Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI SEL JARINGAN TUBUH


MANUSIA

Dosen Pengampu:
Fifi Luthfiayah, SST., M.Kes.

Disusun Oleh:
Yunisa Salma Salsabila (NIM P17111231013)
Maura Arzelia Indi Felysia (NIM P17111231019)
Rossiendha Putri Haryanti P. (NIM P17111233042)
Hasnamalyka Shirfie (NIM P17111233046)
Gista Imelda Dewi Agustin (NIM P17111233047)

TINGKAT 1 (1A)
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI dan DIETETIKA
JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


TAHUN AJARAN 2023/2024
Jl. Besar Ijen No. 77C Malang, 65112 Telp (0341) 566075, 571388 Fax (0341) 55674
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................................iii
BAB 1....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
1.4 Manfaat........................................................................................................................................1
BAB 2....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Sel Pada Tubuh Manusia............................................................................................2
2.2 Struktur dan Fungsi Sel................................................................................................................2
2.3 Pembentukan Sel Darah Merah....................................................................................................5
2.4 Pembentukan Plasma Darah.........................................................................................................5
2.5 Komposisi Sel..............................................................................................................................5
2.6 Komposisi Plasma Darah..............................................................................................................5
2.7 Pengertian Jaringan......................................................................................................................6
2.8 Struktur dan Fungsi Jaringan........................................................................................................6
BAB 3..................................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul " STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
JARINGAN TUBUH MANUSIA" ini tanpa ada halangan suatu apapun, serta kami berharap
dengan terselesainya makalah ini dapat memberi manfaat bagi rekan-rekan semua.
Dalam hal ini, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Fifi Luthfiayah, SST.,M.Kes. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Anatomi
Fisiologi yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan kita dalam menuntut ilmu selama ini.
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Jika dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 29 Juli 2023

Penyusun

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel merupakan struktur organisme
terkecil dari mahkluk hidup dan lebih sederhana dari kita bayangkan. Penelitian dan
penemuan tentang sel akan terus berkembang dari masa ke masa hingga sekarang
mencapai pada tahap genetic. Berawal dari Robert Hook yang melakukan penelitian
melalui sayatan gabus batang Quercus suber pada tahun 1665. Ukuran sel sangat kecil
dan secara umum tidak terjangkau oleh mata manusia tanpa bantuan alat (mikroskop).
Dimulai dari 1-10 mikron, 30-40 mikron, hinggan ukuran beberapa sentimeter. Sel
memiliki bentuk yang berbeda-beda tentunya memiliki fungsi yang berbeda juga, akan
tetapi saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu sel di pandang dasar kehidupan
mahkluk hidup. Dalam pembagiannya sel terdiri dari Eukariot (eu = sejati, karyon = inti)
yang memiliki membrane inti dan Prokariot (pro = sebelum, karyon = inti) yang tidak
memiliki membrane inti dan pada umumnya mahkluk hidup uniseluler. Sel-sel ini
nantinya akan dikelompokkan berdasarkan fungsinya hingga membentuk suatu jaringan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian, struktur, dan fungsi sel pada tubuh manusia?
2. Bagaimana pembentukan sel darah dan plasma darah pada manusia?
3. Apa komposisi yang ada di dalam sel dan plasma darah pada tubuh manusia?
4. Bagaimana pengertian, struktur, dan fungsi jaringan tubuh manusia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sel beserta struktur dan fungsinya pada tubuh
manusia
2. Untuk mengetahui proses pembentukan sel darah dan plasma darah yang ada di
dalam tubuh manusia
3. Untuk mengetahui komposisi yang ada di dalam sel darah dan plasma darah
4. Untuk mengetahui jaringan yang ada di dalam tubuh manusia beserta struktur dan
fungsinya
1.4 Manfaat
Manfaat dengan adanya makalah ini sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan para
pembaca mengenai sel dan jaringan yang ada di dalam tubuh manusia.

iv
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sel Pada Tubuh Manusia


Sel pada manusia merupakan struktur hidup yang dapat bertahan selama berbulan-
bulan atau bertahun-tahun, asalkan cairan di sekitarnya mengandung nutrisi yang tepat.
Sel adalah blok bangunan tubuh, menyediakan struktur untuk jaringan dan organ tubuh,
menelan nutrisi dan mengubahnya menjadi energi, dan melakukan fungsi khusus. Sel
juga mengandung kode herediter tubuh yang mengontrol zat yang disintesis oleh sel dan
memungkinkannya membuat salinan dirinya sendiri. Untuk memahami fungsi organ dan
struktur tubuh lainnya, pertama-tama kita harus memahami organisasi dasar sel dan
fungsi bagian-bagian komponennya.
2.2 Struktur dan Fungsi Sel
Secara struktural, komponen sel yang menyusun sel sebagai berikut:
a. Membran Sel
Membran plasma atau membran sel atau selaput plasma merupakan selaput terluar sel
yang tersusun dari molekul lipoprotein (fosfolipida dan protein) dan molekul-molekul
lain yag menyempurnakan struktur membran plasma. Protein pada struktur membran
plasma tersebut berupa protein intrinsik (integral) merupakan protein yang berada di
sela-sela phospholipida, dan protein ekstrinsik (perifer) merupakan protein yang
terdapat di permukaan phospholipida. Di sisi luar membran plasma phospholipida
berikatan dengan molekul glukosa membentuk ikatan glikolipida, protein berikatan
dengan glukosa membentuk ikatan glikoprotein. Pada membran plasma juga terdapat
molekul kolesterol. Tebal membran plasma antara 7,5 - 10 nano meter, sifat membran
plasma semipermiabel atau selektif permeabel. Keberadaan membran sel ini berfungsi
untuk mengatur masuknya bahan-bahan ke dalam sel dan keluarnya zat dari dalam sel.
b. Sitoplasma
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang berda di bagian dalam membran
plasma tetapi di luar nukleus. Sitoplasma tersusun dari sitosol yang bersifat koloid,
sitoskleston ( rangka sel ), dan organel-organel.
Fungsi sitoplasma adalah sebagai berikut :
 Tempat terjadinya metabolisme sitosilik, misalnya gilikolisis serta tempat
terjadi sintesis protein di ribosom.

v
 Tempat penyimpanan bahan kimia yang berguna bagi metabolisme sel misalnya
enzim, protein dan lemak.
 Sarana atau fasilitator agar organel tertentu di dalam sel dapat begerak, hal ini
dikarenakan adanya aliran sitoplasma.
c. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel meupakan bagian-bagian sel yang paling mencolok di antara organel-organel
di dalam sel. Pada sel eukariotik, inti sel dibatasi oleh membran sel. Membran inti
memiliki pori-pori berukuran 60 nm. Membran inti berguna untuk pertukaran materi
antara nukleoplasma ( plasma inti ) dengan sitoplasma. Nukleosplsma mengandung
nukleolus ( anak inti ) dan kromosom. Nukleolus merupakan tempat pembentukan dan
pematangan RNA ribosoma ( salah satu bahan pembentuk ribosom ). Struktur sel
terlihat dengan jelas pada saat sel melakukan pembelahan ( tahap metaphase ).
Fungsi inti sel adalah sebagai berikut :
 Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme di dalam sel
 Menyimpan informasi genetika ( gen ) dalam bentuk DNA
 Mengatur kapan serta di mana ekspresi gen harus di mulai, di jalankan, dan di
akhiri
 Tempat terjadi replikasi ( perbanyakan DNA ) dan transkripsi ( pengutipan DNA )
d. Ribosom
Ribosom merupakan butiran kecil nukleoprotein yang tersebar dalam sitoplasma.
Bahan penyusun ribosom dalah protein dan RNA ribosomal ( RNAr ). Ribosom
tesebar bebas didalam sitoplasma dan ada juga terletak di dalam reticulum
endosplasma ( RE ). Ribosom berfungsi untuk melangsungkan sintesis protein.
Ribosom yang tersebar bebas di sitoplasma berguna untuk mensintesis protein yang
berfungsi dalam sitoplasma.
e. Retikulum Endoplasma
Retikulum endosplasma tersusun dari kantong pipih serta tabung dua lapisan membran
yang meluas dan menutupi sebagian besar sitoplasma. Struktur tabung tersebut
berhubungan dengan membran inti. Ada dua macam RE kasar ( berganula ) RE halus
( tidak berganula ), Re kasar berfungsi sebagai tempat sintesis protein sedangkan RE
halus berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan
detoksifikasih ( penghilang racun ) obat-obatan.

vi
f. Badan Golgi
Badan golgi merupakan kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari ukuran kecil dan
terikat membran. Badan golgi berfungsi memperoses protein dan molekul lain yang
akan di bawah keluar sel atau ke membran sel. Proses yang terjadi antara lain
glikolisis ( penambahan oligosakarida ) pada protein.
g. Lisosom
Lisosom merupakan vesikel mebran berkantung yang mengandung enzim-enzim
hidrolitik yang bekerja pada kondisi asam. Lisosom terbentuk dari pertunasan vesikel
badan golgi. Lisosom berfungsi mencerna makromolekul secara interseluler dan
merusak sel-sel asing. Didalam lisosom terdapat enzim-enzim yang berfungsi untuk
menghidrolisis materi seluler asing antara lain DNA, RNA, protein, dan lipid. Enzim
tersebut antara lain sebagai berikut :
 Nuclease berfungsi untuk menghidrolisisi DNA dan RNA.
 Protease berfungsi untuk menghidrolisi protein.
 Lipase berfungsi menghidrolisis lipid.
 Fosfatase berfungsi menghidrolisis oligonukleotida.
 Enzim-enzim lain berfungsi menghidrolisis karbonhidrat polisakarida serta
oligosakarida.
h. Peroksisom
Peroksisom berbentuk seperti lisosom, berisi enzim oksidataf dan katalase. Enzim
oksidatif yang terdapat dalam perokisom mentransfer hydrogen dari berbagai substrat
ke oksigen, yang menghasilkan produk sampingan berupa hydrogen peroksida
(H2O2). Hydrogen peroksida yang terbentuk oleh peroksisom merupakan racun.
Namun, dengan ada enzim katelase di dalam peroksisom, maka hidreroksisom
merupakan racun. Namun, dengan ada enzim katelase di dalam peroksisom, maka
hydrogen peroksida di ubah menjadi air dan oksigen. Fungsinya untuk menguraikan
peroksida (H2O2) atau metabolisme yang bersifat racun dan mengubah lemak menjadi
karbohidrat.
i. Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi ( ATP ) karena berfungsi untuk respirasi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang.
Mitokondria mempunyai sifat plastis ,artinya bentuknya mudah berubah. Ukurannya
seperti bakteri dengan diameter 0,5-1 mikrometer dan panjang 3-10 mikrometer.

vii
2.3 Pembentukan Sel Darah Merah
Sel darah merah adalah sel yang berwarna merah dan yang berukuran kecil, cekung
pada kedua sisinya sehingga jika dilihat dari samping tampak seperti dua buah bulan sabit
yang saling bertolak belakang, setiap mililiter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah
merah, fungsinya untuk transport makanan dan di dalamnya mengandung hemoglobin
yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Pembentukan sel darah merah
terjadi di dalam sumsum tulang melalui proses pematangan, pembentukan sel darah
merah tersebut di rangsang oleh hormon eritropoitin yaitu suatu hormon yang diproduksi
oleh ginjal yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sel darah merah di dalam
sumsum tulang (Rahmatillah, 2018). Proses pembentukan sel darah merah di mulai

Gambar 1. http://rizkinisfiramdhini.blogspot.com/2015/07/darah-produksi-sel-darah-merah.html

2.4 Pembentukan Plasma Darah


Plasma adalah bagian cair dari darah yang tidak mengandung sel-sel darah tetapi masih
mengandung faktor-faktor pembekuan darah. Plasma diperoleh dengan cara memisahkan
sel-sel darah dari darah (whole blood) dengan cara sentrifugasi. Plasma yang terbentuk
memiliki komposisi faktor pembekuan yang berbeda sesuai dengan jenis antikoagulan
yang ditambahkan (Nugraha, 2015).
2.5 Komposisi Sel
Secara struktural dan fungsional, sel terdiri dari komponen bahan kimia dan organel-
organel sel. Di dalam sel hidup terdapat senyawa kimiawi yang dihasilkan dari aktivitas
sel, disebut biomolekul. Seluruh senyawa tersebut saling berinteraksi secara terarah dan
teratur sehingga menunjukkan ciri kehidupan. Terdapat perbedaan komposisi senyawa
penyusun tubuh hewan dengan tumbuhan. Tubuh hewan banyak mengandung protein,
sedangkan tubuh tumbuhan lebih banyak mengandung karbohidrat. Komponen kimiawi
sel tersebut merupakan unsur dan senyawa dasar yang penting untuk aktivitas sel di
dalam tubuh makhluk hidup. Bahan dasar sebuah sel terdiri dari 70-85% air, sekitar 10-

viii
20% protein, 2% lemak, 1% karbohidrat dan elektrolit. Komponen kimia dalam sel dapat
berupa komponen anorganik (misalnya air dan ion-ion mineral) dan komponen organik
(misalnya karbohidrat, protein, lipida dan asam nukleat).
2.6 Komposisi Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan
sitoplasama. Plasma terdiri dari 92% air dan menganndung cairan kompleks zat organik
dan anoganik
1. Protein plasma
Protein plasma mencapai 7 % palsma dan merupakan satu – satuny unsur pokok
plasma yang tidak dapat memnembus membranin kapiler untuk mencapai sel.
Plasma terdiri dari protein plasma yang utama : albumin, globulin dan fibrinogen.
a. Albumin protein plasma 7% plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampel 60 %,
tetapi ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung
jawab untuk tekanan osmotik koloid darah.
b. Globulin membentuk sekitar 30 % protein plasma
c. Fibrinogen membentuk 4 % protein plasma disintesis dalam hati dan merupkan
kompenan esensial dalal mekanisme pembekuan darah.
2. Plasma juga mengandung nutrient, gas darah, elektrolit, mineral hormone, vitamin
dan zat zat sisa.
a. Nutrient meliputi asam amino, gula, lipid yang diabsorbsi dar saluran pencernaan
b. Gas darah meliputi oksigen, karbon dioksida dan nitrogen
c. Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium, magnesium, klorida, kalsium,
bikarbonat, fosfat dan ion sulfat (Sloane, 2012)
2.7 Pengertian Jaringan
Jaringan merupakan sekumpulan sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama
untuk menjalankan fungsi tertentu di dalam tubuh. Jaringan dalam tubuh manusia terbagi
menjadi 4 jenis jaringan yang berbeda yaitu jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat,
dan jaringan saraf. Masing-masing jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda,
akan tetapi mereka saling berkaitan di dalam tubuh manusia. Seperti contoh pada jantung,
terdapat jaringan otot yang dikendalikan oleh jaringan saraf dan dilapisi oleh jaringan
epitel kemudian ditopang dengan jaringan ikat.
2.8 Struktur dan Fungsi Jaringan
1. Jaringan epitel

ix
Pada dasarnya jaringan epitel merupakan lembaran sel yang melapisi bagian-bagian
tubuh seperti kulit, dinding dan organ-organ di dalam tubuh. Sehingga hampir seluruh
zat yang diserap atau disekresikan oleh tubuh akan melewati jaringan epitel. Jaringan
epitel melekat erat pada jaringan di bawah deretan sel atau membrana basalis yang
memiliki 6 fungsi utama yaitu penyerapan, perlindungan, ekskresi, sekresi,
penyaringan, dan penerimaan sensorik. Tidak semua fungsi jaringan epitel bekerja
secara bersamaan pada salah satu bagian tubuh, akan tetapi di beberapa bagian tubuh
jaringan ini hanya memfokuskan satu atau dua fungsi, seperti contoh pada saluran
pencernaan jaringan epitel berfungsi sebagai penyerapan nutrisi, sedangkan pada kulit
jaringan epitel memberikan perlindungan.
Pada jaringan epitel terdapat permukaan apikal dan permukaan basal. Permukaan
apikal memiliki tekstur yang halus, akan tetapi sebagian besar terdapat ekstensi seperti
rambut atau biasa disebut mikrovili. Mikrovili ini berfungsi untuk meningkatkan luas
permukaan jaringan epitel karena meningkatnya kemampuan untuk menyerap nutrisi
dan sekresi. Permukaan apikal ini menghadap keluar mengarah pada luar organ yang
ditutupinya. Sedangkan permukaan basah merupakan lembaran tipis glikoprotein yang
berfungsi untuk menyeleksi atau mengatur zat-zat yang akan memasuki jaringan
epitel. Jaringan ini dipersarafi oleh neuron dan menerima suplai nutrisi dari pembuluh
darah terdekat. Jaringan epitel harus memiliki ketahanan yang kuat karena akibat dari
pembelahan dan regenerasi yang cepat untuk menggantikan sel-sel epitel yang rusak
mengakibatkan terjadinya abrasi dan kerusakan. Jaringan epitel terbagi menjadi tiga
jenis yaitu :
a. Jaringan epitel sederhana (Simple Epithelium)
Terdiri dari satu lapisan sel yang terikat menjadi lembaran kontinu. Jaringan
epitel sederhana terbagi menjadi 3 :
 Epitel squamosa sederhana
Berbentuk tipis datar dan seperti sisik ditemukan di mana difusi nutrisi
sangat penting. Epitel skuamosa sederhana ditemukan pada dinding kapiler,
alveoli paru-paru, dan glomerulus di ginjal, serta pada jantung dan
pembuluh darah juga pada pembuluh getah bening yang disebut sebagai
endotelium.
 Epitel kuboid sederhana

x
Berbentuk kubus sederhana yang ditemukan di lapisan ovarium, tubulus
ginjal, dan saluran yang lebih kecil kelenjar. Berfungsi sebagai sekresi dan
juga penyerapan.
 Epitel kolumnar sederhana
Epitel columnar sederhana memiliki ukuran yang sama, akan tetapi pada
beberapa kasus epitel ini memiliki tinggi yang bervariasi. Terbagi menjadi
dua yaitu bersilia dan tidak bersilia.
 Epitel columnar bersilia, memiliki silia pada permukaan apikal yang
ditemukan pada bagian tubuh yang membutuhkan pergerakan cairan,
lendir, atau zat lain. Berfungsi melapisi lorong-lorong sistem saraf pusat
dan membantu mendorong cairan serebrospinal, juga melapisi Tuba
falopi dan membantu memindahkan oosit yang baru dikeluarkan dari
ovarium.
 Epitel kolumnar tidak bersilia, memiliki mikrovili yang sangat
berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan penyerapan dan
mengkhususkan diri sebagai sekresi lendir. Epitel kolumnar tidak
bersilia dapat ditemukan pada lapisan saluran pencernaan dari perut ke
rektum.
b. Jaringan epitel bertingkat (Epithelium Superfisial)
Epitel yang tersusun dari sel-sel baru yang membelah pada lapisan basal,
mendorong sel-sel yang lebih tua ke permukaan. Dilihat dari mikroskop,
jaringan epitel terlihat seperti sarang lebah. Bentuk jaringan epitel sederhana
terbagi menjadi tiga bagian:
 Epitel squamosa berlapis
Berbentuk pipih atau gepeng seperti sisik ikan, yang di mana ukuran tinggi
atau tebalnya kurang dari ukuran panjang dan lebar selnya. Jaringan ini
mengalami keratinisasi yaitu dikeraskan oleh adanya keratin, protein
berserat khusus yang kuat. Jaringan yang tidak berkeratin melapisi area
tubuh yang basah, seperti mulut, lidah, dan vagina. Lapisan luar epitel
skuamosa berlapis benar-benar berbentuk skuamosa, berbeda dengan
lapisan basah yang berbentuk kuboid atau kolumnar.
 Epitel kuboid berlapis
Berbentuk kuboid atau kubus dan mempunyai tebal serta panjang sel yang
sama, terlihat seperti bujur sangkar. Dilihat dari penampang melintang epitel
xi
kuboid berlapis berbentuk kubus, sedangkan dari permukaan sel epitel
kuboid berlapis berbentuk heksagonal atau poligonal. Kuboid berlapis dapat
ditemukan di kerongkongan kelenjar keringat dan uretra pria.
 Epitelium kolumnar
Dilihat dari penampang melintang, bentuk sel epitel kolumnar terlihat
berbentuk silindris, berdiri pada membran basal, dan memiliki tinggi yang
melebihi dari lebarnya. Jaringan epitel kolumnar berlapis disebut dengan
epitel columnar pseudostratifikasi. Epitel ini dapat ditemukan pada uretra
pria dan beberapa saluran kelenjar. Contoh lain dari epitel berlapis yaitu
epitel transisi, memiliki sel skuamosa dan kuboid di permukaan apikal.
Epitel transisi dapat menahan banyak peregangan dan dapat ditemukan pada
organ-organ seperti kandung kemih.
c. Jaringan epitel kelenjar (Epithelium Glandural)
Kelenjar tubuh dihasilkan dari epitel kelenjar yang diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu, kelenjar endokrin di mana mengeluarkan produknya secara
internal, mengeluarkan hormon dan bahan kimia pengatur yang digunakan di
tempat lain di dalam tubuh. Sedangkan kelenjar eksokrin melepaskan produknya
ke permukaan jaringan epitel, berbentuk uniseluler yang terdiri dari satu jenis sel
dan multiseluler yang terdiri dari satu saluran bercabang. Kelenjar eksokrin
memiliki berbagai macam bentuk, seperti bentuk tabung yang dapat ditemukan
di dalam sistem pencernaan dan perut, bentuk bulat (alveolar atau asinus) yang
ditemukan di dalam kulit berupa minyak-minyak dan kelenjar susu.
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi sebagai pengikat jaringan, penguatan, isolasi, perlindungan,
dan penopang. Jaringan ikat tidak terdapat pada permukaan tubuh dan memiliki
pembuluh darah yang besar serta menerima banyak suplai darah. Jaringan ikat
memiliki berbagai jenis sel, sebagai berikut:
 Adiposit, merupakan sel lemak yang menyimpan trigliserida (lemak)
 Sel ledakan primer, mengeluarkan substansi dasar secara terus-menerus dan
menghasilkan sel-sel jaringan ikat yang matang.
 Makrofag, berfungsi menelan zat-zat yang menyerang sistem tubuh
 Sel plasma, berfungsi menghasilkan antibodi
 Sel Mast, menghasilkan histamin yang mendorong vasodilatasi selama
peradangan tubuh

xii
 Leukosit (sel darah putih), di dalam jaringan ikat sel darah putih memiliki jumlah
yang tidak signifikan, akan tetapi sel darah putih bermigrasi ke jaringan ikat
selama peradangan.
Sel jaringan ikat dikelilingi oleh kumpulan zat yang disebut ekstraseluler matriks,
yang berfungsi untuk memastikan jaringan ikat dapat menopang jaringan lain dan
tahan terhadap ketegangan, penyalahgunaan, dan abrasi. Ekstraseluler matriks terbagi
menjadi dua, yang pertama substansi dasar yang terdiri dari cairan interstisial, protein
adhesi sel yang berfungsi sebagai lem pengikat agar sel tetap bersatu dan
glikoaminoglikan yang memiliki peranan memerangkap air serta memastikan
substansi dasar berbentuk stabil seperti jelly. Yang kedua adalah serat, terbagi menjadi
tiga jenis di dalam matriks ekstraseluler :
 Serat kolagen yang memiliki kekuatan lebih kuat daripada serat baja dengan
ukuran yang sama, sehingga memberikan dukungan dan kekuatan dalam jumlah
yang lebih besar pada organ lunak seperti limpa dan kelenjar getah bening.
 Serat elastis yang ditemukan dalam jumlah lebih banyak pada jaringan seperti
kulit dan dinding pembuluh darah.
 Serat retikuler
Jaringan ikat terbagi menjadi 4 bagian:
a. Jaringan ikat yang tepat
1. Jaringan ikat longgar
 Areolar yang mengandung ketiga serat berfungsi sebagai penyangga
elastisitas dan kekuatan. Jaringan ini digabungkan dengan jaringan adiposa
untuk membentuk lapisan subkutan yang menghubungkan kulit dengan
jaringan dan organ lain.
 Jaringan adiposa mengandung adiposit yang berfungsi untuk menyimpan
trigliserida (lemak) dan memberikan fungsi isolasi, perlindungan dan
penyimpanan energy
 Jaringan retikuler berfungsi membentuk kerangka pelindung atau stroma yang
mengelilingi hati limpa dan kelenjar getah bening.
2. Jaringan ikat padat
 Jaringan ikat padat teratur yang mengandung serat kolagen, disusun dalam
barisan paralel dengan memiliki penampilan keperakan dan kuat serta lentur.
 Jaringan ikat padat tidak teratur, ditemukan pada ligamen dan tendon, serta
kolagennya tersusun acak tetapi dirajut erat bersamaan, berfungsi menahan

xiii
tekanan dan gaya tarikan dan ditemukan pada kulit serta jantung juga selaput
yang mengelilingi tulang rawan dan tulang. Jaringan ikat elastis padat dapat
ditemukan di arteri dan jaringan paru-paru.
b. Jaringan Tulang Rawan
Mengandung serat kolagen yang padat dan lebih kuat dari jaringan ikat yang tepat
dan memiliki kemampuan kembali ke bentuk semula. Pada tulang rawan
ditemukan kondroitin sulfat yang merupakan kekuatan dan ketahanan pada tulang
rawan serta perikondrium yakni lapisan jaringan padat yang tidak beraturan
mengelilingi tulang rawan.
 Tulang rawan hialin yang berwarna kebiruan. Bertindak sebagai peredam
kejut dan mengurangi gesekan di sekitar sendi. Tulang rawan hialin dapat
ditemukan pada tulang rusuk dan saluran udara.
 Tulang rawan elastis memiliki serat elastis yang lebih besar dibanding tulang
rawan hialin. Berfungsi menahan gerakan dan pembengkokan yang besar.
Tulang ini ditemukan pada tubuh yang membutuhkan peregangan seperti
telinga luar.
 Tulang rawan fibrosa yakni tulang rawan yang menyediakan daratan
kontraksi dan kolagen, sehingga dapat menahan tekanan yang lebih besar
dapat ditemukan diantara cakram tulang belakang.
c. Tulang
Tulang dan tulang rawan bersama-sama membentuk rangka tubuh manusia.
Tulang memiliki kandungan lebih banyak kolagen dibanding tulang rawan,
sehingga tulang lebih keras dan kaku. Memiliki fungsi memberikan perlindungan
yang lebih besar untuk tubuh. Tulang menyimpan lemak dan memiliki peran
penting dalam produksi sel darah.
d. Jaringan ikat cair memiliki ekstraseluler cair yang meliputi darah dan getah
bening. Matriks darah merupakan plasma yang meliputi eritrosit, leukosit, dan
trombosit. Getah bening memiliki matriks yang jernih, berfungsi sebagai
pertahanan terhadap patogen yang menyerang.
3. Jaringan otot
Tersusun atas serat-serat otot yang berjalan sejajar dengan miofibrilnya, berfungsi
untuk menghasilkan tenaga. Massa otot manusia tersusun atas 40% hingga 50% dari
massa tubuh, terdiri dari 40% otot rangka dan 10% otot polos serta otot jantung.

xiv
Jaringan otot ditemukan di tempat-tempat yang membutuhkan pergerakan dan
pemeliharaan postur tubuh.
 Otot rangka memberikan tampilan garis-garis atau lurik yang berdekatan dengan
kerangka, berfungsi sebagai penggerak kerangka dan pemeliharaan postur tubuh.
 Otot polos bersifat tak sadar dan tidak lurik. Dapat ditemukan di pembuluh darah,
tempat darah didorong melalui sistem pembuluh darah dan saluran pencernaan, di
mana dipindahkan dari perut melalui usus menuju rektrum.
 Otot jantung berfungsi memberikan kekuatan pendorong kontraksi yaitu sebagai
pemompa darah menuju jantung.

4. Jaringan Saraf
Sistem saraf terdiri dari dua bagian yaitu otak dan sumsum tulang belakang yang
disebut sebagai system saraf pusat dan percabangan saraf perifer dari system saraf
tepi. Jaringan saraf terdapat dalam sistem saraf yang terdiri dari dua jenis sel yaitu
neuron untuk propagasi sinyal saraf di dalam sistem saraf pusat dan perifer serta
neuroglia yang memelihara, melindungi, serta mendukung neuron. Sel-sel yang ada
pada jaringan saraf memiliki akson, yaitu sel panjang seperti batang yang berfungsi
mengirimkan sinyal potensial aksi ke sel selanjutnya. Astrosit, sel-sel mikroglia, sel-
sel ependymal, dan oligodendrosit merupakan jenis neuron-glia yang ditemukan di
system saraf pusat. Neuron terbagi berdasarkan fungsi dan sturkturnya.
Klasifikasi berdasarkan fungsi:
a. Neuron sensorik (aferen)
Berfungsi menyalurkan informasi sensorik dalam bentuk potensial aksi (implus
saraf) dari system saraf tepi menuju system saraf pusat
b. Neuron motoric (eferen)
Berfungsi menyalurkan potensial aksi keluar dari system saraf pusat ke efektor
yang tepat (otot, kelenjar)
c. Interneuron
Sel pembentuk hubungan antara neuron dan prosesnya terbatas pada satu daerah
lokal di otak atau sumsum tulang belakang
Klasifikasi berdasarkan struktur:
a. Neuron multipolar
Proses yang keluar dari badan sel berjumlah 3 atau lebih.
b. Neuron bipolar

xv
Neuron sensorik yang proses keluar dari badan sel sebanyak dua kali, dendrit
dan akson.
c. Neuron pseudounipolar
Hanya memiliki satu proses neuron sensorik akan tetapi bercabang membentuk
dendrit dan akson
d. Sel sikat unipolar
Memiliki satu dendrit pendek pada interneuron pengeksitasi glutamatergik dan
berakhir pada seberkas dendriol.

xvi
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara structural, sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup. Secara
fungsional, sel berfungsi untuk menjalankan fungsi kehidupan (menyelenggarakan
kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi) kemudian membentuk organisme.
Gabungan-gabungan sel akan membentuk suatu jaringan yang berperan penting
dalam tubuh manusia. Setiap organisme tersusun atas salah dari dua jenis sel yang
secara struktur berbeda, yaitu sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua sel ini
dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel, yang sebagian besar DNA pada
eukariota terselubung membrane organel yang disebut nucleus atau inti sel,
sedangkan prokariota tidak memiliki nucleus. Fungsi sel sebagai metabolisme, yaitu
keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan
aktivitasnya. Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan
mengirimkan sinyal kepada sel lain, menentukan antarorganisme uniseluler serta
mengatur fungsi dan perkembangan tubuh multiseluler. Setiap sel berasal dari
pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel antara pembelahan sel ke
pembelahan sel berikutnya disebut sebagai siklus sel. Pada proses perkembangan sel
dikenal beberapa tipe siklus sel, yaitu siklus sel embrionik, siklus sel somatic, siklus
selendoreduplikasi, dan siklus sel miosis. Sel maupun jaringan memiliki bentuk yang
berbeda akan tetapi mereka saling berkaitan satu sama lain.

xvii
DAFTAR PUSTAKA

Hall, Jhon E.2016. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. Amerika.United States
of America.
Modul, S., Profesi, P., Modul, G., Belajar, K., Tumbuhan, S., Penulis, H., Suriani, D., Si, M.,
& Kompetensi, A. (n.d.). Pembelajaran 1: Sel.
https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Biologi/Perpembelajaran/BIOLOGI-PB1.pdf
Peate, I. (2016). Fundamentals of Anatomy and Physiology For Nursing and Healthcare
Students. Wiley Blackwell
Salahuddin, raffi. (2022). TUGAS MAKALAH TENTANG SEL. Academia.edu.
https://www.academia.edu/9385289/TUGAS_MAKALAH_TENTANG_SEL
. Semarang, U. S. (2022). Jaringan Saraf. Dipetik July 30, 2023, dari p2k.stekom.ac.id:
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Jaringan_saraf#:~:text=Struktur,sel%20satelit
%20dan%20sel%20Schwann
Udayana, U. (t.thn.). Jaringan Epitel. Dipetik July 28, 2023, dari Simdos.unud.ac.id:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ec8398f80eeacfed7d9087b5583
e4c3c.pdf

‌BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Tinjauan Darah 2.1.1. Pengertian Darah. (n.d.).


https://repository.um-surabaya.ac.id/4869/3/BAB_2.pdf
‌BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Darah 2.1.1 Definisi Darah. (n.d.).
Retrieved July 29, 2023, from https://repository.um-surabaya.ac.id/2735/3/BAB_2.pdf
‌BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (n.d.). http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/221/3/BAB
%20II.pdf

xviii

Anda mungkin juga menyukai