain yaitu mitokondria dan kloroplas, yang terbungkus dalam
dua lapis membran yaitu membran dalam dan membran luar yang secara kimiawi memiliki
perbedaan dengan membran yang membungkus nukleus. Mitokondria terdapat pada
hampir semua jenis sel sedangkan kloroplas hanya terdapat pada sel yang mampu
melakukan fotosintesis yaitu pada tumbuhan, tetapi pada hewan dan jamur tidak ada.
Mitokondria dan kloroplas berasal dari satu simbiosis yang sama, dimana keduanya saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya.

Sel eukariotik ini terdapat pada organisme yang lebih kompleks lagi dan susunan
organelnya sudah tersusun dengan teratur. Sel ini terdapat pada sel hewan dan sel
tumbuhan. Walaupun demikian, sel ini tidak semuanya ada pada masing – masing sel
karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya dan memiliki bentuk, ukuran,
dan fungsi fisiologis yang berbeda juga. Meskipun demikian, ada bagian sel yang sama
diantaranya yaitu membran plasma. sitoplasma, organel (seperti retikulum endoplasma,
kompleks golgi, lisosom, mitokondria), dan inti sel (nukleus).

2.1.5 Mekanisme Gerakan Transport Membran

Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus (mekanisme
perpindahan molekul atau zat yang tidak melewati selaput membran semipermeable dan tidak
membutuhkan energi) dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus
(transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien
konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP)

7
2.2.6. Pembelahan sel

Pembelahan sel dibagi menjadi tiga, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis

1. Amitosis

Pembelahan amitosis adalah pembelahan sel secara langsung atau disebut juga
dengan pembelahan sederhana yang didahului dengan pembelahan inti tanpa didahului
pembentukan benang spindel. penampakan kromosom, peleburan membran inti dan ciri
lainnya. Proses yang terjadi pada pembelahan ini adalah sel anak mewarisi sifat induknya
sehingga pembelahan amitosis menghasilkan keturunan yang sifat sel anakan identik
dengan sel induknya. Pembelahan amitosis berlangsung relatif spontan dan dijumpai pada
sejumlah organisme prokariotik seperti bakteri dan alga biru hijau

2. Mitosis

Mitosis merupakan proses pembelahan inti dalam sel eukariotik yang secara
konvensional terbagi menjadi lima tahap yaitu tahapan selama mitosis adalah: interfase,
profase, metafase, anafase dan telofase. Mitosis mempertahankan jumlah kromosom
dengan cara menempatkan kromosom hasil replikasi secara seimbang ke masing-masing
nukleus anakan. Dalam mitosis, kromosom berada dalam jumlah yang tetap selama proses
pembelahan. Selama mitosis, setiap tahapan harus berlangsung dengan sempurna, karena
kehilangan kromosom selama proses pembelahan dapat menyebabkan perubahan pada
tanaman dewasa. Mitosis dapat dilakukan dengan proses:

a. Profase merupakan tahap pertama mitosis, saat kromatin terkondensasi, spindel


mitosis mulai terbentuk, dan nukleolus hilang, namun nukleus tetap utuh.
b. Prometafase, tahap kedua mitosis ketika kromosom-kromosom diskrit yang terdiri
atas kromatid-kromatid saudara yang muncul, dan mikrotubulus melekat ke
kinetokor kromosom.
c. Metafase, tahap ketiga mitosis saat spindel sudah lengkap dan kromosom-
kromosom melekat ke mikrotubulus pada konektor serta berjejer di lempeng
metafase Merupakan tahap mitosis paling lama sekitar 20 menit.
d. Anafase merupakan tahap Mitosis paling pendek, beberapa menit. Protein kohesin
membelah memisahkan kromatid saudara secara tiba-tiba. Kedua kromosom
bergerak menuju masing-masing Kutub. Sel memanjang saat Mikrotubulus non
kinetokor mendorong ke kutub yang berbeda.
e. Telofase tidak ada gelendong mitotik, dua nukleus anakan terbentuk dalam sel,
masing-masing memiliki Kromosom yang identik. Kromosom menjadi kurang
terkondensasi.
f. Sitokinesis Pembelahan Sitoplasma biasanya sudah berlangsung cukup jauh pada
akhir Telofase. Sehingga Sel Anakan muncul tak lama setelah Mitosis Berakhir.

3. Meiosis

8
Meiosis merupakan pembelahan sel termodifikasi pada organisme yang bereproduksi
secara seksual, terdiri atas dua kali pembelahan sel namun hanya satu kali replikasi DNA.Meiosis
terjadi dua kali, pertama sel akan mengalami pengurangan jumlah kromosom (Meiosis I) dan sister
chromatids terpisah, proses ini identik dengan mitosis (Meiosis II).

Kedua proses pembelahan sel ini (mitosis dan meiosis) pada dasarnya akan mengalami
tahapan yang sama selama proses pembelahan seperti kromosom menebal, kromosom berada di
tengah-tengah sel dan kemudian bergerak ke arah kutub dan akhirnya membelah. Perbedaan
keduanya adalah pada bagaimana interaksi kromosom homolog. Menghasilkan kromosom separuh
dari induknya.

a. Interfase pada meiosis terjadi hanya sekali yaitu pada awal meiosis I. sehingga replikasi DNA
hanya terjadi satu kali walaupun meiosis mengalami dua kali pembelahan.
b. Profase I pada meiosis dibagi menjadi lima tahap yaitu Leptonema, Zigonema, Pakinema,
Diplonema dan Diakinesis. Leptonema Kromosom mulai terkondensasi. Zigonema,
pasangan-pasangan kromosom homolog bertemu dan digabungkan oleh struktur protein
seperti pita yang disebut kompleks sinaptonema (bivalen). Pakinema, sinapsis terbentuk, salah
satu kromosom non saudara (tetrad) mengadakan pindah silang. Bagian yang mengadakan
pindah silang dinamakan kiasmata. Diplonema, kompleks sinaptonema mulai hilang, kiasmata
masih terlihat. Diakinesis, kromosom terkondensasi maksimal, membran nukleus menghilang
dan spindel mitosis terbentuk.

Metafase I, Pasangan Kromosom Homolog berada pada Lempeng Metafase. Kedua Kromatid dari
satu homolog, melekat ke satu Mikrotubulus Kinektor dari salah satu Kutub Gelendong.

Anafase I, penguraian Kohesi, mengakibatkan Homolog memisah. Homolog bergerak ke kutub


yang berbeda. Telofase 1. Tiap Anakan sel memiliki set haploid lengkap atau disebut haploid ber
sister kromatid. Sebagian sister kromatid telah termodifikasi, akibat Pindah Silang. Kromosom
tidak terurai, guna Meiosis tahap II dilanjutkan sitokinesis pertama

Profase II, Gelendong terbentuk, Kromosom rekombinan haploid, membran nukleus hilang.

Metafase II Kromosom berada pada Lempeng Metafase.

Anafase II, Kromatid bisa terpisah karena penguraian protein-protein yang menggabungkan
kromatid-kromatid saudara di sentromer.

Telofase II, Nukleus terbentuk, Kromosom terurai menjadi kromatin, Menghasilkan 4 sel anakan
haploid tak tereplikasi. Masing-masing dari keempat sel anakan berbeda secara genetik dengan sel
anakan lain dan juga sel induk dilanjutkan sitokinesis kedua

2.1.7 Sel Abnormal (Patologi Sel)

Etiologi kelainan struktur dan fungsi sel:

a. Penyakit genetic: diakibatkan oleh kromosom dan biasanya adalah penyakit turunan.

9
b. Penyakit infeksi: biasanya infeksi disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dll
c. Inflamasi: sejenis peradangan yang tidak menyebabkan infeksi
d. Intoksifikasi: yaitu keracunan ang disehaban kelbilan desis suld zar
e. Gangguan nutrisi: disebabkan karena jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh berlebihan
atau pun kekurangan nutrisi
f. Gangguan metabolit: gangguan metabolism zat tertentu Gangguan system imun : gangguan
yang berhubungan dengan kekebalan tubuh
g. Penyakit degenerative: penyakit yang disebabkan karenan proses penuaan
h. Penyakit keganasan: misalnya kanker
i. Gangguan hormonal: akibat defisiensi tau kelebiha hormone tertentu.

2.2 JARINGAN
2.2.1 Jaringan Epitel
1. Definisi
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan luar tubuh atau membatasi
permukaan suatu rongga tubuh. Jaringan epitel yang melapisi permukaan luar tubuh
disebut epidermis, sedangkan jaringan epitel yang membatasi permukaan suatu rongga
tubuh disebut mesotelium. sementara itu, jaringan epitel yang membatasi orang dalam
disebut endotelium. Untuk ciri jaringan epitel yaitu selnya memiliki daya regenerasi yang
tinggi dan memiliki bentuk yang bervariasi seperti bersisi atau bersudut.
2. Jenis
Berdasarkan bentuk sel, jaringan epitel dapat dibedakan menjadi 5 (lima) jenis, yaitu
jaringan epitel pipih, jaringan epitel kubus, jaringan epitel silindris, jaringan epitel
transisional, dan jaringan epitel kelenjar.
a. Jaringan Epitel Pipih
Jaringan epitel pipih berbentuk sangat tipis seperti lembaran dan tingginya lebih
rendah daripada lebarnya. Inti sel tampak seperti cakram. Berdasarkan susunannya,
jaringan epitel pipih dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Epitel Pipih Selapis
Epitel pipih selapis tersusun dari satu lapisan sel-sel, semua sel terletak di atas
membran basal dan mencapai permukaan. Contoh epitel pipih selapis terdapat pada
endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul Bowman dan lengkung Henle pada
ginjal, alveolus paru-paru, selaput pada telinga tengah, serta selaput pada telinga
dalam. Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan sekresi.
- Epitel Pipih Berlapis Banyak

10
Epitel pipih berlapis banyak merupakan membran yang tebal. Membran tersebut
terdiri atas lebih dari satu lapisan sel-sel yang berbentuk pipih, tetapi pada lapisan
sel-sel yang lebih dalam dapat berbentuk kuboid atau silindris. Jaringan ini
berfungsi sebagai pelindung dari pengaruh fisik, biologi dan kimiawi.Contoh epitel
pipih berlapis banyak ialah kulit.

b. Jaringan Epitel Kubus (Kuboid)

Tersusun dari sel-sel berbentuk kubus. Apabila dilihat dari permukaan, sel-selnya
tampak berbentuk seperti heksagonal atau polygonal. Apabila dilihat dari samping, sel-
selnya tampak seperti kotak atau segi empat pendek dengan inti berbentuk bulat dan
berada di tengah sel. Berdasarkan susunannya, dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

- Epitel kubus selapis

Epitel kubus selapis tersusun dari satu lapisan sel berbentuk kubus, berfungsi
sebagai pelindung, sekretori, dan absorpsi. Banyak ditemukan pada kelenjar,
contohnya pada ginjal (bagian nefron, tubulus kontortus proksimal, dan tubulus
kontortus distal), ovarium (bagian permukaan luar dan folikel), kelenjar ludah,
tiroid, pancreas, dan lensa mata.

- Epitel kubus berlapis banyak

Terdiri atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk kubus. Sel-sel bagian
permukaannya berukuran lebih kecil daripada sel-sel yang terletak pada lapisan
basal. Berfungsi untuk proteksi, absorpsi, dan sekresi. Contohnya adalah pada
saluran keluar kelenjar keringat yang terdiri atas dua lapisan sel kubus.

c. Jaringan Epitel Silindris

Tersusun dari sel-sel berbentuk heksagonal memanjang, tampak tinggi dengan inti
berderet pada ketinggian yang sama dan terletak lebih dekat dengan permukaan basal
daripada permukaan apikal. Berdasarkan susunannya, dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:

11
- Epitel silindris selapis

Epitel silindris selapis tersusun dari satu lapis sel-sel berbentuk silindris. Diantara
sel-sel silindris, umumnya terdapat sel goblet, yaitu sel-sel berbentuk seperti piala
yang menghasilkan lender. Berfungsi untuk sekresi dan absorpsi (penyerapan).
Epitel silindris bersilia, contohnya terdapat pada uterus (Rahim), tuba uterina
(buluh Rahim), duktus eferens pada testis, bronkus intrapulmoner, dan kanalis
sentralis pada medulla spinalis. Epitel silindris tidak bersilia, contohnya terdapat
pada sebagian besar saluran pencernaan (lambung, usus halus, dan kantong
empedu).

- Epitel silindris berlapis banyak

Tersusun dari lapisan sel-sel berbentuk silindris pada lapisan permukaannya, tetapi
sel-sel pada lapisan-lapisan basal relatif lebih pendek dan berbentuk polihedral
tidak teratur. Berfungsi untuk perlindungan dan sekresi, contohnya terdapat pada
uretra, laring, trakea, faring dan kelenjar ludah.

d. Jaringan Epitel Transisional

Jaringan epitel transisi merupakan jaringan epitel berlapis banyak yang sel-selnya
tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Epitel ini disebut sebagai epitel
transisional karena dianggap peralihan antara epitel pipih berlapis banyak tanpa zat
tanduk dengan epitel silindris berlapis banyak. Epitel ini terletak pada bagian-bagian yang
mengalami tekanan dari dalam sehingga bentuknya bergantung pada derajat peregangan.
Contoh letak epitel jenis ini yaitu pada lapisan system urtikaria.

3. Fungsi
a. Menutupi permukaan tubuh (lapisan epidermis pada kulit)
b. Membatasi permukaan rongga organ-organ tubuh, serta permukaan dinding saluran pada
bagian-bagian tubuh tertentu (misalnya permukaan dinding saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan saluran reproduksi).
c. Perlindungan terhadap dehidrasi, trauma, iritasi mekanik, dan zat toksik

12
d. Absorpsi gas, nutrien atau zat-zat yang ada diluarnya, seperti dalam paru-paru atau saluran
pencernaan.
e. Proteksi, melindungi jaringan yang ada dibawahnya
f. Sekresi, mengeluarkan/menghasilkan zat-zat yang berguna bagi tubuh, berupa kelenjar
eksokrin dan kelenjar endokrin
g. Menerima rangsangan dari luar
h. Ekskresi, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi
i. Filtrasi, dapat menyaring zat-zat.

2.2.2 Jaringan Ikat


1. Definisi
Jaringan ikat adalah jaringan yang memiliki fungsi untuk mengikat serta menyokong
bagian jaringan yang lain. Penyusun jaringan ikat adalah sel yang tersusun dalam suatu
matriks ekstraseluler dan tersusun menyebar. Matrik tersebut biasanya berupa cairan, benda
kenyal seperti agar dan padatan. Jaringan ikat ada beberapa macam yaitu jaringan ikat
longgar, jaringan adiposa, jaringan ikat berserat, tulang rawan, tulang sejati, serta darah.
2. Jenis
a. Jaringan Ikat Embrionik : ditemukan pada embrio dan janin yg sedang tumbuh
- Mesenkim : jaringan pembungkus, pengemas, dan penyangga pd kehidupan
embrionik awal.
- Jaringan Mukoid : terlihat untuk sementara saat perkembangan normal dan
ditemukan juga pada korda umbilikalis.
b. Jaringan Ikat Dewasa
- Jaringan Ikat Longgar
a. Jaringan Ikat Areolar : terdiri dari beberapa jenis sel (fibroblas, makrofag, sel
mast, sel plasma, sel adiposa, leukosit) yg tertanam pada matriks pada susunan
serat kolagen dan serat elastik yang renggang. Serat halus dan fleksibel, memiliki
pembuluh darah yang banyak dan tahan terhadap tekanan.
b. Jaringan Adiposa : jenis jaringan ikat khusus tempat khusus untuk menyimpan
lemak dalam bentuk droplet intraseluler yg besar.
- Jaringan Ikat Padat

13
Pada jaringan ikat padat teratur (dense regular connective tissue),matriks
ekstraselnya mengandung serabut kolagen yang tersusun paralel dengan substansi
dasar yang sangat sedikit. Jaringan ikat padat tidak teratur (dense irregular
connective tissue) memiliki kesamaan dengan jaringan ikat padat teratur, namun
serabut kolagen tidak tersusun dalam pola yang teratur.

c. Jaringan Rawan (Kartilago)

Tersusun atas jalinan padat serabut kolagen dan elastin yang kaku dan tertanam pada
chondroitin sulfate. Sel-sel dewasa pada jaringan rawan disebut kondrosit, terletak sendiri
atau berkelompok yang terletak dalam lacuna. Jaringan rawan dibungkus oleh jaringan
ikat padat tidak teratur yang disebut perikondrium. Jaringan rawan (cartilage) terdiri dari
rawan hialin, rawan elastin, dan fibrockartilago. Rawan hialin merupakan jenis rawan
yang paling berlimpah pada tubuh, terletak pada daerah persendian dan pada cakram
epifisis. Rawan hialin memberikan fleksibilitas, mengurangi friksi, dan menyerap
tekanan. Rawan hialin adalah jenis rawan yang paling lemah dari tiga jenis jaringan
rawan. Rawan elastin memberikan kekuatan, elastisitas, dan menjaga bentuk struktur
tertentu pada tubuh, seperti pada daun telinga. Fibrokartilago adalah jaringan rawan
paling kuat, terletak pada diskus intervertebral. Struktur salah satu jenis jaringan rawan,
yaitu rawan hialin.

e. Jaringan Tulang

Tulang merupakan jaringan ikat yang sangat keras, matriks ekstraseluler jaringan
tulang tersusun dalam lapisan yang disebut lamela dan tersusun atas serabut kolagen,
substansi dasar, dan garam-garam anorganik. Secara struktural, jaringan tulang
dikelompokkan atas jaringan tulang padat dan jaringan tulang bunga karang. Unit dasar
dari tulang padat disebut osteon atau sistem havers, yang terdiri atas lamella, lakuna,
kanalikuli, dan sentral kanal. Tulang bunga karang mengandung sedikit osteon, dan
terutama tersusun atas struktur yang disebut trabekula, yang mengandung lamella,
osteosit, lacuna, dan kanalikuli. Ruang diantara trabekula berisi sumsum merah tulang.

f. Jaringan Darah (Jaringan Ikat Cair)

14
Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, keeping-keping darah, dan
plasma darah. Komponen plasma darah yaitu air dan sejumlah zat terlarut yang terdiri
atas substansi nutrisi seperti glukosa dan asam amino, produk sisa metabolisme, enzim,
protein, hormon, ion, dan gas-gas pernapasan.

3. Fungsi

Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Pengikat dan penyambung jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Contohnya tendon
yang menghubungkan jaringan tulang dengan jaringan otot.

b. Penyokong dan pembentuk struktur tubuh. Contohnya jaringan ikat tulang.

c. Pelindung suatu organ. Contohnya jaringan ikat yang membungkus organ-organ tubuh,
seperti pleura yang membungkus paru-paru.
d. Penyimpan energi, misalnya jaringan ikat lemak.
e. Pengangkutan zat-zat dalam tubuh, misalnya jaringan kat darah dan jaringan ikat limfa.
f. Pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit, misalnya jaringan ikat darah yang
mengandung sel-sel darah putih penghasil antibodi.

2.2.3 Perbedaan Jaringan Hewan dan Tumbuhan


a. Jaringan-jaringan pada hewa:
1. Jaringan epitel (tersusun dari sel-sel pengikat sebagai penutup dan pelindung tubuh,
alat tubuh, dan jaringan lainnya)
2. Jaringan ikat (tersusun dari sel-sel pengikat sebagai jaringan yang berfungsi untuk
mengikat, melindungi, dan menguatkan berbagai jaringan dan organ )
3. Jaringan otot (tersusun oleh sel-sel otot yang mengandung serabut-serabut
yang disebut miofibril yang terdiri dari jaringan otot lurik, otot polos, dan otot
jantung)
4. Jaringan saraf (tersusun oleh sel-sel saraf. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf,
dendrit, dan akson. Dendrit merupakan serabut bercabang pendek yang
menghantarkan implus (rangsang) ke badan sel saraf.

b. Jaringan-jaringan pada tumbuhan:


1. Jaringan meristem, yaitu jaringan yang tersusun oleh sel-sel yang selalu
membelah diri.
2. Jaringan epidermis, yaitu jaringan yang terletak di permukaan tubuh dan
memiliki fungsi untuk melindungi tubuh.

15
3. Jaringan parenkim, terdapat pada hampir semua bagian tumbuhan, seperti
akar, batang, dan daun.
4. Jaringan penyokong, berfungsi menguatkan dan menegakkan tumbuhan,
contohnya kolenkim dan sklerenkim.
5. Jaringan pengangkut atau pembuluh, terdiri atas xilem dan floem. Xilem
berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar ke seluruh tubuh
tumbuhan. Adapun floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh tumbuhan.

2.3 ORGAN
2.3.1 Organ Manusia
1. Organ manusia
a. Sistem kerangka
Pada sistem kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan atau berbagai macam tulang
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Sedangkan dalam kerangka kepala
memiliki 8 buah tulang, kerangka dada 25 tulang, wajah 14 tulang, tulang belakang dan
tulang pinggul 26 buah. Pada lidah 1 tulang dan kaki 62 buah.
b. Sistem Otot
Sistem otot fungsinya untuk menggerakan tubuh. Otot merupakan yang
memungkinkan manusia dalam melakukan segala aktifitas dari berjalan sampai
mengangkat beban pada suatu benda. Didalam otot memiliki 600 otot dalam tubuh.
c. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan bagian organ yang fungsinya menerima atau mencerna
makanan, proses pencernaan serta menyerap zat- zat gizi untuk dibawa kedalam aliran
darah dan membuang bagian atau sisa makanan yang tidak bisa dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan tersebut dimulai dari mulut hingga ke anus. Berjalan mulai mulut,
tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, rektum dan berakhirlah
sampai dianus.
d. Sistem Pernafasan
Sistem pernapasan yang fungsinya untuk bernafas adalah paru-paru. Pada sistem ini,
oksigen merupakan kebutuhan yang sangat utama, sebab kita menghirup oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida dan uap air.
e. Sistem Indera

16
Sistem indera pada organ tubuh berfungsi untuk menerima rangsangan dari lingkungan
sekitar. Sistem Indera memiliki 5 indera yang bisa disebut panca indera diantaranya
indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera pengecap, indera
peraba.

f. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi yaitu suatu rangkaian dan interaksi organ dalam yang berfungsi
untuk berkembang biak. Pada sistem reproduksi pada perempuan sendiri berpusat pada
ovarium, fungsinya berguna menghasilkan ovum dan hormon, Alat reproduksi
perempuan terdiri dari rahim, indung telur, liang senggama. Indung telur sendiri
merupakan kelenjar kelamin yang berfungsi untuk memproduksi sel-sel telur.sedangkan
alat reproduksi laki-laki berfungsi sebagai penghasil dari hormon testoteron.

g. Sistem Urinaria

Ginjal adalah suatu kelenjar berbentuk seperti kacang yang terletak pada dinding
belakang rongga perut setinggi ruas-ruas tulang belakang sebelah atas, ginjal kiri letaknya
lebih tinggi daripada ginjal kanan. Sisi ginjal yang menghadap ke dalam berbentuk
cekung. Di sini masuk nadi ginjal (dari aorta) ke dalam ginjal. Nadi ini bercabang-cabang
dalam jaringan ginjal.

h. Sistem Otak
Sistem saraf pusat berkembang dari suatu struktur yang berbentuk bumbung. Pada
bumbung tersebut dapat dilihat sebuah dasar, sebuah atap dan dua dinding sisi sebagai
pembatas suatu terusan yang terletak di tengah. Dalam perkembangan selanjutnya pada
beberapa tempat bumbung tadi menjadi tebal, sedangkan pada tempat-tempat lain
dindingnya tetap tinggal seperti semula. Di sebelah depan berkembang dua gelembung
yang setangkup letaknya. Gelembung-gelembung ini kemudian menjadi kedua belahan
otak besar. Di sebelah belakang terbentuk otak kecil, oleh karena itu atap bumbung di sini
menjadi semakin tebal.

2.3.2 Organ Hewan

17
Organ tubuh hewan merupakan gabungan dari beberapa jaringan yang berbeda-beda untuk
mendukung satu fungsi atau lebih. Salah satu contoh organ adalah usus halus. Usus tersusun atas
jaringan epitelium batang (silindris), jaringan otot polos, jaringan saraf, dan jaringan ikat serta
jaringan darah.

Jaringan epitelium batang yang terletak pada usus halus berfungsi menyerap sari-sari
makanan, mensekresikan lendir (mukosa) serta mensekresikan enzim pencernaan. Jaringan otot
polos yang tersusun secara melingkar dan memanjang berperan dalam gerakan peristaltik. Jaringan
darah berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan. Jaringan ikat berfungsi menggabungkan
keempat jaringan tersebut menjadi organ. Jaringan saraf untuk mengkoordinasikan kerja keempat
jaringan untuk menjalankan fungsi pencernaan di dalam usus.

Berdasarkan letaknya, organ dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan
organ luar. Organ dalam tubuh misalnya hati dan jantung. Sedangkan organ luar tubuh misalnya
kulit, mata, telinga, dan hidung.

2.3.3 Organ Tumbuhan

Organ pada tumbuhan antara lain:

1. Akar

Fungsi akar antara lain:

a. Mengokohkan berdirinya batang, kedalaman, dan luasnya akar sebanding dengan


ketinggian dan rindangnya daun
b. Pada beberapa tumbuhan akar berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Untuk menyerap air dan mineral dalam tanah
d. Untuk bernapas

2. Batang

Fungsi batang diantaranya yaitu:

a. Sebagai tempat cadangan makanan, misal pada tebu

18
b. Tempat tumbuhnya daun dan akar
c. Untuk mengangkut zat hara dari akar ke daun atau sebaliknya
d. Untuk menegakkan tanaman
e. Untuk bernapas

3. Daun

Daun merupakan tempat fotosintesis,makin tipis permukaan daun, makin cepat terjadinya
fotosintesis. Daun memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

a. Untuk fotosintesis dan pernapasan


b. Alat pengeluaran pada waktu penguapan (evaporasi) dan gutasi
c. Tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Hal ini terjadi karena adanya stomata
dan emisarium (alat pengeluaran air pada tumbuhan). Pada tumbuhan yang lain daun
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetative

4. Bunga

Bunga merupakan organ tumbuhan yang muncul hanya pada saat-saat tertentu saja yaitu jika
tumbuhan telah mencapai usia tertentu. Struktur bunga terdiri:

a. Kelopak bunga (calyx) yaitu melindungi kuncup bunga


b. Mahkota bunga (corolla) yaitu menarik perhatian serangga
c. Benang sari (stamen) yaitu penghasil serbuk sari
d. Putik (pistillum) yaitu penghasil gamet betina

5. Buah dan Biji

Buah merupakan salah satu organ tumbuhan yang berfungsi :

a. Menyimpan cadangan makanan


b. Sebagai alat perkembangbiakan karena mengandung biji

19
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Peta Konsep

Keterangan:
= Berarti tidak dipelajari

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sel merupakan unit structural dan fungsional terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung didalam sel. Karena itulah sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup
(organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah
fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular).

Sel memiliki bentuk bermacam-macam menyesuaikan fungsi dan letaknya di bagian tubuh
makhluk hidup. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri
kehidupan antara lain melakukan aktivitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Sedangkan pada sel mati tidak
dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja.

Susunan sel terkumpul akan membentuk suatu jaringan, sekumpulan jaringan akan
membentuk organ, beberapa organ akan membentk suatu organ, sekumpulan organ akan
membentuk individu, beberapa individu akan membentuk suatu populasi, suatu populasi akan
membentuk komunitas, kumpulan komunitas akan membentuk bioma hingga menjadi suatu
biosfer. Dari suatu sel hingga biosfer inilah yang disebut tingkat organisasi kehidupan. Jadi,
tanpa adanya sel, maka tidak ada kehidupan.

4.2 Saran

Dari makalah ini, diharapkan para mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi
dalam mengerti dan memahami tingkat organisasi kehidupan mulai dari sel dengan baik, benar
serta secara sistematis berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada. Demi kesempurnaan makalah
ini, kami sebagai penulis tentunya mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca agar makalah ini bisa tersusun lebih baik, terima kasih.

21
Daftar Pustaka

Subagiartha, I Made. 2018. SEL STRUKTUR, FUNGSI, DAN REGULASI. FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Penggunaan Aplikasi Smartphone Berbantu Game Kahoot untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Biologi pada Konsep Jaringan Hewan di SMA Pasundan Banjaran. Hal.31-
35

Palennari, M., Lodang H., Faisal, & Muis, A. (2016). E-Book Biologi Dasar. Makassar :
Alauddin University Press

Yudha, I, L. 2018. MEDIA PEMBELAJARAN ANATOMI TUBUH MANUSIA


BERBASIS ANDROID. Malang : Institut Teknologi Nasional Malang. Jurnal
Mahasiswa Teknik Informatika. 1(2)

Sutara, pande ketut.2019. struktur dan fungsi organ tanaman. Fakultas Biologi universitas
udayana.Bali hal:2,3,7,8

Widyastuti, P. (2004). Buku Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC Buku
Kedokteran

Dafriani, P. (2019). E-Book Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Padang : CV Berkah Prima

Rahmadina, Febriani. H. 2017. Biologi sel. Surabaya

Nur Habibah. 2021. Jurnal Pendidikan Tambusai 5

Effendi, Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar

Modul Ilmu Kedokteran Dasar 1 Fakultas Kedokteran Gigi Institut Bhakti Wiyata Kediri
2022/2023

Saifullah. 2020. "Jaringan Hewan". Dalam: modul biologi. Bima : SMAN 2 Kota Bima

Sandriana, Juliana Nendissa, dkk. 2023. Biologi Sel. WIDINA BHAKTI PERSADA
BANDUNG

Hernawati. 2008. Jurnal jaringan ikat oleh universitas pendidikan Indonesia

22
LAMPIRAN

Dokumentasi Tutorial Pertemuan Ke-1

Dokumentasi Tutorial Pertemuan Ke-2

23

Anda mungkin juga menyukai