Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANTHROPOLOGI KESEHATAN
Transkultural Nursing Pada Pasien Demam Atau Tidak Enak Badan (Budaya
Kerokan)
DOSEN PENGAMPU: Endi Suyanto, S. Kep., Ners,M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 7:


Chusnul Khotimah (8801200015)
Erinna Luthfia (8801200005)
Hendra Wiijaya (8801200018)
Sakhyatul Wahdah (8801200021)

JURUSAN D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN AJARAN 2020-20
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih, lagi maha penyayang kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelaskan makalah tentang Transkultural
Nursing Pada Pasien Demam Atau Tidak Enak Badan (Budaya Kerokan)
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini .
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.

Serang, 19 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................ 3

BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................................. 4

2.1. Pengertian Transkultural Nursing.............................................................................. 4


2.2. Konsep dalam Transkultural Nursing........................................................................ 5
2.3. Paradigma Transkultural Nursing................................................................................... 6
2.4. Tujuan Transkultural Nursing..................................................................................... 7
2.5. Contoh Kasus................................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP...................................................................................................................... 9


2.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 9
2.2 Saran................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dengan menjalankan tugas sebagai perawat banyak perubahan-perubahan yang ada baik di
lingkungan maupun klien. Perawat harus menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi ini
termasuk segi pelayanan kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat
menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang dipelajari. Dalam ilmu
keperawatan banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu tersebut. Termasuk salah satunya
teoru yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam menerakan asuhan keperawatan. Salah
satu teori yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah teori Leininger tentang
“Transcultural Nursing”.

Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam keperawatan
yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan subkultur dengan
menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah
laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik body of knowledge untuk kultur yang
universal dalam keperawatan. Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran terhadap perbedaan
kultur berarti perawat yang profesional memiliki pengetahuan dan praktik berdasarkan kultur
secara konsep perencanaan dalam praktik keperawatan. Tujuan penggunaan keperawatan
transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan keilmuan yang humanis sehingga tercipta
praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur yang universal. Kultur yang spesifik
adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki olh kelompok tertentu. Kultur
yang universal adalah nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua
kultur (Leininger, 1979).

1.2. Rumusan masalah


1.   Apa pengertian dari Transkultural Nursing?
2.   Bagaimana konsep dalam Transkultural Nursing?
3.   Bagaimana paradigma Transkultural Nursing?
4.   Apa tujuan dari Transkultural Nursing?

1.3. Tujuan penulisan


1.      Untuk mengetahui pengertian Transkultural Nursing.
2.      Untuk mengetahui konsep dalam Transkultural Nursing.
3.      Untuk mengetahui paradigma Transkultural Nursing.
4.      Untuk mengetahui tujuan dari Transkultural Nursing.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Transkultural Nursing dan Budaya kerokan


Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalammemberikan
dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinyadiberikan kepada manusia
sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,masa pertahanan sampai dikala manusia itu
meninggal. Human caring secaraumum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan
dukungan danbimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena
yanguniversal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satutempat
dengan tempat lainnya.
Pada kerokan, secara ilmu biologi molukuler terjadi suatu reaksi inflamasi atau
radangdengan segala respon yang mengikutinya seperti perubahan diameter vaskuler (pembuluh
darah), migrasi sel darah putih (leukosit) dan pengeluaran mediator inflamasi seperti IL-1beta,
Clq, C3, Beta endorphin dan PGE2 (Faktor pertumbuhan tulang).Kerokan juga memberikan
rangsangan pada keratinosit dan endotel atau lapisan paling
dalam pembuluh darah yang akan bereaksi dengan munculnya propiomelanokortin (POMC).
POMC merupakan polipeptida(gabungan asam amino) yang kemudian akan dipecah denganhasil
akhir salah satunya adalah Beta endorphin (hormon yang dikeluarkan otak saat stress).
Kerokan (Tionghoa: 刮 痧 ; Pinyin: guā shā) adalah sebuah terapi pengobatan alternatif
untuk gejala masuk angin dengan metode menggaruk sambil menekan
bagian permukaan kulit menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sebagai alat
pengerok, yang selanjutnya menyebabkan guratan merah atau lecet pada kulit. Pengobatan
tradisional ini menggunakan semacam benda tumpul seperti koin, batu giok, gundu,
potongan jahe, potongan bawang, atau benda tumpul lainnya yang digunakan untuk menggosok
bagian punggung. Selain benda tumpul tadi, pengobatan kerokan ini juga menggunakan cairan
licin seperti minyak telon, minyak olive, minyak kelapa, atau lotion. Cairan licin ini digunakan
agar tidak terjadi iritasi atau lecet pada kulit yang dikerok. Tindakan ini akan "mengeluarkaan
angin" dari dalam tubuh dengan menghangatkan permukaan kuliat sehingga peredaran darah
meningkat dan menjadi lancer.

4
2.2. Konsep dalam Transkultural Nursing
1.      Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
2.      Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3.      Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4.      Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki
oleh orang lain.
5.      Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6.      Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia.
7.      Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi
pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan
dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling
memberikan timbal balik diantara keduanya.
8.      Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian
untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan
kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9.      Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan
yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
manusia.
10.  Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung
atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk

5
mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup
dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11.  Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada
kelompok lain.

2.3. Paradigma Transkultural Nursing


Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan yaitu: manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew
and Boyle, 1995).
1.      Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger
(1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2.      Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak
pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam
konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama
yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
3.      Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana
klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial
dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti
daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo
yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial
adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau
kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus
mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik
adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

6
4.      Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai
dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan
adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi
budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
a.      Cara I: Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
b.      Cara II: Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu
klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka
ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
c.       Cara III: Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.

2.4. Tujuan Transkultural Nursing


Menurut Leininger tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah dalam pengembangan
sains dan ilmu yang humanis sehingga tercipta praktek keperawatan pada kebudayaan yang
spesifik. Kebudayaan yang spesifik adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang spesifik
yang tidak dimiliki oleh kelompok lain contohnya suku Osing, Tengger dan Dayak. Sedangkan
kebudayaan yang universal adalah kebudayaan dengan nilai dan norma yang diyakini dan
dilakukan oleh hampir semua kebudayaan seperti budaya olahraga untuk mempertahankan
kesehatan.
Dengan adanya keperawatan transkultural dapat membantu klien beradaptasi terhadap budaya
tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya. Perawat juga dapat membantu klien agar
dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status kesehatan.
Misalnya, jika klien yang sedang hamil mempunyai pantangan untuk makan-makanan yang
berbau amis seperti ikan, maka klien tersebut dapat mengganti ikan dengan sumber protein

7
nabati yang lainnya. Seluruh perencanaan dan implementasi keperawatan dirancang sesuai latar
belakang budaya sehingga budaya dipandang sebagai rencana hidup yang lebih baik setiap saat.
Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.

2.5. Contoh Kasus

Banyak hal dalam budaya Indonesia termasuk dalam cara mereka mempercayai dan
mengobati diri mereka untuk membuat hidup mereka mampu menangani sakit yang mereka
alami. Sebagi contoh budaya jawa, budaya jawa sering diketahui cara dan adat yang mereka
percayai untuk mengobati diri saat sakit adalah kerokan. Kerokan bukanlah hal yang asing bagi
budaya jawa, lebih dari banyak orang jawa masih menggunakan kerokan untuk mengobati sakit
mereka sampai saat ini. Mereka mempercayai adat dan budaya secara turun temurun. Mereka
meyakini bahwa dengan kerokan dapat megeluarkan angin yang ada di dalam tubuh serta dapat
menghilangkan nyeri atau sakit badan yang dialami dan dengan hal tersebut dapat membantu
penyembuhan yang mungkin telah dirasakan sebelumnya hal tersebut oleh suku jawa. Hal
tersebut menutup kemungkinan akan muncul dan berada di dalam rumah sakit, meski mereka
telah mendapatkan penanganan dari tim kesehatan ada saja yang melakukan tradisi tersebut.
Telah diketahui akibat dari kerokan yaitu menyebabkan pori-pori kulit semakin melebar, lalu
warna kulit memerah menunjukkan adanya pembuluh darah dibawah permukaan kulit pecah
sehingga menambah arus darah ke permukaan kulit. Ketika melakukan komunikasi untuk
memberikan informasi tentang akibat yang terjadi dari kerokan tidak membuat para klien atau
pasien tidak berhenti melakukan tradisi seperti hal tersebut karena itu telah menjadi kebiasaan
yang secara terus-menerus dilakukan. Sehingga asuhan keperawatan yang mungkin akan
diberikan kepada klien tidak dapat dilakukan karena adanya penolakan yang terjadi terhadap
anggapan akan hal tersebut.

Disini kita tidak dapat mengkritik keyakinan dan praktik budaya kesehatan tradisional
yang dilakukan. Budaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan harus terus dilakuakn bagaimana caranya menangani klien tanpa
menyinggung perasaan klien dan mengkritik tradisi yang telah ada yang mungkin sulit untuk kita
tentang dan ubah. Karena tujuan kita bukanlah untuk mengubah atau mengkritik tradisi tersebut,
namun bagaimana perawat mampu melakukan semua tugasnya dalam memenuhi kebutuhan
pasien.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan
kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat sesuai
dengan latar belakang budaya. Hal ini dipelajari mulai dari kehidupan biologis sebelumnya,
kehidupan psikologis, kehidupan sosial dan spiritualnya. Perencanaan dan pelaksaan proses
keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat
memahami latar belakang budaya klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan
budaya klien. Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam aplikasi keperawatan transkultural.
B. SARAN

Kami menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang kami buat di atas merupakan
kelemahan dari pada kami, karena terbatasnya kemampuan kami untuk memperoleh data dan
informasi karena terbatasnya pengetahuan kami.
Jadi yang kami harapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa
terima kasih dengan setulus-tulusnya.Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat
membawa manfaat kepada pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH ANTROPOLOGI 9: IMPLIKASI TRANS-KULTURAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


http://warungbidan.blogspot.com/2016/07/makalah-antropologi-9-implikasi-trans.html?m=1
http://transkulturalsds.blogspot.com/2018/12/makalah-aplikasi-transkultural-nursing.html

10

Anda mungkin juga menyukai