Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TRANSDUKSI SEL

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA

NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A

TUGAS : BIOLOGI SEL

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2013
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah biologi khususnya biologi sel tentang transduksi
sel.
Adapun makalah ilmiah biologi khususnya biologi sel tentang transduksi
sel telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi
yang kususnya membahas tentang transduksi sel ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 14 oktober 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

a. Latar belakang ..

b. Rumusan Masalah .

c. Tujuan

BAB II Pembahasan

a. Transduksi Sel

b. Metode transduksi sel

c. Tahapan Transduksi Sel ..

d. Second messenger .

BAB III Penutup

a. Kesimpulan ..

b. Saran..

Daftar Pustaka .........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sel merupakan unit terkecil dan structural dari organisme atau mahluk
hidup. Miliaran sel harus ber-koordinasi untuk membentuk suatu jaringan.
Dengan adanya koordinasi tersebut maka memungkinkan suatu organisme
dapat berkembang. Dimulai dari sel kemudian membentuk jaringan, organ dan
system organ yang menjalankan organisme tersebut.

Dalam kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan


berinteraksi dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya.
Sinyal-sinyal antar sel jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang
biasanya dirubah oleh manusia.

Sinyal - sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atau dari
beberapa perubahan pada lingkungan fisik organisme, bermacam-macam
bentuknya. Misalnya, sel dapat mengindera dan merespons sinyal
elektromagnetik, seperti cahaya, dan sinyal mekanis seperti, sentuhan. Akan
tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan
sinyal kimiawi.

Kajian tentang transduksi sel atau biasa disebut komunikasi antar sel akan
membantu menjawab sejumlah pertanyaan penting dalam biologis dan
kedokteran, mulai dari perkembangan embriologis hingga kerja hormon untuk
perkembangan kanker.
B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang mengenai interaksi sel diatas, maka dapat ditarik
beberapa rumusan masalah seperti:

1. Bagaimana cara sel bertranduksi ?


2. Apa saja metode dari transduksi sel ?
3. Bagaimana tahapan dari transduksi sel ?
4. Bagaimana sinyal antara sel yang diterima oleh second messenger ?

C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan dari
makalah ini, seperti berikut:
1. Untuk mengetahui cara transduksi sel
2. Untuk mengetahui apa saja metode komunikasi sel
3. Untuk mengetahui tahapan komunikasi sel
4. Untuk mengetahui sinyal antar sel yang diterima oleh second messenger.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TRANSDUKSI SEL

Sistem komunikasi suatu sel berperan teramat penting dalam


menentukan respon seluler yang akan dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa
yang terangkum dalam dogma biologi molekuler diawali oleh adanya aktivitas
komunikasi. Untuk dapat menjalankan aktivitas komunikasi tersebut sebuah sel
(eukariotik) dilengkapi berbagai jenis reseptor yang terdapat di membrane
plasmanya.Reseptor ini biasanya merupakan bagian structural dari protein
integral yang terdapat di sela-sela lemak lapis ganda. Sel berinteraksi dengan
sel lain dengan cara komunikasi langsung atau dengan mengirimkan sinyal
kepada sel target. Berikut macam-macam interaksi sel :

1) Komunikasi kontak sel


Sel dapat berkomunikasi dengan cara kontak langsung. Baik sel
hewan maupun sel tumbuhan memiliki sambungan sel yang bila memang
ada memberikan kontinuitas sitoplasmik diantara sel-sel yang berdekatan.
Dalam hal ini, bahan pensinyalan yang larut dalam sitosol dapat dengan
bebas melewati sel yang berdekatan. Disamping itu, sel hewan mungkin
berkomunikasi melalui kontak langsung diantara molekul-molekul pada
permukaannya.

2) Pensinyalan parakrin

Pada pensinyalan parakrin, sel pensekresi bertindak pada sel target


didekatnya dengan melepas molekul pengatur local ke dalam fluida
ekstraseluler.
3) Pensinyalan sinaptik

Pada pensinyalan sinaptik sel saraf melepaskan molekul


neurotransmitter ke dalam sinapsis antara sel lain.

4) Pensinyalan Endokrin/ Hormonal


Hormone mensinyal sel target pada jarak yang lebih jauh. Pada
hewan, sel endokrin terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan
tubuh yaitu darah. Hormone dapat mencapai hamper seluruh sel tubuh,
tetapi, jika dengan pengatur local. Hanya sel target spesifik yang
mengenali dan merespons sinyal kimiawi yang diberikan.

Penisyaratan sel adalah bagian sebuah sistem komunikasi yang sangat


kompleks pada tingkat selular yang mengatur aktivitas dan koordinasi
antar sel. Sebagai contoh, budding pada khamir Saccharomyces cerevisiae.
Sel-sel khamir berkomunikasi dengan sel lainnya untuk perkawinan dengan
mensekresikan beberapa macam peptida pendek. Molekul peptida tersebut
merupakan isyarat ekstraseluler fungsional pada jarak dekat maupun jauh,
dengan pencerap yang spesifik.
Hormon adalah zat kimia yang terbentuk dalam satu organ atau bagian
tubuh dan dibawa dalam darah ke organ atau bagian di mana mereka
menghasilkan efek fungsional. Hormon membawa pesan dari kelenjar
kepada sel-sel untuk mempertahankan tingkat bahan kimia dalam aliran darah
yang mencapai homeostasis. Tergantung pada efeknya masing-masing, hormon
dapat mengubah aktivitas fungsional, dan kadang-kadang struktural satu atau
beberapa organ atau jaringan.
Hormon adalah Istilah yang berasal dari kata Yunani hormao yang
berarti menggairahkan atau membangkitkan. Hal ini mencerminkan peran
hormon yang bertindak sebagai katalis untuk perubahan kimia lainnya pada
tingkat sel yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan energi.
Hormon beredar bebas dalam aliran darah, menunggu untuk dikenali oleh sel
target yang menjadi tujuan mereka. Sel target memiliki reseptor yang hanya
dapat diaktifkan dengan jenis hormon tertentu. Setelah diaktifkan, sel tahu
untuk memulai fungsi tertentu, misalnya mengaktifkan gen atau memproduksi
energi kembali.
Hormon dapat diklasifikasikan menurut situs mereka bertindak dengan
situs mereka diproduksi, menjadi hormon endokrin, hormon parakrin, dan
hormon otokrin.
Hormon endokrin : hormon disekresikan oleh kelenjar endokrin.
Hormon parakrin : hormon yang bertindak pada sel-sel tetangga lokal.
Hormon autokrin : hormon yang bertindak pada sel memproduksinya.

B. METODE TRANSDUKSI SEL


Disamping mengatur segala macam aktivitas yang terjadi di dalam tubuh
kita sel juga berinteraksi antar satu sama lain. mereka mempunyai cara atau
metode tersendiri dalam berkomunikasi, terdapat tiga metode komunikasi antar
sel, yaitu:
1) Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan.
Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal
kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya.
Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein
connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal
listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP,
cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan.
2) Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang
dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel
lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).
3) Komunikasi jarak jauh, adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak
cukup jauh. Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang
dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau
neurohormon) yang dialirkan melalui darah.

Sinyal hormonal merupakan komunikasi jarak jauh. Sinyal hormonal


melibatkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Biosintesis hormon tertentu dalam jaringan tertentu


2. Penyimpanan dan sekresi hormon
3. Transportasi hormon ke sel target
4. Pengakuan hormon oleh membran sel yang berhubungan atau protein
reseptor intraseluler
5. Relay dan amplifikasi sinyal hormonal diterima melalui proses transduksi
sinyal: ini kemudian menyebabkan respon selular. Reaksi dari sel target
kemudian dapat diakui oleh hormon-sel yang memproduksi asli, yang
mengarah ke bawah regulasi-dalam produksi hormon. Ini adalah contoh dari
sebuah loop umpan balik homeostatik negatif.
6. Degradasi hormon.
Sel hormon biasanya dari jenis sel khusus, yang berada dalam
kelenjar endokrin tertentu, seperti kelenjar tiroid, ovarium, dan testis.
Hormon keluar sel asal mereka melalui eksositosis atau lain sarana
transportasi membran. Model hirarkis merupakan penyederhanaan yang
berlebihan dari proses sinyal hormonal.
Penerima seluler sinyal hormonal tertentu mungkin salah satu dari
beberapa jenis sel yang berada dalam sejumlah jaringan yang berbeda,
seperti halnya untuk insulin, yang memicu beragam efek fisiologis sistemik.
Jenis jaringan yang berbeda juga dapat merespon secara berbeda terhadap
sinyal hormon yang sama. Karena itu, sinyal hormon yang rumit dan sulit
untuk membedah.

C. TAHAPAN TRANSDUKSI SEL


Proses komunikasi sel dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Penerimaan (reception), merupakan pendeteksian sinyal yang dating dari
luar sel oleh sel target. Sel kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat
pada protein seluler, biasanya pada permukaan sel yang bersangkutan.
b. Transduksi, diawali dengan pengikatan molekul sinyal mengubah protein
reseptor. Tahap transduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk
yang dapat menimbulkan respon seluler spesifik. Pada system
Sutherland, pengikastan epinefrin kebagian luar protein reseptor dalam
membrane plasma sel hati berlangsung melalui serangkaian langka untuk
mengaktifkan glikogen fosforilase. Transduksi ini kadang-kadang terjadi
dalam satu langkah, tetapi lebih sering membutuhkan suatu urutan
perubahan dalam sederetan molekul yang berbeda (jalur transduksi)
sinyal. Molekul di sepanjang jalur itu sering disebut molekul relay.

Transduksi sinyal meliputi aktifitas sebagai berikut:


Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik
yang terdapat pada permukaan membran sel.
Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.
Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian
membran sel atau efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran
sinyal ini kemudian akan menimbulkan respon spesifik terhadap
sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada jenis
sinyal yang diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau
penurunan aktifitas enzim-enzim metabolik, rekonfigurasi
sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran sel, aktifasi sintesa
DNA, perubahan ekspresi genetik atupun program apoptosis.
c. Terputusnya rangkaian sinyal. Terjadi apabila rangsangan dari luar mulai
berkurang atau terputus. Terputusnya sinyal juga terjadi apabila terdapat
kerusakan atau tidak aktifnya sebagian atau seluruh molekul penghantar
sinyal. Informasi yang terjadi akan melewati jalur rangsang (signal
transduction pathway) yang terdiri dari berbagai protein berbeda atau
molekul tertentu seperti berbagai ion dan kanalnya, berbagai faktor
transkripsi, ataupun berbagai tipe sububit regulator. Setiap protein yang
terlibat pada jalur ini mampu menghambat atau mengaktifasi protein
yang berada dibawah pengaruhnya (down stream). Protein utama yang
terlibat dalam jalur rangsang pada umumnya adalah kinase dan
posphatase, yang beberapa diantaranya merupakan protein yang
terdapat/larut dalam sitoplasma. Kedua protein ini mampu melepaskan
atau menerima grup posphat dari protein lain sehingga proses
penghantaran atau penghentian sinyal dapat berlangsung.
Secara singkat, langkah-langkah transduksi sinyal adalah:
Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
Transpor sinyal oleh sel target.
Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan
aktivasi reseptor tersebut.
Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel.
Peubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel.
Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel.
ikatan ligan dengan reseptor spesifik akan memicu pelepasan second
messenger yang akan menimbulkan reaksi berantai dan membawa
perubahan didalam sel. Reseptor spesifik, yang terdapat pada membran
sel dapat berupa: GTP binding protein (G-protein)-coupled
receptors, receptor tyrosine kinase, cytokine receptor-link kinase
atupun serine kinase. Sinyal yang terjadi bukan hanya oleh adanya
ikatan ligan dengan reseptor spesifik saja, melainkan juga akibat adanya
paparan langsung dengan tekanan mekanik maupun perubahan kimiawi
disekitar sel dengan melibatkan integrin.

d. Respon, pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang ditransduksi


akhirnya memicu respon seluler spesifik. Respon ini dapat berupa
hamper seluruh aktivitas seluler seperti katalisis leh suatu enzim,
penyusunan ulang sitoskeleton, atau pengaktivan gen spesifik di dalam
nucleus.proses pensinyalan sel membantu memastikan bahwa aktivitas
penting seperti ini terjadi pada sel yang benar, pada waktu yang tepat,
dan pada koordinasi yang sesuai dengan sel lain dalam organisme
bersangkutan.
D. SECOND MESSENGER
Second messenger merupakan jalur persinyalan yang melibatkan molekul
atau ion kecil nonprotein yang terlarut-air. Sedangkan molekul sinyal
ekstraseluler yang mengikat reseptor membrane merupakan mesenjer pertama
jalur. Karena mesenjer kedua itu kecil dan terlarut dalam air, mesenjer ini data
segera menyebar ke seluruh sel dengan berdifusi. Mesenjer kedua berperan
serta dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-G maupun reseptor
tirosin-kinase. Dua mesenjer kedua yang paling banyak digunakan ialah:
A. AMP siklik
Second messenger ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin
dari membrane plasma sel hati atau otot ke bagian dalam sel, dimana
sinyal itu menyebabkan pemecahan glikogen. Pengikatan epinefrin pada
membrane plasma sel hati akan meningkatkan senyawa adenosine
monofosfat siklik, yang disingkat AMP siklik atau cAMP. cAMP ini
diaktifkan oleh adenilat siklase yang mengkatalisa perombakan ATP.
cAMP atau aliran ion tadi dapat membuat perubahan pada perilaku sel,
dan mereka disebut messenger sekunder atau mediator intraseluler yang
mana akan merangsang metabolisme sel lewat aktivitas protein kinase.
B. Ion kalsium
Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, factor
pertumbuhan, dan sejumlah hormone, menginduksi respon pada sel
targetnya melalui jalur transduksi sinyal yang meningkatkan konsentrasi
ion kalsium sitosolik. Peningktan konsentrasi ion kalsium sitosolik
menyebabkan banyak respon pada sel hewan. Sel menggunakan ion
kalsium sebagai mesenjer kedua dalam jalur protein-G dan jalur reseptor
tirosin kinase. Dalam merespon sinyal yang direlai oleh jalur transduksi
sinyal, kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh suatu
mekanisme yang melepas ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi
daripada konsentrasi dalam sitisol. Karena kadar kalsium sitosolit rendah,
perubahan kecil pada jumlah absolute ion akan menggambarkan
persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi kalsium.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari serangkaian penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Transduksi menjadi 3 macam, yaitu komunikasi tingkat langsung,


pensinyalan parakrin, pensinyalan sinaptik, dan pensinyalan
endokrin/hormonal.
2. Metode transduksi sel dibagi menjadi 3 macam, yaitu komunikasi langsung,
komunikasi lokal, dan komunikasi jarak jauh.
3. Proses transduksi sel dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penerimaan
(reception), transduksi dan respon.
4. Second messenger merupakan jalur persinyalan yang melibatkan molekul
atau ion kecil nonprotein yang terlarut-air. . Dua mesenjer kedua yang paling
banyak digunakan ialah AMP siklik dan Ion kalsium.
B. Saran

Kami ketahui bahwa makalah kami ini masih jauh dikatakan sempurna,
untuk itu kami membutuhkan saran dan kritikan yang membangun kepada para
pembaca agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2002. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

http://rahmahfitriyani.wordpress.com/2013/01/18/biologi-sel/

http://www.slideshare.net/TikaNurfadilah/komunikasi-antar-sel

Anda mungkin juga menyukai