Anda di halaman 1dari 18

Makalah :

MANAJEMEN KEPERAWATAN PROFESIONAL KLINIK DAN


RUMAH SAKIT

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Moh. Ruslan Husain
2. Ical Kasim
3. Aditya Putra Hamzah
4. Zulkifli Kumay
5. Sri Muliyani Rajawali

KELAS B KEPERAWATAN
2019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO T.A
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah
serta inayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis masih diberikan
kesehatan dan mampu untuk menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Shalawat bermutiarakan salam senantiasa tercurahkan pada beliau
Nabi Muhammad SAW. Pembimbing kearah terang benderang dan
pembawa suri tauladan bagi umat manusia.

Makalah yang bertemakan “Manajemen Keperawatan Jiwa


professional klink & Rumah sakit”.

Disusun berdasarkan referensi yang berkaitan secara langsung dengan


pembahasan. Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk memenuhi
Tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 2 yang wajib dipenuhi oleh
penyusun.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih


kepada seluruh pihak yang telah turutt ambil bagian dalam menyelesakan
makalah ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan sangat penulis


harapkan demi tercapainya kesempurnaan yang hakiki.

Gorontalo, 3 Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4

1.1 Latar belakang.....................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................6

2.1 Klinik dan Rumah Sakit........................................................................6

2.1.2 Aplikasi CMHN..................................................................................7

2.1.3 Manajemen Rumah Sakit.....................................................................7

2.2 Rumah Sakit..........................................................................................7

2.3 Proses Manajemen Keperawatan............................................................9

2.4 Perawatan Klien Gangguan Jiwa...........................................................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................11

3.1 Simpulan.............................................................................................11

3.2 Saran...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manajemen keperawatan diindonesia dimasa depan perlu


mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keparawatan dimasa
depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global
bahwa setiap pengembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi
diindonesia.

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan


sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara
profesonal,sehingga diharapkan keduannya dapat saling menopang.
Sebagaimana proses keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri
dari perkumpulan data, identifikasi masalah,perencanan,pelaksanaan,dan
evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan
terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai,maka setiap tahapan
didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan dari proses
keperawatan.

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu


tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini adanya suatu
keinginan untuk merubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke
sistem desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi
perawat,diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan
keperawatan berdasarkan pada issue masyarakat.

Perkembangan dalam berbagai askep keperawatan saling


berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan
keperawatan,praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan
keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalisasi.

Manajemen keperawatan harus dapat di aplikasikan dalam tantanan


pelayanan nyata, yaitu dirumah sakit, sehingga perawat perlu memahami
konsep dan langkah langkah operasional dari manajemen keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah

Setelah meninjau latar belakang diatas dapat kita ambil suatu masalah yang
dapat kita angkat sesuai dengan judul makalah ini,yakni ” manajemen
keperawatan jiwa professional klinik dan rumah sakit”.

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui arti dari manajemen
keperawatan serta apa saja bagian dari manajemen keperawatan jiwa professional
klinik dan rumah sakit itu.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KLINIK DAN RUMAH SAKIT


A. Klinik
Klinik adalah suatu fasilitas kesehatan publik yang di dirikan untuk
memberikan keperawatan kepada pasien luar. Biasanya klinik hanya
mengobati penyakit-penyakit ringan seperti demam dan sebagainya,
sedangkan kasus-kasus yang lebih parah diajukan ke rumah sakit.

Setiap manusia dapat mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin, yang


di tandai dengan adanya optimalisasi prestasi, kreativitas dan produktivitas
dalam dunia kerja. Tidak ada upaya saling menghambat, permusuhan, dan
menghalangi pencapaian kinerja seseorang. Setiap orang dalam kelompok
saling membantu menyelesaikan pekerjaan sesuai kemampuan, kewenangan,
dan keahliannya. Dengan demikian, setiap orang mencapai kepuasan dalam
menampilkan prestasi kerja, sehingga terciptalah kesehatan jiwa di
masyarakat.

Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam


mewujudkan kesahatan jiwa masyarakat perlu memperhatikan beberapa stesor
di masyarakat yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa masyarakat.
Beberapa stressor di masyarakat antara lain timbulnya harapan yang terlalu
banyak, meningkatnya permintaan kebutuhan, dampak teknologi modern,
urbanisasi, dan kepadatan penduduk.

1. Timbulnya harapan yang banyak. Sebelum merdeka terjadi kebobrokan,


kejelakan, dan kebodohan akibat penjajah. Setelah merdeka ternyata
harapan belum tentu sama kenyataan, serta terdapat kekecewaan dan
kecemasan,
2. Meningkatnya permintaan kebutuhan tuntutan kebutuhan dalam
meningkatkan harga diri, yang meliputi perumahan, perlengkapan isi
rumah, sarana transportasi dan komunikasi, pendidikan, serta gaya hidup.
3. Dampak teknologi modern
a. Arus dari luar muda di akses.
b. Pengaruh budaya.
c. Peralatan rumah tangga jadi modern.
d. Makanan siap disaji, hangat, dingin.
e. Ibu bekerja di luar rumah.
f. Kesiapan terhadap perubahan yang cepat.
g. Kesesuaian perkembangan teknologi dengan kebutuhan saat ini.
4. Urbanisasi
a. Pergeseran dari masyarakat desa ke kota.
b. Keluarga besar (extended family) berubah menjadi keluarga inti
(nuclear family).
c. Agraris berubah menjadi industry.
d. Mobilisasi semakin cepat.
e. Ikatan keluarga menjadi longgar, kontak menurun, komunikasi
menurun.
f. Peran keluarga yang semakin berkurang.

5. Kepadatan penduduk
a. Daya saing semakin ketat.
b. Hukum alam akan terjadi pertengkaran.

Beberapa stressor di masyarakat ini perlu dikenali untuk mempersiapkan


kemampuan adaptasi keluarga dalam menjalani dan memenuhi tuntutan
kehidupan di masyarakat. Selain itu, keluarga mempunyai tugas untuk
menyiapkan anak dalam menghadapi tuntutan kehidupan pada masanya.
Beberapa tugas keluarga antara lain sebagai berikut.

1. Mempersiaapkan anak mengahadapi perubahan yang cepat. Jangan terlalu


terikat pada kebiasaan keluarga (family culture), yang seolah menolak
perubahan, sehingga mendidik anak menurut sudut pandang orang tua semata.
Akibatnya anak hidup pada dunia ‘tidak nyata (unreality)”.
2. Tidak semua perubahan penting dan perlu diikuti. Pertahankan bebrapa norma
dan nilai kelurga yang penting, sehingga keluarga dapat berperan sebagai
stabilisator dalam perubahan yang sangat cepat.
3. Dunia berubah dengan cepat, sehingga setiap orang akan di tuntut menghadapi
perubahan itu. Keluarga harus berperan sebagai tempat mendapatkan
keamanan dan kenyamanan (security), sehingga keluarga merupakan tempat
berlindung (refuge) dan jaminan (insurance) ketika anak merasakan
ketidaknyamanan dilingkungan luar.

4. Waspada terhadap peran keluarga yang makin berkurang. Tunjukan selalu


figure ibu (mother figure) atau figure ayah (father figure), sehingga
diharapkan anak akan mengembangkan perilaku dengan meniru orang tuanya.
kesehatan jiwa (KKJ) sebagai fasilitator masyarakat dalam mengembangkan
kesehatan jiwa masyarakat. Pada kelompok khusus dapat dibentuk swadaya
(self helf group-SHG) dan usaha kesehatan sekolah tentang kesehatan jiwa
(UKSJ).

2.1.2 APLIKASI CMHN


1. Pelayan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup tingkat-
tingkat pencegahan yaitu sebagai berikut. Pencegahan primer
2. Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan dan pencegahan
terjadinya gangguan jiwa.
3. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, serta
mempertahakan.
2.1.3 Manajamen Rumah Sakit

2.2 Rumah sakit

Rumah sakit merupakan organisasi yang bertujuan memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan pelayanan administrasi. Kegiatan pelayanan rumah sakit yang
diberikan kepada masyarakat dan pelayanan administrasi, antara lain kegiatan
promotif, kuratif, preventif, dan rehabilitatif (Shofari, 2002), dimana setiap
rumah sakit selalu berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
kepada pasien.
Untuk mencapai hal tersebut, maka pengambilan keputusan dalam
organisasi rumah sakit memerlukan informasi yang akurat, tepat waktu, dapat
dipercaya, masuk akal dan mudah dimengerti dalam berbagai keperluan
pengelolaan rumah sakit, dalam menghadapi era globalisasi yang akan
memasuki semua bidang termasuk bidang kesehatan, maka rumah sakit perlu
mempersiapkan pelayanan agar mampu bersaing dengan peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit, khususnya pada mutu pelayanan rekam medis.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu sistem
penyelenggaraan suatu instalasi/unit kegiatan. Sedangkan kegiatan
pencatatannya sendiri merupakan salah satu bentuk yang tercantum di dalam
uraian tugas (job discription) pada unit instalansi rekam medis (Depkes RI, 2
2006).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
manajemen terssebut mencangkup kegiatan koordinasi dan supervise terhadap
staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grand dan
Massey).

Prinsip prinsip yang mendasari manajemen keperawatan :


1. Manajemen berlandaskan perencanaan karena melalui funsi perencaan,
pemimpin dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan
masalah yang efektif dan terencana.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktku yang
efektif.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai
situasi maupun permaslahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian
manejer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, piker,
yakini dan ingini.
5. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.

2.3 Proses Manajemen Keperawatan

1. Henry Gayol

5 fungsi manajemen yaitu :

Planning, organization, command, coordination, dan control

2. Luther Gullick (modifikasi konsep H.fayol)


Aktifitas manajemen yaitu :
Planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan
budgeting.
3. Marcuis & Histon

Planning, organizing, staffing, directing, dan controlling

Pendekatan sistem terbuka masing-masing komponen saling berhubungan dan


berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Komponen dari manajemen
keperawatan,
1. Input

a. Informasi

b. Personal

c. Peralatan

d. Fasilitas
2. Proses

Kelompok manajemen (dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana)


yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan,
organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
3. Output

a. Askep ( asuhan keperawatan )

b. Pengembangan staf sampai dengan riset

4. Control

a. Budget

b. Prosedur

c. Evaluasi kinerja

d. Akreditasi

5. Feed back mechanism

a. Laporan financial

b. Audit keperawatan

c. Survey kendali mutu

d. Kinerja

2.4 Perawatan Klien Gangguan Jiwa


1. Perawatan di Rumah Sakit Jiwa.

Rencana keperawatan klien di rumah sakit jiwa meliputi:


a. Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan selama klien dirawat:
Pada awal klien di rawat,perawat hendaknya melakukan kontrak hubungan dengan
klien dan keluarga.Keluarga mengetahui peran dan tanggung jawabnya dalam
proses keperawatan yang direncanakan melalui kontrak yang telah
disepakati.Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar
utama untuk membantu klien mengungkapkan dan mengenal
perasaannya,mengidentifikasi kebutuhan dan masalahnya,mencari alternative
pemecahan masalah,melaksanakan alternative yang dipilih serta mengevaluasi
hasilnya.Tindakan keperawatan terhadap keluarga antara lain:
1. Menyertakan keluarga dalam rencana perawatan klien
2. Menjelaskan pola perilaku klien dan cara penanganannya
3. Membantu keluarga berperilaku terapeutik,yang dapat menolong memecahkan
masalah klien.
4. Mengadakan pertemuan antar keluarga klien:diskusi,membagi
pengalaman,mengatasi masalah klien.
5. Melakukan terapi - keluarga.
6. Menganjurkan kunjungan keluarga yang teratur.
Persiapan Pulang: Perawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilajutkan
dengan perawatan di rumah.Untuk itu,selama di rumah sakit perlu dilakukan
persiapan pulang.Persiapan pulang dilakukan segera mungkin setelah dirawat
serta diintegrasikan di dalam proses keperawatan.Persiapan atau rencana pulang
bertujuan untuk:
a. Menyiapkan klien dan keluarga secara fisik,psikologis dan social
b. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga.
c. Melaksanakan rentang perawatan antara rumah sakit dan masyarakat
d. Melaksanakan proses pulang yang bertahap.
b. Beberapa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dalam persiapan pulang adalah:
1. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi).
Penurunan angka kambuh pada klien dan keluarga yang mengikuti program
pendidikan. Pendidikan kesehatan ini ditujukan pula untuk mencegah atau
menguraikan dampak gangguan jiwa bagi klien. Program pendidikan yang dapat
dilakukan adalah:
a. Ketrampilan khusus: ADL, perilaku adaptif, aturan makan obat, penataan
rumah tangga, identifikasi gejala kambuh,pemecahan masalah.
b. Keterampilan umum: komunikasi efektif, ekspresi emosi yang konstruktif,
relaksasi, pengelolaan stress (stress management).
2. Program pulang bertahap.
Setelah klien mempunyai kemampuan dan keterampilan mandiri maka klien dapat
mengikuti program pulang bertahap. Tujuannya adalah melatih klien kembali ke
lingkungan keluarga dan masyarakat. Klien, keluarga bahkan kalau perlu
masyarakat dipersiapkan, antara lain apa yang harus dilakukan klien di rumah,
apa yang harus dilakukan keluarga untuk membantu adaptasi. Kegiatan yang
dilakukan klien dan keluarga di rumah dapat dibuat daftar dan dievaluasi
keberhasilannya sebagai data untuk rencana berikut.
3. Rujukan.
Integrasi kesehatan jiwa di Puskesmas sebaiknya mempunyai hubungan langsung
dengan rumah sakit. Perawat komunitas (Puskesmas) sebaiknya mengetahui
perkembangan klien di rumah sakit dan berperan serta dalam membuat rencana
pulang.
4. Rencana Perawatan di rumah.
Setelah klien pulang ke rumah, sebaiknya klien melakukan perawatan lanjutan
pada Puskesmas di wilayahnya yang mempunyai program integrasi kesehatan
jiwa.Perawat komuniti yang menangani klien dapat menganggap rumah klien
sebagai “ruang perawatan”.Perawat,klien dan keluarga bekerja sama untuk
membantu proses adaptasi klien di dalam keluarga dan masyarakat.Perawat dapat
membuat kontrak dengan keluarga tentang jadwal kunjungan rumah dan
aftercare di Puskesmas. Perawat membantu klien dan keluarga menyesuaikan diri
dilingkungan keluarga,dalam hal sosialisasi,perawatan mandiri dan kemampuan
memecahkan masalah.

2. Penatalaksanaan Gangguan Jiwa Di Puskesmas


Perawat komunitas (Puskesmas) sebaiknya mengetahui perkembangan klien di rumah sakit
dan berperan serta dalam membuat rencana pulang, dan sebaliknya pada klien gangguan
jiwa yang akan dirujuk ke RSJ.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses dalam menyelesaikan


pekerjaan melalui anggota staf keperawatan untuk memebrtikan keperawatan
secara prifisional. Disini manajer keperawatran dituntut untuk merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengevakuasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan
seefisien mungkin bagi individu,keluarga dan masyarakat.

Manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan


keperawatan melalui stap keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan,pengobatan dan rasa aman, kepada individu,keluarga dan
masyarakat.
3.2 Saran

Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam Makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan, karena terbatasanya pengetahuan dan kurangnya rujukkan atau
referensi yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
kesempurnaan Makalah ini. Semoga Makalah ini berguna, bagi penulis
khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kelliat,Budi Anna dan Akemat.2009.Model Praktik Keperawatan Profesional


Jiwa. Jakarta : EGC.
http://aanborneo.blogspot.com/2013/04/makalah-mpkp-model-praktik-
keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai