Anda di halaman 1dari 107

TAKE HOME EXAM BIOMEDIK

Oleh:

Rahmi Syahriza

2111212061

Dosen Pengampu

Dr. dr Dien Gusta Anggraini Nursal, MKM

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji atas karunia Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Atas izin-Nya lah

penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula penulis

mengirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad

SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umat yang senantiasa

istiqomah hingga akhir zaman.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. dr Dien Gusta

Anggraini Nursal, MKM. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Biomedik

yang telah memberikan amanah berupa penugasan makalah take home exam

biomedik.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dalam penulisan makalah ini,

penulis menyadari makalah ini tidak sempurna dan banyak terdapat kesalahan.

Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

banyak kalangan dan golongan.

Tertanda,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 1

BAB I Pengantar Anatomi dan Fisiologi .............................................................. 1

BAB II Sistem Integumen dan Sistem Kerangka Kulit ........................................ 8

BAB III Sistem Musklularis (Kerangka dan Sendi) ........................................... 15

BAB IV Sistem Pencernaan ................................................................................ 22

BAB V Sistem Pernafasan ................................................................................. 29

BAB VI Sistem Darah dan Sistem Kardiovaskuler ............................................ 36

BAB VII Sistem Perkemihan .............................................................................. 43

BAB VIII Struktur Organ Reproduksi ................................................................ 50

BAB IX Sistem Persarafan.................................................................................. 57

BAB X Sistem Endokrin ..................................................................................... 64

BAB XI Sistem Pengindraan .............................................................................. 71

BAB XII Sistem Limfatik dan Pertahanan Tubuh .............................................. 78

BAB XIII Keseimbagan Cairan Elektrolit dan Asam Basa ................................ 85

BAB XIV Proses Metabolisme dan Suhu Tubuh................................................ 92

KUNCI JAWABAN ..................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 106

iii
BAB I

Pengantar Anatomi dan Fisiologi

1. Defenisi Anatomi dasar

Anatomi meliputi struktur-struktur yang dapat dilihat secara kasar (tanpa

bantuan perbesaran) dan secara mikroskopis (dengan bantuan perbesaran).

Biasanya, ketika digunakan dengan sendirinya, istilah anatomi cenderung

berarti anatomi kasar atau makroskopik yaitu, studi tentang struktur yang dapat

dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Anatomi mikroskopis, juga disebut

histologi, adalah studi tentang sel dan jaringan menggunakan mikroskop.

Pengamatan dan visualisasi adalah teknik utama yang harus digunakan siswa

untuk mempelajari anatomi. Anatomi lebih dari sekadar menghafal daftar

nama. Meskipun bahasa anatomi itu penting, jaringan informasi yang

dibutuhkan untuk memvisualisasikan posisi struktur fisik pada pasien jauh

melampaui hafalan sederhana. Mengetahui nama berbagai cabang arteri karotis

eksterna tidak sama dengan kemampuan untuk memvisualisasikan perjalanan

arteri lingual dari asalnya di leher hingga ujungnya di lidah. Pemahaman

tentang anatomi membutuhkan pemahaman tentang konteks di mana

terminologi dapat diingat.1

Anatomi Mikroskopis Bagian dalam hati diisi dengan silinder kecil yang

tak terhitung banyaknya yang disebut lobulus hati, dengan panjang sekitar 2

mm dengan diameter 1 mm. Sebuah lobulus terdiri dari vena sentral yang

melewati intinya, dikelilingi oleh lempeng-lempeng sel kuboid yang memancar

yang disebut hepatosit. Bayangkan membuka lebar sebuah buku sampai sampul

1
Adam W.M. Mitchell Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy (Elsevier, Inc, 2018).

1
depan dan belakangnya bersentuhan. Halaman-halaman buku itu akan

menyebar di sekitar tulang belakang seperti lempengan-lempengan hepatosit

yang menyebar dari vena sentral lobulus hati. Setiap lempeng hepatosit

merupakan epitel setebal satu atau dua sel. Ruang antara lempeng adalah

saluran berisi darah yang disebut sinusoid hati. Ini dilapisi oleh endothelium

berfenestrasi yang memisahkan hepatosit dari sel darah, tetapi memungkinkan

plasma darah masuk ke ruang antara hepatosit dan endotelium. Hepatosit

memiliki batas sikat mikrovili yang menonjol ke dalam ruang ini. Penyaringan

darah melalui sinusoid datang langsung dari lambung dan usus. Setelah makan,

hepatosit menyerap glukosa, asam amino, zat besi, vitamin, dan nutrisi lain

darinya untuk metabolisme atau penyimpanan.2

Kata anatomi dan diseksi sama-sama berarti "memotong"; sampai abad

kesembilan belas, pembedahan disebut "anatomisasi." Di banyak sekolah ilmu

kesehatan, salah satu langkah pertama dalam melatih siswa adalah pembedahan

mayat, mayat manusia. Banyak wawasan tentang struktur manusia diperoleh

dari anatomi komparatif studi tentang banyak spesies untuk menguji persamaan

dan perbedaan serta menganalisis tren evolusi.3

Studi anatomi membutuhkan kosakata klinis yang mendefinisikan posisi,

gerakan, hubungan, dan bidang referensi, serta sistem tubuh manusia. Kajian

anatomi bisa berdasarkan wilayah tubuh atau sistem organ tubuh. Berdasarkan

konvensi, deskripsi anatomi tubuh manusia didasarkan pada seseorang dalam

posisi anatomis, sebagai berikut:

• Berdiri tegak dan menghadap ke depan


2
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function (New York: McGraw-Hill
Education, 2018).
3
Ibid.

2
• Lengan digantung di samping dengan telapak tangan menghadap ke depan

• Kaki dirapatkan dengan kaki menghadap maju4

2. Struktur Anatomi Dasar Dan Tubuh Manusia

Ada beberapa cara untuk meneliti struktur tubuh manusia. Yang paling

sederhana adalah inspeksi hanya melihat penampilan tubuh, seperti dalam

melakukan pemeriksaan fisik atau membuat diagnosis klinis dari penampilan

permukaan. Pemeriksaan fisik juga melibatkan sentuhan dan mendengarkan

tubuh. Palpasi berarti merasakan struktur dengan tangan, seperti meraba

pembengkakan kelenjar getah bening atau mengambil denyut nadi. Auskultasi

(AWS-cul-TAYshun) mendengarkan suara alami yang dibuat oleh tubuh,

seperti suara jantung dan paru-paru. Tetapi pemahaman yang lebih dalam

tentang tubuh bergantung pada pembedahan (dis-SEC-shun) dengan hati-hati

memotong dan memisahkan jaringan untuk mengungkapkan hubungannya. 5

Struktur yang dapat dilihat dengan mata telanjang baik dengan

pengamatan permukaan, radiologi, atau pembedahan disebut anatomi kasar.

Pada akhirnya, fungsi-fungsi tubuh dihasilkan dari sel-sel individualnya. Untuk

melihatnya, kami biasanya mengambil spesimen jaringan, mengiris tipis dan

mewarnainya, dan mengamatinya di bawah mikroskop. Pendekatan ini disebut

histologi (anatomi mikroskopis). Histopatologi adalah pemeriksaan mikroskopis

jaringan untuk tanda-tanda penyakit. Sitologi adalah studi tentang struktur dan

fungsi sel individu. Ultrastruktur mengacu pada detail halus, hingga ke tingkat

molekuler, yang diungkapkan oleh mikroskop elektron.6

4
John T. Hansen, Netter’s Clinical Anatomy (Elsevier Inc, 2019).
5
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.
6
Ibid.

3
Tubuh manusia sangat kompleks dan sangat konsisten secara anatomis,

tetapi variasi normal memang ada, sering kali terkait dengan ukuran, jenis

kelamin, usia, jumlah, bentuk, dan perlekatan. Variasi sangat umum pada

struktur berikut:

a. Tulang: ciri-ciri tulang (prosesus, duri, permukaan artikular) dapat

bervariasi tergantung pada gaya yang bekerja pada tulang.

b. Otot: mereka bervariasi menurut ukuran dan detail keterikatan mereka

(lebih baik mempelajari tindakan dan keterikatan umum mereka daripada

fokus pada pengecualian terperinci).

c. Organ: ukuran dan bentuk beberapa organ akan bervariasi tergantung pada

fisiologi normalnya atau perubahan patofisiologi yang telah terjadi

sebelumnya.

d. Arteri: secara mengejutkan konsisten, meskipun beberapa variasi terlihat

pada pola percabangan, terutama di leher bagian bawah (cabang subklavia)

dan di panggul (cabang iliaka interna).

e. Vena: mereka konsisten, meskipun variasi, terutama dalam ukuran dan

jumlah vena, dapat terjadi dan seringkali dapat ditelusuri ke perkembangan

embriologisnya yang kompleks; vena umumnya lebih banyak daripada

arteri, lebih besar, dan lebih bervariasi7

7
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.

4
Gambar 1. Tingkatan organisasi tubuh manusia. Setiap level lebih
kompleks dari level sebelumnya.

Struktur tubuh dapat dipelajari pada berbagai tingkat organisasi (Gbr. 1.).

Pertama, semua zat, termasuk bagian tubuh, terdiri dari bahan kimia yang

terdiri dari partikel submikroskopik yang disebut atom. Atom bergabung untuk

membentuk molekul, yang pada gilirannya dapat bergabung untuk membentuk

makromolekul. Misalnya, molekul yang disebut asam amino bergabung untuk

membentuk makromolekul yang disebut protein, yang membentuk sebagian

besar otot kita. Makromolekul ditemukan di semua sel, unit dasar semua

makhluk hidup. Di dalam sel terdapat organel, struktur kecil yang menjalankan

fungsi seluler. Misalnya, organel yang disebut nukleus secara khusus berkaitan

dengan reproduksi sel; organel lain, yang disebut mitokondria, memasok sel

dengan energi. Jaringan adalah tingkat organisasi berikutnya. Jaringan terdiri

dari jenis sel yang serupa dan melakukan fungsi tertentu. Organ terdiri dari

beberapa jenis jaringan dan melakukan fungsi tertentu dalam sistem organ.

Semua sistem tubuh bersama-sama membentuk organisme seperti, manusia.8

8
Sylvia S. Mader, Understanding Human Anatomy and Physiology (New York: The McGraw−Hill
Companies, 2004).

5
SOAL BAB I

1. Bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian sama besar kanan dan kiri

adalah

a. Bidang frontal

b. Bidang transversal

c. Bidang sagittal

d. Bidang ventral

e. Bidang longitudinal

2. Posisi anatomis yang menyatakan bagian atas tubuh adalah

a. Posterior

b. Dorsal

c. Superficial

d. Regional

e. Perkembangan

3. Bidang median adalah

a. Bidang yang membagi menjadi 2 bagian dari titik tertentu

b. Bidang yang terletak melintang

c. Memotong miring bidang

d. Bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian kanan dan kiri

e. Bidang vertical yang melalui tubuh

4. Istilah anatomi yang menunjukkan arah depan adalah

a. Anterior

b. Posterior

c. Superior

6
d. Inferior

e. Ventral

5. Istilah anatomi yang menunjukkan arah kiri adalah

a. Dextra

b. Sinistra

c. Medial

d. Lateral

e. Tibialis

7
BAB II

Sistem Integumen Dan Sistem Kerangka Kulit

1. Lapisan Kulit, Sirkulasi Pada Kulit, Kelenjar-Kelenjar Kulit

Kulit adalah organ terbesar dari tubuh. Terdiri dari epidermis dan dermis.

Epidermis adalah lapisan seluler luar epitel skuamosa berlapis, yang avaskular dan

ketebalannya bervariasi. Dermis adalah tempat tidur padat jaringan ikat vaskular. Kulit

berfungsi sebagai penghalang mekanis dan permeabilitas dan sebagai organ sensorik

dan termoregulasi. Hal ini juga dapat memulai respon imun primer.9\

Gambar 2. Lapisan Kulit.

Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh, terhitung sekitar 15% sampai

20% dari total massa tubuh, dan memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Perlindungan: terhadap abrasi mekanis dan respons imun, serta

pencegahan dehidrasi.

2. Pengaturan suhu: sebagian besar melalui vasodilatasi, vasokonstriksi,

penyimpanan lemak, atau aktivasi kelenjar keringat.

9
Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy.

8
3. Sensasi: disentuh oleh mekanoreseptor khusus seperti pacinian dan sel

darah Meissner; nyeri oleh nosiseptor; dan suhu oleh termoreseptor.

4. Regulasi endokrin: melalui sekresi hormon, sitokin, dan faktor

pertumbuhan, serta melalui sintesis dan penyimpanan vitamin D.

5. Sekresi eksokrin: melalui sekresi keringat dan sebum berminyak dari

kelenjar sebasea. Kulit terdiri dari dua lapisan (Gbr. 2):

6. Epidermis: adalah lapisan pelindung luar yang terdiri dari epitel gepeng

berlapis keratin yang berasal dari ektoderm embrionik.

7. Dermis: adalah lapisan jaringan ikat padat yang memberi kulit sebagian

besar ketebalan dan penyangganya, dan berasal dari mesoderm

embrionik.10

Fasia adalah jaringan ikat yang mengandung berbagai jumlah lemak

yang memisahkan, menopang, dan menghubungkan organ dan struktur,

memungkinkan pergerakan satu struktur relatif terhadap yang lain, dan

memungkinkan transit pembuluh darah dan saraf dari satu area ke area lain.

Ada dua kategori umum fasia: supersial dan dalam.11

2. Pembuluh Darah

Lapisan dermis sangat kaya akan pembuluh darah yang mensuplai kulit

dengan nutrisi penting, vitamin, oksigen, dan zat lain yang penting untuk

metabolisme sel-sel kulit, dan pembuluh darah adalah proses perluasan atau

perluasan pembuluh darah. Fungsi pembuluh darah di kulit diatur oleh sistem

saraf otonom atau saraf tak sadar dan juga dapat dipengaruhi oleh rangsangan

dan sinyal tertentu. Pembuluh darah berbeda dari tabung biasa, yang ukurannya

10
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.
11
Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy.

9
tetap. Karena lapisan otot polosnya, arteri dan vena bahkan dapat

menyesuaikan diameternya untuk melebar (vasodilatasi) dan berkontraksi

(vasokonstriksi).12

3. Saraf kulit dan pelengkap kulit

Dalam permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan

fungsi yang berbeda-beda, saraf pada kulit terdiri dari diantaranya yaitu:13

a. Korpuskula Paccini

 Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan

berupa tekanan atau saraf perasa tekanan kuat.

 Ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki,

jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen, dan genetalia

eksterna.

 Memiliki bentuk bundar atau lonjong dan besar (panjang 2 mm dan

diameter 0,5 hingga 1 mm), bentuk yang paling besar dapat dilihat

dengan mata telanjang karena bentuknya mirip bawang.

b. Korpuskula Ruffini

 Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan

panas.

 Ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi yang

memiliki sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung

akhir saraf yang menggelembung.

 Merupakan mekanoreseptor karena mirip dengan organ tendo golgi.

c. Korpuskula Meisner
12
TRIMAWATI, Bahan Ajar Patofisiologi (Ungaran: Universitas Ngudi Waluyo, 2021).
13
Maria Ann Kolarsick Paul A. J. Kolarsick, BS, ―Anatomy and Physiology of the Skin,‖ Journal of the
Dermatology Nurses’ Association 3, no. 4 (2011).

10
 Merupakan ujuang saraf perasa pada kulit yang peka terhadap

sentuhan.

 Terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting

dan genetalia.

 Berbentuk silindris.

 Sumbu panjangnya tegak lurus di permukaan kulit dan berukuran

sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.

d. Korpuskula Krause

 Merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap

rangsangan dingin.

 Ditemukan di daerah mikokutis (bibir dan genetalia eksterna) pada

dermis dan berhubungan dengan rambut.

 Berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron.

 Memiliki sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium.

 Di dalam korpuskula ini, serat ber-mielin kehilangan mielin dan

cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann.

 Seratnya mungki bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai

akhir saraf yang menggelembung sebagai gada.

 Untuk jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.

 Berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin

e. Lempeng Merkel

 Merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan.

 Terletak dekat permukaan kulit.

11
 Sel-sel Merkel bersama dengan badan Meissner terdapat di lapisan

kulit superfisial dan ditemukan kluster dibawah lengkungan ujung-

ujung jari yang menyusun sidik jari.

 Pada kulit berambut, ujung saraf Merkel membentuk kluster ke dalam

struktur epitelial khusus yang disebut ―touch domes‖ atau ―lempeng

rembut‖. Lempeng Merkel juga terdapat pada kelenjar Mammae.

4. Modalitas rasa kulit


a. Rasa mekanik mempunyai beberapa modalitas (kualitas) yaitu rasa tekan,

rasa raba, dan rasa geli yang berbeda di setiap bagian tubuh

tetentu. Dengan menggunakan aestesiometer dapat diketahui bagian kulit

yang paling peka terhadap rangsangan.

b. Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas.

Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa dingin/rasa panas dan

refleks pengaturan suhu tubuh.

c. Rasa propriosepsi berasal dari dalam tubuh sendiri atau disebut juga rasa

dalam.

d. Rasa nyeri timbul oleh rangsangan yang merusak. Rasa nyeri ini terutama

berfungsi untuk pelindungi, mencegah kerusakan lebih lanjut dari jaringan

yang terkena. Modalitas rasa nyeri dibagi atas submodalitas nyeri somatik

dan nyeri visera.

e. Rasa gatal merupakan bentuk khusus rasa nyeri yang timbul pada kondisi

perangsangan tertentu. Perangsangan yang berurutan dengan rangsangan

makin kuat.14

14
Psychologymania, ―Modalitas Rasa Kulit,‖ PT. Nirmala Satya Development.

12
SOAL BAB II

1. Yang termasuk tipe sel epidermis adalah, kecuali

a. Markell cells

b. Keratinosit

c. Korneum

d. Melanosit

e. Red cells

2. Fase pertumbuhan rambut yang merupakan fase istirahat yaitu

a. Anagen

b. Catagen

c. Endogen

d. Telogen

e. Sitogen

3. Stratum yang membedakan antara kulit tipis dan kulit tebal adalah

a. Stratum lucidum

b. Stratum korneum

c. Sratum spinosum

d. Stratum basal

e. Stratum melaneum

4. Folikel rambut yang berasal dari dermis dan mengandung keratinosit hidup yaitu

a. Korteks

b. Bulb

c. Matriks

d. Kutikula

11
e. Epidermis

5. Folikel rambut berpangkal pada lapisan kulit yang disebut

a. Epidermis

b. Dermis

c. Subkutan

d. Hypodermis

e. endodermis

12
BAB III

Sistem Musklularis (Kerangka Dan Sendi)

1. Sistem Kerangka, susunan otot kerangka

Gambar 3. Daerah Aksial dan Apendikular Kerangka. 15

Daerah Deskriptif Kerangka manusia dibagi menjadi dua daerah

deskriptif (Gbr. 3):

a. Kerangka aksial: meliputi tulang tengkorak, tulang belakang (tulang

belakang), tulang rusuk, dan tulang dada, yang membentuk ―sumbu‖ atau

garis tengah tulang tubuh (80 tulang). Wilayah aksial terdiri dari kepala,

leher (wilayah serviks), dan batang tubuh. Batang tubuh dibagi lagi

menjadi daerah toraks di atas diafragma dan daerah perut di bawahnya.

b. Rangka apendikular: termasuk tulang anggota badan, termasuk gelang

dada dan panggul, yang melekatkan anggota badan ke sumbu tubuh (134

tulang) Apendiks (AP-en-DIC-you-lur) wilayah tubuh terdiri dari anggota

15
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.

13
badan atas dan bawah (juga disebut pelengkap atau ekstremitas).

Ekstremitas atas termasuk lengan (daerah brakialis) (BRAY-kee-ul),

lengan bawah (daerah antebrachial9) (AN-teh-BRAYkee-ul), pergelangan

tangan (daerah karpal), tangan (daerah manual), dan jari (digit) .

Ekstremitas bawah meliputi paha (regio femoralis), tungkai (regio crural)

(CROO-rul), pergelangan kaki (regio tarsal), kaki (regio pedal), dan jari

kaki (digit). Dalam istilah anatomi yang ketat, lengan hanya mengacu pada

bagian ekstremitas atas antara bahu dan siku. Kaki hanya mengacu pada

bagian tungkai bawah antara lutut dan pergelangan kaki. 16

Gambar 4. Klasifikasi Tulang Berdasarkan Bentuknya.

Umumnya, manusia memiliki sekitar 214 tulang, meskipun jumlah ini

bervariasi, terutama dalam jumlah tulang sesamoid kecil yang mungkin ada.

(Banyak sumber mengklaim bahwa kita hanya memiliki 206 tulang, tetapi

mereka mengabaikan 8 tulang sesamoid pada tangan dan kaki.) Tulang rawan

melekat pada beberapa tulang, terutama di mana fleksibilitas penting, atau

16
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

14
menutupi permukaan tulang pada titik artikulasi. Sekitar 99% kalsium tubuh

disimpan dalam tulang, dan banyak tulang memiliki rongga sentral yang berisi

sumsum tulang kumpulan sel hemopoietik (pembentuk darah). Sebagian besar

tulang dapat diklasifikasikan menjadi salah satu dari lima bentuk (Gbr.4).

Fungsi sistem rangka antara lain :

• Mendukung.

• Perlindungan organ vital.

• Sebuah mekanisme, bersama dengan otot, untuk pergerakan.

• Penyimpanan kalsium dan garam lainnya, pertumbuhan faktor, dan sitokin.

• Sumber sel darah.

Berikut adalah dua jenis tulang:

• Kompak: adalah massa tulang yang relatif padat, umumnya terlihat sebagai

lapisan superfisial tulang, yang memberikan kekuatan.

• Spons (trabecular atau cancellous): kurang padat jaringan trabekula

pembuatan spikula tulang up substansi sebagian besar tulang dan sekitarnya

rongga sumsum bagian dalam.

Tulang panjang juga dibagi menjadi berikut:

• Epifisis: ujung tulang panjang, yang berkembang dari pusat ossiikasi

sekunder.

• Lempeng epifisis: tempat pertumbuhan memanjang; mengandung tulang

rawan di tulang yang tumbuh aktif.

• Metafisis: tempat pertemuan batang tulang epifisis dan lempeng epifisis.

• Diafisis: batang tulang panjang, yang mewakili pusat ossiikasi primer dan

situs di mana pertumbuhan lebar terjadi.

15
Sebagai jaringan yang hidup dan dinamis, tulang menerima suplai darah dari:

• Arteri nutrisi: biasanya satu atau beberapa lebih besar arteri yang melewati

diafisis dan memasok tulang kompak dan kenyal, juga sebagai sumsum

tulang.

• Arteri metafisis dan epifisis: biasanya muncul dari cabang artikular yang

mensuplai sendi.

• Arteri periosteal: banyak arteri kecil dari kapal yang berdekatan yang

memasok compact tulang.17

2. Sistem Persendian, Fuisiologi, Otot Kerangka

Tempat bertemunya dua elemen rangka disebut sendi. Dua kategori umum

sendi (Gbr. 5) adalah di mana: elemen kerangka dipisahkan oleh rongga (yaitu,

sendi sinovial); dan tidak ada rongga dan komponen-komponennya disatukan

oleh jaringan ikat (yaitu, sendi padat). Pembuluh darah yang melintasi sendi

dan saraf yang mempersarafi otot yang bekerja pada sendi biasanya

menyumbangkan cabang artikular ke sendi itu.

Gambar 5. Sambungan. Gambar 6. Sendi sinovial. A. Fitur utama dari


A. Sendi sinovial. B. Sambungan padat sendi sinovial.
B. Struktur aksesori yang berhubungan dengan
sendi sinovial.

17
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.

16
Sendi sinovial adalah hubungan antara komponen rangka di mana

elemen-elemen yang terlibat dipisahkan oleh rongga artikular yang sempit.

Selain mengandung rongga artikular, sendi ini memiliki sejumlah ciri khas

(Gbr.6). Pertama, lapisan tulang rawan, biasanya tulang rawan hialin,

menutupi permukaan artikulasi elemen kerangka. Dengan kata lain,

permukaan tulang biasanya tidak saling bersentuhan secara langsung.

Akibatnya, ketika sendi ini dilihat pada radiografi normal, celah lebar

tampaknya memisahkan tulang yang berdekatan karena tulang rawan yang

menutupi permukaan artikulasi lebih transparan terhadap sinar-X daripada

tulang. Fitur karakteristik kedua dari sendi sinovial adalah adanya kapsul

sendi yang terdiri dari membran sinovial bagian dalam dan membran brous

luar. Membran sinovial menempel pada tepi permukaan sendi pada

antarmuka antara tulang rawan dan tulang dan membungkus rongga artikular.

Membran sinovial sangat vaskular dan menghasilkan cairan sinovial, yang

meresap ke dalam rongga artikular dan melumasi permukaan artikulasi.

Kantung membran sinovial yang tertutup juga terdapat di luar sendi dimana

kantung tersebut membentuk bursa sinovial atau selubung tendon. Bursae

sering mengintervensi antara struktur, seperti tendon dan tulang, tendon dan

sendi, atau kulit dan tulang, dan mengurangi gesekan satu struktur bergerak di

atas yang lain. Selubung tendon mengelilingi tendon dan juga mengurangi

gesekan. Membran brous dibentuk oleh jaringan ikat padat dan mengelilingi

serta menstabilkan sendi. Bagian dari membran brous dapat menebal untuk

17
membentuk ligamen, yang selanjutnya menstabilkan sendi. Ligamen di luar

kapsul biasanya memberikan penguatan tambahan.18

18
Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy.

18
SOAL BAB III

1. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya dihubungkan oleh

a. Otot

b. Rangka

c. Kolagen

d. Sendi

e. Engsel

2. Sendi yang memungkinkan gerakan bebas hampir ke segala arah, yaitu

a. Sendi putar

b. Sendi pelana

c. Sendi engsel

d. Sendi peluru

e. Sendi mati

3. Sendi yang terdapat antara lengan atas dengan bahu adalah

a. Sendi putar

b. Sendi pelana

c. Sendi engsel

d. Sendi peluru

e. Sendi mati

4. Persendian yang terdapat pada siku adalah

a. Sendi peluru

b. Sendi pelana

c. Sendi putar

d. Sendi engsel

16
e. Sendi kaku

5. Sendi mati terdapat pada bagian

a. Tengkorak

b. Bahu

c. Siku

d. Ibu jari

e. Tangan

17
BAB IV

Sistem Pencernaan

1. Struktur Organ Pencernaan

b. Mulut - Rongga permulaan saluran pencernaan - Berhubungan dengan

bibir, pipi, palatum, dan lidah - Terdiri dari 2 bagian:

 Bag luar, vestibula dan bag dalam rongga mulut yang dibatasi sisinya

oleh tulang maksilatis dan gigi

 Seb. Belakang bersambung dengan orofaring - Fungsi: Untuk

menahan abrasi, mulut dilapisi lapisan epitelium; gusi, palatum keras

dan dorsum lidah yang sedikit mengandung keratinKemudian kelenjar

submaksilaris yang ada di rahang bawah, dan kelenjar sublingualis

yangberada di lidah.

c. Kerongkongan

Makanan yang digigit oleh gigi melewati tenggorokan dan masuk ke

kerongkongan. Faring adalah daerah yang menghubungkan saluran dari

rongga mulut ke kerongkongan. Kerongkongan adalah organ yang

berfungsi sebagai saluran makanan untuk mencapai lambung. Tidak ada

proses mencerna makanan di kerongkongan. Kerongkongan relatif lurus

dan sangat panjang, berdiameter sekitar 25 sentimeter dan diameter 2

sentimeter.

d. Lambung

Lambung adalah kantong tempat makanan disimpan sementara. Lambung

berada di rongga perut kiri di bawah rongga dada. Lambung memiliki

tiga bagian: bagian atas (jantung), bagian tengah (fundus), dan bagian

18
bawah (pylorus). Ada dua katup di kedua ujung perut. Sfingter esofagus

berdekatan dengan kerongkongan dan digunakan untuk menahan makanan

di lambung dan membuka saat makanan tertelan. Selanjutnya, sfingter

pilorus berdekatan dengan duodenum. Dimulai dalam proses pencernaan

protein.

e. Pankreas

- Berada dekat dengan kurvatura besar lambung

- Bagian kepala dikelilingi oleh duodenum & ekor berbatasan dengan

limpa

- Fungsi eksokrin

 Mensekresi cairan pankreatik yang memecah makanan

 Sel asinus (bagian dari sel sekretori) mengandung granul zymogen

dengan enzim pencernaan

- Fungsi endokrin

 Melepaskan insulin dan glukagon

f. Usus halus

Panjang usus halus sekitar 8,25 meter. Di usus halus, yang terdiri dari

duodenum, kotak sarang, dan usus yang dapat diserap, makanan diproses

oleh enzim pencernaan yang dihasilkan oleh empedu dari pankreas,

dinding usus kecil, dan kantong empedu. Ketiga usus tersebut bekerja

sama untuk menyelesaikan pencernaan makanan dan menjadi satu

kesatuan kecil yang diserap oleh pembuluh darah usus.

g. Usus besar

19
Kolon adalah apendiks, kolon asendens, kolon transversum, kolon

desendens, sigma, dan ujung rektum . Tugas utama usus besar adalah

menyerap air dan mineral dari sisa makanan. Ini mengeras dan membentuk

kotoran. Gerakan peristaltik kemudian mendorong feses ke arah rektum

hingga dikeluarkan dari anus.

 Tidak memiliki vili dan lipatan-lipatan sirkular, diameter lebih lebar,

panjang lebih pendek, daya rengang lebih besar dibanding usus halus

 Terdiri dari sekum, kolon, apendiks, dan rektum

 Fungsi : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus

yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi

padat.

 Memproduksi mucus, tidak mengandung enzim pencernaan

 Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil

selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam

setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan

tiamin) dan berbagai gas.19

Sistem GI mencakup tabung berlapis epitel yang dimulai dengan rongga mulut

dan meluas ke saluran anus, serta kelenjar terkait GI, termasuk yang berikut:

a. Kelenjar saliva: tiga kelenjar mayor dan ratusan kelenjar saliva minor

mikroskopis yang tersebar di seluruh mukosa mulut.

b. Hati : kelenjar padat terbesar dalam tubuh

c. Kandung empedu : berfungsi untuk menyimpan dan mengkonsentrasikan

empedu yang dibutuhkan untuk pencernaan lemak.

19
I Made Mertajaya, Ilmu Biomedik Dasar (UKI Press, 2019).

20
d. Pankreas: eksokrin penting (enzim pencernaan) dan organ endokrin.

Gambar 7. Gambaran Umum Sistem Gastrointestinal.

Tabung berlapis epitel yang merupakan saluran GI berukuran panjang sekitar

28 kaki (8 m) (dari mulut ke saluran anus) dan mencakup rongga dan struktur

viseral berikut (Gbr. 7):

a. Rongga mulut: lidah, gigi, dan kelenjar ludah.

b. Faring: tenggorokan, dibagi lagi menjadi nasofaring, orofaring, dan

laringofaring.

c. Esofagus: berjalan dari faring ke lambung.

d. Lambung: bagian saluran GI yang seperti kantung yang dapat diperluas.

e. Usus halus: dibagi lagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum.

21
f. Usus besar: terbagi lagi menjadi sekum, kolon asendens, kolon

transversum, kolon desendens, kolon sigmoid, rektum, dan kanalis

analis.20

2.Proses Pencernaan

a. Motilitas, kontraksi otot untuk mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan

b. Sekresi, getah pencernaan disekresikan ke dalam saluran pencernaan oleh

kelenjar eksokrin

c. Pencernaan, pemecahan makanan dari struktur kompleks menjadi struktur

yang lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim dalam sistem pencernaan

b. Penyerapan terjadi di usus kecil. Air, vitamin, elektrolit, dan produk

pencernaan melewati lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau getah

bening.

Aktivitas dalam saluran cerna

 Ingesti : pengambilan makanan masuk ke saluran cerna

 Propulsi : menelan dan peristaltis

 Peristaltis : gerakan kontraksi dan relaksasi otot-otot pada dinding organ

 Digesti mekanik : mengunyah, mencampur, mengaduk makanan.

Dilakukan oleh gigi. Makanan bercampur dengan saliva sebelum ditelan

 Digesti kimia : penguraian makanan/katabolic secara hidrolisis (molekul

besar à kecil).

 Absorbsi : gerakan nutrient dari saluran cerna ke darah atau limpa21

20
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.
21
Mertajaya, Ilmu Biomedik Dasar.

22
SOAL BAB 1V

1. Pada manusia, urutan sistem pencernaan yang benar adalah….

a. Mulut – tenggorokan – usus besar – usus halus – anus

b. Mulut – kerongkongan – lambung – usus halus – anus

c. Mulut – kerongkongan – usus halus – lambung – usus besar – anus

d. Mulut – kerongkongan – lambung – usus halus – usus besar – anus

e. Mulut – kerongkongan – lambung – usus besar – usus halus – anus

2. Sistem yang berproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang

berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh adalah....

a. Sistem pencernaan

b. Sistem ekskresi

c. Sistem reproduksi

d. Sistem respirasi

e. Sistem pernafasan

3. Parotitis merupakan gangguan sistem pencernaan yang diakibatkan oleh ….

a. Infeksi kelenjar ludah

b. Radang usus halus

c. Radang dinsing lambung

d. Infeksi usus buntu

e. Infeksi usus halus

4. Bagian Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Adapun Proses

penyerapan bahan makanan terjadi di bagian….

21
a. Ileum dan jejunum

b. Duodenum dan jejunum

c. Ileum dan duodenum

d. Jejunum

e. ileum

5. Agar makanan mudah dicerna, dalam pencernaan mekanik makanan dicampur

enzim ptialin yang terdapat didalam .....

a. Mulut

b. Usus besar

c. Lambung

d. Usus halus

e. Pancreas

22
BAB V

Sistem Pernafasan

1. Organ Pernafasan

Gambar8. Anatomi Daerah Hidung. (a) Permukaan


ilmu urai. (b) Jaringan ikat yang membentuk hidung.
a. Hidung

Hidung memiliki beberapa fungsi: Menghangatkan, membersihkan, dan

melembabkan udara yang dihirup; mendeteksi bau; dan berfungsi sebagai

ruang beresonansi yang menguatkan suara. Ini memanjang dari sepasang

lubang anterior yang disebut lubang hidung, atau nares (NAIR-eze)

(tunggal, naris), ke sepasang lubang posterior yang disebut lubang hidung

posterior, atau choanae1 (co-AH-nee). Bagian wajah hidung dibentuk oleh

tulang dan tulang rawan hialin. Setengah bagian superiornya ditopang oleh

sepasang tulang hidung kecil di medial dan rahang atas di lateral. Setengah

bagian bawah ditopang oleh kartilago lateral dan alar (gbr.8). Dengan

meraba hidung Anda sendiri, Anda dapat dengan mudah menemukan batas

antara tulang di atas dan tulang rawan yang lebih fleksibel di bawah. Bagian

melebar di ujung bawah hidung, disebut ala nasi2 (AIL-ah NAZE-mata),

dibentuk oleh kartilago alar dan jaringan ikat padat. Ruang internal hidung,

23
yang disebut rongga hidung, dibagi menjadi bagian kanan dan kiri yang

disebut fossa hidung. Dinding pemisah adalah lempeng vertikal, septum

hidung, terdiri dari tulang dan tulang rawan hialin. Vomer membentuk

bagian inferior septum, lempeng tegak lurus tulang ethmoid membentuk

bagian superiornya, dan kartilago septum membentuk bagian anterior. 22

Gambar 9. Anatomi Saluran Pernapasan Atas. (a) Bagian tengah kepala. (b)
Anatomi dalam. (c) Septum hidung dan daerah faring.
b. Faring

Faring (FAIR-tinta, FAR-inks) adalah corong berotot yang memanjang

sekitar 13 cm (5 in.) dari lubang hidung posterior ke laring. Ia memiliki tiga

wilayah: nasofaring, orofaring, dan laringofaring (gbr. 9). Nasofaring

terletak distal dari lubang hidung posterior dan di atas langit-langit lunak. Ia

menerima tabung pendengaran (eustachius) dari telinga tengah dan rumah

tonsil faring. Udara yang dihirup berubah 90° ke bawah saat melewati

nasofaring. Partikel yang relatif besar (>10 m) umumnya tidak dapat

berbelok karena inersianya. Mereka bertabrakan dengan dinding nasofaring

dan menempel pada mukosa di dekat amandel, yang diposisikan dengan

22
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

24
baik untuk merespon patogen di udara. Orofaring adalah ruang antara

margin posterior langit-langit lunak dan epiglotis. Laringofaring (la-RIN-

go-FAIR-inks) sebagian besar terletak di posterior laring, memanjang dari

margin superior epiglotis hingga margin inferior kartilago krikoid.

Kerongkongan dimulai pada titik itu. Nasofaring hanya melewatkan udara

dan dilapisi oleh epitel kolumnar berlapis semu, sedangkan orofaring dan

laringofaring melewatkan udara, makanan, dan minuman dan dilapisi oleh

epitel skuamosa berlapis. Otot-otot faring memainkan peran penting dalam

menelan dan berbicara.

c. Laring

Laring (LAIR-tinta) adalah ruang tulang rawan dengan panjang sekitar 4 cm

(1,5 inci). Fungsi utamanya adalah untuk menjaga makanan dan minuman

keluar dari jalan napas, tetapi ia mengembangkan peran tambahan produksi

suara (fonasi) pada banyak hewan; oleh karena itu, kami menganggapnya

sebagai "kotak suara". Pembukaan superior laring dilindungi oleh lipatan

jaringan yang disebut epiglotis.4 Saat istirahat, epiglotis berdiri hampir

vertikal. Namun, selama menelan, otot-otot ekstrinsik laring menarik laring

ke atas menuju epiglotis, lidah mendorong epiglotis ke bawah untuk

bertemu dengannya, dan epiglotis menutup jalan napas dan mengarahkan

makanan dan minuman ke kerongkongan di belakangnya. Namun, lipatan

vestibular laring, yang dibahas segera, memainkan peran yang lebih besar

dalam menjaga makanan dan minuman keluar dari jalan napas.23

d. Trakea

23
Ibid.

25
Trakea (TRAY-kee-uh), atau ―tenggorokan‖, adalah tabung kaku dengan

panjang sekitar 12 cm (4,5 inci) dan diameter 2,5 cm (1 inci), di depan

esofagus. Hal ini didukung oleh 16 sampai 20 cincin berbentuk C dari

tulang rawan hialin. Trakea diberi nama untuk tekstur bergelombang yang

diberikan oleh cincin ini10; Anda harus dapat meraba beberapa di antara

laring dan sternum Anda. Seperti spiral kawat dalam selang penyedot debu,

cincin tulang rawan memperkuat trakea dan mencegahnya runtuh saat Anda

menarik napas. Bagian terbuka dari C menghadap ke posterior, di mana ia

direntangkan oleh otot polos, trakea . Celah di C memungkinkan ruang bagi

kerongkongan untuk mengembang saat makanan yang tertelan lewat. Otot

trakea berkontraksi atau berelaksasi untuk mengatur aliran udara.24

e. Bronkiolus

Cabang dari bronkus. Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan dan memiliki

rongga silia. Setiap bronkus bermuara ke alveolus. Bronkiolus ditandai

dengan tidak adanya tulang rawan dan kelenjar di mukosa. Pada tahap awal

bronkiolus, cabang-cabangnya hanya didistribusikan oleh sel-sel bulat dan

epitel. Bronkiolus berfungsi sebagai media yang menghubungkan oksigen

yang dihirup ke paru-paru.

f. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di rongga dada bagian atas, dengan sisi yang dikelilingi

oleh otot dan tulang rusuk dan bagian bawah dikelilingi oleh diafragma otot

yang kuat. Paru-paru terdiri dari dua bagian. Yaitu paru-paru kanan (Pulmo

24
Ibid.

26
dexter) yang terdiri dari tiga lobus, dan paru-paru kiri (Pulmo sinister) yang

terdiri dari dua lobus.25

2. Fisiologi pernafasan

h. Ventilasi

Pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru. Dipengaruhi oleh: a)

pusat pernapasan b) bahan kimia dalam cairan serebrospinal c) tekanan

parsial co2 d) tekanan parsial o2 e) ph f) nyeri, suhu, emosi, g) faktor lain

seperti aktivitas fisik ventilasi yang efektif: pembukaan jalan napas, dilatasi

efektif paru-paru dan bronkus, sistem muskuloskeletal dinding dada yang

memadai, dan rasio normal antara volume udara yang dihirup dan volume

paru-paru. Diukur dengan gas darah.

i. Perfusi dan difusi (pertukaran gas)

Perfusi adalah suplai darah ke paru-paru. Pertukaran gas di alveolus karena

perbedaan tekanan Difusi O2 dan CO2. Respirasi eksternal = Pertukaran O2

dan CO2 di alveolus Respirasi internal terjadi secara intraseluler

(transportasi).

j. Transportasi

Transportasi oksigen ke jaringan terjadi dalam bentuk oksihemoglobin, dan

transportasi CO2 terjadi dalam bentuk bikarbonat 65 m darah,

karbaminohemoglobin, dan asam karbonat. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Transportasi: Sel Darah Merah Curah Jantung Memuat Nilai

Hematokrit Darah.26

25
Mertajaya, Ilmu Biomedik Dasar.
26
Ibid.

27
SOAL BAB V

1. Pada pernapasan dada, otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang

rusuk…

a. Terangkat dan rongga dada membesar

b. Mengecil dan rongga dada mengecil

c. Terangkat dan rongga dada mengecil

d. Mengecil dan rongga dada membesar

e. Membesar dan rongga dada mengecil

2. Keluarnya udara pernapasan dari paru-paru adalah karena rongga dada…

a. Membesar, tekanan udara paru-paru membesar

b. Mengecil, tekanan udara paru-paru mengecil

c. Mengecil, tekanan udara paru-paru membesar

d. Membesar, tekanan udara paru-paru mengecil

e. Membesar, tekanan udara paru-paru membesar

3. Yang bukan merupakan factor yang mempengaruih pernapasan…

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Aktivitas tubuh

d. Suhu lingkungan

e. Suhu tubuh

4. Volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan

ekspirasi sekuat-kuatnya disebut…

a. Udara pernapasan

b. Kapasitas vital paru-paru

26
c. Udara komplementer

d. Udara segar

e. Udara residu

5. Kapasitas vital paru-paru adalah…

a. Udara yang masuk dan keluar dari paru-paru

b. Udara yang dapat masuk dan keluar dari paru-paru

c. Udara yang dapat keluar sekuat-kuatnya dari paru-paru

d. Udara maksimum yang dapat keluar dan masuk paru-paru

e. Udara sisa

27
BAB VI

Sistem Darah dan Sistem Kardiovaskuler

1. Komponen Padat Darah

Sel darah merah (eritrosit) adalah komponen seluler paling banyak dalam

darah yang mencakup sekitar 94% sel. Ini setara dengan jumlah sel 4.6-

6.1x1012/l pada pria dan 4.2-5.4x1012/l pada wanita. Mereka adalah cakram

bikonkaf yang, pada saat mereka memasuki sirkulasi, tidak memiliki nukleus

atau organel. Diameternya 6.5-8.5 mm dan tebal 1.5-2.5 mm. Bentuk unik ini

memberi mereka area permukaan yang besar untuk memfasilitasi pertukaran

gas dan juga berubah bentuk secara reversibel untuk memungkinkan lewatnya

lapisan kapiler. Rentang hidup rata-rata sel darah merah dalam sirkulasi adalah

120 hari.27

Sel darah putih, atau leukosit, jumlahnya lebih sedikit dalam darah

dibandingkan eritrosit, berkisar antara 45 hingga 7000 sel per mikroliter darah

dalam kondisi normal. Mereka tidak mengandung hemoglobin, tetapi memiliki

inti dan organel lainnya. Fungsinya adalah untuk mempertahankan tubuh

terhadap patogen dan membuang sel-sel yang rusak, racun, dan produk limbah

lainnya. Beberapa jenis leukosit dapat diidentifikasi dengan menggunakan

pewarnaan Wright atau Giemsa. Leukosit dapat dibagi menjadi granulosit

(neutrofil, eosinofil dan basofil) dan agranulosit (monosit dan limfosit). Tata

nama ini agak menyesatkan, karena kedua jenis leukosit mengandung vesikel

sekretori dan lisosom; namun, pada agranulosit hal ini sulit diamati di bawah

mikroskop cahaya.28

27
Amy Glenn. Catherine E Armstrong, Physiology of Red and White Blood Cells (Elsevier Ltd, 2019).
28
Nick Ashton, ―Physiology of Red and White Blood Cells,‖ Elsevier Ltd 8, no. 5 (2007).

28
2. Komponen Cair Darah

Gambar 10. Komponen Darah. Sentrifugasi sampel darah memisahkan


eritrosit dari buffy coat (sel darah putih dan trombosit) dan plasma. Hematokrit
adalah persentase volume yang terdiri dari eritrosit.

Meskipun plasma darah tidak memiliki anatomi yang dapat kita pelajari

secara visual, kita tidak dapat mengabaikan pentingnya sebagai matriks

jaringan ikat cair yang kita sebut darah. Plasma adalah campuran kompleks air,

protein, nutrisi, elektrolit, limbah nitrogen, hormon, dan gas (Gbr.10). Ketika

gumpalan darah dan padatan dihilangkan, cairan yang tersisa adalah serum

darah. Serum pada dasarnya identik dengan plasma kecuali tidak adanya

protein pembekuan fibrinogen. Protein adalah zat terlarut plasma yang paling

melimpah menurut beratnya, dengan total 6 sampai 9 g/dL. Protein plasma

memainkan berbagai peran termasuk pembekuan, pertahanan melawan

patogen, dan transportasi zat terlarut lain seperti besi, tembaga, lipid, dan

29
hormon hidrofobik. Ada tiga kategori utama protein plasma: albumin, globulin,

dan fibrinogen (Gbr.10).

Banyak protein plasma lainnya sangat diperlukan untuk kelangsungan

hidup, tetapi jumlahnya kurang dari 1% dari total. Albumin adalah protein

plasma terkecil dan paling melimpah. Ini berfungsi untuk mengangkut berbagai

zat terlarut dan buffer pH plasma darah. Ini juga memberikan kontribusi besar

pada dua sifat fisik darah: viskositas dan osmolaritasnya, yang akan dibahas

segera. Melalui pengaruhnya terhadap kedua variabel ini, perubahan

konsentrasi albumin dapat secara signifikan mempengaruhi volume, tekanan,

dan aliran darah. Globulin dibagi menjadi tiga subkelas; dari terkecil hingga

terbesar dalam berat molekul, mereka adalah globulin alfa (α), beta (β), dan

gamma (γ). Globulin memainkan berbagai peran dalam transportasi zat terlarut,

pembekuan, dan kekebalan. Fibrinogen adalah prekursor larut dari fibrin,

protein lengket yang membentuk kerangka bekuan darah. Beberapa protein

plasma lainnya adalah enzim yang terlibat dalam proses pembekuan. Hati

menghasilkan sebanyak 4 g protein plasma per jam, menyumbangkan semua

protein utama kecuali gamma globulin. Gamma globulin berasal dari sel

plasma—sel jaringan ikat yang diturunkan dari sel darah putih yang disebut

limfosit B.29

3. Fisiologi jantung

Sampai abad keenam belas, darah dianggap mengalir langsung dari

ventrikel kanan ke kiri melalui pori-pori tak terlihat di septum. Ini tentu saja

tidak benar. Darah disimpan sepenuhnya terpisah di sisi kanan dan kiri jantung.

29
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

30
(Gambar 11) menunjukkan jalur darah saat mengalir dari atrium kanan melalui

tubuh dan kembali ke titik awal. Darah yang telah melalui sirkuit sistemik

kembali melalui vena kava superior dan inferior ke atrium kanan. Mengalir

langsung dari atrium kanan, melalui katup AV (trikuspid) kanan, ke ventrikel

kanan. Ketika ventrikel kanan berkontraksi, ia mengeluarkan darah melalui

katup pulmonal ke dalam batang paru, dalam perjalanannya ke paru-paru untuk

menukar karbon dioksida dengan oksigen.

Gambar 11. Jalur Aliran Darah Melalui Jantung. Jalur dari 4 hingga 6
adalah sirkuit pulmonal, dan jalur dari 9 hingga 11 adalah sirkuit sistemik.
Panah ungu menunjukkan darah yang miskin oksigen; panah oranye
menunjukkan darah yang kaya oksigen.

Darah kembali dari paru-paru melalui dua vena pulmonalis di kiri dan

dua di kanan; keempatnya bermuara di atrium kiri. Darah mengalir melalui

katup AV (mitral) kiri ke dalam ventrikel kiri. Kontraksi ventrikel kiri

mengeluarkan darah ini melalui katup aorta ke dalam aorta asendens, dalam

perjalanannya ke perjalanan lain di sekitar sirkuit sistemik.

4. Anatomi Sistem Pembuluh Darah

31
Arteri membawa darah keluar dari jantung. Arteri bercabang semakin

kecil, dan arteri terkecil akhirnya membentuk arteri halus yang disebut arteriol.

Ketebalan lapisan otot arteri (arteriol) berkurang. Dinding arteriol terkecil

hanya terdiri dari endotelium dan beberapa serat otot polos yang

mengelilinginya.

Arteriol dihubungkan oleh kapiler, dengan pembuluh darah terbesar dan

terkecil. Diameter kapiler sangat kecil sehingga sel darah merah harus

melewati kapiler dalam satu file. Dinding kapiler hanya terdiri dari endotelium

dan dapat bertukar zat antara darah dan sel somatik di kapiler.

Distribusi kapiler dalam jaringan tubuh tergantung pada aktivitas

metabolisme masing-masing jaringan. Saat darah mengalir melalui kapiler, ia

memasuki venula, yang merupakan venula. Beberapa kapiler terhubung untuk

membentuk venula. Venula terkecil hanya terdiri dari endotelium dan jaringan

ikat, sedangkan venula yang lebih besar juga mengandung jaringan otot polos.

Venula bergabung untuk membentuk pembuluh darah kecil.

5. Fisiologi Vaskuler

Kecepatan aliran darah berbanding terbalik dengan luas penampang

seluruh pembuluh darah. Karena itu, ketika jumlah arteri mencapai kapiler, itu

melambat. Kecepatan vena meningkat saat darah kembali ke jantung .

Tekanan darah adalah tekanan yang darah terkena di arteri sebagai

jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh manusia. Tekanan darah

ditentukan dengan dua pengukuran dan biasanya diukur sebagai berikut:

120/80 mmHg.30

30
Sumiyati Sa’adah, Sistem Peredaran Darah (Bandung: UIN SUNAN GUNUNG DJATI, 2018).

32
SOAL BAB VI

1. Yang dahulu diduga sebagai penyebab penyakit katup jantung adalah

a. Rematik

b. Olahraga yang berlebihan

c. Lemak

d. a,b,c benar

e. semua salah

2. jenis-jenis penyakit katup jantung, kecuali

a. regurgitasi aorta

b. stenosis aorta

c. stenosis vena

d. regurgitasi mitralis

e. stenosis mirtalis

3. berikut ini yang terjadi pada disfungsi katup stenosis

a. peningkatan tekanan jantung

b. pemompaan darah lebih banyak

c. penurunan tekanan jantung

d. penurunan darah yang dipompa

e. semua salah

4. bakteri penyebab terjadinya katup jantung adalah

a. streptobasil

b. sarccina

c. staphylokokus

d. vibrio

31
e. streptokokus

5. temuan yang diamati pada stenosis mitralis adalah

a. radiografi dada

b. auskultasi

c. kateterisasi jantung

d. EKG

e. Temuan hemodinamik

32
BAB VII

Sistem Perkemihan

1. Struktur Organ Perkemihan

Gambar 12. Bagian panggul dari sistem kemih.

Sistem kemih Bagian panggul dari sistem kemih terdiri dari bagian

terminal ureter, kandung kemih, dan bagian proksimal uretra (Gbr. 12)

Ureter Ureter memasuki rongga panggul dari perut dengan melewati

pintu atas panggul (Gbr. 12). Di setiap sisi, ureter melintasi pintu atas panggul

dan memasuki rongga panggul di daerah anterior percabangan arteri iliaka

komunis. Dari titik ini, berlanjut sepanjang dinding panggul dan lantai untuk

bergabung dengan dasar kandung kemih. Di panggul, ureter dilintasi oleh:

duktus deferens pada pria, dan arteri uterina pada wanita.

Kandung kemih adalah elemen paling anterior dari visera panggul.

Meskipun seluruhnya terletak di rongga panggul saat kosong, ia mengembang

secara superior ke dalam rongga perut saat penuh (Gbr. 12). Kandung kemih

33
yang kosong berbentuk seperti piramida tiga sisi yang terbalik dan terletak di

salah satu tepinya (Gbr. 13A). Ini memiliki puncak, dasar, permukaan superior,

dan dua permukaan lateral infero (Gbr. 13A). Puncak kandung kemih

diarahkan ke atas simfisis pubis; sebuah struktur yang dikenal sebagai ligamen

umbilikalis median (sisa dari urachus embriologis yang berkontribusi pada

pembentukan kandung kemih) berlanjut dari superior ke dinding perut anterior

ke umbilikus. Dasar kandung kemih berbentuk seperti segitiga terbalik dan

menghadap posteroinferior. Kedua ureter memasuki kandung kemih di masing-

masing sudut atas dasar, dan uretra mengalir ke inferior dari sudut bawah dasar

(Gbr. 13A, B).

Gambar 13. Kandung kemih. A. Pandangan superolateral. B.trigonum.


Pandangan anterior dengan bagian anterior kandung kemih dipotong.

Di dalam, lapisan mukosa di dasar kandung kemih halus dan melekat

erat pada lapisan otot polos dinding yang mendasarinya—tidak seperti di

tempat lain di kandung kemih di mana mukosa terlipat dan melekat secara

longgar ke dinding. Area segitiga halus antara bukaan ureter dan uretra di

34
bagian dalam kandung kemih dikenal sebagai trigonum (Gbr. 13B). Permukaan

inferolateral vesika urinaria terletak di antara otot levator ani diafragma pelvis

dan otot obturator internus yang berdekatan di atas perlekatan diafragma

pelvis. Permukaan superior sedikit berkubah saat kandung kemih kosong; itu

balon ke atas sebagai lls kandung kemih.31

Wanita memiliki sfingter uretra eksternal yang terdiri dari otot rangka di

bawah kontrol sukarela dan dipersarafi oleh serat saraf somatik di saraf

pudendal (S2-S4). Laki-laki memiliki sfingter uretra sebagai berikut:

 Sfingter internal: sfingter involunter otot polos di leher kandung kemih dan

bagian dalam dibatasi oleh serat simpatis dari L1 sampai L2; selama

ejakulasi, ia berkontraksi dan mencegah air mani memasuki kandung

kemih.

 Sfingter eksternal: sfingter volunter otot rangka yang mengelilingi uretra

membranosa dan dipersarafi oleh serabut saraf somatik di nervus pudendus

(S2-S4).

Berkemih (kencing/berkemih) terjadi dengan urutan kejadian berikut:

 Biasanya, serat simpatis mengendurkan dinding kandung kemih dan

menyempitkan sfingter uretra internal (otot polos di sekitar leher kandung

kemih, hanya ada pada laki-laki), sehingga menghambat pengosongan.

 Berkemih diprakarsai oleh stimulasi reseptor regangan (aferen memasuki

sumsum tulang belakang melalui saraf splanknikus panggul, S2-S4) yang

terletak di otot detrusor (halus) kandung kemih saat kandung kemih mulai

terisi.

31
Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy.

35
 Eferen parasimpatis (splanknikus panggul) menginduksi kontraksi refleks

otot detrusor dan relaksasi sfingter internal (khusus pria), meningkatkan

keinginan untuk berkemih.

 Bila perlu untuk berkemih (dan kadang-kadang tidak!), eferen somatik

melalui nervus pudendus (S2-S4) menyebabkan relaksasi volunter sfingter

uretra eksternal, dan kandung kemih mulai kosong. Pada kedua jenis

kelamin, sfingter uretra eksternal (otot rangka di bawah kendali volunter)

berelaksasi sehingga pengeluaran urin dapat terjadi.

 Saat berkemih selesai, sfingter uretra eksterna berkontraksi (pada laki-laki

otot bulbospongiosus berkontraksi juga untuk mengeluarkan beberapa

tetes urin terakhir dari uretra spongiosa), dan otot detrusor berelaksasi di

bawah kendali simpatis.32

2. Fisiologi Sistem Perkemihan

Ginjal menghasilkan urin, yang mengandung produk sisa metabolisme

dan mengatur cairan tubuh melalui tiga proses utama.:

b. Filtrasi glomerulus

 Definisi. Filtrasi glomerulus adalah pergerakan cairan dan zat terlarut

dari kapiler glomerulus ke kantung Bowman di bawah gradien

tekanan tertentu.

 Mekanisme filtrasi glomerular

- Tekanan hidrostatik (darah) gromerular mendorong cairan dan zat

terlarut keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul Bowman. \

32
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.

36
- Dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik

gromerular.

- Tekanan filtrasi efektif (effective filtration force [ EFP]) adalah

tekanan dorong netto.

 Laju filtrasi glomerular (glomerular filtration rate [GFR]) adalah

jumlah filtrat yang terbentuk per menit pada semua nefron dari kedua

ginjal. Pada laki-laki, laju filtrasi ini sekitar 125 ml/menit atau 180 L

dalam 24 jam; pada perempuan 110 ml/menit.

 Faktor yang mempengaruhi GFR

- Tekanan filtrasi efektif.

- Auto regulasi ginjal.

- Stimulasi simpatis.

- Obstruksi aliran urinaria

- Kelaparan, diet sangat rendah protein, atau penyakit hati

- Berbagai penyakit ginjal

 Komposisi filtrat glomerular

- Filtrat dalam kapsul Bowman identik dengan filtrat plasma dalam

hal air dan zat terlarut dengan berat molekul rendah, seperti

glukosa, klorida, natrium, kalium, fosfat, urea, asam urat, dan

kreatinin.

- Sejumlah kecil albumin plasma dapat terfiltrasi, tetapi sebagian

besar diabsorpsi kembali dan secara nrmal tidak tampak pada

urin.

37
- Sel darah merah dan protein tidak difiltrasi. Penampakannya

dalam urin menandakan suatu abnormalitas. Penampakan sel

darah putih biasanya menandakan adanya infeksi bakteri pada

traktus urinaria bagian bawah.33

33
Raimundus Chalik, Anatomi Fisiologi Manusia (Jakarta: Pusdiknas, 2016).

38
SOAL BAB VII

1. Ginjal membuang zat yang tidak diinginkan dengan cara

a. Difusi

b. Sekresi

c. Filtrasi

d. Ekskresi

e. Osmosis

2. Apabila banyak makan sayur-sayuran maka urin akan bersifat

a. Asam

b. Basa

c. Netral

d. Alkalis

e. Toksis

3. Material yang masuk ke dalam kapsula bowman disebut

a. Filtrasi

b. Filtrate

c. Osmotic air

d. Cairan peritubular

e. Molekul organic

4. Proses absorbs terjadi secara pasif dikenal dengan istilah

a. Obligator reabsorbsi

b. Alkalis

c. Aliran darah ginjal

d. Tekanan arteri renal

39
e. Tekanan vena renal

5. Factor yang mempengaruhi filtrasi dalam glomerulus adalah seperti, kecuali

a. Aliran darah ginjal

b. Tekanan filtrasi

c. Luas permukaan filtrasi

d. Permeabilitas membrane filtrasi

e. Tekanan melawan filtrasi

40
BAB VIII

Struktur Organ Reproduksi

Gambar 14. Sistem reproduksi.

6. Sistem reproduksi Pria

Sistem Reproduksi Wanita Sistem reproduksi wanita terdiri dari struktur

berikut (Gbr. 14):

a. Ovarium: gonad berpasangan dari sistem reproduksi wanita; menghasilkan

sel germinal wanita yang disebut ovum (oosit, telur) dan mengeluarkan

hormon estrogen dan progesteron.

b. Tuba uteri (tuba fallopi): saluran berpasangan yang memanjang dari

dinding superolateral uterus dan terbuka sebagai corong imbriasi ke dalam

rongga panggul yang berdekatan dengan ovarium, untuk "menangkap"

oosit saat berovulasi.

41
c. Rahim: organ berotot (otot polos) berbentuk buah pir berongga yang

melindungi dan memelihara janin yang sedang berkembang.

d. Vagina: tabung ibromuskular yang dapat diregangkan (juga disebut jalan

lahir) dengan panjang kira-kira 8 sampai 9 cm yang memanjang dari

serviks uteri (leher) sampai vestibulum.

7. Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi pria terdiri dari struktur berikut (lihat Gambar 14):

a. Testis: gonad berpasangan dari sistem reproduksi pria, berbentuk telur dan

seukuran kastanye; menghasilkan sel germinal jantan, spermatozoa, dan

berada di skrotum (dieksternalisasi dari rongga abdominopelvic).

b. Epididimis: tubulus berbelit-belit yang menerima spermatozoa dan

menyimpannya saat matang.

c. Duktus (vas) deferens: saluran berotot (otot polos) dengan panjang sekitar

40 sampai 45 cm yang membawa sperma dari epididimis ke duktus

ejakulatorius (vesikula seminalis).

d. Vesikula seminalis: sepasang kelenjar tubulus yang terletak di posterior

kelenjar prostat, panjangnya sekitar 15 cm; menghasilkan cairan mani dan

bergabung dengan duktus deferens di duktus ejakulatorius.

e. Kelenjar prostat: kelenjar seukuran buah kenari yang mengelilingi uretra

saat keluar dari kandung kemih; menghasilkan cairan prostat, yang

ditambahkan ke air mani (sperma tersuspensi dalam sekresi kelenjar).

f. Uretra: saluran yang melewati kelenjar prostat, memasuki penis, dan

membawa air mani untuk dikeluarkan dari tubuh saat ejakulasi.34

34
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.

42
Pada manusia, atribut fisik yang berkontribusi pada ketertarikan seksual

dikondisikan secara budaya sehingga lebih sulit untuk mengidentifikasi karakteristik

seks sekunder apa yang secara biologis fundamental. Secara umum diterima seperti itu

pada kedua jenis kelamin adalah rambut kemaluan dan ketiak dan kelenjar aroma yang

terkait, dan nada suara. Ciri-ciri lain yang umumnya dianggap sebagai ciri-ciri seks

sekunder laki-laki adalah rambut wajah, rambut yang relatif kasar dan terlihat pada

batang tubuh dan tungkai, dan fisik yang relatif berotot. Pada wanita, mereka termasuk

distribusi lemak tubuh, pembesaran payudara (tidak tergantung pada laktasi), dan

penampilan kulit yang relatif tidak berambut.

Gambar 15. Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak perempuan

Pubertas terjadi sebagai akibat dari peningkatan sekresi gonadotropin-releasing

hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti oleh serangkaian perubahan kompleks dalam

sistem endokrin, termasuk sistem umpan balik negatif dan positif. Urutan ini diikuti

dengan munculnya ciri-ciri seksual sekunder, pertumbuhan yang cepat, dan motivasi

reproduksi. Hormon pelepas gonadotropin dilepaskan dalam jumlah yang signifikan

pada usia 10 minggu, mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 minggu, dan

menurun lagi pada akhir kehamilan. Hal ini diduga karena pematangan sistem umpan

balik hipotalamus karena peningkatan kadar estrogen perifer. Saat lahir, GnRH

43
meningkat kembali secara teratur setelah efek estrogen dari plasenta hilang. Kondisi ini

berlangsung sampai usia 4 tahun ketika sistem saraf pusat menghambat sekresi GnRH.

Pubertas normal dimulai oleh aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-gonad dengan

peningkatan berkelanjutan dalam GnRH (Gambar 15).35

Spermatogenesis adalah proses produksi sperma. Ini terjadi di tubulus

seminiferus dan melibatkan tiga peristiwa utama: (1) pembelahan dan remodeling sel

germinal yang relatif besar menjadi empat sel kecil yang bergerak dengan flagela; (2)

pengurangan jumlah kromosom menjadi setengahnya; dan (3) pengocokan gen sehingga

setiap kromosom sperma membawa kombinasi gen baru yang tidak ada pada kromosom

induknya. Ini memastikan keragaman genetik pada keturunannya. Rekombinasi genetik

dan pengurangan jumlah kromosom dicapai melalui suatu bentuk pembelahan sel yang

disebut meiosis, yang menghasilkan empat sel anak yang kemudian berdiferensiasi

menjadi sperma.36

Fertilisasi terjadi di ampula tuba uterina (tuba fallopi) biasanya dalam 24 jam

setelah ovulasi. ovum yang dibuahi (penyatuan sperma dan inti sel telur, dengan jumlah

kromosom diploid) disebut zigot. Pembelahan sel berikutnya (pembelahan) terjadi pada

tahap dua, empat, delapan, dan 16 sel dan menghasilkan pembentukan bola sel yang

berjalan menuruni tuba uterina menuju rongga rahim. Ketika massa sel mencapai hari

ke 3 sampai 4 perkembangan, itu menyerupai murbei dan disebut morula (tahap 16 sel).

Saat morula yang tumbuh memasuki rongga rahim sekitar hari ke-5, morula tersebut

mengandung ratusan sel dan mengembangkan kista luidil di bagian dalamnya; sekarang

dikenal sebagai blastokista. Sekitar hari ke 5 sampai 6, implantasi terjadi saat

blastokista benar-benar terkikis atau masuk ke dalam dinding rahim (endometrium).

35
Jose RL Batubara, ―Adolescent Development (Perkembangan Remaja),‖ Sari Pediatri 12, no. 1 (2010).
36
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

44
Saat blastokista berimplantasi, ia membentuk massa sel dalam (embrio masa depan,

embrioblas) dan rongga berisi cairan yang lebih besar yang dikelilingi oleh lapisan sel

luar yang disebut trofoblas. Gastrulasi (perkembangan cakram embrionik trilaminar)

dimulai dengan munculnya garis primitif pada permukaan dorsal epiblas. Akhirnya, sel-

sel epiblas permukaan membentuk ektoderm, lapisan germinal ketiga. Semua jaringan

tubuh berasal dari salah satu dari ketiga lapisan germinal embrio ini.37

Menopause adalah periode terkenal penurunan fungsi reproduksi pada wanita,

tetapi apakah pria mengalami penurunan seperti itu kadang-kadang disebut andropause

atau klimakterik pria adalah konsep kontroversial yang tidak diterima oleh semua

otoritas. Sekresi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 20 pada sekitar 7 mg/hari,

kemudian terus menurun hingga seperlima dari tingkat ini pada usia 80. Ada penurunan

yang sesuai dalam jumlah dan aktivitas sekresi sel endokrin interstisial dan sel perawat.

Seiring dengan penurunan kadar testosteron, jumlah sperma dan libido juga berkurang.

Pada usia 65, jumlah sperma biasanya sekitar sepertiga dari jumlah pria di usia 20-an.

Namun demikian, laki-laki tetap mampu menjadi ayah seorang anak sepanjang usia tua.

Saat kadar testosteron dan inhibin menurun, demikian juga penghambatan umpan balik

dari hipofisis. Hipofisis yang kurang dihambat mengeluarkan peningkatan kadar FSH

dan LH. Gonadotropin ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati, hot flashes, atau

bahkan ilusi mati lemas—gejala yang mirip dengan gejala pada wanita perimenopause.

Kebanyakan pria, bagaimanapun, melihat sedikit atau tidak ada efek seperti itu saat

mereka melewati usia ini. Meskipun referensi komedi atau sinis untuk "menopause laki-

laki," istilah menopause mengacu pada penghentian38

37
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.
38
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

45
SOAL BAB VIII

1. Pada wanita, awal kehamilannya ditandai dengan terjadinya....

a. implantasi blastosit di dinding rahim

b. fertilisasi sperma dan ovum

c. implantasi zigot di dinding rahim

d. menempelnya zigot di tubuh Fallopi

e. menempelnya zigot di ovarium

2. Pada ovarium, proses pertumbuhan folikel dipacu oleh ...

a. hormon progesteron

b. FSH

c. LTH

d. LH

e. hormon estrogen

3. Pematangan sel telur dalam folikel sangat dipengaruhi oleh ....

a. hormon progesteron

b. FSH

c. LTH

d. LH

e. hormon estrogen

4. Pemberian pil KB bertujuan untuk ....

a. mematikan sel sperma di dalam saluran reproduksi wanita

b. menghambat pertumbuhan embrio dalam rahim

c. mempercepat terjadinya ovulasi

41
d. menghambat terjadinya ovulasi

e. membunuh sel telur yang telah dibuahi

5. Suatu proses pelepasan sel telur oleh ovarium dinamakan …

a. Ereksi

b. Oogenesis

c. Ovulasi

d. Spermatogenesis

e. Fertilisasi

42
BAB IX

Sistem Persarafan

Gambar 16. Subdivisi Sistem Saraf.

1. Susunan Syaraf

Sistem saraf melakukan tugas koordinasi dalam tiga langkah dasar: (1)

Menerima informasi tentang perubahan dalam tubuh dan lingkungan eksternal

dan mengirimkan pesan ke sistem saraf pusat (SSP). (2) SSP memproses

informasi ini dan menentukan respons apa, jika ada, yang sesuai dengan

keadaan. (3) SSP mengeluarkan perintah terutama ke otot dan sel kelenjar

untuk melakukan respons tersebut.

Sistem saraf memiliki dua subdivisi anatomi utama (gbr. 16):

• Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, yang

tertutup dan dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang.

• Sistem saraf perifer (PNS) terdiri dari semua yang lain; itu terdiri dari saraf

dan ganglia. Saraf adalah seikat serabut saraf (akson) yang dibungkus jaringan

ikat fibrosa. Saraf muncul dari SSP melalui foramen tengkorak dan tulang

43
belakang dan membawa sinyal ke dan dari organ tubuh lainnya. Ganglion1

(jamak, ganglia) adalah pembengkakan seperti simpul di saraf tempat badan sel

neuron perifer terkonsentrasi. Sistem saraf perifer secara fungsional dibagi

menjadi divisi sensorik dan motorik, dan masing-masing dibagi lagi menjadi

subdivisi somatik dan viseral.

• Divisi sensorik (aferen) membawa sinyal dari berbagai reseptor (organ indera

dan ujung saraf sensorik sederhana) ke SSP. Jalur ini menginformasikan SSP

tentang rangsangan di dalam dan di sekitar tubuh.

• Divisi sensorik somatik membawa sinyal dari reseptor di kulit, otot,

tulang, dan sendi.

• Divisi sensorik viseral membawa sinyal terutama dari jeroan rongga dada

dan perut, seperti jantung, paru-paru, lambung, dan kandung kemih.

• Pembelahan motorik (eferen) membawa sinyal dari SSP terutama ke sel

kelenjar dan otot yang melaksanakan respons tubuh. Sel dan organ yang

merespon sinyal ini disebut efektor.

• Divisi motorik somatik membawa sinyal ke otot rangka. Ini

menghasilkan kontraksi otot volunter serta refleks somatik involunter.

• Divisi motorik viseral (sistem saraf otonom, ANS) membawa sinyal ke

kelenjar, otot jantung, dan otot polos. Kami biasanya tidak memiliki

kontrol sukarela atas efektor ini, dan ANS beroperasi pada tingkat bawah

sadar.

Respon ANS dan efektornya adalah refleks visceral. ANS memiliki dua divisi

lebih lanjut:

44
• Divisi simpatik cenderung membangkitkan tubuh untuk bertindak misalnya,

dengan mempercepat detak jantung dan meningkatkan aliran udara pernapasan

tetapi ini menghambat pencernaan.

• Bagian parasimpatis cenderung memiliki efek menenangkan memperlambat

detak jantung, misalnya tetapi merangsang pencernaan.

Istilah-istilah di atas mungkin memberi kesan bahwa kita memiliki

beberapa sistem saraf pusat, perifer, sensorik, motorik, somatik, dan visceral.

Namun, ini hanya persyaratan kenyamanan. Hanya ada satu sistem saraf, dan

subsistem ini adalah bagian yang saling berhubungan dari keseluruhan.39

2. Fisiologi Sistem C45.

Organ yang menerima rangsang disebut reseptor, dan alat yang

merespon rangsang disebut efektor. Sebuah jaringan yang menghubungkan

reseptor dan effeholes akan berkembang. Jaringan koneksi adalah jaringan

saraf. Bagian saraf yang meneruskan rangsangan yang diterima reseptor

disebut saraf sensorik, dan bagian saraf yang meneruskan rangsangan

tanggapan ke efektor disebut saraf teraktivasi atau saraf sensorik. Antara saraf

sensorik dan motorik, beberapa sel saraf disebut pericerion. Badan sel ini

digunakan untuk memproses rangsangan yang diterimanya. Jaringan saraf

menjadi lebih kompleks karena jumlah reseptor tumbuh dan berkembang

menjadi sensasi yang berbeda. Area di dalam tubuh tempat badan sel saraf

berkumpul untuk membentuk satu ganglion atau ganglion dibuat. Badan sel

saraf berinteraksi satu sama lain di dalam ganglia.

39
Ibid.

45
Saraf perifer yang menghubungkan reseptor dengan sistem saraf pusat

disebut saraf eferen atau saraf sensorik. Efektor adalah berbagai jenis organ

dalam tubuh yang merespon rangsangan dari sistem saraf pusat, seperti latihan

(otot, vena, tulang), kelenjar, pembuluh darah, dan alat lainnya. Saraf yang

menghubungkan saraf pusat dengan efektor disebut saraf eferen atau saraf

motorik. Saraf eferen ini membentuk saraf perifer. Jaringan saraf tersusun atas

sel saraf (neuron) dan sel sustentakular (neuron glia).

Neuron terdiri dari bagian-bagian sel dengan sitoplasma panjang dan

pemanjangan sitoplasma pendek. Ekstensi panjang disebut akson atau neurit,

dan rangsangan ditransmisikan dari sel saraf. Untaian pendek, yang disebut

dendrit, adalah tempat stimulus mencapai sel-sel saraf. Badan sel saraf

merupakan bagian terbesar dari sel saraf. Setiap badan sel saraf mengandung

satu nukleus (Gbr. 3). Nukleus ini merupakan pusat kendali sel. Fungsi badan

sel adalah menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

Badan sel saraf meliputi nukleus, sitoplasma, mitokondria, sentrosom,

aparatus Golgi, dan lisosom. Retikulum endoplasma kasar (RER) terletak di

sitoplasma badan sel. Dalam neuron, retikulum endoplasma kasar memiliki

struktur granular yang disebut nistle, yang juga disebut zat akromatik dan

merupakan tempat sintesis protein. Dendrit pendek, serabut saraf bercabang,

seperti cabang-cabang pohon. Dendrit merupakan perpanjangan dari badan sel.

Ini adalah area penerima neuron. Dendrit memiliki fungsi menerima

rangsangan dan mengantarkannya ke perikaryon.

Akson adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perpanjangan

dari sitoplasma badan sel. Akson kunci tinggi adalah proses atau serat panjang

46
yang dimulai secara individual tetapi dapat bercabang dan berakhir dengan

banyak pemanjangan halus yang disebut terminal akson yang bersentuhan

dengan dendrit neuron lain. Benang tipis akson disebut neurofibril. Neurofibril

mengandung banyak zat lemak dan terbungkus beberapa lapisan membran

mielin yang mempercepat proses stimulasi. Di bagian luar akson terdapat

lapisan lemak yang disebut mielin, kumpulan sel Schwann yang menempel

pada akson. Sel Schwann adalah sel glial yang membentuk lapisan lemak di

sekitar serabut saraf bermielin. Membran plasma sel Schwann disebut selubung

mielin. Peran myelin adalah untuk melindungi akson dan menyediakan

makanan. Bagian akson yang tidak diselimuti mielin dengan celah tipis disebut

nodus Ranvier dan berfungsi mendorong transmisi impuls .

Sinapsis adalah koneksi yang membawa impuls dari satu neuron ke

neuron lainnya. Peristiwa ini terjadi dari ujung bifurkasi akson (terminal akson)

ke ujung dendrit neuron lain. Celah antara satu neuron dengan neuron lainnya

disebut celah sinaptik. Pada celah sinaptik, terjadi lompatan listrik yang

bermuatan ion positif dan negatif. Vesikel sinaptik terletak di sitoplasma

sinaptik. Ketika impuls mencapai ujung neuron (terminal akson), vesikel

bermigrasi dan bergabung dengan membran prasinaps untuk melepaskan

neurotransmiter. Neurotransmitter berdifusi melalui celah sinaptik dan

menempel pada reseptor pada membran postsinaptik.40

40
Chalik, Anatomi Fisiologi Manusia.

47
SOAL BAB IX

1. Perjalanan impuls melintasi sinaps melibatkan zat yang dinamakan ...

a. ganglion

b. neurotransmitter

c. akson

d. neurolema

e. dendrit

2. Sel saraf yang mempunyai fungsi untuk mengirim impuls dari sistem saraf pusat

ke otot dan kelenjar yaitu ...

a. neuron ajustor

b. neuron aferen

c. neuron eferen

d. neuron intermediet

e. neuron sensori

3. Bagian otak yang mempunyai fungsi untuk mengatur penglihatan yaitu ...

a. Serebelum

b. Lobus frontalis

c. Lobus parietalis

d. Lobus temporalis

e. Lobus oksipitalis

4. Sistem saraf pusat terdiri dari ...

a. Otak dan sumsum tulang belakang

b. Saraf simpatik dan saraf parasimpatetik

c. Otak dan saraf tepi

46
d. 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal

e. Otak dan saraf otonom

5. Di bawah ini yang bukan merupakan pengaruh dari saraf simpatik pada kerja

organ tubuh yaitu ...

a. mengembangkan kantung kemih

b. mempercepat denyut jantung

c. mempercepat proses pencernaan

d. memperlebar pupil

e. memperkecil diameter pembuluh

47
BAB X

Sistem Endokrin

1. Endokrin Dan Hormon

Sistem saraf dan endokrin keduanya berfungsi untuk komunikasi

internal, tetapi tidak berlebihan; mereka melengkapi daripada menduplikasi

fungsi satu sama lain. Satu perbedaan penting adalah kecepatan mereka

memulai dan berhenti merespons suatu stimulus. Sistem saraf biasanya

merespons dalam beberapa milidetik, sedangkan dibutuhkan dari beberapa

detik hingga berhari-hari bagi hormon untuk bertindak. Ketika stimulus

berhenti, sistem saraf segera berhenti merespons, sedangkan efek hormonal

dapat berlangsung selama berhari-hari atau bahkan lebih lama. Di sisi lain, di

bawah stimulasi jangka panjang, sebagian besar neuron dengan cepat

beradaptasi dan responsnya menurun. Sistem endokrin menunjukkan respons

yang lebih persisten. Perbedaan lainnya adalah bahwa serabut saraf eferen

hanya menginervasi satu organ dan sejumlah sel di dalam organ tersebut,

sehingga efeknya biasanya tepat sasaran dan relatif spesifik. Sebaliknya,

hormon bersirkulasi ke seluruh tubuh dan beberapa di antaranya, seperti

hormon pertumbuhan dan epinefrin, memiliki efek yang lebih luas daripada

serat saraf mana pun.

Kelenjer Tiroid

Kelenjar tiroid adalah kelenjar dewasa terbesar yang memiliki fungsi

endokrin murni, dengan berat sekitar 25 g. Itu terletak berdekatan dengan

trakea tepat di bawah laring, dan dinamai untuk kartilago tiroid15 mirip perisai

di laring. Bentuknya seperti kupu-kupu yang melilit trakea, dengan dua lobus

48
seperti sayap yang biasanya bergabung di bagian inferior oleh jembatan

jaringan yang sempit, isthmus. Secara histologis, tiroid sebagian besar terdiri

dari kantung yang disebut folikel tiroid. Masing-masing diisi dengan koloid

kaya protein dan dilapisi oleh epitel kuboid sederhana sel folikel. Sel-sel ini

mengeluarkan sekitar 80 mikrogram (μg) hormon tiroid (TH) setiap hari.

Sekitar 90% dari ini dalam bentuk yang disebut tiroksin, T4, atau

tetraiodothyronine (TET-ra-EYE-oh-doe-THY-ro-neen), karena strukturnya

mencakup empat atom yodium. 10% lainnya adalah bentuk dengan tiga atom

yodium, yang disebut triiodothyronine atau T3. Artinya, ekspresi hormon tiroid

mengacu pada T3 dan T4 secara kolektif. Seperti kelenjar endokrin lainnya,

tiroid melepaskan hormon-hormon ini langsung ke dalam aliran darah.

Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid adalah kelenjar ovoid, biasanya berjumlah empat,

sebagian tertanam di permukaan posterior tiroid. Masing-masing memiliki

panjang sekitar 3 hingga 8 mm dan lebar 2 hingga 5 mm, dan dipisahkan dari

folikel tiroid oleh kapsul fibrosa tipis dan jaringan adiposa. Seringkali, mereka

terjadi di lokasi lain mulai dari setinggi tulang hyoid hingga serendah lengkung

aorta, dan sekitar 5% orang memiliki lebih dari empat paratiroid. Mereka

mengeluarkan hormon paratiroid (PTH), yang mengatur kadar kalsium darah.

Berbeda dengan kelenjar tiroid, paratiroid tidak diatur oleh hipofisis, tetapi

secara langsung memantau komposisi darah dan mengeluarkan PTH ketika

kadar kalsium turun terlalu rendah. PTH meningkatkan kadar kalsium dengan

merangsang reabsorpsi kalsium dari tulang dan mengurangi kehilangan

kalsium dalam urin. Homeostasis kalsium sangat penting untuk fungsi

49
neuromuskular dan kardiovaskular sehingga seseorang dapat meninggal hanya

dalam beberapa hari jika paratiroid diangkat tanpa melakukan terapi

penggantian hormon. Hal ini sering terjadi pada pasien segera setelah operasi

tiroid sebelum ahli bedah menyadari keberadaan dan fungsi paratiroid kecil

yang hampir tersembunyi.

Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal (suprarenal) duduk seperti penutup pada kutub superior

setiap ginjal. Seperti ginjal, ginjal terletak retroperitoneal, terletak di luar

rongga peritoneum antara peritoneum dan dinding tubuh posterior. Kelenjar

adrenal dewasa berukuran sekitar 5 cm vertikal, lebar 3 cm, dan 1 cm dari

anterior ke posterior. Beratnya sekitar 8 sampai 10 g pada bayi baru lahir,

tetapi kehilangan setengah dari berat ini pada usia 2 tahun, terutama karena

involusi lapisan luarnya, korteks adrenal. Tetap pada 4 sampai 5 g pada orang

dewasa. Seperti hipofisis, kelenjar adrenal terbentuk dari penggabungan dua

kelenjar janin dengan asal dan fungsi yang berbeda. Inti bagian dalamnya,

medula adrenal, adalah 10% sampai 20% dari kelenjar. Tergantung pada aliran

darah, warnanya berkisar dari abu-abu hingga merah tua. Di sekelilingnya

terdapat korteks adrenal yang jauh lebih tebal, membentuk 80% hingga 90%

kelenjar dan berwarna kekuningan karena tingginya konsentrasi kolesterol dan

lipid lainnya.41

Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal (PIN-ee-ul), dinamai sesuai bentuk kerucut pinusnya,

melekat pada atap ventrikel ketiga otak, di bawah ujung posterior corpus

41
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

50
callosum . Filsuf René Descartes (1596-1650) mengira itu adalah kursi jiwa

manusia. Jika demikian, anak-anak harus memiliki lebih banyak jiwa daripada

orang dewasa—kelenjar pineal anak memiliki panjang sekitar 8 mm dan lebar

5 mm, tetapi setelah usia 7 tahun, kelenjar ini mengalami regresi dengan cepat

dan tidak lebih dari massa kecil jaringan fibrosa yang menyusut pada orang

dewasa. Penyusutan organ seperti itu disebut involusi. 14 Sekresi pineal

mencapai puncaknya antara usia 1 dan 5 tahun dan menurun 75% pada akhir

pubertas. Kami tidak lagi mencari jiwa manusia di kelenjar pineal, tetapi organ

kecil ini tetap menjadi misteri yang menarik. Tampaknya "terprogram" untuk

menanggapi informasi dari mata tentang jam relatif terang dan gelap di

lingkungan. Beberapa serabut saraf optik, alih-alih pergi ke korteks visual otak,

mengarah ke kolikulus superior otak tengah dan bersinaps di sini dengan

neuron lain yang, secara berurutan, membawa sinyal ke sumsum tulang

belakang, keluar melalui serat saraf simpatis ke ganglia rantai simpatis, dan

akhirnya kembali ke kepala dan secara khusus ke kelenjar pineal. Pineal

mungkin memainkan peran dalam membangun ritme sirkadian 24 jam dari

fungsi fisiologis yang disinkronkan dengan siklus siang hari dan kegelapan.

Pada malam hari, ia mensintesis melatonin, monoamine, dari serotonin. Sekresi

melatonin berfluktuasi tidak hanya pada ritme sirkadian tetapi juga musiman.

Pada hewan lain dengan pembiakan musiman, ia mengatur gonad dan

mengatur musim kawin tahunan. Mela tonin dapat menekan sekresi

gonadotropin pada manusia; penghapusan pineal dari hewan menyebabkan

pematangan seksual prematur. Beberapa ahli fisiologi berpikir bahwa kelenjar

51
pineal manusia dapat mengatur waktu pubertas, tetapi demonstrasi yang jelas

tentang perannya tetap sulit dipahami.42

Gonad

Seperti halnya pankreas, gonad (ovarium dan testis) bersifat endokrin

dan eksokrin. Produk eksokrin mereka adalah sel utuh—telur dan sperma—dan

dalam hal ini mereka kadang-kadang disebut kelenjar sitogenik22. Produk

endokrin mereka adalah hormon gonad, yang sebagian besar adalah steroid.

Gonad secara hormonal aktif pada masa kanak-kanak, tetapi dari pubertas

sampai dewasa mereka diatur oleh hormon gonadotropik dari hipofisis anterior.

Ovarium mengeluarkan terutama estradiol, progesteron, dan inhibin. Setiap

telur berkembang dalam folikelnya sendiri, yang dilapisi oleh dinding sel

granulosa dan dikelilingi oleh kapsul, teka. Sel teka mensintesis androgen

androstenedion, dan sel granulosa mengubahnya menjadi estradiol dan

sejumlah kecil dua estrogen lainnya, estriol dan estron. Di tengah siklus

ovarium bulanan, folikel matang berovulasi (pecah dan melepaskan sel telur).

Sisa-sisa folikel menjadi korpus luteum, yang mensekresikan progesteron

selama 12 hari ke depan atau lebih dalam siklus yang khas (beberapa minggu

jika terjadi kehamilan).43

42
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.
43
Ibid.

52
SOAL BAB X

1. Kelenjar berikut ini termasuk dalam kelenjar endokrin, kecuali

a. Kelenjar tiroid

b. Kelenjar paratiroid

c. Kelenjar susu

d. Kelenjar gonad

2. Hormone yang berpengaruh pada metabolisme tubuh adalah hormone

a. Pitresin

b. Androgen

c. Epinefrin

d. Parathormon

e. Tiroksin

3. Kelenjar endokrin yang sifat kerjanya hanya sampai pada usia tertentu adalah

a. Kelenjar suprarenalis

b. Kelenjar hymus

c. Kelenjar pancreas

d. Kelenjar gonad

e. Kelenjat tiroid

4. Sel beta pada pulau Langerhans menghasilkan hormone

a. Glucagon

b. Insulin

c. Somastotatin

d. Pancreatic polypeptide

e. ADH

51
5. Salah satu kegunaan dari thyroksin adalah ...

a. Untuk mengabsorpsi sumber energi

b. Untuk metabolisme tubuh

c. Sebagai sumber energy

d. Untuk pembakaran lemak

e. Untuk merangsang kelenjar thyroid

52
BAB XI

Sistem Pengindraan

1.Indra Penglihatan (Struktur Anatomi, Fisiologi Penglihatan, Gangguan

Penglihatan)

Kelopak mata melindungi bola mata dan menjaga kornea tetap lembab.

Setiap kelopak mata mengandung lempeng tarsal dari jaringan ikat padat;

kelenjar tarsal yang mengeluarkan campuran minyak ke dalam air mata;

kelenjar sebaceous yang dimodifikasi yang terkait dengan setiap bulu mata;

kelenjar apokrin (kelenjar keringat yang dimodifikasi); kelenjar lakrimal

aksesori di sepanjang permukaan bagian dalam kelopak mata atas; dan hanya

di kelopak mata superior, secarik kecil otot polos (otot tarsal superior [Mül

ler]), yang menempel pada lempeng tarsal bersama dengan otot levator

palpebrae superioris. Air mata mengandung albumin, laktoferin, lisozim, lipid,

metabolit, dan elektrolit. Kelenjar lakrimal mensekresi terus menerus, dan saat

seseorang berkedip, air mata tersebar merata di seluruh konjungtiva dan

kornea. Air mata tidak hanya menjaga permukaan mata tetap lembab tetapi

juga memiliki sifat antimikroba. aparatus lakrimal meliputi struktur berikut:

Otot orbital termasuk enam otot rangka ekstraokular yang menggerakkan

bola mata dan satu otot rangka yang mengangkat kelopak mata atas. Selain

gerakan elevasi, depresi, abduksi, dan adduksi, otot rektus superior dan otot

oblikus superior memutar bola mata ke medial (intorsion), dan otot rektus

inferior dan oblikus inferior memutar bola mata ke arah lateral (ekstorsi). tiga

saraf kranial mempersarafi otot rangka ekstraokular (CN III, CN IV, dan CN

VI). Selain itu, satu saraf kranial menengahi indra penglihatan khusus (CN II),

53
dan satu saraf kranial menyampaikan informasi sensorik umum dari orbit dan

mata (CN V1).

Bola mata manusia berdiameter sekitar 25 mm, ditambatkan di orbit

tulang oleh enam otot ekstraokular yang menggerakkan bola mata, dan dilapisi

oleh lemak yang mengelilingi dua pertiga bagian belakang bola mata. Lapisan

putih fibrosa luar bola mata adalah sklera dan berlanjut ke anterior dengan

kornea transparan. Lapisan vaskular tengah yang disebut koroid berlanjut ke

anterior dengan badan siliaris, prosesus siliaris, dan iris. Ini memberikan

oksigen dan nutrisi ke retina di bawahnya. Lapisan dalam adalah retina reseptif

optik di posterior dan perpanjangan retina nonvisual anterior yang melapisi

permukaan internal badan siliaris dan iris.

Retinopati diabetik berkembang pada hampir semua pasien dengan

diabetes mellitus (DM) tipe 1 dan pada 50% hingga 80% pasien dengan DM

tipe 2 selama 20 tahun atau lebih. Retinopati dapat berkembang pesat pada ibu

hamil dengan DM tipe 1. Retinopati diabetik adalah penyebab kebutaan nomor

satu pada individu paruh baya dan penyebab kebutaan keempat secara

keseluruhan di Amerika Serikat.44

2. Indra Pendengaran (Fisiologi Pendengaran)

Telinga adalah organ pendengaran dan keseimbangan. Ini memiliki tiga

bagian: Bagian pertama adalah telinga luar yang terdiri dari bagian yang

melekat pada aspek lateral kepala dan saluran yang mengarah ke dalam. Bagian

kedua adalah telinga tengah rongga di bagian petrosa tulang temporal yang

dibatasi secara lateral, dan dipisahkan dari kanal eksternal, oleh membran dan

44
Ibid.

54
dihubungkan secara internal ke faring oleh tabung sempit. Bagian ketiga adalah

telinga bagian dalam yang terdiri dari serangkaian rongga di dalam bagian

petrosa tulang temporal antara telinga tengah secara lateral dan meatus akustik

internal secara medial. Telinga bagian dalam mengubah sinyal mekanik yang

diterima dari telinga tengah, yang dimulai sebagai suara yang ditangkap oleh

telinga luar, menjadi sinyal listrik untuk mentransfer informasi ke otak. Telinga

bagian dalam juga mengandung reseptor yang mendeteksi gerakan dan posisi.

3. Indra Penciuman (Struktur Indra Penciuman, Fisiologi Penciuman)

Gambar 17. Hidung dengan bagian-bagiannya

Reseptor penciuman terletak pada selaput lendir di bagian atas hidung

(rongga hidung superior). Daerah ini memiliki daerah penciuman berwarna

kekuningan dengan panjang sekitar 2 cm. Karena sekresi kelenjar Bowman

disekresikan di sini, daerah ini selalu lengket. Sekresi ini melarutkan gas yang

mencapai ara olfaktorius dan dapat merangsang saraf olfaktorius. Semakin

rendah titik didih gas atau cairan, semakin kuat stimulusnya. Aparatus

olfaktorius berhubungan erat dengan indera pengecap dan disebut juga

pengecapan jarak jauh. Alat penciuman sangat sensitif karena kadar zat yang

rendah di dalamnya dapat merangsang reseptor penciuman. Reseptor

55
penciuman terletak di saluran hidung bagian atas, dan selama pernapasan

normal, udara yang dihirup mengalir hanya melalui saluran hidung bagian

bawah, jadi kita menghirup zat yang biasanya tidak dapat kita cium. Anda

harus mengambil napas dalam-dalam agar udara yang dihirup dapat mencapai

saluran hidung bagian atas (area penciuman). Dengan cara ini, aliran peredaran

darah dibuat di udara yang Anda hirup dan gas yang mengandung aroma

diarahkan ke buah ara penciuman di mana mereka beraroma.45

4. Indra Pengecap (Struktur Indra Pengecapan,Fisiologi Pengecapan)

Gambar 18. Lidah dengan bagian-bagiannya

Pada manusia, itu hanya ditemukan di lidah. Stimulan - bahan kimia /

reseptor yang larut dalam air - air liur dan langit-langit mulut. Di permukaan

lidah, reseptor berupa tonjolan kecil yang disebut papila kucing, papila jamur,

dan papila sirkumfalal. Reseptornya berupa kuncup pengecap yang disebut

gemma sustantorea. Rasa juga dipersarafi oleh saraf VII (wajah) dan saraf IX

(faring). Lidah juga memiliki saraf V (saraf trigeminal) yang mengontrol

45
Nurhastuti mega iswari, Anatomi, Fisiologi Dan Genetika (padang: UNP Press Padang, 2010).

56
sentuhan, rasa sakit, dan suhu. Selain rasa pahit, manis, asam, dan asin, Anda

bisa menciptakan rasa gurih dengan memadukan rasa manis dan asin.

Terkadang kita merasa hangat dalam makanan bersuhu normal. Rasa utama

kecap tidak merata di lidah, namun memiliki distribusi tersendiri. Ada

aftertaste terutama manis dan asin di ujung lidah dan rasa asam di tepi lidah.

Rasa pahit di pangkal lidah (papilla sircum valata).46

46
Ibid.

57
SOAL BAB XI

1. Bagian telinga yang berperan dalam mengetahui posisi tubuh atau keseimbangan

tubuh adalah

a. Tulang telinga

b. Tabung eustachius

c. Tabung auditori

d. Semisirkularis

2. Bagian bola mata yang berwana bening dan dapat tembus cahaya adalah

a. Konjungtiva

b. Kornea

c. Iris

d. Pupil

3. Indra pengecap menerima ransang berupa

a. Perubahan suhu lingkungan

b. Zat kimia dalam bentuk padat

c. Zat kimia dalam bentuk gas

d. Zat kimia dalam bentuk larutan

4. Gangguan mata yang disebabkan oleh factor keturunan/genetic

a. Buta warna

b. Presbiopi

c. Glaucoma

d. Astigmatisme

5. Penyakit pada mata tua dimana lensa mata mengalami kekeruhan disebut

a. Katarak

56
b. Glukoma

c. Trakoma

d. Miopi

57
BAB XII

Sistem Limfatik dan Pertahanan Tubuh

1. Sistem Limfatik

Drainase limfatik dari sebagian besar struktur dalam dan regio tubuh di

bawah diafragma berkumpul terutama pada kumpulan nodus limfatikus dan

pembuluh darah yang berhubungan dengan pembuluh darah utama regio

abdomen posterior. Limfe kemudian sebagian besar mengalir ke saluran

toraks.47

Sistem limfatik terdiri dari jaringan pembuluh yang menembus hampir

setiap jaringan tubuh, dan kumpulan jaringan dan organ yang menghasilkan

sel-sel kekebalan. Ini termasuk kelenjar getah bening, limpa, timus, amandel,

dan sumsum tulang merah. Sistem limfatik memiliki tiga fungsi:

k. Pemulihan cairan. Cairan terus menyaring dari kapiler darah ke dalam

ruang jaringan. Kapiler menyerap kembali sekitar 85% dari itu rata-rata,

tetapi 15% yang tidak mereka serap akan, selama sehari, berjumlah 2

sampai 4 L air dan seperempat sampai setengah dari protein plasma.

Seseorang akan mati karena kegagalan peredaran darah dalam beberapa

jam jika air dan protein ini tidak dikembalikan ke aliran darah. Salah satu

tugas sistem limfatik adalah menyerap kembali kelebihan ini dan

mengembalikannya ke darah. Bahkan gangguan parsial pada drainase

limfatik dapat menyebabkan limfedema parah

l. Kekebalan. Saat sistem limfatik memulihkan cairan jaringan, ia juga

mengambil sel asing dan bahan kimia dari jaringan. Dalam perjalanan

47
Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Gray’s Basic Anatomy.

58
kembali ke aliran darah, cairan melewati kelenjar getah bening, di mana

sel-sel kekebalan berjaga-jaga terhadap benda asing. Ketika mereka

mendeteksi sesuatu yang berpotensi berbahaya, mereka mengaktifkan

respon imun protektif.

m. Penyerapan lipid. Di usus kecil, pembuluh limfatik khusus yang disebut

lakteal menyerap lemak makanan yang tidak diserap oleh kapiler darah.

Komponen sistem limfatik adalah (1) getah bening, cairan yang

dipulihkan; (2) pembuluh limfatik, yang mengangkut getah bening; (3) jaringan

limfatik, terdiri dari kumpulan limfosit dan makrofag yang mengisi banyak

organ tubuh; dan (4) organ limfatik, di mana sel-sel ini terkonsentrasi secara

khusus dan dipisahkan dari organ sekitarnya oleh kapsul jaringan ikat.48

2. Mekanisme Pertahanan Tubuh

Untuk semua organisme hidup, salah satu tantangan terbesar untuk

bertahan hidup adalah menghadapi patogen virus, bakteri, jamur, dan mikroba

lain yang menyebabkan penyakit. Namun, tubuh juga harus mempertahankan

diri dari agen penyakit tak hidup seperti racun ivy toksin dan bahan kimia

penyebab alergi dalam makanan, kosmetik, dan sarung tangan lateks.49

Ketika mikroorganisme asing, sel yang terinfeksi virus, atau sel kanker

terdeteksi di dalam tubuh, sistem limfatik memasang apa yang disebut respons

imun. Patogen yang terdeteksi dibedakan dari sel normal tubuh sendiri, dan

kemudian respons dimulai untuk menetralisir patogen. Tubuh manusia telah

mengembangkan tiga respons utama untuk melindungi diri dari penjajah asing:

48
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.
49
Ibid.

59
 Penghalang nonspesifik: garis pertahanan pertama ini terdiri dari

penghalang fisik untuk invasi. Ini termasuk kulit dan selaput lendir yang

melapisi bagian luar tubuh (kulit) atau sistem pernapasannya,

gastrointestinal, saluran kemih, dan sistem reproduksi (mukosa dan

sekresinya, yang mungkin termasuk enzim, sekresi asam, mekanisme

subur seperti sekresi air mata atau sekresi air mata). berkemih, lendir

lengket untuk menyerap patogen, dan batuk dan bersin fisik untuk

menghilangkan patogen dan iritan).

 Imunitas bawaan: garis pertahanan kedua ini (jika penghalang nonspesifik

dilanggar) terdiri dari berbagai sel dan sekresi antimikroba, dan

bermanifestasi dengan menghasilkan peradangan dan demam.

 Imunitas adaptif: garis pertahanan ketiga ini dicirikan oleh pengenalan

patogen spesifik, memori imunologis, penguatan respons imun, dan

respons cepat terhadap patogen yang menyerang kembali tubuh.50

Pertahanan tersebut secara kolektif membentuk sistem imun, yang terdiri

dari populasi sel yang tersebar luas yang menghuni hampir setiap organ tubuh;

beragam bahan kimia yang mereka hasilkan untuk menetralisir dan

menghancurkan patogen; hambatan fisik untuk invasi seperti kulit dan selaput

lendir; dan proses fisiologis seperti demam dan peradangan. Perhatikan bahwa

tidak seperti "sistem" tubuh lainnya, ini bukan sistem organ tetapi istilah

kolektif untuk banyak sel dan mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan

kita dibagi menjadi dua bentuk besar yang disebut imunitas bawaan dan

adaptif, meskipun ada interaksi yang begitu luas antara keduanya sehingga

50
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.

60
mereka tidak sepenuhnya dapat dipisahkan atau independen. Imunitas bawaan

terdiri dari pertahanan yang kita miliki sejak lahir (karenanya bawaan) dan

yang melindungi kita dari spektrum agen penyakit yang luas; itu mencakup

garis pertahanan pertama dan kedua yang dijelaskan di atas. Kekebalan

adaptif, sebaliknya, merupakan garis pertahanan ketiga dan dibedakan oleh

memori yang disebutkan di atas. Ini menyesuaikan tubuh dengan keberadaan

patogen lingkungan sehingga kita menjadi kurang rentan terhadap penyakit

yang mungkin disebabkannya. Imunitas bawaan memiliki tiga karakteristik

yang membedakannya dari imunitas adaptif:

 Ini adalah efek lokal, dalam banyak kasus, menangkal patogen pada titik

invasi (seperti peradangan gatal pada ruam atau gigitan nyamuk) dengan

sedikit efek di mana saja kalau tidak. Demam adalah pengecualian,

memiliki efek sistemik (seluruh tubuh).

 Tidak spesifik. Setiap mekanisme kekebalan bawaan, seperti penghalang

fisik kulit dan efek antivirus demam, bertindak melawan spektrum agen

penyakit yang luas, bukan melawan satu patogen tertentu. Imunitas

bawaan dulu disebut pertahanan nonspesifik.

 Ia tidak memiliki ingatan akan paparan patogen sebelumnya, jadi tidak

lebih mudah untuk mengalahkan patogen itu pada paparan selanjutnya

daripada saat pertama kali. Sebagian besar kekebalan bawaan kita

menggunakan tiga jenis pertahanan dasar:

(1) protein pelindung seperti keratin, interferon, dan komplemen;

(2) sel pelindung seperti neutrofil dan fag makro; dan

61
(3) proses protektif seperti demam dan inflamasi. Kami akan memeriksa

ini di bagian mendatang.

Garis pertahanan pertama kita adalah kulit dan selaput lendir—

penghalang fisik terhadap invasi mikroba. Ketika kulit rusak karena goresan

atau gigitan binatang atau rusak karena luka bakar, salah satu perhatian

perawatan yang paling mendesak adalah pencegahan infeksi. Ini

membuktikan pentingnya kulit utuh sebagai penghalang. Permukaannya

sebagian besar terdiri dari keratin, protein keras yang hanya dapat ditembus

oleh beberapa patogen. Lebih jauh lagi, dengan pengecualian seperti daerah

ketiak dan kemaluan, terlalu kering dan miskin nutrisi untuk mendukung

banyak pertumbuhan mikroba. Bahkan mikroba yang menempel pada

epidermis terus-menerus dibuang oleh pengelupasan keratinosit permukaan

yang mati.51

51
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

62
SOAL BAB XII

1. Suatu sistem yang bekerjasama dan berfungsi memerangi pengaruh faktor yang

berasal dari lingkungan atau dari dalam tubuh sendiri disebut ....

a. Sistem regulasi

b. Sistem saraf

c. Sistem hormon

d. Sistem endokrin

e. Imunitas

2. Berdasarkan karakteristiknya, sistem pertahanan dibedakan menjadi pertahanan

alami dan pertahanan buatan. Berikut ini yang merupakan bentuk pertahanan

tubuh secara alami, kecuali ....

a. Asam hidroklorik lambung

b. Sekresi airmata

c. Filter udara rambut hidung

d. Reaksi alergi

e. Bakteri non-patogen pada kulit

3. Pada sistem pertahanan tubuh oleh leukosit, bagian yang berfungsi memberi

respon imun spesifik adalah ....

a. Basofil

b. Limfosit

c. Monosit

d. Eosonofil

e. Neutrofil

61
4. Dalam sistem pertahanan tubuh, fagosit yang memiliki peran penting untuk

melawan serangan cacing parasit adalah ....

a. Eosinofil

b. Neutrofil

c. Limfosit B

d. Limfosit T

e. Maktofag

5. Ketika seseorang mengalami alergi, sistem kekebalan tubuh akan melepaskan

suatu zat yang disebut ....

a. Histamin

b. Lisosim

c. Antitoksin

d. Presiptin

e. Interferon

62
BAB XIII

Keseimbagan Cairan Elektrolit dan Asam Basa

Gambar 19. Pergerakan Air Antara Kompartemen Fluida Utama. Air yang tertelan
diserap oleh aliran darah. Ada pertukaran dua arah air antara darah dan cairan
jaringan dan antara cairan jaringan dan cairan intraseluler. Kelebihan cairan
jaringan diambil oleh sistem limfatik, yang mengembalikannya ke aliran darah.

1. Cairan Dan Elektrolit

Air tubuh didistribusikan di antara kompartemen cairan tertentu, area

yang dipisahkan oleh membran permeabel selektif dan berbeda satu sama lain

dalam komposisi kimia. Kompartemen cairan utama adalah 65% cairan

intraseluler (ICF) dan 35% cairan ekstraseluler (ECF), dibagi lagi menjadi 25%

cairan jaringan (interstisial), 8% plasma darah dan getah bening, dan 2% cairan

transeluler, kategori umum. untuk cairan serebrospinal, sinovial, peritoneal,

pleura, dan perikardial; vitreous dan aqueous humor mata; empedu; dan cairan

di saluran pencernaan, saluran kemih, dan saluran pernapasan. Cairan terus

dipertukarkan antara kompartemen melalui dinding kapiler dan membran

plasma (gbr. 19). Air bergerak secara osmosis dari saluran pencernaan ke aliran

darah dan dengan filtrasi kapiler dari darah ke cairan jaringan. Dari cairan

63
jaringan, mungkin diserap kembali oleh kapiler, diserap secara osmotik ke

dalam sel, atau diambil oleh sistem limfatik, yang mengembalikannya ke aliran

darah. Karena air bergerak begitu mudah melalui membran plasma, gradien

osmotik antara ICF dan ECF tidak pernah bertahan lama. Jika terjadi

ketidakseimbangan lokal, osmosis biasanya mengembalikan keseimbangan

dalam hitungan detik sehingga osmolaritas intraseluler dan ekstraseluler sama.

Jika osmolaritas cairan jaringan meningkat, air keluar dari sel; jika jatuh, air

bergerak ke dalam sel. Osmosis dari satu kompartemen cairan ke kompartemen

lain ditentukan oleh konsentrasi relatif zat terlarut di setiap kompartemen.

Partikel zat terlarut yang paling melimpah sejauh ini adalah elektrolit—

terutama garam natrium di CES dan garam kalium di CES. Elektrolit

memainkan peran utama dalam mengatur distribusi air tubuh dan kandungan

air total; Oleh karena itu, subjek keseimbangan cairan dan elektrolit tidak dapat

dipisahkan.

Tubuh berada dalam keadaan ketidakseimbangan cairan jika ada kelainan

volume total, konsentrasi, atau distribusi air di antara kompartemen.

Kekurangan cairan muncul ketika output melebihi asupan selama periode

waktu yang cukup lama. Dua jenis defisiensi—penipisan volume dan

dehidrasi—berbeda dalam hal kehilangan relatif air dan elektrolit dan

osmolaritas CES yang dihasilkan. Perbedaan penting ini membutuhkan strategi

yang berbeda dari terapi penggantian cairan.52

Deplesi volume (hipovolemia2) terjadi ketika proporsi jumlah air dan

natrium hilang tanpa penggantian. Total air tubuh menurun tetapi osmolaritas

52
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.

64
tetap normal. Penipisan volume terjadi pada kasus perdarahan, luka bakar

parah, dan muntah kronis atau diare. Penyebab yang kurang umum adalah

aldosteron hipose cretion (penyakit Addison), yang mengakibatkan reabsorpsi

natrium dan air yang tidak memadai oleh ginjal.

Dehidrasi (keseimbangan air negatif) terjadi ketika tubuh mengeluarkan

lebih banyak air daripada natrium, sehingga osmolaritas CES meningkat.

Penyebab paling sederhana dari dehidrasi adalah kurangnya air minum—

misalnya, ketika terdampar di gurun atau di laut. Ini bisa menjadi masalah

serius bagi orang tua dan orang yang terbaring di tempat tidur yang bergantung

pada orang lain untuk menyediakan air bagi mereka, terutama bagi mereka

yang tidak dapat mengungkapkan kebutuhan mereka atau yang pengasuhnya

tidak peka terhadapnya.

Elektrolit secara fisiologis penting untuk beberapa alasan: Mereka secara

kimiawi reaktif dan berpartisipasi dalam metabolisme, mereka menentukan

potensi listrik (perbedaan muatan) melintasi membran sel, dan mereka sangat

mempengaruhi osmolaritas cairan tubuh dan kandungan air tubuh dan

distribusi. Sebenarnya, elektrolit adalah garam seperti natrium klorida, bukan

hanya ion natrium atau klorida. Dalam penggunaan umum, bagaimanapun, ion

individu sering secara longgar disebut sebagai elektrolit. Kation utama cairan

tubuh adalah natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), magnesium

(Mg2+), dan hidrogen (H+); anion utama adalah klorida (Cl-), bikarbonat

(HCO3-), dan fosfat (Pi). Regulasi hidrogen dan bikarbonat dibahas kemudian

di bawah keseimbangan asam-basa. Di sini kita fokus pada enam lainnya.

Konsentrasi khas ion-ion ini dalam plasma darah versus cairan intraseluler

65
dibandingkan pada. Perhatikan bahwa meskipun ada perbedaan besar dalam

konsentrasi elektrolit, kedua kompartemen cairan memiliki osmolaritas yang

sama (300 mOsm/L). Plasma darah adalah cairan yang paling mudah diakses

untuk pengukuran konsentrasi elektrolit, sehingga kelebihan dan kekurangan

ditentukan dengan mengacu pada konsentrasi plasma normal. Konsentrasi

dalam cairan jaringan hanya sedikit berbeda dari konsentrasi dalam plasma.

Awalan normo- menunjukkan konsentrasi elektrolit normal (misalnya,

normokalemia), dan hiper- dan hipo- menunjukkan konsentrasi yang, masing-

masing, cukup di atas atau di bawah normal untuk menyebabkan gangguan

fisiologis.53

2. Kesimbangan Asam Dan Basa

PH larutan ditentukan semata-mata oleh ion hidrogennya (H+). Asam

adalah zat kimia yang melepaskan H+ dalam larutan. Asam kuat seperti asam

klorida (HCl) terionisasi secara bebas, melepaskan sebagian besar ion

hidrogennya, dan dapat menurunkan pH larutan secara nyata. Asam lemah

seperti asam karbonat (H2CO3) hanya sedikit terionisasi dan menyimpan

sebagian besar hidrogen dalam bentuk ikatan kimia yang tidak mempengaruhi

pH. Basa adalah setiap bahan kimia yang menerima H+. Basa kuat seperti ion

hidroksida (OH– ) memiliki kecenderungan kuat untuk mengikat H+ dan

menaikkan pH, sedangkan basa lemah seperti ion bikarbonat (HCO3–)

mengikat lebih sedikit H+ yang tersedia dan memiliki efek yang lebih kecil

pada pH. Buffer, secara umum, adalah mekanisme apa pun yang menahan

perubahan pH dengan mengubah asam atau basa kuat menjadi asam lemah.

53
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

66
Tubuh memiliki buffer fisiologis dan kimiawi. Buffer fisiologis adalah

sistem—yaitu, sistem pernapasan atau sistem kemih—yang menstabilkan pH

dengan mengontrol keluaran asam, basa, atau CO2 tubuh. Dari semua sistem

buffer, sistem urinaria menyangga jumlah asam atau basa terbesar, tetapi

memerlukan beberapa jam hingga hari untuk memberikan efek. Sistem

pernapasan memberikan efek dalam beberapa menit tetapi tidak dapat

mengubah pH sebanyak yang dapat dilakukan oleh sistem kemih. Buffer kimia

adalah zat yang mengikat H+ dan mengeluarkannya dari larutan saat

konsentrasinya mulai meningkat, atau melepaskan H+ ke dalam larutan saat

konsentrasinya turun. Buffer kimia dapat mengembalikan pH normal dalam

sepersekian detik. Mereka berfungsi sebagai campuran yang disebut sistem

buffer yang terdiri dari asam lemah dan basa lemah. Kami memiliki tiga sistem

penyangga kimia utama—sistem bikarbonat, fosfat, dan protein.54

Homeostasis adalah keteguhan relatif dari lingkungan internal tubuh.

Karena homeostasis, meskipun kondisi eksternal dapat berubah secara

dramatis, kondisi internal tetap dalam kisaran yang sempit. Misalnya, terlepas

dari seberapa dingin atau panasnya, suhu tubuh tetap sekitar 37°C (97° hingga

99°F). Tidak peduli seberapa asam makanan Anda, pH darah Anda biasanya

sekitar 7,4, dan bahkan jika Anda makan permen, jumlah gula dalam darah

Anda hanya sekitar 0,1%. Penting untuk disadari bahwa kondisi internal tidak

mutlak konstan; mereka cenderung berfluktuasi di atas dan di bawah nilai

tertentu. Oleh karena itu, keadaan internal tubuh sering digambarkan sebagai

salah satu keseimbangan dinamis. Jika kondisi internal berubah ke tingkat yang

54
Ibid.

67
besar, hasil penyakit. Hal ini membuat studi tentang mekanisme homeostatis

penting secara medis.55

55
Mader, Understanding Human Anatomy and Physiology.

68
SOAL BAB XIII

1. Jenis eletrolit di dalam tubuh kecuali

a. Ba

b. Na

c. Ca

d. HCO3

2. Elektrolit yang berfungsi dalam pembekuan darah adalah

a. Kalium

b. Kalsium

c. Fosfat

d. Magnesium

3. Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan elektrolit tubuh kecuali

a. Urin

b. Serum

c. Saliva

d. Cairan serebrospinal

4. Yang merupakan komponen cairan ekstraseluler, kecuali

a. Intravaskuler

b. Interstitial

c. Transeluler

d. Transvaskuler

5. Proses pergerakan cairan yang memerlukan energy (ATP) adalah

a. Difusi

b. Osmosis

66
c. Filtrasi

d. Tansport aktif

67
BAB XIV

Proses Metabolisme Dan Suhu Tubuh

1. Proses Metabolisme

Semua reaksi kimia dalam tubuh secara kolektif disebut metabolisme.

Metabolisme memiliki dua divisi: katabolisme dan anabo lism. Katabolisme

(ca-TAB-oh-lizm) terdiri dari reaksi dekomposisi yang melepaskan energi.

Reaksi tersebut memutuskan ikatan kovalen, menghasilkan molekul yang lebih

kecil dari yang lebih besar, dan melepaskan energi yang dapat digunakan untuk

pekerjaan fisiologis lainnya. Reaksi pelepasan energi disebut reaksi eksergonik.

Jika Anda memegang gelas berisi air di tangan Anda dan menuangkan asam

sulfat ke dalamnya, misalnya, gelas itu akan menjadi sangat panas sehingga

Anda mungkin harus meletakkannya. Jika Anda memecah molekul penyimpan

energi untuk berlomba, Anda juga akan menjadi panas. Dalam kedua kasus,

panas menandakan bahwa reaksi eksergonik sedang terjadi. Anabolisme (ah-

NAB-oh-lizm) terdiri dari reaksi sintesis penyimpanan energi, seperti produksi

protein atau lemak.

Reaksi-reaksi yang memerlukan masukan energi, seperti ini, disebut

reaksi endergonik. Anabolisme didorong oleh energi yang dilepaskan oleh

katabolisme, sehingga proses endergonik dan eksergonik, anabolisme dan

katabolisme, saling terkait. Oksidasi adalah setiap reaksi kimia di mana

molekul melepaskan elektron dan melepaskan energi. Sebuah molekul

dioksidasi oleh proses ini, dan molekul apa pun yang mengambil elektron

darinya adalah agen pengoksidasi (akseptor elektron). Istilah oksidasi berasal

68
dari fakta bahwa oksigen sering terlibat sebagai akseptor elektron. Jadi,

terkadang kita dapat mengenali reaksi oksidasi dari fakta bahwa oksigen telah

ditambahkan ke molekul.56

Laju metabolisme berarti jumlah energi yang dibebaskan dalam tubuh

per satuan waktu, dinyatakan dalam istilah seperti kkal/jam atau kkal/hari. Laju

metabolisme dapat diukur secara langsung dengan memasukkan seseorang ke

dalam kalorimeter, sebuah ruangan tertutup dengan dinding berisi air yang

menyerap panas yang dikeluarkan oleh tubuh. Laju pelepasan energi diukur

dari perubahan suhu air. Laju metabolisme juga dapat diukur secara tidak

langsung dengan spirometer, yang mengukur jumlah oksigen yang dikonsumsi

seseorang. Untuk setiap liter oksigen, sekitar 4,82 kkal energi dilepaskan dari

nutrisi organik. Ini hanya perkiraan, karena jumlah kilokalori per liter oksigen

sedikit berbeda dengan jenis nutrisi yang dioksidasi orang tersebut pada saat

pengukuran. Tingkat metabolisme tergantung pada aktivitas fisik, keadaan

mental, status absorptif atau postabsorptif, hormon tiroid dan hormon lainnya,

dan faktor lainnya. Tingkat metabolisme basal (BMR) adalah dasar atau

standar perbandingan yang meminimalkan efek dari variabel tersebut. Ini

adalah tingkat metabolisme ketika seseorang terjaga tetapi santai, di ruangan

dengan suhu yang nyaman, dalam keadaan pasca-penyerapan 12 hingga 14 jam

setelah makan terakhir. Namun, ini bukan tingkat metabolisme minimum yang

diperlukan untuk mempertahankan hidup. Ketika seseorang tertidur, tingkat

metabolisme sedikit lebih rendah dari BMR. Tingkat metabolisme total (TMR)

56
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

69
adalah jumlah BMR dan pengeluaran energi untuk aktivitas sukarela, terutama

kontraksi otot.57

2. Suhu Tubuh

Normal" suhu tubuh tergantung pada kapan, di mana, dan pada siapa

diukur. Suhu tubuh berfluktuasi sekitar 1°C (1,8°F) dalam siklus 24 jam. Ini

cenderung terendah di pagi hari dan tertinggi di sore hari. Suhu juga bervariasi

dari satu tempat ke tempat lain dalam satu tubuh. Tubuh paling hangat di inti

dalam dan lebih dingin di dekat permukaan, cangkang. Suhu tubuh yang paling

penting adalah suhu inti—suhu organ-organ di rongga tengkorak, toraks, dan

perut. Perkiraan terbaik suhu inti yang dapat diperoleh dengan mudah adalah

suhu rektal: biasanya 37,2° hingga 37,6°C (99,0°–99,7°F), tetapi setinggi

38,5°C (101°F) pada anak-anak yang aktif dan beberapa orang dewasa. Suhu

cangkang adalah suhu yang lebih dekat ke permukaan, terutama suhu kulit dan

mulut. Di sini, panas hilang dari tubuh dan suhu sedikit lebih rendah dari suhu

rektal. Suhu oral orang dewasa biasanya 36,6° hingga 37,0°C (97,9°–98,6°F)

tetapi dapat mencapai 40°C (104°F) selama latihan keras. Suhu cangkang

berfluktuasi sebagai akibat dari proses yang berfungsi untuk mempertahankan

suhu inti yang stabil. Sirkulasi darah sangat penting untuk termoregulasi. Kita

bergantung pada aliran darah untuk membawa panas metabolik dari inti tubuh

ke cangkang, di mana panas tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Tanpa

―efek radiator‖ ini, kita akan segera mati karena hipertermia karena panas

metabolik menaikkan suhu inti di luar kisaran yang dapat bertahan.58

57
Ibid.
58
Hansen, Netter’s Clinical Anatomy.

70
Sebagian besar panas tubuh berasal dari reaksi kimia eksergonik

(melepaskan energi) seperti oksidasi nutrisi dan penggunaan ATP. Sedikit

panas dihasilkan oleh gesekan sendi, aliran darah, dan gerakan lainnya. Saat

istirahat, sebagian besar panas dihasilkan oleh otak, jantung, hati, dan kelenjar

endokrin; otot rangka menyumbang sekitar 20% sampai 30% dari total panas

istirahat. Namun, peningkatan tonus otot atau olahraga sangat meningkatkan

pembentukan panas di otot; dalam olahraga berat, mereka menghasilkan 30

sampai 40 kali lebih banyak panas dari seluruh tubuh. Tubuh kehilangan panas

melalui empat cara: radiasi, konduksi, konveksi, dan penguapan:

a. Radiasi adalah pancaran sinar inframerah (IR) oleh molekul yang

bergerak. Intinya, panas berarti gerakan molekul, dan semua gerakan

molekul menghasilkan radiasi IR. Ketika suatu benda menyerap sinar IR,

gerakan molekul dan suhunya meningkat. Oleh karena itu, radiasi IR

menghilangkan panas dari sumbernya dan menambahkan panas ke apa pun

yang menyerapnya. Lampu pemanas di kamar mandi dan restoran bekerja

berdasarkan prinsip ini. Tubuh kita terus menerima IR dari benda-benda di

sekitar kita dan mengeluarkan IR ke lingkungan kita. Karena kita biasanya

lebih hangat daripada benda-benda di sekitar kita, kita biasanya kehilangan

lebih banyak panas dengan cara ini daripada yang kita peroleh.

b. Konduksi adalah perpindahan energi kinetik dari molekul ke molekul saat

mereka bertumbukan satu sama lain. Panas yang dihasilkan di inti tubuh

dibawa ke permukaan melalui jaringan, kemudian hilang dari tubuh

melalui konduksi dari kulit ke benda atau media yang lebih dingin yang

bersentuhan dengannya. Kehangatan tubuh Anda menambah gerakan

71
molekuler pakaian Anda, kursi yang Anda duduki, udara di sekitar Anda,

atau air jika Anda berenang atau duduk di pemandian air dingin. Dengan

transfer energi kinetik ke lingkungan Anda, Anda kehilangan panas tubuh.

Anda juga bisa mendapatkan panas dengan konduksi, seperti pada hari

yang sangat panas ketika suhu udara lebih tinggi dari suhu kulit Anda, atau

ketika Anda menggunakan bantal pemanas untuk otot yang sakit, berjemur

di bak mandi air panas, atau berbaring di pasir panas di pantai .

c. Konveksi adalah perpindahan panas ke fluida yang bergerak—darah,

udara, atau air. Sebagian besar panas yang dihasilkan oleh metabolisme di

inti tubuh dibawa oleh konveksi dalam aliran darah ke permukaan tubuh.

Di permukaan kulit, panas tubuh menghangatkan udara di sekitarnya.

Udara hangat kurang padat daripada udara dingin, sehingga naik dari

tubuh dan digantikan oleh udara dingin dari bawah. Ini dapat

divisualisasikan dengan teknik yang disebut fotografi schlieren. Air juga

melakukan hal ini jika seseorang berdiri cukup diam di danau yang sejuk.

Pergerakan cairan seperti itu yang disebabkan seluruhnya oleh perubahan

suhu dan kerapatannya disebut konveksi alami. Ketika gerakan udara

didorong oleh kipas atau angin, bahkan jika udara itu sendiri tidak lebih

dingin, ia membawa panas dari tubuh lebih cepat.

d. Penguapan adalah perubahan wujud dari cair menjadi gas. Kohesi molekul

air menghambat getarannya sebagai respons terhadap masukan panas.

Namun, jika suhu air dinaikkan cukup, gerakan molekulnya menjadi cukup

besar bagi molekul untuk melepaskan diri dan menguap. Dengan

demikian, penguapan air membawa sejumlah besar panas (0,58 kkal per

72
gram air). Inilah pentingnya keringat. Keringat membasahi permukaan

kulit dan penguapannya.59

59
Kenneth Saladin, Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function.

73
SOAL BAB XIV

1. Hasil dari respirasi aerobik dapat berupa ....

a. C6H12O6 dan O2

b. CO2 dan O2

c. CO2 dan H2O

d. H2O dan O2

2. Tahapan respirasi aerobik yaitu ....

a. Dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, glikolisis, dan STE

b. Glikolisis, siklus Krebs, dekarboksilasi oksidatif, dan STE

c. Dekarboksilasi oksidatif, glikolisis, siklus Krebs, dan STE

d. Glikolisis, dekarboksilasi oksidatif dan siklus Krebs, serta STE

3. Siklus Krebs menghasilkan molekul-molekul ….

a. CO2, NADH, dan FADH

b. CO2, NAD, dan FAD

c. H2O, NADH, dan FADH

d. H2O, NAD, dan FAD

4. Berikut ini adalah jenis enzim yang termasuk dalam golongan karbohidrase, kecuali
….

a. katalase

b. hidrolase

c. karboksilase

d. sitokrom

e. selulose

5. Enzim yang dipakai pada proses sintesis untuk menghasilkan energi dalam sel

disebut ….

71
a. koenzim

b. haloenzim

c. endoenzim

d. eksoenzim

e. apoenzim

72
KUNCI JAWABAN SOAL

BAB I BAB II BAB III BAB 1V BAB V

6. C 1. C 1. D 1. D 1. A

7. D 2. D 2. D 2. A 2. C

8. D 3. A 3. D 3. A 3. D

9. A 4. B 4. D 4. A 4. E

10. B 5. B 5. A 5. A 5. D

BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X

1. E 1. C 1. B 1. B 1. C

2. C 2. B 2. B 2. C 2. E

3. B 3. B 3. B 3. E 3. E

4. E 4. A 4. D 4. A 4. B

5. C 5. E 5. C 5. C 5. B

BAB XI BAB XII BAB XIII BAB XIV

1. D 1. E 1. A 1. C

2. D 2. D 2. B 2. D

3. D 3. B 3. C 3. A

4. A 4. A 4. D 4. D

5. A 5. A 5. D 5. B

73
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Amy Glenn. Catherine E. Physiology of Red and White Blood Cells.

Elsevier Ltd, 2019.

Ashton, Nick. ―Physiology of Red and White Blood Cells.‖ Elsevier Ltd 8, no. 5 (2007).

Batubara, Jose RL. ―Adolescent Development (Perkembangan Remaja).‖ Sari Pediatri

12, no. 1 (2010).

Chalik, Raimundus. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Pusdiknas, 2016.

Hansen, John T. Netter’s Clinical Anatomy. Elsevier Inc, 2019.

Kenneth Saladin. Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function. New York:

McGraw-Hill Education, 2018.

Mader, Sylvia S. Understanding Human Anatomy and Physiology. New York: The

McGraw−Hill Companies, 2004.

mega iswari, Nurhastuti. Anatomi, Fisiologi Dan Genetika. padang: UNP Press Padang,

2010.

Mertajaya, I Made. Ilmu Biomedik Dasar. UKI Press, 2019.

Paul A. J. Kolarsick, BS, Maria Ann Kolarsick. ―Anatomy and Physiology of the Skin.‖

Journal of the Dermatology Nurses’ Association 3, no. 4 (2011).

Psychologymania. ―Modalitas Rasa Kulit.‖ PT. Nirmala Satya Development.

Richard L. Drake, A. Wayne Vogl, Adam W.M. Mitchell. Gray’s Basic Anatomy.

Elsevier, Inc, 2018.

Sa’adah, Sumiyati. Sistem Peredaran Darah. Bandung: UIN SUNAN GUNUNG

DJATI, 2018.

TRIMAWATI. Bahan Ajar Patofisiologi. Ungaran: Universitas Ngudi Waluyo, 2021.

74

Anda mungkin juga menyukai