Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOMEDIK

ANATOMI DAN FISIOLOGI

Dosen
NURHADI Dr Ph.D

Disusun Oleh :
NENI ASTUTI
ERDIN SAPUTRA
PUJI RAHAYU
AZHAR BAGUS PRASETYO

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONES
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat,
hidayah, dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas kelompok mata
kuliah Biomedik dengan baik.
Makalah ini berjudul “Anatomi dan Fisiologi”. Makalah ini berisi tentang pengertian
organisasi tubuh manusia, struktur dan fungsi sistem dermato-muskuloskeletal, dan pergerakan
(lokomosi).
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Biomedik yaitu Bapak Nurhadi dr Ph.D. Kami sepenuhnya sadar, penyusunan makalah ini
tidak akan terlaksana dengan baik tanpa arahan, bimbingan, dan petunjuk dari beliau.
Kami berharap penyusunan makalah ini dapat bermanfaat sebagai refrensi atau bahan
bacaan bagi semua pihak yang ingin mempelajari Anatomi dan Fisiologi. Kami sepenuhnya
sadar, makalah ini masih jauh dari sempurna dan membutuhkan perbaikan untuk menjadi lebih
baik. Oleh karena itu, kami sangat senang menerima saran dan kritik dari semua pihak yang
dapat di infokan kepada kelompok kami.

Jakarta, 3 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………….…...……………………………………………………………..1
Kata Pengantar …...……..…..…………………………………………………………….. 2
Daftar Isi ….……...………….…………………………………………………………….. 3

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah .………….……………………………………………………
B. Rumusan Masalah ……..…..……...……………………………………………………
C. Tujuan ….……………………………………………………………………………….

BAB II
Pembahasan
A. Organisasi tubuh manusia

 Struktur dan fisiologi sel


 Struktur dan fungsi sistem saraf
 Neurofisiologi/fisiologi sel saraf
 Komunikasi sel saraf
 Struktur dan fungsi SSP..…………….…..………………………….………….

B. Struktur dan fungsi sistem Dermato-Muskuloskeletal .…………………………….…...……


C. Pergerakan (lokomosi) ……..…………………….…………

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan ………...……...…………………………………………………….…….
B. Komentar ………...………..…………………………………………………….…….

Daftar Pustaka ……….……………………………………………………………….…...


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anatomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari ana yang artinya memisah-
misahkan atau mengurai. Dan tomos yang artinya memotong-motong, jadi anatomi
berarti mengurai dan memotong.
Ilmu bentuk dan susunan tubuh di peroleh dengan cara mengurai badan melalui
potongan bagian-bagian dari badan dan hubungan alat tubuh satu dengan yang lainnya
sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal fungsi atau pekerjaan dari tiap
jaringan tubuh atau bagian dari alat tubuh tersebut dan untuk mengetahui perubahan
yang terjadi pada tubuh orang sakit kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan
fungsi tiap alat-alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-
hari.
Makanisme dan sifat khusus tubuh manusia hidup di luar pengendalian kita sendiri,
misalnya rasa haus dan lapar yang membuat kita mencari minum dan makan,perasaan
dingin membuat kita mencari kehangatan dan perlindungan. Manusia sebenarnya
bergerak secara otomatis karena kita mempunyai perasaan, fikiran, dan pengetahuan
yang merupakan suatu rangkaian kehidupan yang otomatis memungkinkan kita hidup
pada berbagai keadaan. Pada manusia gugusan sel berfungsi khusus yang terdiri dari
system saluran pencernaan untuk mencerna dan mengabsorpsi makanan.
System pernafasan berfungsi untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida di sebut tata cara kerja. Pada masing-masing system berperan dalam fungsi
tubuh secara keseluruhan. Jadi ilmu fisiologi adalah ilmu yang berfungsi untuk
menjelaskan faktor-faktor fisik dan kimia yang bertanggung jawab terhadap asal-usul
perkembangan dan kemajuan kehidupan dari virus atau bakkteri yang paling sederhana
sampai manusia yang paling rumit

B. RUMUSAN MASALAH
1. Rangkuman Penjelasan tentang Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
2. Rangkuman Penjelasan tentang Struktur dan Fungsi Sistem Dermato-Muskuloskeletal
3. Rangkuman Penjelasan tentang Pergerakan (lokomosi)

C. TUJUAN
1. Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang bab-bab dalam Anatomi dan
fisiologi Manusia secara ringkas
2. Untuk melatih penulis agar dapat menulis sebuah makalah yang baik.
3. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah Materi Biomedik
BAB II
PEMBAHASAN

A. ORGANISASI TUBUH MANUSIA

B. STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM DERMATO-MUSKULOSKELETAL

C. PERGERAKAN (lokomosi)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Komunikasi Sel Saraf Dan Hormon

pokok pokok Homeostatis

untuk mempertahankan homeostatis sel harus bekerja dalam pola terkordinasi demi mencapai
tujuan tertetu . komunikasi saraf berlangsung dengan perantraan sel saraf , atau neuron ,yang
khusus untuk mengantarkan sinyal listrik secara cepat dan menyekresikan neurotransmiter ,zat
kimia perantara (chemical messenger ) jarak dekat yang bekerja pada organ – organ target di
dekatnya . komunikasi hormon dijalankan oleh hormon, yaitu zat kimia perantara jarak jauh
yang di sekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah .

4.1 Pengenalan Komunikasi Saraf

semua sel tubuh memperlihatkan potensial membran , yaitu pemisahan muatan positif dan
negatif di kedua sisi membran , potensial ini berkaitan dengan : distribusi tak merata natrium
(Na’) kalium (K’) , Dan ion protein intrasel besar anatara cairan intrasel (CIS) dan cairan
ekstrasel (CES) . Permeabilitas diferensial membran plasma terhadap ion-ion ini .

Saraf dan otot adalah jaringan perangsang

Potensial membran konstan yang terjadi ketika sel berada dalam keadaan istirahat yaitu tidak
menghasilka sinyal listrik merujuk pada apa yang dinamakan potensial membran istirahat . Dua
jenis sel , sel saraf dan sel otot , memiliki kegunaan khusus untuk potensial membran tersebut .
kedua sel ini dapat mengalami fluktasi cepat sesaat pada potensial membrannya , yang berfungsi
sebagai sinyal listrik , sel saraf dan otot dipandang sebagai peka-rangsang karena keduanya
menghasilkan sinyal listrik ketika tereksitasi.
potensial membran menjadi kurang negatif sewaktu depolarisasi dan lebih negatif ketika
hipolarisasi

beberapa istilah yang dipakai untuk menggambarkan perubahan potensial

1. Polarisasi muatan muatan dipisahkan di kedua sisi membran sehingga membran


memiliki potensial , tiap kali potensial membran bernilai 0 milivolt (mV) dala arag postif
ataupun negatif membran dikatan berada dalam keadaan polarisasi.
2. Depolarisasi membran menjadi kurang terpolarisasi , bagian dalam membran menjadi
kurang negatif dibanding pada potensial istirahat , dengan nilai potensial mendekati 0 mV
(contohnya -70 menjadi -60 Mv ) lebih sedikit muatan yang dipisahkan ketimbang saat
potensial istirah.
3. Repolarisasi membran kembali ke potensial istirahat setelah terdepolaisasi
4. Hiperpolarisasi membran menjadi terpolarisasi bagian dalam membran menjadi lebih
negatif dibandingkan pada potensial menjauhi 0Mv

Sinyal listrik dihasilkan oleh perubahan perpindahan ion menembus membran plasma

perubahan potensial memebran terjadi karena perubahan perpindahan ion menembus membran
contoh : jika aliran masuk neto non bermuatan positif meningkat dibadingkan keadaan istirahat
(misal lebih banyak na+ yang masuk ) membran terdepolarisasi .
perubahan perpindahan ion timbul akibat perubahan permeabilitas membran sebagai respon atas
berbagai kejadian pemicu .kejadian pemicu mencetuskan perubahan potensial membran dengan
mengubah permeabilitas membran dengan mengubah aliran ion mendistribusikan kembali
muatan di kedua sisi membran , menyebabkan potensial membran berfluktuasi .
4.2 potensial berjenjang

Potensial berjenjang adalah perubahan lokal potensial membran yang terjadi dalam berbagai
derajat atau tingkat besaran atau kekuatan . Sebagai contoh , potensial membran dapat berubah
dari -70 menjadi -60 mV (potensial berjenjang 10mV ) .

Semakin kuat kejadian pemicu , semakin besar potensial berjenjang yang dihasilkan .

Potensial berjenjang biasanya dihasilkan oleh kejadian pemicu sepesifik yang kanal ion berpintu
membuka di bagian tertenru membran sel pe-rangsang . akibatnya terjadi pergerakan ion yang
menghasilkan potensial berjenjang biasanya merupakan depolarisasi yang disebabkan oleh aliran
masuk neto Na+ . Besar potensial berjenjang inisial yaitu perbedaan anatara potensial baru dan
potensial istirahat , semakin kuat kejadian pemicu , semakin banyak kanal Na+ berpintu yang
membuka , semaian banyak muatan positif (dalam bentuk Na+ ) yang masuk ke sel . Selain itu
durasi potensial berjenjang bervariasi tergantung berapa lama kejadian pemicunya menjaga kanal
berpintu tetap membuka. Semakin lama durasi kejadian pemicu semakin lama durasi potensial
berjenjang .

Potensial berjenjang menyebar melalui aliran arus pasif .

Ketika potensial berjenjang tercipta di bagian tertentu membran sel saraf atau otot , bagian
membran lainnya masih berada dalam potensial istirahat . Bagian yang terdepolarisasi sementara
itu di sebut daerah aktif . Diluar sel , daerah aktif relatif kurang positif di banding daerah inaktif
sekitarnya , karena perbedaan potensial ini , muatan listrik yang di angat oleh ion mengalir
secara pasif dari daerah aktif ke daerah istirahat sekitarnya atau sebaliknya , baik di bagian dalam
maupun di bagian luar membran Di dalam sel , muatan positif mengalir melalui CES dari
daerah inaktif yang lebih positif ke daerah aktif yang relatif lebih negatif , perpindahan ion
( yaitu arus listrik ) berlangsung di sepanjang membran dari satu bagian ke bagian sebelahnya
pada posisi membran yang sama , aliran ini berbeda dengan perpindahan ion menembus melalui
kanal ion atau diperantarai pembawa . Besar arus yang mengalir di antara dua bagian bergantung
pada perbedaan potensial antarbagian dan resistensi bahan tempat muatan listrik mengalir
Resistensi adalah hambatan terhadap perpindahan muatan listrik , semakin besar beda potensial
semakin besar arus sebaliknya , semakin rendah resistensi semakin besar arus.

Potensi berjenjang lenyap setelah menempuh jarak yang dekat .

Arus pasif di antara daerah aktif dan daerah inaktif sekitarnya mirip dengan cara arus di
hantarkan melalui kawat listrik , kita tahu bahwa arus akan bocor dari kawat listrik dan
menilbulkan bahaya jika kawat listrik tidak di bungkus bahan insulasi misalnya plastik (orange
dapat tersengat listrik jika menyentuh kawat listrik telanjang ) sama seperti itu arus lenyap
menembus membran membawa plasma ion membawa muatan muatan dalam bentuk K, bocor
melalui bagian membran yang tidak terinsulasi yaitu dengan cara berdifusi ke luar setrut gradien
elektrokimianya melalui kuat arus lokal dan konsekuensinya , besar .dengan kata lain penyebaran
potensial berjenjang (makin berkurang ) perhatikan pada contoh ini , besar perubahan potensial
mula – mula adalah 5 (perubahan dari -70 [keadaan istirahat ] menjadi -5 )mV perubahan
potensial makin lama makin berkurang seiring menyebarnya potensial tersebut di sepanjang
membran menjadi 10 V (dari -70 ke -60 mV ) dan terus menurun seraya makin jauhnya potensial
dari daerah aktif . dengan cara ini arus lokal lenyap dalam beberapa mikrometer (kurang dari
1mm) begitu arus mengalir dari tempat awal perubahan potensial dan ,kaena itu dapat berfungsi
hanya untuk jarak yang sangat pendek . meskipun jangkauan sinyalnya terbatas , potensial
berjenjang penting bagi fungsi tubuh .

4.3 Potensi aksi

Potensi aksi adalah perubahan singkat , cepat dan besar (100 m V) pada potensial membran
manakala potensial sesungguhnya berbalik sehingga bagian dalam sel peka – rangsang sepintas
menjadi lebih positif ketimbang bagian luar . Seperti potensial berjenjang sebuah potensial aksi
hanya melibatkan sebagian kecil dari ke seluruh bagian membran sel peka –rangsang namun
tidak seperti potensial berjenjang , potensial aksi di hantarkan atau menjalar ke seluruh bagian
membran yaitu tidak berkurang kekuatanya seiring penyebaranya dari tempat asal ke bagian
membran lainya karena itu potensial aksi dapat berfungsi sebagai sinyal jarak jauh yang taat .

pikirkanlah neuron yang menyebabkan kontraksi sel – sel otot di jari kaki , jika anda ingin
menggoyangkan jari kaki anda perintah akan di kirim dari otak turun melalui spinalis untuk
memulai potensial aksi di pangkal neuron ini yang terletak di medula spialis potensial aksi
tersebut menjalar turun menyusuri akson panjang neuron , yang berjalan di sepanjang tungkai
dan berakhir di sel sel otot jari kaki , sinyal tidak melemah atau menghilang tetapi menetap
dengan kekuatan dari awal hingga akhir .

Selama potensial aksi , potensial membran berbalik sesaat dengan cepat .

Jika cukup besar , potensial berjenjang dapat memicu potensial aksi sebelum potensial
berjenjang itu melenyap , umumnya bagian membran peka – rangsang tempat potensial
berjenjang dihasilkan sebagai respon terhadap sebuah kejadian pemicu tidak mengalami potensi
aksi . Namun , arus pasif dan tempat potensial berjenjang mendepolarisasi bagian-bagian
membran sekitarnya tempat potensial aksi dapat tercipta .
Depolarisasi dari potensial istirahat -70 berjalan lambat hingga tercapai nilai kritis yang di
sebut potensial ambang biasanya antara -50 dan -55 mV . Pada potensial ambang , terjadi
lonjakan depolarisasi rekaman potensial pada saat ini melihatkan defleksi tajam ke atas begitu
potensial dengan cepat berbalik sendiri sedemikian rupa sehingga bagian dalam sel menjadi lebih
positif ketimbang bagian luar . potensi puncak umumnya bernilai + 30 hingga +40 mV ,
bergantung pada sel peka –rangsang bersangkutan . hiperpolarisasi ikatan singkat , yakni saat
bagian dalam membran menjadi lebih neagtif dari pada normal (misalnya -80 mV ), Sebelum
kembali ke potensi istirahat. Potensial aksi merupakan keseluruhan perubahan cepat potensial
dari ambang ke puncak , kemudian kembali ke keadaan istirahat .

Perubahan mencolok pada permeabilitas membran dan perpindahan ion menyebabkan


potensi aksi.

Bagaimana potensial membran , yang biasanya dipertahankan pada nilai istirahat konstan ,
berubah sedemikian besarnya sehingga menghasilkan potensila aksi ? ingatlah bahwa K’
berperan paling besar dalam pembentukan potensial istirahat karena membran saat istirahat jauh
lebih permeabel terhadap K’ daripada Na’ .
KANAL Na’ DAN K’ BERPINTU – LISTRIK kanal membran berpintu listrik tersusun atas
protein yang memiliki banyak gugus bermuatan . Medan listrik yang mengelilingi kanal ini dapat
mengganggu struktur kanal manakala bagian bagian bermuatan pada protein kanal tertarik atau
menolak secara kelistrikan oleh muatan yang ada di cairan sekitar .

Kanal Na+ berpinti listrik memiliki dua pintu , pintu aktivasi dan pintu inaktivasi , Pintu
aktivasi menjaga bagian dalam kanal dengan membuka menutup layaknya pintu geser . Pintu
inaktivasi tersusun atas rangkaian asam amino meyerupai bola bola rantai di celah kanal yang
menghandap CIS , Pintu ini membuka ketika bola tergantung bebas di ujung rantai , dan
menutup saat bola terikat ke celah sehingga menghalangi celah tersebut . Kedua pintu harus
membuka agar Na+ dapat melewati kanal , sementa menutupnya salah satu pintu menebabkan
ion ini tidak dapat lewat Kanal Na+ . Kanal K’ berpintu listrik sederhana , kanal ini hanya
memiliki satu pintu ktivasi yang dapat menutup atau membuka , adanya kanal Na+ dan K’
berpintu listrik ini melengkapi pompa Na’-K’ dan kanal rembes bagi ion ion .

PERUBAHAN PERMEABILITAS DAN PERPINDAHAN ION SELAMA


POTENSIAL AKSI

Pada potensial aksi istirahat (-70 mV) semua kanal berpintu listrik bagi Na+ maupun K’
tertutup ,dengan pintu aktivasi kanal Na+ tertutup dan pintu inaktivasinya terbuka dengan kata
lain , Kanal Na+ dan K’ Tidak dapat melewati kanal berpintu listrik ini . Ketika arus mengalir
secara pasal dari tempat sekitar yang sudah terdepolarisasi ke tempat baru yang masih berada
dalam potensial istirahat, tempat baru itu mulai terdepolarisasi menuju ambang depolarisasi ini
menyebabkan pintu aktivasi pada sejumlah kana Na+ . Pada potensial ambang terjadi lonjakan
permeabilitas Na+ yang di timbulkan Pn2 , Sewaktu membran dengan cepat menjadi 600 kali
lebih permeabel terhadap Na+ daripada terhadap K’ setiap kanal terbuka atau tertutup dan tidak
dapat terbuka sebagian , namun mekanisme pintu yang tenang dari berbagai kanal Na+ berpintu
listrik tersentak membuka ketika ada sedikit saja perubahan listrik .

Anda mungkin juga menyukai