Pembimbing :
dr. Dyah Puspitarini
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkah, rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehinga makalah yang berjudul “
BMI 1 (Basic Medical Science 1)” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu penilaian yang terdapat di
blok BMS 1 (Basic Medical Science 1). Karena banyaknya pihak yang
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam makalah ini,
kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Dyah
Puspitarini selaku dosen pembimbing blok BMS 1 (Basic Medical Science 1)
Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak disebutkan secara satu-persatu oleh kami.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki
banyak kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu, kami memohon maaf
sebesar- besarnya. Kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................
3.2. Kritik........................................................................................................................
3.3. Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Semoga bermanfaat bagi yang membaca serta khususnya bagi penulis
dapat menambah pengetahuan dan memahami berkaitan dengan :
1. Perbedaan sel eukariotik dan Prokaryotik.
2. Respirasi Sel (Aerob dan Anaerob)
3. Metabolisme Karbohidrat, Lemak, Protein.
4. Genetika (Replikasi DNA dan RNA)
5. Histologi Jaringan Cavum Oris - Fasialis (epitel, otot, jaringan ikat dan saraf)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arsitektur sel
Pada dasarnya sel terdiri dari nukleus, sitoplasma, dan organel sel di dalamnya
serta membran plasma. Ada juga protoplasma (cairan seperti jelly di dalam sel).
Sel jika dilihat di bawah mikroskop yang dapat dilihat adalah bentuk sel, ukuran
sel, inti sel, membran plasma.
Komponen Penyusun Organ
- Definisi organ : Strukrur yang terdiri dari dua atau lebih jaringan dan
melaksanakan fungsi tertentu.
- Penyusun Organ ialah jaringan
- Jaringan : Kumpulan sel yang memiliki komponen karateristik, komposisi,
struktur, dan fungsi yang sama.
Macam-macam jaringan
- Jaringan Ikat -> Jaringan yang memiliki fungsi dan tujuan untuk
mengikat suatu jaringan lainnya. Macam-macamnya :
- Jaringan ikat longgar
- Jaringan lemak
- Jaringan ikat padat
- Jaringan tulang rawan
- Jaringan tulang
- Jaringan darah
- Jaringan epitel -> Jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran
yang berfungsi sebagai pelindung, sebagai kelenjar yang menghasilkan
cairan getah, penerima rangsangan. Macam-macamnya :
- J. Epitel selapis pipih
- J. Epitel selapis kubus
- J. Epitel selapis silindris
- J. Epitel berlapis pipih
- J. Epitel berlapis kubus
- J. Epitel berlapis silindris
- J. Epitel transisional
- Jaringan Otot -> Jaringan yang memiliki daya elastis yang terdiri
dari sekumpulan sel otot . Macam-macamnya :
- Otot polos
- Otot lurik
- Otot jantung
- Jaringan Saraf -> Jaringan yang menerima rasangan-rangsangan
dari luar dan dalam serta meneruskannya ke dalam tubuh sampai
ke susunan saraf pusat. Diklasifikasikan ada 3 :
- Sel saraf motorik :
Merupakan sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal
atau impuls dari sumsum tulang belakang dan otak hingga ke seluruh
tubuh. Dengan kata lain, sel saraf motorik adalah sel saraf yang berfungsi
untuk mengirimkan impuls atau sinyal berupa perintah dari sistem saraf
pusat menuju ke jaringan otot untuk melakukan respon.
- Sel saraf sensorik :
Sel saraf yang bertanggung jawab untuk menyampaikan impuls atau
rangsangan dari reseptor ke sel saraf penghubung atau sel saraf pusat, yaitu
otak dan sumsum tulang belakang. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sel
saraf sensorik bekerja berlawanan arah dari sel saraf motorik.
- Sel saraf otonom :
Sel saraf yang berfungsi untuk mengontrol otot jantung, seperti otot polos
yang terletak di perut dan kelenjar, serta organ lainnya. Sel saraf otonom
mampu untuk bekerja dengan sendirinya tanpa rangsangan dari manusia.
Sel saraf otonom berperan dalam mengatur proses organ-organ tubuh
penting, seperti tekanan darah, laju pernapasan, dan detak jantung.
Pembagian Sel
A. Sel Prokariotik
- Sel Uniseluler.
- Sel tunggal yang dikelilingi membran plasma dan memiliki DNA
yang tidak dipisahkan dari bagian sel lainnya oleh selubung yang
berada didalam nukleus yang dibatasi membran Nukleoid.
Contoh : Bakteria, archae
B. Sel Eukariotik
- Sel multiseluler
- Terdiri dari membran tertentu, nukleus dan ekstensif membran
internal yang menyertai ruang terpisah lainnya.
- Memiliki nukleus yang mengandung DNA sel
Contoh : Tumbuhan, hewan, jamur, ragi
Pembeda Prokariotik Eukariotik
Ukuran Kecil Besar
Membran Inti - +
Organel - +
Mikrofilamen - +
Intermediet Filamen - +
Eksositosis & Endositosis - +
Model Pembelahan Sel Cell-fussion Mitosis & Meiosis
Nukleus Tidak Jelas Jelas
RNA Procces Sedikit Banyak
Terdiri dari Bacteria, Archae Planate, animalia, fungi
DNA information with
DNA complex with protein
Informasi Genetik relatively fewprotein/single
(histon) double helix)
arcular
Protoplasma : merupakan cairan seperti jelly yang terbagi atas dua bagian
yaitu:
1. Nukleoplasma :
Cairan di dalam nukleus yang mempunyai komposisi yang berbeda dengan
sitosol. Fungsinya adalah semua fungsi organel terjadi di dalam nukleus
2. Sitoplasma : Cairan di luar nukleus terdiri dari matriks, organel, dan inklusi
Matriks :
Larutan koloid yang hidrofilik, dimana terjadi metabolisme sel dan merupakan
komponen utama dari sitoplasma dimana protein melakukan perannya sebagai
peran dari keadaan sol dan gel.
Organel : Organel bisa dilihat menggunakan mikroskop elektron
Organel adalah organ kecil pada sel yang memiliki fungsi tertentu dengan
melaksanakan proses kimiawi spesifik untuk menjalankan kehidupan sel. Terdiri
atas:
1. Membran plasma
2. Nukleus
3. Nukleolus
4. Kromatin/kromosom
5. Ribosom
6. RE halus dan RE kasar
7. Aparatus Golgi
8. Lisosom
9. Peroksisom
10. Mitokondria
11. Vesikel
12. Sitoskeleton
Inklusi
Kumpulan bahan-bahan yang tidak larut dan yang tidak memiliki membran.
Sitosol
Struktur: cairan sel yang ada di luar organel
Fungsi: tempat metabolisme seluler
Siklus Krebs
✓ Terjadi di lumen mitokondria.
✓ Proses pembentukan senyawa antara, 2 ATP, 2 FADH2, 10 NADH
2
✓ Senyawa antara digunakan untuk sintesis senyawa lain.
✓ 2 FADH2, 10 NADH 2 di oksidasi di rantai respiratoris untuk
dikonversi menjadi energi dalam bentuk ATP
Dekarboksilasi Oksidatif
✓ Terjadi di membran luar mitokondria.
✓ Proses penguraian 2 molekul Asam piruvat menjadi 2 molekul
asetil KoA, 2 CO2 dan 2 NADH2.
Rantai Respiratoris
✓ Terjadi pada membran dalam mitokondria
✓ Reaksi oksidasi NADH2 dan FADH2 yang dihasilkan dari tiga
reaksi sebelumnya untuk menghasilkan ATP
✓ Melalui rangkaian enzim/komplek dalam membrane
✓ 1 molekul NADH2 menghasilkan 3 ATP
✓ 1 molekul FADH2 menghasilkan 2 ATP
✓ Hasil oksidasi gula menghasilkan :
- - ATP
- - NADH2 dan FADH2 (pembawa elektron berenergi tinggi)
✓ Elektron berenergi tinggi dalam NADH2 dan FADH2
✓ dilewatkan setahap demi setahap ke tingkat energi yang rendah
dan akhirnya diterima oksigen (O2)
2. Respirasi Anaerob
Respirasi sel yang tidak membutuhkan oksigen. Oksigen diperlukan
dalam respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan membentuk H2O.
Bila berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada kontraksi
otot yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan
berlangsungnya respirasi anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi
asam laktat pada otot, dan fermentasi alkohol yang dilakukan oleh jamur
Sacharromyces (ragi).
Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs
dan rantai transpor elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang
terakhir. Akibatnya asam piruvat direduksi karena menerima H dari NADH yang
terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah asam laktat yang menyebabkan rasa
lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol
glukosa yang direspirasi.
CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E
(asam piruvat) (asam laktat)
Fermentasi pada otot hewan dan manusia saat kontraksi berlebihan :
Fermentasi alkohol
Gen
Gen adalah unit hereditas yang merupakan suatu transmisi pewarisan sifat yang
terdiri atas sekuens nukleotida spesifik dalam DNA.
Fungsi :
1. Memberi informasi genetic
2. Mengarahkan sintesis protein melalui proses replikasi dan translasi
3. Mengatur sifat dan karakteristik sel dari jaringan secara khusus
Letak gen pada kromosom disebut lokus
Penyusun gen adalah molekul DNA yang panjang
DNA
DNA adalah polimer besar yang tersusun atas unit-unit nukleotida dengan gula
deoxiribosa yang berbentuk rantai ganda (double helix)
Struktur :
1. Gugus fosfat : menghubungkan 1 molekul gula dengan molekul gula lainnya.
2. Gula pentose : gula deoxiribosa yang salah 1 atom C-nya kehilangan OH.
3. Basa nitrogen : purin (Adenin dan Guanin), pirimidin (Timin dan Sitosin)
Fungsi :
1. Pembawa informasi genetic untuk pembentukan cirri dan sifat Makhluk hidup.
2. Duplikasi diri dan pewarisan sifat.
Sintesis protein melalui transkripsi DNA-> RNA Blue print untuk sintesis protein.
RNA
RNA adalah molekul asam nukleat hasil transkripsi DNA yang menghubungkan
DNA dengan sintesis protein.
Struktur :
1. Rantai tunggal
2. Pendek
3. Tidak terpilin
Penyusun :
1. Fosfat
2. Gula ribose
Basa nitrogen : Purin (Adenin dan Guanin), Pirimidin (Sitosin dan Urasil)
Fungsi: Pembawa instruksi pengkode protein dari DNA ke ribosom sintesis
protein.
Macam Tipe RNA
a. mRNA (messenger RNA) atau RNA duta
merupakan urutan awal dari suatu tipe RNA yang paling dekat dengan DNA
dimana urutan basa dari RNA ini berpasangan dengan salah satu urutan basa
dari DNA.
Fungsinya untuk membawa pesan kode genetic dari DNA (kromosom) ke
mekanisme penyintesis protein, kemudian menjadi cetakan untuk menentukan
urutan asam amino.
Terdapat pada proses transkripsi.
b. tRNA (transfer RNA/RNA transfer)
merupakan RNA yang mentransfer/membawa asam amino dari kumpulan
asam amino di sitoplasma satu persatu ke ribosom.
Fungsinya untuk pengurutan asam amino sesuai kodon pada mRNA untuk
sintesis protein. Terdapat pada sintesis protein.
c. rRNA (ribosomal RNA)/RNA ribosom
Merupakan komponen structural utama penyusun ribosom, sekitar dua pertiga
massa ribosom terdiri dari rRNA.
Perbedaan DNA dan RNA
Pembeda DNA RNA
Letak Inti sel Inti sel, sitoplasma, ribosom
Bentuk Pita spiral ganda Pita tunggal
Komponen gula Deoxiribosa Ribose
Ukuran Panjang Pendek
Basa nitrogen Purin (Adenin dan Guanin) Purin (Adenin dan Guanin)
Pirimidin (Sitosin dan Timin) Pirimidin (Sitosin dan Urasil)
Fungsi Mengendalikan faktor Sintesis protein
keturunan dan sintesis
protein serta pembawa
informasi genetik
Central Dogma
Prinsip utama dari sintesis protein
Alur transmisi : DNA -> RNA -> Protein
DNA disintesis dan mengurutkan RNA. Lalu RNA mensintesis dan mengurutkan
polipeptida dan polipeptida spesifik terlibat dalam sintesis dan metabolisme DNA
dan RNA.
Konsep ini tidak 100% benar-> enzim reverse transcriptase. mengubah RNA-
>DNA
Definisi dari central dogma adalah sebuah konsep yang DNA genomic
mengarahkan DNA sintesis dan urutan DNA. Kemudian RNA mengarahkan
sintesis dan urutan polipeptida dan protein tertentu yang terlibat dalam sintesis
dan metabolism DNA dan RNA.
Sintesis protein
A. Replikasi
Suatu proses penggandaan DNA untuk memulai suatu pembelahan sel dan
untuk menghasilkan salinan DNA.
Enzim yang berperan adalah helikase, topoisomerase, primase, DNA
polimerase I, DNA polimerase III, dan DNA ligase
B. Transkripsi
Proses mengubah/mengkonversi sebagian DNA yang beruntai ganda untuk
membentuk mRNA berantai tunggal di nuklus.
C. Translasi
Proses perubahan dari mRNA menjadi protein yang terjadi di sitoplasma
Prosesnya memiliki 3 tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Definisi replikasi DNA :
Replikasi DNA adalah proses perbanyakan atau penggandaan DNA untai
ganda. Pada sel eukariotik, proses replikasi terjadi selama fase S (sintesis)
selama siklus sel. DNA merupakan molekul hidup karena mampu melakukan
penggandaan diri (replikasi). Fungsi ini disebut fungsi autokatalisis karena DNA
mampu mensistesis dirinya sendiri. Replikasi merupakan peristiwa sintesis
DNA. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru
dari rantai nukleotida lama. Prosesnya dengan menggunakan komplementasi
pasangan basa untuk menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama dengan
molekul DNA lama. Proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim
helikase, enzim polimerase, dan ligase serta komponen lainnya.
Replikasi DNA merupakan awal mula dari ekspresi suatu gen hingga
membentuk protein. Gen spesifik yang akan diekspresikan, biasanya akan
direplikasi terlebih dahulu (dikopi) hingga membentuk salinan gen yang identik
dengan induk. Akibatnya, salinan gen tersebut nantinya dapat diekspresikan
dalam tahapan transkripsi dan translasi. Dengan demikian urutan nukleotida
yang spesifik terhadap gen tersebut, pada sel induk tetap ada/ dipertahankan. Alur
dari ekspresi gen yang diawali oleh adanya replikasi DNA secara umum dapat
dilihat pada Bagan 1 berikut:
REPLIKASI DNA
Definisi Sintesis DNA selama fase S tidak sinkron di semua kromosom.
Sebaliknya, di sepanjang setiap kromosom, ia dimulai di ratusan hingga ribuan
situs, yang disebut replikasi DNA. Suatu proses pengkopian dari DNA pada
pembelahan sel yang menghasilkan dua salinan DNA yang identik. Proses
tersebut disebut semi konservatif.
Proses
1. GETTING STARTED
a. Replikasi molekul DNA dimulai di situs tertentu yang disebut origins of
replication. Protein yang memulai replikasi DNA mengenali urutan ini dan
menempel pada DNA, memisahkan dua untai dan membuka “Bubble”
replikasi. Replikasi DNA kemudian berlangsung di kedua arah sampai
seluruh molekul disalin. Di setiap ujung gelembung replikasi adalah
replication fork, wilayah berbentuk Y di mana untaian DNA induk
dilepaskan.
b. Pada tahap pertama proses replikasi melibatkan enzim helikasi. Fungsi dari
enzim helikasi ini adalah untuk membuka untai DNA, yang awalnya
double helix menjadi single helix. Arah dari enzim helix ini berjalan dari
3’- 5’.
Pada tahap berikutnya terdapat protein binding site. Fungsi dari protein binding
site ini adalah untuk menstabilkan untai DNA yang terbuka.
2. LEADING STRAND
Proses yang terjadi setelah proses getting started. Pada proses Leading
Strand ini melibatkan enzim DNA polimerase III. Fungsi dari DNA
polimerasi III adalah untuk pembentukan untai DNA baru dari arah 5’-3’
yang baru. Berbeda dengan bagian atas, pada bagian bawah proses
pembentukan menuju sebaliknya yang disebut dengan proses Lagging
Strand.
3. Lagging strand
Tahap pertama pada proses lagging strand ini melibatkan enzim primase.
Fungsi dari enzim primase adalah untuk membentuk RNA primer dari arah
5’-3’.
Pada tahap berikutnya melibatkan enzim polymerase III pada tahap ini bagian
yang kosong tadi diisi dengan pembentukan DNA baru. Karena terdapat beberapa
RNA primer maka DNA baru yang disintesis berbentuk fragmen sehingga terjadi
pembentukan fragmen okazaki.
Setelah DNA baru terbentuk tahap berikutnya melibatkan enzim DNA polymerase
I. Pada tahap ini akan terjadi pembuangan RNA primer dan diganti dengan
DNA.Tahap terakhir melibatkan Enzim ligase. Fungsi dari enzim ligase
menyambung untai DNA yang terputus.
4. Fragmen okazaki
Fragmen okazaki adalah kebalikan dengan untai maju, yang diperpanjang
terus-menerus, untai lamban disintesis secara terputus-putus sebagai
rangkaian segmen-segmen.
5. Proof reading
Nukleotida yang tidak cocok terkadang menghindari proofreading oleh DNA
polimerase. Dalam perbaikan ketidakcocokan, enzim lain menghilangkan dan
mengganti nukleotida yang dipasangkan secara tidak benar yang dihasilkan
dari kesalahan replikasi. Para peneliti menyoroti pentingnya enzim perbaikan
tersebut ketika mereka menemukan bahwa cacat bawaan pada salah satunya
dikaitkan dengan bentuk kanker usus besar. Rupanya, cacat ini
memungkinkan kesalahan penyebab kanker terakumulasi dalam DNA lebih
cepat dari biasanya.
Nukleotida yang dipasangkan dengan salah atau diubah juga dapat muncul setelah
replikasi. Faktanya, pemeliharaan informasi genetik yang dikodekan dalam DNA
membutuhkan perbaikan berulang-ulang terhadap berbagai jenis kerusakan DNA
yang ada. Molekul DNA terus-menerus terkena bahan kimia dan fisik yang
berpotensi berbahaya, seperti asap rokok dan sinar-X. Selain itu, basa DNA sering
mengalami perubahan kimiawi spontan dalam kondisi sel normal. Namun,
perubahan pada DNA ini biasanya dikoreksi sebelum menjadi perubahan
permanen, mutasi diabadikan melalui replikasi yang berurutan. Setiap sel terus
menerus memantau dan memperbaiki materi genetiknya. Karena perbaikan DNA
yang rusak sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu organisme, tidak
mengherankan jika banyak enzim perbaikan DNA yang berbeda telah berevolusi.
Hampir 100 dikenal di E. coli, dan sekitar 130 telah diidentifikasi sejauh ini pada
manusia.
PROSES TRANSKRIPSI
Transkripsi terdiri atas tiga tahap:
1. Inisiasi
2. Elongasi
3. Terminasi
1. INISIASI
- Promoter, sekuens DNA tempat RNA polimerase melekat (TATA BOX)
dikat oleh RNA polimerase II.
- Untai-untai DNA terbuka.
- Sintesis RNA dimulai di titik mulai, sintesi RNA terjadi dari arah 5’ ke 3’
2. ELONGASI
- RNA polimerase membuka puntiran double helix DNA
- RNA polimerase menambahkan nukleotida ke ujung 3’
- RNA baru terbentuk, lalu melepaskan diri dari DNA
3. TERMINASI
- RNA polimerase mentranskripsikan sekuens sinyal poliadenilasi
- Nukleotida mengarah ke hilir dari sinyal AAUAAA
- Protein-protein yang berasosiasi dengan transkrip RNA yang sedang
tumbuh memotong bagian itu hingga terlepas dari polimerase, dan pre-mRNA pun
terlepas
4. POST TRANSKRIPSI
- Pada eukariotik, m-RNA perlu terlebih dahulu dimodifikasi untuk
digunakan. Modifikasi ini dilakukan oleh enzim dalam nukleus. Selama proses
modifikasi ini (RNA processing), kedua ujung transkrip primer diubah agar m-
RNA siap digunakan untuk translasi
- Pengubahan ujung mRNA
Ujung 5’ disintesis terlebih dahulu, dan menerima tudung 5’ (5’ cap), bentuk
termodifikasi dari nukleotida guanin. Tudung ini ditambahkan setelah transkripsi
20-40 nukleotida pertama
Pada ujung 3’, ditambahkan 50-250 nukleotida adenin. Tudung 3’ disebut dengan
poly-A tail.
Fungsi tudung
- Memfasilitasi ekspor mRNA matang dari nukleus
- Membantu melindungi mRNA dari degradasi enzim hidrolitik
- Membantu pelekatan mRNA ke ribosom
TRANSLASI DNA
DEFINISI
Translasi adalah RNA yang terbentuk dari hasil transkripsi akan melakukan
penerjemahan (translasi) informasi dari mRNA ditranslasikan dalam bentuk asam
amino
PROSES
Informasi yang dibawa oleh m-RNA kemudian ditranslasikan membentuk struktur
primer protein melalui 4 tahapan:
1. Activation
2. Initiation
3. Elongasi
4. Terminasi
ACTIVATION
Terjadi di sitoplasma
Asam amino initiator (metionin) berikatan dengan tRNA membentuk gugus
aminoasil-tRNA
Membutuhkan:
• ATP, GTP dan ion Mg2+
• tRNA sintetase
1. INITIATION
- Tahap ini terjadi ujung 5’ mRNA yang membawa sandi terikat pada
subunit kecil ribosom di dekat kodon inisiasi AUG diikuti dengan
pengikatan inisiasi amino asil tRNA (Met-tRNA) yang berisi antikodon
UAC pada kodon inisiasi AUG (ikatan hidrogen) pada sisi P subunit besar
ribosom untuk membentuk kompleks inisiasi yang berfungsi memberi
sinyal untuk memulai translasi.
- Setelah subunit S bergabung dengan subunit L maka terbentuklah ribosom
utuh. S tempat melekat mRNA dan L tempat perutaian asam amino yang
ditranslasi. Ribosom kini punya P (peptidil) dan A (aminoasil) site.
- Ada 20 macam asam amino untuk tiap macam tRNA khusus.
Cavum oris dikelilingi oleh labium oris dan pipi pada bagian samping dan
anterior, palatum molle dan palatum durum di bagian atas dan dasar mulut bagian
bawah. Di dasar cavum oris terdapat lingua dan gigi geligi. Bagian belakang
cavum oris membuka ke oropharynx melalui fauces atau isthmus oropharyngeus
yang dikelilingi di kedua bagian lateralnya oleh plica palatoglossus yang terletak
tepat di depan tonsila palatina. Arcus palatopharyngeus atau pilar posterior dan
fauces, terletak tepat di belakang tonsila palatina. Di dalam cavum oris terdapat
ductus-ductus glandulae salivaniae submandibulanis, parotidea, sublingualis dan
beberapa glandula mucous. Gigi geligi dan processus alveolaris penopangnya
membagi cavum oris menjadi regio vestibularis yang dikelilingi oleh labium oris
dan pipi di bagian luar gigi geligi gusi, dan cavum otis proprlum di dalam arcus
dentalis. Bila gigi geligi saling beroklusi, regio vestibularis akan berhubungan
dengan cavum oris bagian dalam terletak di belakang arcus dentalis (dibelakang
gigi molar tiga pada individu dewasa), melalui spatium yang terbentuk dari gigi-
gigi yang sudah tanggal.
Membrana mucosa pada cavum oris melekat erat terhadap tulang di
bawahnya, yang terletak di atas processus alveolaris dan platum durum, sehingga
membentuk muscoperiosteum. Muscoperiosteum mempunyai ikatan yang erat
dengan otot-otot lingua melalui lamina propria, namun tidak berkaitan terlalu erat
terhadap muskulo. buccinator, otot labium oris dan otot-otot palatum molle.
Perlekatan muscoperiosteum ke dasar mulut dan region vestibularis umumnya
lebih longgar, sehingga lingua, pipi dan labium oris dapat bergerak lebih bebas.
Di seluruh cavum oris, epitel membrana mucosa adalah tipe epithelium
stratificatum squamosum. Epitel terbentuk dari beberapa lapisan berikut ini:
1. Stratum gemlinativum atau lapisan sel basal terletak pada lamina basalis
dan secara berkesinambungan membentuk daerah origo untuk lapisan epitel
yang lebih superficial melalui mitosis dan sel-selnya.
2. Stratum spimosum dimana sel-selnya berhubungan longgar satu terhadap
yang lain, disertai adanya penonjolan atau jembatan ‘intercellular’ yang
tampak melintasi spatium interce Ilularis. Mikrograf electron menunjukkan
bahwa antar sel-sel berdekatan tidak ada kesinambungan protoplasma,
tetapi terdapat kontak pada regio- regio membrane sel tertentu yang
membentuk perlekatan plak atau desmosoma.
3. Stratum granulosum dimana sel-selnya lebih datar dan
mengandung granula keratohyalina, suatu precursor dan keratin.
4. Stratum corneum terdiri dan sel-sel tanpa struktur yang sudah mati, datar,
dan kornifikasi, dengan jumlah cukup banyak di atas gingiva, palatum molle
dan dorsum lingua. Stratum corneum terbentuk dengan baik pada daerah-
daerah ini karena stratum corneum lebih sering berkontak dengan tekanan
friksional dan abrasi yang lebih besar bila dibanding dengan bagian
membrana mukosa cavum oris yang lain. Selsel permukaan mati secara
berkesinambungan dan digantikan oleh lapisan epitel yang Iebih dalam
Warna mukosa cavum oris berwarna pink terbentuk dan vaskulanisasi
lamina propria yang terletak di bawahnya dan epitel yang relatif tipis. Pada
region-region di mana stratum corneum berkembang dengan baik, warna
mukosa umumnya kelihatan lebih pucat. Ketiga tipe membrana mukosa
adalah:
1. Mukosa pembatas dasar mulut, di bawah permukaan lingua, permukaan
dalam labium oris dan pipi, pars oralis palatum molle dan processus
alveolaris, kecuali gingiva. Epitel pada daerah ini tidak mempunyai keratin
dan lamina propnianya jarang.
2. Mukosa pengunyahan dan palatum durum dan gingiva. Epitelnya
parakeratinisasi dan lamina propnia melekat erat pada periosteum.
3. Mukosa khusus dan dorsum lingua adalah tipe ortokeratiriisasi, dengan
lamina propria yang melekat erat pada bundel otot intrinsik.
2. Vestibulum oris
Dikelilingi oleh pipi dan labium oris di bagian luar dan gingiva serta gigi
geligi di bagian dalam. Pada bagian anterior, vestibulum oris berhubungan dengan
labium oris; sedang bagian posterior berhubungan dengan pipi. Membrana
mukosa pembatas vestibulum melekat di bagian atas dan bawah dengan gingiva
yang menutupi processus alveolaris (gingiva alveolaris) dan berhubungan erat
dengan otot buccinator dan otot labium oris. Membuka ke vestibulum pada regio
molar dua atas permanen pada individu dewasa adalah ductus parotideus. Satu
atau beberapa plica membrana mukosa berjalan melintasi dinding lateral (buccal)
dan vestibulum dan gingiva; mengandung jaringan ikat dan kadang-kadang juga
mengandung sepotong kecil jaringan otot.
Pada garis median, labium oris superius dan inferius melekat pada gingiva
melalui frenulum labii superioris dan inferioris. Frenulum labii superioris
berjalan di antara gigi incisivus susu ke arah papilla incisiva, di mana gigi
incisivus dapat saling terpisah dengan adanya celah atau diastema. Catatan kilnis:
Frenulum maxillae dapat mengandung sejumlah besar jaringan kolagen yang
menghalangi aksi penutupan diastema garis median. Secara ortodonti, pada kasus
seperti ini dapat dilakukan frenektomi untuk memotong frenulum dan sepotong
kecil jaringan ikat yang terletak di antara gigi incisivus satu.
3. Lingua
4. Dasar mulut
Membrana mukosa pembatas dasar mulut umumnya melekat erat pada
bagian perifer permukaan dalam corpus mandibulae, dan berhubungan dengan
mukoperiosteum gingiva pada facies lingualis gigi geligi. Di bagian tengah,
membrana mukosa berhubungan dengan membrana mukosa yang menutupi dua
pertiga anterior lingua. Agar lingua dapat bergerak bebas, membrana mukosa
umumnya juga dapat bergerak bebas, kecuali pada daerah perlekatan mandibulae.
Membrana mukosa membentuk atap spatium atau kompartemen sub lingualis
yang berbentuk celah, di antara corpus mandibulae dan otot lingua. Mengandung
glandula sublingualis, plica sublingualis yang menonjol dan meluas ke
posterolateral pada kedua sisi, bagian dalam glandula subrnandibularis dan
ductusnya, arteri dan lingualis serta hypoglossus. Batas atas glandula
sublingualis membentuk crista di balik lingua dan ductus submandibularis
membuka pada kedua sisi frenulum lingualis di belakang incisivus bawah.
Diaphragma mylohyoideus yang terbentuk dan otot mylohyoldeus terletak lebih ke
dalam dan membrana mukosa dn membentuk dasar kompartemen sublingualis.
Pada bagian samping lingua, dasar mulut meluas ke belakang dan menjadi lebih
dangkal pada daerah di mana perlekatan mylohyoideus naik ke tepi alveolaris,
untuk berakhir pada culde sac sebagian pada permukaan dalam gigi molar dan di
depan plica palatoglossus. Luas dan bentuk regio berperan penting dalam
menentukan desain geligi tiruan bawah.
5. Regio retromolar
Merupakan daerah penting yang meluas dan bagian belakang molar terakhir
rahang bawah kebawah menuju bagian belakang molar terakhir rahang atas. Regio
ini berhubungan dengan trigonum retromolar, otot buccinator dan constrictor
pharyngis superior, plica palatoglossus, tepi anterior otot pterygoideus medialis,
hamulus pterygoideus dan tendon. Otot tensor tympani serta tuber maxillae.
Membrana mukosa melekat erat pada otot dan tulang di bawahnya serta
mengandung beberapa glandula mukosa. Pada rahang bawah, membrana mukosa
dan glandula membentuk retromolar pad yang terletak di atas trigonum
retromolanis osseum, tepi-tepinya berlanjut ke anterior dan berhubungan dengan
crista alveolaris pada fades buccalis dan lingualis gigi molar terakhir.
Catatan klinis: Retromolar pad sering mengalami peradangan selama erupsi
molar ketiga, terutama bila gigi ini impaksi dan dapat merupakan tempat infeksi
bakteri kroris, perikoronitis. Daerah retromolar mandibulae juga merupakan
petunjuk penting dalam menentukan daerah pendepositan larutan anastesi yang
tepat, yang dapat menghasilkan efek anastesi blok dan saraf alveolanis inferior
dan lingualis.
Gigi geligi atas dan bawah, didukung oleh processus alveolaris tempat
terletaknya soket gigi, umumnya membentuk lengkungan atau arcus yang sesuai
dengan bentuk lengkung. Pada manusia biasanya tidak ada celah alami antar gigi
geligi. Tiap gigi terbentuk dan jaringan klasifikasi, enamel, dentin, cementum dan
cavum pulpa yang terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Mahkota
gigi geligi biasanya tertutup enamel sedang akar gigi tertanam dalam soket di
processus alveolaris. Gigi susu berjumlah 20 buah sedang gigi permanen
berjumlah 32 buah. Gigi permanen dapat dikelompokkan menjadi incisivus,
kaninus (eve teeth), premolar dan molar. Gigi susu dapat dikelompokkan menjadi
incisivus, kaninus dan molar. Premolar dan molar ditandai dengan adanya
tuberculum atau cusp pada facies occiusalis (permukaan gigitnya). Gigi incisivus,
kaninus, premolar bawah, dan premolar dua atas umumnya hanya mempunyai
satu akar. Sedang gigi premolar pertama atas mempunyai dua akar (palatal dan
bukal); gigi molar atas mempunyai tiga akar (satu palatal dan dua bukal): gigi
molar tiga mempunyai dua akar (mesial dan distal). Facies mesialis gigi adalah
facies yang terdekat ke garis median arcus dentalis, sedang fades distalis adalah
fades yang terletak berlawanan arah.
Gingiva atau gusi membentuk regio membrana mukosa cavum oris yang
khusus dan pada tepi bebasnya membentuk penggabungan antara epitel cavum
oris dengan epitel yang menutupi sebagian enamel gigi yang tidak terlihat dalam
cavum oris. Melalui epitel ini gingiva dapat melekat erat terhadap leher gigi,
disebut perlekatan epitel. Lamina propria dan gingiva terdiri dari
mukoperiosteum, sama seperti mukopeniosteum yang menutupi palatum durum.
Mukoperiosteum ini mengandung bundel serabut kolagen yang
menghubungkan gingiva terhadap processus alveolaris di bawahnya dan terhadap
cementum yang menutupi akar gigi tepat di dekat tepi enamel. Pada gingiva tidak
terdapat glandula. Gingiva daerah incisivus — kaninus jauh lebih sensitif daripada
gingiva di regio gigi belakang. Radang gingiva (gingivitis) adalah penyakit yang
umum menyerang baik penduduk kota maupun penduduk daerah terpencil.
Kapasitas cavum oris meningkat bila cavum oris dalam keadaan tertutup
dan labium oris berkontak melalui:
1) Gerak turun mandibular.
2) Gerak turun otot mylohyoideus dan diaphragma oral serta lingua.
3) Relaksasi otot buccinator. Otot ini bekerja bersama dengan otot labium oris, otot
lingua juga berfungsi secara terkoordinasi pada aktivitas seperti mengisap dan
memainkan alat musik tiup.
Gigi merupakan organ tubuh yang turut berperan dalam proses pencernaan,
pengunyahan, dan terutama sebagai estetis dalam pembentukan profil wajah. Gigi
terbentuk melalui interaksi yang sangat kompleks antara ektoderm, epitel oral dan
sel mesenkim adalah dasar/awal pembentukan gigi.
A. GIGI
Gigi merupakan alat yang digunakan dalam mengolah makanan saat kita
makan. Dengan gigi kita dapat menggigit, memotong, merobek, mengunyah
makanan yang kita makan. Selain untuk mengunyah makanan gigi juga berfungsi
sebagai pemercantik wajah. Karena jika seseorang tidak memiliki gigi maka bisa
dipastikan orang tersebut terlihat kurang menarik dan cantik / tampan.
2. Bagian-Bagian Gigi
Mahkota gigi (Korona) atau biasa disebut dengan puncak gigi adalah bagian
yang tampak dari luar. Setiap jenis memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda.
Leher gigi (Kolum) adalah bagian yang berada dalam gusi yang terlindung.
Leher gigi ini merupakan batas antara mahkota dengan akat gigi.
Akar gigi (Radiks) merupakan bagian gigi yang terdapat pada bagian dalam atau
tertanam dalam rahang. Akar gigi menancap pada tulang rahang dengan jumlah
satu atau dua.
3. Lapisan-Lapisan Gigi
1. Bagian Gigi
Setiap gigi manusia memiliki 3 bagian utama :
Korona atau Mahkota Gigi yaitu bagian gigi yang terlihat dari luar yang
berwarna putih seperti tulang.
Leher Gigi yaitu bagian gigi yang berada di gusi. Gigi ini dibawah mahkota
gigi dan diatas akar gigi.
Akar Gigi, yaitu bagian gigi yang tidak tampak dari luar. Gigi ini tertanam
didalam rahang manusia.
2) Cementum: seperti jaringan tulang yang melapisi akar gigi sebagai lapisan tipis,
Sementum Gigi adalah bagian gigi yang melapisi akar gigi. Sementum berfungsi
untuk menghubungkan gigi dengan rahang tempatnya tumbuh.
Berwarna kuning terang It is light yellow in color, slightly lighter than
dentin
Berhubungan dengan enamel pada cementoenamel junction (CEJ).
Fungsi utama : mencengkeram gigi ke dinding tulang pada soket di jaringan
periodontium
Terbentuk sepanjang gigi masih vital
3) Dentin : berwarna kuning terang yang terlihat radiolucent daripada enamel dan
merupakan bagian terbesar dari gigi. Dentin adalah lapisan gigi yang terdapat
setelah lapisan email gigi pada mahkota dan terdapat setelah lapisan sementum
pada akar gigi. Dentin melapisi seluruh tubuh gigi, dari mahkota sampai akar.
Ruang pulpa terletak pada permukaan dalam dentin
Lebih keras dari tulang tetapi lebih lunak dibandingkan enamel
Mempunyai kemampuan tetap tumbuh dan memperbaiki
4) Pulpa Gigi : merupakan jaringan lunak gigi, yang berkembang dari jaringan ikat
dental papilla. Pulpa atau rongga gigi adalah jaringan lunak pada tengah gigi yang
berbentuk rongga dan terisi oleh pembuluh darah dan pembuluh saraf.
Terletak dalam mahkota : disebut ruang pulpa
Terdapat pembuluh darah dan saraf melalui foramen apical
Fungsi utama pulpa membentuk dentin Fungsi Pulpa adalah
a. untuk memberikan nutrisi pada gigi karena memiliki pembuluh darah.
b. untuk mengidentifikasi ketika terdapat zat asing dalam
gigi karena memiliki pembuluh saraf.
c. untuk membentuk lapisan dentin.
Jaringan gigi
1. Enamel : bervariasi dari kekuning-kuningan sampai putih keabu-abuan
2. Dentin : berwarna kuning terang yang terlihat radiolucent daripada enamel
dan merupakan bagian terbesar dari gigi
3. Cementum: seperti jaringan tulang yang melapisi akar gigi sebagai lapisan tipis
4. Pulpa gigi : merupakan jaringan lunak gigi, yang berkembang dari jaringan ikat
dental papilla
Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2) menurut Mendel
Hukum Segregasi (Hukum I mendel)
Selama proses pembentukkan gamet (ovum dan sperma), dua buah alel yang
bertanggung ..jawab terhadap suatu sifat, terpisah sehingga masing-masing gamet
hanya mengandung satu ..alel yang mengendalikan suatu sifat.
PERSILANGAN MONOHIBRID
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I hukum segregasi, pasangan kromosom berpisah secara bebas
Tidak berpasangan kembali Dapat dijelaskan dan hanya berlakupada persilangan
monohibrid.
Contoh : Contoh Salah satu contoh persilangan Mendel, antara biji bulat dengan
biji keriput sampai generasi kedua yang menghasilkan perbandingan bulat :
keriput = 3 : 1
Hasil percobaan monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman
F1 hanya ciri (sifat) dari salah satu tetua yang muncul. Pada generasi F2, semua
ciri yang dipunyai oleh tetua (P) yang disilangkan muncul kembali. Ciri sifat tetua
yang hilang pada F1 terjadi karena tertutup, kemudian disebut ciri resesif, dan
yang menutupi disebut dominan. Dari seluruh percobaan monohibrid untuk 7 sifat
yang diamati, pada F2 terdapat perbandingan yang mendekati 3:1 antara jumlah
individu dengan ciri dominan:resesif.
Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel
menyatakan bahwa setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian
disebut gen. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-
masing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari
tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut
setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada saat
pembentukkan gamet, setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas. Peristiwa
ini kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel I, yaitu hukum segregasi.
HUKUM ASORTASI BEBAS (HUKUM KEDUA MENDEL)
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling
mempengaruhi.
PERSILANGAN DIHIBRID
Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat
berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi (independent assortment of
genes). Atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika
pembentukan gamet, dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing-masing
kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Mendel
menggunakan kacang ercis untuk dihibrid, yang pada bijinya terdapat dua sifat
beda, yaitu bentuk dan warna biji. B untuk biji bulat, b untuk biji kisut, K untuk
warna kuning dan k untuk warna hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., Alexander, J., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. (2008).
Molecular Biology of The Cell (5th ed.). New York.
Dellmann, H.D. dan E.M. Brown (1989). Buku teks Histologi Veteriner I. 3rd Ed.
Penerjemah Jan Tambayong. Buku Kedokteran, Jakarta : EGC.
Kasiati dan Dwi Rosmalawati , 2017, Modul Praktikum Kebutuhan Dasr Manusia,
Jakarta: Pusdik PPSDM