Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

“FISIOLOGI OTOT JANTUNG”

Disusun Oleh :

Nama : Baiq Ongsian (020.06.0009)

Allailatul Qadriah (021.06.0003)

Andini Tiarna Damayanti (021.06.0008)

Kelas/kelompok : A/1

Dosen : dr. Dian Rahadianti, M. Biomed

Siti Ruqayyah, M. Sc

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan hasil Laporan Praktikum “Fisiologi Otot Jantung” Blok
Kardiovaskular 1.
Dalam penyusunan Laporan Praktikum “Fisiologi Otot Jantung” ini, kami
menyadari sepenuhnya masih terdapat kekurangan di dalam penyusunannya. Hal
ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki,
kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak
tidaklah mungkin hasil Laporan Praktikum “Fisiologi Otot Jantung” ini dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan dengan baik.
2. dr. Dian Rahadianti, M. Biomed dan Ibu Siti Ruqayyah, M. Sc sebagai
dosen pemateri biologi sel yang senantiasa memberikan bimbingan dalam
pelaksanaan pembelajaran dan saran yang sangat membangun.
3. Seluruh anggota kelompok 1 pada Praktikum “Fisiologi Otot Jantung” yang
telah membantu dan memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak.

Mataram, 25 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Topik 1 ...................................................................................................... 4
2.2 Topik 2 ...................................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Pelaksanaan ............................................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................................... 7
3.3 Cara Kerja ................................................................................................. 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan……………………………………………………….12
4.2 Pembahasan……………………………………………………………..14
BAB V PENUTUP
5.1 Manfaat…………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan organ tubuh yang paling fungsional karena peranannya sebagai
pemompa darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Penyakit
Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang menyebabkan gangguan terhadap
jantung. Penyakit jantung sendiri merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia terutama
pada kalangan dewasa dan lanjut usia. Pada tahun 1990 tercatat sebanyak 14,4 juta kematian
akibat serangan jantung. Angka tersebut meningkat menjadi 17,5 juta pada tahun 2005, dan
pada tahun 2030 diperkirakan akan meningkat kembali hingga mencapai angka 23,6 juta jiwa
penduduk (American Heart Association, 2014).
Salah satu fungsi otot adalah untuk melakukan pergerakan anggota tubuh. Walaupun di
zaman ini kebanyakan bisa dikerjakan secara otomatis, manusia tetap harus bergerak untuk
melakukan aktivitasnya. Penggunaan energi yang berlangsung secara terus menerus tanpa
istirahat dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan. Kelelahan sendiri dapat dibedakan
menjadi kelelahan otot dan kelelahan saraf. Kelelahan otot adalah sebuah kondisi ketika otot
kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah kontraksi yang kuat dan lama (Guyton &
Hall, 2008). Kelelahan otot ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak hanya manusia berusia lanjut,
tetapi juga pada manusia dewasa atau remaja, bahkan anak-anak pun bisa mengalami kelelahan
otot. Kelelahan seringkali menjadi alasan seseorang datang pada tenaga kesehatan karena
seseorang yang sering mengalami kelelahan ternyata memiliki kualitas hidup yang buruk.
Penelitian menunjukkan prevalensi kelelahan antara 400 sampai 2.500 manusia dewasa per
100.000 populasi dan lebih sering terjadi pada wanita (Kamaldeep, et al., 2011). Saat ini
banyak ditemukan berbagai jenis suplemen, salah satunya adalah suplemen untuk
memperpanjang onset timbulnya kelelahan yang dikenal sebagai vitamin neurotropik yang
terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 (William, 2004). Vitamin B1, B6, dan B12 dapat
bermanfaat dalam mencegah timbulnya gejala kelelahan. Vitamin B1 dan B6 memiliki peran
dalam metabolisme karbohidrat dan protein yang nantinya akan menghasilkan metabolit
berenergi tinggi sehingga bisa digunakan dalam proses kontraksi. Vitamin B12 membantu
proses sintesis DNA yang diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah. Sel darah
merah ini akan berikatan dengan oksigen dan diedarkan ke seluruh tubuh salah satunya ke
dalam otot. Jika suplai oksigen otot tercukupi maka akan mencegah terjadinya 2 Universitas
Kristen Maranatha respirasi sel anaerob yang menghasilkan sedikit energi (Manore, 2000;
Lukaski, 2004).

1.2 Tujuan
1. Untuk memahami bagaimana radius vaskular mempengaruhi laju aliran darah
2. Untuk memahami bagaimana radius vaskular berubah dalam tubuh
3. Untuk memahami bagaimana menginterpretasikan grafik radius vaskular-laju aliran darah
4. Untuk memahami pergerakan ion yang terjadi selama potensial aksi jantung
5. Untuk mendeskripsikan pengaruh potensial ion kalium, natrium, dan kalsium pada denyut
jantung
6. Untuk menjelaskan bagaimana kanal kalsium blocker digunakan secara farmasi untuk
mengobati pasien jantung
7. Untuk menerangkan terminologi inotropik dan kronotropik

1.3 Manfaat
1. Agar dapat memahami bagaimana radius vaskular mempengaruhi laju aliran darah
2. Agar dapat memahami bagaimana radius vaskular berubah dalam tubuh
3. Agar dapat memahami bagaimana menginterpretasikan grafik radius vaskular-laju aliran
darah
4. Agar dapat memahami pergerakan ion yang terjadi selama potensial aksi jantung
5. Agar dapat mendeskripsikan pengaruh potensial ion kalium, natrium, dan kalsium pada
denyut jantung
6. Agar dapat menjelaskan bagaimana kanal kalsium blocker digunakan secara farmasi untuk
mengobati pasien jantung
7. Agar dapat menerangkan terminologi inotropik dan kronotropik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh Radius Vaskular terhadap Laju Aliran Darah


Prinsip dalam mengontrol aliran darah adalah dengan mengatur radius pembuluh darah,
yang merupakan setengah dari diameter. Pengaturan radius vaskular ini terjadi melalui
kontraksi atau relaksasi otot polos dinding pembuluh darah, proses yang dikenal sebagai
vasokonstriksi atau vasodilatasi (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Vasokonstriksi dan vasodilatasi yang terjadi pada pembuluh darah Untuk
memahami bagaimana radius sangat mempengaruhi aliran darah, ingat kembali hubungan
antara darah dan dinding vaskular. Darah yang langsung bersinggungan dengan dinding
pembuluh mengalir relatif lamban karena terdapat friksi, atau gesekan, antara darah dan
lapisan pembuluh. Sebaliknya, darah di bagian tengah dari vaskular mengalir lebih bebas
karena tidak bergesekan melawan dinding pembuluh. Darah yang mengalir bebas di bagian
tengah pembuluh darah ini disebut aliran laminar. Pada Gambar 1, pembuluh yang
berkonstriksi (beradius kecil) secara proporsional akan lebih banyak darah yang akan kontak
dengan dinding pembuluh dan terdapat aliran laminar yang rendah, sehingga secara signifikan
menghalangi laju aliran darah pada pembuluh berkonstriksi relatif terhadap pembuluh
berdilatasi (beradius besar). Pada Topik 1 ini, kalian akan mempelajari pengaruh radius
pembuluh darah terhadap laju aliran darah.
2.2 Pengaruh Berbagai Ion terhadap Frekuensi Denyut Jantung
Pada sel otot jantung, potensial aksi disebabkan oleh perubahan permeabilitas ion akibat
pembukaan dan penutupan kanal-kanal ion. Perubahan permeabilitas yang terjadi pada sel otot
jantung meliputi ion kalium, natrium, dan kalsium. Konsentrasi kalium di dalam sel otot
jantung lebih besar dibandingkan di luar sel. Natrium dan kalsium terdapat dalam jumlah yang
besar di luar sel dibandingkan di dalam sel. Membran sel istirahat membutuhkan pergerakan
kalium yang lebih banyak dibandingkan natrium atau kalsium. Oleh karena itu, potensial
membran istirahat sel jantung ditentukan terutama oleh rasio konsentrasi kalium ekstraseluler
dan intraseluler. Amati Tabel 6.1 untuk ringkasan fasefase potensial aksi jantung dan
pergerakan ion selama tiap fase berlangsung.

Kanal kalsium blocker digunakan untuk menangani tekanan darah tinggi dan denyut
jantung abnormal. Blocker ini menghambat pergerakan kalsium melalui kanalnya di
sepanjang fase dari potensial aksi jantung. Akibatnya, karena kalsium kadarnya menurun saat
melewati kanal ion tersebut, laju depolarisasi dan kekuatan kontraksi menjadi berkurang.
Substansi yang dapat mengubah frekuensi denyut jantung disebut kronotropik, dan substansi
yang dapat mengubah kekuatan kontraksi jantung disebut inotropik. Kronotropik negatif
merupakan substansi yang dapat menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan
kronotropik positif merupakan substansi yang dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung.
Kata sifat yang sama juga mendeskripsikan efek pada substansi pengubah inotropik. Oleh
karena itu, obat-obat inotropik negatif akan 7 mengurangi kekuatan kontraksi jantung,
sedangkan obat-obat inotropik positif akan meningkatkan kekuatan kontraksi jantung.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan
Adapaun waktu dan tempat yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Desember 2021
Waktu : 07.30-09.10
Tempat : Laboraturium Fisiologi FK Universitas Islam Al-Azhar Mataram

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Topik 1 (Pengaruh Radius Vaskular terhadap Laju Aliran Darah)
1. Gelas bagian kiri – mensimulasikan darah yang mengalir dari jantung
2. Tabung aliran antara gelas bagian kiri dan bagian kanan – mensimulasikan
arteri
3. Gelas bagian kanan – mensimulasikan berbagai organ tubuh
3.2.2 Topik 2 (Pengaruh Berbagai Ion terhadap Frekuensi Denyut Jantung)
1. Layar osiloskop – menampilkan aktivitas kontraktil dari jantung katak
2. Apparatus untuk mempertahankan jantung katak – meliputi larutan Ringer 23°C
3. Ion kalsium
4. Ion natrium
5. Ion kalium
6. Jantung katak untuk simulasi
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Topik 1 (Pengaruh Radius Vaskular terhadap Laju Aliran Darah)

1. Untuk mempelajari pengaruh radius pembuluh darah terhadap laju aliran darah,
pertahankan kondisi tekanan, viskositas, dan panjang pembuluh melalui
aktivitas berikut ini (amati Gambar 2), dengan asumsi bahwa semua variabel
tersebut bernilai konstan. Tekanan : 100 mmHg Viskositas : 1.0 Panjang : 50
mm
2. Tingkatkan radius tabung aliran menjadi 1.5 mm dengan cara meng-klik panel
bertanda + di sebelah tampilan radius.
3. Tekan ‘start’ dan amati pergerakan cairan ke dalam gelas bagian kanan (cairan
bergerak lamban karena sejumlah kondisi, mohon bersabar). Tekanan
mendorong cairan dari gelas bagian kiri ke gelas bagian kanan melalui tabung
aliran. Laju aliran akan tampak pada layar setelah gelas bagian kiri selesai
dikosongkan.
4. Tekan ‘record data’ untuk menampilkan hasil dalam tabel.
5. Tekan ‘refill’ untuk mengisi kembali gelas bagian kiri.
6. Tingkatkan radius tabung aliran menjadi 2.0 mm dengan cara menekan tombol
+ di sebelah tampilan radius. Selanjutnya, tekan ‘start’ dan amati pergerakan
cairan menuju gelas bagian kanan.
7. Tekan ‘record data’ untuk menampilkan hasil dalam tabel.
8. Tekan ‘refill’ untuk mengisi kembali gelas bagian kiri.
9. Kalian akan mengamati pengaruh penambahan bertingkat dari radius tabung
aliran.
a. Tingkatkan radius tabung aliran sebesar 0.5 mm.
b. Tekan ‘start’ dan amati pergerakan cairan ke dalam gelas bagian kanan.
c. Tekan ‘record data’ untuk menampilkan hasil dalam tabel.
d. Tekan ‘refill’ untuk mengisi kembali gelas bagian kiri.
e. Ulangi tahapan ini sampai kalian mencapai radius tabung aliran sebesar 5.0
mm.
10. Tekan ‘plot data’ untuk menampilkan ringkasan data pada tabel plot. Radius
akan ditampilkan pada aksis X dan laju aliran akan ditampilkan pada aksis Y.
11. Tekan ‘submit’ untuk merekam plot kalian dalam laporan praktikum.

3.3.2 Topik 2 (Pengaruh Berbagai Ion terhadap Frekuensi Denyut Jantung)


1. Amati aktivitas kontraktil dari jantung katak pada osiloskop, seperti pada Gambar 3.
2. Tekan ‘record data’ untuk merekam jumlah kontraksi ventrikel per menit (dari layar
denyut jantung).
3. Pindahkan pipet tetes botol ion kalsium ke jantung katak untuk melepaskan ion kalsium
pada jantung. Catatlah perubahan pada denyut jantung setelah kalian meneteskan ion
kalsium pada jantung.
4. Ketika layar aktivitas jantung menunjukkan ‘Heart Rate Stable’, tekan ‘record data’
untuk menampilkan hasil kalian dalam tabel.
5. Tekan ‘23°C Ringer’s’ (dalam suhu kamar) untuk menggenangi jantung dan
membersihkan kalsium. Ketika layar aktivitas jantung menunjukkan pembacaan ‘Heart
Rate Normal’, kalian dapat melanjutkan tahapan berikutnya.
6. Pindahkan pipet tetes botol ion natrium ke jantung katak untuk melepaskan ion natrium
pada jantung. Catatlah perubahan segera pada denyut jantung dan perubahan denyut
jantung berkala setelah kalian meneteskan ion natrium pada jantung.
7. Setelah menunggu setidaknya 20 detik (layar grafik akan membuat dua sapuan lengkap
melintasi osiloskop), tekan ‘record data’ untuk menampilkan hasil kalian dalam tabel.
8. Tekan ‘23°C Ringer’s’ (dalam suhu kamar) untuk menggenangi jantung dan
membersihkan natrium. Ketika layar aktivitas jantung menunjukkan pembacaan ‘Heart
Rate Normal’, kalian dapat melanjutkan tahapan berikutnya.
9. Pindahkan pipet tetes botol ion kalium ke jantung katak untuk melepaskan ion kalium
pada jantung. Catatlah perubahan segera pada denyut jantung dan perubahan denyut
jantung berkala setelah kalian meneteskan ion kalium pada jantung.
10. Setelah menunggu setidaknya 20 detik (layar grafik akan membuat dua sapuan lengkap
melintasi osiloskop), tekan ‘record data’ untuk menampilkan hasil kalian dalam tabel.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Topik 1

1. Tabel Data Pengaruh Radius Vaskular terhadap Laju Aliran Darah

Aliran (ml/min) Radius (mm) Viskositas Panjang Tekanan


(mmHg)
0,8 1,0 1,0 50 100
12,6 2,0 1,0 50 100
30,7 2,5 1,0 50 100
63,6 3,0 1,0 50 100
117,8 3,5 1,0 50 100
201,0 4,0 1,0 50 100

2. Tabel Plot Pengaruh Radius Vaskular terhadap Laju Aliran Darah


Topik 2
1. Tabel pemberian larutan ion terhadap frekuensi denyut jantung

Larutan Denyut jantung


- 62
Kalsium ( Calcium ) 71
Natrium ( Sodium ) -34
Kalium ( Potassium ) -28

2. Grafik Jumlah Kontraksi Ventrikel per Detik pada pemberian tiap larutan
ion
a. Baseline

b. Ion Kalsium
c. Ion Natrium

d. Ion Kalium

4.1 Pembahasan
Topik 1

Pada topik pertama ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh radius pembuluh darah
terhadap laju aliran darah, pertahanan kondisi tekanan, viskositasi dan panjang pembuluh
darah. Pada percobaan kali ini menggunakan tekanan 100 mmHg, viskositas 1,0 , dan
panjang 50 mm. Kemudian Radius atau jari-jari yang digunakan adalah 1.5 mm dan
sampai 5.00 mm. Ditingkatkan secara bertahap sebanyak 0.5 mm sampai mencapai 5.00
mm.

Berdasarkan hasil pengamatan yang di dapatkan hasil laju aliran darah yang terus
meningkat ketika dilakukan penambahan radius. Dimana hasil yang didapatkan saat
radius 1.0 mm adalah 0.8 ml/min, sedangkan pada radius 5.0 mm didapatkan hasil laju
aliran darah yaitu 490.0 ml/min. Laju aliran darah dipengaruhi oleh mekanisme aliran
darah melalui pembuluh darah, dijelaskan menurut hukum Poiseuille, dimana gradien
tekanan sebanding dengan laju aliran darah dan berbanding terbalik dengan resistensi
vaskuler. Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan awal dan tekanan akhir suatu
pembuluh dan Darah mengalir dari tekanan lebih tinggi ke tekanan lebih rendah
mengikuti penurunan gradien tekanan. Semakin besar gradien tekanan yang mendorong
darah melalui pembuluh tersebut, maka akan semakin besar laju aliran darah dan Laju
aliran ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh, Namun karena
adanya resistensi, tekanan aliran akan menurun sewaktu darah menyusuri panjang
pembuluh. Resistensi diartikan sebagai suatu ukuran tahanan yang disebabkan akibat
gesekan antara isi pembuluh darah yang bergerak terhadap dinding pembuluh yang statis.
Seiring meningkatnya resistensi, darah akan semakin sulit melewati pembuluh, sehingga
laju aliran akan berkurang. Resistensi terhadap aliran darah sendiri bergantung pada tiga
faktor yaitu kekentalan darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh. Kekentalan
darah menjadi salah satu faktor terpenting karena semakin kental cairan, maka akan
semakin besar kekentalannya. Kekentalan darah ditentukan terutama oleh jumlah sel
darah merah yang beredar. Jika sel darah merah jumlahnya berlebihan maka aliran darah
menjadi lebih lambat daripada normal. Semakin panjang pembuluh, sedangkan diameter
pembuluh sama, maka zat cair yang mengalir lewat pembuluh darah tersebut akan
memperoleh tahanan semakin besar dan konsekuensi terhadap besar tahanan tersebut,
debit zat cair akan lebih besar pada pembuluh darah yang pendek. Sedangkan efek
diameter/jari-jari pembuluh darah yang semakin besar memiliki pengaruh terhadap
kecepatan aliran darah yang semakin cepat.

Topik 2

Pada topik kedua ini yaitu tentang “Pengaruh Berbagai Ion terhadap Frekuensi
Denyut Jantung”. Eksprimen ini menggunakan tiga ion yaitu kalsium, potassium
dan sodium. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penambahan jenis ion
tertentu mempengaruhi heart rate yang ada pada jantung. Pada kondisi awal
Baseline mempunyai heart rate sebesar 62 hal tersebut merupakan kondisi denyut
nadi normal. setelah ditambahkan ion kalsium denyut jantung menjadi 71 dan
tetap stabil di angka tersebut. Sedangkan pada jantung yang ditambahkan ion
potassium dan ion sodium menyebabkan denyut jantung tidak stabil. Pengaruh
dari pemberian ion kalsium yang lebih banyak akan mengakibatkan jantung
berkontraksi secara spastis sehingga merangsang proses kontraksi jantung.
Sedangkan pengaruh ion natrium dapat menekan fungsi jantung, semakin besar
konsentrasi ion natrium dalam cairan ekstrasel, maka semakin berkurang
efektifnya ion kalsium. Konsentrasi ion natrium yang sangat rendah dapat
mengakibatkan kematian karena fibrilasi jantung ( kontraksi terkoordinasi).
Selanjutnya adalah pengaruh ion kalium ( potassium) apabila diberikan larutan
kalium yang berlebih akan menyebabkan jantung dibatasi dan lemas, serta
frekuensi jantung menjadi lambat. Pemberian kalium yang berlebih juga akan
menghambat hantaran impuls jantung dari atrium ke ventrikel, selain itu intensitas
potensial aksi juga berkurang. Jantung ditambahkan larutan ringer laktat untuk
mengembalikan atau menetralkan kondisi jantung seperti semula sebelum
diberikan penambahan ion-ion.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan diberikan beberapa perlakuan pada
jantung katak dimana pada percobaan pertama untuk mengetahui bagaimana
pengaruh radius pembuluh darah, pertahanan kondisi tekanan, viskositas dan
Panjang pembuluh darah. Dari hasil percobaan tersebut dapat dismpulkan bahwa
semakin besar nilai dari radius atau jari-jarinya maka akan mengakibatkan waktu
yang dibutuhkan oleh darah mengalir semakin cepat. Dapat dikatakan bahwa
radius atau jari-jari berbanding lurus dengan aliran pada darah. Sedangkan pada
percobaan kedua diberikan beberapa larutan ion dalam jantung katak, dimana
masing-masing ion tersebut memiliki pengaruh yang berbeda -beda dalam
frekuensi denyut jantung. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan jantung yang
ditambahkan ion kalsium dapat menstabilkan denyut jantung sedangkan pada
jantung yang ditambahkan ion sodium dan ion potassium menyebabkan denyut
jantung tidak stabil (turun-naik).
DAFTAR PUSTAKA

Heni Puji Wahyuningsih., dkk. 2017. Buku Ajar Kebidanan Anatomi Fisiologi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia

Irawati, Lili. 2015. Aktifitas Listrik pada Otot Jantung. Jurnal Kesehatan Andalas. No. 2. Vol. 4.

Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
2015 “Fisiologi Hewan (kontraksi otot jantung)”

Murray, R.K., et al. 2003. Harper’s Biochemistry. Appleton & Lange, Norwalk California.

Natalia Ade Hanna, dkk. 2014. Laporan praktikum fisiologi hewan “Kerja Jantung”. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri Jakarta.

Schmidt-Nielsen, K. 2002. Animal Physiology. Cambridge: Cambridge University Press.

Sherwood, L. 2020. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke System. Edisi 9. Jakarta: EGC

Sigit Nur Rochman S,Pd., dkk. 2017. Buku Mr. Kodu Biologi. Edisi 13. Jakarta Pusat

Anda mungkin juga menyukai