Anda di halaman 1dari 20

EFEKTOR PADA HEWAN

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu: Hj. Nur Ilmiyati, M.M, M.Pd.

Disusun Oleh:

Dhaifina Azimatunisa NIM 2119160009


Pipit Pitriyani NIM 2119160019
Teni Setia Mulyani NIM 2119160064
Lala Laura Rahman NIM 2119160065

Tingkat 2-C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah ini tepat pada
waktunya. Sholawat beserta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw., keluarga, sahabat dan kita umatnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Efektor Pada Hewan” ini disusun untuk mengetahui
struktur dan fungsi sistem otot pada hewan dan macam-macam efektor pada hewan.
Pembuatan makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa ada
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Ibu Hj. Nur Ilmiyati, M.M, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Fisiologi Hewan
program studi guruan biologi tingkat 2C; dan
2. rekan kelompok yang telah ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah tentang Efektor Pada Hewan ini
dapat memberikan manfaat untuk pembaca.

Ciamis, Juli 2018

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Definisi Efektor Pada Hewan..........................................................................3
B. Macam Efektor Pada Hewan..........................................................................4
C. Mekanisme Sistem Otot pada Hewan...........................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................16
A. Simpulan.......................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dalam tubuh manusia terdapat sistem koordinasi yag akan mengatur agar
organ dapat berjalan dengan baik, begitupun juga pada hewan. Sistem koordinasi ini
bekerja salah satunya yaitu untuk menanggapi rangsangan yang diterima oleh tubuh
itu sendiri. Rangsangan merupakan informasi yang dapat diterima oleh hewan, salah
satunya yaitu yang disebut sebagai efektor.
Efektor sendiri merupakan sel saraf yang mengirimkan tanggapan atas
rangsangan. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai
antara reseptor dan efektor. Efektor yang penting pada hewan adalah berupa otot dan
kelenjar. Hewan terkenal dengan kemampuannya bergerak aktif, berpindah tempat
dalam pencarian mencari teritorial atau mencari makanan. Kemampuan ini
dikarenakan hewan didukung oleh sekumpulan sel-sel yang memiliki ciri khas aktif
bergerak.
Begitu juga dengan kelenjar, semua hewan vertebarata mempunyai kelenjar
endokrin yang sama, sistem endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa
saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Oleh karena itu, otot dan kelenjar
merupakan bagian penting pada hewan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan efektor pada hewan?
2. Apa saja macam-macam efektor?
3. Bagaimana mekanisme sistem otot pada hewan?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah yaitu
sebagai berikut.
1. Untuk menjelaskan definisi efektor pada hewan.
2. Untuk memaparkan macam-macam efektor.
3. Untuk menjelaskan mekanisme sistem otot pada hewan.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu dapat dijadikan sebagai sumber referensi
serta untuk menambah wawasan pembaca tentang efektor pada hewan, macam
efektor pada hewan dan mekanisme sistem otot pada hewan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Efektor Pada Hewan


Efektor merupakan bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor adalah alat penghasil tanggapan yang
pada sistem kerjanya terlihat adanya gerakan tubuh tetapi tidak terlihat adanya sekresi
hormon. Tanggapan yang dihasilkan tergantung pada jenis rangsangan dan jenis
efektornya. Terdapat tiga proses tanggapan, yaitu:
1. Tanggapan perubahan gerak
Sel mengandung sitoskeleton yang befungsi alat gerak yang menghasilkan
aliran sitoplasmik yang akan berkontraksi dan akan diikuti relaksi sehingga
menghasilkan proses aktif dan pasif yang berpasangan kerja secara antogonis, ketika
aktivitas berulang memerliukan tulang atau rangka fungsinya sebagai tempat
bertumpu dan penahan tarikan otot. Pada hewan terdapat tiga jenis sistem rangka,
yaitu:
a. Rangka hidrostatik, merupakan rangka yang terdapat pada invertebrata yang
bertubuh lunak (contoh: annelida). Fungsinya mirip dengan gerakan ameboid.
b. Rangka luar, merupakan rangka yang terdapat di luar tubuh. (contoh: Moluska dan
Artropoda). Fungsinya melindungi diri dan pelekatan otot.
c. Rangka dalam, merupakan rangka yang terdapat di dalam tubuh (contoh:
vertebrata). Pada invertebrata rangka mengandung berbagai garam kalsium dan
fungsi sama dengan hewan lain.
2. Tanggapan Perubahan Warna
Fungsi perubahan warna pada hewan antara lain : untuk menyamar, komunikasi
kawin, dan pertahanan diri. Zat yang berperan aiotu Kromatotor (sel yang
mengandung pigmen).
3. Tanggapan pelepasan arus listrik
Hanya terjadi pada beberapajenis ikan contoh pada ikan Elecreophorus
electricus, ia mempunyai organ listrik yang berfungsi sebagai orientasi, komunikasi
dan interaksi. Proses pembentukan arus listrik dengan melalui elektroplat (struktur

3
bersifat seperti saraf dan otot yang disebut dengan badan mioneural yang yang terdiri
dari dua sisi yaitu sebagai berikut.
a. Ke arah daerah ekor yang mampu menaggapi rangsang yang terdepolarisasi
bermuatan negatif (-67mV/plat).
b. Kearah daerah kepala tidak mampu menanggapi rangsang tidak mampu
menaggapi rangsang tidak terdepolarisasi bermuatan positif (+84mV/plat).

B. Macam Efektor Pada Hewan


Efektor yang berperan paling penting adalah otot dan kelenjar. Uraiannya
yaitu sebagai berikut.
1. Otot
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena
sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang
halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka
miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke
arah tertentu (berkontraksi).
a. Jenis Otot
Terdapat jenis otot yang ditemukan pada vertebrata, yaitu otot rangka, otot
jantung dan otot polos.
1) Jaringan Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya
berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos
mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya
meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah
dan bentuknya pipih. Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita
(otot tidak sadar).
2) Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-
seling gelap (anisotropy) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk

4
silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di
bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar). Otot
lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh,
misalnya pada bisep dan trisep.
3) Jaringan Otot jantung
Otot ini tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling
berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua
inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar kehendak
(tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan selnya dilengkapi serabut saraf
dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis, teratur,
tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung karenahanya
terdapat di jantung. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris,
yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.
b. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berangkai. Bila rangsangan
diberikan pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan bertambah
besar. Keadaan ini disebut sumasi. Bila rangsangan diberikan terus menerus, maka
kontraksi mendatar. Otot dikatakan berfungsi bila otot tersebut menjadi pendek
dan diameternya membesar. Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut
dibedakan atas beberapa macam, yaitu:
1) Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh.
2) Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan.
3) Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh.
4) Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu badan.
5) Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan.
6) Otot dilatator, untuk melebarkan.
7) Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan.
8) Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah yang sama.
9) Otot antagonis, otot ini bekerjanya berla'anan arah.
10) Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan.

5
11) Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.
12) Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.
c. Sifat Kerja Otot
1) Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlainan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebab kantulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep.
2) Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak
tangan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih
yang bekerja bersama 6 sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot 6 otot itu
berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
2. Kelenjar
Kelenjar terbagi menjadi kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Uraiannya
sebagai berikut.
a. Kelenjar Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Berikut adalah yang
termasuk kelenjar endokrin.
1) Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-
macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar
hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
hipofisis bagian anterior, hipofisis bagian tengah dan hipofisis bagian posterior.

6
2) Paratiroid
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan
parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah.
Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala kadar kapur dalam
darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah
pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
3) Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara
keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di
depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan
dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar
ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin
menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan
kecerdasan menurun. Namun, produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan
penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala kecepatan
metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa
demam.
4) Kelenjar adrenalin (Anak ginjal)
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap
ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian
luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kerusakan pada bagian korteks
mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala timbul kelelahan, nafsu makan
berkurang, mual, muntah-muntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan
ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga
denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak.
5) Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau
Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon

7
insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.
Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi
glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit
diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon
glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
6) Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur,
ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan
ovarium yaitu sebagai berikut.
 Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang
oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-
tanda kelamin sekunder pada wanita.
 Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh
LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang
sudah dibuahi. Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama
kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH.
 Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria.
Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi
menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder.
Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
 Thimus
Terletak di dada, yakni dalam lingkup cakra jantung. Kelenjar ini memegang
peranan yang penting pada perkembangan sex seorang anak. Sesudah masa
remaja kelenjar ini seharusnya berhenti bekerja, bilamana tidak demikian,
maka anak itu akan kurang bertanggung jawab, mudah marah dan tidak

8
mengindahkan kebenaran. Fungsi thymus yang paling utama adalah
pertukaran zat-zat mineral terutama kapur dan fosfor.
 Pineal
Kelenjar pineal terletak di puncak kepala, besarnya tidak lebih dari sebutir
gabah dan memiliki fungsi yang paling rahasia di antara semua kelenjar
endokrin. Kadang-kadang kelenjar ini dianggap sebagai tempat
bersemayamnya jiwa (descrates). Ada semacam hubungan antara kelenjar
pineal, otak dan alat kelamin. Kelenjar ini mempengaruhi otak dan sangat
mungkin kekuatan mental yang seimbang tergantung dari kelenjar pineal yang
aktif dan terpelihara dengan baik melalui cara makan yang tepat.
7) Ptiutary
Terletak di dasar otak, dibelakang cakra ajna, tempatnya amat disembunyikan
oleh alam supaya aman terhadap benturan dari luar. Kelenjar pituitari ini
merupakan “diktator” dari semua sistim kelenjar endokrin. Kesehatan pituitari
menentukan efisiensi kelenjar endokrin yang lain. Pituitari menghasilkan tak
kurang dari dua belas hormon yang berbeda. Satu di antaranya adalah pituitrin,
sebuah hormon yang digunakan para dokter untuk menggiatkan kontraksi
kandungan pada waktu kelahiran.
Mereka yang mempunyai pituitari sehat akan tetap muda biarpun sudah
berumur tua. Pituitari yang kurang mendapatkan makanan, atau sakit, akan
langsung mengurangi kegiatan dan kegembiraan, serta mengakibatkan rasa bosan
dan kecewa. Kelenjar ini didepan memiliki hubungan erat dengan pengeluaran
hormon otak yang mendukung pemikiran abstrak. Jadi pituitari inilah yang
mendorong kecerdasan dan bakat kreatif.
b. Kelenjar Eksokrin
Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang mempunyai saluran untuk
mengeluarkan produknya atau bermuara pada permukaan apikal. Kelenjar
eksokrin bisa dikategorikan lagi dalam 3 jenis yaitu sebagai berikut.
1) Kelenjar apokrin, yaitu bagian dari sel sekresi hilang ketika sekresi
berlangsung. Istilah kelenjar apocrine sering dikaitkan dengan kelenjar apocrine

9
keringat walaupun pernyataan ini diduga salah karena metode sekresinya tidak
sama.
2) Kelenjar holokrin, yaitu seluruh sel hancur ketika sekresi berlangsung.
3) Kelenjar merokrin, yaitu sekresi dilakukan dengan eksositosis. Kelenjar ini
mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya dan selanjutnya
bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh.

C. Mekanisme Sistem Otot pada Hewan


1. Sistem Otot pada Hewan Invertebrata
Pada sistem otot invertebrata dibagi menjadi dua yaitu eksoskeleton dan
sistem rangka hidrostatik. Invertebrata lain membutuhkan sistem rangka luar untuk
menutupi tubuh mereka. Masalah ini diatasi dengan rangka luar atau Eksoskeleton.
Eksoskeleton terbagi dua yaitu sebagai berikut.
 Body chase, merupakan eksoskeleton yang menutup seluruh permukaan tubuh
hewan. Terdiri dari sejumlah kepingan yang disatukan pada sendi-sendi tertentu
yang fleksibel. Contoh pada Arthropoda (Serangga, Udang, Laba-laba, dll)
 Shell, merupakan eksoskeleton yang tidak ditutupi seluruh tubuh hewan. Terdiri
dari satu atau dua bagian kepingan yang tumbuh bersama dengan tubuh hewan
pemiliknya. Contoh Hewan Bivalvia dan Molusca.
Sedangkan pada sistem rangka hidrostatik, rangka hidrostatik merupakan
rangka tubuh invertebrata yang bentuknya tergantung pada tekanan cairan tubuh.
Seperti cacing pipih, cacing gilig, hewan golongan annelida dan coelenterata. Adanya
rangka hidrostatik memungkinkan gerakan peristaltis. Gerakan peristaltis adalah
Pergerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang ritmik dari kepala sampai ekor.
Gerakan ini dapat terjadi karena otot sirkuler dan otot longitudinal.
a. Sistem otot pada cacing pipih (Platyhelminthes)
Pada Platyhelminthes terdapat sistem otot yang juga berfungsi sebagai alat gerak
aktif terutama berfungsi dalam mengatur gerakan tubuhnya. Serabut otot terbagi
atas Sirkular, Longitudinal, Serong atau vertical yang mana Sirkular terdapat di
bawah epidermis dan berkontraksi memanjang kan tubuh nya, longitudinal yang

10
berfungsi memperpendek tubuh nya ,dan otot serong atau vertical yang berfungsi
untuk bergerak seperti membalik,melipat dan merentangkan diri nya keseluruh
arah.
b. Sistem otot pada Molusca
Sebagian otot besar otot berupa otot halus yang berkontraksi lambat namunyang
dapat aktif berenag menggerakkan cangkang nya terdapat otot halus atau lurik.
Otot halus yang berfungsi untuk menutup cangkang pada saat istirahat dan otot
lurik yang berfungsi untuk menimbulkan gerakan berenang.
c. System otot pada Arthropoda
Pada mosculer sangat kompleks ukuran maupun otot-otot tubuh yang banyak
jumlah nya dan bersendi dan otot melekat pada permukaan dalam rangka luar.
Otot rangka Arthropoda hampir identik dengan otot rangka vertebrata. Akan tetapi.
Otot terbang pada serangga mampu melakukan kontraksi independen dan ritmik
(berirama), sehingga sayap serangga sesungguhnya dapat mengibas lebih cepat
dari potensial aksi yang tiba di sistem saraf pusat.
2. Sistem Otot pada Hewan Vertebrata
Pada ikan dan hewan-hewan vertebrata lain, hewan-hewan ini mempunya
otot, seperti otot-otot pada kepala dan badan.
a. Otot pada ikan
Sistem otot pada ikan yakni penggerak tubuh, berupa sirip-sirip, Otot-otot di
seluruh tubuh secara teratur bersegemen, bergerak ketika mengadakan gerakan
berenang.
b. Amphibi
Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging,
yaitu otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat
melintang. Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisiologis. Otot
daging sebelah luar terdiri atas otot daging skletal atau otot daging bebas yang
melekat pada tulang-tulang. Otot daging tersebut terkendali oleh kemauan, pada
gerakannya. Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama
lain digabung oleh jaringan ikat. Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang

11
berlainan. Bagian central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal
merupakan bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging
yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus
sebelah ujung tulang yang disebut “tendon”. Sebagai contoh misalnya tendon pada
jari kaki yang membalut jari seperti cincin.
Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang
memendekkan jari; dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan
bergerak. Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan.
Dibawah ini akan di sebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan model
aktivitasnya dengan masing-masing contoh :
 Flexor, yaitu mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai
pengikat lengan bawah dengan lengan atas.
 Extensor, yaitu meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh: triceps
meluruskan lengan bawah pada lengan atas.
 Abductor, yaitu menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau
anggota); contoh: deltoid menarik lengan kesamping.
 Adductor, yaitu menarik suatu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau
anggota) contoh latianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.
 Depressor, yaitu menurunkan suatu bagian; contoh: depreseor manbulae
menggerakkan kebawah rahang bawah untuk membuka mulut.
 Levator, yaitu mengangkat atau meninggikan suatu bagian; contoh: masseter
mengangkat rahang untuk menutup mulut.
 Rotator, yaitu memutar suatu bagian; contoh: pyriformis, meninggikan dan
memutar femur.
Otot daging yang tunduk pada kemauan dibagi atas tiga bentuk struktur umum
yaitu sebagai berikut.
(1) otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang
membentuk dinding abdomen.
(2) otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau
deltoid.

12
(3) otot daging sphincter dengan serat melingkar, misalnya sphincter ani yang
berfungsi untuk menutup anus.
Dalam banyak gerakan bagian tubuh beberapa otot daging bereaksi bersama-sama
dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh
sistem saraf. Tiap-tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris
yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi.
c. Reptilia
Reptilia memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila di bandingkan
dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang
bersifat lebih berat dari pada di dalam air, selain itu juga untuk gerakan-gerakan
yang sifatnya harus cepat. Otot aksial (otot badan) reptil mulai menunjukkan
beberapa speasialisasi seperti yang dikelompokkan pada mamal. Otot reptil
terutama untuk gerakan lateral tubuh dan menggerakkan ruas-ruas tulang
belakang. Dermal atau otot kulit berkembang baik pada reptil. Jaringan tungkai
pada reptil menunjukkan variasi bergantung pada tipe gerakannya.
d. Aves
 Otot daging extremitas berkembang menjadi besar, berhubung aktivitas gerak
yang cepat. Gerak sayap pada waktu terbang dilakukan oleh musculus pectoralis
yang terdapat pada dada, berupa otot daging putih. Dibedakan atas musculus
pectoralis mayor yang terletak di sebelah luar, dan musculus pectoralis minor yang
terletak sebelah dalam. Kedua ujung otot pada dada terikat di carina atau sterni,
sedang ujung lain terikat pada kepala humerus dari sayap di sebelah ventro lateral.
Kontraksi otot yang bergantian menyebabakan sayap bergerak ke atas ke bawah
sehingga burung dapat terbang.
Otot daging dari femur (extremitas posterior) pada prinsipnya untuk lari dan
menangkap. Otot pada kaki bawah pada telak kaki adalah sedikit, sebagai
penyesuaian menghindari banyaknya panas hilang pada bagian ini yang tidak
berbulu. Gerak dari jari kaki dilakukan oleh tendon otot daging yang bersambung
dengan otot disebelah atasnya. Gerakan dari tendon ini diperlancar dengan
pelumas cairan melalui suatu saluran kecil.

13
e. Sistem Otot pada Mamalia
Bila dibandingkan dengan vertebrata rendah mamalia memiliki musculus
segmen pada vertebrae dan costae lebih sedikit dan sehubungan dengan pekerjaan
yang lebih banyak pada kepala, leher dan ekstremitas berkembang baik. Diantara
musculus yang penting bila kulit dibuka antara lain sebagai berikut.

1) Musculus masetter, kanan kiri yang melekat pada rahang atas dan rahang
bawah; musculi ini kuat berguna untuk mengunyah.
2) Musculi sterno cephalica, kanan kiri leher memanjang, menggandeng kepala
dan sternum.
3) Musculus pectoralis, berbentuk lebar melekat pada sternum dan humerus terdiri
atas 2 bagian.
4) Musculus rectus abdominalis, di tengah-tengah perut, menghubungkan pelvicus
dan sternum. Menutup ruang perut pada pada ventral (bawah).
5) Musculus obliqus abdominalis, terdiri atas 2 bagian yaitu musculus obliqus
externa dan musqulus obliqus interna; Musculus tersebut menutup perut bagian
samping.
6) Musculus transversus abdominalis, terletak di bagian bawah musculus obliqus
interna.
7) Musculus intercostalis, terdiri atas 2 bagian yaitu musculus intercostalis interna
dan musculus externa terdapat di antara costae.
8) Musculus latissimus dorsi, terdapat di atas punggung, membujur dari leher
hingga tulang pelvicus.
9) Musculus-musculus yang terdapat pada tiap-tiap extremitas anterior dan
posterior berfungsi menggerakkan kaki dan bagian-bagiannya.
Salah satu ciri mamalia yaitu rongga tubuh terbagi atas 2 bagian oleh otot
daging melintang diagraphma yang diliputi oleh peritonium. Coelom (rongga
tubuh) yang terbagi itu adalah cavum thoracalis (bagian anterior) yang berisi cor
dan pulmo dan cavum abdominalis (bagian posterior) yang berisi vicera lainnya.

14
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal.
Semua tulang pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah
Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah tekik (celah) posterior. Otot
pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum, dan menarik tulang humerus
kebawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya, otot pektoralis minor
menarik sayap ke atas. Bila dibandingkan dengan vertebrata rendah mamalia
memiliki musculus segmen pada vertebrae dan costae lebih sedikit dan
sehubungan dengan pekerjaan yang lebih banyak pada kepala, leher, dan
ektremitas berkembang baik.

15
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan maka diperoleh simpulan sebagai
berikut.
1. Efektor merupakan bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor adalah alat penghasil tanggapan yang pada sistem
kerjanya terlihat adanya gerakan tubuh tetapi tidak terlihat adanya sekresi hormon.
Tanggapan yang dihasilkan tergantung pada jenis rangsangan dan jenis efektornya
2. Efektor yang berperan paling penting adalah otot dan kelenjar. Otot merupakan
suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Sedangkan
kelenjar itu sendiri terbagi menjadi kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
3. Mekanisme sistem otot pada hewan antara hewan invertebrata dengan hewan
vertebrata.

B. Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

Sulaeman. 2016. Sistem Saraf dan Otot. Dikutip dari link


https://www.scribd.com/document/327758791/Sistem-Saraf-Dan-Otot pada
hari Rabu, 04 Juli 2018 pada pukul 14.42 WIB.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Ardy, Embun. 2013. Efektor dan Cara Kerjanya. Dikutip dari link
file:///C:/Users/User/Downloads/fiswan%201.html pada hari Rabu, 04 Juli 2018
pada pukul 14.42 WIB.
Prianto, Agus, dkk. 2017. Makalah Sistem Otot. Dikutip dari link
https://www.academia.edu/34863773/MAKALAH_Sistem_Otot pada hari
Rabu, 04 Juli 2018 pada pukul 14.52 WIB.
Umar, Ismail. 2011. An Kelenjar Endokrin dan Eksokrin. Dikutip dari link
https://www.scribd.com/doc/50864237/an-Kelenjar-Endokrin-Dan-Eksokrin
pada hari Rabu, 04 Juli 2018 pada pukul 15.14 WIB.

17

Anda mungkin juga menyukai